PERENCANAAN KARIR PADA MAHASISWI MENIKAH:Studi Kasus terhadap Tiga Mahasiswi di UPI.

(1)

PERENCANAAN KARIR PADA MAHASISWI MENIKAH (Studi Kasus terhadap Tiga Mahasiswi di UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Tiana Silvani

0800206

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PERENCANAAN KARIR PADA MAHASISWI MENIKAH

(Studi Kasus terhadap Tiga Mahasiswi Menikah di UPI)

Oleh: Tiana Silvani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tiana Silvani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Tiana Silvani (0800206). Perencanaan Karir Pada Mahasiswi Menikah (Studi

Kasus Terhadap Tiga Mahasiswi di UPI). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI,

Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perencanaan karir pada mahasiswi menikah serta faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan karir mahasiswi menikah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive

sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang mahasiswi yang sudah

menikah dan memiliki anak serta masih berstatus aktif sebagai mahasiswa di UPI. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa ketiga subjek telah merencanakan karir mereka sesuai dengan tahapan perencanaan karir. Namun masih ada salah satu subjek yang belum mencapai tahap akhir dari perencanaan karir. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing subjek dalam menetapkan tujuan karir, seperti minat terhadap pekerjaan yang dipilih, bukti-bukti tentang kemampuan menyelesaikan jenis pekerjaan yang disukai, pengalaman kerja yang dimiliki, nilai yang terkandung pada jenis pekerjaan yang dipilih dan pertimbangan ekonomi. Rekomendasi dari penelitian ini ialah pernikahan bukan merupakan penghalang untuk tetap mengejar karir yang diinginkan bagi mahasiswi yang sudah menikah.


(6)

ABSTRACT

CAREER PLANNING ON MARRIED FEMALE STUDENTS (Case Study Of Three Female Students in UPI)

Tiana Silvani1

Siti Wuryan Indrawati2

Gemala Nurendah3

This study purposes to discover a delineation of career planning on married female students with some factors which influence the career aim of the married female students. The study used qualitative method with case study design. Subject selection was carried out with the purposive sampling method. The subjects of the study are three married female students who already have children and active as college students in UPI. Data collected with in-depth interview and observation. Result of the study gained shows that all of the subjects have already planned their career which appropriate with their career planning. But, there is a subject who has not achieved the last step of her career planning. Furthermore, factors which influence each subject on deciding the career purpose, like interest towards the chosen occupation, evidences about the ability of settling favorite kinds of job, job experience and the value of the chosen occupation which is chose and economy consideration. Recommendation of the study is that marriage is not a barrier to chasing desirable career for female students who have already married.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II PERENCANAAN KARIR DAN MAHASISWI MENIKAH A. Perencanaan Karir ... 12

1. Pengertian Karir ... 12

2. Siklus Karir ... 13

3. Pengertian Perencanaan Karir ... 16

4. Langkah-Langkah Perencanaan Karir ... 17

5. Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir ... 20

6. Faktor yang Menyulitkan Perencanaan Karir ... 23

7. Fungsi Perencanaan Karir ... 24

B. Mahasiswi Menikah ... 27

1. Pernikahan ... 27

2. Mahasiswi ... 29

3. Mahasiswi Menikah ... 31

C. Perencanaan Karir Mahasiswi Menikah ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Pengujian Keabsahan Data ... 36


(8)

H. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Subjek Penelitian ... 39

1. Subek Pertama ... 40

a. Identitas Subjek Pertama ... 40

b. Status Praesens Subjek Pertama ... 40

c. Riwayat Subjek Pertama ... 41

d. Riwayat Pendidikan Subjek Pertama ... 42

e. Hasil Observasi Subjek Pertama ... 42

2. Subjek Kedua ... 43

a. Identitas Subjek Kedua ... 43

b. Status Praesens Subjek Kedua ... 43

c. Riwayat Subjek Kedua ... 44

d. Riwayat Pendidikan Subjek Kedua ... 45

e. Hasil Observasi Subjek Kedua ... 46

3. Subjek Ketiga ... 47

a. Identitas Subjek Ketiga ... 47

b. Status Praesens Subjek Ketiga ... 47

c. Riwayat Subjek Ketiga ... 48

d. Riwayat Pendidikan Subjek Ketiga ... 49

e. Hasil Observasi Subjek Ketiga ... 49

B. Deskripsi Data ... 50

C. Hasil Penelitian ... 50

1. Gambaran Perencanaan Karir ... 50

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tujuan Karir ... 54

D. Pembahasan ... 57

1. Gambaran Perencanaan Karir ... 57

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tujuan Karir ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 66

B. Rekomendasi ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Perencanaan Karir Subjek Pertama ... 53

Tabel 4.2 Gambaran Perencanaan Karir Subjek Kedua ... 53

Tabel 4.3 Gambaran Perencanaan Karir Subjek Ketiga ... 54


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Subjek Pertama ... 72

Lampiran 2 Subjek Kedua ... 130

Lampiran 3 Subjek Ketiga ... 170

Lampiran 4 Pedoman Wawancara ... 216 Lampiran 5 SK Pembimbing


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswi adalah sebutan bagi wanita yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi sebagai dasar pendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupan mereka. Jurusan yang disediakan oleh berbagai Universitas bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai dengan minat dan gambaran pekerjaan yang diinginkannya demi melangsungkan hidup di masa mendatang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ diunduh pada tanggal 2 Agustus 2012) mahasiswi ialah mahasiswa wanita. Dan mahasiswa adalah orang yang belajar di Perguruan Tinggi.

Mahasiswi melanjutkan pendidikannya ke jenjang Perguruan Tinggi dengan membawa cita-cita dan harapan yang baik untuk masa depannya. Mencari ilmu untuk bekal agar dapat membiayai hidup setidaknya sebelum mereka menikah dan biaya hidupnya akan menjadi tanggung jawab suami. Semakin meningkat tingkatan atau semester yang ditempuh harapan dan cita-cita di awal memasuki bangku perkuliahan menjadi hal yang lebih nyata dan serius dari sebelumnya. Dimana tuntutan pemenuhan tugas perkembangan dari tahapan perkembangan mereka pun meningkat.

Pada umumnya mahasiswi memasuki jenjang perkuliahan pada usia muda dimana mereka dalam masa transisi dari tahap perkembangan masa remaja akhir


(12)

2

memasuki tahap perkembangan masa dewasa muda. Masa usia 21-24 tahun sekarang sering juga disebut masa dewasa muda atau masa dewasa awal (Monks, 2006). Dikatakan pula oleh Havighurst (Monks, 2006) bahwa tugas-tugas perkembangan pada masa ini yaitu menikah, membangun suatu keluarga, mendidik anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Tugas perkembangan yang menonjol pada masa dewasa muda ialah menikah atau membangun suatu keluarga.

Pada kenyataannya memang tidak sedikit mahasiswi yang mengambil keputusan untuk menikah di usia yang muda. Menikah di usia yang tergolong muda ini memang sudah menjadi fenomena yang tidak asing pada saat ini. Beberapa diantaranya menikah pada saat sedang kuliah memasuki tingkat 2 atau tingkat 3 perkuliahan dan yang lainnya menikah sebelum memasuki perkuliahan.

Banyak faktor yang melatarbelakangi wanita untuk memutuskan menikah pada usia muda. Wanita yang menikah muda memiliki berbagai alasan positif diantaranya mereka menikah karena ingin menyempurnakan ibadah, karena melihat kemapanan calon suami yang sudah mencukupi untuk membangun rumah tangga, menghindari perzinahan, serta alasan karena ekonomi keluarga rendah sehingga dengan menikah biaya hidup akan ditanggung oleh suami. Fenomena menikah muda ini memang lebih banyak terjadi pada kaum wanita. Hasil survey Group M sebuah perusahaan media specialis Indonesia menyebutkan 56% wanita Indonesia berusia 20-25 tahun, memilih menikah dalam usia muda


(13)

3

(http://delapan208.wordpress.com/tag/nikah-muda/ diunduh pada tanggal 20 Juni 2011).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan, terungkap bahwa keputusan untuk menikah muda karena memang sudah dikenalkan dari kecil, kemapanan calon suaminya dan karena menikah itu merupakan ibadah. Alasan lainnya yang memutuskan untuk menikah muda karena melihat agama calon suaminya serta menurutnya menikah tidak akan mengganggu kuliahnya. Mereka menikah ketika usia kisaran 17-20 tahun. Dan setelah menikah mereka masih tetap melanjutkan kuliah serta masih memiliki target untuk berkarir walaupun sudah menikah dan memiliki suami yang mapan.

Jika pada tahap usia dewasa muda tugas perkembangan untuk membangun suatu keluarga sudah terpenuhi maka tugas perkembangan masa dewasa muda yang termasuk sulit tetapi penting disamping berkeluarga atau menikah ialah berkarir (Hurlock, 2004). Karir merupakan posisi pekerjaan yang dimiliki seseorang selama bertahun-tahun (Dessler, 2009).

Menurut Simamora (2006) karir dapat dipandang dari beberapa perspektif yang berbeda, antara lain dari perspektif yang obyektif dan subyektif. Dipandang dari perspektif yang subyektif, karir merupakan urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya, sedangkan dari perspektif yang obyektif, karir merupakan perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Kedua perspektif tersebut terfokus pada individu dan menganggap bahwa setiap individu memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasibnya sehingga individu tersebut dapat memanipulasi peluang untuk


(14)

4

memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karirnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian karir adalah urutan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi-aspirasi seseorang selama rentang hidupnya.

Dalam rentang waktu kehidupan seeseorang keinginan berkarir harus disertai dengan rencana yang mantap untuk kestabilan karirnya. Dengan perencanaan karir seseorang dapat mempertimbangkan segala kemungkinan situasi sebelum sampai pada pemilihan karir. Perencanaan karir membantu seseorang untuk menetapkan tujuan karir yang diinginkannya semasa kehidupannya. Menetapkan tujuan karir membuat kita memiliki suatu target pencapaian yang akan menjadi dasar motivasi kita untuk menjalankan rencana karir yang sudah kita susun. Namun menetapkan tujuan untuk masa depan bukanlah hal yang mudah. Banyak orang yang berganti pekerjaan karena menyesuaikan dengan perubahan-perubahan hidup yang dialaminya. Terutama pada kaum wanita karena wanita cenderung untuk kurang mantap dalam karir yang dipilih daripada pria (Hurlock, 2004). Wanita kelak akan berkeluarga, dan wanita berkeluarga secara proposional lebih banyak dibentuk oleh tekanan sebagai pekerjaan wanita, sehingga harus lebih sering melakukan penyesuaian pekerjaan yang ia sukai sesuai dengan tanggung jawab rumah tangganya, atau disesuaikan dengan tugas suaminya (Hurlock, 2004).

Pada dasarnya manusia akan mengalami perubahan-perubahan dalam kehidupannya, seiring perubahan tahap perkembangannya yang berubah sesuai


(15)

5

Dimana tuntutan-tuntutan dari setiap perubahan tugas atau tahapan perkembangan tersebut berbeda. Oleh karena itu kita juga dituntut untuk terus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan tuntutan-tuntutan yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia, tanggung jawab dan kewajiban.

Perubahan-perubahan ini juga berlaku pada fenomena menikah muda. Sebelum dan sesudah pernikahan ada perbedaan yang pasti terjadi pada mereka. Sebagai mahasiswi, mereka memiliki tanggung jawab dan kewajiban terhadap studinya. Ketika mereka menikah kewajiban dan tanggung jawabnya bertambah sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang tentunya harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang rutin dilakukan serta mengurus dan mendidik anak-anaknya. Beban tanggung jawab ini tentu menjadi tantangan yang lebih dibandingkan beban mahasiswi yang belum menikah pada usia muda. Dari segi waktu luang misalnya, sebagai seorang mahasiswi tentulah mereka memiliki waktu yang sebagian besar sama dengan waktu yang dimiliki mahasisiwi lain yang belum menikah. Namun pemanfaatan waktu luang tersebut akan berbeda dari mereka mahasiswi yang sudah menikah dengan mereka mahasiswi yang belum menikah.

Mahasiswi yang sudah menikah tentu memiliki tanggung jawab terhadap suami dan anaknya (jika telah memiliki anak) disamping memiliki tanggung jawab terhadap pendidikannya. Sehingga ketika mereka memiliki waktu luang mereka cenderung menghabiskan waktu dengan anak dan suaminya serta mengurus urusan rumah tangga. Sedangkan mahasiswi yang belum menikah dapat


(16)

6

menghabiskan waktu luangnya untuk bersosialisasi dengan teman-teman lainnya, atau menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan lebih dulu dan dengan waktu yang lebih luang. Begitu juga dengan merencanakan karir, seperti disebutkan sebelumnya bahwa berkarir merupakan salah satu tugas perkembangan pada dewasa muda yang secara otomatis akan membuat individu tersebut memiliki tuntutan diri untuk memenuhinya.

Umumnya, seseorang telah memiliki gambaran tentang karirnya di masa depan akan seperti apa. Dengan kata lain setiap orang pasti sudah memiliki rencana masing-masing terhadap karir mereka. Bahkan ada juga sebagian dari mereka mahasiswi menikah yang juga sudah memulai karirnya dengan memiliki pekerjaan sendiri disamping kuliah dan ibu rumah tangga. Pekerjaan ini bisa berupa usaha sendiri, usaha keluarga, bekerja pada perusahaan, ataupun kerja paruh waktu di suatu perusahaan atau instansi. Namun seperti sudah disinggung di atas bahwa situasi yang dihadapi oleh mereka dengan tanggung jawab dan kewajiban dari status mahasiswi mereka, status istri dan ibu rumah tangga sangat mungkin memberikan pengaruh pada perencanaan mereka ke depan.

Tuntutan-tuntutan peran sebagai mahasiswi, istri, dan ibu rumah tangga memberikan perubahan pada rencana-rencana kehidupan mereka, begitu juga dengan perencanaan karirnya. Dimana perubahan tersebut tentu menuntut penyesuaian kembali pada rencana karir tersebut untuk tetap dapat mengimbangi seluruh tanggung jawab mereka. Perubahan ini juga berlaku bagi mahasiswi menikah yang juga sudah bekerja di suatu perusahaan atau memiliki usaha sendiri.


(17)

7

ibu rumah tangga tadi, tuntutan tanggung jawab mereka justru akan lebih bertambah sebagai seorang yang sudah memiliki pekerjaan. Maka dengan situasi tersebut akan sangat mungkin munculnya konflik peran dari masing-masing peran.

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astuti dan Anisaningtyas (2011) tentang “Pernikahan Di Kalangan Mahasiswa S-1” turut mendukung fenomena menikah muda pada mahasiswi, bahwa secara umum responden menikah di saat masih kuliah karena memiliki motivasi yang kuat untuk menikah yang didukung oleh faktor-faktor seperti dukungan dan restu dari orangtua serta keyakinan pada diri sendiri untuk menjalani pernikahan sambil kuliah. Secara umum, kehidupan pernikahan mahasiswa yang menikah di saat masih kuliah dan keadaan baik meskipun mereka mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara kuliah dan rumah tangga dan kadangkala kehidupan pernikahan diwarnai dengan konflik-konflik kecil.

Penelitian lain oleh Rohman (2010) tentang “Implikasi Pernikahan Pada

Masa Studi Terhadap Prestasi Belajar” menghasilkan, (1) Perkembangan hasil prestasi yang diraih setelah menikah tidak ada yang menurun, tetapi setidaknya tetap bertahan bahkan semakin meningkat; (2) Perkembangan keaktifan dalam mengikuti perkuliahan setelah menikah bervariasi, ada yang semakin aktif, menurun, sama-sama aktif, dan ada yang sama-sana sering bolos kuliah baik sebelum maupun sesudah menikah; (3) Pernikahan dapat mempengaruhi studi dalam tiga hal yaitu motivasi, keaktifan, serta perubahan gaya belajar; (4) Pernikahan tidak berimplikasi secara langsung terhadap prestasi yang diraih, akan


(18)

8

tetapi pernikahan berpengaruh terhadap beberapa faktor keefektifan belajar yang pada akhirnya baru dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih.

Penelitian Habibah, dkk (2012) yang berjudul “Studi Tentang Status Perkawinan Mahasiswa Reguler PGSD Tegal Hubungannya Dengan Prestasi

Akademik” menghasilkan bahwa alasan umum mahasiswa menikah adalah sudah

merasa siap dan yakin untuk memutuskan hidup berumah tangga meskipun mereka masih dalam masa studi, kemudian dalam membagi waktu antara kuliah dan tanggung jawab keluarga mahasiswa yang berstatus kawin mempunyai cara tersendiri seperti menyerahkan anaknya kepada pengasuhnya saat mereka kuliah, serta status perkawinan mahasiswa berpengaruh terhadap proses perkuliahan baik dilihat dari beberapa aspek antara lain ketepatan masuk kuliah, frekuensi kehadiran, keaktifan berorganisasi, dan penyelesaian tugas serta berpengaruh juga terhadap prestasi akademiknya.

Hasil penelitian lain dari Khasawneh (2010) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir dan Pengembangan Pada Mahasiswa di

Yordania” menunjukkan bahwa perencanaan karir mahasiswa sangat dipengaruhi

oleh orang tua, guru, teman, pengalaman akademik dan keyakinan diri. Dan adapula hasil temuan dari penelitian Dawna (2003) berjudul “Penyesuaian Mahasiswa ke Perguruan Tinggi: Apakah Menikah akan Membuat Perbedaan?” mengindikasikan bahwa mahasiswa yang sudah menikah mempunyai kesulitan yang moderat (sedang) dalam menyesuaikan diri terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang belum menikah. Meskipun


(19)

9

penyesuaian diri terhadap lingkungan perguruan tinggi, namun dukungan dari pasangan mahasiswa tersebut tidak dikaitkan dengan peningkatan penyesuaian diri terhadap lingkungan kampus sekalipun pasangannya itu berasal dari kalangan mahasiswa juga. Mahasiswa yang sudah menikah secara jelas mengalami tingkat tekanan pernikahan yang cukup tingkat pada berbagai dimensi hubungan.

Beberapa studi pendahuluan di atas turut serta mendukung bahwa fenomena yang diangkat oleh peneliti memang banyak terjadi. Dan terdapat pengaruh-pengaruh serta kondisi-kondisi yang sudah peneliti uraikan diatas yang dialami oleh mereka yang menikah pada masa kuliah serta melanjutkan kembali kuliahnya. Maka dari itu, peneliti merasa penting untuk melaksanakan penelitian ini terutama untuk melihat mengenai perencanaan karir dari mahasiswi menikah. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti mengambil judul “Perencanaan Karir Pada Mahasiswi Menikah”.

B. Rumusan Masalah

Mahasiswi menikah memiliki tanggung jawab serta kewajiban yang lebih dibandingkan mahasiswi yang belum menikah. Yakni sebagai mahasiswi, ibu rumah tangga, istri, dan ibu dari anaknya. Tuntutan-tuntutan peran tersebut mempengaruhi pada perubahan-perubahan dalam kehidupan mahasiswi menikah. Perubahan dalam kehidupannya ini juga berpengaruh pada perencanaan karir yang telah ia miliki sebelum menikah. Sehingga menuntut mahasiswi menikah untuk menyesuaikan perencanaan karirnya kembali.


(20)

10

Oleh karena itu, penelitian ini dijabarkan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran perencanaan karir pada mahasiswi menikah?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tujuan karir mahasiswi yang menikah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah.

2. Untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan karir mahasiswi yang menikah.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai gambaran kondisi bagi mahasiswi yang memiliki keinginan menikah muda dan memiliki keinginan berkarir untuk tetap termotivasi menyelesaikan pendidikannya dan tetap mewujudkan keinginannya untuk berkarir.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah sumber kajian ilmiah berupa informasi-informasi yang berkaitan dengan perencanaan karir dalam bidang


(21)

11

masa kuliah. Hasil penelitian ini juga dapat menggambarkan perencanaan karir dari mahasiswi menikah tersebut. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswi tersebut dalam menetapkan tujuan karir yang mereka inginkan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II PERENCANAAN KARIR MAHASISWI BERSTATUS

MENIKAH, berisi kajian pustaka dengan teori-teori mengenai perencanaan karir, mahasiswi menikah, dan perencanaan karir mahasiswi menikah.

3. BAB III METODE PENELITIAN, berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengujian kredibilitas data, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi pengolahan

atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(22)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yaitu mahasiswi UPI berstatus aktif yang sudah menikah dan memiliki anak. Subjek dipilih dengan cara purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).

B. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus. Menurut Alsa (2010) penelitian dengan rancangan studi kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subjek yang diteliti. Penelitian studi kasus lebih mementingkan proses daripada hasil, lebih ditujukan untuk menemukan daripada suatu variabel khusus, lebih ditujukan untuk menemukan sesuatu daripada kebutuhan konfirmasi.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2010) adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Dalam


(23)

35

penelitian kualitatif ini instrumen yang digunakan yakni peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan datadengan cara wawancara dan observasi.

D. Definisi Operasional

Perencanaan karir dalam penelitian ini adalah suatu proses seseorang untuk menetapkan tujuan karir dan membuat langkah-langkah yang akan dilakukan seseorang dengan menyesuaikan penilaian diri sendiri dan kesempatan-kesempatan karir terhadap tujuan yang ingin dicapainya. Proses atau langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun rencana karir seseorang terdiri dari (Panggabean, 2004) :

1. Menilai diri sendiri, yaitu mengidentifikasi sifat, bakat, minat, kelebihan, kekurangan, serta peluang diri dengan peluang karir.

2. Menetapkan tujuan karir, yaitu menetapkan karir yang ingin dicapai dan pekerjaan yang diinginkan.

3. Menyiapkan rencana-rencana, yaitu menyusun rencana untuk mewujudkan tujuan, menyusun langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.

4. Melaksanakan rencana-rencana, yaitu menjalankan langkah yang telah disusun.

Mahasiswi menikah yang dimaksud dalam penelitian ini ialah individu yang sedang berada di jenjang perkuliahan yang memiliki status telah menikah dan mempunyai anak.


(24)

36

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menjadi human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih indorman sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2010). Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

F. Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah :

1. Triangulasi Metode

Pada triangulasi dengan metode menurut Patton (Moleong, 2011) terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara kedua yaitu pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama dengan tiga


(25)

37

memiliki anak dengan masing-masing suami dari masing-masing subjek menggunakan metode yang sama yaitu wawancara yang disertai dengan observasi ketika wawancara berlangsung.

2. Triangulasi Penyidik

Teknik ini memanfaatkan pengamat lain untuk membantu dalam pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong, 2011). Dalam hal ini pengamat yang membantu ialah dosen pembimbing selaku ahli dalam penelitian studi kasus untuk memberikan masukan dan arahan dalam pengumpulan data.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif ini teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah dengan wawancara mendalam dan observasi ketika wawancara berlangsung (Sugiyono, 2010). Untuk melakukan wawancara digunakan alat bantu ialah

recorder dan alat tulis untuk mencatat.

H. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman (Sugiyono, 2010), yaitu reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi.


(26)

38

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Display Data

Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui display data maka data terorganisasikan, terususn dalam pola berhubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

c. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


(27)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah, didapatkan kesimpulan bahwa tidak semua subjek telah berada pada tahap perencanaan karir yang sama. Dan semua subjek memiliki faktor berbeda yang mempengaruhi mereka dalam menentukan tujuan karirnya.

1. Perencanaan Karir Pada Mahasiswi Menikah

Subjek pertama dan subjek ketiga telah merencanakan karir mereka sesuai dengan seluruh tahapan perencanaan karir. Subjek pertama dan subjek ketiga merencakan tujuan karir yang ingin mereka capai ialah sebagai wiraswasta atau pebisnis dalam bidang yang mereka minati masing-masing beserta perencanaan untuk mencapai tujuan karir tersebut. Sedangkan subjek kedua merencanakan tujuan karir yang ingin dicapainya sebagai karyawan sebuah perusahaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuhnya saat ini.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tujuan Karir Mahasiswi Menikah Setiap subjek memiliki faktor yang berbeda-beda. Penentuan tujuan karir subjek pertama dipengaruhi oleh minat subjek terhadap pekerjaan yuang dipilihnya, bukti-bukti tentang kemampuan subjek menyelesaikan jenis


(28)

67

pekerjaan yang disukainya, pengalaman kerja yang subjek miliki, dan nilai yang terkandung pada jenis pekerjaan yang dipilih subjek.

Subjek kedua dipengaruhi oleh nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilihnya serta pertimbangan ekonomi yang diperlukan subjek.

Dan tujuan karir subjek ketiga dipengaruhi oleh minat subjek terhadap jenis pekerjaan yang dipilihnya, nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih subjek serta pertimbangan ekonomi yang subjek perlukan.

B. Rekomendasi

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang mahasiswi menikah.

1. Bagi mahasiswi menikah lainnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa dengan menikah pada masa kuliah tidak menjadi halangan bagi pelaku mahasiswi menikah tersebut untuk tetap mengejar karir atau cita-cita yang diinginkannya dengan membuat perencanaan karir sesuai dengan langkah-langkah yang seharusnya. Sehingga pelaku mahasiswi menikah dapat menyesuaikan pembagian waktu dan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu dengan langkah-langkah yang dia susun untuk mencapai karirnya tersebut.

2. Bagi suami pelaku mahasisiwi menikah, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap istri serta membantu memberikan pandangan untuk


(29)

68

membantu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan kewajiban dan tanggung jawab istri.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah. Sehingga akan memperoleh gambaran yang lebih luas lagi dan lebih kaya mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(30)

69

DAFTAR PUSTAKA

Aditya.P, Y. (2009). Dibalik Tren Nikah Dini di Kalangan Remaja Muslin

Perkotaan. [Online]. Tersedia:

http://delapan208.wordpress.com/tag/nikah-muda/ [20 Juni 2011]

Alsa, A. (2010). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anisaningtyas, G. dan Astuti, Y.D. (2011). Pernikahan Di Kalangan Mahasiswa S-1. Dalam Jurnal Psikologi Proyeksi [Online], Vol 6 (2), 13 halaman. Tersedia: http://journal.unissula.ac.id/proyeksi/article/view/105 [Agustus 2012]

Dawna, C.M.M dan Negy, C. (2003). Undergraduate Students’ Adaption to College: Does Being Married Make a Difference?. Dalam Journal of

College Student Development [Online], Vol 44 (5), 20 halaman.

Tersedia:http://muse.jhu.edu/login?auth=0&type=summary&url=/journals/ journal_of_college_student_development/v044/44.5meehan.pdf [April 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Daring. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

Dessler, G. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks. Dessler, G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks. Flippo, Edwin.B. (1996). Manajemen Personalia. Edisi keenam. Jakarta:

Erlangga.


(31)

70

Habibah, dkk. (2012). Studi Tentang Status Perkawinan Mahasiswa Reguler PGSD Tegal Hubungannya Dengan Prestasi Akademik. Dalam Journal Of

Elementary Education [Online], Vol 1 (1), 5 halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee/article/view/307 [Agustus 2012]

Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga.

Khasawneh, Samer. (2010). Factors Influencing The Career Planning And Development Of University Students In Jordan. Dalam Australian Journal

of Career Development [Online], Vol 19 (2). Tersedia:

http://www.freepatentsonline.com/article/Australian-Journal-Career-Development/231506183.html

Mathis, R.L., Jackson, J.H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda.

Monks, dkk. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Panggabean, M.S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Papalia, D.E., dkk. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan)


(32)

71

Rohman, H.N. (2010). Implikasi Pernikahan Pada Masa Studi Terhadap Prestasi

Belajar, [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/4187/ [Agustus

2012]

Schermerhorn, John.R., Hunt, James.G., Osborn, Richard.N. (2000).

Organizational Behavior. Seventh Edition. New York: John Wiley &

Sons, Inc.

Sharf, R.S. (2006). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sugandi, N.M. (2008). Konseling Pranikah Bagi Mahasiswa Di Perguruan Tinggi

Melalui Pendekatan Kelompok. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DA

N_BIMBINGAN/195708301981012-NANI_M_SUGANDHI/KONSELING_PRA_NIKAH__BAGI__MAHAS ISWA.pdf

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K., Sumiati, D.M. (1993). Panduan Perencanaan Karir. Surabaya: Usaha Nasional.

Walgito, B. (2006). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Walgito, B. (2010). BImbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi. Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah, didapatkan kesimpulan bahwa tidak semua subjek telah berada pada tahap perencanaan karir yang sama. Dan semua subjek memiliki faktor berbeda yang mempengaruhi mereka dalam menentukan tujuan karirnya.

1. Perencanaan Karir Pada Mahasiswi Menikah

Subjek pertama dan subjek ketiga telah merencanakan karir mereka sesuai dengan seluruh tahapan perencanaan karir. Subjek pertama dan subjek ketiga merencakan tujuan karir yang ingin mereka capai ialah sebagai wiraswasta atau pebisnis dalam bidang yang mereka minati masing-masing beserta perencanaan untuk mencapai tujuan karir tersebut. Sedangkan subjek kedua merencanakan tujuan karir yang ingin dicapainya sebagai karyawan sebuah perusahaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditempuhnya saat ini.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tujuan Karir Mahasiswi Menikah Setiap subjek memiliki faktor yang berbeda-beda. Penentuan tujuan karir subjek pertama dipengaruhi oleh minat subjek terhadap pekerjaan yuang dipilihnya, bukti-bukti tentang kemampuan subjek menyelesaikan jenis


(2)

pekerjaan yang disukainya, pengalaman kerja yang subjek miliki, dan nilai yang terkandung pada jenis pekerjaan yang dipilih subjek.

Subjek kedua dipengaruhi oleh nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilihnya serta pertimbangan ekonomi yang diperlukan subjek.

Dan tujuan karir subjek ketiga dipengaruhi oleh minat subjek terhadap jenis pekerjaan yang dipilihnya, nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih subjek serta pertimbangan ekonomi yang subjek perlukan.

B. Rekomendasi

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap tiga orang mahasiswi menikah.

1. Bagi mahasiswi menikah lainnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa dengan menikah pada masa kuliah tidak menjadi halangan bagi pelaku mahasiswi menikah tersebut untuk tetap mengejar karir atau cita-cita yang diinginkannya dengan membuat perencanaan karir sesuai dengan langkah-langkah yang seharusnya. Sehingga pelaku mahasiswi menikah dapat menyesuaikan pembagian waktu dan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu dengan langkah-langkah yang dia susun untuk mencapai karirnya tersebut.

2. Bagi suami pelaku mahasisiwi menikah, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap istri serta membantu memberikan pandangan untuk


(3)

membantu mempertimbangkan segala sesuatunya dengan kewajiban dan tanggung jawab istri.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih dalam mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah. Sehingga akan memperoleh gambaran yang lebih luas lagi dan lebih kaya mengenai perencanaan karir pada mahasiswi menikah. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya.P, Y. (2009). Dibalik Tren Nikah Dini di Kalangan Remaja Muslin

Perkotaan. [Online]. Tersedia:

http://delapan208.wordpress.com/tag/nikah-muda/ [20 Juni 2011]

Alsa, A. (2010). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anisaningtyas, G. dan Astuti, Y.D. (2011). Pernikahan Di Kalangan Mahasiswa S-1. Dalam Jurnal Psikologi Proyeksi [Online], Vol 6 (2), 13 halaman. Tersedia: http://journal.unissula.ac.id/proyeksi/article/view/105 [Agustus 2012]

Dawna, C.M.M dan Negy, C. (2003). Undergraduate Students’ Adaption to College: Does Being Married Make a Difference?. Dalam Journal of

College Student Development [Online], Vol 44 (5), 20 halaman.

Tersedia:http://muse.jhu.edu/login?auth=0&type=summary&url=/journals/ journal_of_college_student_development/v044/44.5meehan.pdf [April 2013]

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Daring. [Online]. Tersedia: http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

Dessler, G. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks. Dessler, G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks. Flippo, Edwin.B. (1996). Manajemen Personalia. Edisi keenam. Jakarta:


(5)

Habibah, dkk. (2012). Studi Tentang Status Perkawinan Mahasiswa Reguler PGSD Tegal Hubungannya Dengan Prestasi Akademik. Dalam Journal Of

Elementary Education [Online], Vol 1 (1), 5 halaman. Tersedia:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee/article/view/307 [Agustus 2012]

Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga.

Khasawneh, Samer. (2010). Factors Influencing The Career Planning And Development Of University Students In Jordan. Dalam Australian Journal

of Career Development [Online], Vol 19 (2). Tersedia:

http://www.freepatentsonline.com/article/Australian-Journal-Career-Development/231506183.html

Mathis, R.L., Jackson, J.H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Rosda.

Monks, dkk. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Panggabean, M.S. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Papalia, D.E., dkk. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan)


(6)

Rohman, H.N. (2010). Implikasi Pernikahan Pada Masa Studi Terhadap Prestasi

Belajar, [Online]. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/4187/ [Agustus

2012]

Schermerhorn, John.R., Hunt, James.G., Osborn, Richard.N. (2000).

Organizational Behavior. Seventh Edition. New York: John Wiley &

Sons, Inc.

Sharf, R.S. (2006). Applying Career Development Theory to Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Simamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Sugandi, N.M. (2008). Konseling Pranikah Bagi Mahasiswa Di Perguruan Tinggi

Melalui Pendekatan Kelompok. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DA

N_BIMBINGAN/195708301981012-NANI_M_SUGANDHI/KONSELING_PRA_NIKAH__BAGI__MAHAS ISWA.pdf

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, D.K., Sumiati, D.M. (1993). Panduan Perencanaan Karir. Surabaya: Usaha Nasional.

Walgito, B. (2006). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Walgito, B. (2010). BImbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi. Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: