BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori - PENGARUH KEMAMPUAN SISWA MEMBACA MATERI PELAJARAN IPS GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH (MA) NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 - repository perpustakaan

  pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merajuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : 1)

  Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2)

  Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3)

Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

  kaidah dalam memecahkan masalah.

  5

  4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

  5)

Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

  menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

  Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

  Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999).

  b.

Kemampuan Membaca Terhadap Pengetahuan Tentang IPS Geografi

  Geografi mewujudkan ilmu jembatan antara ilmu alamiah dan ilmu sosial. Geografi bertugas menjelaskan bagaimana lingkungan alam berpengeruh atas lingkungan manusia termasuk ilmu-ilmu sosial. Peneliti beranggapan bahwa dengan melalui kemampuan siswa membaca dapat dibina agar siswa mampu menerapkan antara lingkungan alam dan lingkungan manusia agar saling berpegaruh. Kemampuan membaca yang baik dan benar sangat penting peranannya dalam membantu anak mempelajari berbagai hal. Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar, anak mampu mengambil intisari dari bahan bacaannya. Dengan demikian anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bahan bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh.

  Mempelajari penjelasan di atas, kemampuan yang dicapai siswa dengan kemampuan siswa membaca sangatlah kompleks. Oleh karena itu peneliti membatasi diri pada aspek pengetahuan geografi saja. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999).

  Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal ini dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (reconition). Oleh karena itu Hukum Jost sangat berperan disini. Makin sering siswa diberi rangsangan untuk mengingat kembali, maka pengetahuan siswa tentang geografi semakin kuat melekat dalam ingatan. Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa membaca materi pelajaran IPS Geografi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X. c.

  Cara Mengukur Langkah-langkah mengukur kemampuan siswa membaca : 1)

  Peneliti meminta bantuan kepada guru untuk memberikan materi kepada siswa.

  2) Siswa disuruh membaca materi. 3) Diadakan tes setelah membaca.

  2. Membaca a.

Pengertian Membaca

  Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu pandangan sekilas dan makna kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson, 960 : 43- 44).

  Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembaca sandi (a recording and decoding prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam Tarigan,1972 : 209-210).

  Membaca yaitu melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya (Poerwodarminto, 1976:71). Membaca adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengenal lambang yang disampaikan penulis untuk menyampaikan makna (Tarigan, 1989: 118).

  Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang mencakup tiga komponen yaitu : (1) pengenalan terhadap aksara dan tanda baca; (2) korelasi aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik formal; dan (3) hubungan lebih lanjut dari (1) dan (2) dengan makna (Tarigan,1994: 10).

  Dari pengetian membaca di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh informasi dengan tujuan untuk memahami isi bacaan.

  b.

  Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca 1)

  Teknik-teknik Membaca

  a) Baca-pilih

  Yang dimaksud dengan baca-pilih (selecting) ialah bahwa pembaca memilih bahan bacaan atau bagian bacaan yang dianggapnya relevan, atau berisi informasi fokus yang ditentukannya.

  b)

Baca-lompat

  Dengan baca-lompat (skipping) yang dimaksud ialah bahwa pembaca dalam menemukan bagian-bagian bacaan yang relevan melampaui atau melompati bagian-bagian lainnya. c) Baca-layap

  Pembaca dapat menggunakan teknik baca-layap (skimming), yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagiannya. Isi umum dimaksud mungkin adalah informasi fokus, tetapi mungkin juga hanya sebagai dasar untuk menduga apakah bacaan atau bagian bacaan itu berisi informasi yang telah ditentukan.

  d) Baca-tatap

  Pembaca dapat juga menggunakan teknik baca-tatap (scanning), yaitu membaca dengan cepat dan dengan memusatkan perhatian untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan, dan seterusnya membaca bagian itu dengan teliti sehingga informasi fokus itu ditemukan dengan tepat dan dipahami benar (Tampubolon, 2008: 48-49).

  2) Metode-metode Membaca

  a)

Persiapan Membaca untuk studi memerlukan konsentrasi atau pemusatan pikiran

  Jika konsentrasi tidak ada pemahaman yang diharapkan tidak akan tercapai. Agar dapat membaca dengan penuh konsentrasi setidaknya tiga kondisi harus dipersiapkan : (a) kesehatan, kesegaran, dan ketenangan rohani dan jasmani; (b) kesegaran dan ketenangan tempat; (c) keteraturan waktu. b) Dua Metode

  (1)

CATU (Cari, Tulis kembali, Uji)

  Metode CATU adalah metode yang biasa dipakai dalam membaca artikel, bahan kuliah, dan bacaan ilmiah lainnya. Dalam membaca dengan metode ini yang pertama dilakukan adalah menentukan informasi fokus yang berupa pikiran pokok. Kemudian dicarilah (CA) butir-butir penting dari informasi fokus dimaksud dalam bacaan yang bersangkutan. Sesudah butir-butir penting yang diperlukan diperoleh, dikatakan atau dituliskanlah kembali butir-butir itu dengan kata-kata sendiri (T) secara lugas. Akhirnya pengertian yang telah dirumuskan itu dites atau diuji (U) benar tidaknya dengan cara mencobakannya pada masalah-masalah lain yang bersamaan. (2)

SURTABAKU (Survei, Tanya, Baca, Katakan, Ulang)

  Metode SURTABAKU umumnya dipakai dalam membaca buku teks, tetapi dapat juga dipergunakan dalam membaca artikel untuk studi. Dalam penggunaan metode ini yang pertama dilakukan ialah mengadakan survey (SUR) yaitu membaca dengan teknik baca-layap bagian-bagian permulaan buku (judul, daftar isi, pengantar, dan lain-lain). Tujuan utama survei ini ialah untuk mengetahui dengan cepat apakah buku ini sesuai tujuan studi (bahan-bahan yang diperlukan). Jika berdasarkan survei tersebut diatas diputuskan untuk membaca buku yang bersangkutan maka langkah berikutnya ialah merumuskan pertanyaan (TA) sebagai informasi fokus. Pertanyaan yang dimaksud mungkin juga lebih dari satu, tetapi semuanya haruslah mengandung pikiran pokok buku itu. Setelah pertanyaan-pertanyaan yang merupakan informasi fokus dirumuskan, barulah batang-batang tubuh buku (bab-bab dan seksi-seksi) mulai dibaca. Setelah setiap bab atau seksi siap dibaca perlu dilihat kembali pertanyaan fokus yang telah dirumuskan untuk bab atau seksi itu dan dicoba mengatakan jawabannya (K) dengan kata-kata sendiri. Selanjutnya tuliskanlah pertanyaan dan jawabannya itu dengan lugas dalam buku catatan bacaan. Jika pada akhir bab terdapat rangkuman sebaiknya dibaca dulu rangkuman ini sebelum merumuskan jawaban pertanyaan dimaksud tadi. Pada akhir setiap bab berikutnya, rumusan isi (jawaban pertanyaan fokus) bab sebelumnya perlu diulang (U) dan dihubungkan dengan rumusan isi bab yang harus diselesaikan. (3)

Tanda-tanda Penting

  Pada waktu membaca buku terutama buku teks ada tanda-tanda tipografis (cetakan) dan kontekstual yang perlu diperhatikan, karena tanda-tanda ini dapat memantapkan pengertian tentang isi buku dan mempercepat penemuan butir-butir penting dalam bacaan. Tanda-tanda tipografis dimaksud dapat menunjukkan sistematika pikiran pengarang. Hal ini dapat dilihat dengan cepat pada daftar isi buku (Tampubolon, 2008: 169-173). c.

  Tujuan Membaca Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti

  

(meaning ) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita

  dalam membaca. Berikut ini kita kemukakan beberapa yang penting : 1)

  Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts) .

  2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

  3)

Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga atau

  seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan- adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

  4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas- kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

  5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to

  classify ).

  6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

  7)

Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana

  dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contracst). (Anderson, 1978: 214). d.

  Faktor yang mempengaruhi terhadap kemampuan membaca.

  Umumnya kemampuan membaca yang dimaksud ditujukan oleh pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor-faktor itu antara lain : 1)

  Tingkat Intelejensia Membaca sendiri pada hakekatnya proses berfikir dan memecahkan masalah. Dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya. 2)

  Kemampuan Berbahasa Apabila seseorang menghadapi bacaan yang bahasanya tidak pernah didengarnya maka akan sulit memahami teks bacaan tersebut.

  Penyebabnya tidak lain karena keterbatasan kosakata yang dimlikinya. 3)

  Sikap dan Minat Sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang dan tidak senang. Sikap umumnya bersifat laten atau lama. Sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Minat lebih bersifat sesaat.

  4)

Keadaan Bacaan

  Tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desan halaman-halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya juga bisa mempengaruhi proses membaca.

  5) Kebiasaan Membaca

  Kebiasaan yang dimaksud adalah apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi membaca atau tidak. Yang dimaksud tradisi ini ditentukan oleh banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang sebagai sebuah kebutuhan.

  6) Pengetahuan Tentang Cara Membaca

  Pengetahuan seseorang tentang misalnya menemukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan sebagainya.

  7) Latar Belakang Sosial, Ekonomi dan Budaya

  Seseorang akan kesulitan dalam menangkap isi bacaan yang dibacanya memiliki latar kebudayaannya.

  8) Emosi Keadaan emosi yang berubah akan mempengaruhi membaca seseorang.

  9) Pengetahuan dan Pengalaman Yang Dimiliki Sebelumnya

  Proses membaca sehari-hari pada hakekatnya penumpukan modal pengetahuan untuk membaca berikutnya.

  Selain faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses membaca yang telah diuraikan, dalam proses membaca juga terdapat hambatan-hambatan seperti : 1)

  Kurang bisa konsentrasi membaca :

  a) Pada dasarnya memang kurang bisa berkonsentrasi

  b) Kesehatan sedang terganggu

  c) Suasana hati tidak tenang

  d) Keadaan lingkungan yang kurang mendukung

  2) Daya tahan membaca cepat berkurang :

  a) Posisi badan yang salah

  b) Lampu atau penerangan yang tidak mendukung e.

  Materi IPS Geografi Identifikasi Berbagai Jenis Perairan 1.

  Sungai Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.

  Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah.

  Ada beberapa bentuk atau tipe sungai yaitu : a. Sungai konsekwen lateral b.

  Sungai konsekwen longitudinal c. Sungai subsekwen d.

  Sungai superimposed e. Sungai anteseden f. Sungai resekwen g.

  Sungai obsekwen h. Sungai insekwen i. Sungai reverse j. Sungai komposit k.

  Sungai anaklinal l. Sungai compound a.

  Pola Aliran Sungai Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut :

  a) Paralel

  b) Rectangular

  c) Angulat

  d) Radial sentrifugal

  e) Radial sentripetal

  f) Trelis

  g) Anular

  h) Dendritik b.

Meander Sungai Meander adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai

  Kenampakan ini sering didapati pada aliran sungai sungai di daerah dataran rendah. Terbentuknya meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang resisten terhadap erosi.

  Sungai San Juan merupakan salah satu contoh sungai bermeander yang melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat di dasar lembahnya. Contoh lain adalah adalah meander yang terdapat pada suatu dasar lembah yang lebar dengan dinding batuan yang bertingkat. c.

  Delta Pada ujung aliran dekat muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut antara lain : jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.

  d.

Identifikasi Berbagai Proses Pelapukan/Pengikisan Sungai

  Secara alami sungai mengalir sambil melakukan aktivitas yang satu sama lain saling berhubungan, yakni erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktivitas tersebut tergantung pada faktor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan aliran air. Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktivitas pengikisan dan pengangkutan.

  Lembah sungai adalah bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air.

  Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses yakni : pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.

  a.

Pendalaman lembah sungai

  Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memiliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggerus dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebagai pengikisan hidrolik. Serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga turut mengikis dan mempercepat pendalaman saluran, yang disebut sebagai pengikisan mekanik. Disamping itu berjalan pula proses pengikisan kimiawi berupa pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.

  b.

Pelebaran lembah sungai

  Pada daerah datar proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping (lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir. Erosi lateral yang dominan bersifat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari material longsoran (masswasting) dari daerah lereng-lereng di atasnya.

  Adanya proses ini mempercepat terjadinya pelebaran lembah sungai.

  c.

Pemanjangan lembah sungai

  Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju dan karena pertumbuhan delta yang berarti menambah pula muka daratan. Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umurnya.

  Umur disini merupakan umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium awal, gradien sungai masih besar sehingga daya kikis vertical besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk. Ini dapat terjadi akibat pengangkatan dasar laut ke atas permukaan atau erupsi (peletusan) gunung-gunung berapi yang menghasilkan sedimentasi yang begitu banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Di beberapa tempat terdapat permulaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini daerah di sekitarnya masih merupakan bentuk antar aliran dan erosi baru saja mulai.

  Pada stadium muda pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut : 1) Penampang lintang dari lembah berbentuk V. 2) Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara. 3)

  Daya angkut aliran air sungai masih merupakan daya angkut yang terbesar.

  4) Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.

  5) Dasar lembah masih belum merata.

  Selanjutnya pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut : 1) Gradien sungai menjadi lebih kecil. 2)

  Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.

  3) Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai.

  4) Lembah sungai berbentuk U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya.

  5) Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan pada flood plain sungai membentuk kelokan (meander).

  6) Dengan dasar lembah sungai sudah merata maka tidak terdapat lagi erosi dasar sungai.

  e.

Kualitas Fisik Air Sungai dan Pemanfaatan Sungai

  Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi/Biological Oxygen Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi/Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai di seluruh provinsi di Pulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan, di antaranya Sungai Ciliwung, Danau Sunter, Sungai Ciratum, Kali Garang, Sungai Bengawan Solo, dan Kali Surabaya.

  Kekeruhan air pada sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya menunjukkan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumlah lumpur yang dibawa sungai-sungai di Pulau Jawa dapat mencapai 25 juta ton per tahun. Hal itu menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi di bagian hulu.

  Pengaturan terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemanfaatan di wilayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Peran aktif dari kalangan pemakai air maupun mereka yang secara potensial mencemari air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Upaya program kali bersih (prokasih) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan menurunkan jumlah beban zat pencemar yang masuk ke sungai.

  Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai berikut : a.

  Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan seperti pasir, batu kali, dan kerikil.

  b.

  Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk seperti pengambilan pasir, batu-batu, pencarian bijih emas, intan, timah alluvial, dan perikanan.

  c.

  Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.

  d.

  Sungai dapat digunakan untuk kepentingan perairan, misalnya dengan dibuat waduk.

  e.

  Untuk menambah kesuburan tanah karena sungai banyak mengandung mineral yang banyak dibutuhkan suatu tanaman. f.

  Hasil pengendapan sungai dapat menghasilkan dataran alluvial yang subur.

  g.

  Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, misalnya industri bata, genting, dan lain-lain.

  h.

  Sungai untuk lalu lintas air.

  Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapatkan air dari curah hujan, sungai-sungai, mata air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama- sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun.

  Menurut macam airnya, danau dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut : a.

  Danau air asin b.

  Danau air tawar Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut : a.

  Danau tektonik b.

  Danau lembah gletser c. Danau vulkanis d.

  Danau dolina e.

  Danau terbendung f. Danau karena erosi sungai

  Contoh : danau tapal kuda (oxbow lake) Suatu danau dapat hilang disebabkan oleh bermacam-macam faktor yang memainkan peranannya secara terpisah maupun gabungan.

  Faktor-faktor itu ialah : a.

  Pembentukan delta-delta dan pelumpuran di danau.

  b.

  Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar danau.

  c.

  Pengendapan jasad tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang mati akan mempercepat proses pendangkalan dasar danau.

  d.

  Penguapan yang kuat, terutama di daerah arid.

  e.

Sungai-sungai yang meninggalkan danau menimbulkan erosi dasar pada bibir danau, sehingga tempat itu makin rendah dan akibatnya air danau

  keluar lebih banyak. Akibatnya danau dapat menjadi kering dan kehabisan air.

  Luas perairan danau alam di Indonesia kurang lebih 1,85 juta hektar atau 0,52% dari luas daratan, yang sebagain besar belum dimanfaatkan secara maksimal. Air danau di Indonesia umumnya masih memenuhi syarat kecuali danau Pluit di Jakarta yang sudah tidak layak bagi semua peruntukan karena kandungan nitrat, fosfat, khlorida, dan sulfat sangat tinggi.

  Proses sedimentasi di Danau Tempe (Sulawesi Selatan), Sentani (Irian Jaya), Singkarak (Sumatera Barat), Tondano dan Limboto (Sulawesi Utara), Rawa Pening (Jawa Tengah) diketahui telah mencapai jumlah yang cukup tinggi. Upaya penanggulangan yang harus dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengelolaan danau antara lain dengan menjaga kelestarian hutan di sekitar danau. Hal itu dilakukan agar ketersediaan air tetap terjaga dan tingkat pengendapan lumpur yang berlebihan dapat dihambat. Upaya lain adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya mempertahankan kualitas lingkungan yang berupa hutan, tanah, dan air.

  Rawa adalah daerah disekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur dengan kadar air relatif tinggi.

  Wilayah rawa yang luas terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua (Irian Jaya).

  Daerah berawa-rawa terjadi mengikuti perluasan daratan karena sedimentasi akuatis. Oleh karena itu, rawa dapat dijumpai pada tempat- tempat yang syarat-syarat sedimentasi akuatisnya memungkinkan, misalnya daerah-daerah pantai Papua (Irian Jaya), pantai utara Jawa.

B. Kerangka Berpikir

  Membaca merupakan kebutuhan dan kewajiban yang sangat vital bagi semua orang, karena dengan membaca buku atau sesuatu lewat media cetak sehingga dapat mengetahui banyak hal dan informasi secara global tanpa harus beranjak dari tempat duduk.

  Kemampuan membaca terhadap hasil belajar siswa sangat penting karena kemampuan membaca sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar seorang siswa. Kemampuan membaca siswa dapat terlihat setelah diadakan tes setelah diberi bacaan. Dari hasil tes setelah diberi bacaan kita dapat melihat seberapa besar pemahaman siswa terhadap bacaan tersebut.

  Kemampuan membaca tersebut dengan sendirinya dapat mempengaruhi hasil belajar yang ingin dicapai. Dalam hal ini khususnya hasil belajar IPS Geografi, semakin tinggi atau baik kemampuan membaca siswa maka semakin baik pula hasil belajar IPS Geografi kelas X. Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang baik akan semakin mudah untuk dapat memahami soal-soal yang dikerjakan sehingga hasil belajarpun akan meningkat C.

Hipotesis

  Hipotesis yang diajukan sebagai pedoman kerja dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang signifikan kemampuan membaca terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS Geografi siswa kelas X MAN 1 Banjnegara tahun pelajaran 2010/2011

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN BUDAYA MEMBACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS MAN KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 82

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 39 86

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 10 71

PENGARUH PEMANFAATAN AKSES INTERNET TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 79

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGARUH KEMAMPUAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 29 63

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 76

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 20142015

1 2 94

Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH MATERI KHILAFAH DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XII IPS I MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 3 180