Perbandingan efikasi albendazole dan mebendazole pemberian 2 hari berturut pada infeksi Trichuriasis

1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

Infeksi soil transmitted helminth (STH) oleh Ascaris lumbricoides, hookworm
(Ancylostoma duodenale, Necator americanus) dan Trichuris trichiura merupakan
penyebabkecacingan

tersering

pada

anakmelalui

kontaminasi

dengan

telur


mengandunglarva yang mengendap di tanah. Penularannya sering didapati pada
daerah subur di negara tropis atau sub-tropis termasuk di Indonesia.1,2
Dari kelompok ini, Trichuris trichiura (whipworm) merupakan salah satu dari
nematoda STH yang banyak menginfeksi manusia terutama pada anakusia terbanyak
antara 5 sampai 15 tahun.3,4 Data WHO pada tahun 2012, menyatakan Asia
termasukwilayah denganSTH yang tertinggi, mendukungdata yang diperoleh dari
UNICEF bahwa diSumatera Utara dan Irian Jaya termasuk daerah derajat infeksi STH
yang cukup tinggi dengan prevalensi berkisar 50% hingga 79,9%.5-7Pada tahun 2010
diperkirakan sebanyak 16 juta orang terinfeksi STH dengan infestasi yang terbanyak
merupakan infeksi campuran jenis A. lumbricoides dan Trichuris trichiura.8Di Sumatera
Utara, angka infeksi A.lumbricoides dan Trichuris trichiura memiliki prevalensi lebih dari
70% dan angka prevalensi Trichuris trichiura didapati hingga78,6%dengan 55,8%
berupa infeksi campuran Ascaris lumbricoides dengan Trichuris trichiura.4,9Di
Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada tahun 2002 dilaporkan angka trichuriasis
sebesar 40,4% dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 54,7%. 10,11
TargetglobalWHO adalah menurunkan angka morbiditas akibatSTH hingga
tahun 2020, dengan target sebesar 75% anak-anakdi daerah endemisbebas
kecacingan melalui pemberian pengobatan dan pencegahan dengan antelmintik secara


2
rutin.(2. n.d.)Antelmintik rekomendasi WHO untuk Trichuris trichiura adalah golongan
benzimidazole, yaitu albendazole 400 mg dosis tunggal dan mebendazole 100 mg dua
kali sehari selama 3 hari atau 500 mg dosis tunggal.13,14Pemberian benzimidazole dosis
tunggal dikatakan tidak lagi efektif terhadap trichuriasis, hal ini telah dipaparkan oleh
banyak studi dari berbagai negara endemis. Meta-analisis tahun 2008 mendapatkan
tingkat kesembuhan infeksi Trichuris trichiuradengan albendazole dan mebendazole
dosis tunggal tidak memuaskan dengan tingkat kesembuhan 28% dan 36% pada
mebendazole.11Studi randomized controlled trial (RCT) tahun 2011 mendapatkan efikasi
kedua obat menurun, dengan angka kesembuhan 34% pada albendazole dosis tunggal
dan 40% pada mebendazole dosis tunggal untuk infeksi Trichuris trichiura.
Penggunaannya yang global dan meluas di beberapa negara dianggap sebagai salah
satu alasan timbulnya resistensi.15-18
Beberapa penelitian dengan peningkatan jumlah dosis albendazole maupun
mebendazole atau dengan pemberian regimen lebih dari satu hari mendapatkan
efektifitas yang lebih tinggi.Sebuah studi tahun 2013menyatakan penggunaan
albendazole dan mebendazole dua hari berturut mendapatkan hasil lebih baik
dibandingkan pemberian dosis tunggal. Pada studi ini, angka penurunan telur cacing
hingga 73,5% dengan albendazole selama 2 hari dibanding selama 1 hari sebesar
29.3%. Angka penurunan telur cacing juga lebih besar pada pemberian mebendazole

selama 2 hari (87.1%) dibandingkan dengan pemberian 1 hari (60.0%).19
Perbandingan

efikasi albendazole

dan

mebendazole

dosis

tunggalpada

trichuriasis sudah pernah diteliti sebelumnya, namun belum ada penelitian mengenai

3
perbandinganalbendazole dan mebendazole selamadua hari berturut terhadap infeksi
trichuriasis khususnya di Medan, Sumatera Utara.
Dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah antelmintik golongan benzimidazole karena
merupakan obat antelmintik rekomendasi WHO dan tersedia dengan mudah di

Indonesia, khususnya propinsi Sumatera Utara.
4.1

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, albendazole 400 mg dan mebendazole 100
mg dua kali sehari selama 3 hari atau 500 mg dosis tunggal merupakan salah satu
regimen pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO untuk memberantas
trichuriasis.Akan tetapi dari beberapa data penelitian sebelumnya didapati angka
kesembuhan dan penurunan telur Trichuris trichiura dengan albendazole dan
mebendazole dosis tunggal tidak selalu menunjukkan efikasi yang memuaskan.
Atas dasar inilah diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai efikasi pemberian
albendazole dan mebendazole dengan peningkatan dosis melalui penambahan hari
pemberian untuk mengatasi infeksi Trichuris trichiura.
4.2

Hipotesis

Pemberianmebendazole 500 mg selama 2 hari berturut memiliki efikasi yang seimbang
dengan albendazole 400 mg selama2 hari berturut terhadap infeksi trichuriasis.

4.3

Tujuan Penelitian

4.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membandingkan efikasi pemberian
albendazole dan mebendazole selama 2 hari berturut.

4
4.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi infeksiTrichuris trichiura pada anak usia sekolah di
lokasi penelitian di wilayah Medan Belawan, Sumatera Utara.
2. Untuk membandingkan tingkat kesembuhantertinggi infeksitrichuriasis berdasarkan
pemberian albendazole 400 mg dan mebendazole 500 mg selama 2 hari berturut.
3. Untuk mengetahui perbandingan angka penurunan telur Trichuris trichiura dengan
pemberian albendazole 400 mg dan mebendazole 500 mg selama 2 hari berturut.
4.4

Manfaat Penelitian


1. Untuk menentukanregimen albendazole atau mebendazole yang lebih efektif untuk
mengatasi infeksi Trichuris trichiura.
2. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi ilmiah terbaru dalam
penanganan infeksi Trichuris trichiura dan akan bermanfaat untuk meningkatkan
upaya peningkatan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan anak.
3. Membantu

program

Departemen

Kesehatan

khususnya

Direktorat

Jendral

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam memberantas penyakit

menular yang hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan anak terutama
kecacingan.
4. Membantu program WHO dalam mencapai target 75% hingga tahun 2020 secara
global melalui pemberian antihelmintik yang tepat untuk mencegah endemisitas dan
reinfeksi kecacingan pada anak