PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI.

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Anugrah Ramadhan Firdaus

1003527

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Anugrah Ramadhan Firdaus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Anugrah Ramadhan Firdaus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

ATSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TATEL...vii

DAFTAR GAMTAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

TAT I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Hipotesis Tindakan...6

F. Definisi Operasional...6

TAT II PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL TELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI. .8 A. Hakikat IPA...8

B. Metode Eksperimen...11

C. Hasil Belajar...15

D. Energi...21

TAT III METODOLOGI PENELITIAN...25

A. Metode Penelitian...25

B. Model Penelitian...25

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian...28

D. Prosedur Penelitian...28

E. Instrumen Penelitian...32

F. Pengolahan Data...33

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN...37

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian...37


(6)

vi

1. Hasil Siklus 1...38

2. Hasil Siklus 2...54

C. Pembahasan...67

TAT V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...75

A. Simpulan...75

B. Rekomendasi...76

DAFTAR PUSTAKA...77


(7)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI

Oleh

Anugrah Ramadhan Firdaus 1003527

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan perolehan hasil belajar siswa pada materi IPA sangat rendah. Untuk merespon hal itu maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini antara lain : (1) Mengetahui pelaksanaan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa, (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen pada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan pada kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang. Penelitian ini mengukur seluruh ranah yang ada pada hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil penelitian menunjukan peningkatan pada setiap ranah di tiap siklusnya. Dengan metode eksperimen siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung sehingga pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari data maka direkomendasikan kepada para guru untuk menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA di SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(8)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHOD TO IMPROVING STUDENTS’ LEARNING MATERIALS ON ENERGY

by

Anugrah Ramadan Firdaus 1003527

This research is motivated by the observation data which showed students’ learning outcomes in science is very low. To respond that matter, the researcher conducted action research that aims to improve students’ learning outcomes. The goals to be achieved in this study include: (1) Knowing the implementation of the experimental method in improving students’ learning outcomes, (2) Knowing the improvement of students’ learning outcomes using experimental methods. This study employed an action research Kemmis and Mc. Taggart model. The research was conducted on the number of students in grade 4th as many as 44 students. This study measures the existing of entire realm on learning outcomes, namely: cognitive, affective and psychomotor. The results of this study showed the improvement in every sphere in each cycle. By using experimental method, students gain experience directly so that learning is more attractive and it can improve students’ learning outcomes. Therefore, it is recommended to the teachers to use the experimental method of science teaching in primary schools to improve students’ learning outcomes.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dimulai dari sejak manusia lahir sampai tutup usia. Pendidikan merupakan tanggung jawab semua manusia, baik tanggung jawab orang tua, masyarakat, maupun tanggung jawab pemerintah. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 ayat 1 No. 20 tahun 2003 yang mengatur sistem pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pendalaman diri, kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas, 2013, hlm. 2).

Sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD) yang ditetapkan, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai mata pelajaran diajarkan sebagai bagian dari pembelajaran tematik dikelas I sampai kelas III, dan sebagai mata pelajaran terpisah mulai kelas IV sampai kelas VI. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan seperti fakta, prinsip, konsep saja, melainkan proses penemuannya. Pandangan diatas memberikan pengaruh kepada isi dan proses pembelajaran IPA di SD, yakni mengarahkan bahwa pembelajaran IPA perlu bersifat sebagai pengalaman langsung.

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Karena untuk menciptakan suatu generasi yang lebih baik, selain sumber daya manusia dari siswa nya, Guru sebagai pendidik memiliki peran yang lebih penting dalam proses belajar mengajar.


(10)

2

Tugas guru dalam pendidikan Islam adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi kognitif, afektif maupun potensi psikomotor.

Salah satu fungsi guru itu yang merupakan inti proses belajar mengajar adalah sebagai manager of instruction. Posisi tersebut menghendaki kemampuan guru dalam mengelola seluruh tahapan proses belajar mengajar. Di antara kegiatan-kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar, yang terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan para peserta didik belajar secara berdayaguna. Suasana belajar betul-betul terasa aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan, atau lebih dikenal dengan PAKIEM.

Dari sekian banyak upaya menciptakan suasana pembelajaran tersebut, maka penggunaan metode belajar yang tepat oleh guru sangat mutlak diperlukan. Pembelajaran tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya pembelajaran seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat maya dan tidak kongkrit.

Pada saat melakukan observasi di SDN 07 Cibogo, ditemukan masalah-masalah pada saat proses pembelajaran IPA seperti, jarangnya siswa dalam bertanya, kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran serta kurangnya pemahaman siswa tentang materi energi dalam pengaplikasiannya pada kehidupan sehari-hari. Masalah-maslah tersebut timbul dikarenakan banyak faktor. Hasil deskripsi pengamatan di dalam kegiatan belajar mengajar ditemukan permasalahan-permasalahan, diantaranya sebagai berikut.

1. Partisipasi siswa di dalam kegiatan belajar masih sangat kurang. Dalam mengajarkan IPA di kelas, guru masih sering menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dengan pembelajaran yang diajarkan.

2. Pada proses pembelajaran, guru sering meninggalkan siswanya yang sedang

mengerjakan soal-soal latihan sehingga ketika siswa mengalami kesulitan guru tidak berada di tempat untuk memberikan solusi.


(11)

3

3. Hasil belajar siswa pada nilai IPA kurang memuaskan, banyak nilai pelajaran IPA materi energi yang di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

4. Kurangnya penggunaan media belajar yang digunakan guru untuk

menambah pengetahuan siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Penulis melihat sudah ada upaya yang dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa untuk bertanya, mengemukakan gagasan, dan melakukan percobaan materi IPA dengan melakukan Demontrasi. Namun hal ini belum dirasa cukup karena ketika di akhir pelajaran pada saat evaluasi, mayoritas siswa mendapat hasil belajar dibawah KKM. Berdasarkan uraian diatas masalah tersebut timbul karena pembelajarannya tidak melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Pada proses pembelajarannya siswa tidak mengalami sendiri proses suatu kejadian atau fenomena yang dibelajarkan. Siswa hanya menerima kesimpulan langsung yang diberikan guru tanpa adanya pengalaman belajar siswa dalam menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya. Tidak ada proses yang bisa diamati kecuali ketika guru melakukan Demontrasi, tetapi pada saat demontrasi proses pengamatan siswa tidak efektif karena posisi siswa jauh dari subjek yang diteliti.

Maka akhirnya kesimpulan dari sebuah percobaan hanya guru yang melakukannya. Dari mulai proses sampai akhir percobaan siswa hanya mengamati dan pengamatannya pun terbatas. Sampai pada saat menyimpulkan, pada saat tersebut siswa kurang mempunyai andil dalam hal melakukan kesimpulan karena mereka tidak terlibat secara langsung.

Banyak sekali cara berupa pendekatan, strategi maupun metode yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Salah satunya adalah Demontrasi, Eksperimen, Inquiry, dan lain-lain.Namun, dari sekian banyak metode strategi dan pendekatan yang ada, peneliti memilih metode Eksperimen sebagai solusi utama dalam menanggulangi permasalahan yang timbul. Menurut Sagala (2007, hlm. 220) menyatakan bahwa:


(12)

4

Proses belajar-mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Sejalan dengan uraian diatas, peserta didik diharapkan mendapatkan pengalaman secara langsung, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih.

Pada materi Energi, siswa belajar tentang sesuatu yang memang tidak terlihat oleh kasat mata. Pada pendidikan menengah, materi energi masuk kedalam pelajaran Fisika. Seperti yang dikemukan oleh Faizi (2013, hlm. 164) mengatakan bahwa “Eksperimen dapat dikatakan dewa pada pelajaran fisika, karena esensi fisika bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat fisis, dapat diukur, diamati dan dijelaskan melalui konsep-konsep deskriptif”. Oleh karena itu, pelajaran IPA tentang energi sangat cocok diterapkan dengan metode eksperimen. Karena pada metode ini selain siswa dapat mengamati prosesnya, siswa juga yang akan mampu mengambil kesimpulan dari proses tersebut.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul

penelitian “Penerapan Metode Eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi Energi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan rumusan masalah yang akan ditindaklanjuti berupa pertanyaan berikut.

1. Bagaimanakah pelaksanaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA

untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen pada siswa di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kec. Lembang?


(13)

5

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui :

1. Pelaksanaan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen pada siswa di Kelas IV SDN 07 Cibogo Kec. Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan teori baru tentang metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Energi di kelas IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) metode eksperimen yang dapat meningkatkan hasil belajar; dan (2) data deskriptif tentang hasil belajar siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut.

a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian menjadi sebuah solusi dalam sebuah pembelajaran IPA serta memotivasi siswa sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian memberi wawasan lebih mengenai penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar.


(14)

6

c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik.

d. Bagi peneliti, diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengatasi

kurangnya aktifitas siswa dalam belajar dan sebagai alternatif dalam memilih metode belajar yang lebih menarik, efektif dan kondusif.

e. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini memberikan wawasan bagi pembaca tentang metode eksperimen untuk menjadi bahan acuan dalam menghadapi profesi guru.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini adalah : Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi di kelas IV SDN 07 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

F. Definisi Operasional 1.Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.

Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang akan digunakan sebagai berikut.

a. Persiapan

1) Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam

eksperimen.

2) Mempersiapkan alat-alat apa yang diperlukan.

3) Menetapkan hal-hal apa yang harus dicatat. Yaitu hipotesis dan kesimpulan.


(15)

7

b. Pelaksanaan

1) Mengarahkan siswa untuk melaksanakan eksperimen

2) Menjelaskan LKS

3) Melaksanakan LKS sesuai dengan metode eksperimen

c. Tindak Lanjut

1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut

2) Mengadakan tanya jawab tentang proses

3) Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa

2. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif diukur menggunakan tes uraian dan dinyatakan tuntas jika nilai siswa diatas KKM 64. Sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotor diukur menggunakan lembar observasi. Pada ranah afektif, aspek yang diukur adalah kerjasama dan tanggungjawab siswa selama proses eksperimen. Sedangkan untuk psikomotor aspek yang di ukur adalah (1) moving (kemampuan siswa

mengikuti eksperimen sesuai langkah-langkah), (2) manipulating

(kemampuan siswa merangkai alat dan bahan) dan (3) communicating (kemampuan siswa membuat kesimpulan). Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas (ActionResearch). Sebagai prosedur pelaksanaan penelitian digunakan metode kualitatif yang menghasilkan data secara deskriktif dalam bentuk uraian.

Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar ruangan. Melalui penelitian ini akan dilakukan analisis refleksi pembelajaran agar dapat memperbaiki pelaksanaan di lapangan. Penelitian tindakan kelas ini dapat membantu guru dalam meningkatkan aktifitas belajar anak dan hasil belajar anak yang memuaskan

B. Model Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Taggart.

Adapun alur penelitian yang direncanakan dilaksanakan dalam PTK ini adalah dua siklus. Untuk melihat sejauh mana perubahan tersebut, maka ada beberapa prosedur yang harus dilakukan peneliti, yaitu:

a. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajakan observasi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman


(17)

26

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

c. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.


(18)

27

Observasi

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Taggart Perencanaan

Refleksi I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi II Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi III Pelaksanaan

Observasi


(19)

28

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 7 Cibogo yang beralamatkan di Kp. Pasar Ahad Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu

Penelitain ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran di

sekolah.Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV SDN 7 Cibogo tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 44 orang siswa yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki 24 orang siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal sesuai dengan tujuan yang di harapkan, maka penelitian ini dirancang sesuai dengan prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini meliputi tahap – tahap sebagai berikut.

1. Pra Perencanaan

Tahap awal disusun dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan IPA di kelas. Tahap ini sebagai langkah awal membuat rancangan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksaan tindakan. Adapun adalah langkah – langkah yang dilakukan dalam tahap awal, yaitu :

a. mengadakan konsultasi dengan pembimbing penelitian (dosen) dan kepala sekolah mengenai kasus yang akan diangkat dalam pelaksanaan penelitian.


(20)

29

b. melakukan diskusi dengan guru kelas IV untuk mendapatkan gambaran bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam pengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

c. mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas, sekaligus memahami karakteristik pembelajaran.

2. Tahap Rencana Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan, serta penyusunan beberapa rancangan yang diperlukan untuk tindakan penelitian. Langkah – langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a. mengajukan permohonan izin penelitian kepada pihak – pihak berwenang, baik pihak lembaga dalam hal ini Universitas Pendidikan Indonesia, pemerintahan daerah setempat (KESBANG), dinas pendidikan setempat, terutama kepada pihak SDN 07 Cobogo.

b. menyamakan persepsi antara peneliti dan guru tentang metode eksperimen yang akan dilakukan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

c. menyusun rancangan perencanaan pembelajaran untuk pokok bahasan energi

dan menyusun rancangan penerapan langkah – langkah pembelajaran sesuai dengan metode eksperimen.

d. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian tes, lembar observasi pembelajaran, lembar observasi afektif dan lembar observasi psikomotor.

e. mengkonsultasikan instrument kepada dosen pembimbing dan kemudian

melakukan revisi apabila diperlukan.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Rencana yang disusun merupakan hasil pemikiran dan saran beberapa pihak diantaranya peneliti, guru dan dosen pembimbing. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut.


(21)

30

a. Tindakan Siklus I 1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran (RPP), yaitu tentang pembelajaran IPA materi energi panas dengan metode eksperimen. Menyusun lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi, rubrik penilaian serta lembar observasi dan instrumen pengamatan lainnya.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Materi yang diajarkan pada siklus 1 adalah tentang Energi Panas. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen. Materi yang dieksperimenkan adalah materi tentang perpindahan panas yang dapat terjadi secara konduksi, konveksi dan psikomotor. Setelah melakukan eksperimen siswa dilanjutkan dengan pelaksanaan test diakhir pembelajaran. Pada saat yang bersamaan dilakukan observasi terhadap dampak, setiap kejadian yang muncul saat pelaksanaan tindakan.

3) Tahap observasi

Bersamaan dengan proses pembelajaran atau tahap tindakan, dilaksanakan observasi atau pengamatan secara langsung mengenai situasi dan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Observasi dilakukan oleh empat orang yang terdiri dari satu orang guru dan tiga orang mahasiswa. Untuk observasi aktifitas guru dan siswa, observer merupakan guru pamong dan guru kelas tersebut. Sedangkan penilaian efektif dan psikomotor dilakukan oleh peneliti dibantu dengan tiga mahasiswa sebagai observer. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran pembelajaran akan kekurangan dan kemajuannya serta untuk mengetahui gambaran afektif dan psikomotor siswa.

4) Tahap refleksi

Tahap ini merupakan tahap untuk menganalisis hasil observasi dan interpretasi data sehingga diperoleh kesimpulan hasil pelaksanaan siklus I, bagian mana yang masih harus ada perbaikan, dan telah mencapai target, dan menjadi bahan rekomendasi dalam penyusunan rancangan siklus berikutnya.


(22)

31

b. Tindakan Siklus II 1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun skenario pembelajaran (RPP), yaitu tentang pembelajaran IPA materi energi bunyi dengan metode eksperimen. Menyusun lembar kerja siswa, dan lembar evaluasi, rubrik penilaian serta lembar observasi dan instrumen pengamatan afektif dan psikomotor. Perencanaan siklus 2 dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus 1 yang menjadi bahan evaluasi pada siklus 1.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan. Materi yang diajarkan adalah tentang energi bunyi. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode eksperimen, materi yang digunakan dalam eksperimen adalah materi tentang perambatan bunyi pada benda padat. Serta dilanjutkan dengan pelaksanaan test diakhir pembelajaran. Pada saat yang bersamaan dilakukan observasi terhadap dampak, setiap kejadian yang muncul saat pelaksanaan tindakan.

3) Tahap observasi

Observasi yang dilakukan tidak berbeda dengan observasi pada siklus 1. Observasi tetap dilakukan empat orang yang terdiri dari satu guru dan tiga mahasiswa. Untuk observasi aktifitas guru dan siswa, observer merupakan guru pamong dan guru kelas tersebut. Sedangkan penilaian efektif dilakukan oleh peneliti dibantu dengan mahasiswa sebagai observer.

4) Tahap refleksi

Tahap ini merupakan tahap untuk menganalisis hasil observasi dan interpretasi data sehingga diperoleh kesimpulan hasil pelaksanaan siklus 2, bagian mana yang masih harus ada perbaikan, dan telah mencapai target, dan menjadi bahan rekomendasi dalam penyusunan rancangan siklus berikutnya.

Pada siklus II, perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I, hasil refleksi pada siklus I menjadi catatan penting sebagai


(23)

32

kajian tersebut berpengaruh pada tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi data, analisis serta refleksi. Apabila pada tindakan siklus II, masih belum mencapai target yang telah ditentukan, maka akan dilaksanakan tindakan siklus berikutnya, begitupun sebaliknya apabila sudah mencapai target yang ditentukan maka penelitian akan diberhentikan

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, dan disebut juga dengan teknik penelitian. Karena instrumen atau alat tersebut mencerminkan cara pelaksanaannya.

1. Instrumen Pembelajaran.

Instrumen pembelajaran merupakan instrument yang dipakai selama pembelajaran berlangsung. Instrumen yang digunakan diantaranya :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Lembar Kerja Siswa

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut.

a. Non tes

1) Observasi Aktifitas Guru dan Siswa

Observasi ini digunakan sebagai pemantau aktifitas guru dan siswa selama melaksanakan pembelajaran. Observasi ini digunakan untuk mencatat setiap tindakan guru dan siswa dalam siklus kegiatan pembelajaran untuk menemukan kelemahan guru agar kedepannya dapat dievaluasi dan diperbaiki pada siklus pembelajaran berikutnya dan observasi ini juga digunakan untuk mengumpulakan informasi tentang perilaku-perilaku para siswa terhadap tindakan yang diberikan


(24)

33

oleh guru. Aktifitas yang diobservasi merupakan aktifitas guru ketika menggunakan metode eksperimen dalam pelaksanaan tiap siklus

2) Observasi Kemampuan Afektif

Pedoman observasi kemampuan afektif digunakan untuk mengukur ketercapaian ranah afektif siswa selama pembelajaran berlangsung terutama ketika siswa melakukan percobaan dan diskusi. Ranah afektif yang diukur adalah aspek kerjasama dan bertanggungjawab.

3) Observasi Kemampuan Psikomotor

Pedoman observasi kemampuan psikomotor digunakan untuk mengukur ketercapaian ranah psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung terutama ketika siswa melakukan percobaan dan diskusi. Ranah psikomotor yang diuku adalah aspek moving, manipulating dan communicating.

b. Tes

1) Tes Evaluasi

Tes evaluasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif atau tingkat penguasaan materi. Tes yang dilakukan adalah pemberian soal berbentuk essay.

F. Pengolahan Data

“Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna” (Arikunto, 2009, hlm. 54). Data diperoleh dari instrumen penelitian. Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen dengan peningkatannya. Pengolahan data yang digunakan merupakan pengolahan data kuantitatif, berikut pengolahan yang akan digunakan :


(25)

34

Untuk mengolah data kuantitatif peneliti menggunakan statistic sederhana sebagai berikut.

1. Mengolah Nilai Rata-rata Kelas

Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam satu kelompok kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut.

Keterangan X = nilai rata-rata

x = Jumlah semua nilai siswa n = jumlah siswa

2. Mengolah Persentase Ketuntasan Belajar

Persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal menggunkan

TB

Keterangan :

∑s ≥64 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 64

n = banyak siswa 100% = bilangan tetap TB= ketuntasan belajar Purwanto (2013, hlm. 211)

Menurut Muslich (2009, hlm. 36) menyebutkan bahwa “batas kriteria ideal minimum 75%.” Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa standar ideal hasil belajar siswa sebesar 75%, meskipun ada batas ideal sekolah diperbolehkan menentukan KKM sesuai dengan kemampuan rata-rata siswa. Jika hasil belajar diatas 75%, maka hasil belajar tersebut telah melewati batas ideal dan dinyatakan berhasil.


(26)

35

3. Mengolah Data Keterlaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Guru dan Siswa )

Data keterlaksanaan pembelajaran diolah melalui deskriptif analitik berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Display data diketaui dengan cara mendekkripsikan data yang diperoleh.

Selain menampilkan deskripsi, data lain dapat diperoleh menggunakan cara menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rumus :

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya, dapat

ditentukan berdasarkan kategori pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Yulianti ( Prihardina, 2012)

4. Mengolah Kemampuan Afektif Siswa

Data hasil belajar afektifsiswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar afektif siswa dengan persamaan rumus :


(27)

36

Tabel 3.2 Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah

Ridwan (Prihardina, 2012) 5. Mengolah Kemampuan Psikomotor Siswa

Data hasil belajar psikomotor siswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar psiokomotor setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar psikomotor siswa dengan persamaan rumus persamaan ranah afektif.

Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Persentase (%) Interpretasi

90-100 Sangat terampil

75 - 89 Terampil

55 - 74 Cukup terampil

31 - 54 Kurang terampil

0 - 31 Sangat kurang terampil


(28)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapanmetode pembelajaran eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka dapat ditarik simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen. Secara rinci, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran pada materi energi untuk meningkatkan hasil belajar dengan penerapan metode eksperimen berjalan dengan baik Langkah pembelajaran dengan metode eksperimen yaitu (1) guru memberikan penjelasan secukupnya tentang materi energi. (3) guru menyiapkan alat dan bahan eksperimen. (4) guru mencatat hal-hal yang penting. (5) siswa melakukan eksperimen, (6) siswa mengumpulkan laporan tentang hasil eksperimen tersebut, (7) guru dan siswa melakukan diskusi dan membuat kesimpulan, dan (8) guru mengevaluasi siswa. Aktivitas siswa saat pembelajaran terlihat aktif dan dinamis. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas pun meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan metode eksperimen guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi karena pengalaman langsung yang siswa terima.

2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan

pembelajaran dengan metode eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Hasil rata-rata nilai kognitif siswa pada siklus 1 sebesar 62,27%. Dan hasil rata-rata nilai kognitif siswa pada siklus 2 sebesar 77,16%. Selain


(29)

76

kognitif pada ranah afektif untuk kerjasama meningkat dari siklus 1 yang sebesar 74,24 menjadi 83,33pada siklus 2 dan untuk aspek tanggung jawab nilai afektif meningkat dari 69,70 menjadi 78,79 pada siklus 2. Pada ranah psikomotor untuk aspek moving atau mengikuti prosedur peningkatan terjadi pada siklus 1 yang nilai awalnya 68,94 meningkat menjadi 85,61. Untuk aspek kedua manipulating atau merakit alat dan bahan, peningkatan dari siklus 1 yang awalnya sebesar 67,42 meningkat pada siklus 2 menjadi 73,48 dan aspek terakhir, aspek communicating atau membuat kesimpulan, pada aspek ini nilai pada siklus 1 meningkat dari 61,36 menjadi 68,18. Peningkatan tersebut menunjukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasl temuan peneliti yang dilakukan peneliti, maka akan peneliti kemukakan rekomendasi dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Cibogo materi energi, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan metode eksperimen, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar hasil belajar siswa meningkat setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil temuan ini alangkah baiknya bila pembelajaran IPA yang dilakukan guru diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen, sehingga siswa dapat belajar berdasarkan pengalaman yang dihasilkan dari proses eksperimen tadi. Dengan hal tersebut hasil belajar siswa akan meningkat sesuai yang diharapkan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi di kelas IV SDN 07 Cibogo. Penulis dalam hal ini sadar bahwa penelitian yang dilakukan masih memiliki kekurangan pada perencanaan dan pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya


(30)

77

dapat memberikan perbaikan baik dalam segi perencanaan maupun dalam segi pelaksanaan.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Faizi, M. (2013).Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid. Jogjakarta: DIVA Press.

Firman,H dan Widodo,A (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Haryanto.(2004). Sains Jilid 4 untuk kelas IV. Jakarta: Erlangga

Herliani, E dan Indrawati. (2009). Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).

Muchlis, M. (2009).KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa ,E.(2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung : Rosda. Purwanto.(2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakatra: Pustaka Pelajar.

Prihardina, M. (2012).Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya.Skripsi pada PGSD UPI UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan.

Roestiyah.(2008). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.

Sagala, S. (2007).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta

Setiastuti, (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran IPA Materi Proses Daur Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sudjana,N (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .Bandung: Remaja Rosdakarya

Sulistyorini, S. (2007).Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Sleman: Tirta Wacana Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wahyono, B dan Nurachmandani, S. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Widodo, A., Wuryastuti, S., Dan Margareta.(2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.Bandung: UPI Press.


(1)

3. Mengolah Data Keterlaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Guru dan Siswa )

Data keterlaksanaan pembelajaran diolah melalui deskriptif analitik berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung. Display data diketaui dengan cara mendekkripsikan data yang diperoleh.

Selain menampilkan deskripsi, data lain dapat diperoleh menggunakan cara menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan rumus :

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya, dapat ditentukan berdasarkan kategori pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Yulianti ( Prihardina, 2012)

4. Mengolah Kemampuan Afektif Siswa

Data hasil belajar afektifsiswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar afektif siswa dengan persamaan rumus :


(2)

Tabel 3.2 Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah

Ridwan (Prihardina, 2012)

5. Mengolah Kemampuan Psikomotor Siswa

Data hasil belajar psikomotor siswa diolah dengan menghitung skor total hasil belajar psiokomotor setiap jenjangnya dan menghitung presentase ketercapaian hasil belajar psikomotor siswa dengan persamaan rumus persamaan ranah afektif.

Tabel 3.3 Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Persentase (%) Interpretasi

90-100 Sangat terampil

75 - 89 Terampil

55 - 74 Cukup terampil

31 - 54 Kurang terampil

0 - 31 Sangat kurang terampil


(3)

siswa, maka dapat ditarik simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Cibogo dapat meningkat dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen. Secara rinci, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran pada materi energi untuk meningkatkan hasil belajar dengan penerapan metode eksperimen berjalan dengan baik Langkah pembelajaran dengan metode eksperimen yaitu (1) guru memberikan penjelasan secukupnya tentang materi energi. (3) guru menyiapkan alat dan bahan eksperimen. (4) guru mencatat hal-hal yang penting. (5) siswa melakukan eksperimen, (6) siswa mengumpulkan laporan tentang hasil eksperimen tersebut, (7) guru dan siswa melakukan diskusi dan membuat kesimpulan, dan (8) guru mengevaluasi siswa. Aktivitas siswa saat pembelajaran terlihat aktif dan dinamis. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa. Iklim pembelajaran di kelas pun meningkat menjadi lebih baik karena siswa mengalami suasana yang kondusif selama proses pembelajaran. Dengan menerapkan metode eksperimen guru dapat lebih mudah dalam mengelola kelas, dan siswa pun lebih mudah memahami materi karena pengalaman langsung yang siswa terima.

2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari dari hasil observasi yang dilakukan observer yang mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Hasil rata-rata nilai kognitif siswa pada siklus 1 sebesar 62,27%. Dan hasil rata-rata nilai kognitif siswa pada siklus 2 sebesar 77,16%. Selain


(4)

kognitif pada ranah afektif untuk kerjasama meningkat dari siklus 1 yang sebesar 74,24 menjadi 83,33pada siklus 2 dan untuk aspek tanggung jawab nilai afektif meningkat dari 69,70 menjadi 78,79 pada siklus 2. Pada ranah psikomotor untuk aspek moving atau mengikuti prosedur peningkatan terjadi pada siklus 1 yang nilai awalnya 68,94 meningkat menjadi 85,61. Untuk aspek kedua manipulating atau merakit alat dan bahan, peningkatan dari siklus 1 yang awalnya sebesar 67,42 meningkat pada siklus 2 menjadi 73,48 dan aspek terakhir, aspek communicating atau membuat kesimpulan, pada aspek ini nilai pada siklus 1 meningkat dari 61,36 menjadi 68,18. Peningkatan tersebut menunjukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasl temuan peneliti yang dilakukan peneliti, maka akan peneliti kemukakan rekomendasi dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Cibogo materi energi, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan metode eksperimen, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar hasil belajar siswa meningkat setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan hasil temuan ini alangkah baiknya bila pembelajaran IPA yang dilakukan guru diajarkan dengan menggunakan metode eksperimen, sehingga siswa dapat belajar berdasarkan pengalaman yang dihasilkan dari proses eksperimen tadi. Dengan hal tersebut hasil belajar siswa akan meningkat sesuai yang diharapkan.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi di kelas IV SDN 07 Cibogo. Penulis dalam hal ini sadar bahwa penelitian yang dilakukan masih memiliki kekurangan pada perencanaan dan pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya


(5)

dapat memberikan perbaikan baik dalam segi perencanaan maupun dalam segi pelaksanaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Faizi, M. (2013).Ragam Metode Mengajarkan Eksakta pada Murid. Jogjakarta: DIVA Press.

Firman,H dan Widodo,A (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Haryanto.(2004). Sains Jilid 4 untuk kelas IV. Jakarta: Erlangga

Herliani, E dan Indrawati. (2009). Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).

Muchlis, M. (2009).KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa ,E.(2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung : Rosda. Purwanto.(2013). Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakatra: Pustaka Pelajar.

Prihardina, M. (2012).Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya.Skripsi pada PGSD UPI UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan.

Roestiyah.(2008). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta. Sagala, S. (2007).Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alvabeta

Setiastuti, (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Pembelajaran IPA Materi Proses Daur Air Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sudjana,N (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar .Bandung: Remaja Rosdakarya

Sulistyorini, S. (2007).Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Sleman: Tirta Wacana Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wahyono, B dan Nurachmandani, S. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Widodo, A., Wuryastuti, S., Dan Margareta.(2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar.Bandung: UPI Press.