Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)

PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DAN
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM : 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUN DAN
PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU
TINDAK PIDANA KORUPSI
(Studi Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh :
SULASTHREE SIHOMBING
NIM: 120200172
DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

Mengetahui,
Ketua Departemen Hukum Pidana

Dr. M.Hamdan, S.H., M.Hum

NIP. 195703261986011001

Dosen Pembimbing I,

Dosen Pembimbing II,

Dr. M. Hamdan, S.H., M.Hum
NIP. 195703261986011001

Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum
NIP. 197407252002122002

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR


Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat
pada waktunya. Skripsi ini berjudul “PENUNTUTAN KORPORASI OLEH
JAKSA PENUNTUT UMUM DA PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI
PELAKU

TINDAK

812/PID.SUS/PN.BJM).

PIDANA
Adapun

KORUPSI
skripsi

ini

(Studi

bertujuan

Putusan

Nomor

untuk memenuhi

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari bahwa yang disajikan dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis mengharapakan
saran dan kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi perbaikan
dimasa aka datang.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.H, selaku Pembantu Dekan I,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3.

Bapak Syafruddin Hasibuan S.H., M.H, DFM., selaku Pembantu Dekan II,
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

4.

Bapak Dr. OK Saidin, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.

5.


Bapak Dr. M. Hamdan, S.H., M.H., selaku Ketua Departemen Hukum Pidana
dan juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6.

Ibu Liza Erwina, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum
Pidana.

7.

Ibu Rafiqoh Lubis, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing II. Ucapan terimakasih
yang sebsar-besarnya kepada Ibu atas segala bantuan, kritikan, bimbingan,
saran, dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi
penyelesaian skripsi ini.

8.

Para Dosen, serta staf administrasi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

9.

Kepada orangtua saya yang sangat saya banggakan dan cintai Bapak Gunsar
Z.M Sihombing dan Ibunda Minneria Nababan yang telah membesarkan,
mendidik, mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

10. Kepada saudara-saudara saya Marlina Sukaesih Sihombing, Gressy
Sihombing, Desi Romaito Sihombing dan Immanuel Sihombing yang telah
memberikan canda tawa kepada penulis serta memberikan motivasi kepada
penulis.

Universitas Sumatera Utara

11. Kepada teman seperjuangan penulis Kores Leonardo Sipahutar, Immanuel
Lumbantobing, Martha Sitompul, Jurgen Panjaitan yang telah memberikan
motivasi dan menghibur penulis dikala lelah.

12. Kepada OJANERS (Rohana Damanik, Raphita Ivonne Claudia, Betric
Banjarnahor, Ainul Mardiyah, Dyna Mindaughter, Sarah Fanny) yang telah
membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum. Serta canda
tawa, dukungan yang tak bisa penulis lupakan.
13. Kepada Ira, Yunike, Frengky, Missi, Putri, Yonas, Michael yang telah
menemani penulis dalam melawati hari-hari yang indah dan penuh kecerian.
14. Kepada Ayu Grace Siagian yang telah membantu penulis mencari putusan
untuk bahan penelitian penulis.
15. Kepada teman seperjuangan di Grup D dan PK Hukum Pidana yang telah
banyak membantu penulis selama menempuh studi di Fakultas Hukum
terkhusus Clinton, Felicia, Bona, Kevin, Erin, Yara, Andreas dan yang
lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu.
16. Kepada Himpunan Pemuda/i Silindung (HIPSI) yang memberikan dukungan
serta doa kepada penulis.
17. Kepada Paguyuban Karya Salemba Empat Universitas Sumatera Utara yang
telah membantu penulis baik moril maupun materil, serta canda tawa yang tak
bisa penulis lupakan.

Universitas Sumatera Utara


Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan perkembangan hukum di Indonesia.

Medan,

Maret 2016

Hormat saya,

Sulasthree Sihombing
(NIM. 120200172)

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAKSI
Sulasthree Sihombing1
M. Hamdan2
Rafiqoh Lubis3


Penempatan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi mulai
berlaku pada saat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Upaya ini bertujuan
untuk memberantas tindak pidana korupsi. Namun, pada prakteknya penuntutan
terhadap korporasi yang melakukan tindak pidana korupsi masih jarang dilakukan
hal ini dipengaruhi oleh penempatan korporasi yang masih menuai pro dan kontra.
Berkaitan dengan hukum acara, Pasal 26 UUPTPK merumuskan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan sidang dilakukan berdasarkan hukum acara pidana
kecuali ditentukan lain. Hal ini menimbulkan persolan baru dalam melakukan
penuntutan korporasi sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi sebab Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak mengenal korporasi
sebagai subjek hukum. Berdasarkan pokok pemikiran diatas maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yaitu bagaimana penuntutan korporasi oleh
Jaksa Penuntut Umum sebagai terdakwa tindak pidana korupsi dan bagaimana
pembuktian korporasi sebagai pelaku tindak pidana korupsi dalam putusan
pengadilan.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan
pendekatan hukum normatif (yuridis normative) dengan teknik pengumpulan data
yaitu penelitian kepustakaan (library reseach) yang menitik beratkan pada data
sekunder yaitu memaparkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan judul skripsi serta buku-buku, artikel, majalah yang menjelaskan peraturan
perundang-undangan dan dianalisis secara kualitatif/
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk melakukan
penuntutan terhadap korporasi dapat dilakukan dengan menggunakan teori
corporate criminal liabilty, teori strict liabilty, teori vicarious liabilty, dan teori
agregat. korporasi yang didudukkan sebagai terdakwa tindak pidana korupsi
masih mengacu pada ketentuan hukum acara pidana yang berlaku dengan
beberapa kekhususan yang diatur dalam Surat Edaran Jaksa Agung Nomor: B036/Ft.1/06/2009 tentang korporasi sebagai terdakwa/tersangka dalam tindak
pidana korupsi serta Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-28/A/JA/10/2014
Tentang pedoman Penanganan Perkara Pidana Dengan Subjek Hukum Korporasi.
Dasar pertimbangan hakim adalah minimal dua alat bukti yang saling bersesuaian
ditambah dengan keyakinan hakim dan disertai alasan yang logis.

1

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Dosen Pembimbing I, Ketua Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Unversitas
Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
ABSTRAK......................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I : PENDAHULUAN……………………….………………………….. 1
A. Latar Belakang……...……………………….……………......... 1
B. Perumusan Masalah………..…………………………………... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………...................

8

D. Keaslian Penulisan………………………...……….............….. 9
E. Tinjauan Pustaka……………………………..…………........... 9
1. Korupsi

dan

Ruang

Lingkup

Tindak

Pidana

Korupsi.............…………………………………………...
2. Korporasi

Sebagai

Subjek

9

Hukum

Pidana……....................................................………….....

25

3. Penuntutan dan Jaksa Penuntut Umum...............……......

30

4. Pengertian Pembuktian dalam Perkara Pidana...................

33

F. Metode Penelitian………………………………………............ 37
G. Sistematika Penulisan………………………………..…............ 39

Universitas Sumatera Utara

BAB II : PENUNTUTAN KORPORASI OLEH JAKSA PENUNTUT
SEBAGAI TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI.......... 42
A. Kewenangan Jaksa Penuntutan Umum Menurut Hukum Acara
Pidana……………………………………………………........... 42
B. Kewenangan

Penuntutan

dalam

Tindak

Pidana

Korupsi………………………………………………………..... 47
C. Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa dalam Tindak Pidana
Korupsi………………............................................................

53

BAB III : PEMBUKTIAN KORPORASI SEBAGAI PELAKU TINDAK
PIDANA KORUPSI DALAM PUTUSAN PENGADILAN
(PUTUSAN NO. 812/PID.SUS/2010/PN.BJM)……........………. 69
A. Pembuktian Tindak Pidana Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana Indonesia …………… ………...……... 71
1. Teori Pembuktian yang Dianut dalam Hukum Acara Pidana
Indonesia............................................................

71

2. Alat-alat Bukti yang Sah Menurut Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana.....................................................

75

B. Pembuktian Tindak Pidana Korupsi di Indonesia...................

83

C. Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Dalam Putusan Nomor 812/PID.SUS/2010/PN.BJM…........

89

Kasus Posisi …………………………………................

89

1.

a.

Kronologis Perkara.………………..………....…….. 89

b.

Dakwaan………………………....…....…...……….. 91

c.

Fakta Hukum………………………………………... 92

d.

Tuntutan .......…..………………………………....... 101

e.

Putusan………………….............................……...... 102

Universitas Sumatera Utara

2.

Analisis Putusan…..………………..............……............ 103
a.

Penuntutan Korporasi sebagai Terdakwa Tindak
Pidana Korupsi.....…………....................................

b.

Dasar Pertimbangan Hakim

103

dalam Pembuktian

Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi.... 108
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... 119
A. Kesimpulan…………………………………………………...... 119
B. Saran…………………………………………………………..... 120
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...... 121

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Negeri Boyolali No. 142/Pid.Sus/2011/Pn-Bi)

5 92 87

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812/Pid.Sus/2010/Pn.Bjm)

5 47 133

Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)

0 0 1

Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)

0 0 40

Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)

0 0 27

Penuntutan Korporasi Oleh Jaksa Penuntut Umun Dan Pembuktian Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor 812 Pid.Sus 2010 Pn.Bjm)

0 1 5

BAB II PENGATURAN KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI A. Sejarah Korporasi Sebagai Subjek Hukum Pidana - Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Korporasi (Studi Kasus Putusan Pengadilan Tinggi Banj

0 0 30

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Sebagai Pelaku Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 787 K/ Pid.Sus/2014) - UNS Institutional Repository

0 0 14

KEBIJAKAN PEMBUKTIAN DAN PENUNTUTAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang) - Unissula Repository

0 1 13