Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)
PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DAN
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM : 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUN DAN
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)
SKRIPSI
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM: 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
Mengetahui,
Ketua Departemen Hukum Pidana
Dr. M.Hamdan, S.H., M.Hum
NIP. 195703261986011001
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Dr. M. Hamdan, S.H., M.Hum
NIP. 195703261986011001
Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum
NIP. 197407252002122002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi ini berjudul “PENUNTUTAN KORPORASI OLEH
JAKSA PENUNTUT UMUM DA PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI
PELAKU
TINDAK
812/PID.SUS/PN.BJM).
PIDANA
Adapun
KORUPSI
skripsi
ini
(Studi
bertujuan
Putusan
Nomor
untuk memenuhi
persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari bahwa yang disajikan dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis mengharapakan
saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi perbaikan
dimasa aka datang.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.H, selaku Pembantu Dekan I,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Syafruddin Hasibuan S.H., M.H, DFM., selaku Pembantu Dekan II,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4.
Bapak Dr. OK Saidin, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5.
Bapak Dr. M. Hamdan, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Pidana
dan juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6.
Ibu Liza Erwina, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum
Pidana.
7.
Ibu Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing II. Ucapan terimakasih
yang sebsar-besarnya kepada Ibu atas segala bantuan, kritikan, bimbingan,
saran, dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi
penyelesaian skripsi ini.
8.
Para Dosen, serta staf administrasi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9.
Kepada orangtua saya yang sangat saya banggakan dan cintai Bapak Gunsar
Z.M Sihombing dan Ibunda Minneria Nababan yang telah membesarkan,
mendidik, mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
10. Kepada saudara-saudara saya Marlina Sukaesih Sihombing, Gressy
Sihombing, Desi Romaito Sihombing dan Immanuel Sihombing yang telah
memberikan canda tawa kepada penulis serta memberikan motivasi kepada
penulis.
Universitas Sumatera Utara
11. Kepada teman seperjuangan penulis Kores Leonardo Sipahutar, Immanuel
Lumbantobing, Martha Sitompul, Jurgen Panjaitan yang telah memberikan
motivasi dan menghibur penulis dikala lelah.
12. Kepada OJANERS (Rohana Damanik, Raphita Ivonne Claudia, Betric
Banjarnahor, Ainul Mardiyah, Dyna Mindaughter, Sarah Fanny) yang telah
membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum. Serta canda
tawa, dukungan yang tak bisa penulis lupakan.
13. Kepada Ira, Yunike, Frengky, Missi, Putri, Yonas, Michael yang telah
menemani penulis dalam melawati hari-hari yang indah dan penuh kecerian.
14. Kepada Ayu Grace Siagian yang telah membantu penulis mencari putusan
untuk bahan penelitian penulis.
15. Kepada teman seperjuangan di Grup D dan PK Hukum Pidana yang telah
banyak membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum
terkhusus Clinton, Felicia, Bona, Kevin, Erin, Yara, Andreas dan yang
lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.
16. Kepada Himpunan Pemuda/i Silindung (HIPSI) yang memberikan dukungan
serta doa kepada penulis.
17. Kepada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Sumatera Utara yang
telah membantu penulis baik moril maupun materil, serta canda tawa yang tak
bisa penulis lupakan.
Universitas Sumatera Utara
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan hukum di Indonesia.
Medan,
Maret 2016
Hormat saya,
Sulasthree Sihombing
(NIM. 120200172)
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAKSI
Sulasthree Sihombing1
M. Hamdan2
Rafiqoh Lubis3
Penempatan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi mulai
berlaku pada saat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Upaya ini bertujuan
untuk memberantas tindak pidana korupsi. Namun, pada prakteknya penuntutan
terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana korupsi masih jarang dilakukan
hal ini dipengaruhi oleh penempatan korporasi yang masih menuai pro dan kontra.
Berkaitan dengan hukum acara, Pasal 26 UUPTPK merumuskan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan sidang dilakukan berdasarkan hukum acara pidana
kecuali ditentukan lain. Hal ini menimbulkan persolan baru dalam melakukan
penuntutan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi sebab Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak mengenal korporasi
sebagai subjek hukum. Berdasarkan pokok pemikiran diatas maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana penuntutan korporasi oleh
Jaksa Penuntut Umum sebagai terdakwa tindak pidana korupsi dan bagaimana
pembuktian korporasi sebagai pelaku tindak pidana korupsi dalam putusan
pengadilan.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan
pendekatan hukum normatif (yuridis normative) dengan teknik pengumpulan data
yaitu penelitian kepustakaan (library reseach) yang menitik beratkan pada data
sekunder yaitu memaparkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan judul skripsi serta buku-buku, artikel, majalah yang menjelaskan peraturan
perundang-undangan dan dianalisis secara kualitatif/
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melakukan
penuntutan terhadap korporasi dapat dilakukan dengan menggunakan teori
corporate criminal liabilty, teori strict liabilty, teori vicarious liabilty, dan teori
agregat. korporasi yang didudukkan sebagai terdakwa tindak pidana korupsi
masih mengacu pada ketentuan hukum acara pidana yang berlaku dengan
beberapa kekhususan yang diatur dalam Surat Edaran Jaksa Agung Nomor: B036/Ft.1/06/2009 tentang korporasi sebagai terdakwa/tersangka dalam tindak
pidana korupsi serta Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-28/A/JA/10/2014
Tentang pedoman Penanganan Perkara Pidana Dengan Subjek Hukum Korporasi.
Dasar pertimbangan hakim adalah minimal dua alat bukti yang saling bersesuaian
ditambah dengan keyakinan hakim dan disertai alasan yang logis.
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Unversitas
Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN……………………….………………………….. 1
A. Latar Belakang……...……………………….……………......... 1
B. Perumusan Masalah………..…………………………………... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………...................
8
D. Keaslian Penulisan………………………...……….............….. 9
E. Tinjauan Pustaka……………………………..…………........... 9
1. Korupsi
dan
Ruang
Lingkup
Tindak
Pidana
Korupsi.............…………………………………………...
2. Korporasi
Sebagai
Subjek
9
Hukum
Pidana……....................................................………….....
25
3. Penuntutan dan Jaksa Penuntut Umum...............……......
30
4. Pengertian Pembuktian dalam Perkara Pidana...................
33
F. Metode Penelitian………………………………………............ 37
G. Sistematika Penulisan………………………………..…............ 39
Universitas Sumatera Utara
BAB II : PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT
SEBAGAI TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI.......... 42
A. Kewenangan Jaksa Penuntutan Umum Menurut Hukum Acara
Pidana……………………………………………………........... 42
B. Kewenangan
Penuntutan
dalam
Tindak
Pidana
Korupsi………………………………………………………..... 47
C. Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa dalam Tindak Pidana
Korupsi………………............................................................
53
BAB III : PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN
(PUTUSAN NO. 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)……........………. 69
A. Pembuktian Tindak Pidana Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana Indonesia …………… ………...……... 71
1. Teori Pembuktian yang Dianut dalam Hukum Acara Pidana
Indonesia............................................................
71
2. Alat-alat Bukti yang Sah Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana.....................................................
75
B. Pembuktian Tindak Pidana Korupsi di Indonesia...................
83
C. Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Dalam Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM…........
89
Kasus Posisi …………………………………................
89
1.
a.
Kronologis Perkara.………………..………....…….. 89
b.
Dakwaan………………………....…....…...……….. 91
c.
Fakta Hukum………………………………………... 92
d.
Tuntutan .......…..………………………………....... 101
e.
Putusan………………….............................……...... 102
Universitas Sumatera Utara
2.
Analisis Putusan…..………………..............……............ 103
a.
Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa Tindak
Pidana Korupsi.....…………....................................
b.
Dasar Pertimbangan Hakim
103
dalam Pembuktian
Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi.... 108
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... 119
A. Kesimpulan…………………………………………………...... 119
B. Saran…………………………………………………………..... 120
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...... 121
Universitas Sumatera Utara
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM : 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUN DAN
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)
SKRIPSI
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM: 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA
Mengetahui,
Ketua Departemen Hukum Pidana
Dr. M.Hamdan, S.H., M.Hum
NIP. 195703261986011001
Dosen Pembimbing I,
Dosen Pembimbing II,
Dr. M. Hamdan, S.H., M.Hum
NIP. 195703261986011001
Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum
NIP. 197407252002122002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi ini berjudul “PENUNTUTAN KORPORASI OLEH
JAKSA PENUNTUT UMUM DA PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI
PELAKU
TINDAK
812/PID.SUS/PN.BJM).
PIDANA
Adapun
KORUPSI
skripsi
ini
(Studi
bertujuan
Putusan
Nomor
untuk memenuhi
persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari bahwa yang disajikan dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis mengharapakan
saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi perbaikan
dimasa aka datang.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
2.
Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.H, selaku Pembantu Dekan I,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3.
Bapak Syafruddin Hasibuan S.H., M.H, DFM., selaku Pembantu Dekan II,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4.
Bapak Dr. OK Saidin, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5.
Bapak Dr. M. Hamdan, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Pidana
dan juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6.
Ibu Liza Erwina, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum
Pidana.
7.
Ibu Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing II. Ucapan terimakasih
yang sebsar-besarnya kepada Ibu atas segala bantuan, kritikan, bimbingan,
saran, dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi
penyelesaian skripsi ini.
8.
Para Dosen, serta staf administrasi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9.
Kepada orangtua saya yang sangat saya banggakan dan cintai Bapak Gunsar
Z.M Sihombing dan Ibunda Minneria Nababan yang telah membesarkan,
mendidik, mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
10. Kepada saudara-saudara saya Marlina Sukaesih Sihombing, Gressy
Sihombing, Desi Romaito Sihombing dan Immanuel Sihombing yang telah
memberikan canda tawa kepada penulis serta memberikan motivasi kepada
penulis.
Universitas Sumatera Utara
11. Kepada teman seperjuangan penulis Kores Leonardo Sipahutar, Immanuel
Lumbantobing, Martha Sitompul, Jurgen Panjaitan yang telah memberikan
motivasi dan menghibur penulis dikala lelah.
12. Kepada OJANERS (Rohana Damanik, Raphita Ivonne Claudia, Betric
Banjarnahor, Ainul Mardiyah, Dyna Mindaughter, Sarah Fanny) yang telah
membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum. Serta canda
tawa, dukungan yang tak bisa penulis lupakan.
13. Kepada Ira, Yunike, Frengky, Missi, Putri, Yonas, Michael yang telah
menemani penulis dalam melawati hari-hari yang indah dan penuh kecerian.
14. Kepada Ayu Grace Siagian yang telah membantu penulis mencari putusan
untuk bahan penelitian penulis.
15. Kepada teman seperjuangan di Grup D dan PK Hukum Pidana yang telah
banyak membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum
terkhusus Clinton, Felicia, Bona, Kevin, Erin, Yara, Andreas dan yang
lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.
16. Kepada Himpunan Pemuda/i Silindung (HIPSI) yang memberikan dukungan
serta doa kepada penulis.
17. Kepada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Sumatera Utara yang
telah membantu penulis baik moril maupun materil, serta canda tawa yang tak
bisa penulis lupakan.
Universitas Sumatera Utara
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan hukum di Indonesia.
Medan,
Maret 2016
Hormat saya,
Sulasthree Sihombing
(NIM. 120200172)
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAKSI
Sulasthree Sihombing1
M. Hamdan2
Rafiqoh Lubis3
Penempatan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi mulai
berlaku pada saat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Upaya ini bertujuan
untuk memberantas tindak pidana korupsi. Namun, pada prakteknya penuntutan
terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana korupsi masih jarang dilakukan
hal ini dipengaruhi oleh penempatan korporasi yang masih menuai pro dan kontra.
Berkaitan dengan hukum acara, Pasal 26 UUPTPK merumuskan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan sidang dilakukan berdasarkan hukum acara pidana
kecuali ditentukan lain. Hal ini menimbulkan persolan baru dalam melakukan
penuntutan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi sebab Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak mengenal korporasi
sebagai subjek hukum. Berdasarkan pokok pemikiran diatas maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana penuntutan korporasi oleh
Jaksa Penuntut Umum sebagai terdakwa tindak pidana korupsi dan bagaimana
pembuktian korporasi sebagai pelaku tindak pidana korupsi dalam putusan
pengadilan.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan
pendekatan hukum normatif (yuridis normative) dengan teknik pengumpulan data
yaitu penelitian kepustakaan (library reseach) yang menitik beratkan pada data
sekunder yaitu memaparkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan judul skripsi serta buku-buku, artikel, majalah yang menjelaskan peraturan
perundang-undangan dan dianalisis secara kualitatif/
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melakukan
penuntutan terhadap korporasi dapat dilakukan dengan menggunakan teori
corporate criminal liabilty, teori strict liabilty, teori vicarious liabilty, dan teori
agregat. korporasi yang didudukkan sebagai terdakwa tindak pidana korupsi
masih mengacu pada ketentuan hukum acara pidana yang berlaku dengan
beberapa kekhususan yang diatur dalam Surat Edaran Jaksa Agung Nomor: B036/Ft.1/06/2009 tentang korporasi sebagai terdakwa/tersangka dalam tindak
pidana korupsi serta Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-28/A/JA/10/2014
Tentang pedoman Penanganan Perkara Pidana Dengan Subjek Hukum Korporasi.
Dasar pertimbangan hakim adalah minimal dua alat bukti yang saling bersesuaian
ditambah dengan keyakinan hakim dan disertai alasan yang logis.
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Unversitas
Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN……………………….………………………….. 1
A. Latar Belakang……...……………………….……………......... 1
B. Perumusan Masalah………..…………………………………... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………...................
8
D. Keaslian Penulisan………………………...……….............….. 9
E. Tinjauan Pustaka……………………………..…………........... 9
1. Korupsi
dan
Ruang
Lingkup
Tindak
Pidana
Korupsi.............…………………………………………...
2. Korporasi
Sebagai
Subjek
9
Hukum
Pidana……....................................................………….....
25
3. Penuntutan dan Jaksa Penuntut Umum...............……......
30
4. Pengertian Pembuktian dalam Perkara Pidana...................
33
F. Metode Penelitian………………………………………............ 37
G. Sistematika Penulisan………………………………..…............ 39
Universitas Sumatera Utara
BAB II : PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT
SEBAGAI TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI.......... 42
A. Kewenangan Jaksa Penuntutan Umum Menurut Hukum Acara
Pidana……………………………………………………........... 42
B. Kewenangan
Penuntutan
dalam
Tindak
Pidana
Korupsi………………………………………………………..... 47
C. Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa dalam Tindak Pidana
Korupsi………………............................................................
53
BAB III : PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN
(PUTUSAN NO. 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)……........………. 69
A. Pembuktian Tindak Pidana Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana Indonesia …………… ………...……... 71
1. Teori Pembuktian yang Dianut dalam Hukum Acara Pidana
Indonesia............................................................
71
2. Alat-alat Bukti yang Sah Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana.....................................................
75
B. Pembuktian Tindak Pidana Korupsi di Indonesia...................
83
C. Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Dalam Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM…........
89
Kasus Posisi …………………………………................
89
1.
a.
Kronologis Perkara.………………..………....…….. 89
b.
Dakwaan………………………....…....…...……….. 91
c.
Fakta Hukum………………………………………... 92
d.
Tuntutan .......…..………………………………....... 101
e.
Putusan………………….............................……...... 102
Universitas Sumatera Utara
2.
Analisis Putusan…..………………..............……............ 103
a.
Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa Tindak
Pidana Korupsi.....…………....................................
b.
Dasar Pertimbangan Hakim
103
dalam Pembuktian
Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi.... 108
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... 119
A. Kesimpulan…………………………………………………...... 119
B. Saran…………………………………………………………..... 120
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...... 121
Universitas Sumatera Utara