PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Oleh : Hanafi NIM 409331020

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Hanafi dilahirkan di Medan, pada tanggal 30 November 1988. Ibu bernama Asni dan Ayah bernama Muslim, dan merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD Al-ulum Medan dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMP Al – Ulum Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis masuk SMA Negeri 2 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Med


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Drs. M.M Tambunan,M.Pd dan Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kawan Sihombing,M.Si, Drs. Rahmat Nauli,M.Si dan Ibu Drs. Ani Sutiani, M.si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Drs. Wesley Hutabarat, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan yang telah memberikan izin penelitian, Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 11 Medanyang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ibu dan Ayah tercinta Asni dan Muslim yang telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis, Bang al, Bang Ari, Bang Andi, Bang Madi, Kak Sari, Kak Iin, Kak Ida, dan sahabatku Dani, Ferdy, Ahmad Ihsan, yang tidak pernah saya lupakan dan untuk semua keluarga saya di Medan dan di Padang, dan buat teman –teman sekelas di kimia Eks’ 09 serta semua teman-teman yang tidak


(5)

v

v

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih untuk semua dukungan dan bantuan selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2014 Penulis,

Hanafi


(6)

iii

iii

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

Hanafi (409331020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal, pengaruh model pembelajaran kooperatif dan pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sebanyak 2 kelas. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian factorial 2 x 2, dimana ada dua factor yang akan diteliti yaitu factor kemampuan awal siswa (A) dan factor model pembelajaran kooperatif (B). Untuk factor A ada 2 taraf yaitu kemampuan awal rendah dan tinggi. Sedangkan factor B ada 2 taraf yaitu model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif STAD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang mempunyai kemampuan awal rendah memberi rataan ( ̅ = 0,39 ± 0,03) dan kemampuan awal tinggi ( ̅ = 0,49 ± 0,05) dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang mempunyai kemampuan awal rendah memberi rataan ( ̅ = 0,35 ± 0,03) dan kemampuan awal tinggi ( ̅= 0,41 ± 0,03). Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan analisis varian. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Fhitung (A) diperoleh 71,42 sedangkan Ftabel = 4,02 , karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak berarti ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa. Selanjutnya Fhitung (B) diperoleh 35,57 sedangkan Ftabel 4,02 , karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak berarti ada pengaruh perbedaan model pembelajaran kooperatif yang digunakan terhadap hasil belajar kimia siswa. Selanjutnya Fhitung (AB) diperoleh 7,69 sementara Ftabel = 4,02 , karena Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak berarti ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif terhadap nilai hasil belajar kimia.. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa dibanding dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(7)

vi

vi DAFTAR ISI

Halaman

LembaranPengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 8

2.1.2. Keadaan Awal 9

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengruhi hasil belajar 14

2.1.4. Perangkat Pembelajaran 17

2.1.5. Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.5.1. Ciri dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 21 2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24

2.1.8. Teori Cognitif 26

2.2.Materi Pokok Laju Reaksi 27

2.2.1. Molaritas 27

2.2.2. Laju Reaksi Kimia 30

2.2.3. Pengukuran Laju Reaksi 31

2.2.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi 34

2.2.5. Persamaan Laju Reaksi 35

2.2.6. Makna Orde Reaksi 36

2.3. Kerangka Konseptual 38

2.4. Hipotesis Penelitian 38


(8)

vii

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.4. Rancangan Penelitian 40

3.5. Desain Penelitian 42

3.6. Instrumen Penelitian 43

3.7. Teknik Pengumpulan Data 45

3.8. Teknik Analisis Data 46

3.9. Peningkatan Hasil Belajar 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data Instrumen penelitian 51

4.2. Tehnik Pengumpulan Data 51

4.2.1. Uji Normalitas 51

4.2.2. Uji homogenitas 52

4.2.3. Uji Hipotesis 52

4.3. Pembahasan 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 58


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1.Data Nilai Rata-rataKimia SMA Negeri 11 Medan 2 Tabel 2.1. Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar

kelompok 20

Tabel 3.1.Desain dan Rancangan Penelitian 40 Table 3.2.Data Peningkatan nilai siswa SMA 47

Tabel 4.2.1.Uji Normalitas 52

Tabel 4.2.2. Uji Homogenitas 52 Tabel 4.3.1. Data Hasil Belajar Siswa Terpadu Untuk Setiap

Kombinasi Perlakuan 53 Tabel 4.3.2. Daftar Analisis Ragam Nilai Belajar Siswa 53


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2.3.1. Grafik konsentrasi versus waktu 33

Gambar 2.2.6.1. Grafik Orde Nol 36

Gambar 2.2.6.2. Grafik Orde Satu 37

Gambar 2.2.6.3. Grafik Orde Dua 37

Gambar 3.5. Bagan Desain Penelitian 42

Gambar 4.3. Grafik Interaksi Faktor Kemampuan Awal


(11)

vi

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Silabus Kimia Laju Reaksi 59

Lampiran 2. RPP Model Pembelajaran NHT dan STAD 61

Lampiran 3. Kisi – Kisi Instrumen Test 98

Lampiran 4. Instrumen Test 122

Lampiran 5. Pembahasan Instrumen Test 142

Lampiran 6. Lembar Jawaban 160

Lampiran 7. Tabel Perhitungan Validasi 161

Lampiran 8. Perhitungan Validasi Soal 163

Lampiran 9.Perhitungan Reliabilitas Soal 165

Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 167

Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Tiap Soal 169

Lampiran 12. Rekapitulasi Analisis Instrumen Test 171

Lampiran 13. Hasil Nilai Pretest dan Postest siswa 172

Lampiran 14. Uji Normalitas Data 174

Lampiran 15. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (NHT) 177

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Eksperimen 1 (STAD) 181

Lampiran 17.Uji Hipotesis 187

Lampiran18. Data Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model NHT dan STAD 194

Lampiran 19.Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari

Data Pre-testdan Pos-test 197

Lampiran 20. Peningkatan Hasil Belajar 205


(12)

vii

vii

Lampiran 21. Perhitungan Gain Ternormalisasi 207 Lampiran 22. Rata - rata, Standar Deviasidan Variansdari

DataGain Ternormalisasi 211

Lampiran 23.Rata-rata dan Standart Deviasi Hasil Belajar Siswa 215

Lampiran 24. Harga Kritik dari r Product Moment 216

Lampiran 25. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 218

Lampiran 26. Tabel Distribusi Nilai F 219

Lampiran 27. Tabel Nilai – Nilai Distribusi t 223

Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian Di SMA Negeri 11 Medan 224 xi


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari analisis data yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan : 1. Ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa. 2. ada pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia

siswa.

3. Ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia siswa. Berdasarkan uji lanjut (uji BNT) diperoleh :

a. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi. b. Hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah

yg dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD berbeda signifikan dengan hasil belajar kimia siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan kemampuan awal tinggi.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian ini, maka yang menjadi saran peneliti adalah :

1. Diharapkan pada guru kimia agar dalam mengajarkan materi laju reaksi di kelas XI SMA, jika kemampuan awal siswa rendah maka model

pembelajaran kooperatif yang sebaiknya digunakan adalah model pemnbelajaran STAD. Selanjutnya jika kemampuan awal siswa sedang atau tinggi, maka sebaiknya dalam mengajarkan laju reaksi model pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT.


(14)

57

2. Pada guru khususnya guru kimia sebelum mengajarkan materi yang baru kepada siswa, sebelumnya guru harus mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa.

3. Kepada peneliti lain dapat meneliti pengaruh kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif pada sekolah – sekolah lain dengan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan perbandingan guru dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan ditandai dengan rendahnya prestasi hasil belajar kimia siswa. Ini dapat dilihat dari hasil ujian nasional mata pelajaran kimia.Berdasarkan data statistik hasil nilai ujian nasional kimia secara nasional dalam tiga tahun terakhir sudah terlihat baik dan terus meningkat, yaitu pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Statistik hasil nilai ujian nasional kimia berturut-turut adalah 8,08; 8,31 dan 8,47, namun grafik berdasarkan nilai rata – rata per propinsi hasil ujian nasional di daerah provinsi Sumatera Utara tahun 2011 dan 2012 terlihat menurun dari 8,52 menjadi 8,41.

( http://litbang.kemdikbud.go.id/ )

Hasil observasi peneliti di SMA Negeri 11 Medan sebagai berikut: (1) pembelajaran kimia masih berpusat pada guru (teacher center), dimana guru menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, (2) guru masih menerapkan metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik dengan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, (3) siswa lebih banyak menunggu dan menerima begitu saja pelajaran yang diberikan tanpa adanya umpan balik mendalam akan materi yang diberikan sehingga siswa manjadi pasif.

Hasil survey peneliti di SMA Negeri 11 Medan, Hasil belajar pembelajaran kimia semester ganjil kelas X SMA Negeri 11 Medan yang memiliki sebanyak 9 kelas masih kurang sesuai dengan yang diharapkan, rendahnya hasil belajar kognitif sesuai tergambar pada nilai rata-rata raport Tahun Pembelajaran 2010/2011, 2011/2012, 2012/2013.


(16)

2

Tabel 1.1. Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2010/2011/2012 di SMA NEGERI 11 Medan

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah KKM

2010/2011 91 65 65

2011/2012 92 65 68

2012/2013 92 65 65

Permasalahan lain yang sering dihadapi guru dalam mengajarkan kimia di SMA adalah kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak berminat terhadap pelajaran yang diajarkan. Maslah ini terlihat dari sikap siswa dalam menerima pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa berbicara didalam kelas pada saat guru menerangkan, siswa kurang memperhatikan guru saat menerangkan didepan kelas dan siswa sering permisi pada saat jam pelajaran berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang yang diajarkan. Untuk mengatasai masalah ini maka guru dituntut untuk memperbaiki dan memperbarharui cara penyajian materi pelajaran, sehingga tiap guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Dewasa ini banyak digunakan model pembelajaran kooperatif. Bahkan pembelajaran kooperatif ini merupakan suatu model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan. Suasana belajar kooperatif mengahasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah – misahkan siswa. Dengan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division (STAD). Dimana kedua metode ini sama-sama membagi siswa kedalam kelompok-kelompok dan siswa bekerja sama di dalam kelompoknya, sehingga siswa dapat saling bertukar informasi dan pengalaman belajar, (Lie, 2007). Menurut Widowati (2001) dalam penelitiannya, pembelajaran NHT memberikan


(17)

3

pengaruh positif mungkin disebabkan adanya variasi pembelajaran sehingga dapat menimbulkan ketertarikan, minat dan motivasi pada siswa sedangkan STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005).

Laju reaksi adalah salah satu materi pelajaran yang diajarkan di SMA dan merupakan materi yang memerlukan pemahaman konsep dan perhitungan bukan dengan dihafal mati atau sekedar diingat saja sehingga untuk mempelajari materi ini banyak siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut terutama akan sering dialami oleh siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah, maka perlu digunakan model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dan STAD merupakan model pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, Hasil penelitian Yuliana, (2008) menyatakan bahwa dalam penerapan pembelajaran NHT pada pokok bahasan Koloid terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan sebesar 19,8%. Hasil penelitian Santika, (2006) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan hidrokarbon dapat meningkat. Hasil belajar sebesar 43,1%.

Menurut Winkel, (1995) keadaan awal yaitu keadaan yang terdapat sebelum proses mengajar-belajar dimulai, namun dapat berperanan terhadap proses itu. Menurut Sunarto dan Hartono, (2006) kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap – tiap orang. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes hasil belajar menghasilkan nilai kemampuan kognitif yang bervariasi. Variasi nilai tersebut menggambarkan perbedaan kemampuan kognitif tiap – tiap individu. Dengan demikian pengukuran kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan test kemampuan belajar atau tes hasil belajar. Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan inti yang benar – benar harus dikuasai sebelum pengetahuan inti tersebut dipelajari. Apabila tidak, maka


(18)

4

kompetensi dari pengetahuan inti tersebut tidak akan dapat dikuasai. Pengetahuan yang dimiliki oleh siswa diharapkan memudahkan dan meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran kooperatif terhadap materi yang akan diajarkan. Sebab banyak siswa yang kesulitan dalam melanjutkan suatu materi yang baru dikarenakan kemampuan awal yang lemah. Hasil penelitian Hutagalung (2010) bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengetahuan awal mengalami peningkatan 45% dibandingkan siswa tanpa diberi pengetahuan awal.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Kooperatif

Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :

1.Rendahnya hasil belajar kimia

2.Pembelajaran masih berpusat pada gruru sehingga tidak terjalin proses belajar mengajar yang baik.

3.Kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak berminat terhadap pelajaran yang diajarkan.

4.Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang yang diajarkan.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada :

1.Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD.


(19)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.Apakah ada pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?

2.Apakah ada pengaruh kemampuan awal tehadap hasil belajar kimia siswa?

3.Apakah ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.Untuk mengetahui adanya pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.

2.Untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa.

3.Untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa :

a. Lebih kritis di dalam setiap pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kemampuan awal siswa.

b. Pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi meningkat. 2. Manfaat bagi guru :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dengan kemampuan awal.


(20)

6

3. Manfaat bagi mahasiswa :

Sebagai informasi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan penelitian dalam permasalahan yang sama.

1.7. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan inti yang benar – benar harus dikuasai sebelum pengetahuan inti tersebut dipelajari

2. Model pembelajaran koperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran koperatif untuk poengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,suku dan beranggotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.

3. Model pembelajaran koperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dimana model ini terdiri dari empat langkah yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan, berfikir bersama dan pemberian jawaban.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas mengajar. Benjamin, S. Bloom (dalam Tambunan, M.M : 2010) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1), Comprehension (Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis (Analisis/C4), Syntesis (Sintesis/C5), dan Evaluation (Evaluasi). Dalam


(21)

7

penelitian ini hanya aspek kognitifnya saja yang diamati yang meliputi Hapalan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), dan Analisis (C4).

5. Materi Laju Reaksi

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun.


(22)

58

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung

Aisyah. 2008. Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Bantuan Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XISMA Purwareja T.P. 2007/2008.Jurnal Pendidikan Volume 30 Edisi 03.Halaman 30. Padang: Universitas Negeri Padang Press (http://www.smu_net.com/main) diakses 21 Maret 2012

Anitah, S, (2007), Strategi Pembelajaran, edisi pertama, Jakarta: Universitas Terbuka

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung.(2003). Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta . Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta . Biggs, John B. & Telfer, Roos. 1987. The Process of Learning. Sydney : Prentice

Hall of Autralia Pty Ltd.

Brady, James E. (Sukmariah Maun), (1999), Kimia Universitas Azas dan Struktur, Edisi kelima, Jilid dua, Binarupa Aksara, Jakarta.

Chang, raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Erlangga, Jakarta. Davies, Ivor K. (penerjemah Sudarsono S., dkk.). 1987. Pengelolaan Belajar.

Jakarta : C.V Rajawali dan PAU-UT.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Siregar, Eveline dan Hartini Nara.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalih. Indonesia.

Goldberg, David E., (2008), Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. McGraw-Hill. Erlangga.

Hartono, Agung & Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Holiwarni, B., dkk., 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 016 Pekanbaru Kota (Laporan Penelitian). Lemlit UNRI, Pekanbaru.


(23)

59

Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: University Press.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi, 2009, Kimia 1, Yudistira, Jakarta. Koeswara, E.. 1989. Motivasi. Bandung : Angkasa.

Lie, Anita, 2007. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang - Ruang Kelas ,Grasindo, Jakarta.

Oxtoby, David W., Natchrieb, Norman H., (1987), Principles of Modern Chemistry, Sounders Golden Sunburst Series, Philadelphia. Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, W., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, Manihar, 2009, Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E, 2005, Pembelajaran Kooperatif: Teori, Riset dan Praktik. terjemahan Lita, Nusa Media, Bandung.

Syaodih S., Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan. Tarigan, Henry Guntur.2009.Pengajaran Gaya. Bahasa.Bandung:Angkasa

Widowati, Budijastuti. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.


(1)

4

kompetensi dari pengetahuan inti tersebut tidak akan dapat dikuasai. Pengetahuan yang dimiliki oleh siswa diharapkan memudahkan dan meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran kooperatif terhadap materi yang akan diajarkan. Sebab banyak siswa yang kesulitan dalam melanjutkan suatu materi yang baru dikarenakan kemampuan awal yang lemah. Hasil penelitian Hutagalung (2010) bahwa hasil belajar siswa yang diberi pengetahuan awal mengalami peningkatan 45% dibandingkan siswa tanpa diberi pengetahuan awal.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”. 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah. Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain :

1.Rendahnya hasil belajar kimia

2.Pembelajaran masih berpusat pada gruru sehingga tidak terjalin proses belajar mengajar yang baik.

3.Kemampuan awal siswa yang lemah dan seringnya siswa tidak berminat terhadap pelajaran yang diajarkan.

4.Penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang yang diajarkan.

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada :

1.Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD.


(2)

5

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.Apakah ada pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?

2.Apakah ada pengaruh kemampuan awal tehadap hasil belajar kimia siswa?

3.Apakah ada pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1.Untuk mengetahui adanya pengaruh jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.

2.Untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa.

3.Untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara kemampuan awal dan jenis model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat bagi siswa :

a. Lebih kritis di dalam setiap pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kemampuan awal siswa.

b. Pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi meningkat. 2. Manfaat bagi guru :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD dengan kemampuan awal.


(3)

6

3. Manfaat bagi mahasiswa :

Sebagai informasi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang akan mengadakan penelitian dalam permasalahan yang sama.

1.7. Defenisi Operasional

Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Kemampuan awal adalah kemampuan dasar yang dimiliki sebelum peserta didik akan mempelajari kemampuan baru. Atau dengan kata lain pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang menjadi landasan berpikir pengetahuan inti yang benar – benar harus dikuasai sebelum pengetahuan inti tersebut dipelajari

2. Model pembelajaran koperatif tipe STAD adalah metode pembelajaran koperatif untuk poengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,suku dan beranggotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.

3. Model pembelajaran koperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dimana model ini terdiri dari empat langkah yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan, berfikir bersama dan pemberian jawaban.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas mengajar. Benjamin, S. Bloom (dalam Tambunan, M.M : 2010) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain) Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan yaitu Recall of data (Hapalan/C1),

Comprehension (Pemahaman/C2), Application (Penerapan/C3), Analysis


(4)

7

penelitian ini hanya aspek kognitifnya saja yang diamati yang meliputi Hapalan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), dan Analisis (C4).

5. Materi Laju Reaksi

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun.


(5)

58

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti. Bandung

Aisyah. 2008. Penerapan Model Pembelajaran NHT Dengan Bantuan Problem Posing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XISMA Purwareja T.P. 2007/2008.Jurnal Pendidikan Volume 30 Edisi 03.Halaman 30. Padang: Universitas Negeri Padang Press (http://www.smu_net.com/main) diakses 21 Maret 2012

Anitah, S, (2007), Strategi Pembelajaran, edisi pertama, Jakarta: Universitas Terbuka

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung.(2003). Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta . Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta . Biggs, John B. & Telfer, Roos. 1987. The Process of Learning. Sydney : Prentice

Hall of Autralia Pty Ltd.

Brady, James E. (Sukmariah Maun), (1999), Kimia Universitas Azas dan Struktur, Edisi kelima, Jilid dua, Binarupa Aksara, Jakarta.

Chang, raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Erlangga, Jakarta. Davies, Ivor K. (penerjemah Sudarsono S., dkk.). 1987. Pengelolaan Belajar.

Jakarta : C.V Rajawali dan PAU-UT.

Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Siregar, Eveline dan Hartini Nara.2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalih. Indonesia.

Goldberg, David E., (2008), Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. McGraw-Hill. Erlangga.

Hartono, Agung & Sunarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Holiwarni, B., dkk., 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 016 Pekanbaru Kota (Laporan Penelitian). Lemlit UNRI, Pekanbaru.


(6)

59

Ibrahim, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif . Surabaya: University Press.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi, 2009, Kimia 1, Yudistira, Jakarta. Koeswara, E.. 1989. Motivasi. Bandung : Angkasa.

Lie, Anita, 2007. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang - Ruang Kelas ,Grasindo, Jakarta.

Oxtoby, David W., Natchrieb, Norman H., (1987), Principles of Modern Chemistry, Sounders Golden Sunburst Series, Philadelphia. Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.

Rusman. 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Sanjaya, W., 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta.

Silitonga, P. M, 2011, Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Situmorang, Manihar, 2009, Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E, 2005, Pembelajaran Kooperatif: Teori, Riset dan Praktik. terjemahan Lita, Nusa Media, Bandung.

Syaodih S., Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Tambunan, M.M., (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed, Medan. Tarigan, Henry Guntur.2009.Pengajaran Gaya. Bahasa.Bandung:Angkasa

Widowati, Budijastuti. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.