UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PAI DI MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

  UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PAI DI MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : TAUFIQURROHMAH HIDAYATI NIM: 111-12-004 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

  ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : - Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama : Taufiqurrohmah Hidayati NIM : 111-12-004 Judul : UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU

RUMPUN MATA PELAJARAN PAI DI MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN

PELAJARAN 2016/2017 Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salatiga, 22 Maret 2017 Pembimbing, Dr. Fatchurrohman, M.Pd. NIP. 19710309 200003 1001

  

iii

  

SKRIPSI

UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU RUMPUN MATA

PELAJARAN PAI DI MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DISUSUN OLEH

  

TAUFIQURROHMAH HIDAYATI

NIM: 111-12-004

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 3

  April 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dra. Nur Hasanah. M. Pd Sekretaris Penguji : Dr. Fatchurrahman, M.Pd.

  Penguji I : Dr. Lilik Sriyanti, M. Si. Penguji II : Dr. M. Gufron, M. Ag.

  Salatiga, 3 April 2017 Dekan Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

  KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga Website :-mail:administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Taufiqurrohmah Hidayati NIM : 111-12-004 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 22 Maret 2017 Penulis Taufiqurrohmah Hidayati 111-12-004

  

MOTTO

                                         

               

  

  “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

  Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk”.

  (QS An Nahl ayat 125)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ibuku Mutamimah dan Bapakku Kosim yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Adikku tersayang Hasan Ma’ruf Jauhari yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Seluruh teman-teman yang membantu dalam skripsi ini, dan semua sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah.

  4. Keluarga PAI A, Keluarga PPL MAN Salatiga dan Kelompok KKN Pengarengan Kab. Magelang, yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “UPAYA PEMBINAAN

  

PROFESIONALISME GURU RUMPUN MATA PELAJARAN PAI DI

MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN PELAJARAN

2016/2017

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Dr. Fatchurrohman, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. A. Baharudin, M. Ag selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepala sekolah, Waka Kurikulum, guru Rumpun PAI, dan siswa-siswi MAN Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 22 Maret 2017 Penulis

   Taufiqurrohmah Hidayati NIM. 111-12-004

  

ABSTRAK

Hidayati, Taufiqurrohmah. 2017.

  “Upaya Pembinaan Profesionalisme Guru Rumpun Mata Pelajaran PAI Di MAN Salatiga Setelah Sertifikasi Tahun Pelajaran 2016/2017 ” Pembimbing: Dr.Fatchurrohman, M.Pd.

  Kata Kunci: Profesionalisme Guru, Sertifikasi

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pembinaan profesionalisme guru setelah sertifikasi dan kendala yang dihadapi dalam proses pembinaannya di MAN Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana profesionalisme guru rumpun mapel PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi? 2) Apa upaya pembinaan profesionalisme guru rumpun mapel PAI di MAN Salatiga Setelah sertifikasi?. 3) Apa kendala yang dihadapi dalam upaya pembinaan profesioanalisme guru dan cara mengatasinya?.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah ,Guru Rumpun PAI , Waka Kurikulum, guru Rumpun PAI, dan siswa MAN Salatiga.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) Kompetensi Pedagogik guru membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi Kepribadian meliputi: guru memiliki etos kerja, tanggung jawab, dan sebagai panutan bagi peserta didiknya. Kompetensi Profesional meliputi:guru mampu mengkondisikan kelas, memahamkan siswa, dan melakukan bimbingan kepada siswa. Kompetensi Sosial yaitu guru harus mampu bersosialisasi dengan teman sejawat, peserta didik, dan atasannya. Tidak hanya di sekolah guru juga harus mampu berbaur dengan masyarakat. 2) Upaya pembinaan yang dilakukan di MAN Salatiga diantaranya adanya workshop, pelatihan-pelatihan,dan diklat yang dilakukan oleh lembaga sekolah yang bekerjasama dengan lembaga pelatihan dan diklat Kementerian Agama 3) kendala dan cara mengatasinya, soal waktu pembinaan yang tidak tepat Kepala sekolah memberi solusi, apabila pembinaan dilakukan jam sore, setelah pembelajaran. Untuk kendala sistim penilaian, semua guru diwajibkan mempunyai catatan hambatan teknis atau catatan teknis pembelajaran, dan setiap satu bulan ada rapat dinas dalam rangka update kekurangan dan kelebihan pembelajaran Kurikulum 2013. Untuk buku yang belum sesuai dengan jumlah siswa, guru memberi solusi bahwa untuk pemakaian dilakukan cara bergantian antara guru satu dengan yang lain.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6 F. Metode Penelitian .......................................................................... 7 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 17 A. Profesionalisme Guru ..................................................................... 17 B. Mapel PAI ...................................................................................... 32

  C.

  Program Sertifikasi......................................................................... 38 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .........................

  A.

  Paparan Data MAN Salatiga ........................................................ 49 B. Temuan Penelitian ......................................................................... 61 1.

  Profesionalisme Guru Setelah Sertifikasi ................................ 61 2. Upaya Pembinaan Profesionalisme Guru ............................... 65 3. Kendala yang Dihadapi dalam Pembinaan Profesionalisme

  Guru dan Cara Mengatasinya .................................................. 67

  BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 69 A. Profesionalisme Guru Setelah Sertifikasi ...................................... 69 B. Upaya Pembinaan Profesionalisme Guru ...................................... 79 C. Kendala yang Dihadapi dalam Pembinaan Profesionalisme Guru dan Cara Mengatasinya ................................................................. 82

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85 A. Kesimpulan.................................................................................... 85 B. Saran .............................................................................................. 86 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 88 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

  DAFTAR TABEL

  Tabel I Sarana Prasarana .................................................................................. 54 Tabel II Daftar Guru......................................................................................... 56 Tabel III Daftar Pegawai Tata Usaha ............................................................... 57 Tabel IV Daftar Siswa ...................................................................................... 57 Tabel V Daftar Prestasi Siswa.......................................................................... 59

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Instrumen Pengumpulan Data 7. Kode Penelitian 8. Hasil Wawancara 9. Dokumentasi 10.

  Sertifikat Pendidik dan Sertifikat Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai

  dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat (Mulyasa,2011:3).

  Masalah krisis yang sangat kompleks dan membawa tantangan berat bagi bangsa Indonesia menyadarkan kita betapa sistem pendidikan yang dilakukan selama ini belum mampu membentuk pribadi yang teguh serta mengembangkan pemikiran kreatif untuk memecahkan persoalan krisis ekonomi. Bahkan yang lebih parah adalah akibat krisis ini muncul krisis moral di masyarakat, pembantaian pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampokan hak milik orang lain terjadi dimana-mana (Mudjio, 2010:95).

  Dari sudut pendidikan, tampaknya ada indikasi bahwa krisis moral yang dikemukakan di atas, menandakan belum berhasilnya lembaga pendidikan (sekolah) membentuk pribadi anak bangsa ini menjadi pribadi yang bermartabat.

  Banyak kalangan yang berpendapat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia disebabkan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia yang masih rendah. Kualitas SDM yang rendah, baik secara akademis maupun nonakademis, menyebabkan belum seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensi fisik maupun nonfisik dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Menilai kualitas SDM suatu bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Hanya dengan kualitas SDM yang tinggi persoalan-persoalan bangsa Indonesia setahap demi setahap dapat terselesaikan dengan baik (Kunandar, 2011:8).

  Sejalan dengan kenyataan itu, keberhasilan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan nasional. Dimana di dalamnya guru menempati posisi utama dan penting (Safrudin dan Basyiruddin, 2002:1). Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan (Peraturan Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2007).

  Program ini akan berdampak sangat baik dalam meningkatkan profesionalisme pendidik serta meningkatkan kesejahteraannya.

  Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai guru yang memiliki sertifikasi pendidik.

  Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Kunandar, 2011: 79).

  Sementara Permenag Nomor 16/2010 Pasal 13 tentang kualifikasi guru agama mengatur sebagai berikut:” Guru Pendidikan Agama minimal memiliki kualifikasi akademik Strata 1 /Diploma IV, dari program studi pendidikan agama dan atau program studi agama dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan memiliki sertifikat profesi guru pendidik agama”(Mudlofir, 2013: 109). Kehadiran sertifikasi dalam perubahan model pendidikan di era modern. Faktor yang menentukan dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam skala besar ini, tidak lain dengan keberhasilan pelaksanaan sertifikasi atau malah sebaliknya.

  Profil kelayakan guru akan ditekankan pada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa, dimulai dari menganalisis, merencanakan mengembangkan, mengimplementasikan dan menilai pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan suatu kebijakan pendidikan dalam rangka mengembangkan kompetensi guru menuju pada keprofesionalan, serta pedoman kebijakan teknis yang dapat membantu bidang pendidikan yang berisi panduan untuk kompetensi dan profesionalisme guru.

  Penulis memilih MAN Salatiga dikarenakan guru-guru rumpun mata pelajaran PAI yang mengajar di madrasah tersebut telah mengikuti program sertifikasi, dengan demikian dapat dilihat bagaimanakah profesionalisme guru rumpun mapel PAI di MAN Salatiga setelah adanya sertifikasi. Guru- guru yang telah di sertifikasi memiliki cara yang bervariasi dalam meningkatkan profesionalisme yang telah mereka miliki. Indikator yang mereka miliki juga berbeda-beda, hal ini dipengaruhi latar belakang pendidikan dan wawasan serta pengetahuan yang dimiliki.

  Berdasarkan analisis tersebut, penulis berkeinginan untuk mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul

  “Upaya Pembinaan Profesionalisme Guru Rumpun Mapel PAI di MAN Salatiga Setelah Sertifikasi”.

B. Fokus Penelitian

  Penelitian memfokuskan pada upaya yang dilakukan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pembinaan profesionaisme guru khususnya guru rumpun mata pelajaran PAI setelah adanya sertifikasi di MAN Salatiga. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa pertanyaan-pertanyaan penelitian, yaitu;

1. Bagaimana profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di

  MAN Salatiga setelah sertifikasi? 2. Apa upaya pembinaan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran

  PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi? 3. Apa kendala atau problem yang dihadapi dalam pembinaan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi dan bagaimana mengatasinya?

C. Tujuan Penelitian

  Agar peneliti dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu direncanakan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaanya:

  1. Untuk mengetahui profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi.

  2. Untuk mengetahui upaya pembinaan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi.

  3. Untuk mengetahui kendala atau problem yang dihadapi dalam pembinaan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di MAN Salatiga setelah sertifikasi dan bagaimana mengatasinya.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis.

  1. Secara Teoritis

  Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbagan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan pembinaan profesionalisme guru PAI.

  2. Secara Praktis a.

  Bagi guru : Dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam meningkatkan profesionalisme guru dan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

  b.

  Bagi pemerintah: Agar dapat mencetak calon guru yang berkualitas dan melakukan pekerjaanya secara professional. c.

  Bagi peneliti: Menambah reverensi serta sebagai bekal untuk menjadi seorang pendidik yang professional.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:

  1. Profesionalisme Guru Profesionalisme guru mengandung pengertian kegiatan atau usaha meningkatkan kompetensi guru ke arah yang lebih baik dalam berbagai aspeknya demi terselenggaranya optimalisasi pelayanan kegiatan atau pekerjaan profesi guru (Asmani, 2011:46).

  Dalam penelitian ini menurut peneliti guru profesional dapat dilihat dari empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

  2. Mata Pelajaran PAI Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid,2014:11). Rumpun mata pelajaran PAI meliputi: Al-

  Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

3. Sertifikasi Guru

  Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru(Damay,2012:10). Menurut peneliti sertifikasi guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan, dan sebagai bentuk upaya peningkatan professional guru.

F. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengelolaan data sesuai objek yang dibahas. Dalam ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan penelitian yaitu :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2009:26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu MAN Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru mata pelajaran PAI, waka kurikulum, dan kepala sekolah dalam profesionalime guru dan upaya pembinaannya.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2009:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam mengenai, profesionalisme guru mata pelajaran PAI, upaya pembinaan profesionalisme guru mata pelajaran PAI, kendala yang dihadapi dalam pembinaan profesionalisme guru, dan cara mengatasinya. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan data deskriptif di lingkungan MAN Salatiga yang dijadikan subjek penelitian.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti berperanserta pada situs penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan dan mengumpulkan data dari pengamatannya selama mengikuti kegiatan (Moleong, 2009:3).

  Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung guna mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data penelitian.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga dengan alamat jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga. Adapun pemilihan MAN Salatiga sebagai tempat penelitian karena di MAN Salatiga semua guru mata pelajaran PAI sudah mengikuti sertifikasi, dan untuk mengetahui apakah guru mata pelajaran PAI di MAN Salatiga sudah melakukan tugasnya secara profesional setelah sertifikasi.

4. Sumber Data

  a. Data Primer Data primer yakni data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian. Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan (Moleong, 2009: 157) Kata-kata dan tindakan diperoleh dari wawancara atau pengamatan berperan serta untuk mengetahui upaya pembinaan profesionalisme guru setelah sertifikasi. Data primer penelitian ini, penulis dapatkan dari kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran rumpun PAI, dan siswa di MAN Salatiga.

  b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan observasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara

  Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu, wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif (Sarosa, 2012:45). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara langsung dan terstruktur karena informan atau narasumber bertatap muka secara langsung dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

  Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah siswa, guru mata pelajaran PAI, waka kurikulum, dan kepala sekolah MAN Salatiga . Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait profesionalisme guru mata pelajaran PAI, upaya pembinaan profesionalisme guru, kendala dalam upaya pembinaan profesionalisme guru, dan cara mengatasinya.

  b. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat atau mungkin dapat diulang. Data observasi melibatkan dua komponen yaitu si pelaku observasi dan objek yang diobservasi (Sukandarrumidi, 2004:69). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi MAN Salatiga dan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI.

  c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto, RPP, karya tulis, data prestasi/ pembinan kinerja guru yang terkait dengan pembinaan profesionalisme guru rumpun mapel PAI di MAN Salatiga.

6. Analisis Data

  Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2009:248) mendefinisikan analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  Menurut Miles dan Hubeman (dalam Emzir, 2011:129) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:

  1. Reduksi Data Reduksi data merujuk pada proses pemilih, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokusan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

  2. Display Data Display data adalah suatu kumpulan informasi tersusun yang membolehkan pendeskripsian dan pengambilan tindakan.

  Bentuk paling sering dari model data kualitatif adalah teks naratif. Teks naratif adalah tulisan yang berisi rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu yang dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Selain dalam bentuk teks naratif, bentuk lain dari model data kualitatif adalah matrik, grafik, jaringan, kerja dan bagan.

  3. Penarikan atau Verifikasi Kesimpulan Upaya penarikan kesimpulan dilakukan penelitian secara terus menerus selama berada di lapangan. Sejak permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam catatan teori), penjelasan- penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, adan proposisi.

  Kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan cara: memikir ulang selama penulisan, tinjauan ulang catatan lapangan, tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat, dan upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Setelah kesimpulan diperoleh, penulis juga menyajikan data menggunakan metode analisis deskripstif yaitu memaparkan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Menurut Moleong (2009:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

  Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup.

  Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:330). Pada teknik ini peneliti melakukan: a.

  Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, data yang peneliti bandingkan berupa hasil wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran lain yang berkaitan dengan profesionalisme guru mata pelajaran PAI b. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasi observasi, peneliti membandingkan hasil wawancara tentang profesionalisme guru mata pelajaran PAI dengan melakukan observasi langsung di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

  a. Tahap sebelum ke lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

  b. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan profesionalisme guru, pembinaan profesionalisme guru rumpun mata pelajaran PAI di MAN Salatiga. c. Tahap Analisis Data Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiyono

  (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  d.

  Tahap Penulisan Laporan Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran- saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

  BAB I : Pendahuluan Meliputi: latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: Kajian Pustaka Pada Kajian Pustaka ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar mengetahui dasar-dasar teori yang meliputi profesionalisme guru, mapel PAI, pembinaan profesionalisme guru, dan program sertifikasi.

  BAB III: Paparan Data dan Temuan Penelitian Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data berisi gambaran umum MAN Salatiga yang meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi, tenaga pendidik, daftar siswa, ekstrakurikuler, dan temuan hasil penelitian berupa profesionalisme guru rumpun mapel PAI setelah sertifikasi, upaya pembinaan profesionalisme guru, dan kendala dalam pembinaan profesionalisme guru serta cara mengatasinya.

  BAB IV: Pembahasan Bab ini memuat gagasan penelitian, keterkaitan antar pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori- teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory). Bab ini berisi profesionalisme guru rumpun mapel PAI setelah sertifikasi, upaya pembinaan, dan kendala serta cara mengatasinya.

  BAB V : Penutup Meliputi : kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan pihak terkait (subjek penelitian).

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian profesionalisme guru Istilah profesionalisme berasal dari kata profesion. Dalam

  profession

  kamus Inggris Indonesia,” berarti pekerjan” (John,1996:449).

  Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan pula bahwa Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.

  Profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Mudlofir, 2013:35).

  Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis.

  Dengan demikian Kartadinatap mengemukakan dalam Mahanani(2011:14) profesi guru adalah orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti pendidikan keguruan.

  Adapun mengenai kata professional, Uzer Usman (2002:14) memberikan suatu kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat professional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata profesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.

  Seorang professional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Seorang professional akan terus-menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan(Tilaar, 2002:86). Profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional (Depdiknas, 2007:897).

  Profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Sedangkan profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian (Kunandar, 2011:46).

  Menurut Asmani (2011:45) profesionalisme guru mengandung pengertian kegiatan atau usaha meningkatkan kompetensi guru kearah yang lebih baik dalam berbagai aspeknya demi terselenggaranya optimalisasi pelayanan kegiatan atau pekerjan profesi guru. Makna penting dari profesionalisme guru adalah sebagai berikut: a.

  Profesionalisme akan memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum. b.

  Profesionalisme guru merupakan cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang selama ini dianggap rendah oleh sebagian masyarakat.

  c.

  Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri sehingga guru dapat memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin, serta dapat memaksimalkan kompetensi yang dimiliki.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan kemahiran, kecakapan, dan memerlukan pendidikan profesi. Profesionalisme adalah ajaran atau paham yang menekankan bahwa segala sesuatu pekerjaan harus dilakukan dengan professional. Dengan demikian, profesionalisme guru dalam penelitian ini adalah profesioanalisme guru dalam bidang Rumpun mapel PAI, yaitu seorang guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang studi rumpun mapel PAI yang mencakup Al-

  Qur’an Hadis, Akidah Akhlaq, Fiqh, dan SKI, serta telah berpengalaman dalam mengajar rumpun mapel PAI sehingga ia mampu melakukan tugas dan fugsinya sebagai guru rumpun mata pelajaran PAI dengan kemampuan yang maksimal serta memliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru professional, dan profesi itu telah menjadi mata pencaharian.

2. Aspek Profesional Guru

  Dalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahas mengenai pengertian profesionalisme guru, terlebih dulu penulis akan menjelaskan mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pofesional. Karena seorang guru yang professional tentunya harus memiiki kompetensi professional. Menurut Mulyasa(2011:75) kompetensi yang harus dimiliki seorang guru mencakup empat aspek, sebagai berikut: a.

  Kompetensi pedagogik Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran pesera didik yang meliputi pemahaman peserta terhadap didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembagan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

  b.

  Kompetensi kepribadian Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemuakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia (Mulysa, 2011:117).

  Menurut Mahanani (2011:51) kompetensi kepribadian adalah kesiapan mental, kepribadian dan moralitas guru untuk mengemban amanah sebagai guru. Kompetensi ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari, baik saat kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Sejauh mana kompetensi tersebut dimiliki oleh seorang guru tampak dalam kompetensi inti, sebagai berikut: a.

  Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayan nasional.

  b.

  Menampilkan diri sebagai pribadi jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

  c.

  Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa d.

  Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab tinggi, rasa bangga menjadi guru dan percaya diri.

  e.

  Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

  c.

  Kompetensi professional Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi setandar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Secara umum dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru,sebagai berikut:

  1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

  2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.

  3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

  4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

  5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan.

  6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

  7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

  d.

  Kompetensi sosial Menurut Asmani (2009:141) kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga Negara.

  Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, dikemuakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiiki kompetensi untuk: 1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. 2)

  Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

  3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik,

  4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sektiar.

  Guru adalah mahluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya.

  Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat.