MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PENDEK BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN TEMBAK SASARAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Penjas Sekolah Dasar

Oleh

TAUFIQ ICHSAN YASIN 0903310

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN TEMBAK SASARAN (Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di Kelas IV SDN Panjalin Kidul 2

Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002

Pembimbing II,

Indra Safari, M.Pd NIP. 197709022008011016

Mengetahui,

Ketua Jurusan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PENDEK BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN TEMBAK SASARAN(Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas IV SDN Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka)” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan, karena sesungguhnya perbuatan semacam seperti itu tidak ada dalam kamus hidup saya. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Taufiq Ichsan Yasin NIM. 0903310


(4)

iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 8

1. Rumusan Masalah ... 8

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 11

BABII KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Kajian Teoritis ... 13

1. Hakikat Pembelajaran ... 13

a. Definisi Pendidikan Jasmani ... 13

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 14

c. Manfaat Pendidikan Jasmani ... 14

d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 15

e. Permainan Bulutangkis ... 16

f. Keterampilan Dasar Servis Pendek Backhand ... 19

2. Perkembangan Peserta Didik ... 20

a. Perkembangan Kognitif ... 20

b. Perkembangan Motorik ... 20

c. Perkembangan Afektif ... 21

3. Media Pembelajaran ... 21

4. Permainan Tembak Sasaran ... 22

5. Pembelajaran bulutangkis yang dimodifikasi kedalam bentuk permainan tembaksasaran...23


(5)

iv

c. Komentar ... 26

d. Relevansi ... 26

C. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

1. Lokasi Penelitian ... 28

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Metode dan Desain Penelitian... 31

1. Metode Penelitian ... 31

2. Desain Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian ... 34

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 34

2. Tahapan Pelaksanaan ... 35

3. Tahapan Observasi ... 36

4. Tahapan Refleksi ... 36

E. Instrument Penelitian ... 37

1. Format IPGK 1 ... 38

2. Format IPKG 2 ... 42

3. Format Aktivitas Siswa ... 46

4. Format Tes Servis Pendek Backhand ... 47

5. Catatan Lapangan ... 50

6. Pedoman Wawancara ... 52

a. Format Wawancara Guru ... 52

b. Format Wawancara Siswa ... 53

F. Teknik Pengolahan Data dan Sumber Data ... 53

1. Data ... 53

2. Sumber Data ... 54

G. Hakekat Pengelolahan dan Analisis Data ... 54

1. Teknis Pengolahan Data... 54

2. Analisis Data ... 58

H. Validasi Data...59

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Paparan Data Awal ... 60

1. Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 61

2. Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 63

3. Data Awal Aktivitas Siswa ... 65


(6)

v

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 75

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 77

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 79

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 83

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 83

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 85

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 88

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 90

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 92

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 96

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 96

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 98

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 101

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ... 103

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 105

C. Pembahasan ... 109

1. Pembahasan Tahap Perencanaan ... 109

2. Pembahasan Kinerja Guru ... 110

3. Aktivitas Siswa ... 110

4. Hasil Belajar Siswa ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 120

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 120

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 129

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 138

4. Dokumentasi Siklus I ... 150

5. Dokumentasi Siklus II ... 151

6. Dokumentasi Siklus III ... 152

7. Surat Keputusan (SK) Pembimbing ... 153

8. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 154

9. Surat Keputusan (SK) SDN Panjalin Kidul 2 ... 155

10. Lembar Monitoring ... 156


(7)

vi

1.1 Data AwalHasil Test Belajar Siswa ... 5

3.1 Daftar Siswa SDN Panjalin Kidul 2 ... 29

3.2 Daftar Guru SDN Panjalin Kidul 2 ... 29

3.3 Jadwal Penelitian ... 30

3.4 Format IPKG I ... 38

3.5 Format IPKG II ... 43

3.6 Format Aktivitas Siswa ... 46

3.7 Format Hasil Belajar Siswa ... 48

3.8 Format Catatan Lapangan ... 51

3.9 Format Wawancara Guru ... 52

3.10 Format Wawancara Siswa ... 53

4.1 Data AwalHasilObservasi IPKG I ... 61

4.2 Data AwalHasilObservasi IPKG II ... 63

4.3 Data AwalHasilObservasiAktivitasSiswa ... 65

4.4 Data AwalHasil Test Belajar... 66

4.5 Rekapitulasi Data Awal ... 68

4.6 Data Hasil IPKG I Siklus I ... 71

4.7 Deskripsi Tindakan Siklus I ... 73

4.8 Data Hasil IPKG 2 Siklus I ... 74

4.9 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 76

4.10 Data Hasil Tes Belajar Siklus I ... 77

4.11 Rekapitulasi Persentase Data Awal dan Hasil Belajar Siklus I ... 78

4.12 Rekapitulasi Hasil Perolehan PerencanaanData Awal dan Siklus I ... 79

4.13 Rekapitulasi Hasil Perolehan PelaksanaanData Awal dan Siklus I ... 80

4.14 Rekapitulasi Hasil Aktivitas SiswaData Awal dan Siklus I ... 81

4.15 Rekapitulasi Hasil BelajarData Awal dan Siklus I ... 82

4.16 Data Hasil IPKG 1 Siklus II ... 84

4.17 Deskripsi Tindakan Siklus II ... 86


(8)

vii

4.22 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus II ... 93

4.23 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 94

4.24Rekapitulasi Hasil Belaja Siklus II ... 95

4.25 Data Hasil IPKG 1 Siklus III ... 97

4.26 Deskripsi Tindakan Siklus III ... 99

4.27Data Hasil IPKG 2 Siklus III ... 100

4.28 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 102

4.29Data Hasil Tes Belajar Siklus III ... 103

4.30 Rekapitulasi Hasil Perolehan PerencanaanData Awal Siklus I,II, III ... 105

4.31 Rekapitulasi Hasil Perolehan PelaksanaanData Awal Siklus I,II, III ... 106

4.32 Rekapitulasi Hasil Aktivitas SiswaData Awal Siklus I,II, III ... 107


(9)

viii

4.1 IPKG 1 Data Awal ... 62

4.2 IPKG 2 Data Awal ... 64

4.3 Aktivias Siswa Data Awal ... 66

4.4Hasil Belajar Siswa Data Awal ... 67

4.5IPKG 1 Data Awal dan Siklus I ... 72

4.6IPKG 2 Data Awal dan Siklus I ... 75

4.7Aktivias Siswa Data Awal dan Siklus I ... 77

4.8Hasil Belajar Siswa Data Awal dan Siklus I ... 78

4.9IPKG 1 Data Awal dan Siklus II ... 85

4.10IPKG 2 Data Awal dan Siklus II ... 88

4.11Aktivias Siswa Siklus II ... 90

4.12Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 91

4.13IPKG 1 Data Awal dan Siklus III ... 98

4.14IPKG 2 Data Awal dan Siklus III ... 101

4.15Aktivias Siswa Siklus III ... 103

4.16Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 104

4.17IPKG 1 Data Awal, Siklus I, II, II ... 109

4.18IPKG 2 Data Awal, Siklus I, II, III ... 110

4.19Aktivias Siswa Data Awal, Siklus I, II, III ... 111


(10)

ix

2.1 Lapangan Bulutangkis ... 18

2.2 Servis Pendek Backhand ... 20

2.3 Modifikasi Permainan Tembak Sasaran ... 23

3.1 Denah SDN Panjalin Kidul 2 ... 28


(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kompleksitas pembelajaran pendidikan jasmani bukan hanya terletak pada ketiga domain (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang harus ditumbuh kembangkan pada setiap diri siswa melainkan pada bagaimana proses pembelajaran itu dapat dilaksanakan.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran penjas merupakan faktor awal yang menentukan keberhasilan program pengajaran penjas,ini hanya dapat dilaksanakan apabila guru penjas mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi seluruh siswa.Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dapat disajikan guru penjas melalui pilihan permainan yang beraneka ragam.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar tahun 2006 dijelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental–emosional– spiritual–sosial), serta perkembangan yang seimbang. Semua itu mengandung arti bahwa pendidikan jasmani (penjas) adalah salah satu mata pelajran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajarannya.

Keterampilan gerak yang baik hanya akan dimiliki oleh siswa apabila ia sudah memiliki gerak dasar yang baik pula. Untuk itu, peningkatan kemampuan gerak dasar pada siswa kelas bawah tingkat sekolah dasar merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh setiap guru penjas. Pemilihan permainanpun merupakan bagian pentingyang harus diperhatikan guru penjas manakala ia, akan menyelanggarakan kegiatan pembelajaran.

Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik merupakan aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya yang harus diperhatikan oleh guru penjas ketika mengajar suatu bentuk


(12)

keterampilan gerak sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena merupakan tujuan yang terutama dikurikulum. Diperlukan kesesuaian antara metode,gaya, atau pendekatan mengajar, materi, cara mengevaluasi, dan tujuan yang harus dicapai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Aktivitas yang diperlukan untuk perkembangan gerak anak diantaranya adalah harus sudah diperkenalkan pada keterampilan berolahraga. Bermain dalam situasi berlomba dengan peraturan yang sederhana, aktivitas yang menggunakan alat dan berlatih dalam situasi drill (aktivitas berulang-ulang).

Seperti yang kita ketahui selama ini guru adalah seorang yang harus dipatuhi, sedangkan karakteristik siswa pada zaman sekarang berbeda dengan karakteristik siswa pada zaman dahulu. Karakteristik siswa pada zaman sekarang yaitu ingin berdikari sendiri. Sama halnya ketika sedang belajar khususnya dalam proses belajar penjas yang dimana karakter siswa ini sangat sulit dikendalikan. Telah banyak fakta yang menunjukan kebermaknaan aktivitas bermain yang dikelola dengan baik akan memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa, masalahnya adalah bagaimana guru penjas mampu menerapkan gerak dasar servis pendek backhand pada cabang olahraga bulutangkis melalui permainan tembak sasaran dengan menyesuaikan dalam materi, tujuan, metode mengajar dengan tidak mengabaikan tuntutan kurikulum penjas. Telah banyak fakta yang menunjukan kebermaknaan aktivitas bermain yang dikelola dengan baik akan diberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa,seperti yang telah dikemukakan oleh :

Seperti yang dikemukakan oleh Prawirasaputra, (2000: 56) :

Belajar meningkatkan gerak melibatkan persoalan yang kompleks karena semua aspek terlibat didalamnya. Tidak hanya melibatkan sistem fisiologi dan sistem syaraf, namun juga aspek fisiologis adalah pengajaran yang disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak serta pemberian kesempatan serta layanan yang sama bagi setap anak.


(13)

Belajar adalah sebuah proses dari yang tidak bisa menjadi bisa yang melibatkan persoalan-persoalan semua aspek. Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan bagi anak-anak, oleh karena itu pendekatan belajar melalui metode bermain adalah hal yang sangat ditekankan pada perkembangan peserta didik.

Seperti yang dikemukakan oleh Rusli Lutan, (2002: 13):

Anak-anak pada usia sekolah dasar masih didominasi oleh ciri bermain. Bagi anak-anak bermain adalah dunia dan kehidupannya, sehingga pendekatan untuk menerapkan metode mengajar hendaknya lebih ditekankan pada aktivitas bermain.

Dilihat dari sejarah, aktivitas pendidikan jasmani seperti dalam bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya bahwa kegiatan itu sangat efektif untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta didik.

Pembelajaran bulutangkis memerlukan permainan yang dimodifkasi untuk melancarkan suatu pembelajaran dan siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut. Dengan melalui modifikasi permainan tembak sasaran itulah siswa akan belajar gerak dasar servis pendek backhand dalam pembelajaran bulutangkis dengan tanpa disadari.

Perkembangan permainan bulutangkis didunia diketahui sejak abad ke-tujuh belas. Permainan ini sudah dimainkan di Eropa, India, dan Tiongkok. Perkembangan di Eropa yang paling menonjol sendiri adalah di Inggris, sehingga orang-orang Inggrislah yang menciptakan peraturan-peratyran dalam permainan dan membentuk persatuan bulutangkis tingkat nasional. Dari perkembangan di Inggris ini kemudian dicetuskan untuk membentuk persatuan badan internasional bulutangkis, yang menampung kegiatan-kegiatan permaina bulutangkis didunia, sehingga pada 5 juli 1934 baru terbentuk IBF yaitu: Internasional Badminton Federation. Badan bulutangkis internasional menyelanggarakan keuaraan beregu putera antara negara yang pertama pada tahun 1948-1949 yang disebut kejuaraan Thomas Cup, sedangkan untuk kejuaraan beregu puteri disebut kejuaraan Uber Cup pada tahun 1956-1957. Selain itu pada tahun 1989 diadakan kejuaraan bulutangkis beregu campuran antar negara yang dinamakan Sudirman Cup.


(14)

Permainan bulutangkis adalah permainan keterampilan dan merupakkan salah satu cabang olahraga yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan. Permainan bulutangkis di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1930. Bulutangkis dikenal sebagai permainan rakyat karena telah dimainkan oleh akyat baik di kota maupun di desa, oleh orang tua, anak-anak, maupun pria dan wanita. Permainan bulutangkis di Indonesia menjadi berkembang setelah dihimpun dalam wadah persatuan. Penghimpunan dalam satu wadah dicetuskan dan dilaksanakan pada tanggal, 5 Mei 1951 dikota Bandung, sehingga kegiatan bulutangkis di tanahair dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan ini mencakup bidang adminitrasi, organisasi dan pembinaan dalam menghimpun dan membina bulutangkis tersebut. PBSI berjuang untuk menjadi anggota IBF dan akhirnya berhasil menjadi anggota pada tahun 1953, setelah perjuagnan itu berhasil barulah membenahi diri untuk meningkatkan prestasi dengan mengikuti kejuaraan-kejuaraan bulutangkis di tingkat internasional. Tujuan semula bermain bulutangkis adalah untuk rekreasi dan mencari keringat.

Servis (pukulan) adalah merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan untuk membuka permainan serta merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulutangkis. Servis pendek diarahkan pada bagian depan lapangan lawan, dan biasanya dilakukan dalam permainan ganda.

Backhand Service, jenis servis ini pada umumnya arah dan jatuhnya shuttlecock sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan, dan shuttlecock sedapat mungkin melayang relatif dekat diatas jaring net. (Ferry Sonneville, 1958: 50).

Permainan adalah suatu alat atau bentuk yang digunakan pada waktu bermain yang tujuannya mencari kesenangan dan kegembiraan diri. (Kurniadi dan Prapanca, 2010: 3).

Pengaruh serta manfaat modifikasi permainan tembak sasaran terhadap perkembangan jiwa anak-anak antara lain yaitu mengembangkan kecerdasan anak, mengembangkan intelektual anak, mengembangkan kreativitas anak,


(15)

mengembangkan kecerdasan logika anak, mengembangkan musikal anak dan juga bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SDN Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tentang gerak dasar servis pendek backhand dalam pembelajaran bulutangkis diperoleh data bahwa hasil belajar siswa kelas IV sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 8 siswa atau sekitar 40% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 12 siswa atau sekitar 60%. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 1. 1

Data Awal Hasil Test Servis Pendek Backhand Pembelajaran Bulutangkis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2

Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka No Nama Aspek Yang Diamati

Ju m la h N il ai Keterangan Sikap Awal Perkenaan Raket dengan Shuttlecock Sikap Akhir Ketepatan Sasaran T u n tas T id ak T u n tas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Ahmad Sudarjani     10 83 

2 Bunga Tifani     9 75 

3 Boby Saputera     11 92 

4 Cicih Yunungsih     8 67 

5 Dede Puspita     4 33 

6 Eka Prasetyo     9 75 

7 Firiani     5 42 

8 Febriyanto     6 50 

9 Iis Komalasari     7 58 

10 Juju Jumariah     6 50 

11 Puput Puspita     6 50 

12 Rahmat Hidayat     7 58 

13 Rizkiansyah     10 83 

14 Shintiana Sari     7 58 

15 Tatang Satria     11 92 

16 Teddy Hermawan     5 42 

17 Trisno Alvian     7 58 

18 Wawan Heryanto     6 50 

19 Yayat Hendrayat     7 58 

20 Yogi Prabowo     8 67 

Jumlah 5 12 3 8 7 5 8 8 4 5 11 4 150 1241 8 12 Persentase % 25 60 15 40 35 25 40 40 20 25 55 20 7, 5 62 40% 60%

Keterangan : KKM = 65 T = Tuntas Skor 65 – 100 TT = Tidak Tuntas Skor 30 - 64


(16)

Deskriptor Penilaian

a. SikapAwal

Nilai 1 : Pandangan mengarah kedepan, tangan tidak memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 2 : Pandangan mengarah kedepan, tangan memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 3: Pandangan mengarah kedepan, tangan memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tegak dan rileks.

b. Perkenaan Raket dengan Shuttlecock

Nilai 1: Shuttlcock tidak mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock tidak mengenai sasaran.

Nilai 2: Shuttlcock mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock tidak mengenai sasaran.

Nilai 3: Shuttlecock mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock mengenai sasaran.

c. Sikap Akhir

Nilai 1: Pandangan tidak mengarah kedepan, posisi badan tidak siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 2: Pandangan lurus mengarah kedepan, posisi badan tidak siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan.

Nilai 3: Pandangan lurus mengarah kedepan, posisi badan siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan.

d. Ketepatan Sasaran

Nilai 1: Hasil pukulan atau servis tidak tepat mengenai sasaran, hasil pukulan atau servis tidak menjatuhkan sasaran.

Nilai 2: Hasil pukulan atau servis tepat mengenai sasaran, tetapi tidak menjatuhkan sasaran.

Nilai 3: Hasil pukulan atau servis tepat mengenai sasaran, hasil pukulan atau servis menjatuhkan sasaran.


(17)

Dari perolehan data hasil tindakan siswa diatas, maka dapat terjawablah oleh peneliti bahwa masalah yang timbul dari sikap aktivitas siswa adalah melakukan sikap awal, perkenaan raket dengan shuttlecock, sikap akhir, serta ketepatan sasaran. Dimana siswa saat melakukan servis pendek backhand sikap ke-4 (empat) yang meliputi sikap tubuh, perkenaan raket dengan shuttlecock, sikap akhir, serta ketepatan sasaran masih belum mencapai target KKM pada saat pembelajaran servis pendek backhand tersebut. Kebanyakan siswa melakukan servis pendek backhand pada sikap tubuh itu masih kaku dan kurang begitu luas menggerakkan tubuhnya, kemudian siswa juga kurang begitu tepat menempatkan perkenaan raket dengan shuttlecock, sehingga shuttlecock yang dihasilkan pada pukulan sevis tidak melewati net, dan sering sekali shuttlecock menyangkut dijaring net, ataupun shuttlecock tidak mengenai senar raket, lalu pada saat sikap akhir posisi kaki yang berada didepan (kaki terkuat) dan posisi tubuh siswa sering sekali tidak berada pada posisi siap, sehingga pada saat melakukan servis masih kurang baik dan tidak sesuai dengan gerak dasar tersebut yang mengakibatkan kelancaran pembelajaran tidak maksimal, serta pada ketepatan sasaranpun siswa kurang begitu tepat mengarahkan shuttlecock pada sasaran target yang ditentukkan, sehingga hasil pukulan servis sering sekali tidak mengenai target atau sasaran tertentu. Oleh karena itu, peneliti melakukan cara lain untuk mendapat hasil yang baik dan benar yaitu dengan menerapkan modifikasi permainan tembak sasaran. Modifikasi permainan tembak sasaran merupakan permainan yang bersifat kompetisi atau perlombaan dengan dimainkan oleh beberapa orang atau kelompok. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari masing-masing kelompok berjumlah 5 orang siswa. Setiap siswa yang melakukan servis harus mengenai atau menjatuhkan setiap sasaran yang berupa kaleng yang telah disediakan, dengan berbeda-beda jumlah serta bentuk kalengnya, masing-masing siswa diberikan 3 kali kesempatan melakukan servis. Dalam setiap pertandingan terdiri dari 2 kelompok yang bermain dalam permainan tembak sasaran. Setiap kelompok siswa yang berhasil mengumpulkan poin terbanyak berhak menjadi pemenang, dan kelompok yang kalah akan menggendong kelompok pemenang. Melalui modifikasi permainan tembak sasaran, pembelajaran servis pendek


(18)

backhand dalam bulutangkis akan terasa lebih menarik dan siswapun tidak akan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran, mendapat partisipasi dalam pembelajaran, memotivasi kreativitas semangat belajar siswa.

Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran Bulutangkis dengan judul “Meningkatkan Gerak Dasar Servis Pendek Backhand Bulutangkis Melalui Modifikasi Permainan Tembak Sasaran Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka”.

B. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Dari uraian ini penulis merumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand melalui modifikasi permainan?

b. Bagaimana kinerja guru dalam meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand bulutangkis melalui modifikasi permainan tembak sasaran?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran bulutangkis servis pendek backhand yang dimodifikasi kedalam permainan tembak sasaran?

d. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran servis pendek backhand dalam bulutangkis?

2. Pemecahan Masalah

Masalah tentang belum optimalnya guru penjas dalam menyajikan proses pembelajaran tugas gerak di Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka khususnya dalam hal meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand melalui modifikasi permainan tembak sasaran dipecahkan melalui proses penelitian tindakan kelas (class action research).

Penelitian tindakan kelas pada perinsipnya adalah penelitian yang dilakukan dalam setting kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Bentuk penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian tindakan kelas. Karena penelitian yang dilakukan dalam setting kelas harus melibatkan seorang guru penjas sebagai


(19)

pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga proses pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak biasa. Sedangkan konsep penelitian tindakan terdiri dari empat komponen yaitu:

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan siswa dalam pembelajaran bulutangkis servis pendekbackhand.

3) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran servis pendek backhand di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 dengan mengembangkan modifikasi permainan.

b. Tahap pelaksanaan

1) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.

2) Guru memotivasi siswa.

3) Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran. 4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

5) Penjelasan teknik servis pendek backhand. a) Menentukan Sikap Awal.

b) Menentukan Perkenaan Raket dengan Shuttlecock. c) Menentukan Sikap Akhir.

d) Menentukan Ketepatan Sasaran. c. Pengamatan

Guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran gerak dasar servis pendek backhand pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

Aktivitas siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum (pada tahap persiapan), selama dan sesudah melaksanakan aktivitas belajar gerak dasar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2, termasuk juga memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar servis pendek backhand dalam cabang olahraga bulutangkis.


(20)

Untuk proses pengamatan yaitu mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pertanyaan antara guru dan siswa maupun catatan lapangan kinerja guru dan aktivitas siswa. Sesudah penyampaian materi, siswa melakukan pos test untuk memperoleh perkembangan kemampuan individu dalam pembelajaran gerak dasar servis pendek backhand.

d. Refleksi

Untuk memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran tersebut selain satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memodifikasi permainan tembak sasaran, maka siswa akan bisa memahami pembelajaran tersebut. Tidak hanya itu, dengan menggunakan permainan tersebut siswa akan memiliki minat yang besar saat pembelajaran bulutangkis. Melalui modifikasi permainan tembak sasaran, siswa tidak merasa belajar pembelajaran sebenarnya, karena pembelajaran tersebut menggunakan modifikasi permainan tembak sasaran untuk meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand pada cabang olahraga bulutangkis.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran servis pendek backhand kedalam bentuk yang lebih menarik yaitu ke dalam bentuk permainan tembak sasaran.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan penerapan modifikasi permainan tembak sasaran sebagai bentuk modifikasi dalam pembelajaran servis pendek backhand.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran servis pendek backhand dalam penerapan modifikasi permainan tembak sasaran pada cabang olahraga bulutangkis.

4. Untuk mengetahui hasil penerapan modifikasi permainan tembak sasaran dalam mengikuti pembelajaran servis pendek backhand.


(21)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi:

a. Guru: dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini guru dapat

mengetahui tindakan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar sebagai pondasi bagi peningkatan keterampilan gerak tahap lanjut.

b. Siswa: penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa untuk

meningkatkan pemahaman dan kemampuan gerak dasar guna meningkatkan keterampilan gerak yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan kesehariannya.

c. Sekolah Dasar : hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan

sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran penjas. Terutama bagi sekolah yang tempat penelitian ini dilaksanakan dan bagi sekolah lain pada umumnya.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari multi penafsiran terhadap pokok permasalahan yang diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya.

Proses Meningkatkan

Kata “meningkatkan’’ memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan

dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat menaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Gerak Dasar

Gerak dasar adalah semua proses dan tindakan yang diarahkan untuk terjadinya suatu perubahan perilaku dalam hal meningkatkan kemampuan gerak sehingga perilaku tersebut bersifat relatif permanen (Rusli Lutan, 23: 2002).


(22)

Servis Pendek Backhand

Backhand Service, jenis servis ini pada umumnya arah dan jatuhnya shuttlecock sedapat mungkin melayang relatif dekat diatas jaring (net). Dengan urutan gerak servis pendek backhand adalah:

Posisi Awal

a. Pandangan mengarah kedepan,

b. Tangan memegang shuttlecock dan raket, c. Posisi badan tegak dan rileks.

Posisi Kaki

a. Posisi kaki terkuat berada didepan. b. Lutut kaki kanan dan kiri tidak menekuk.

c. Jarak antara kaki kanan dan kaki kiri tidak berjauhan. Posisi Shuttlecock

a. Posisi siku tangan diangkat.

b. Posisi shuttlecock berada dengan sejajar pusar.

c. Perkenaan kepala raket dengan shuttlecock harus tepat. Posisi Akhir

a. Pandangan lurus kedepan

b. Posisi badan siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan. c. Siap untuk memainkan permainan dan mematikan gerakan lawan.

Permainan

Permainan adalah suatu alat atau bentuk yang digunakan pada waktu bermain yang tujuannya mencari kesenangan dan kegembiraan diri. (Kurniadi dan Prapanca 2010: 3).

Tembak Sasaran

Merupakan suatu permainan yang dilakukan oleh 2 kelompok dengan jumlah kelompok yang sama dimana peraturannya bahwa 2 kelompok tersebut harus berlomba-lomba mengenai atau menjatuhkan target sasaran, dengan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan prolehan poin atau hasil tembakkan terbanyak untuk manjadi pemenang.


(23)

28

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 letaknya berhadapan dengan Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 5.Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini karena jarak dari rumah peneliti ke sekolah tidak terlalu jauh, selain itu peneliti juga merupakan lulusan dari sekolah tersebut.Sehingga peneliti cukup mengetahui keadaan akademis dan ruang lingkup sekolah. Hal ini dinilai dapat mempermudah proses penelitian.

Berikut adalah dari Denah Sekolah:

KELAS VI KELAS V KELAS IV RUANG GURU WC GURU WC SISWA KELAS III KELAS I&II KELAS I&II

KELAS III KELAS IV RUANG GURU

KELAS V KELAS VI

GAMBAR 3. 1

Denah SD Negeri Panjalin Kidul 2 dan SD Negeri Panjalin Kidul 5

P E R P UST AK AA N S DN P AN JAL IN KI DU L 5 LAPANGAN UPACARA W C S IS W A WC GU R U


(24)

a. Keadaan Sekolah

Keadaan siswa Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 total keseluruhan siswanya berjumlah 190, yang terdiri dari laki-laki 108 dan perempuan 82. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Daftar Siswa Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Kelas I 17 13 30

2 Kelas II 20 11 31

3 Kelas III 14 10 24

4 Kelas IV 12 8 20

5 Kelas V 19 21 40

6 Kelas VI 26 19 45

b. Keadaan Guru

Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, memiliki tenaga pengajar sebanyak 12 orang tenaga pengajar, yang terdiri dari 5 orang tenaga pengajar laki-laki, dan 7 orang tenaga pengajar perempuan. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Daftar Tenaga Pengajar Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2

NO NAMA NIP GOLONGAN JABATAN

1 Ahim, S.Pd 196305151991031006 IV/a Kepala Sekolah 2 Karniawati, S.Pd 196210141982042006 IV/a Guru Kelas 3 Tejo Sukmadi S.Pd 196209171984101004 IV/a Guru Olahraga 4 Hj. Dinah Subardinah, S.Pd 196512261988032004 IV/a Guru Kelas 5 Murtini, S.Pd 196604172006042004 III/d Guru Kelas 6 Atang Suharya, S.Pd 197002092007011007 IV/a Guru Kelas

7 Juhaemi, S.Pd - III/d Guru Kelas

8 Patimah, S.Pd - - Guru P.A.I

9 Diar Cahyani, S.Pd - - Guru Kelas

10 Eman Sulaeman, S.Pd - - Guru Kelas

11 Johan Samaloleh, S.Pd - - Guru Olahraga


(25)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan November 2012 sampai dengan selesai. Lamanya penelitian adalah selamaenam bulan. Karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahan yang muncul dapat diselesaikan. Untuk itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan penelitian ini. Dengan jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian

No Rencana

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan Proposal 2 Seminar Proposal

3 Penyempurnaan Proposal 4 Observasi

Penelitian Data Awal

5 Pelaksanaan Tindakan Penelitian

6 Pengelolahan dan Analisis Data

7 Penyusunan dan Revisi Laporan


(26)

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Adapun alasan pemilihan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut: 1. Tingkat kemampuan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2

dalam pembelajaran bulutangkis khususnya servis pendek backhand masih rendah, sehingga nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan nilai > 65.

2. Keadaan siswa yang sangat aktif tetapi tidak diimbangi dengan pengawasan dan pengarahan dalam pelaksanaan pembelajarannya yang monoton sering sekali pada pembelajaran yang sebenarnya sehingga siswa kurang mengerti dan memahami, serta siswa juga mudah sekali merasajenuh untuk melakukanservis pendek backhand dalam pembelajaran bulutangkis.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari masalah-masalah yang sering muncul dalam meningkatkan hasil pembelajaran pada proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Upaya dalam memecahkan permasalahan tersebut guru dapat menggunakan penelitian pendidikan. Ibrahim dan Sudjana (Suherman, 2010: 3). Mengungkapkan bahwa :

Arti penelitian pendidikan sebagai suatu upaya untuk menjawab suatu permasalahan secara sistematik dengan menggunakan metode-metode tertentu melalui tahapan pengumpulan data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas. Persoalan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran dapat diatasi dengan suatu tindakan untuk memperbaikinya sesuai prosedur dengan metode penelitian tindakan kelas.


(27)

Hal ini sejalan dengan pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005:11), yaitu: Penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

a. Metode Kualitatif

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan karena ada beberapa pertimbangan, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2002: 5).

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Dalam penelitian kualitatif ini alat utama dalam pengumpulan data adalah manusia. Dengan latar belakang alamiah yang menghendaki adanya kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.

b. Metode Kuantitatif

Selain metode kualitatif, peneliti juga menggunakan metode kuantitatif, dimanadidalamnya menerapkan statistika pada penelitiannya.Seperti yang dikemukakan oleh Sugiono, (2010: 14):

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sempel pada umumnya dilakukan secara random, penegumpulan data mengunakan instrumen penelitian, random data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru


(28)

sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan. Berikut beberapa model desain penelitian tindakan kelas:

Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang.

Semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan sebagaimana tampak pada gambar berikut:

Gambar 3. 2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)


(29)

Dari beberapa model desain penelitian di atas peneliti menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66) karena lebih spesifik desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang dimulai dari suatu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan. a. Perencanaan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi.

b. Penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang ingin dicapai. c. Kegiatan observasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu

tindakan yang akan dilakukan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung oleh observer dengan pelaksana tindakan. d. Tahapan akhir yaitu refleksi (reflection), suatu kegiatan mengkaji, dan

melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Tindakan

Setelah mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan dari Kepala Sekolah dan Guru-guru kemudian melakukan obsevasi langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran Penddikan Jasmani tentang gerak dasar servis pendek backhand melalui modifikasi permainan tembak sasaran pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2, untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan bahwa sebagian besar


(30)

siswa merasa kurang mampu melakukan teknik dasar servis, khususnya servis pendek backhand, karena kebiasaan siswa melakukan servis dengan servis panjang (Long Service). Selain itu, guru kurang menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat untuk melakukan pembelajaran. Untuk menyelesaikan permasalahan ini dimulai dari menganalisis kurikulum Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar tentang teknik dasar servis pendek backhand pada permainan bulutangkis kemudian hasil analisis tersebut dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi. Dilanjutkan dengan pemilihan prosedur penelitian, penetapan sampel penelitian, administrasi penelitian dan tindakannya, pemilihan bahan, model pembelajaran, sumber belajar dan alokasi waktu. Serta menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar servis pendek backhand. Peneliti juga mempersiapkan instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, dan lembar tes hasil belajar, dan yang terakhir peneliti melakukan observasi dengan bantuan dan kerjasama dengan guru (observer).

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 (tiga) siklus (tindakan). 1. Menyiapkan alat-alat dan media pembelajaran.

2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rencana pembelajaran yang telah disiapkan.

3. Melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung yang bertujuan untuk mengetahui, dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan I.

4. Melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan modifikasi permainan tembak sasaran dengan menggunakan media kaleng sebagai sasaran/target untuk ditembak, dan meja/papan untuk menahan kaleng agar bisa berdiri.

5. Melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan belajar mengajar. 6. Refleksi I


(31)

3. Observasi

Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat segala kegiatan pada saat pelaksanaan pembelajaran servis pendek backhand pada permainan bulutangkis melalui modifikasi permainan tembak sasaran yang bertujuan untuk perbaikan selama tindakan itu berlangsung. Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran servis pendek backhand pada permainan bulutangkis melalui modifikasi permainan tembak sasaran. Melalui tahap observasi semua data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran servis pendek backhand pada permainan bulutangkis melalui modifikasi permainan tembak sasaran.

4. Analisis dan Refleksi

Dalam tahap analisis dan refleksi merupakan kegiatan untuk melakukan menganalisis,menginterprestasi dan eksplorasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi terhadap perencanaan dan perencanaan siklus yang telah dilakukan, sebagai acuan untuk perecanaan dan pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

1. Tahap Analisis

Guru sebagai peneliti melakukan analisis dari tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembar pengamatan tentang servis pendek backhand yang meliputi catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran, mengkaji hasil belajar siswa, dan kinerja guru.

2. Tahap Refleksi

Dari hasil tahap analisis, maka hal yang perlu dilakukan adalah tahap refleksi sebagai bahan revisi perencanaan pada siklus 1. Dalam tahap refleksi, ditetapkan bahwa yang digunakan untuk meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand adalah dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran, serta


(32)

memodifikasi permainan/kegiatan. Dari tahap refleksi awal adalah sebagai tolak ukur untuk melakukan perencanaan siklus 1.

Adapun yang dimaksud dengan refleksi adalah refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan (Kasbolah, 1998/1999: 75).

Adapun langkah-langkah dari kegiatan refleksi ini adalah sebagai berikut: 1) Analisis, sintesis dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dari pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 3) Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan.

Dengan kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, praktisi dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan servis pendek backhand. Sementara dalam refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan proses servis pendek backhand kurang begitu lancar dijaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu adanya perbaikan. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan memodifikasi dalam melakukan servis, agar proses pembelajaran pada servis pendek backhand dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus kedua hal itu dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan penggunaan alat pengumpul data penelitian yang tepat, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dan terekam dengan baik. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(33)

1. IPKG 1

Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran modifikasi permainan tembak sasaran untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar servis pendek backhand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka.

Tabel 3. 4 Format IPKG 1

(Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)

No Aspek yang Diamati Skor Tafsiran

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran 1 2 3 4 K C B BS

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah A Presentase

B. Mengembangkan dan mengorganisasikan Materi, Media, Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorgansasikan materi pembelajaran. 2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran. 3. Memilih sumber belajar.

4. Memilih metode pembelajaran.

Jumlah B Presentase C. Merencakanan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran. 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran. 5. Kesesuaian metode, materi dengan peserta didik.

Jumlah C Presentase D. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian

1. Menentukan proses dan jenis penilain. 2. Membuat alat penilaian.

3. Menentukan kriteria penilaian.

Jumlah D Presentase E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan. 2. Penggunaan bahasa lisan.

Jumlah E Presentase Jumlah Presentase Perencanaan Pembelajaran


(34)

Deskriptor

A. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap, atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembelajaran jelas, dan logis, atau lengkap, dan logis. 4. Rumusan tujuan pembelajar jelas, lengkap, serta disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Materi, Media, Sumber Belajar, dan Metode Pembelajaran

1. Mengembangkan dan Mengorganisasikan Materi Pembelajaran

a. Materi, media, dan sumber belajar tidak sesuai dengan kurikulum. b. Materi, media, dan sumber belajar kurang sesuai dengan kurikulum. c. Materi, media, dan sumber belajar cukup sesuai dengan kurikulum. d. Materi, media, dan sumber belajar sesuai dengan kurikulum.

2. Menentukan dan Mengembangkan Alat Pembelajaran

a. Direncanakan penggunaan satu macam media, tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media, tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media, sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media, sesuai dengan tujuan.

3. Memilih Sumber Belajar

a. Tidak sesuai dalam memilih pembelajaran. b. Kurang sesuai dalam memilih pembelajaran. c. Cukup sesuai dalam memilih pembelajaran. d. Sesuai dalam memilih pembelajaran.


(35)

4. Memilih Metode Pembelajaran

a. Direncanakan penggunaan satu macam metode, tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam metode, tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam metode, sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebbih dari satu macam metode, sesuai dengan tujuan.

C. Merencanakann Skenario Kegiatan Pembelajaran 1. Menentukan Jenis Kegiatan Pembelajaran

a. Tidak sesuai dalam menentukan jenis kegiatan. b. Kurang sesuai dalam menentukan jenis kegiatan c. Cukup sesuai dalam menentukan jenis kegiatan. d. Sesuai dalam menentukan jenis kegiatan.

2. Menyusun Langkah-langkah Pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup tidak terperinci.

b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara terperinci, tapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara terperinci, sesuai dengan tujuan, tapi tidak sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara terperinci, yang sesuai dengan tujuan serta materi.

3. Menentukan Alokasi Waktu Pembelajaran

a. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran.

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar dari pada jumlah waktu kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup.

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dan langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.


(36)

4. Kesesuaian Metode, Materi, dan Tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran yang digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

c. Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan. d. Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan,

serta terperinci.

5. Kesesuaian Metode, Materi, dan Peserta Didik

a. Dicantumkan metode, materi yang dapat memudahkan peserta didik. b. Dicantumkan metode, materi yang dapat mendemonstrasikan peserta didik. c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan pada

peserta didik

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahn watak, sikap, serta keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian 1. Membuat Proses dan Jenis Penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja, tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja, yang sesuai dengan tujuan. c. Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan

tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan.

2. Membuat Alat Penilaian

a. Tidak tercantum alat penilaian yang tidak sesuai dengan alat penilaian, dan tidak lengkap.

b. Tidak tercantum alat penilaian, yang sesuai dengan bentuk perubahan, akan tetapi tidak lengkap.

c. Tercantum alat penilaian, yang sesuai dengan bentuk perubahan, namun kurang lengkap.


(37)

3. Menentukan Kriteria Penilaian

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

E. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran 1. Kebersihan dan Kerapihan

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

2. Penguasaan Bahasa Tulis

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

Kategori: 85% - 100% = KategoriBaikSekali (BS) 65% - 84% = KategoriBaik (B)

45% - 64% = KategoriCukup (C) 1% - 44% = KategoriKurang (K)

2. IPKG 2

Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG 2) ini digunakan sebagai alat ukurdan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran modifikasi permainan tembak sasaran untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar servis pendek backhand dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Pengumpulan data ini didapat dari mengobservasi perencanaan yang telah dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran. Perencanaan itu meliputi beberapa komponen, yaitu: Pra pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani,


(38)

melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, kesan kinerja umum kinerja guru/calon guru.

Tabel 3. 5 Format IPKG 2

(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

1 2 3 4 K C B BS

A. Pra Pembelajaran

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

Jumlah A Presentase B. Membuka Pembelajaran

1. Melakukan kegiatan apsersepsi dan pemanasan

2. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah B Presentase C. Mengelola Inti Pembelajaran

1. Memberi petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

2. Menanggapi respond dan pertanyaan siswa 3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat dan

gerakan badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa 5. Memantapkan penguasaan keterampilan

gerak siswa

Jumlah C Presentase D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam

Pembelajaran

1. Merangkaikan gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak 3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan

melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran Jumlah D Presentase E. Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

1. Melaksanakan penelitian selama proses pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah E Presentase F. Kesan Umum Kinerja Guru

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah F Presentase

Jumlah Presentase Kinerja Guru Skor Total IPKG 2


(39)

Deskriptor

A. Pra Pembelajaran

1. Satu deskriptor tampak. 2. Dua deskriptor tampak. 3. Tiga deskriptor tampak. 4. Empat deskriptor tampak.

B. Membuka Pembalajaran

Penjelasan:

1. Menarik perhatian peserta didik. 2. Memotivasi peserta didik.

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman dan keterampilan peserta didik. 4. Mengarah pada kegiatan.

Deskriptor:

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

C. Mengelola Inti Pembelajaran

Penjelasan:

1. Isi kegiatan disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang. 2. Cara penyampaian lancar dan jelas.

3. Penyampaian sistematis.

4. Materinya jelas, benar, dan mudah dimengerti peserta didik. Deskriptor:

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.


(40)

D. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pendidikan Jasmani

Penjelasan:

1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan, dan akhir. 2. Leluasa melakukan aktivitas gerak.

3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.

4. Media dan alat pembelajaran sesuai dengan tujuan. Deskriptor:

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

E. Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

Penjelasan:

1. Melaksanakan penilaian sesuai dengan bentuk penilaian yang ada. 2. Menilai kemajuan peserta didik secara individu, maupun kelompok. 3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung. 4. Member latihan dan perbaikan dari hasil terbaik penelitian. Deskriptor:

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

F. Kesan Umum Kenerja Guru/Calon Guru

Penjelasan:

1. Guru terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

2. Guru memberikan kesempatan untuk leluasa pada peserta didik. 3. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan.


(41)

Deskriptor:

a. Satu deskriptor tampak. b. Dua deskriptor tampak. c. Tiga deskriptor tampak. d. Empat deskriptor tampak.

Kategori: 85% - 100% = KategoriBaikSekali (BS) 65% - 84% = KategoriBaik (B)

45% - 64% = KategoriCukup (C) 1% - 44% = KategoriKurang (K)

3. Pedoman ObservasiAkivitas Siswa

Dalam aktivitas kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Panjalin Kidul 2, siswa sangat kreatif dan antusias sehingga memudahkan guru dalam penyampaian materi yang diberikan, yaitu: untuk meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand melalui modifikasi permainan tembak sasaran.

Tabel 3. 6

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Aspek Yang Diamati

Ju m la h N il ai Kategori

Disiplin Sportivitas Pantang Menyerah

Kerjasama

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 K C B BS 1 Ahmad Sudarjani

2 Bunga Tifani 3 Boby Saputera 4 Cicih Yunungsih 5 Dede Puspita 6 Eka Prasetyo 7 Firiani 8 Febriyanto 9 Iis Komalasari 10 Juju Jumariah 11 Puput Puspita 12 Rahmat Hidayat 13 Rizkiansyah 14 Shintiana Sari 15 Tatang Satria 16 Teddy Hermawan 17 Trisno Alvian 18 Wawan Heryanto 19 Yayat Hendrayat 20 Yogi Prabowo

Jumlah


(42)

Indikator

1. Disiplin

a. Memenuhi petunjuk guru. b. Mengikuti kesepakatan bersama.

c. Tidak terlambat mengikuti pembelajaran. 2. Sportivitas

a. Tidak berlaku curang. b. Tidak serakah.

c. Tidak ingin menang sendiri. 3. Pantang Menyerah

a. Gigih dalam berusaha.

b. Semangat dalam menjalankan kegiatan. c. Tidak mudah menyerah.

4. Kerjasama

d. Mau membantu teman selama kegiatan pembelajaran. e. Menghargai teman.

f. Tidak ingin menang sendiri.

Kategori: 85% - 100% = KategoriBaikSekali (BS) 65% - 84% = KategoriBaik (B)

45% - 64% = KategoriCukup (C) 1% - 44% = KategoriKurang (K)

4. Pedoman Observasi Hasil Belajar

Selain pedoman observasi aktivitas siswa. Adapula pedoman aktivitas hasil belajar yang dimana untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa setelah pelaksanaan tindakan dilakukan pengetesan atau pengujian dengan cara tes perbuatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Pencapaian keberhasilan dapa diketahui melalui penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan oleh guru dengan cara mengobservasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian dilakukan setelah proses pembelajaran.


(43)

Tabel 3. 7

Pedoman Observasi Hasil Belajar

No Nama Aspek Yang Diamati

Ju m lah Nilai Keterangan Sikap Awal Perkenaan Raket dengan Shuttlecock Sikap Akhir Ketepatan Sasaran T u n tas T id ak T u n tas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Ahmad Sudarjani 2 Bunga Tifani 3 Boby

Saputera 4 Cicih

Yunungsih 5 Dede Puspita 6 Eka Prasetyo 7 Firiani 8 Febriyanto 9 Iis

Komalasari 10 Juju Jumariah 11 Puput Puspita 12 Rahmat

Hidayat 13 Rizkiansyah 14 Shintiana Sari 15 Tatang Satria 16 Teddy

Hermawan 17 Trisno Alvian 18 Wawan

Heryanto 19 Yayat

Hendrayat 20 Yogi

Prabowo

Jumlah Persentase %

Keterangan : KKM = 65 T = Tuntas Skor 65 – 100 TT = Tidak Tuntas Skor 30 - 64


(44)

Deskriptor Penilaian Servis Pendek Backhand

a. SikapAwal

Nilai 1 : Pandangan mengarah kedepan, tangan tidak memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 2 : Pandangan mengarah kedepan, tangan memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 3: Pandangan mengarah kedepan, tangan memegang shuttlecock dan raket, posisi badan tegak dan rileks.

b. Perkenaan Raket dengan Shuttlecock

Nilai 1: Shuttlcock tidak mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock tidak mengenai sasaran.

Nilai 2: Shuttlcock mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock tidak mengenai sasaran.

Nilai 3: Shuttlecock mengenai senar raket, shuttlecok tidak menyangkut dijaring net, shuttecock mengenai sasaran.

c. Sikap Akhir

Nilai 1: Pandangan tidak mengarah kedepan, posisi badan tidak siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan, posisi badan tidak tegak/kaku.

Nilai 2: Pandangan lurus mengarah kedepan, posisi badan tidak siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan.

Nilai 3: Pandangan lurus mengarah kedepan, posisi badan siap untuk menerima pengembalian shutllecock dari lawan.

d. Ketepatan Sasaran

Nilai 1: Hasil pukulan atau servis tidak tepat mengenai sasaran, hasil pukulan atau servis tidak menjatuhkan sasaran.

Nilai 2: Hasil pukulan atau servis tepat mengenai sasaran, tetapi tidak menjatuhkan sasaran.

Nilai 3: Hasil pukulan atau servis tepat mengenai sasaran, hasil pukulan atau servis menjatuhkan sasaran.


(45)

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan yang digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa dan melukiskan suatu proses pelaksanaan tindakan yang berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat pelantara untuk menjaring data yang dilihat, didengar, dialami, dan dipikirkan serta diamati untuk menentukan hasil analisis dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Adapun alat observasi catatan lapangan yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Kegiatan Catatan Lapangan

Perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan observasi awal yaitu, servis pendek backhand:

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Pembelajaran bersifat klasikal, dengan alokasi waktu 2 x 35 Menit.

b) Pembelajaran direncanakan, dan dilaksanakan dengan membentuk 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.

c) Peniliti yang juga bertindak sebagai pelaku menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d) Dalam kegiatan pendahuluan diisi oleh kegiatan rutin yaitu mengucapkan salam, membaca do’a, mengabsen kehadiran siswa, pengkondisian siswa kearah pembelajaran yang kondusif, dan membentuk kelompok.

e) Tahap persiapan yaitu, dengan membentuk kelompok berlajar dalam kegiatan.

f) Siswa melakukan gerak pemanasan statis, dan dinamis. Namun sebelumnya terlebih dahulu siswa melakukan lari jogging keliling lapangan, sebanyak 4 puutaran.


(46)

2) Kegiatan Inti

a) Pada tahap ini, siswa diberikan informasi tentang teknik dasar servis pendek backhand, serta diberikan contoh gerakannya.

b) Siswa melakukan servis pendek backhand secara bergantian dan berulang-ulang. Setiap masing-masing siswa dapat melakukan servis sebanyak 3 kali. c) Kemudian diakhiri dengan tes melakukan servis pendek backhand yang

dimodifikasi kedalam bentuk permainan tembak sasaran. 3) Kegiatan Penutup

a) Siswa melakukan gerak pendinginginan dengan bimbingan dan pengawasan dari guru.

b) Pada tahap evaluasi, peniliti dan para siswa melakukan diskusi serta Tanya jawab tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan.

c) Dalam kegiatan akhir, peniliti bersama siswa menyimpulkan kegiatan proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti juga melakukan penguatan dan menyamakan konsep pada semua siswa.

b. Media Yang Digunakan

Media yang digunakan dalam pembelajaran servis pendek backhand adalah berupa sebuah kaleng untuk sasaran/target tembak, yang jumlah dan ukurannya berbeda pada pelaksanaan di setiap siklusnya, serta meja/papan untuk menahan agar kaleng bisa berdiri.

Tabel 3. 8

Format Catatan Lapangan

Tindakan (Siklus) :

Hari/Tanggal/Bulan/Tahun :

Waktu :

Pertemuan :

FOKUS DESKRIPSI PROSES BELAJAR KOMENTAR

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Pelaksanaan


(47)

6. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan dari informasi. Wawancara dilakukan peneliti yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh Guru Penjaskes pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara dilakukan pada saat penelitian dilakukan. Adapun alat untuk wawancara yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pernyataan. b. Jawaban.

1) Format Wawancara Guru

Tabel 3. 9

Format Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut pendapat Bapak, apabila dalam pembelajaran servis pendek backhand melalui modifikasi

permainan tembak sasaran untuk meningkatkan proses pembelajaran? 2 Apakah dalam mengajar mengalami

kesulitan?

3 Faktor apa saja yang menyebabkan siswa tidak bisa melakukan

pembelajaran?

4 Menurut pendapat bapak, apakah permainan tembak sasaran dapat meningkatkan gerak dasar servis


(48)

2) Format Wawancara Siswa

Tabel 3. 10

Format Wawancara Siswa

Nama Siswa :

Kelas :

Hari/Tanggal :

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut anda, pembelajaran servis pendek backhand yang dimodifikasi

kedalam bentuk permainan tembak sasaran? 2 Apakah dalam proses belajar

servis pendek backhand mengalami kesulitan?

3 Faktor apa saja yang

mengyebabkan terjadinya kusulitan dalam proses

pembelajaran? 4 Apakah anda merasa bosan,

mengikuti pembelajaran?

F. Teknik Pengolahan Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif yang terkumpul dari berbagai instrumen penelitian yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, pengamatan di lapangan dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka yang berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan gerak dasar servis pendek backhand melalui modifikasi permainan tembak sasaran dalam permainan bulutangkis.


(1)

diantaranya mendemonstrasikan materi pembelajaran yang dimodifikasi kedalam bentuk permainan tembak sasaran dengan target yang berbeda-beda pada setiap siklusnya. Pada data awal, pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan hasil yang diperoleh mencapai 44%, hal ini terjadi karena pada saat mengajar guru kurang begitu siap, sehingga penyampaian materi dan pembelajarannyapun kurang begitu baik. Dalam siklus I, diperoleh hasil mencapai 64%, ini dikarenakan guru mulai memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan sebelumnya. Pada siklus II, diperoleh hasil mencapai 77%, pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini mengalami peningkatan dari pelaksanaan-pelaksanaan tindakan sebelumnya. Kemudian pelaksanaan tindakan dalam siklus III, diperoleh hasil mencapai 96% dan target pun terlampaui.

3. Aktivitas Siswa

Aspek yang meliputi pada kegiatan ini adalah aspek disiplin, sportivitas, pantang menyerah, dan kerjasama. Dalam pelaksanaan pada setiap siklusnya, aspeknyapun mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada data awal terdapat ada 2 orang atau 10% yang termasuk kategori baik sekali (BS), 8 orang atau 40% termasuk kategori baik (B), 4 orang atau 20% termasuk kategori cukup (C), 6 orang 30% termasuk kategori kurang (K). Dalam data awal, terdapat aspek disiplin yaitu, ada 7 orang atau 35% termasuk kategori kurang, 10 orang atau 50% termasuk kategori cukup, dan 3 orang atau 15% termasuk kategori baik. Aspek sportivitas ada 9 atau 45% termasuk kategori kurang, 6 atau orang atau 30% termasuk kategori cukup, 5 atau 25% termasuk kategori baik. Pada aspek pantang menyerah terdapat 7 atau 35% termasuk kategori kurang, 9 atau 45% termasuk kategori cukup, 4 orang atau 20% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek kerjasama terdapat 6 orang atau 30% termasuk kategori kurang, 10 orang atau 50% termasuk kategori cukup, 4 orang atau 20% termasuk kategori baik. Dengan ini, data awal diperoleh hasil mencapai 50%. Pada siklus I mencapai, 50%, dengan kategori sangat baik (BS) terdapat 2 orang atau 10%, kategori baik (B) terdapat 8 orang atau 40%, kategori cukup (C) terdapat 4 orang atau 20%, dan kategori kurang (K) terdapat 6 orang atau 30%. Dalam siklus I,


(2)

terdapat aspek disiplin yaitu, ada 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 12 orang atau 60% termasuk kategori cukup, dan 3 orang atau 15% termasuk kategori baik. Aspek sportivitas ada 7 atau 35% termasuk kategori kurang, 8 atau orang atau 40% termasuk kategori cukup, 5 atau 25% termasuk kategori baik. Pada aspek pantang menyerah terdapat 8 atau 40% termasuk kategori kurang, 5 atau 25% termasuk kategori cukup, 7 orang atau 35% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek kerjasama terdapat 6 orang atau 30% termasuk kategori kurang, 9 orang atau 45% termasuk kategori cukup, 5 orang atau 25% termasuk kategori baik. Pada siklus II mencapai 70%, dengan kategori baik sekali (BS) terdapat 4 orang 20%, kategori baik (B) terdapat 10 orang 50%, kategori cukup (C) terdapat 3 orang 15%, dan kategori kurang (K) terdapat 3 orang atau 15%. Dalam siklus II, terdapat aspek disiplin yaitu, ada 8 orang atau 40% termasuk kategori kurang, 9 orang atau 45% termasuk kategori cukup, dan 3 orang atau 15% termasuk kategori baik. Aspek sportivitas ada 7 atau 35% termasuk kategori kurang, 8 atau orang atau 40% termasuk kategori cukup, 5 atau 25% termasuk kategori baik. Pada aspek pantang menyerah terdapat 4 atau 20% termasuk kategori kurang, 6 atau 30% termasuk kategori cukup, 10 orang atau 50% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek kerjasama terdapat 3 orang atau 15% termasuk kategori kurang, 9 orang atau 45% termasuk kategori cukup, 8 orang atau 40% termasuk kategori baik. Sedangkan pada siklus III mencapai 85%, dengan kategori sangat baik (BS) mencapai 30%, kategori baik (B) mencapai 50%, kategori cukup (C) mencapai 15%, dan kategori kurang (K) mencapai 5%. Pada siklus III, targetpun telah tercapai. Dalam siklus III, terdapat aspek disiplin yaitu, ada 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 10 orang atau 50% termasuk kategori cukup, dan 5 orang atau 25% termasuk kategori baik. Aspek sportivitas ada 3 atau 15% termasuk kategori kurang, 10 atau orang atau 50% termasuk kategori cukup, 7 atau 35% termasuk kategori baik. Pada aspek pantang menyerah terdapat 0 atau 0% termasuk kategori kurang, 5 atau 25% termasuk kategori cukup, 15 orang atau 75% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek kerjasama terdapat 3 orang atau 15% termasuk kategori kurang, 6 orang atau 30% termasuk kategori cukup, 11 orang atau 55% termasuk kategori baik.


(3)

4. Hasil Belajar

Pembelajaran menggunakan modifikasi permainan memang terbukti peningkatannya, walalupun ada saja kekurangannya. Namun pada pembelajaran ini menuai hasil peningkatan yang sangat bagus jika dilihat pada setiap siklusnya.

Pada data awal terdapat ada 8 orang atau 40% yang tuntas, dan 12 orang atau 60% lainnya lagi tidak tuntas. Dalam data awal, terdapat aspek sikap awal yaitu, ada 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 12 orang atau 60% termasuk kategori cukup, dan 3 orang atau 15% termasuk kategori baik. Aspek perkenaan raket dengan shuttlecock ada 8 atau 40% termasuk kategori kurang, 7 atau orang atau 35% termasuk kategori cukup, 5 atau 25% termasuk kategori baik. Pada aspek sikap akhir terdapat 8 atau 40% termasuk kategori kurang, 8 atau 40% termasuk kategori cukup, 4 orang atau 20% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek ketepatan sasaran terdapat 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 11 orang atau 55% termasuk kategori cukup, 4 orang atau 20% termasuk kategori baik. Pada siklus I mengalami peningkatan dengan perolehan terdapat ada 10 orang atau 50% yang tuntas, dan 10 orang atau 50% lainnya lagi tidak tuntas. Dalam siklus I, terdapat aspek sikap awal yaitu, ada 10 orang atau 50% termasuk kategori kurang, 8 orang atau 40% termasuk kategori cukup, dan 2 orang atau 10% termasuk kategori baik. Aspek perkenaan raket dengan shuttlecock ada 6 atau 30% termasuk kategori kurang, 11 atau orang atau 55% termasuk kategori cukup, 3 atau 15% termasuk kategori baik. Pada aspek sikap akhir terdapat 3 atau 15% termasuk kategori kurang, 10 atau 50% termasuk kategori cukup, 7 orang atau 35% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek ketepatan sasaran terdapat 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 8 orang atau 40% termasuk kategori cukup, 7 orang atau 35% termasuk kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik dengan perolehan terdapat ada 15 orang atau 75% yang tuntas, dan 5 orang atau 25% lainnya lagi tidak tuntas. Dalam siklus II, terdapat aspek sikap awal yaitu, ada 5 orang atau 25% termasuk kategori kurang, 15 orang atau 75% termasuk kategori cukup, dan 1 orang atau 5% termasuk kategori baik. Aspek perkenaan raket dengan shuttlecock ada 4 atau 20% termasuk kategori kurang, 12 atau orang atau 60% termasuk


(4)

kategori cukup, 4 atau 20% termasuk kategori baik. Pada aspek sikap akhir terdapat 1 atau 5% termasuk kategori kurang, 11 atau 55% termasuk kategori cukup, 8 orang atau 40% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek ketepatan sasaran terdapat 4 orang atau 20% termasuk kategori kurang, 8 orang atau 40% termasuk kategori cukup, 4 orang atau 20% termasuk kategori baik. Sedangkan pada siklus III terdapat ada 18 orang atau 90% yang tuntas, dan 2 orang atau 10% lainnya lagi tidak tuntas. Dalam siklus III, terdapat aspek sikap awal yaitu, ada 1 orang atau 5% termasuk kategori kurang, 12 orang atau 60% termasuk kategori cukup, dan 7 orang atau 35% termasuk kategori baik. Aspek perkenaan raket dengan shuttlecock ada 1 atau 5% termasuk kategori kurang, 10 atau orang atau 50% termasuk kategori cukup, 9 atau 45% termasuk kategori baik. Pada aspek sikap akhir terdapat 0 atau 0% termasuk kategori kurang, 13 atau 65% termasuk kategori cukup, 7 orang atau 75% termasuk kategori baik. Sedangkan pada aspek ketepatan sasaran terdapat 1 orang atau 5% termasuk kategori kurang, 1 orang atau 5% termasuk kategori cukup, 8 orang atau 40% termasuk kategori baik. Pada siklus III mencapai 90% yang tuntas, dan yang tidak tuntasnya mencapai 10%, dalam siklus III targetpun terlampaui.

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan di atas maka hipotesis tindakan penelitian kelas ini adalah sebagai berikut:

Jika dalam pembelajaran servis pendek backhand siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Panjalin Kidul 2 Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka menggunakan modifikasi permainan tembak sasaran, maka akan meningkatkan gerak dasar servis pendek backhand siswa dalam mengikuti pembelajaran bulutangkis.

B. Saran 1. Bagi Siswa

Siswa harus lebih aktif lagi dalam belajar, karena hanya belajar dan terus belajar maka hasil yang akan didapatkanpun akan sangat baik, dan sesungguhnya jika siswa aktif dalam pembelajaran, maka akann mempengaruhi terhadap aspek kognitif, motorik, dan juga afektif.


(5)

2. Bagi Guru

a. Modifikasi permainan adalah salah satu cara dan solusi tepat untuk memperbaiki peningkatan keterampilan serta kemampuan anak. Karena hanya bermain dan bermain yang diinginkan oleh anak, maka oleh karena itu modifikasi permainan adalah langkah tepat untuk mempermudah proses peningkatan keterampilan serta kemampuan siswa dalam pembelajaran. b. Guru harus selalu kreatif dalam mengemas pembelajaran, sehingga rasa yang

ditimbulkan tidak menjadi kebosanan bagi si anak dalam mengikuti pembejaran. Selain itu, guru juga harus tanggap (respect) terhadap keinginan siswa, keluhan, serta kepekaan siswa, agar dalam proses belajar mengajarpun tidak menjadi hal yang sangat membosankan.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah haruslah lebih mendukung kegiatan pembelajaran dengan menyediakan sarana dan pra-sarana yang lengkap agar dalam proses belajar mengajarpun menjadi terkontrol dan harmonis.

b. Harus adanya pembinaan-pembinaan oleh sekolah terhadap guru agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terlalu begitu bergantung pada sarana dann pra-sarana yang telah disediakan oleh sekolah, serta dalam proses belajar mengajarnyapun haruslah dikemas kedalam bentutk modifikasi.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a. Dapat menciptakan mahasiswa yang cerdas, jujur, terampil, dan kreatif dalam setiap pembelajaran.

b. Memberikan ilmu serta pengalaman kepada setiap mahasiswa dalam pembelajaran.

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Dengan ucapan “Basmal’lah”, semoga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat dalam memperbaiki hasil pembelajaran dan menjadi tolak ukur untuk penelitian berikutnya, khususnya bagi mahasiswa program studi Pendidikan Jasmani (PENJAS).


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdul Kadir, (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud

Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dharma Bakti.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. 1980: 5. Cara Gerak Dasar Servis Dalam Pembelajaran Bulutangkis dan Latihan Mobilitas, PBSI, Jakarta.

Drs. Herman Subarjah, M.Si, 2002; 4. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bulutangkis Konsep & Metode Pembelajaran.

Ferry, Sonneville, (1958: 50). Olahraga Pilihan Bulutangkis.

Iryanto, Tata, (1989). Kamus Istilah Tata Bahasa Indonesia, Surabaya: Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Kasbolah, Kasihani, (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kurniadi, Prapanca, (2010). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Lutan, Rusli (2002). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Moleong, 2002: 5. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Prawirasaputra. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Suherman, 2010: 3. Metode dan Prosedur Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud

Tn. (2007).Servis Pendek Backhand.[Online]. Tersedia:

http://pesmanitra.blogspot.com/p/bulutangkis-servis-pendek-backhand.html.22 Maret 2013.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND PENDEK MELALUI MODIFIKASI ALAT DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VIII D DI SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2011/2012

1 56 71

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS PANJANG FOREHAND DALAM BERMAIN BULUTANGKIS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG

1 12 27

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SUKAMAJU PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND BULUTANGKIS MELALUI MODEL BERPASANGAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SINARWAYA PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

1 14 55

MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS SAMPING PADA PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PUKULAN BOLA KIPERS PTK pada Kelas IV SDN 1 Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

0 0 38

MENINGKATKAN GERAK DASAR LOB SERVICE FOREHAND MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMUKUL PADA PERMAINAN BULUTANGKIS.

0 8 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

1 10 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI DENGAN MODIFIKASI KETINGGIAN NET DAN JARAK BERJENJANG MELALUI PERMAINAN SERVIS TANGKAP (Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 0 67

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN LOMPAT ANGKA : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Weru Kidul 1 Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

0 4 61

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SERVICE PENDEK PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MEDIA DINDING | Rudianto | SpoRTIVE 7797 15494 1 SM

0 0 10