IMPLEMENTASI PEMBINAAN RELIGIUSITAS DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMISME SISWA KELAS X MAN 1 KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna

  

IMPLEMENTASI PEMBINAAN RELIGIUSITAS

DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMISME

SISWA KELAS X MAN 1 KOTA MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Esa Puspitasari

  

NIM : 111-13-115

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  MOTTO

          

  

         

  

“Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan

saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya

tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

  

(QS. Yusuf [12] : 87).

  PERSEMBAHAN

  Karya kecilku ini ku persembahkan untuk :  Kedua orang tuaku..... Mud Arofah dan Slamet Choirudin ......yang selama ini telah membimbingku dan berjuang untukku tanpa kenal lelah dan letih. Terima kasih, Engkaulah semangatku.  Adik-adikku... Zakiyatul Miskiya dan M. Arifil Akbar....semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan sholekhah serta bisa membanggakan kedua orang tua kita. Mas Ali... makasih untuk motivasinya dan bantuannya selama ini.

   Keluarga besar PP. Romo Agung Payaman dan PP. Al-Hasan Salatiga, terima kasih telah memberikanku kesempatan untuk belajar dan terus belajar.  Sahabat-sahabatku, Ema makasih ya curhat dan bantuannya, Nindy makasih juga curhat dan bantuanya, Murtadho makasih ya udah mau direpotkan.  Teman-teman KKN posko 8 : Abidin, Ayis, Beny, Nadya, Lina, Lupita,

  Lailia, dan Nia yang telah bersama-sama berjuang dengan penuh kebersamaan.

   Teman-teman seperjuangan PAI tahun 2013 yang tak bisa kusebutkan satu persatu. Almamaterku IAIN Salatiga

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil„alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Pembinaan Religiusitas terhadap Sikap Optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju terang benderang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpan bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Rahmat Hariyadi.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Bapak Suwardi.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati.

  4. Ibu Siti Asdiqoh, selaku Pembimbing Akademik.

  5. Bapak Imam Sutomo, selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis, sehingga skripsi ini terselesaikan.

  6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

  

ABSTRAK

  Puspitasari, Esa. 2017. Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam Mengembangkan Sikap Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Kata Kunci: Pembinaan, Religiusitas, Sikap dan Optimisme

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religisusitas, pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas, dan bagaimana pengaruh pembinaan religiusitas terhadap sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang.

  Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan bersifat deskriptif kualitatif. Prosedur pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Sedangkan analisis data, peneliti menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam pengecekkan keabsahan data dilakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

  Hasil penelitian dapat disimpulkan bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang antara lain adalah tadarus Al-Qur ‟an sebelum pembelajaran dimulai, sha lat Dhuhur berjama‟ah, shalat Dluha, shadaqah

  Jum‟at, pengajian kelas dan peringatan Hari Besar Islam yaitu latihan manasik haji dan penyembelihan hewan kurban. Pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017 sudah berjalan dengan baik, selain karena bersifat wajib kegiatan tersebut sudah menjadi kegiatan yang berlaku sejak dahulu. Pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut dapat terlaksana dengan adanya faktor-faktor yang mendukung, antara lain adanya fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan tersebut, adanya guru yang bersedia membina dan karena partisipasi siswa yang baik. Adapun faktor yang menghambat antara lain karena adanya siswa yang terkadang tidak mengikuti kegiatan pembiaan religiusitas dengan alasan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang antara lain sebagai dasar moralitas siswa, kesiapan mental menghadapi tantangan (kesiapan menghadapi masalah), penguat spiritual siswa, pendorong sikap optimisme, serta pembinaan religiusitas mempunyai pengaruh yang signifikan untuk menumbuhkan sikap optimisme siswa dalam menghadapi masalah.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL...................................................................................I HALAMAN BERLOGO................................................................................II PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................III HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...............................................IV DEKLARASI..................................................................................................V MOTTO...........................................................................................................VI PERSEMBAHAN..........................................................................................VII KATA PENGANTAR....................................................................................VIII ABSTRAK......................................................................................................X DAFTAR ISI..................................................................................................XI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................1 B. Fokus Penelitian..........................................................................6 C. Tujuan Penelitian.........................................................................7 D. Kegunaan Penelitian....................................................................7 E. Kajian Penelitian Terdahulu........................................................8 F. Sistematika Penulisan.................................................................10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan Religiusitas..............................................................11 1. Pengertian Pembinaan Religiusitas......................................11 2. Metode Pembinaan Religiusitas...........................................13 a. Tadarus Al-Qur‟an.........................................................13 b. Shalat Fadhu Berjama‟ah...............................................17 c. Shalat Dhuha.................................................................18 d. Sadhaqah.......................................................................20 e. Metode Pembiasaan.......................................................25 f. Metode Ibrah dan Mauizah............................................25 B. Sikap Optimisme........................................................................26 1. Sikap....................................................................................26 a. Pengertian Sikap............................................................26 b. Struktur Sikap................................................................26 2. Optimisme...........................................................................28 a. Pengertian Optimisme...................................................28

  b.

  Aspek-aspek Optimisme...............................................29 c. Ciri-ciri Individu yang Optimis....................................30

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.............................................32 B. Lokasi Penelitian.....................................................................32 C. Sumber Data...........................................................................32 D. Prosedur Pengumpulan Data..................................................32 1. Metode Observasi.............................................................33 2. Metode Wawancara..........................................................34 3. Metode Dokumentasi.......................................................36 4. Metode Triangulasi...........................................................36 E. Analisis Data..........................................................................37 F. Pengecekkan Keabsahan Data...............................................37 G. Tahap-tahap Penelitian...........................................................38 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. PAPARAN DATA 1. Letak Madrasah...............................................................40 2. Sejarah Singkat MAN 1 Kota Magelang.........................40 3. Visi, Misi dan Tujuan MAN 1 Kota Magelang...............41 4. Struktur Organisasi MAN 1 Kota Magelang...................43 5. Keadaan Siswa MAN 1 Kota Magelang.........................44 6. Keadaan guru PAI MAN 1 Kota Magelang....................47 7. Kegiatan Ekstrakurikuler MAN 1 Kota Magelang.........48 8. Prestasi Yang Pernah Diraih...........................................51 B. ANALISIS DATA 1. Variasi Pembinaan Religiusitas......................................54 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Religiusitas..............60 3. Pelibatan Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas....................................................................63 4. Peran Madrasah dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas....................................................................65 5. Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Pembinaan Religiusitas....................................................................67 6. Pembinaan Religiusitas dan Sikap Optimisme..............71 a. Dasar Moralitas Siswa.............................................71 b. Kesiapan Mental dalam Menghadapi Tantangan (Kesiapan Menghadapi Masalah)..........76 c. Penguat Spiritual Siswa..........................................81 d. Pendorong Sikap Optimisme..................................86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................92 B.

  

DAFTAR PUSTAKA......................................................................94

DAFTAR TABEL 1.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa MAN 1 Kota Magelang....................45 2.Tabel 3.2 Keadaan Guru PAI MAN 1 Kota Magelang...........47

  LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.

  Lembar Catatan Lapangan 2. Pedoman Wawancara 3. Hasil Wawancara 4. Dokumentasi Kegiatan Pembinaan Religiusitas 5. Surat Keterangan Kegiatan 6. Surat Rekomendasi Kementrian Agama Kota Magelang 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 8. Data Infaq Jum‟at MAN 1 Kota Magelang 9. Data Guru MAN 1 Kota Magelang 10.

  Absensi siswa Pengajian Kelas 11. Data Sarana dan Prasarana 12. Biodata Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi di sekolah-sekolah saat ini adalah kebanyakan

  siswa merasa kurang percaya diri dengan apa yang ia kerjakan serta apa akan terjadi di masa mendatang, terutama kurang percaya diri serta tidak yakin dengan cita-cita yang akan dia capai, takut tidak lulus sekolah, takut tidak mendapatkan pekerjaan yang layak serta adanya keragu-raguan dengan apa yang akan dilalui di masa mendatang. Dapat dikatakan siswa- siswi tersebut membutuhkan adanya penerapan sikap optimis dalam diri siswa tersebut. Untuk menumbuhkan sikap optimis, pembinaan religiusitas merupakan salah satu solusi dari sekian solusi yang dapat diterapkan kepada siswa, sebagai upaya untuk menumbuhkan jiwa optimis, rasa percaya diri dan kesiapan mental siswa dalam menghadapi tantangan di masa mendatang.

  Pembinaan merupakan usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tujuan dari kegiatan pembinaan tidak lain sebagai suatu alat untuk mencapai perubahan dan pengembangan sikap seseorang serta sebagai latihan dan pengembangan kecakapan serta keterampilan. Pembinaan religiusitas merupakan salah satu kegiatan untuk mengembangkan kepribadian yang sesuai dengan syari‟at Islam dengan tujuan yang tidak lain adalah untuk mencapain kesempurnaan. Orang yang beriman harus bisa menyelamatkan diri dan sesamanya dari kerusakan budi pekerti serta untuk mencapai kebahagiaan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

  

            

            

    

  Artinya:”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashash [28] : 77).

  Dapat dikatakan bahwa suatu pembinaan religiusitas sebagai upaya untuk mengadakan peningkatan yang lebih baik dari sebelumnya. Manusia berpotensi memiliki sejumlah kemampuan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan Allah yaitu sebagai khalifah di muka bumi ini. Dengan demikian pembinaan religiusitas tidak sebatas memberikan pencapaian kepada jasmaninya saja tetapi memberikan pencapaian ruhaniah atau batiniah manusia. Seseorang yang telah mendapatkan kebutuhan ruhaniahnya, maka senantiasa ia akan berjalan sesuai dengan nilai-nilai syari‟at Islam serta akan semakin kuat dalam mengatasi kehidupan di dunia ini dan tidak mudah terombang-ambingkan oleh sikap yang berdampak negatif pada dirinya.

  Menurut Fatturrahman (2015:10) budaya religius merupakan salah satu metode pendidikan yang komprehensif. Karena dalam perwujudannya terdapat inklusi nilai, pemberian teladan, dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan menfasilitasi pembuatan- pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan hidup yang lain.

  Banyak manusia beraktivitas dan mencurahkan segenap kemampuannya, kemudian suatu saat dari proses aktivitasnya itu, mereka berada dalam kondisi yang sulit dan membutuhkan satu keputusan yang benar, tetapi karena ragu-ragu, tidak berani membuat keputusan, atau tidak tahu bagaimana mengambil keputusan yang tepat, akhirnya mereka akan kehilangan kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang yang tidak akan berulang untuk kedua kalinya (Awadh, 2005:78).

  Banyaknya tekanan hidup yang harus dialami seseorang membuat kebanyakan orang mengalami frustrasi. Beberapa orang karena menghadapi beban pekerjaan yang berat harus mengalami stres pekerjaan. Problem lainnya seperti bencana alam dan kematian orang dekat juga bisa membuat depresi dan frustrasi. Hanya sedikit orang yang sanggup menghindari tekanan hidup sehari-hari yang dapat membuat orang frustrasi dan berpandangan pesimistis.

  Berdasarkan artikel TEMPO.CO, Yogyakarta: angka bunuh diri di Indonesia tergolong tinggi, sebanding dengan Jepang. Pada peringkat yang sama di urutan sembilan. Di Indonesia, angka bunuh diri diperkirakan setiap tahun mencapai 50 ribu orang dari 220 juta total

  1 penduduk Indonesia.

  Meski berada pada peringkat yang sama, tapi alasan orang untuk bunuh diri di Indonesia dan Jepang berbeda. Di Jepang terdapat budaya harakiri, yakni menusuk perut sendiri dengan senjata tajam hingga mati. Ini mereka lakukan sebagai bagian dari kuatnya budaya malu di Jepang. Sedangkan di Indonesia, alasan paling dominan bunuh diri adalah faktor sosial dan ekonomi. Ada juga faktor depresi yang memicu orang nekat bunuh diri. Dapat dikatakan kasus tersebut dikarenakan kurangnya sikap optimis dan sikap positif terhadap menyikapi sebuah permasalahan hingga memicu seseorang melakukan bunuh diri.

  Optimisme (dalam Islam hampir sepadan dengan kata husnudzan), berpikir positif atau yang lebih dikenal dengan positive thinking adalah sebuah formula, sebuah paradigma, sebuah kerangka pikiran, sebuah sistem cara berpikir. Memandang sesuatu dari segi baiknya saja, kendati orang lain menganggapnya buruk. Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama para pelajar. Optimis dapat menumbuhkan cinta akan kebaikan dalam diri siswa dan menumbuhkan perkembangan baru dalam pandangannya tentang kehidupan, serta mampu mengurangi sejumlah problema dalam kehidupan bagi para siswa. Allah SWT 1 berfirman:

                       

  Artinya: “Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat

  Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ”. (QS. Yusuf [12] : 87).

  Salah satu cara untuk dapat menumbuhkan sikap optimisme yaitu dengan memperbanyak ibadah serta mengingat Allah. Seseorang yang senantiasa mengingat Allah SWT maka hatinya akan tenang, karena ia yakin segala kesulitan datang kepadanya sekaligus terdapat jalan keluar dari Allah SWT. Allah berfirman:

           

  Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ”. (QS.

  Al-Insyirah [94] : 5-6).

  Beribadah dapat dilakukan di mana pun seseorang berada, di antaranya di rumah, di sekolah atau pun di tempat khusus ibadah yaitu masjid. Di sekolah-sekolah terdapat beberapa pendidikan dan pembinaan yang mengajarkan tentang keagamaan di mana di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap optimis dalam menghadapi persoalan.

  Pembinaan religiusitas atau biasa disebut pembinaan keagamaan merupakan hal penting bagi pembentukan akhlak. Dikatakan penting karena pembinaan agama bukan hanya sebagai formalitas saja, tetapi juga sebagai bekal kehidupan dalam keseharian, masa depan maupun di akhirat nanti. Pembinaan religiusitas / kegamaan dapat diperoleh di berbagai tempat, diantaranya di lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah.

  MAN 1 Kota Magelang merupakan salah satu madrasah yang tidak hanya memberikan pendidikan bersifat formal saja tetapi juga memberikan pembinaan religiusitas / pembinaan keagamaan siswa dengan tujuan untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, memberikan wawasan spiritual, membangun jiwa yang senantiasa berakhlak mulia dan mampu menghadapi persoalan yang akan datang dengan sikap yang optimis. Hal inilah yang melatar belakangi penulis melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pembinaan Religiusitas dalam Mengembangkan Sikap Optimisme Siswa Kelas X MAN 1 Kota Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X

  MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017? 2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X

  MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017?

  3. implementasi pembinaan religiusitas dalam Bagaimana mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota

  Magelang? C.

   Tujuan Penelitian

  Mengacu pada fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan religiusitas pada siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang tahun pelajaran 2016 / 2017.

  3. Untuk mengetahui implementasi pembinaan religiusitas dalam mengembangkan sikap optimisme siswa kelas X MAN 1 Kota Magelang.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang pembinaan religiusitas di MAN 1 Kota Magelang. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis, yaitu:

1. Secara Teoretis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan Islam yang di dalamnya memuat pembinaan religiusitas.

  b.

  Menjadi referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik terutama pembinaan religiusitas di sekolah.

2. Manfaat Praktis a.

  Mengembangkan penalaran, pola pikir serta kemampuan penulis dalam penerapan ilmu yang telah diperoleh.

  b.

  Mencari dan meneliti antara teori yang telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan.

  c.

  Sebagai masukan bagi MAN 1 Kota Magelang dalam pembinaan religiusitas pada siswa.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

  Berikut penulis paparkan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya yaitu:

  1. Penelitian yang dilakukan oleh Basyiroh (2015) yang berjudul “Pembinaan Keagamaan Dan Pendidikan Karakter Bagi Remaja

  Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran Tahun 2014/2015”. Penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan

  pembinaan keagamaan, fungsi pembinaan dan bagaimana pembinaan keagamaan dapat membangun motivasi dan karakter unggul bagi remaja putus sekolah di Balai Wira Adhi Karya Ungaran.

  2. Skripsi dengan judul “Model Pembinaan Mental Keagamaan Islam

  Anggota TNI Akademi Militer Tahun 201 4”. Penelitian yang

  dilakukan oleh Yanuar Is Hartanto (2015), Penelitian ini memaparkan tentang model, materi serta faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi model pembinaan mental keagamaan Islam anggota TNI Akademi Militer di Magelang.

  3.

  “Pembinaan Keagamaan Pada Santri Panti Rehabilitasi Sakit Jiwa

  Dan Narkoba Di Pondok Pesantren Ma‟unnatul Mubarok, Sayung- Demak Tahun 2012” oleh Imma Dahliyani (2012). Penelitian ini

  merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana model, metode, serta hambatan dan daya dukung dalam proses pembinaan pada santri Sakit Jiwa dan Narkoba di Pondok Pesantren Ma‟unatul Mubarok tahun 2012.

  4. Heni Wulandari (2012) skripsi yang berjudul “Model Pembinaan

  Keagamaan Islam Pada Panti Sosial Anak Asuh (PSAA) DAR AL YATAMA Di Tengaran K abupaten Semarang tahun 2012”. Penelitian

  ini bertujuan untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan di panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang, meliputi; pembinaan keagamaan Islam serta hasil dari pembinaan keagamaan Islam di panti asuhan Dar Al Yatama Tengaran Kab. Semarang.

  5. Penelitian yang dilakukan oleh Kaswadi (2013) yang berjudul

  “Pendekatan Pendidikan Keagamaan Islam Dalam Keluarga Penganut Pangestu Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2012”. Penelitian ini mengungkapkan pendekatan

  pendidikan keagamaan Islam yang berlangsung dalam keluarga yang menjadi anggota Pangestu di Desa Nogosaren Kecamatan Getasan Semarang yaitu meliputi latar belakang masyarakat Desa Nogosaren menjadi pengikut Pangestu, selanjutnya menjelaskan apa saja yang diajarkan dalam Pangestu serta bagaimana pendekatan pendidikan keagamaan Islam dalam keluarga yang dilakuakan oleh warga Nogosaren.

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan pembahasan beberapa bab yang berisi keterkaitan tentang studi kasus yang penulis teliti. Penulis memberikan gambaran sebagai berikut:

  BAB I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, dan kelengkapan dasar-dasar penelitian. BAB II berisi tentang kajian teori yang meliputi: pengertian pembinaan religiusitas dan pengertian sikap optimisme. BAB III berisi metode penelitian yang memuat pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekkan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

  BAB IV berisi paparan data dan analisis data. BAB V penutup memuat tentang : kesimpulan, kritik dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan Religiusitas 1. Pengertian Pembinaan Religiusitas Soetopo dan Soemanto dalam Basyiroh (2015:21)

  mendefinisikan pembinaan sebagai

  “an activity that maintain and enhance what already exists” yaitu suatu kegiatan yang

  mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada.

  Menurut Thoha (1987:7) pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.

  Mangunhardjana dalam Basyiroh (2015:21) memberikan pernyataan bahwa pembinaan adalah terjemahan dari kata training, pembinaan sebagai latihan, pendidikan, pembinaan, pembinaan menekankan pada pembentukan sikap dan kecakapan individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya, dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

  Religiusitas berasal dari kata religi, dalam bahasa latin “religio” yang akar katanya adalah religure yang berarti mengikat.

  Dengan demikian, mengandung makna bahwa religi atau agama pada umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi mengikat seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitarnya (Ghufron dan Risnawita, 2016:167-168).

  Menurut Taib Thahir Abdul Mu‟in (Nata, 2010:14) menyatakan bahwa agama adalah sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.

  Menurut Shihab (Ghufron dan Risnawita, 2016:168) menyatakan bahwa agama adalah hubungan antara makhluk dengan khalik (Tuhan) yang berwujud ibadah yang dilakukan dalam sikap keseharian. Selanjutnya Anshori (1980) memberikan arti agama secara detail, yakni agama sebagai suatu sistem credo (tata keyakinan) atas adanya Yang Maha Mutlak dan suatu sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya, sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatan tersebut.

  Menurut Subandi religiusitas merupakan keberagamaan karena adanya internalisasi agama dalam diri seseorang (Ghufron dan Risnawita, 2016:168).

  Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan religiusitas adalah sebuah cara untuk pembentukan sikap keagaman dengan menjalankan perintah dan kewajiban yang diberikan oleh Allah swt untuk membentuk hubungan antara makhluk dan Allah swt yang dapat diwujudkan dalam bentuk ibadah dalam keseharian sesuai tata keimanan dan peribadahan yang telah berlaku.

  Pembinaan religiusitas merupakan suatu usaha untuk membimbing dan mempertahankan serta mengembangkan dan menyempurnakan kewajiban-kewajiban manusia kepada Allah swt.

2. Metode Pembinaan Religiusitas

  Beberapa metode pembinaan religiusitas yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: a.

  Tadarus Al-Qur‟an (membaca Al-Qur‟an) Al-

  Qur‟an merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai pegangan hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada Rasulullah saw untuk seluruh umat manusia. Al-

  Qur‟an juga mengajarkan manusia cara beribadah kepada Allah untuk membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia di mana letak kebaikan dalam kehidupan (Makhdlori, 2008:13). Diantara keutamaan yang dapat diperoleh dari membaca al- Quran antara lain (Makhdlori, 2008:126-136): 1)

  Al-Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati Al-

  Qur‟an merupakan ayat-ayat suci pembimbing hati manusia, seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 111:

                           

  Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Q.S. Yusuf [12] : 111).

  Ayat-ayat suci pembimbing hati yang diaplikasikan ke dalam aktifitas diniawi dibimbing untuk membuka dengan ketauhidan dan ubudiyah sehingga menjadikan hidup lebih bersemangat dan optimis, demikian juga manakala menutup seluruh kegiatan mereka membaca al-

  Qur‟an, hal ini menjadikan hati tenteram dan penuh harap akan kasih sayang Allah swt.

  Djamaludin (Makhdlori, 2008:127-128) menyatakan bahwa bacaan-bacaan ayat-ayat suci al- Qur‟an secara keseluruhan dapat mensugesti diri pada setiap orang. Kemudian menurut Thoules auto sugesti mengandung makna bimbingan diri pribadi melalui proses pengulangan suatu rangkaian ucapan secara rahasia kepada diri sendiri yang menyatakan suatu keyakinan atau perbuatan. Dengan perasaan sugesti seseorang dapat menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga apa yang dikerjakan selalu saja dengan limpahan semangat dan keyakinan yang mendalam. 2)

  Terdapat energi kebenaran dalam Al-Qur‟an Petunjuk tentang kebenaran, tunduk dan taat kepada kebenaran, sama halnya dengan kita agungkan yang Maha

  Agung, kita muliakan yang Maha Mulia yaitu Tuhan kita, Allah swt. Allah swt berfirman:

                         

  Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk Maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. (QS. Az-Zumar [39] : 41).

  Kebenaran yang ditunjukkan al- Qur‟an bukan hanya bersifat teks formatif (teoritis) namun lebih dari itu, esensi kebenaran yang ditampilkan dalam al-

  Qur‟an bersifat metafisika kosmologi yang melambangkan esoterisme Islam artinya sumber energi kebenaran yang dapat dirasakan melalui arti batin seseorang tanpa mampu dirasakan oleh non muslim.

  3) Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda

  Rasulullah saw bersabda:

  “Barangsiapa yang membaca satu kitabullah, maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam

miim itu satu huruf tapi ali itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

  4) Orang Terbaik Di Sisi Allah

  Rasulullah saw menegaskan bahwa orang yang terbaik di antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan al-

  Qur‟an. Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini bukanlah orang yang memiliki harta yang melimpah, jabatan, maupun pangkat yang tinggi. Namun, di sisi Allah swt orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-

  Qur‟an dan mengajarkan kepada orang lain.

  5) Orang Yang Mahir Membaca Al-Qur‟an Akan Bersama

  Malaikat Orang yang pandai membaca al-

  Qur‟an akan disediakan tempat yang paling istimewa di surga bersama para malaikat yang suci, sedangkan, orang yang membaca terbata-bata (belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala, yaitu pahala mau belajar dan kesungguhan membaca, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

  “Orang yang pandai membaca al-Qur‟an akan ditempatkan bersama kelompok para malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahal a.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  6) Mendapatkan Syafa‟at Dihari Kiamat

  Orang yang membaca al- Qur‟an akan mendapatkan syafaat

  (pertolongan) pada hari kiamat nanti. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw berikut:

  “Bacalah al-Qur‟an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya”.

  (HR. Muslim). 7)

  Dikarunia Rahmat Dan Ketentraman Rasulullah saw bersabda:

  “Tidaklah terkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketenteraman kepada mereka, meliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut mereka ke hadapan makhluk di sisi- Nya” (HR. Muslim).

  b.

  Shalat Fardhu Berjama‟ah Menurut Sabiq (1982:103) shalat berjama‟ah adalah sunat mu‟akkad, terdapat beberapa hadist yang menguraikan keutamaannya, diantaranya adalah sebagai berikut: Dari ibnu Umar r.a bahwa Rasulallah s.a.w bersabda:

  .ًةَجَرَد َنجيِرجشِع َو ٍعجبَسِب ِّدَفجلا ِة َلََص جنِم ُلَضجفَا ِةَعاَمَجلْا ُة َلََص هيلع قفتم

  Artinya: “Shalat berjama‟ah itu lebih utama dari shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat”.

  c.

  Shalat Sunnah Dhuha Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad (ibadah shalat yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Meskipun bernilai sunnah, shalat ini mengandung manfaat yang sangat besar bagi umat Islam. Adapun waktu shalat dhuha ialah mulai terbitnya matahari hingga matahari lurus di atas kepala. Jumlah raka‟at shalat dhuha minimal dua raka‟at dengan satu salam dalam setiap dua rak‟at. (Lathifatul dan Muhammad, t. Th:101) Diantara keutamaan shalat dhuha yaitu: 1)

  Dapat Memenuhi Kewajiban Sedekah Bagi Seluruh Persendian Tubuh Manusia.

  Setiap hamba dapat meraih pahala bersedekah tanpa harus menunggu jadi orang berharta. Banyak cara yang ditempuh untuk meraih pahala bersedekah. Seseorang juga mempunyai kewajiban bersedekah kepada diri sendiri. Di mana setiap pagi manusia diwajibkan bersedekah pada setiap persendian tubuh manusia yang berjumlah 360 persendian, hal ini dapat dilakukan hanya dengan shlatah dhuha. 2)

  Memperoleh Pahala Di Sore Hari Pahala adalah hadiah yang diberikan Allah kepada manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya. Pahala dapat mengantarkan seseorang mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah. Dalam hal ini shalat dhuha juga dapat memberikan pahala kepada yang mengerjakannya sebagaimana sabda Rasulullah saw di dalam hadist Qudsi Allah berfirman,

  “Wahai anak adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka‟at shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut aku cukupkan kebutuhan kebu tuhanmu pada sore harinya”. (HR. Hakim dan Thabrani).

  3) Melebur Dosa

  Shalat dhuha selain sebagai amal saleh, shalat dhuha juga dapat menghapus dosa manusia, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

  “Barangsiapa yang melaksanakan shalat dhuha secara istiqomah (terus-menerus), akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan”. (HR. At- Tirmidzi).

  4) Membuka pintu surga

  Tentu sangat berbahagia seorang hamba mendapat ridha Allah dan dapat memilih dengan leluasa pintu surga yang manakah yang akan dimasukinya. Apabila kita ingin berbahagia dengan cara bisa memilih pintu surga yang manakah yang hendak kita lewati maka perbanyaklah shalat dhuha karena shalat dhuha dapat membuka pintu surga.

  Rasulullah saw bersabda:

  Dari Abu Hurairah melalui imam Thabrani Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya di surga itu ada pintu yang disebut pintu Dhuha. Kelak di hari kiamat, para penikmat dhuha akan diundang secara khusus. Dikatakan kepada mereka, inilah pintu masuk kalian. Masuklah dengan Rahmat-

  Ku”.

  5) Dibangunkan sebuah istana di surga

  Hamba yang menunaikan shalat dhuha dengan ikhlas karena Allah semata kelak akan dibangunkan istana oleh Allah di Surganya. Rasulullah saw bersabda:

  “Barangsiapa yang shalat dhuha sebanyak empat raka‟at dan empat raka‟at sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah istana di Surga”.

  6) Mendapat Pahala Umrah

  Seseorang yang mengerjakan shalat dhuha akan mendapat pahala seperti halnya pahala umroh. Rasulullah saw bersabda:

  “Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka pahalanya seperti seseorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat dhuha maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan umrah”.

  d.

  Shadaqah Me nurut Ra‟uf (2014:207) shadaqah adalah tindakan menafkahkan harta yang halal di jalan Allah. Amal ibadah ini tidak jauh berbeda dengan zakat. Akan tetapi, zakat hukumnya wajib, sedangkan shdaqah hukumnya sunnah. Meskipun demikian, shadaqah merupakan amal ibadah sunnah yang dianjurkan, bahakan dalam beberapa firman-Nya, Allah swt dengan tegas memerintahkan kita untuk bershadaqah, sebagaimana berikut:

  

         

        

       

       

       

          

  Artinya: bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang- orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang- orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2] :177).

  Perintah untuk bershadaqah tersebut tentu tidak lepas dari banyaknya keutamaan yang bisa diperoleh oleh orang yang melakukannya. Menurut Ra‟uf (2014:211-220) keutamaan yang dapat diraih oleh orang yang bershadaqah ialah sebagai berikut:

  1) Mendapatkan pahala berlipat ganda

  Orang yang menafkan hartanya di jalan Allah swt. Akan mendapatkan bayaran yang berlipat ganda banyaknya. Satu ember harta kita keluarkan untuk shadaqah, maka Allah akan menggantinya dengan berember-ember lagi dari arah yang sulit dicerna oleh pikiran. Allah swt berfirman:

Dokumen yang terkait

Tesis Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh

0 0 177

PEMBINAAN MORALITAS SISWA (STUDI KASUS PADA SMAN 1 SALATIGA DAN MAN SALATIGA TAHUN 2008) Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 99

HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI PEMBINAAN KEAGAMAAN DENGAN SIKAP TAWADHU’ SISWA DI MTS SUDIRMAN JIMBARAN TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 95

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 170

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MIND MAPS PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Syarat untuk Memperoleh

0 1 157

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERIUDARA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III MI AL IMAN KOTA MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 198

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS X SMA 3 NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 110

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS X SMA 3 NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 110

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 102

IMPLEMENTASI SIKAP SOSIAL DAN SPIRITUAL PADA JAMAAH MAJELIS DOA MAWAR ALLAH DI IAIN SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 168