PENINGKATAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI JURNAL BELAJAR (LEARNING JOURNAL): Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-F SMPN 1 Lembang.

(1)

PENINGKATAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI JURNAL BELAJAR

(LEARNING JOURNAL)

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-F SMPN 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

ANISAH SRIYANTI 1104901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PENINGKATAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI JURNAL BELAJAR

(LEARNING JOURNAL)

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-F SMPN 1 Lembang)

Oleh Anisah Sriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Anisah Sriyanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan keoadamu:”berlapang -lapanglah kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” – QS. Al-Mujadalah (58:11)

“Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta” Albert Einstein

“Semangat yang meredup itu memang lebih membunuh daripada fisik yang remuk redam” –Agustinus Wibowo

“Success does not depend on your aptitude or your altitude. It depends on your attitude” Anonim

Segala puji bagi Allah SWT Karya ini kupersembahkan kepada Kedua Orang Tua


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

ANISAH SRIYANTI

PENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI JURNAL BELAJAR (LEARNING

JOURNAL)

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas VII-F SMPN 1 Lembang)

DISETUJI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing 1

Dr. Nana Supriatna, M. Ed. NIP. 19611014 1986011 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati, M.Pd. NIP. 19770602 200312 2 001

Mengetahui


(5)

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini Telah Diujikan Pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 25 Juni 2015

Tempat : Gedung FPIPS Lantai 2 UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si.

NIP : 19700814 199402 1001

2. Sekretaris :

Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

NIP. 19611014 198601 1001

3. Penguji :

1. Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1001

2. Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1002

3. Dra. Hj. Neiny Ratmaningsih, M.Pd NIP. 19611215 198603 2003


(6)

ABSTRAK

Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal dalam Pembelajaran IPS melalui Jurnal Belajar (Learning Journal). Penelitian Tindakan Kelas Terhadap

Peserta Didik Kelas VII-F SMP Negeri Lembang

Penelitian ini dilatabelakangi oleh permasalahan yang terjadi di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang yang ditemukan peneliti pada saat melakukan observasi awal. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 24 Februari 2015, peneliti menemukan permasalahan yaitu rendahnya kecerdasan intrapersonal peserta didik. Hal ini ditunjukan dengan beberapa indikator permasalahan diantaranya kurangnya kepercayaan diri peserta didik ketika mengemukakan pendapat dalam pembelajaran, rendahnya tanggung jawab terhadap tugas serta memilih melakukan aktivitas lain selain kegiatan pembelajaran.Alternatif pemecahan tersebut dilakukan dengan menerapkan penggunaan jurnal belajar (learning journal). Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis Mc. Taggart yang dilakukan dalam 3 siklus. Peningkatan kecerdasan intrapersonal peserta didik kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) dapat dikatakan berhasil. Berhasilnya penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan kuantitas dan kualitas kecerdasan intrapersonal peserta didik yang ditunjukan melalui peningkatan aspek-aspek atau beberapa indikator dari dimensi kecerdasan intrapersonal yaitu dimensi mengenali diri sendiri, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting. Dimensi mengenali diri sendiri terdiri dari aspek keberanian mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat dan keyakinan, dan mengungkapkan apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan dari dirinya. Dimensi mengetahui apa yang diinginkan terdiri dari aspek keberanian mengungkapkan keinginannya dalam proses pembelajaran dan kemampuan mengungkapkan rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dimensi mengetahui apa yang penting terdiri dari aspek kemampuan mengungkapkan solusi terhadap hambatan yang dihadapinya dan kemampuan merefleksikan apa yang telah dia lakukan selama pembelajaran berlangsung. Seluruh aspek dari dimensi-dimensi kecerdasan intrapersonal mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III dari kualitas kurang, cakup hingga menjadi baik. Pada siklus I terlihat bahwa aspek-aspek dari dimensi mengenali diri sendiri cukup menonjol ditunjukan oleh peserta didik dibandingkan dengan aspek-aspek dari dimensikecerdasan intrapersonal lainnya, hingga pada siklus II dan sikluss III aspek-aspek dari seluruh dimensi kecerdasan intrapersonal termasuk dimensi mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting ditunjukan oleh peserta didik dan mengalami peningkatan. Kesimpulannya bahwa jurnal belajar (learning journal) dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.


(7)

ABSTRACT

Intrapersonal Intelligence Increased in Social Science Subject Learning Through Learning Journal.

An Action Research of Students in VII-F Class in a Junior High School in Lembang

This study was based on the issues raised in a class of Junior High School in Lembang (SMP Negeri 1 Lembang) which found by the researcher when the researcher doing an initial observation. Based on the results of initial observation conducted by researcher on February 24, 2015, researcher found a problem which was the low level of students’intrapersonal intelligence. It is shown by several problem indicators which are the lack of learners’ self-confidence when expressing their opinions during learning process, the lack of responsibility indoing tasks, and preferring to do other activities rather than do activities in the subject they studied at that time. The alternative solutions of the problems are done by implementing the use of learning journal. Considering the problems to be studied are dealt with learning process, the researcher prefers to apply an Action Research with Kemmis Mc. Taggart’s models which done in three cycles. The increasing oflearners’ intrapersonal intelligence in VII-F class of SMP Negeri 1 Lembang through the use of journal learning (learning journal) can be said successful. The successful of this research can be seen from the increasing of the quantity and quality of learners’ intrapersonal intelligence which demonstrated by the increasing ofseveral indicators aspects or dimensions of intrapersonal intelligence which are dimension of knowing themselves, knowing what they want, and knowing what is important. Dimensionof knowing themselves consists of severalaspects which are courage to express thoughts, feelings, opinions and beliefs, and courage to reveal what the strengths and weaknesses of them. Dimension of knowing what they want consists of several aspects which are courage to express what they want during the learning process and the ability of expressing their plansin achieving learning objectives. Dimension of knowing what is important consists of several aspects which are the ability to express the solution of obstacles that they face and the ability to reflect on what they have been done during the learning process. The whole aspect of intrapersonal intelligence dimensions have increased from the first cycle to the third cycle from the less quality, enough, and becoming better. In the first cycle, it is shown that the aspects of knowing themselves dimensionis quite prominent indicated by the learners rather than other aspects of other dimensions intrapersonal intelligence. Until the second and third cycle the aspects of all dimensions, including the dimension of intrapersonal intelligence to know what they want and what is important are shown by learners and increased. For the conclusion, learning journal can improve intrapersonal intelligence of the learners.


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kecerdasan Intrapersonal... 10

1. Definisi Kecerdasan... 10

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan... 14

3. Definisi Intrapersonal ... 15

4. Definisi Kecerdasan Intrapersonal ... 16

5. Aspek-aspek dalam Kecerdasan Intrapersonal ... 17


(9)

2. Prosedur Penggunaan Jurnal Belajar (Learning Journal) ... 22

3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Jurnal Belajar (Learning Journal) 23 D. Penggunaan Jurnal Belajar (Learning Journal) dalam Pembelajaran IPS .... 24

E. Penelitian Terdahulu... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

B. Desain Penelitian ... 29

1. Perencanaan Tindakan ... 30

2. Pelaksanaan ... 31

3. Pengamatan ... 32

4. Refleksi ... 33

C. Metode Penelitian ... 33

D. Fokus Penelitian ... 34

1. Kecerdasan Intrapersonal ... 34

2. Jurnal Belajar (Learning Journal) ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 39

1. Pedoman Observasi ... 39

2. Pedoman Wawancara ... 40

3. Studi Dokumentasi ... 41

4. Catatan Lapangan ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 42

2. Wawancara ... 42

3. Dokumentasi ... 42

4. Catatan Lapangan ... 43

G. Validitas dan Redibilitas Data ... 43

1. Triangulasi ... 43

2. Member Check ... 44

3. Expert Opinion ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 44


(10)

2. Analisis Selama di Lapangan ... 45

3. Analisis Setelah di Lapangan ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data Penelitian ... 48

1. Deskripsi Sekolah ... 48

2. Desripsi Kelas Penelitian ... 49

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 50

1. Kegiatan Pra Penelitian... 50

2. Pelaksanaan Tindakan ... 53

a. Siklus I ... 54

b. Siklus II ... 79

c. Siklus III ... 100

C. Pembahasan ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Saran ... 144 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ...  SK Penelitian dari Fakultas ...  SK Penelitian dari Sekolah ...  Buku Bimbingan Kegiatan Skripsi ...  SK dari Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... Lampiran II ...  Instrumen Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I-III ...  Pedoman Observasi Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik...  Pedoman Observasi Kinerja Mengajar Guru ...  Pedoman Wawancara Peserta Didik (Sebelum Tindakan) ...  Pedoman Wawancara Peserta Didik (Setelah Tindakan)...  Pedoman Wawancara Guru (Sebelum Tindakan) ...  Pedoman Wawancara Guru (Setelah Tindakan) ...  Pedoman Catatan Lapangan ...  Daftar Cek Kecerdasan ...  Format Jurnal Belajar (Learning Journal) ...  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... Lampiran III ...  Hasil Penelitian Tidakan Kelas (PTK) siklus I-III ...  Hasil observasi Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik...  Hasil observasi Kinerja Mengajar Guru ...  Hasil wawancara Peserta Didik (Sebelum Tindakan) ...  Hasil Wawancara Peserta Didik (Setelah Tindakan) ...  Hasil wawancara Guru (Sebelum Tindakan) ...  Hasil wawancara Guru (Setelah Tindakan)...  Catatan Lapangan ...


(12)

 Daftar Cek Kecerdasan ...  Jurnal Belajar Peserta Didik ...


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format jurnal belajar (learning journal)... 38 Tabel 3.2 Pedoman Observasi Kecerdasan Intrapersonal... 39 Tabel 4.1 Hasil Data Observasi Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal

Peserta Didik pada Siklus I... 69 Tabel 4.2 Hasil Data Observasi Kinerja Guru pada Siklus I... 74 Tabel 4.3 Daftar Cek Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik Pada

Siklus I...

78

Tabel 4.4 Hasil Data Observasi Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik pada Siklus II... 90 Tabel 4.5 Hasil Data Observasi Kinerja Guru pada Siklus II... 95 Tabel 4.6 Daftar Cek Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik pada

Siklus II...

98

Tabel 4.7 Hasil Data Observasi Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik pada Siklus III... 111 Tabel 4.8 Hasil Data Observasi Kinerja Guru pada Siklus III... 114 Tabel 4.9 Daftar Cek Kecerdasan Kecerdasan Intrapersonal Peserta

Didik Pada Siklus III...

115

Tabel 4.10 Rata-rata Kecerdasan Intrapersonal Peserta Didik Siklus I, II dan III..


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart... 30 Gambar 3.2 Model Analisis Data Menurut Miles dan

Huberman...

46

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Keberanian Mengungkapkan Pikiran, Perasaan, Pendapat dan Keyakinan ...

121

Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Kemampuan Mengungkapkan apa yang menjadi Kelebihan dan Kekurangan dari Dirinya

124

Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Keberanian Mengungkapkan Keinginanya dalam Proses Pembelajaran ...

126

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Kemampuan Mengemukakan Rencana untuk Mencapai Tujuan pembelajaran yang Diinginkan...

128

Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Kemampuan Mengungkapkan Solusi terhadap Hambatan yang dihadapinya

131

Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Peserta Didik dalam Kemampuan Merefleksikan apa yang Telah Dia Lakukan selama Pembelajaran Berlangsung

133

Gambar 4.7 Diagram Perkembangan Kinerja Mengajar Guru pada

Siklus I, II dan III 134

Gambar 4.8 Diagram Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal Peserta


(15)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang, yang beralamat di Jalan Raya Lembang No.357, Kabupaten Bandung Barat.

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-F di SMP Negeri 1 Lembang. Jumlah peserta didik 41 orang yang terdiri dari 18 orang peserta didik laki-laki dan 22 orang peserta didik perempuan. Kolabrator juga sebagai observer peneliti adalah Bu Entin, yaitu guru mata pelajaran IPS. Alasan peneliti memilih kelas VII-F untuk dilakukan penelitian karena saat pra penelitian, peneliti melihat bahwa di kelas VII-F terdapat peserta didik yang kurang memiliki kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dari peserta didik kurang bisa mengatur dirinya, seperti mengatur emosi dan sulit untuk mengungkapkan pendapat. Adanya permasalahan tersebut membuat peneliti untuk mencari solusi agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pada saat proses pembelajaran selanjutnya dapat menumbuhkan kecerdasan intrapersonal peserta didik baik dalam mata pelajaran IPS maupun pada mata pelajaran lainnya.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih dan mengacu model Kemmis dan Taggart. Pada model ini, lebih memperlihatkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peneliti. Dimana desain sederhana dan mudah dipahami oleh peneliti. Selain itu, desain Kemmis dan Taggart ini dirasa sesuai dengan masalah yang akan diteliti hal ini dilakukan agar hasil penelitian yang didapat akurat. Untuk lebih jelasnya penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut ini :


(16)

30

Gambar 3.1. Desain PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart Sumber : Diadopsi dari (Wiriatmadja, 2010, hlm. 12)

1. Perencanaan Tindakan (Plan)

Pada tahap ini peneliti melakukan rencana awal dengan mencari semua informasi dari hasil wawancara terhadap guru yang bersangkutan selaku mitra peneliti dan peserta didik sebagai sasaran utama penelitian sehingga ditemukan masalah. Selanjutnya setelah masalah ditemukan, dilakukan identifikasi masalah hingga ditentukan rumusan masalah. Selanjutnya, bekerja sama dengan guru yang bersangkutan, peneliti membuat rencana pelaksanaan tindakan seperti membuat rencana pelaksanaan pengajaran yang

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

Perencanaan Siklus 1


(17)

31

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian yaitu kelas VII-F b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan

dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan mitra yaitu guru pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Lembang untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan di kelas penelitian.

d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator untuk menentukan waktu penelitian dilaksanakan.

e. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.

f. Menentukan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian.

g. Menyusun alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media pembelajaran.

h. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan kecerdasan intrapersonal peserta didik dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal)

i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator. j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian

selesai.

2. Pelaksanaan (Act)

Setelah melakukan perencanaan yang mana informasinya telah peneliti kumpulkan pada saat perencanaan, selanjutnya adalah melakukan pelaksanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti bersama dengan mitra peneliti di sekolah, pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengejaran yang telah disusun.


(18)

32

b. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas mengenai permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya sebagai upaya menumbuhkan kecerdasan intrapersonal pada peserta didik.

c. Meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil identifikasi mengenai permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya.

d. Menerapkan tugas kepada peserta didik untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya permasalahan di sekitar lingkungan dan tempat tingalnya sebagai upaya membentuk kecerdasan intrapersonal pada peserta didik e. Meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil identifikasi mereka

mengenai penyebab terjadinya permasalahan di sekitar lingkungan dan tempat tingalnya

f. Menerapkan tugas kepada peserta didik untuk memikirkan solusi dari permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan dan tempat tingalnya dalam rangka mengaplikasikan kecerdasan intrapersonal yang dimiliki peserta didik.

g. Meminta peserta didik mengaplikasikan solusi yang mereka tawarkan di lingkungan sekitar mereka.

3. Pengamatan (Observe)

Pada tahap ini peneliti melakukan berbagai pengamatan dan mencatat segala aktivitas yang terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung yang menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan :

a. Pengamatan terhadap kelas VII-F yang sedang diteliti


(19)

33

d. Pengamatan tentang pendapat-pendapat yang diajukan peserta didik ketika proses KBM.

e. Pengamatan terhadap kemampuan peserta didik dalam mengenali diri, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting dalam tulisan yang mereka tuangkan di jurnal belajar (learning journal).

4. Refleksi (Reflect)

Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan. Refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil data yang diperoleh saat observasi dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya dalam pembuatan rencana tindakan pada tahap siklus selanjutnya. Peneliti melakukan refleksi dengan cara sebagai berikut:

a. Mengecek kelengkapan untuk proses kegiatan pembelajaran dan instrumen penelitian

b. Mendiskusikan serta menganalisis hasil data yang telah diperoleh saat melakukan observasi

c. Menyusun kembali rencana pelaksanaan tindakan untuk siklus tindakan selanjutnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus tindakan pertama

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK memiliki peran yang sangat penting untuk meingkatkan mutu pembelajaran jika diimplementasikan dengan baik.

Elliot (1991) (dalam Wiriatmadja, 2010, hlm.12) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut. Sementara menurut Ebbut (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88), penelitian tindakan adalah kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil


(20)

34

dari tindakan tindakan tersebut. Jadi dalam hal ini, guru merencanakan segala sesuatunya dengan matang dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi tentunya dengan berbagai metode pengajaran dan pendekatan yang beragam.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang dengan materi-materi mengenai lingkungan dan kondisi sosial yang beragam dari mulai fenomena-fenomena alam yang terjadi di global dan yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik hingga perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman. Fokus variable dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan jurnal belajar (learning journal) dalam pembelajaran IPS sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.

D. Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dan menghindari salah tafsir dalam penelitian ini, maka di bawah ini terdapat beberapa definisi yang akan menjelaskan secara rinci mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Kecerdasan Intrapersonal

Menurut Lwin, dkk (2008, hlm. 233) kecerdasan Intrapersonal adalah kecerdasan mengenai diri sendiri. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang yang berkecerdasan intrapersonal tinggi cenderung menjadi pemikir yang tercermin pada apa yang mereka lakukan dan terus menerus membuat penilaian diri. Mereka selalu bersentuhan dengan pemikiran, gagasan dan impian mereka dan mereka juga memiliki kemampuan untuk mengarahkan emosi mereka sendiri sedemikian rupa untuk


(21)

35

Individu dengan kecerdasan intrapersonal cenderung mampu mengenali kelebihan maupun kelemahan dirinya sendiri, senang mengintrospeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya dan kemudian mencoba untuk memperbaiki diri sendiri. Individu yang memiliki kecerdasan intrapersonal sangat menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun) dan moral.

Di dalam kecerdasan intrapersonal terdapat indikator-indikator atau aspek-aspek. Menurut Gardner (dalam Hanafiah dan Suhana, 2012, hlm. 14) menyatakan bahwa di dalam kecerdasan intrapersonal terdapat kompetensi yang ideal yaitu sebagai berikut.

a. Memutuskan bekerja sendiri b. Mempromosikan diri

c. Menetapkan sendiri d. Menyusun sasaran e. Berinisiatif

f. Menaksir g. Merencanakan h. Mengorganisasikan

i. Melihat kesempatan j. Berintrospeksi k. Memahami diri

l. Menerima diri m. Mengarahkan diri

n. Kendali diri

o. Mengembangkan diri p. Menyesuaikan diri q. Harga diri

r. Percaya diri

Sementara Menurut Alder (2001, hlm. 79–97) kecerdasan intrapersonal memiliki 3 aspek di dalamnya, yaitu sebagai berikut.


(22)

36

a. Mengenali diri sendiri

1) Kesadaran diri emosionil, yaitu bagian dari bebas buta emosi, dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan

2) Sikap asertif, yaitu keterampilan emosional untuk secara bebas dan tepat mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan.

3) Harga diri, yaitu karakteristik kecerdasan emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan merupakan sumber penting bagi rasa percaya diri.

4) Aktualisasi diri, yaitu menganggap rendah dan membatasi diri sendiri.

b. Mengetahui apa yang diinginkan

Orang yang cerdas cenderung mengetahui apa yang mereka inginkan dan mengatahui kemana tujuan hidup mereka. Untuk itu, mereka cenderung mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan mereka, dan kenyataannya mereka berhasil.

c. Mengetahui apa yang penting

Kita memiliki kecenderungan yang sama untuk menilai kembali diri kita. Tujuan yang di pertimbangkan dan nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan urutan kepentingan sendiri.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan memahami diri sendiri dan berprilaku sesuai dengan pemahaman sendiri. Kemudian, untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian maka peneliti memilih indikator yang sesuai dengan kebutuhan. Peneliti melihat bahwa yang cocok untuk menjadi indikator dalam penelitian ini ialah yang dikemukakan oleh Alder. Namun, peneliti menyesuaikan dengan apa yang di lapangan sehingga meneliti merumuskan indikator sebagai berikut.


(23)

37

a. Peserta didik berani mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan

b. Peserta didik mampu mengungkapkan apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan dari dirinya.

2. Mengetahui apa yang diinginkan

a. Peserta didik berani mengungkapkan keinginannya dalam proses pembelajaran

b. Peserta didik mampu mengungkapkan rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang inginkan

3. Mengetahui apa yang penting untuk dirinya

a. Peserta didik mampu mengungkapkan solusi terhadap hambatan yang dihadapinya

b. Peserta didik mampu merefleksikan apa yang telah dia lakukan selama pembelajaran berlangsung

2. Jurnal Belajar (Learning Journal)

Jurnal belajar (learning journal) merupakan sebuah catatan harian mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh peserta didik dan merupakan salah satu sarana untuk lebih mengenal diri. Menurut Sallibe (2008) (dalam Anggraeny, 2009, hlm. 10) jurnal belajar berisi tentang pengalaman belajar peserta didik, apa yang telah dimengerti oleh peserta didik, apa yang belum dimengerti oleh peserta didik beserta alasan maupun kendala yang tengah dihadapi, serta apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh peserta didik berkaitan dengan apa yang belum dimengerti oleh peserta didik. Untuk memudahkan peserta didik mengisi jurnal belajar maka peneliti menyediakan format sebagai berikut.

Tabel 3.1 Format jurnal belajar

Indikator Uraian

Pengalaman belajar


(24)

38

materi Pembelajaran hari ini)

Materi yang telah dipahami (Pembelajaran hari ini)

Materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya

(Pembelajaran hari ini)

Usaha/cara untuk mengatasinya (Membuka Internet, bertanya kepada orangtua atau membaca sumber lain)

.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa jurnal belajar adalah catatan pribadi peserta didik yang di dalamnya


(25)

39

pengalaman namun juga berisikan bagaimana cara mengatasi kendala yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengukur ketercapaian dari tujuan penelitian ini maka diperlukan suatu alat evaluasi atau sering disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan disebut juga dengan teknik penelitian. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan yaitu kecerdasan intrapersonal pada peserta didik. Untuk mengumpulkan semua data yang berada di lapangan diperlukan pedoman observasi dan wawancara

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti melihat situasi langsung objek penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan denganh kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Pedoman observasi yang digunakan untuk mengukur kecerdasan intrapersonal pada peserta didik terdiri dari beberapa indikator yaitu, mengenali diri, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting. Indikator-indikator di bawah ini merupakan alat bantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Indikator ini dapat membantu untuk menganalisis dan merefleksi semua tindakan yang dilakukan peneliti pada saat melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

PEDOMAN OBSERVASI KECERDASAN INTRAPERSONAL Kelas :

Hari/Tanggal : Siklus ke- :


(26)

40

No. Aspek yang diamati Kriteria Penilaian Ket.

B C K

1. Mengenali diri sendiri

a. Peserta didik berani mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan.

b. Peserta didik mampu mengungkapkan apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan dari dirinya 2. Mengetahui apa yang diinginkan

a. Peserta didik berani mengungkapkan keinginannya dalam proses pembelajaran b. Peserta didik mampu

mengungkapkan rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang inginkan

3 Mengetahui apa yang penting a. Peserta didik mampu

mengungkapkan solusi terhadap hambatan yang dihadapinya b. Peserta didik mampu

merefleksikan apa yang telah dia lakukan selama pembelajaran berlangsung

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Wawancara memilki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik. Ada dua jenis wawancara yaitu berstruktur dan tidak berstruktur. Wawancara


(27)

41

akan digunakan pada saat wawancara seperti bagaimana kecerdasan intrapersonal dengan menerapkan jurnal belajar (learning journal) dalam pembelajaran IPS serta adakah perubahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran di kelas dengan penerapan jurnal belajar (learning journal) tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya, silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh peserta didik dalam belajar serta foto atau rekaman dalam proses belajar pembelajaran. Dokumentasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran dengan penerapan jurnal belajar (learning journal) berlangsung dan bagaimana cara penerapannya. Alat yang menunjang untuk studi dokumentasi yaitu kamera dan alat perekam.

4. Catatan Lapangan

hasil temuan di lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran, pengelolaan kelas, kegiatan guru dan kegiatan peserta didik semuanya dicatat dalam catatan lapangan (fiels notes), yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi dan analisis. Catatan lapangan disusun berdasarkan kondisi pembelajaran IPS di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang. Catatan lapangan juga berisi tentang komentar peneliti terkait proses pembelajaran IPS. Untuk lebih jelasnya mengenai format catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan


(28)

42

penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan adalah observasi, studi dokumentasi, wawancara dan catatan lapangan

1. Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati (Kunandar, 2013, hlm 117). Sementara Observasi menurut Sanjaya (2009, hlm. 86) adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

2. Wawancara

Wawancara menurut Hopkins (1993, hlm. 25) (dalam Wiriatmadja, 2012, hlm. 117) adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Sementara menurut Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 317) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sementara Denzin dalam Wiriaatmadja (2008, hlm 117) menyatakan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang diangggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yamg dipandang perlu. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisikan sejumlah pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya dan akan diajukan kepada peserta didik serta peserta didik. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan data yang diperoleh


(29)

43

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011, hlm. 326). Dokumentasi bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

4. Catatan Lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis berisi tentang Catatan lapangan dilakukan dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dan dialami selama kegiatan berlangsung.

G. Validitas dan Redibilitas Data

Kegiatan validitas data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik triangulasi, member check dan expert opinion.

1. Triangulasi

Triangulasi merupakan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau yang ditimbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama(Wiriaatmadja, 2011, hlm. 168). Dengan kata lain teknik triangulasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan melalui sumber lainnya. Teknik triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan (Sanjaya, 2011, hlm. 117). Diungkapkan oleh Sanjaya (2011, hlm. 112) bahwa terdapat beberapa cara untuk menggunakan triangulasi:


(30)

44

b. Dengan membandingkan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian.

c. Dengan cara mencari data dari berbagai suasana, waktu dan tempat sehingga peneliti dapat melakukan pengecekan atau dapat membandingkan data yang diperoleh.

d. Dengan mengamati objek yang sama dalam berbagai situasi. e. Mencari data dari berbagai sumber.

f. Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis data.

2. Member Check

Dalam Wiriaatmadja (2011, hlm. 168) diungkapkan bahwa member check merupakan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dari nara sumber, siapa pun juga (Kepala Sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis lakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data.

3. Expert opinion

Pada tahap akhir validasi, peneliti melakukannya dengan meminta saran atau nasehat kepada dosen pembimbing, yang disebut expert opinion. Dalam kegiatan penelitian ini, peneliti mengkonsultasikan temuan di lapangan pada saat penelitian kepada Dr. Nana Supriatna, M.Ed selaku pembimbing I dan kepada Yeni Kurniawati, M.Pd selaku pembimbing II. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan dan arahan agar validasi data dapat dipertanggungjawabkan


(31)

45

Di dalam penelitian tindakan kelas, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas belajar dan hasil pembelajaran (Sanjaya, 2011, hlm. 106). Analisis yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal, berarti peneliti akan melakukannya sejak tahap orientasi lapangan, seperti yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1984, dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 139) bahwa “...the ideal model for data collection and analysis is one that interweaves them for beginning”. Yang artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah yang secara bergantian berlangsung sejak awal. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 89), analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Dalam tahap ini, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau permasalahan yang ditemukan peneliti pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan Penelitian Tindakan Kelas. Analisis dilakukan oleh peneliti terhadap hasil observasi dan wawancara tentang kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang.

2. Analisis Selama di Lapangan

Aktivitas dalam analisis selama di lapangan meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan serta verifikasi (conclusion drawing/verification). Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008, hlm. 91) memaparkan model analisisnya digambarkan sebagai berikut:


(32)

46

Gambar 3.2 Model Analisis Data Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2008, hlm. 91)

Berikut penjelasan mengenai analisis data : a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono, hlm. 249). Setelah itu reduksi data dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus permasalahan. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas untuk pengumpulan data berikutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Pendeskripsian data harus dilakukan agar yang telah kita seleksi menjadi bermakna, pendeskripsian pun dapat dilakukan secara naratif, grafik maupun tabel. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2011, hlm. 249).

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan kesimpulan)

Menurut Miles dan Huberman langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan-kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dilakukan dengan meninjau ulang catatan lapangan agar data yang diperoleh teruji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin


(33)

47

dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011, hlm. 253).

3. Analisis Setelah di Lapangan

Setelah semua data yang dibutuhkan peneliti diperoleh, maka peneliti menyusun laporan. Namun sebelumnya, data yang diperoleh dianalisis dengan melakukan peninjauan ulang kembali apakah masih ada analisis data yang perlu direvisi atau mungkin hasil analisis perlu diteliti dari awal. Analisis tindakan dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan berhasil dan sesuai dengan harapan atau tidak


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi, kondisi awal pembelajaran IPS di kelas VII-F menunjukan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan kurang menekankan aspek kecerdasan intrapersonal. Hal ini ditunjukan dengan masih rendahnya kepercayaan diri peserta didik dalam mengungkapkan pendapat di hadapan teman sekelasnya. Ketika proses pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat, mereka menyampaikan secara bersamaan dan ketika diminta hanya satu orang mereka saling menuduh untuk menyampaikannya. Tidak hanya itu, dalam kegiatan pembelajaran pun terlihat bahwa aspek mengetahui apa yang diinginkan dan penting untuk dirinya pun masih rendah hal tersebut terlihat dari ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung hanya beberapa peserta didik yang berinisiatif, berkontribusi, memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengendalikan diri, mengembangkan diri, menyesuaikan diri, dan memiliki sikap atau rasa percaya diri dalam kegiatan tersebut sementara sisanya melakukan hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan diskusi kelompok. Ketika guru menanyakan kepada peserta didik pembelajaran seperti apa yag diharapkan peserta didik pun tidak ada yang mengemukakan keinginannya mereka beralasan bahwa tidak berani mengungkapkan pendapatnya padahal guru telah memberikan kesempatan. Kemudian, berdasarkan pendapat guru bahwa rendahnya aspek kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran IPS adalah hal yang memerlukan tindakan


(35)

142

2. Perencanaan dan penelitian ini berangkat dari observasi awal penelitian dimana peneliti menemukan adanya permasalahan pada peserta didik kelas VII-F yaitu kurangnya kecerdasan intrapersonal peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perencanaan disusun dengan mengupayakan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik belajar melalui kegiatan reflektif yang dilakukan di akhir pembelajaran dengan menuliskannya di jurnal belajar (learning journal). Perencanaan-perencanaan tersebut mencakup kegiatan mempersiapkan RRP, media pembelajaran serta mempersiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang menunjukan kecerdasan intrapersonal peserta didik dan penggunaan jurnal belajar (learning journal). Dalam penyusunan RPP, peneliti berupaya meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan serta materi pembelajaran yang akan diajarkan pada setiap tindakan. Peneliti merencanakan setiap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan penggunaan jurnal belajar (learning journal) dengan masing-masing siklusnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik bervariasi. Kegiatan pembelajaran disajikan dengan mengangkat tema-tema sebagai pembinaan konsep sosial melalui kajian peristiwa atau masalah sosial yang dikaitkan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Pembelajaran pun dilakukan dengan mengupayakan peserta didik mendapatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses kegiatan belajar mengajar serta menjadikan peserta didik terlibat dalam aktvitas yang terus-menerus, berpikir dan menjelaskan pemahaman-pemahaman mereka, sehingga melalui kegiatan pembelajaran demikian dapat mengasah kecerdasan intrapersonal peserta didik.

3. Penggunaan jurnal belajar (learning journal) untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal dilakukan pada saat kegiatan reflektif pada bagian kegiatan penutup proses pembelajaran. Format jurnal belajar (learning journal) disediakan oleh guru. Di dalamnya terdapat sejumlah pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk mampu dan berani bercerita mengenai perasaan, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting


(36)

143

untuk dirinya. Dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) peserta didik dapat mengasah kecerdasan intrapersonalnya dengan menjawab dan menuliskan semua pertanyaan yang terdapat dalam jurnal belajar (learning journal).

4. Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) mampu meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik. Meningkatnya kecerdasan intrapersonal peserta didik dilhat dari inidkator-indikator yang ditunjukan dengan kriteria penilaian yang meningkat dari mulia kurang, cukup hingga menjadi baik. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) peserta didik mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 5. Penggunaan jurnal belajar (learning journal) untuk meningkatkan kecerdasan

intrapersonal peserta didik, menghadapi kendala di dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu dalam menjelaskan langkah-langkah pengisian jurnal belajar (learning journal) tidak bisa dilakukan dengan cepat dan intesitas yang sedikit. Kemudian, pada awal-awal peserta didik dihadapkan dengan sikap malas menulis. Tidak hanya itu, peserta didik pun tidak mampu mengenali dirinya, mengetahui apa yang diinginkan dan yang penting untuk dirinya sehingga mereka berprilaku yang kurang sesuai. Solusi yang dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) diantaranya yaitu dengan guru harus mengarahkan langkah-langkah pengisian jurnal belajar (learning journal) harus dengan perlahan dan dengan intensitas yang sering. Kemudian, peran guru dalam mengatasi peserta didik yang malas menulis dan mengasah kecerdasan intrapersonalnya adalah terus memotivasi peserta didik untuk tetap mau menjawab dan menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang memuat indikator-indikator kecerdasan


(37)

144

peserta didik yang memiliki kendala ketika pengisian jurnal belajar (learning journal), mengganti pertanyaan dalam jurnal belajar (learning journal) dengan menggunakan bahasa yang lebih dipahami dan dimengerti oleh peserta didik, mengizinkan peserta didik untuk menggunakan Ballpoint berwarna agar peserta didik lebih bersemangat untuk menulis, dan menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik mengisi jurnal belajar (learning journal) agar peserta didik tidak terburu-buru sehingga mengisinya tidak asal-asalan.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) di kelas VII-F SMP Negeri 1 lembang, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini :

1. Peserta didik

Peserta didik diharapkan selalu membiasakan diri untuk melakukan kegiatan refleksi di setiap akhir kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Melalui hal tersebut peserta didik akan terbiasa mengenali diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kelemahannya serta mengetahui apa yang penting untuk dirinya dengan baik sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.

2. Guru

Guru hendaknya mempelajari pedoman penggunaan jurnal belajar (learning journal) serta cara untuk mengimplementasikannya dalam kegiatan refleksi di akhir kegiatan pembelajaran. Menerapkan langkah-langkah penggunaan jurnal belajar (learning journal) tidak lepas dari kemampuan guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik. Setelah guru mempelajari cara bagaimana menggunakan jurnal belajar (learning journal) maka langkah selanjutnya adalah guru membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan refleksi dalam jurnal belajar (learning journal). Hal ini


(38)

145

dilakukan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.

3. Sekolah

Jurnal belajar (learning journal) dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang lebih baik untuk peserta didik terutama dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal. Sekolah hendaknya memberikan dorongan dengan memperkenalkan jurnal belajar (learning journal) sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.


(1)

47

Anisah Sriyanti, 2015

dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011, hlm. 253).

3. Analisis Setelah di Lapangan

Setelah semua data yang dibutuhkan peneliti diperoleh, maka peneliti menyusun laporan. Namun sebelumnya, data yang diperoleh dianalisis dengan melakukan peninjauan ulang kembali apakah masih ada analisis data yang perlu direvisi atau mungkin hasil analisis perlu diteliti dari awal. Analisis tindakan dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan berhasil dan sesuai dengan harapan atau tidak


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas VII-F SMP Negeri 1 Lembang dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi, kondisi awal pembelajaran IPS di kelas VII-F menunjukan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan kurang menekankan aspek kecerdasan intrapersonal. Hal ini ditunjukan dengan masih rendahnya kepercayaan diri peserta didik dalam mengungkapkan pendapat di hadapan teman sekelasnya. Ketika proses pembelajaran berlangsung dan guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat, mereka menyampaikan secara bersamaan dan ketika diminta hanya satu orang mereka saling menuduh untuk menyampaikannya. Tidak hanya itu, dalam kegiatan pembelajaran pun terlihat bahwa aspek mengetahui apa yang diinginkan dan penting untuk dirinya pun masih rendah hal tersebut terlihat dari ketika kegiatan diskusi kelompok berlangsung hanya beberapa peserta didik yang berinisiatif, berkontribusi, memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengendalikan diri, mengembangkan diri, menyesuaikan diri, dan memiliki sikap atau rasa percaya diri dalam kegiatan tersebut sementara sisanya melakukan hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan diskusi kelompok. Ketika guru menanyakan kepada peserta didik pembelajaran seperti apa yag diharapkan peserta didik pun tidak ada yang mengemukakan keinginannya mereka beralasan bahwa tidak berani mengungkapkan pendapatnya padahal guru telah memberikan kesempatan. Kemudian, berdasarkan pendapat guru bahwa rendahnya aspek kecerdasan intrapersonal dalam pembelajaran IPS adalah hal yang memerlukan tindakan karena jika dibiarkan terus menerus kebiasaan ini akan terbawa hingga mereka menempuh jenjang pendidikan selanjutnya.


(3)

142

Anisah Sriyanti, 2015

2. Perencanaan dan penelitian ini berangkat dari observasi awal penelitian dimana peneliti menemukan adanya permasalahan pada peserta didik kelas VII-F yaitu kurangnya kecerdasan intrapersonal peserta didik. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perencanaan disusun dengan mengupayakan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik belajar melalui kegiatan reflektif yang dilakukan di akhir pembelajaran dengan menuliskannya di jurnal belajar (learning journal). Perencanaan-perencanaan tersebut mencakup kegiatan mempersiapkan RRP, media pembelajaran serta mempersiapkan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, catatan lapangan dan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan indikator-indikator yang menunjukan kecerdasan intrapersonal peserta didik dan penggunaan jurnal belajar (learning journal). Dalam penyusunan RPP, peneliti berupaya meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan serta materi pembelajaran yang akan diajarkan pada setiap tindakan. Peneliti merencanakan setiap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan penggunaan jurnal belajar (learning journal) dengan masing-masing siklusnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik bervariasi. Kegiatan pembelajaran disajikan dengan mengangkat tema-tema sebagai pembinaan konsep sosial melalui kajian peristiwa atau masalah sosial yang dikaitkan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Pembelajaran pun dilakukan dengan mengupayakan peserta didik mendapatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses kegiatan belajar mengajar serta menjadikan peserta didik terlibat dalam aktvitas yang terus-menerus, berpikir dan menjelaskan pemahaman-pemahaman mereka, sehingga melalui kegiatan pembelajaran demikian dapat mengasah kecerdasan intrapersonal peserta didik.

3. Penggunaan jurnal belajar (learning journal) untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal dilakukan pada saat kegiatan reflektif pada bagian kegiatan penutup proses pembelajaran. Format jurnal belajar (learning journal) disediakan oleh guru. Di dalamnya terdapat sejumlah pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk mampu dan berani bercerita mengenai perasaan, mengetahui apa yang diinginkan dan mengetahui apa yang penting


(4)

untuk dirinya. Dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) peserta didik dapat mengasah kecerdasan intrapersonalnya dengan menjawab dan menuliskan semua pertanyaan yang terdapat dalam jurnal belajar (learning journal).

4. Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) mampu meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik. Meningkatnya kecerdasan intrapersonal peserta didik dilhat dari inidkator-indikator yang ditunjukan dengan kriteria penilaian yang meningkat dari mulia kurang, cukup hingga menjadi baik. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan jurnal belajar (learning journal) peserta didik mampu merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 5. Penggunaan jurnal belajar (learning journal) untuk meningkatkan kecerdasan

intrapersonal peserta didik, menghadapi kendala di dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu dalam menjelaskan langkah-langkah pengisian jurnal belajar (learning journal) tidak bisa dilakukan dengan cepat dan intesitas yang sedikit. Kemudian, pada awal-awal peserta didik dihadapkan dengan sikap malas menulis. Tidak hanya itu, peserta didik pun tidak mampu mengenali dirinya, mengetahui apa yang diinginkan dan yang penting untuk dirinya sehingga mereka berprilaku yang kurang sesuai. Solusi yang dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) diantaranya yaitu dengan guru harus mengarahkan langkah-langkah pengisian jurnal belajar (learning journal) harus dengan perlahan dan dengan intensitas yang sering. Kemudian, peran guru dalam mengatasi peserta didik yang malas menulis dan mengasah kecerdasan intrapersonalnya adalah terus memotivasi peserta didik untuk tetap mau menjawab dan menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang memuat indikator-indikator kecerdasan intrapersonal dalam jurnal belajar (learning journal) dengan beberapa cara. Guru membantu peserta didik dalam menulis jurnal belajar (learning journal) tidak hanya terbatas pada pemberian motivasi tetapi dengan, membantu


(5)

144

Anisah Sriyanti, 2015

peserta didik yang memiliki kendala ketika pengisian jurnal belajar (learning journal), mengganti pertanyaan dalam jurnal belajar (learning journal) dengan menggunakan bahasa yang lebih dipahami dan dimengerti oleh peserta didik, mengizinkan peserta didik untuk menggunakan Ballpoint berwarna agar peserta didik lebih bersemangat untuk menulis, dan menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik mengisi jurnal belajar (learning journal) agar peserta didik tidak terburu-buru sehingga mengisinya tidak asal-asalan.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan jurnal belajar (learning journal) di kelas VII-F SMP Negeri 1 lembang, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini :

1. Peserta didik

Peserta didik diharapkan selalu membiasakan diri untuk melakukan kegiatan refleksi di setiap akhir kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Melalui hal tersebut peserta didik akan terbiasa mengenali diri sendiri, mengetahui kelebihan dan kelemahannya serta mengetahui apa yang penting untuk dirinya dengan baik sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.

2. Guru

Guru hendaknya mempelajari pedoman penggunaan jurnal belajar (learning journal) serta cara untuk mengimplementasikannya dalam kegiatan refleksi di akhir kegiatan pembelajaran. Menerapkan langkah-langkah penggunaan jurnal belajar (learning journal) tidak lepas dari kemampuan guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik. Setelah guru mempelajari cara bagaimana menggunakan jurnal belajar (learning journal) maka langkah selanjutnya adalah guru membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan refleksi dalam jurnal belajar (learning journal). Hal ini


(6)

dilakukan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.

3. Sekolah

Jurnal belajar (learning journal) dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang lebih baik untuk peserta didik terutama dalam rangka meningkatkan kecerdasan intrapersonal. Sekolah hendaknya memberikan dorongan dengan memperkenalkan jurnal belajar (learning journal) sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal peserta didik.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 1 KERTOSARI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 4 56

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV SD N 2 JAGABAYA 1 BANDAR LAMPUNG

1 9 48

PERBEDAAN MORALITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 BANDAR

1 9 108

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014/2015

0 3 59

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING

9 53 155

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PEMBELAJARAN ALJABAR SISWA KELAS VII SMPN 7 SALATIGA Defit Arya Putra

0 0 15

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

0 0 10

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI TEKNIK OBSERVATION VISITS DI SMPN 1 PUGER – JURNAL JP3

0 0 11

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE PADA SISWA KELAS IX.1 SMPN 1 LEMBAH MELINTANG Gustina.A SMPN 1 Lembah Melintang email: gustinaa001gmai.com

0 0 10