Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga T1 162009026 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskriptif Subjek Penelitian

Pada bab IV ini diuraikan tentang pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga tehadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Data yang diperoleh meliputi disiplin belajar dan lingkungan keluarga yang diambil dari angket. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan masing-masing variabel, serta analisis regresi untuk pengujian hipotesis penelitian. Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian dan responden pada penelitian ini serta proses menganalisis data-data yang diberikan oleh responden tersebut untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan pada bab 2 dan bab 3.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan sofware SPSS version 16.0 Sebelum sampai pada tahap pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan untuk melihat valid dan konsistennya indikator penelitian.

4.1.1 Gambaran Umum penelitian

Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 23 juni 2013. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 51 dan kuesioner yang disebarkan kembali 51. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang diharapkan pada setiap kelas. Kuesioner yang telah diisi dengan benar kemudian akan diolah menjadi data penelitian. Jawaban responden memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5 pada setiap indikator.


(2)

4.1.2 Tempat Kedudukan

SMK PELITA Salatiga berkedudukan di Jl. Hasanudin Gg. Mangga RT. 02 RW. 6 Ngawen, Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

4.1.3 Sejarah Berdirinya SMK Pelita Salatiga

Seperti permasalahan yang sedang dihadapi beberapa daerah lainnya, di Kotamadya Salatiga juga mengalami keterbatasan lembaga pendidikan Menengah Kejuruan jenjang atas. Dengan keterbatasan daya tampung tersebut, banyak lulusan SMP dan anak-anak drop out yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih atas baik kejuruan maupun umum di beberapa kota sekitarnya. Berangkat dari kenyataan tersebut Bapak Drs. R. Soekamto yang sekarang

menjadi ketua yayasan ” PELITA” Salatiga, mempunyai gagasan untuk mendirikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas agar dapat menekan permasalahan tersebut.

- Untuk itu tepatnya pada hari jum’at kliwon tanggal 2 Mei 1969 berdirilah SMEA (Sesuai kurikulum 1994, namanya menjadi SMK) PELITA Salatiga, dengan :

- Watak satria Gatutkaca ( pahlawan Amerta ) yang mempunyai pepatah ”Sepi ing pamrih

rame ing gawe” (gugur di medan perang Barathayudha).

Filsafat Tri Ratno yaitu :

Lahir pada hari pendidikan Naional yaitu 2 mei.

- Nama PELITA ( Pembangunan Lima Tahun ) dengan maksud mendapatkan filsafat Negara Republik Indonesia.

- Lambang lilin menyala diapit oleh kapas artinya membuat terang dan membuat kemakmuran. Semboyan : SUSILA ASTINA, yang berarti berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan melakukan kemasyarakatan.


(3)

Sungguh gembiranya saat itu walaupun belum memiliki gedung sendiri namun sekolah tersebut mendapat perhatian yang banyak dari masyarakat. Terbukti dengan banyaknya siswa-siswi yang memasuki sekolah ini.

Begitu lahir sekolah ini disebut pahlawan, maksudnya begitu lahir langsung memiliki tiga kelas dengan jumlah sebanyak 115 siswa yang terdiri dari :

 Kelas I : 60 Siswa

 Kelas II : 23 Siswa

 Kelas III : 32 Siswa

Dipimpin Bapak Drs. R. Soekamto pada tanggal 16 April 1970 mendapat status tercatat dari pemerintah. Adapun program kerjanya sebagai berikut :

 Tahun 1969-1974 disebut masa menanam

 Tahun 1974-1979 disebut masa memelihara

 Tahun 1979-1984 disebut masa tunas

 Tahun 1984-1989 disebut masa pembangunan tahap ke I

 Tahun 1989-1994 disebut masa pembangunan tahap ke II

 Tahun 1994-1999 disebut masa pembangunan tahap ke III

Kemudian pada tanggal 19 Februari 1970 Bapak Drs. R. Soekamto mendirikan Yayasan Pendidikan PELITA (YPP) yang berdasarkan pendidikan, kebudayaan dan kesejahteraan, berdasarkan pancasila, bertujuan membentuk masyarakat adil dan makmur di bidang pendidikan serta mendapat pengesahan dari pemerintah dengan akte notari no. 1 tanggal 6 Maret 1970. Berikut adalah daftar nama Kepala Sekolah SMK PELITA Salatiga :

1. Drs. R. Soekamto, pada saat berdiri sampai dengan bulan Agustus 1970. 2. Assok Kadjarso, BA. Mulai agustus 1970 sampai September 1972.


(4)

Programnya membuat kursi dan meja.

Dengan adanya kemajuan-kemajuan pendidikan di sekolah ini, pada tanggal 1 Januari 1972 statusnya dinaikkan menjadi terdaftar.

3. Goenadi, BA. Mulai September 1972 sampai Januari 1973. 4. Soekirni, BA. Mulai januari 1973 sampai bulan Maret 1976. Programnya membuat kursi kayu.

5. Soekakdi, BA. Mulai Maret 1976 sampai April 1977. Programnya membeli mesin ketik dan membuat kursi dari besi. 6. Isaac Sabuna Bth. Mulai April 1977 sampai Februari 1978.

Pada saat itu mengalami kritikan, Kepala Sekolah membangun sekolah kembali dan merintih membeli mesin ketik, berakhir bulan juli 1980.

7. Soetano, MS. Mulai Juli 1980 sampai Juli 1982, programnya memperbaiki kursi bekas STM. 8. Isaac Sabuna Bth. Mulai Juli 1982 sampai 1985.

Programnya merintis membeli tanah. Walaupun sekolah mengalami krisis, namun sekolah ini masih mempertahankan mutu pendidikannya, sehingga pada tanggal 10 Februari 1983 statusnya dinaikkan menjadi diakui.

9. St. Arry maryono, BA. Mulai Juni 1985 sampai 1993.

Programnya membangun sekolah tahap I. Dilihat dari bangunannya semakin menanjak maka tahun kemudian tepatnya 10 Februari 1986 setelah diakreditasi dapat mempertahankan statusnya, diakui. Dengan melihat kenyataan tersebut maka pemerintah tidak segan-segan memberi bantuan baik berupa dana maupun tenaga pengajar kepada SMK PELITA Salatiga.

10. Drs. Sutikno mulai Januari sampai 1996 11. Goenadi, BA. MulaiAgustus 1996


(5)

12. Wibisono, Bsc. Mulai 1998 sampai 2000

13. Drs. Sutikno, M.Pd. mulai 2000 sampai dengan sekarang. Sekolah ini mengalami perpindahan tempat sebanyak 5 kali yitu :

1. Pada awal berdirinya menempati gedung SPG Negeri Salatiga di Jalan Kartini Salatiga. Dengan masuk sore.

2. Menempati gedung SMA Negeri 1 salatiga di Jalan Kemiri I Salatiga dengan masuk sore.

3. Menempati gedung SMEA NEGERI 1 SALATIGA di jalan Ahmad Yani Salatiga, dengan masuk sore.

4. Mendapat kontrakan di Jl. Hasanudin salatiga, sebagian masuk pagi dan sebagian lagi masuk sore.

5. Sekarang menempati gedung sendiri di Jl. Hasanudin Gg. Mangga Salatiga yang telah diresmikan oleh Bapak Wali kotamadya Salatiga, pada tanggal 18 Februari 1989. Demikian sekilas tentang sejarah dan perkembangan SMK PELITA Salatiga sejak berdiri hingga sekarang.

4.1.4 Program Keahlian / Jurusan

Ijin pertama kali sekolah diselenggarakan adalah untuk dua program keahlian yaitu program studi Akuntansi dan Program Studi Manajemen Bisnis. Setelah adanya kesempatan sekolah bisa membuka program keahlian yang baru dengan diadakan uji kelayakan. Mulai pada tahun pelajaran 2006-2007 SMK PELITA Salatiga mempunyai 4 program keahlian/ Jurusan, yakni ;

1. Akuntansi


(6)

3. Akomodasi Perhotelan

4. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)

4.1.6 Visi dan Misi

1. VISI

MENUJU TAHUN 2014 SEMUA LULUSAN SMK PELITA SALATIGA TERSERAP DI LAPANGAN KERJA

2. MISI

- Mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK. - Mencetak tenaga terampil, profesional, dan sikap pakai dalam dunia kerja. - Mutu tamatan yang berorientasi pada pasar kerja.

4.2 Diskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan sekolah dan dan persepsi peran guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga. Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel Lingkungan Sekolah (X1), Persepsi Peran Guru (X2), dan variabel terikat yaitu Motivasi belajar siswa (Y). Untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini, Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis dengan bantuan komputer program sofware SPSS versi 16.0.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Lingkungan sekolah, persepsi peran guru dan motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga

Statistics


(7)

N Valid

52 52 52

Missing 0 0 0

Mean

51.6346 43.6346 54.0000 Std. Deviation

8.80069 7.78895 8.84729 Variance

77.452 60.668 78.275 Range

50.00 44.00 44.00

Minimum

30.00 21.00 33.00

Maximum

80.00 65.00 77.00

Sum 2685.00 2269.00 2808.00

4.3 Analisis Diskriftif

4.3.1 Analisis Diskriftif Lingkungan Sekolah

Hasil deskriptif tentang variabel lingkungan sekolah (X1) dalam pengisisan angket terdapat 52 siswa, dengan 18 item pernyataan, diperoleh skor paling rendah adalah 30 dan skor maksimum dari data lingkungan sekolah yang tertinggi adalah 80 Sehingga dalam hal ini jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

i=

R k Keterangan:

I = Interval kelas R = Rentangan K = Banyak kelas


(8)

Distribusi frekuensilingkungan sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.2 Distribusi frekuensi variable lingkungan sekolah tahun 2013/2014

Kategori Disiplin Belajar Frekuensi

F %

Rendah 30 47 11 21

Cukup 47 64 39 75

Tinggi 64 81 4 8

Jumlah 52 100

Berdasar tabel 4.2 hasil analisa dapat disimpulkan lingkungan sekolah siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga adalah sangat rendah menunjuk 11 responden ( 21,15%) dengan skor 30 – 47 , untuk kategori cukup sebanyak 39 responden (75%) dengan skor 47 – 64 , kategori tinggi menunjuk 4 responden (7,69%) dengan skor 64 – 81. Berdasarkan tabel di atas disimpulkan tingkat lingkungan sekolah siswa SMK kelas XI Pelita Salatiga dikategorikan rendah.

4.3.2 Analisis Diskriftif Persepsi Peran Guru

Hasil deskriptif tentang variabel persepsi peran guru (X2) dalam pengisisan angket terdapat 52 siswa, dengan 13 item pernyataan, diperoleh skor paling rendah adalah 21 dan skor maksimum dari data lingkungan sekolah yang tertinggi adalah 65 Sehingga dalam hal ini jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

k 3 3

I = R k


(9)

Distribusi frekuensi persepsi

peran guru dapat dilihat pada tabel

berikut:

Table 4.3 Distribusi frekuensi variable

persepsi peran guru tahun 2013/2014

Kategori Disiplin Belajar Frekuensi

F %

Rendah 21 – 36 5 10

Cukup 36 – 51 36 69

Tinggi 51 – 66 11 21

Jumlah 52 100

Berdasar tabel 4. hasil analisa dapat disimpulkan persepsi peran guru terhadap siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga adalah sangat rendah menunjuk 5 responden ( 9,61%) dengan skor 21 – 36, untuk kategori cukup sebanyak 36 responden (69,2%) dengan skor 39 – 51 , kategori tinggi menunjuk 11 responden (21,15%) dengan skor 51 – 66. Berdasarkan tabel di atas disimpulkan tingkat lingkungan sekolah siswa SMK kelas XI Pelita Salatiga dikategorikan tinggi.

4.3.3 Analisis Diskriftif Motivasi Belajar

Hasil deskriptif tentang variabel persepsi peran guru (X2) dalam pengisisan angket terdapat 52 siswa, dengan 21 item pernyataan, diperoleh skor paling rendah adalah 33 dan skor maksimum dari data lingkungan sekolah yang tertinggi adalah 77 Sehingga dalam hal ini jarak interval dapat dihitung sebagai berikut:

Keterangan:

I = Interval kelas R = Rentangan K = Banyak kelas

i = R

=

65-21 =

44

= 14,6 = 15


(10)

Distribusi frekuensi motivasi

belajar dapat dilihat pada tabel

berikut.

Table 4.4 Distribusi frekuensi

variable motivasi belajar

tahun 2013/2014

Kategori Disiplin Belajar Frekuensi

F %

Rendah 33 – 48 12 23

Cukup 48 – 63 32 62

Tinggi 63 – 78 8 15

Jumlah 52 100

Berdasar tabel 4. hasil analisa dapat disimpulkan lingkungan sekolah siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga adalah sangat rendah menunjuk 12 responden ( 23,07%) dengan skor 33 – 48, untuk kategori cukup sebanyak 32 responden (61,53%) dengan skor 48 – 63 , kategori tinggi menunjuk 8 responden (15,38%) dengan skor 63 – 78. Berdasarkan tabel di atas disimpulkan tingkat lingkungan sekolah siswa SMK kelas XI Pelita Salatiga dikategorikan tinggi.

4.3.4 Uji Prasyarat Analisis Regresi

1. Uji Normalitas i=

R k Keterangan:

I = Interval kelas R = Rentangan K = Banyak kelas

i = R

=

77-33 =

44

= 14,6 = 15


(11)

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non parametik. Data berdistribusi normal jika taraf signifikan hitung lebih dari taraf signifikan yang digunakan yaitu 0,05.

Tabel.4.5 Uji Normalitas Lingkungan sekolah, Persepsi Peran Guru dan Motivasi Belajar Siswa

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 7.72800070 Most Extreme Differences Absolute .069

Positive .051

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .496

Asymp. Sig. (2-tailed) .967

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for windows release 16.0 dan berdasarkan penggitungan SPSS for windows release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk ketiga variabel ini tidak bisa di uji normalitasnya karena skor untuk variabel lingkungan sekolah sangat rendah, sehingga pengujian data di lakukan secara 2 tahap, dan hasil pengujian masih rendah. Pengujian normalitas residual adalah hasil dari meregresikan ketiga variabel X1 , X2, dan Y, dengan hasil One-Sample Kolmogrov Smirnov Test 0,496.


(12)

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antara variabel bebas. Hasil uji multikolinearitas antara variabel menunjukan interkorelasi antara variabel bebas tidak ada yang melebihi 0.800 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi Multikolinearitas.

Tabel.4.6 Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 29.851 6.881 4.338 .000

Lingkungan Sekolah .001 .187 .001 .007 .995 .448 2.234

Persepsi Peran Guru .552 .212 .486 2.605 .012 .448 2.234 a. Dependent Variable: Motivasi

Belajar

Nilai VIF XI adalah 2,234, VIF X2 adalah 2,234. Semua lebih kecil dari 10,sehingga tidak ada masalah multikolinearitas.

4.4 Analisis Regresi

1.4.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008 : 83), regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimilki agar kesalahannya dapat diperkecil. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah disiplin belajar dan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar. Penghitungan regresi berganda menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:


(13)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.387 4.113 2.525 .015

Lingkungan Sekolah -.092 .112 -.174 -.824 .414

Persepsi Peran Guru .011 .127 .018 .085 .932

a. Dependent Variable: abs_res

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 10,387 + (-0,092X1) +0,011X2 Y = 10,387 + -0,092X1 + 0,011X2 Keterangan :

Y = Variabel terikat a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi X1 = Lingkungan sekolah X2 = Persepsi peran guru

Persamaan regresi tersebut dapat dinterpretasikan sebagai berikut:

- Konstanta sebesar 10,387: atrtinya jika lingkungan sekolah (X1) dan persepsi peran guru (X2) nilainya adalah 0, maka motivasi belajar siswa (Y) nilainya adalah 10,387.

- Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X1) sebesar –0,092: artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan lingkungan sekolah mengalami kenaikan 1%, maka motivasi belajar siswa (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,092. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara lingkungan sekolah dan motivasi belajar


(14)

siswa, semakin naik nilai lingkungan sekolah maka semakin turun nilai motivasi belajar siswa.

- Koefisien regresi variabel persepsi peran guru (X2) sebesar 0,011: artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan persepsi peran guru mengalami kenaikan 1%, maka variabel motivasi belajar (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,011. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara persepsi peran guru dengan motivasi belajar, semakin naik persepsi peran guru maka semakin meningkat motivasi belajar siswa. - Koefisien regresi variabel lingkungan sekolah (X1) sebesar -0,092, dan persepsi peran guru (X2) 0,011, artinya jika kedua variabel independen nilainya tetap dan lingkungan sekolah, pesrsepsi peran guru berpengaruh secara bersama-sama mengalami kenaikan 1%, maka variabel motivasi belajar siswa (Y) akan mengalami peningkatan.

Sedangkan residual (unstandardized residual) adalah selisih antara motivasi belajar siswa dengan predicted value,, dan std.residual. ini adalah nilai residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik da;ammelakukan prediksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 makan semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi).

1.4.2 Uji Hipotesis

a. Uji t

Tabel 4.8. Hasil analisis uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta


(15)

Lingkungan Sekolah -.092 .112 -.174 -.824 .414

Persepsi Peran Guru .011 .127 .018 .085 .932

a. Dependent Variable: abs_res

1.4.3 Pengujian koefisien regresi variabel Lingkungan Sekolah

a. Menentukan Hipotesis

H0 : Motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga adalah tinggi yaitu lebih dari sama dengan 75%.

H1 : Motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Pelita Salatiga adalah rendah yaitu kurang dari 75%

Tingkat signifikan menggunakan α = 5%. Berdasarkan tabel diperolah t hitung sebesar –

0,284.

b. Menentukan t hitung

Tabel distribusi t dicari pada α =5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)dengan derajat kebebasan

(df) n-k-1 atau 27-2-1 = 24 (n adalah jumlah khasusdan k adalah jumlah vareabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025). Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,648.

c. Kriteria pengujian

H0 ditrima jika –t tabel < t hitung > t tabel, H0 ditolak jika – t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel. Membandingkan t hitung dan t tabel nilai – t hitung < -t tabel (-0,824 < 1,648) maka H0 ditolak. Oleh karena itu nilai –t hitung > -t tabel (-0,824 > -1,648) maka Ha diterima, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara lingkungan sekolah dengan motivasi belajar siswa. Jadi dari kasus ini tidak berpengaruh antara lingkungan sekolah dan motivasi belajar siswa.


(16)

1. Menentukan Hipotesis

b. Tabel distribusi t dicari pada α =5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 27-2-1 = 24 (n adalah jumlah khasusdan k adalah jumlah vareabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025). Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,648.

c. Kriteria pengujian

H0 ditrima jika –t tabel < t hitung > t tabel, H0 ditolak jika – t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel. Membandingkan t hitung dan t tabel nilai – t hitung < -t tabel (0,085 > -1,648) maka H0 diterima. Oleh karena itu nilai –t hitung > -t tabel (0,085 > 1,648) maka Ha ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara peran guru dengan motivasi belajar siswa. Jadi dari kasus ini tidak berpengaruh antara persepsi peran guru dan motivasi belajar siswa.

1. Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria dari uji F yaitu apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti variabel lingkungan sekolah dan peran guru secara bersama-sama mempengaruhi motivasi belajar siswa, dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka H0 diterima (Ha ditolak) yang berarti lingkungan sekolah dan persepsi peran guru secara bersama-sama tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hasil analisis uji F sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


(17)

Residual 1088.307 49 22.210

Total 1117.174 51

a. Predictors: (Constant), Persepsi Peran Guru , Lingkungan Sekolah

b. Dependent Variable: abs_res

Berdasarkan data hasil pengujian uji Fdengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh Fhitung= 0,650 dengan harga signifikansi sebesar 0,527 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 52 sebesar 21,48 sehingga didapat Fhitung > Ftabel dan nilai

signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (0,650) > Ftabel ( dan nilai signifikansi

(0,527) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dan persepsi peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK pelita salatiga.

2. Koefisien Diterminasi (R)

1) Pengaruh variabel lingkungan sekolah dan guru terhadap motivasi belajar siswa. Tabel.4.10. Koefisien determinasi peran guru dan lingkungan sekolah

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .161a .026 -.014 4.71279

a. Predictors: (Constant), Persepsi Peran Guru , Lingkungan Sekolah

Besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui koefisien determinan RSquare. Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 Hal ini menunjukan bahwa sebesar 02,6% variasi dari


(18)

hasil belajar dapat dijelaskan oleh disiplin belajar. Sedangkan sebesar 97,4% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

1.5 Pembahasan Hasil Analisis

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah lingkungan sekolah dan persepsi peran guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apakah lingkungan sekolah dan persepsi peran guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga.

Menurut Tulus Tu’u (2004:1) dalam buku Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkankepada anak didik. Lingkungan sekolah sangat erat kaitannya dengan motivasi belajar. Banyak faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar. Kutikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah. Dari lingkungan sekolah yang baik akan menimbulkan dan mendorong motivasi siswa SMK Pelita Salatiga semakin baik.

Berdasarkan pengertian lingkungan, pengertian sekolah, dan pengertian lingkungan sekolah, maka dapat disimpulkan pengertian lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya dengan program pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya dengan dibiasakan nilai-nilai tata tertip sekolah serta nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.


(19)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 10,387 + -0,092X1 +0,011X2 dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai hasil oleh lingkungan sekolah 0,092 dan persepsi peran guru 0,011 dan konstanta 10,387. Jika lingkungan sekolah dan persepsi peran guru adalah 0 maka motivasi belajar adalah sebesar 10,387 di SMK Pelita salatiga.

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukanlah satu tujuan, akan tetapi merupakan satu proses untuk mencapai tujuan. Dari belajar bukan merupakan suatu peristiwa secara otomatis terjadi dari menyampaikan sejumlah informasi dan sumber belajar kedalam diri peserta didik, akan tetapi memerlukan suatu proses keterlibatan mental dan tindakan nyata dari peserta didik itu sendiri.

Secara fisik fasilitas di lingkungan sekolah juga sangat mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar. Dengan sarana dan fasilitas yang memadai, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Sehingga akan memacu dirinya untuk meningkatkan motivasi belajarnya.

Guru adalah tenaga profesional dalam bidang pembelajaran wajib memiliki kualitas yang sesuai dengan syarat-syarat khusus yaitu guru harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Guru juga harus mampu menciptakan susasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas, jika guru berhasil


(20)

menciptakan suasana, siswa akan merasa senang baik dengan guru itu sendiri dan dengan mata pelajarannya.

Peran guru dalam lingkungan sekolah SMK Pelita harus bisa membangun hubungan relasi yang baik dengan siswa, terutama hubungan komunikasi terhadap siswa, siswa yang dekat dengan guru, dan sering berkomunikasi dapat membangun motivasi ekstrisik dari dalam siswa. Hubungan guru dengan motivasi sangat berpengaruh erat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa akan bersemangat dalam belajar karena siswa sudah menyenangi guru dan mata pelajaran yang sudah diberikan.

Berdasarkan hasil analisis regresi, diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah dan persepsi peran guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga.

Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 Hal ini menunjukan bahwa sebesar 02,6% variasi dari hasil belajar dapat dijelaskan oleh disiplin belajar.

Hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda, variabel persepsi peran guru terhadap variabel motivasi belajar siswa menunujukan koefisien regresi berganda menunjukan 0,011, koesfisien ini bernilai positif yang artinya ada pengaruh positif antara disiplin belajar terhadap motivasi belajar. Sedangkan untuk nilai signifikansinya sebesar 0,257 > α (0,05).

Besarnya skor lingkungan sekolah dan skor persepsi peran guru terhadap skor motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 hal ini menunjukan bahwa sebesar 2,6% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh lingkungan sekolah dan persepsi peran guru.


(21)

Motivasi merupakan kebutuhan yang memberikan dorongan dari seseorang atau dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik dalam berbagai hal kehidupan dan membuat dirinya berharga. Motivasi berhubungan dengan kemampuan mengatasi rintangan dan memelihara semangat berusaha yang tinggi, bersaing melalui kerja keras, baik didorong karena adanya harapan untuk sukses ataupun karena takut kegagalan.

Oleh sebab itu bila seseorang siswa berada di lingkungan sekolah yang baik, dan dengan peran guru yang baik dalam memotivasi belajar, siswa akan mempunyai motivasi atau semangat belajar yang tinggi siswa akan menghasilkan pencacapain yang terbaik dan optimal.

Berdasarkan hasil analisis regresi, diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah dan persepsi peran guru terhadap motivasi belajar siswa SMK Pelita Salatiga.

Keterangan :

X1 : lingkungan sekolah X2 : persepsi peran guru Y : motivasi belajar siswa

Y X2

X1

r = -0,174 th = -0,824

(ρ =0,000)

(ρ = r = 0,818 th = 0,085


(1)

1. Menentukan Hipotesis

b. Tabel distribusi t dicari pada α =5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 27-2-1 = 24 (n adalah jumlah khasusdan k adalah jumlah vareabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025). Hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,648.

c. Kriteria pengujian

H0 ditrima jika –t tabel < t hitung > t tabel, H0 ditolak jika – t hitung < -t tabel

atau t hitung > t tabel. Membandingkan t hitung dan t tabel nilai – t hitung < -t tabel (0,085 > -1,648) maka H0 diterima. Oleh karena itu nilai –t hitung > -t tabel

(0,085 > 1,648) maka Ha ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh

signifikan antara peran guru dengan motivasi belajar siswa. Jadi dari kasus ini tidak berpengaruh antara persepsi peran guru dan motivasi belajar siswa.

1. Uji F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria dari uji F yaitu apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti variabel

lingkungan sekolah dan peran guru secara bersama-sama mempengaruhi motivasi belajar siswa, dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka H0 diterima (Ha ditolak) yang

berarti lingkungan sekolah dan persepsi peran guru secara bersama-sama tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hasil analisis uji F sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


(2)

Residual 1088.307 49 22.210

Total 1117.174 51

a. Predictors: (Constant), Persepsi Peran Guru , Lingkungan Sekolah

b. Dependent Variable: abs_res

Berdasarkan data hasil pengujian uji Fdengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh Fhitung= 0,650 dengan harga signifikansi sebesar 0,527 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 52 sebesar21,48 sehingga didapat Fhitung > Ftabel dan nilai

signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (0,650) > Ftabel ( dan nilai signifikansi

(0,527) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara lingkungan sekolah dan persepsi peran guru dalam proses pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK pelita salatiga.

2. Koefisien Diterminasi (R)

1) Pengaruh variabel lingkungan sekolah dan guru terhadap motivasi belajar siswa. Tabel.4.10. Koefisien determinasi peran guru dan lingkungan sekolah

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .161a .026 -.014 4.71279

a. Predictors: (Constant), Persepsi Peran Guru , Lingkungan Sekolah

Besarnya pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui koefisien determinan RSquare. Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 Hal ini menunjukan bahwa sebesar 02,6% variasi dari


(3)

hasil belajar dapat dijelaskan oleh disiplin belajar. Sedangkan sebesar 97,4% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

1.5 Pembahasan Hasil Analisis

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah lingkungan sekolah dan persepsi peran guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh apakah lingkungan sekolah dan persepsi peran guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga.

Menurut Tulus Tu’u (2004:1) dalam buku Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkankepada anak didik. Lingkungan sekolah sangat erat kaitannya dengan motivasi belajar. Banyak faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar. Kutikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah. Dari lingkungan sekolah yang baik akan menimbulkan dan mendorong motivasi siswa SMK Pelita Salatiga semakin baik.

Berdasarkan pengertian lingkungan, pengertian sekolah, dan pengertian lingkungan sekolah, maka dapat disimpulkan pengertian lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya dengan program pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan potensinya dengan dibiasakan nilai-nilai tata tertip sekolah serta nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.


(4)

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 10,387 + -0,092X1 +0,011X2 dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai hasil

oleh lingkungan sekolah 0,092 dan persepsi peran guru 0,011 dan konstanta 10,387. Jika lingkungan sekolah dan persepsi peran guru adalah 0 maka motivasi belajar adalah sebesar 10,387 di SMK Pelita salatiga.

Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukanlah satu tujuan, akan tetapi merupakan satu proses untuk mencapai tujuan. Dari belajar bukan merupakan suatu peristiwa secara otomatis terjadi dari menyampaikan sejumlah informasi dan sumber belajar kedalam diri peserta didik, akan tetapi memerlukan suatu proses keterlibatan mental dan tindakan nyata dari peserta didik itu sendiri.

Secara fisik fasilitas di lingkungan sekolah juga sangat mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar. Dengan sarana dan fasilitas yang memadai, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Sehingga akan memacu dirinya untuk meningkatkan motivasi belajarnya.

Guru adalah tenaga profesional dalam bidang pembelajaran wajib memiliki kualitas yang sesuai dengan syarat-syarat khusus yaitu guru harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Guru juga harus mampu menciptakan susasana belajar yang menyenangkan di dalam kelas, jika guru berhasil


(5)

menciptakan suasana, siswa akan merasa senang baik dengan guru itu sendiri dan dengan mata pelajarannya.

Peran guru dalam lingkungan sekolah SMK Pelita harus bisa membangun hubungan relasi yang baik dengan siswa, terutama hubungan komunikasi terhadap siswa, siswa yang dekat dengan guru, dan sering berkomunikasi dapat membangun motivasi ekstrisik dari dalam siswa. Hubungan guru dengan motivasi sangat berpengaruh erat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, siswa akan bersemangat dalam belajar karena siswa sudah menyenangi guru dan mata pelajaran yang sudah diberikan.

Berdasarkan hasil analisis regresi, diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah dan persepsi peran guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK Pelita Salatiga.

Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 Hal ini menunjukan bahwa sebesar 02,6% variasi dari hasil belajar dapat dijelaskan oleh disiplin belajar.

Hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda, variabel persepsi peran guru terhadap variabel motivasi belajar siswa menunujukan koefisien regresi berganda menunjukan 0,011, koesfisien ini bernilai positif yang artinya ada pengaruh positif antara disiplin belajar terhadap motivasi belajar. Sedangkan untuk nilai signifikansinya sebesar 0,257 > α (0,05).

Besarnya skor lingkungan sekolah dan skor persepsi peran guru terhadap skor motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,026 hal ini menunjukan bahwa sebesar 2,6% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh lingkungan sekolah dan persepsi peran guru.


(6)

Motivasi merupakan kebutuhan yang memberikan dorongan dari seseorang atau dari diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang baik dalam berbagai hal kehidupan dan membuat dirinya berharga. Motivasi berhubungan dengan kemampuan mengatasi rintangan dan memelihara semangat berusaha yang tinggi, bersaing melalui kerja keras, baik didorong karena adanya harapan untuk sukses ataupun karena takut kegagalan.

Oleh sebab itu bila seseorang siswa berada di lingkungan sekolah yang baik, dan dengan peran guru yang baik dalam memotivasi belajar, siswa akan mempunyai motivasi atau semangat belajar yang tinggi siswa akan menghasilkan pencacapain yang terbaik dan optimal.

Berdasarkan hasil analisis regresi, diketahui bahwa ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah dan persepsi peran guru terhadap motivasi belajar siswa SMK Pelita Salatiga.

Keterangan :

X1 : lingkungan sekolah

X2 : persepsi peran guru

Y : motivasi belajar siswa

Y

X2

X1

r = -0,174 th = -0,824

(ρ =0,000)

(ρ = r = 0,818 th = 0,085


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga Tahun 2012/2013 T1 132009008 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Fitur Facebook terhadap Keterbukaan Diri Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga Tahun 2012/2013 T1 132009010 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga T1 162009026 BAB I

0 1 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga T1 162009026 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga T1 162009026 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Pelita Salatiga

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Guru Pembimbing dalam Membimbing Siswa Kelas XI SMK Diponegoro Salatiga yang Mengalami Kesulitan Belajar T1 132008028 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

0 0 13

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Lingkungan Sekolah, Peran Guru dalam Proses Pembelajaran TIK terhadap Motivasi Belajar Siswa: Studi Kasus SMA N 1 SURUH

0 0 2