OPINI MASYARAKAT TENTANG PEMBERITAAN LIGA PRIMER INDONESIA(LPI) DI MEDIA JAWAPOS (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos).

(1)

OPINI MASYARAKAT TENTANG PEMBERITAAN LIGA PRIMER INDONESIA(LPI) DI MEDIA JAWAPOS

(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN ”Veteran” Jawa Timur

OLEH :

KURNIAWAN PRASETIA NPM. 0743010265

YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena karuniaNya, penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) Di Media JawaPos”. Tujuan penulis meneliti Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) Di Media JawaPos ini adalah untuk mengetahui Opini Masyarakat Surabaya terhadap pemberitaan ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNYA, sehingga penulis mendapatkan kemudahan selama penulisan proposal ini.

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, Msi. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Saifuddin Zuhri. Msi. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi.

5. Bapak Kusnarto, M.Si sebagai dosen pembimbing.

6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan penulisan proposal ini.


(3)

a. Papa, Mama, adikku, dan inak’e amak yang cantik, endel, dan manja yang telah memberikan dorongan, semangat, dan pengertiannya bagi penulis baik secara moril dan materiil.

b. Teman terdekat dan Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada semasa hidup. c. Dan Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis, yang

telah membantu penyelesaian penelitian ini. .

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.

Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.

Surabaya, 1 Juni 2011


(4)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 16

1.3. Tujuan Penelitian ... 16

1.4. Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 18

2.1.1. Komunikasi Massa ... 18

2.1.2. Surat Kabar ... 22

2.1.3. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa... 23

2.1.4. Opini……….. 24

2.1.5. Berita ... 27

2.1.6. Berita Adanya LPI ... 30

2.1.7. Pro-kontra Adanya LPI ... 32


(5)

2.2. Kerangka berfikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode penelitian ... 40

3.1.1. Difinisi Operasional ... 41

3.1.2. Opini ... 42

3.1.3. Masyarakat Surabaya ... 43

3.1.4. Berita Adanya LPI ... 43

3.1.5. Pengukuran Variabel ... 46

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 49

3.2.1. Populasi ... 49

3.2.2. Sampel dan teknik penarikan sampel ... 49

3.2.3. Teknik pengumpula data ... 52

3.2.4. Metode Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum obyek penelitian ... 55

4.1.1 Surat Kabar JawaPos ... 55

4.1.2 Berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) ... 61

4.2 Penyajian data dan analisa ... 63

4.2.1 Identitas Responden ... 63

4.2.2 Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan AdanyaLPI ... 66


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN ... 87


(7)

     

ix 

ABSTRAKSI

KURNIAWAN PRASETIA, OPINI MASYARAKAT TENTANG

PEMBERITAAN LIGA PRIMER INDONESIA(LPI) DI MEDIA JAWAPOS (Studi Deskriptif Kuantitatif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos).

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui opini masyarakat Surabaya tentang pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos. Opini pelanggan masyarakat Surabaya dapat dilihat dari arah opininya, yaitu opini positif, opini netral, atau opini negatif terhadap berita tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Surat Kabar, Opini, Stimulus-Organism-Response, stimulus nya adalah Pemberitaan Adanya Liga Primer Indonesia(LPI), organism nya adalah masyarakat Surabaya yang membaca berita tersebut, kemudian membentuk response berupa Opini.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Surabaya berumur 17-55 tahun yang pernah membaca pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan tipe simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Surabaya memberikan opini positif terhadap pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos.

Kata kunci : Opini, Masyarakat Surabaya, Media cetak, Berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI)


(8)

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tanpa memerlukan informasi. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi. informasi yang disajikan media masa merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga antara manusia dan media keduanya saling menbutuhkan satu sama lainya dan tidak dapat dipisahkan manusia membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhanya akan informasi, sedangkan media massa membutukan manusia untuk mendapatkan informasi dan mengkonsumsi berita-berita yang disajikan oleh media tersebut.

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa – peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan


(9)

2

kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma – norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. (Mc. Quail, 2005:3)

Media massa juga memiliki kemampuan dalam membeberkan suatu fakta bahkan membentuk opini masyarakat salah satu media yang secara jelas dan rinci pemberitaanya adalah surat kabar, sebagaimana diungkapkan oleh djutoro (2002:11) bahwa: surat kabar merupakan kumpulan berita, artikel, iklan dan sebagainya yang dicetak dengan lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan secara teratur dan bisa terbit setiap hari atau seminggu sekali.

Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang dinilai lebih top up date dalam menyajikan berita – berita yang akan disampaikan kepada khalayak beberapa kelebihan surat kabar diantaranya bisa disimpan lebih lama atau dapat diulang dan jelas berbeda dengan media elektronik yang hanya bisa menginformasikan sepintas dan membutuhkan perhatian dari komunikan untuk memahami isi pesan

Surat kabar berbeda dengan media elektronik dalam hal kecepatan menyampaikan informasi ke masyarakat , dalam hal ini media elektronik lebih cepat seperti media radio atau media televisi lebih bisa menyiarkan


(10)

informasi dalam waktu beberapa menit setelah informasi itu didapatkan, sedangkan surat kabar harus menunggu beberapa jam ke masyarakat namun surat kabar mempunyai metode sendiri untuk menarik perhatian masyarakat dengan versi cerita yang mendalam , surat kabar berani untuk tampil berbeda . seperti berita eksekutif surat kabar sulit ditandimgi oleh medi elektronik.

Selama ini kita tahu bahwa surat kabar tidak saja hanya sebagai pencarian informasi yang utama dalam fungsinya, tetapi bisa juga mempunyai sesuatu karakteristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk memberikan suatu analisis yang sangat kritis yang akan membutuhkan suatu motivasi , mendorong serta menumbuhkan pola pikir masyarakat untuk semakin selektif dan kritis dalam meyikapi berita –berita yang ada khususnya disurat kabar ( Sumardiria :2005:86)

Pada surat kabar dapat diperoleh berita-berita yang dimuat dalam bentuk artikel. Artikel merupakan tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang bersifat aktual atau kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) mempengaruhi dan meyakinkan ( persuasif) atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). Kebanyakan yang diangkat di surat kabar mengenai orang-orang terkenal seperti para pejabat, artis atau mengangkat fenomena-fenomena yang lagi booming dimasyarakat. Berita yang saat ini muncul yang banyak dibicarakan adalah berita yang ada disurat kabat “JAWAPOS mengenai adanya Liga Primer Indonesia(LPI)” yang sejak awal tidak


(11)

4

diakui keberadaanya oleh PSSI sebagai induk lembaga organisasi sepak bola di Indonesia yang diakui FIFA, yang menuai pro kontra dalam masyarakat. Ternyata rencana pelaksanaan Liga Sepakbola Indonesia diluar PSSI atau bisa dikatakan tidak mengikuti Indonesia Super League (ISL) benar-benar akan terjadi. Ya, namanya Liga Premier Indonesia (LPI) / Indonesia Premier League (IPL) dan akan dilaunching akhir Oktober 2010. Dapat dipastikan strukturisasi dan pelaksanaan Liga ini akan lebih baik dari pada ISL.

Indonesia akan punya satu lagi kompetisi sepak bola profesional dengan dimulainya Liga Primer Indonesia pada pertengahan Oktober 2010. Kompetisi ini akan menjadi pesaing Liga Super Indonesia, kompetisi sepak bola profesional yang sudah berjalan tiga tahun, karena sebagian besar pesertanya adalah klub yang sama namun dengan pengelolaan sistem yang berbeda.

Sebanyak 20 perwakilan klub, sebagian besar adalah anggota Liga Super, hadir dalam pertemuan tentang pengenalan format kompetisi Liga Primer di rumah pengusaha Arifin Panigoro, Jumat (17/9). Arifin adalah orang yang dikabarkan siap menjadi pendukung penyelenggaraan Liga Primer tersebut dan akan membentuk konsorsium untuk pengelolaan manajemen bisnis kompetisi. Perwakilan klub Liga Super yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Persija Jakarta, Persijap Jepara, Arema Indonesia, Persema Malang, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, dan Persisam Samarinda. Ada pun sisanya adalah klub-klub anggota Divisi Utama antara


(12)

lain Persebaya Surabaya, Persitara Jakarta Utara, PSIS Semarang, Mitra Kukar, dan Persibo Bojonegoro. Ada juga perwakilan klub yang tidak hadir tapi sudah menyatakan komitmennya untuk bergabung bersama kompetisi ini yaitu Sriwijaya FC Palembang, Persib Bandung, Persis Solo, dan Persita Tangerang. Arya Abhiseka, seorang penggagas Liga Primer, menyatakan penyelenggaraan kompetisi ini tidak melanggar aturan dalam statuta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia maupun Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional. "Klub yang ikut Liga Primer jelas masih jadi anggota PSSI.

Format kompetisi Liga Primer tidak jauh berbeda dengan Liga Super. Tidak ada perubahan drastis karena ini masih masa transisi, supaya semua berjalan lancar," katanya. Klub-klub yang ikut Liga Primer dilarang menggunakan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah seperti yang kerap dilakukan dalam Liga Super. Sebagai pengganti, setiap klub akan diberikan dana yang jumlahnya mencapai Rp 20 miliar untuk operasional tim. "Itu bukan dana yang yang diberikan terus-menerus. Kami ingin kompetisi ini profesional dan klub akan diarahkan agar mandiri," kata Arya. "Dalam tiga atau empat tahun ke depan, klub sudah bisa mendapat keuntungan finansial dengan pengelolaan klub yang bagus." Namun ide penyelenggaraan Liga Primer ini ditentang oleh PT Liga Indonesia sebagai pengelola Liga Super. "Saya dapat kabar bahwa Liga Primer itu akan tetap berjalan. Saya sudah keluarkan surat edaran agar 18 klub peserta Liga Super patuh pada aturan dari PSSI bahwa kompetisi yang sah adalah Liga


(13)

6

Super yang dioperasikan oleh Badan Liga Indonesia," kata Presiden Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussallam Tabusalla. Andi mengatakan jika benar ada pihak yang mampu memberikan subsidi hingga Rp 20 miliar per klub maka ia siap meletakkan jabatannya. "Jika benar Arifin (Panigoro) masuk ke Liga Primer dan ada kepastian dana itu, saya siap mundur dan mendukung dia untuk mengelola Liga serta memberikan rekomendasi kepada PSSI."

( http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2010/09/17/brk,20100917-278813,id.html. Dikutip Jum'at, 17 September 2010 | 19:50 WIB)

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Nurdin Halid, menganggap Liga Premier Indonesia (LPI) pengacau liga di Tanah Air. Hal itu ditegaskan Nurdin usai menyaksikan pertandingan sepak bola ajang "Comunity Shiled" 2010 antara Arema Indonesia melawan Sriwijaya Football Club di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/9) malam. Jika seseorang mempunyai ide bagus dalam pelaksanaan kompetisi di Indonesia seharusnya bergabung bersama menajemen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), katanya. "Bukan malah menggelar liga di luar PSSI. Itu namanya pengacau. Oleh karena itu, jika mereka mempunyai ide bagus, maka PSSI siap menerima dan melaksanakan, bukan malah menggelar kompetisi di luar PSSI," katanya. Dia mengatakan, jika memang manajemen LPI itu ide bagus, selaku Ketua Umum PSSI dia akan memfasilitasi.


(14)

Sementara mengenai izin pelaksanaan LPI yang digelar di luar PSSI, Nurdin menganggapnya kebohongan karena setiap kompetisi yang digelar di Indonesia, PSSI pasti dilibatkan. "Jika ada kompetisi Indonesia tidak di bawah naungan PSSI, maka itu bohong. Dan itu merupakan kebohongan publik," tandasnya. Dia menegaskan, "Secara prinsip kami tak akan mengakui turnamen atau kompetisi yang tidak mendapat rekomendasi dari PSSI. Kompetisi resmi PSSI adalah tetap Liga Super Indonesia. "Dia juga mengancam akan memberikan sanksi terhadap klub-klub yang ikut dalam turnamen tersebut. "Bahkan kami keluarkan dari keanggotaannya di PSSI," tegasnya lagi.

( http://www.antaranews.com/print/1285443000/nurdin-halid-liga-premier-indonesia-pengacau, dikutip Minggu, 26 September 2010 02:30 WIB).

Namun LPI melalui juru bicaranya, Abi Hasantoso menanggapi ancaman yang dikelurkan oleh PSSI tentang bergulirnya Liga Primer Indonesia(LPI). PSSI berlindung di balik peraturan kala menentang hadirnya Liga Primer Indonesia (LPI). LPI tak menghiraukannya, dan sebaliknya langsung memberikan balasan... sekaligus sedikit menyindir Nurdin Halid. Dengan dalih pengakuan dari FIFA, PSSI pun menyebut LPI sebagai kompetisi ilegal. Jelang dimulainya kompetisi baru tersebut akhir pekan lalu, sanksi dari FIFA pun disebut-sebut bakal dijatuhkan pada LPI. Tapi pencetus LPI, Arifin Panigoro, memilih untuk cuek.

Belakangan LPI, melalui juru bicaranya, Abi Hasantoso, membalas berbagai dalih peraturan tersebut. Ini bermula dari niat LPI untuk


(15)

8

memperjuangkan beberapa pemainnya masuk ke dalam tim nasional Indonesia. PSSI memang menegaskan bahwa hanya mereka yang bermain di Liga Indonesia-lah yang bisa bermain di timnas Indonesia. Tapi LPI bertahan dengan izin dari Menpora Andi Mallarangeng. "Pertama-tama kita sudah mendapatkan izin dari Menpora bahwa anak bangsa yang terbaik di bidangnya, termasuk sepakbola, punya hak yang sama untuk membela Indonesia di ajang internasional," ujar Abi kepada detikSport. Abi pun menyindir PSSI yang kerap bicara peraturan, namun kerap melanggarnya sendiri. "Jangan bicara di balik peraturan, sementara tak melihat peraturan yang lain." "Jangan bicara peraturan, sementara tak mengindahkannya sendiri. Jelas-jelas ada peraturan tidak boleh ada di dalam federasi kalau pernah tersandung kasus kriminal, masih dilakukan juga." "Sementara, ini kan pemain-pemain kita tak pernah terlibat kriminal, masa tak boleh main di timnas," tukasnya. Ucapan Abi tersebut bisa jadi merupakan sindiran terhadap Nurdin Halid yang pernah dua kali masuk penjara akibat kasus korupsi, namun masih bisa duduk di kursi Ketua Umum PSSI, kendati PSSI berdalih, FIFA sudah menyetujui statuta mereka.

(http://www.detiksport.com/read/2011/01/11/153119/1544236/1052/bicara -peraturan-lpi-sindir-pssi-nurdin-halid, dikutip Selasa, 11/01/2011 15:31 WIB)

Pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan penyelenggaraan kompetisi sepakbola Liga Primer Indonesia tidak menyalahi aturan perundangan. Tanda tanya mengenai kepastian bergulirnya kompetesi


(16)

sepak bola profesional Liga Primer Indonesia terjawab setelah pemerintah memastikan penyelenggaraan liga ini bisa bergulir tanpa perlu mendapat rekomendasi dari PSSI.

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng mengatakan sudah menemukan solusinya. "Urusan izin penyelenggaraan pertandingan dan perlombaan profesional adalah kewenangan Badan Olahraga Profesional Indonesia, BOPI," katanya. "Kami sudah mendiskusikan dengan pakar-pakar hukum dan pihak kepolisian yang terjepit soal pemberian izin. Dengan ini jelas bahwa izin penyelanggaraan bagi pertandingan profesional cabang olahraga mana saja termasuk sepakbola adalah BOPI," tandasnya. Andi mengatakan keputusan pemerintah didasari atas peraturan pemerintah yang mengatur tentang hal tersebut. Penjelasan ini membuat Kepolisian Indonesia akhirnya memberikan izin keramaian dalam penyelengaraan kompetesi Liga Primer Indonesia. Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri Komjen Wahyono mengatakan izin dari BOPI mutlak diperlukan sebagai syarat digelarnya kompetisi olahraga profesional. "Kalau yang bersifat amatir harus ada rekomendasi, kalau yang bersifat profesional harus ada izin penyelenggaraan oleh badan yang ditunjuk pemerintah yakni BOPI. Manakala BOPI sudah memberikan izin, maka Polri memberikan izin perlindungan dan pelayanan," katanya.


(17)

10

Namun keputusan ini disesalkan oleh pengurus PSSI seperti yang dijelaskan oleh Direktur Hukum dan Peraturan PSSI, Max Boboy. "Dalam UU No 3 tahun 2005 pasal 51 ayat 2 dengan jelas mengatakan bahwa dalam penyelenggaraan pertandingan olahraga yang mendatangkan massa, wajib mendapat rekomendasi dari induk olahraga yang bersangkutan. Apakah polisi sudah mendapat rekomendasi dari PSSI? Itu pertanyaan saya," kata Max Boboy.

LPI merupakan sebuah kompetisi sepakbola profesional yang berada di luar jalur pengawasan PSSI. Kompetisi ini diikuti oleh 19 klub dari berbagai daerah. Dalam keikutsertaannya klub-klub peserta tidak lagi mendapatkan dana bantuan dari anggaran belanja pendapatan daerah melainkan dari konsorsium penyelenggara LPI.

(http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2011/01/110106_indone sialeague.shtml. dikutip 6 Januari 2011 - 13:52 GMT)

PSSI terus menggoyang Liga Primer Indonesia(LPI). Kali ini otoritas tertinggi sepak bola tanah air tersebut mengatakan telah berkoordinasi dengan Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM. Hal itu terkait dengan keterlibatan para pemain dan pelatih asing dalam kegiatan sepak bola yang tidak dikelola PSSI. Dalam pertemuan tersebut, PSSI mempertanyakan upaya-upaya instansi yang berwenang dalam penegakan hukum keimigrasian.


(18)

Sekjen PSSI Nugraha Besoes Senin lalu (14/2) mengatakan, pihaknya sudah mendaftar 60 pemain asing yang harus segera dideportasi oleh Dirjen Imigrasi. Nugraha mengungkapkan, mereka yang kedatangan dan izin tinggal di Indonesia itu berdasar rekomendasi PSSI tidak lagi bermain di kompetisi PSSI. Mereka telah berpartisipasi di LPI dan mengabaikan prosedur perpindahan sebagaimana diatur dalam FIFA status dan players transfer.

“Intinya, kami mencabut rekomendasi yang pernah diberikan kepada mereka. Kami bekukan izin mereka,” ujar Nugraha. Menurut pria asal Bandung tersebut, daftar nama-nama pemain dan pelatih itu sudah diberikan kepada Dirjen Imigrasi Bambang Irawan.

Nugraha mengklaim, Dirjen Imigrasi mengapresiasi laporan PSSI ke FIFA. Dia bahkan mengakui, dengan laporan PSSI tersebut, Dirjen Imigrasi mengambil langkah-langkah yang diperlukan, seperti menyiapkan proses deportasi pemain dan pelatih asing tersebut.

“Ya, Dirjen Imigrasi menyatakan, mereka segera mendeportasi pemain dan pelatih asing yang kini bermain di kegiatan sepak bola yang tidak dikenal oleh PSSI itu,” tuturnya. Menurut dia, pemain lokal yang bermain di LPI tidak diperbolehkan memperkuat timnas.”Itu konsekunsi yang harus mereka terima,”tegasnya. Dia menuturkan, hukuman terhadap pemain lokal tersebut merupakan sanksi terberat yang harus diterima seorang pemain. “Pemain mana sih yang nggak ingin menjadi pemain


(19)

12

nasional dan bertanding membela Negaranya?” ucap Nugraha. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Rabu 16 Februari 2011)

Reaksi keras dilontarkan oleh tim-tim peserta Liga Primer Indonesia(LPI). Hal itu seiring dengan rencana PSSI mendeportasi pemain asing yang berlaga di LPI lewat Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM.

“Itu adalah kejahatan terstuktur yang sengaja dilakukan oleh PSSI. Mereka selalu berupaya menghambat jalannya kompetisi tersebut. Padahal, LPI menggunakan dana sendiri, misinya pun jelas. Yakni, memperbaiki atmosfer sepak bola Indonesia yang karut-marut,”kecam Saleh Mukadar, ketua umum Persebaya 1927, kemarin(16/2).

Saleh menegaskan bahwa wacana yang dihembuskan oleh PSSI itu tidak patut digubris. Dia pun berharap para pemain asing yang berlaga di LPI tetap fokus pada pertandingan.”Kami akan tetap berjalan sesuai dengan langkah awal. Saya optimistis pemain asing yang berkompetisi di LPI tetap aman,” tutur Saleh. Persebaya 1927 saat ini berkibar di posisi kedua klasemen sementara LPI dengan rekor tak terkalahkan dalam empat laga. Yakni, Jhon Takpor(Liberia), Otavio Dutra(Brasil), Michael Cvetkovski(Australia).

Kecaman juga datang dari kubu Persibo Bojonegoro. Ketua umum Persibo Taufik Risnendar menyatakan bahwa ancaman PSSI tersebut kurang bijak. Itu adalah bagian dari upaya PSSI menyerang LPI.”Mereka (PSSI,Red) harus mengevaluasi kinerja dan prestasi sepak bola nasional


(20)

yang syarat dengan korupsi. Bukan menghabiskan tenaga untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain,” ungkap Taufik.”Tapi tidak apa, kami sudah tahu tujuan dibalik skenario itu,” tambahnya.

Persibo kini diperkuat lima pemain asing. Mereka adalah Eduardo Bizzaro(Brasil), Kim kang-hyun(Korsel), Eugene Dadi(Prancis), Medieros Wallancer(Brasil), dan M. Albicho(Syria). “Administrasi tinggal mereka di Indonesia sudah beres, hanya Albicho yang masih diproses. Tapi, mungkin dalam waktu dekat semuanya sudah selesai,” tegas Taufik. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Kamis 17 Februari 2011)

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berusaha melakukan penelitian untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya tentang pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos, peneliti ingin mengetahui bagaimana opini masyarakat Surabaya tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) yang menuai banyak pro dan kontra.

Penulis memilih kota Surabaya untuk lokasi penelitiaanya karena Surabaya merupakan tolak ukur kemajuan olahraga di Indonesia, seperti yang diumumkan oleh KONI Surabaya sebagai berikut :

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Surabaya terus meningkatkan pembinaan atlet dari 43 cabang olahraga yang dinaungi, dengan sasaran memperbanyak atlet untuk meraih prestasi internasional. Hal itu dikemukakan Ketua Umum KONI Kota Surabaya, Heroe Poernomohadi, kepada wartawan, usai pelantikan pengurus KONI Surabaya periode 2009-2013 dan peluncuran buku "Surabaya Kota Atlet


(21)

14

Go Internasional" di atrium pusat perbelanjaan Jembatan Merah Plasa Surabaya, Minggu.

Hingga saat ini, lebih dari sepuluh cabang olahraga binaan KONI Surabaya yang sudah merambah prestasi internasional, antara lain panahan, pencak silat, karate, bulu tangkis, renang, selam, dan catur. "Ke depan, kami berharap semakin banyak cabang olahraga yang meraih prestasi internasional, tapi prestasi nasional juga tetap harus ditingkatkan," katanya. Menurut Heroe, catatan prestasi yang dibukukan atlet-atlet asal Surabaya, baik di ajang kejuaraan nasional maupun internasional, tidak sedikit jumlahnya.

Bahkan, Surabaya dikenal sebagai salah satu gudang lahirnya atlet-atlet berkelas nasional dan internasional. Prestasi paling menonjol dari atlet-atlet Surabaya, ditunjukkan ketika turut membawa kontingen Jawa Timur menjadi juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kalimantan Timur pada tahun 2008. "Sekitar 70 persen medali emas yang diraih kontingen Jatim, merupakan sumbangan atlet-atlet dari Surabaya," ujar Heroe Poernomohadi. Selain membenahi program pemusatan latihan cabang (puslatcab), KONI Surabaya juga berupaya meningkatkan anggaran pembinaan dan pemenuhan fasilitas olahraga. Khusus untuk fasilitas olahraga, Pemkot Surabaya sedang menyelesaikan pembangunan kompleks olahraga Bung Tomo di kawasan Surabaya Barat. "Akhir tahun ini, diharapkan stadion utama dan GOR serbaguna `indoor` sudah rampung. Berikutnya akan dibangun fasilitas olahraga lainnya di kompleks tersebut,"


(22)

kata Asisten Sekretaris Kota Surabaya, Tri Siswanto saat menghadiri pelantikan dan peluncuran buku. "Pembangunan kompleks olahraga tersebut merupakan salah satu dukungan Pemkot Surabaya terhadap KONI dalam merealisasikan program Surabaya Kota Atlet menuju prestasi internasional," katanya.

Sementara itu, pelantikan pengurus KONI Surabaya periode 2009-2013 dilakukan Ketua Harian KONI Jatim Soekarno Marsaid. Pelantikan di pusat perbelanjaan ini merupakan yang kali pertama digagas pengurus KONI Surabaya, dengan tujuan lebih mendekatkan induk olahraga itu kepada masyarakat. Ia mengatakan, buku "Surabaya Kota Atlet Go International" yang diluncurkan pada kesempatan itu, dicetak dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Buku itu berisi catatan prestasi internasional yang diraih atlet-atlet Surabaya dan sepak terjang pembinaan olahraga di Surabaya. (kpl/boo)

http://www.bola.net/olahraga_lain_lain/print/0000006688.html

Selain itu, Surabaya juga memiliki beberapa klub sepak bola kompetisi Internal Persebaya yang dinaungi kepengurusan Pengcab PSSI Surabaya. Sementara itu responden yang akan menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Surabaya yang berumur 17 -55 tahun, karena pada usia tersebut seseorang telah memiliki kemampuan berpikir yang telah sempurna

Peneliti menggunakan teori Stimulus-Organism-Response karena pada teori stimulus-organisme-respon ini yang nantinya berguna untuk


(23)

16

memberikan gambaran tentang efek media, dimana teori tersebut menunjukan respon audience selaku komunikan dalam menanggapi stimulus, lalu komunikan dapat mengubah opini itu berarti keberhasilan dalam proses komunikasi dalam penyampain isi di media massa tentang pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI). Uraian diatas merupakan permasalahan yang melatar belakangi ketertarikan peneliti untuk meneliti “Opini masyarakat Surabaya tentang pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang melandasi penelitian ini, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

Bagaimana opini masyarakat Surabaya tentang pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Opini masyarakat Surabaya tentang pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.


(24)

1.4 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis :

Penelitian ini dapat menjadi refrensi atau masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang komunikasi massa yaitu : pada pengaruh media massa yang berkaitan dengan opini khalayak khusunya bagi masyarakat.

b. Kegunaan praktis :

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi, kajian – kajian dan masukan yang bemanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya serta lembaga terkait yang menjadi bahan penelitian ini pada khususnya, sehingga bagi lembaga terkait dapat menjadi bahan instropeksi terhadap permasalahan yang tengah dihadapi dengan melihat opini dari masyarakat.


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi Massa

Menurut Efendy (2003:79), komunikasi massa (mass communication) disini ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertujukan di gedung-gedung bioskop. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Lebih lanjut Efendy (2001) menegaskan tentang pengertian komunikasi massa yaitu: “Mass communication is process by which a message is transmitted through one more of the mass media (Newspaper, Radio, television, movies, magazine, and books) to an audience that is relatively large an animous.”

Jadi komunikasi massa adalah proses menyebarkan pesan melalui salah satu media massa (Tabloid, radio, televise, bioskop, dan buku-buku) kepada khalayak luas yang tidak dikenal.

McQuail (2001) dalam bukunya Teori komunikasi Massa. Suatu pengantar yang menjabarkan tentang ciri-ciri komunikasi massa yaitu “Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang tetapi organisasi


(26)

formal”, sang pengirim seringkali merupakan komunikator professional. Komunikan (penerima) adalah bagian dari khalayak luas. Pesannya tidak unik beraneka ragam dapat diperkirakan, seringkali diproses, distandarisasikan dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk dan komodisi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”.

Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Komunikasi massa sering sekali mencakup kontak secara serentak antara satu pengiriman dengan banyak penerimaan, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, dan menimbulkan respon seketika dari banyak orang serentak.

Senada dengan McQuail, Effendy (2001) memberikan ciri-ciri tentang komunikasi Massa yaitu :

1. Komunikator pada komunikasi massa

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga yaitu suatu institusi atau organisasi, maka komunikatornya me lembaga (Institusionalized Communication / Organaized Communicator). Komunikator pada komunikasi massa misalnya wartawan tabloid, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga. Dalam menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan kebijakan (policy) tabloid yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual, jadi kebebasan mengemukakan pendapat (Freedom of Expression atau


(27)

20

Feredom of Opinion) merupakan kebebasan terbatas (Restricted Freedom).

2. Komunikan pada komunikasi massa bersifat homogen

Komunikan bersifaat hetrogen karena didalam keberadaannya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal antara lain jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan dari komunikan. Satu-satunya cara untuk mendekati keinginan selalu khalayak adalah dengan mengelompokan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, kebudayaan, hobby, dan lain-lain. Hampir semua tabloid, surat kabar, radio, televise, menyajikan acara atau rubric tertentu yang diperuntukan bagi anak-anak, remaja, dewasa, wanita dewasa, remaja putrid, pedagang, petani, ABRI, AU, pemeluk agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan lain-lainnya; para penggemar music, film, sastra; dan kelompok-kelompok lainya. 3. Pesan pada Komunikasi massa bersifat umum

Pesannya bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Media massa akan menyiarkan berita seoarng menteri yang meresmikan proyek pembangunan tetapi tidak menyiarkan berita seorang mentri yang menyelenggarakan khitanan putranya. Perkucualian bagi seorang kepala Negara, media massa


(28)

kadang memberikan perihal beliau merayakan ulang tahunnya, menikahkan putra-putrinya, hobinya berburu, walaupun sebetulnya tidak ada hubungannya untuk kepentingan umum.

4. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan pembaca terhadap pesan atau berita yang disiarkan. Yang dimaksudkan dengan “tidak mengetahui” adalah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu berlangsung. Mungkin saja komunikator mengetahui juga, misalnya melalui rubrik “suara pembaca” atau “suara pendengar” yang biasanya terdapat di tabloid, surat kabar maupun radio. Tetapi semua itu terjadi setelah komunikasi dilancarkan oleh komunikator, sehingga komunikator tidak bisa memperbaiki gaya komunikasi seperti yang biasa terjadi pada komunikasi tatap muka. Untuk menghindari hal tersebut maka komunikator harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan kepada komunikasi haruslah komunikatif.

5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Hal ini merupakan ciri hakiki di musik dengan media komunikasi yang lain. Poster dan papan pengumuman adalah media komunikasi tetapi bukan media komunikasi massa karena tidak mengandung cirri keserempakan. Pesan yang disampaikan tidak


(29)

22

diterima oleh khalayak dengan melihat poster atau papan pengumuman secara serempak atau bersama-sama. Lain dengan radio, televise, tabloid, surat kabar.

2.1.2 Surat Kabar

Menurut junaedhi (1991:257), surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu komunikasi, khususnya pada studi komunikasinya massa .Dalam buku “Ensiklopedia pers Indonesia “ disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita berita ,karangan-karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian, mingguan dan bulanan serta diedarkan secata umum.

Menurut Effendy, (2003:149), idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan fungsinya, selain menyiarkan informasi yang obyektif dan edukatif ,menghibur , melakukan control sosial yang konstuktif dengan menyalurkan segala aspirasi masyarakat , serta mempengaruhi masyarakat dengan melakukan komunikasi dan peran positif dari masyarakat itu sendiri

Sementara (Sumadiria, 2005 : 32-35) dalam Jurnalistik indonesia menunjukan 5 fungsi pers yaitu :

1. Informasi ( to inform ), menyampaikan informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya.


(30)

2. Edukasi ( to educate ), apapun informasi yang disampaikan oleh pers hendaknya dalam kerangka mendidik.

3. Koreksi (to influence), pers akan senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidak-adilan dalam suatu masyarakat atau negara.

4. Rekreasi ( to entertaint ), menghibur, pers harus memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.

5. Mediasi ( to mediate ), mediasi artinya penghubung. Bisa juga disebut sebagai mediator atau fasilitator.

2.1.3. Surat Kabar Sebagai Media komunikasi Massa

Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran (media) yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen . dua komponen berinteraksi ( sumber dan penerima) terlibat , pesan yang diberi kode oleh penerima , disalurkan oleh sebuah saluran dan diberi kode oleh penerima , tanggapan yang diamati penerima merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara sumber dan penerima (Winarto,2008:18-20).

Jadi pada hakekatnya komuikasi massa sebernarnya sama seperti bentuk komunikasi lain , yaitu memiliki unsure-unsur komunikasi seperti sumber pesan , saluran, gangguan, tujuan, efek, umpan balik dan konteks.


(31)

24

Namun beberapa hal yang membedakanya terutama adalah sifat komunikasinya yang umum, cepat dan selintas.

Komunikasi massa dapat diartikan sebagai satu proses dimana komunikator secara professional menggunakan media massa didalam menyebarkan pesanya untuk mempengaruhi khalayak banyak.

Surat kabar menurut Sutisna (2003:289) merupakan salah satu media penyampai pesan yang mempunyai daya jangkau yang luas dan missal. Surat kabar berfungsi sebagai penyampai berita kepada para pembacanya.

Pada intinya surat kabar menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat .Dimana pada saat ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan sebanyak-banyaknya oleh pemirsa .surat kabar juga dapat mempengaruhi opini seseorang terhadap sesuatu yamg diberitakan di surat kabar tersebut.

2.1.4. Opini

Menurut Rahmat (2006, p.10) opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui inteprestasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merekflesikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas tiga komponen yaitu: kepercayaan, nilai dan pengharapan.


(32)

Opini menghubungkan kepercayaan, nilai dan pengharapan, biasanya tanggapan terhadap suatu obyek tersendiri. Tanggapan demikian umumnya bukan reaksi acak terhadap segala sesuatu yang diperhitungkan, melainkan tertanam dalam koheren kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang pantas (Rahmat, 2006).

Asal mula opini tentang kebanyakan masalah yang terletak dalam perselisihan atau perdebatan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan menangkap perhatian banyak orang.

Opini masyarakat tidak semata-mata dipengaruhi oleh berita tunggal yang dikeluarkan pada hari itu, melainkan dipengaruhi juga dengan berita-berita yang muncul dan beredar dalam beberapa tahun belakangan secara kontinyu. Semua itu akan mempengaruhi sikap masyarakat di masa depan terhadap sesuatu, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan semua elemen yang membentuk opini mereka (Kasali, 2003)

Opini adalah cara individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pemahaman individu sendiri sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu individu menyadari adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu menginterprestasikan stimulus tersebut.

Menurut Deddy mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi suatu pengantar (2001, p.171), pada dasarnya opini atau cara pandang terbagi menjadi dua yaitu :


(33)

26

1. Opini terhadap obyek

Opini tiap orang dalam menilai suatu obyek atau lingkungan fisik tidak selalu sama terkadang dalam mengoptimalkan lingkungan fisik seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut.

2. Opini terhadap manusia atau persepsi sosial

Opini sosial adalah proses menangkap arti obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut. Menurut Brehm dan Kassin opini sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain.

Opini sosial merupakan sumber penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial seseorang menentukan hubungan dengan orang lain .

Pengukuran opini dalam penelitian ini yaitu dengan mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai obyek penelitian. Pada pengukuran opini ini responden diminta untuk menanyakan kesetujuan atau tidaknya tentang pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos, dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa

Apabila kategori jawaban menyatakan setuju terhadap adanya Liga Primer Indonesia(LPI) yang diberitakan melalui media JawaPos, maka dapat disimpulkan bahwa opini pembaca adalah “opini positif”.

Apabila kategori jawaban menyatakan antara setuju dan tidak setuju (ragu-ragu) terhadap adanya Liga Primer Indonesia(LPI) yang


(34)

diberitakan melalui media JawaPos, maka dapat disimpulkan bahwa opini pembaca adalah “opini netral”.

Apabila kategori jawaban menyatakan tidak setuju terhadap adanya Liga Primer Indonesia(LPI) yang diberitakan melalui media JawaPos, maka dapat disimpulkan bahwa opini pembaca adalah “opini negatif”.

2.1.5. Berita

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. Berita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu urit yang dalam bahasa Inggris disebut write, yang berarti sebenarnya adalah ada atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Writta, artinya kejadian atau yang telah terjadi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia karya Poerwadarminto, berita diperjelas menjadi laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Berita adalah laporan dari kejadian yang penting atau peristiwa hangat, dapat menarik minat atau perhatian para pembaca. Berita merupakan gudang informasi, dan berita merupakan bagian terpenting dari tabloid atau surat kabar.


(35)

28

Menurut Effendi (1993) berita adalah sebuah laporan yang berisi opini yang sangat penting dan berkaitan mengenai suatu fakta yang mengandung minat bagi sejumlah penduduk.

Menurut Frank Buther Moot dalam bukunya “news survey journalism” dinyatakan bahwa ada 8 konsep berita yaitu :

1. Berita sebagai laporan tercepat

Konsep berita ini menitik beratkan pada segi terjadinya berita sebagai faktor terpenting dari sebuah berita, akan tetapi dengan adanya radio dan televisi yang menayangkan dan menyiarkan berita sehingga faktor ini menjadi relatif.

2. Berita sebagai rekaman

Berita yang tercetak pada surat kabar merupakan bahan dokumentasi sehingga sering menjadi catatan sejarah yang sangat berharga.

3. Berita sebagai fakta obyektif

Sebuah berita harus faktual dan obyektif, tetapi nilai obyektif untuk suatu fakta sangat membingungkan karena tidak mungkin obyektifitas bisa menjadi mutlak.

4. Berita sebagai interprestasi

Dalam penyajian berita diperlukan kepandaian dan kejujuran sehingga timbulah faktor prasangka terhadap suatu soal atau seseorang.


(36)

5. Berita sebagai sensasi

Disini terdapat unsur subyektif yakni bahwa suatu yang mengejutkan dan mengharukan bagi pembaca yang satu dengan pembaca yang lain

6. Berita sebagai minat insani

Menariknya suatu berita bukan karena pentingnya peristiwa yang terjadi tetapi karena sifatnya yang menyentuh perasaan insan sehingga menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, dan sebagainya

7. Berita sebagai ramalan

Pada umumnya yang diharapkan pada berita adalah kejadian pada saat ini dan ramalan yang masuk akal mengenai masa depan, sehingga banyak berita yang menampilkan kejadian yang telah terjadi berikut dengan analisisnya mengenai dampak berikutnya dari kejadian ini.

8. Berita sebagai gambaran

Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya semakin banyak. Ilustrasi pada halaman surat kabar sifatnya semata-mata hiburan yang mengandung berita, banyak kejadian yang ditampilkan dalam bentuk gambar karena lebih efektif daripada diterangkan dengan kata-kata.


(37)

30

2.1.6. Liga Primer Indonesia(LPI) di Indonesia

Berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos adalah berita yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya Surabaya bahwa hadirnya Liga Primer Indonesia(LPI) menuai banyak Pro dan kontra , Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang diprakasai oleh pengusaha kondang Arifin Panigoro tetap berjalan sesuai rencana meski tidak mendapat restu dari PSSI dibawah komando Nurdin Halid.

Liga Primer Indonesia(LPI) dijalankan dengan mengusung semangat professional dari sisi pengelola maupun pelaku di lapangan. Bagaimana LPI setelah empat pekan berjalan? Jadwal belum muncul, wasit asing belum hadir, Websit juga tidak aktif. Itulah bagian kekurangan Liga Primer Indonesia(LPI) hingga sebulan berjalan. Tidak mengherankan jika LPI belum memuaskan banyak pihak di penampilan pada bulan pertamanya. ”Kami masih meraba-raba dan mencari format terbaik,” tutur Arifin Panigoro, penggagas LPI.

Ketua Komdis LPI M. Sholeh mengungkapkan bahwa LPI bekerja dengan mengacu pada peraturan internasional. “Kode disiplin LPI dibuat pada 3 Januari 2011 dan mengacu pada aturan FIFA(Federasi Sepak Bola Internasional) dan AFC(Federasi Sepak Bola Asia). Karena itu, dasar aturan yang kami gunakan pada dasarnya sama dengan Komdis PSSI. Tapi, implementasinya berbeda,” paparnya. Dia menegaskan enggan


(38)

berkompromi dalam penegakan aturan tersebut. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Jumat 4 Februari 2011).

Dalam pemberitaan di media JawaPos, Liga Primer Indonesia(LPI) mempunyai struktur saham yang berbeda dengan PSSI, di Liga Primer Indonesia(LPI) semuanya mengacu pada transparansi. Selain itu pemberitaan tentang sumber dana, sponsor utama, hak siar TV bagi setiap klub yang mengikuti Liga Primer Indonesia(LPI) semuanya jelas dan mengacu untuk menguntungkan dan menjadikan profesional setiap klub pengikut Liga Primer Indonesia(LPI).

Tapi ada pihak yang tidak menyetujui bahkan mengkritisi hadirnya liga tersebut. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Nurdin Halid, menganggap Liga Premier Indonesia (LPI) pengacau liga di Tanah Air. Hal itu ditegaskan Nurdin usai menyaksikan pertandingan sepak bola ajang "Comunity Shiled" 2010 antara Arema Indonesia melawan Sriwijaya Football Club di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/9) malam. Jika seseorang mempunyai ide bagus dalam pelaksanaan kompetisi di Indonesia seharusnya bergabung bersama menajemen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), katanya. "Bukan malah menggelar liga di luar PSSI. Itu namanya pengacau. Oleh karena itu, jika mereka mempunyai ide bagus, maka PSSI siap menerima dan melaksanakan, bukan malah menggelar kompetisi di luar PSSI," katanya. Dia mengatakan, jika memang manajemen LPI itu ide bagus,


(39)

32

selaku Ketua Umum PSSI dia akan memfasilitasi. Sementara mengenai izin pelaksanaan LPI yang digelar di luar PSSI, Nurdin menganggapnya kebohongan karena setiap kompetisi yang digelar di Indonesia, PSSI pasti dilibatkan. "Jika ada kompetisi Indonesia tidak di bawah naungan PSSI, maka itu bohong. Dan itu merupakan kebohongan publik," tandasnya. Dia menegaskan, "Secara prinsip kami tak akan mengakui turnamen atau kompetisi yang tidak mendapat rekomendasi dari PSSI. Kompetisi resmi PSSI adalah tetap Liga Super Indonesia. "Dia juga mengancam akan memberikan sanksi terhadap klub-klub yang ikut dalam turnamen tersebut. "Bahkan kami keluarkan dari keanggotaannya di PSSI," tegasnya lagi. Selain itu, setiap pemain yang terlibat di Liga Primer Indonesia(LPI) tidak akan diperbolehkan untuk membela TIMNAS Indonesia karena mereka mengikuti liga yang tidak mendapat rekomendasi PSSI dan secara otomatis tidak dialui oleh FIFA.

2.1.7. Pro dan Kontra Digelarnya Liga Primer Indonesia(LPI) di Indonesia PSSI terus menggoyang Liga Primer Indonesia(LPI). Kali ini otoritas tertinggi sepak bola tanah air tersebut mengatakan telah berkoordinasi dengan Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM. Hal itu terkait dengan keterlibatan para pemain dan pelatih asing dalam kegiatan sepak bola yang tidak dikelola PSSI. Dalam pertemuan tersebut, PSSI mempertanyakan upaya-upaya instansi yang berwenang dalam penegakan hukum keimigrasian.


(40)

Sekjen PSSI Nugraha Besoes Senin lalu (14/2) mengatakan, pihaknya sudah mendaftar 60 pemain asing yang harus segera dideportasi oleh Dirjen Imigrasi. Nugraha mengungkapkan, mereka yang kedatangan dan izin tinggal di Indonesia itu berdasar rekomendasi PSSI tidak lagi bermain di kompetisi PSSI. Mereka telah berpartisipasi di LPI dan mengabaikan prosedur perpindahan sebagaimana diatur dalam FIFA status dan players transfer.

“Intinya, kami mencabut rekomendasi yang pernah diberikan kepada mereka. Kami bekukan izin mereka,” ujar Nugraha. Menurut pria asal Bandung tersebut, daftar nama-nama pemain dan pelatih itu sudah diberikan kepada Dirjen Imigrasi Bambang Irawan.

Nugraha mengklaim, Dirjen Imigrasi mengapresiasi laporan PSSI ke FIFA. Dia bahkan mengakui, dengan laporan PSSI tersebut, Dirjen Imigrasi mengambil langkah-langkah yang diperlukan, seperti menyiapkan proses deportasi pemain dan pelatih asing tersebut.

“Ya, Dirjen Imigrasi menyatakan, mereka segera mendeportasi pemain dan pelatih asing yang kini bermain di kegiatan sepak bola yang tidak dikenal oleh PSSI itu,” tuturnya. Menurut dia, pemain lokal yang bermain di LPI tidak diperbolehkan memperkuat timnas.”Itu konsekunsi yang harus mereka terima,”tegasnya. Dia menuturkan, hukuman terhadap pemain lokal tersebut merupakan sanksi terberat yang harus diterima seorang pemain. “Pemain mana sih yang nggak ingin menjadi pemain


(41)

34

nasional dan bertanding membela Negaranya?” ucap Nugraha. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Rabu 16 Februari 2011)

Reaksi keras dilontarkan oleh tim-tim peserta Liga Primer Indonesia(LPI). Hal itu seiring dengan rencana PSSI mendeportasi pemain asing yang berlaga di LPI lewat Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM.

“Itu adalah kejahatan terstuktur yang sengaja dilakukan oleh PSSI. Mereka selalu berupaya menghambat jalannya kompetisi tersebut. Padahal, LPI menggunakan dana sendiri, misinya pun jelas. Yakni, memperbaiki atmosfer sepak bola Indonesia yang karut-marut,”kecam Saleh Mukadar, ketua umum Persebaya 1927, kemarin(16/2).

Saleh menegaskan bahwa wacana yang dihembuskan oleh PSSI itu tidak patut digubris. Dia pun berharap para pemain asing yang berlaga di LPI tetap fokus pada pertandingan.”Kami akan tetap berjalan sesuai dengan langkah awal. Saya optimistis pemain asing yang berkompetisi di LPI tetap aman,” tutur Saleh. Persebaya 1927 saat ini berkibar di posisi kedua klasemen sementara LPI dengan rekor tak terkalahkan dalam empat laga. Yakni, Jhon Takpor(Liberia), Otavio Dutra(Brasil), Michael Cvetkovski(Australia).

Kecaman juga datang dari kubu Persibo Bojonegoro. Ketua umum Persibo Taufik Risnendar menyatakan bahwa ancaman PSSI tersebut kurang bijak. Itu adalah bagian dari upaya PSSI menyerang LPI.”Mereka (PSSI,Red) harus mengevaluasi kinerja dan prestasi sepak bola nasional


(42)

yang syarat dengan korupsi. Bukan menghabiskan tenaga untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain,” ungkap Taufik.”Tapi tidak apa, kami sudah tahu tujuan dibalik skenario itu,” tambahnya.

Persibo kini diperkuat lima pemain asing. Mereka adalah Eduardo Bizzaro(Brasil), Kim kang-hyun(Korsel), Eugene Dadi(Prancis), Medieros Wallancer(Brasil), dan M. Albicho(Syria). “Administrasi tinggal mereka di Indonesia sudah beres, hanya Albicho yang masih diproses. Tapi, mungkin dalam waktu dekat semuanya sudah selesai,” tegas Taufik. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Kamis 17 Februari 2011)

2.1.8. Teori Stimulus-Organism-Respons

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini berasal dari kajian psikologi, tidak mengherankan apabila kemudian menjadi salah satu teori komunikasi, sebab obyek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, dan konotasi (Effendy, 2003). Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah teori khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu teori menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi, dampak atau pengaruh tertentu (Sendajaja, 1997). Dengan demikian besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh itu terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus.


(43)

36

Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda atau lambang

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan, pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi dan komunikan akan memperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap yang disampaikan melalui tanda atau lambang, selanjutnya komunikan mencoba mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (response), merupakan dampak daripada komunikasi, efek dari komunikasi adalah perubahan opini negatif, netral, dan positif (Effendy, 2003).

Suatu stimulus tertentu dapat berupa obyek dalam lingkungan, suatu pola penginderaan atau pengalaman atau kombinasi dari ketiganya. Sifat stimulus adalah konsep yang komplek, yang berbeda dari satu situasi dengan situasi yang lain dan akan mempengaruhi pemahaman kita terhadap fenomena yang dijelaskan, sedangkan organism yang menjadi perantara stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam antrian prilaku yang dihasilkan, karena itu kita hanya mengamati prilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism tersebut. Sedangkan R merupakan respons tertentu


(44)

Organisme : Perhatian Pengertian penerimaan

terhadap peristiwa stimulus. Menurut Stimulus-Respons ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut (Effendy, 2003)

sssssss

Gambar 2.1: model Teori S-O-R

Menurut gambar dari model diatas menunjukan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutunya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi.

Stimulus


(45)

38

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pengalaman muncul dari adanya proses berpikir dan pemahaman individu terhadap obyek dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap objek. Proses berpikir tersebut menujukan pada kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa (Rahmat, 1999:68). Pada tahap ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamanya terhadap obyek, lalu ia member makna kapada menara tersebut dengan nama Eiffel tower. Pada tahap ini, dia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut dan pada tahap terakhir, ia menyimpan keadaan ingatannya dan dijadikan pengetahuan. Proses selanjutnya timbulah perasaan suka atau tidak suka terhadap obyek. Individu akan menyeleksi atau memilih dan dari pilihan tersebut diyakininya. Setelah itu ia akan membeli atau menggumakan sebagai hasil dari keputusanya (Effendy, 1993:256).

2.2 Kerangka Berfikir

Manusia sebagai makluk sosial tidak bisa lepas dari kebutuhan akan informasi, baik untuk menerima maupun untuk menyampaikan informasi , akibat pengaruh kemajuan ilmu teknologi dalam waktu yang sangat singkat informasi-informasi tentang peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya dengan mudah diterima oleh masyarakat, sehingga peran media massa seperti surat kabar, televisi, dan lain sebagainya mempunyai peranan sangat penting dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat.


(46)

Komunikan (Pemirsa pembaca pemberitaan Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos)

Berita mengenai adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media massa banyak menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat luas, banyak yang menilai Liga Primer Indonesia(LPI) merupakan pembaharuan kompetisi sepak bola profesional yang menggunakan sistim transparansi yang berbanding terbalik dengan kompetisi sepak bola yang diadakan oleh PSSI, yang memang layak kompetisi tersebut untuk digelar, pendapat lain menilai Liga Primer Indonesia(LPI) merupakan Liga ilegal yang digelar diluar naungan PSSI.

Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi deskripstif untuk mengetahui opini masyarakat Surabaya tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media massa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir sebagai berikut.:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir Stimulus: Berita Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos opini positiv netral negatif


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu tipe penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2006 : 69). Tipe penelitian ini juga merupakan suatu metode yang berupaya untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau memberikan gambaran mengenai suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya akan diperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai fenomena yang sedang diteliti (Bungin, 2006 : 36).

Deskriptif dapat juga diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel satu per satu. Sedangkan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kuantitatif yaitu metodologi yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian lebih mementingkan aspek keluasan data dibanding kedalaman data. Sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi. Hubungan riset dengan subjek


(48)

membuat batasan konsep atau alat ukur sekehendak hatinya sendiri (Kriyantono, 2006 : 57).

Dengan menggunakan metodologi kuantitatif maka sebuah penelitian berawal pada data dan bermuara pada kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey. Penelitian survey menggunakan alat kuisioner dengan desain close untuk mengukur opini pembaca Surabaya mengenai berita tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media massa.

3.1.1. Definisi Operasional

Yang dimaksudkan dengan definisi operasional disini adalah petunjuk tentang langkah langkah mengukur variabel dari menetapkan variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel (definisi konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator, menetapkan skala pengukuran, menetapkan jumlah pilihan jawaban dan skor tiap pilihan jawaban ,Singaribun menjelaskan definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur (Hamidi,2007:4)

Dan pada penelitian ini hubungan antara variabel tidak dibicarakan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini yang dibicarakan hanya ada satu variabel yaitu opini. Penelitian ini difokuskan pada laki-laki yang berusia 17-55, yang mengetahui berita tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.


(49)

42

3.1.2 Opini

Dalam penelitian ini opini lebih dimaksudkan sebagai suatu hal yang kemudian dinyatakan oleh pembaca setelah membaca berita tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.

Opini adalah salah satu interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan dalam kaitanya dengan proses komunikasi terdapat efek salah satunya adalah opini atau pendapat.

Opini dalam penelitian ini adalah salah satu interaksi pembaca yang mengemukakan pendapatnya dalan bentuk respon terhadap pemberitaan tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.

1. Opini positif

Adalah opini responden yang menyatakan respon positif atau jika responden memberikan pernyataan setuju, mendukung terhadap berita atau suatu peristiwa.

2. Opini netral

Adalah opini responden yang menyatakan respon netral atau jika responden memberikan pernyataan ragu-ragu termasuk didalamnya pernyataan tidak berpendapat terhadap berita atau suatu peristiwa. 3. Opini negatif

Adalah opini responden yang menyatakan respon negatif atau jika responden memberikan pernyataan tidak setuju, tidak mendukung terhadap berita atau suatu peristiwa.


(50)

Masyarakat Surabaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laki-laki yang berusia 17-55 tahun, berdomisili di kota Surabaya, dan yang membaca di media JawaPos mengenai berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI).

Dimana data responden yang diambil meliputi usia 17 -55. Penempatan usia ini didasarkan pada pertimbangan bahwa usia tersebut, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual maupun ketrampilan dalam menganalisa sebuah berita dan ditunjang dengan sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungan sosialnya sehingga dapat mengikuti perubahan zaman (Dariyo, 2004 : 66). Sehingga diharapkan masyarakat dapat memberikan opini yang bertanggung jawab terkait dengan pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.

3.1.4 Berita Adanya Liga Primer Indonesia(LPI)

Berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos adalah berita yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya Surabaya bahwa hadirnya Liga Primer Indonesia(LPI) menuai banyak Pro dan kontra , Kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang diprakasai oleh pengusaha kondang Arifin Panigoro tetap berjalan sesuai rencana meski tidak mendapat restu dari PSSI dibawah komando Nurdin Halid.

Liga Primer Indonesia(LPI) dijalankan dengan mengusung semangat professional dari sisi pengelola maupun pelaku di lapangan. Bagaimana LPI


(51)

44

setelah empat pekan berjalan? Jadwal belum muncul, wasit asing belum hadir, Websit juga tidak aktif. Itulah bagian kekurangan Liga Primer Indonesia(LPI) hingga sebulan berjalan. Tidak mengherankan jika LPI belum memuaskan banyak pihak di penampilan pada bulan pertamanya. ”Kami masih meraba-raba dan mencari format terbaik,” tutur Arifin Panigoro, penggagas LPI. 

Ketua Komdis LPI M. Sholeh mengungkapkan bahwa LPI bekerja dengan mengacu pada peraturan internasional. “Kode disiplin LPI dibuat pada 3 Januari 2011 dan mengacu pada aturan FIFA(Federasi Sepak Bola Internasional) dan AFC(Federasi Sepak Bola Asia). Karena itu, dasar aturan yang kami gunakan pada dasarnya sama dengan Komdis PSSI. Tapi, implementasinya berbeda,” paparnya. Dia menegaskan enggan berkompromi dalam penegakan aturan tersebut. (dikutip dari Koran Jawa Pos, Jumat 4 Februari 2011)

Tapi ada pihak yang tidak menyetujui bahkan mengkritisi hadirnya liga tersebut. Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Nurdin Halid, menganggap Liga Premier Indonesia (LPI) pengacau liga di Tanah Air. Hal itu ditegaskan Nurdin usai menyaksikan pertandingan sepak bola ajang "Comunity Shiled" 2010 antara Arema Indonesia melawan Sriwijaya Football Club di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/9) malam. Jika seseorang mempunyai ide bagus dalam pelaksanaan kompetisi di Indonesia seharusnya bergabung bersama menajemen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), katanya. "Bukan malah menggelar liga di luar PSSI. Itu namanya pengacau. Oleh


(52)

dan melaksanakan, bukan malah menggelar kompetisi di luar PSSI," katanya. Dia mengatakan, jika memang manajemen LPI itu ide bagus, selaku Ketua Umum PSSI dia akan memfasilitasi. Sementara mengenai izin pelaksanaan LPI yang digelar di luar PSSI, Nurdin menganggapnya kebohongan karena setiap kompetisi yang digelar di Indonesia, PSSI pasti dilibatkan. "Jika ada kompetisi Indonesia tidak di bawah naungan PSSI, maka itu bohong. Dan itu merupakan kebohongan publik," tandasnya. Dia menegaskan, "Secara prinsip kami tak akan mengakui turnamen atau kompetisi yang tidak mendapat rekomendasi dari PSSI. Kompetisi resmi PSSI adalah tetap Liga Super Indonesia. "Dia juga mengancam akan memberikan sanksi terhadap klub-klub yang ikut dalam turnamen tersebut. "Bahkan kami keluarkan dari keanggotaannya di PSSI," tegasnya lagi. (http://www.antaranews.com/print/1285443000/nurdin-halid-liga-premier-indonesia-pengacau, dikutip Minggu, 26 September 2010 02:30 WIB).

Indikator yang digunakan untuk mengukur opini masyarakat Surabaya terhadap berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos :

a. Liga Primer Indonesia(LPI) disebut sebagai liga pengacau oleh PSSI

b. Struktur saham bagi setiap klub yang mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia(LPI)

c. Sumber dana yang dibagikan pada setiap klub yang mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia(LPI)


(53)

46

d. Pembagian kompensasi sponsor utama bagi setiap klub yang mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia(LPI)

e. Pembagian hak siar TV bagi klub yang bertanding

f. PSSI melarang pemain yang mengikuti Liga Primer Indonesia(LPI) untuk bermain di TIMNAS Indonesia

g. Wasit yang memimpin pertandingan kompetisi Liga Primer Indonesia(LPI)

h. PSSI mencabut dan melaporkan ke Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan HAM tentang izin tinggal pelatih dan pemain asing Liga Primer Indonesia(LPI)

i. Sikap PSSI yang mengganggu dan ingin menjatuhkan Liga Primer Indonesia(LPI)

j. Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) 3.1.5 Pengukuran Variabel

Untuk pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu obyek sikap. Obyek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh peneliti. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu obyek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden. Setiap pertanyaan atau pernyataan tersebut dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dan yang lainnya tergantung indikator penelitian.


(54)

Tidak setuju = 2 Setuju = 3 Sangat setuju = 4

Dalam beberapa riset skala likert dapat digunakan dengan meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu. Alasannya karena kategori ragu-ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan belum bisa memberikan jawaban, netral dan ragu-ragu. Disediakannya jawaban ditengah-tengah juga mengakibatkan responden akan cenderung memilih jawaban ditengah-tengah terutama bagi responden yang ragu-ragu akan memilih jawaban yang mana. Yang terakhir, disediakannya jawaban ditengah-tengah akan menghilangkan banyak data dalam penelitian, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang. Jawaban ragu-ragu ini mencakup juga cukup sering, cukup puas, agak, sedang, dan lainnya (Rachmat, 2006 : 134).

Pengukuran opini masyarakat Surabaya tentang adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos dapat ditunjukkan melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner asumsi pemberian tiga macam jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan yang diajukan adalah :

Variabel Opini di penelitian ini nantinya jawaban akan diberi skor pada semua pertanyaan dengan menggunakan skala interval (negatif,netral,positif). Penentuan interval dilakukan dengan menggunakan Range, Range masing-masing kategori ditentukan dengan :


(55)

48

Range(R) =

diinginkan yang

Jenjang

rendah jawaban te skor

tertinggi jawaban

Skor 

= interval Keterangan :

Range (R) : Batasan tiap tingkatan

Skor tertinggi : perkalian antara nilai tertinngi dan jumlah item pertanyaan Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dan jumlah item pertanyaan Range (R) : (10 x 4 ) – (10 x 1)= (40) – (10) = 30 = 10

3 3 3

Negatif : 10 - 19

1. Apabila responden yang telah membaca, melihat dan mendengar berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos kurang setuju dan menolak terhadap berita tersebut.

Netral : 20 - 29

2. Masyarakat Surabaya ragu terhadap pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos dikarenakan kurang mengetahui pemberitaan tersebut, menganggap tidak penting dan tidak berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Hal ini bisa disebut dengan opini netral.

Positif : 30-40

3. Masyarakat Surabaya yang telah mengetahui berita tersebut memberikan dukungan dan pernyataan setuju terhadap berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos. Hal ini dapat disebut sebagai opini positif.


(56)

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002; 108). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto, 2002; 108). Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki masyarakat Surabaya (yang memiliki kartu identitas di Surabaya), untuk lebih jelasnya peneliti memilih usia 17-55 tahun keatas sebagai batasan dari usia penelitian ini.

Penempatan usia ini didasarkan pada jenis kelamin dan tingkat pendidikan karena sangat memperngaruhi pola berpikir dan cara penilaian terhadap suatu fenomena atau kejadian yang ada di sekeliling mereka. Penduduk laki-laki di Surabaya yang berusia 17 hingga 55 tahun 1.876.044 jiwa (Badan Pusat Statistik) yang tersebar di surabaya

3.2.2 Sampel dan Teknik penarikan sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2002; 109). Sample dalam penelitian ini adalah laki-laki berusia 17-55 tahun, yang tinggal di Surabaya dan yang pernah membaca pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos.

Tekhnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling (sampel random sederhana atau sampel


(57)

50

acak), yaitu : laki-laki yang berusia 17-55 tahun dan yang membaca pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos. Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dari laki-laki yang tinggal di Surabaya, karena Surabaya merupakan tolak ukur kemajuan olahraga di Indonesia, dan klub sepak bola Surabaya yaitu: Persebaya merupakan salah satu klub yang mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia(LPI).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin menanyakan bagaimana opini laki-laki berusia 17-55 tahun yang pernah membaca pemberitaan adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos. Penentuan sampel ini juga didasarkan karena laki-laki sebagian besar membaca pemberitaan olahraga sepak bola daripada wanita. Pengamat budaya Veven Sp. Wardhana menegaskan, berita atau informasi itu tidak mengenal gender. Entah siapa yang membentuk kesan bahwa topik berita tertentu milik pria dan topik berita tertentu milik wanita. Yang jelas, faktor suka atau tidak suka berperan besar. Dari survei femina terhadap 100 wanita usia 25-40, terungkap topik-topik berita apa saja yang disukai dan tidak disukai wanita. Hasilnya, berita hiburan (seperti selebritas, musik, film) menjadi juara pertama dengan perolehan angka 63%. Mereka mengaku, mengikuti berita memang untuk mencari hiburan. Sedangkan 39% responden menggemari berita tentang kesehatan, karena bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Sisanya, 36% menyukai berita yang berkaitan dengan human interest (misalnya, kemiskinan dan gizi buruk pada anak) dan 16% mengikuti berita tentang bencana, untuk meningkatkan awareness.


(58)

olahraga. Sebanyak 58% tidak mengikuti berita olahraga karena dianggap tidak ada kaitannya langsung dengan kehidupan mereka. Sementara berita ekonomi dan politik mendapat porsi yang sama, yaitu 39%, sebagai berita yang terlalu rumit untuk diikuti dan hanya bikin pusing kepala. Dan 16% tidak menyukai berita kriminalitas, karena tidak menarik. Veven menanggapi, dari riset tentang minat baca yang pernah dilakukannya beberapa tahun lalu, wanita memang menyukai berita yang cenderung ringan dan mengandung hiburan. Menurutnya, itu lebih pada kebiasaan, bukan masalah otak kiri dan otak kanan.

Menurut psikolog Adriana Ginanjar, sudah ’dari sononya’ bahwa minat pria dan wanita soal berita itu berbeda. Ia mencontohkan, ”Coba saja sebut nama SBY, komentar antara pria dan wanita pasti berbeda. Ibu-ibu biasanya langsung bilang dia ganteng, gagah, bijaksana, dan hal-hal yang berhubungan dengan pribadinya, sementara pria lebih membicarakan soal kinerjanya di pemerintahan.” Secara alamiah, Adriana mengamati bahwa wanita memang menyukai hal yang menyangkut keindahan, kecantikan, dan yang bersifat afektif. Karena itu, mereka menyukai berita yang mengungkap tentang sisi-sisi kemanusiaan, tentang pribadi-pribadi orang terkenal. Karena koran lebih banyak berisi data dan fakta (yang kesannya maskulin sekali), Adriana tak merasa heran wanita enggan membacanya.


(59)

52

Perhitungan sampel yang digunakan menggunakan rumus Yamane (Rakhmat,2001:82) yaitu :

1 Nd

N

n 2

 

Keterangan :

N = Jumlah populasi penduduk laki-laki berusia 17-55 tahun di Surabaya

n = Jumlah sampel yang diperlukan d = Tingkat kesalahan (presisi)

Dengan menggunakan rumus yang telah dipaparkan sebelumnya, maka jumlah sampel dari keseluruhan populasi pada penelitian ini :

n = 1 Nd

N 2

n = 1.876.044

1.876.044 (0,1²) + 1 = 1.876.044

18761,44 = 99

Jumlah sampel sebesar 99 responden, maka dibulatkan menjadi 100

responden.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari


(60)

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Bahan-bahan pustaka tersebut didapat dari buku-buku, literatur, atau informasi tertulis lainnya. Kemudian data yang berupa jawaban-jawaban dari responden tersebut dikumpulkan, dimasukkan kedalam tabulasi data dan di analisis, sehingga didapat suatu kesimpulan yang nantinya menjadi hasil dari penelitian ini.

3.2.4 Metode Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, kemudian dimasukkan kedalam tabulasi data yang selanjutnya dimasukkan kedalam tabel frekuensi. Berdasarkan tabel frekuensi tersebut, data kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan analisis. Dalam mengkode, menganalisis dan menginterpretasikan data yaitu memberi uraian-uraian yang jelas dari kuisioner dengan menghubungkan hasil temuan yang ada di lapangan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

P = X100% N

F

Keterangan :

P = Prosentase responden F = Frekuensi responden N = Jumlah populasi


(61)

54

Dengan rumus tersebut, maka akan diperoleh prosentase yang digunakan dengan kategori tertentu, hasil perhitungan selanjutnya akan disajikan dalam tabel agar mudah dibaca dan diinterpretasikan.


(62)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Surat Kabar JawaPos

Surat kabar Jawa Pos pertama kali diterbitkan pada 1 Juli 1949 oleh suatu perusahaan yang bernama PT. Java Pos Concern Ltd yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169. perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka yang bernama The Cung Sen alias SoesenoTedjo pada tanggal 1 Juli 1949. Soeseno Tedjo merupakan perintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada awalnya Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Pada mulanya dia yang bertugas menghubungi surat kabar, ternyata menguntungkan, maim is pun kemudian mendirikan perusahaan surat kabar dengan nama lain Java Pos pada tanggal 1 Juli 1949. Harian Jawa Pos saat itu dikenal sebagai harian Melayu Tionghoa, perusahaan penerbitannya waktu itu adalah PT. Java Pos Concern Ltd. Yang bertempat di jalan Kembang Jepun. Pemimpin redaksi pertamanya adalah Goh Tjing Hok. Selanjutnya 1951 pemimpin redaksi adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang yang tak pernah goyah.

Pada saat The Cung Sen dikenal sebagai raja koran karena memiliki surat kabar yang diterbitkan dalam 3 bahasa yang berbeda. Surat kabar yang berbahasa Indonesia bernama Java Post, sedangkan De Vrije Pers adalah surat kabar yang terbit dengan menggunakan bahasa Belanda.


(63)

56

Surat kabar De Vrije Pers yang berbahasa Belanda tersebut awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatscahppij De Vrije Pers yang berlokasi di jalan Kaliasin 52 Surabaya, tetapi selanjutnya dibeli oleh PT Java Post Concern Ltd, pada bulan April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama, Java Pos mulai dicetak di percetakan Agil di jalan K.H. Mansyur Surabaya.

Pada tahun 1962 harian De Vrije Pers dilarang terbit oleh pemerintah Republik Indonesia sehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dan tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian yang berbahasa Inggris dengan nama Indonesia Daily News. Meskipun akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena minimnya pemasangan iklan pada tahun 1981. Sedangkan munculnya kemelut yang disebabkan oleh G 30 S/PKI ternyata tidak saja menimpa Harlan Kompas tetapi juga menimpa Harlan Chuo Shin Wan, sehingga pada tahun kejadian itu tetap terbit meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan karena oplahnya yang sangat kecil yakni hanya 10.000 eksemplar.

Pada awal terbitnya Java Pos memiliki ciri utama terbit pagi hari dengan menampilkan berita - berita umum. Terbitan Java Pos dicetak dipercetakan Agil di jalan K.H. Mansyur Surabaya dengan oplah 1000 eksemplar. Pada 1 April 1954 Java Post dicetak dipercetakan De Vrije Pers jalan Kaliasin 52 Surabaya. Dari tahun ke tahun oplah Java Post mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 1954-1957 oplah sebesar 4000 eksemplar pada tahun 1958-1964 oplah sebesar 10.000 eksemplar.

Pada tahun 1958 Java Post berganti ejaan menjadi Djawa Post ejaannya lebih disempurnakan dengan nama Jawa Pos. Pada saat itu perkembangan Jawa Pos semakin membaik dengan oplah pada tahun 1971-1981 menjadi 10.000


(64)

eksemplar. Pendistribusiannya di Surabaya hanya 2000 eksemplar, sedangkan lainnya di beberapa kota di Jawa Timur seperti di Malang yang beredar hanya 350 eksemplar. Penurunan jumlah oplah ini dikarenakan system manajemen yang diterapkan semakin kacau. Ketiga anak The Cung Sen yang diharapkan dapat melanjutkan usaha penerbitan ini tidak satupun yang tinggal di Indonesia. Terlebih lagi teknologi cetak juga kian sulit diikuti kemajuannya. Rendah oplah yang diperoleh penerbitan yang berakibat pada kecilnya pendapatan menyebabkan The Cung Sen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjual mayoritas salt= perusahaan kepada PT. Grafiti Pers (yang menerbitkan Tempo) pada tanggal 1 April 1982. Pak The (begitu panggilan untuk The Cung Sen) menyatakan tidak mungkin lagi mengembangkan Jawa Pos, tetapi Pak The tidak ingin surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah mengapa sebabnya Jawa Pos diserahkan kepada pengelola baru. Pak The sendiri memilih Tempo dengan pertimbangan khusus. "Tempo kan belum punya surat kabar, tentu saja surat kabar says ini akan di nomorduakan", begitu kata Pak The saat itu. Dengan pertimbangan itu Pak The ingin perkembangan Jawa Pos tidak terhambat. Pak The sendiri dalam usianya yang sudah 89 tahun akhirnya memang berangkat ke Inggris bersama istrinya Megah Endah yang berusia 71 tahun.

Melihat keadaan yang terjadi pada PT Java Post Concern Ltd tersebut, maka direktur utama PT. Graffiti Pers Bapak Eric Samola Sh. Menugaskan Bapak Dahlan Iskan yang saat itu menjabat sebagai pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Sebelum Pak The berangkat ke Inggris beliau berpesan agar Jawa Pos


(65)

58

bias dikembangkan sebagaimana masa mudanya. Maim sesuai pada suatu malam sebelum keberangkatannya ke Inggris sebuah pesta kecil diadakan di nunahnya Jalan Pregolan. Disitulah diadakan kebulatan tekad "kami bertekad merebut kembali sejarah yang pemah dibuat Pak The". Begitu kata-kata akhir sambutan Dahlan Iskan yang saat itu ditunjuk memimpin Jawa Pos. kata-kata itu akhimya dibuktikan oleh Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama atau CEO. Hanya dalam waktu 2 tahun oplah Jawa Pos sudah 250.000. Padahal ketika alih manajemen ini dilakukan untuk meraih oplah 100.000 rasanya mimpi. Sejak saat itulah perkembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Berkat adanya perbaikan tersebut maka pada tahun 1999 oplahnya mencapai 320.000 eksemplar.

Pada tanggal 29 Mei 1985 berdasarkan akta Notaris Liem Sin Hwa, SH, no 8 pasal 4 menyatakan bahwa PT. Java Post Concern Ltd diganti dengan PT. Jawa Pos. Perubahan lain yang dilakukan oleh manajemen PT Jawa Pos adalah dalam hal permodalan. Pada awalnya Jawa Pos dimiliki secara tunggal, namun sehubungan dengan Surat Ijin Usaha Percetakan dan Penerbitan (SIUUP), khususnya tentang permodalan saham, 20 % dari saham perusahaan tersebut harus dimiliki oleh para karyawan dan wartawan untuk menciptakan rasa ikut memiliki.

Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan Jawa Pos tidak merubah secara esensial isi pemberitaatuiya. Surat kabar Jawa Pos tetap berkembang sebagai surat kabar yang menyajikan berita-berita umum ini meliputi peristiwa penting nasional yang merupakan peristiwa ekonomi,


(1)

Keterangan :

Range (R) : Batasan tiap tingkatan

Skor tertinggi : perkalian antara nilai tertinngi dan jumlah item pertanyaan Skor terendah : perkalian antara nilai terendah dan jumlah item pertanyaan Range (R) : (10 x 4 ) – (10 x 1) = (40) – ( 10) = 30 = 10

3 3 3

Batasan skor untuk mengetahui arah opini masyarakat Surabaya terhadap berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos adalah:

 Jumlah skor 10-19 termasuk rendah (opini negatif)

 Jumlah skor 20-29 termasuk sedang (opini netral)

 Jumlah skor 30-40 termasuk tinggi (opini positif)

Maka perolehan data terhadap opini masyarakat Surabaya terhadap berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos di tunjukkan tabel sebagai berikut :

Tabel 14

Hasil Keseluruhan Jawaban

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Positif 52 52%

2 Netral 41 41%

3 Negatif 7 7%

Total 100 100%

Sumber : Lampiran 2

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

82

Dari tabel di atas diketahui bahwa responden memiliki opini pada jawaban positif sebanyak 52 responden atau sebesar 52%, responden menyatakan setuju atau mendukung adanya Liga Primer Indonesia(LPI) karena mereka menilai Liga Primer Indonesia(LPI) merupakan liga pembaharuan di Indonesia yang dibentuk sebagai bentuk kekecewaan atas kinerja PSSI selama ini, dan LPI dibentuk untuk menjadikan klub sepak bola Indonesia menjadi professional tanpa mengandalkan dana APBD dengan memberikan konsorsium setiap klub Rp. 20 miliar sebagai gantinya. Kemudian yang beropini ke jawaban netral yakni sebanyak 41 responden atau sebesar 41%, hal tersebut dapat dikarenakan bahwa mereka tidak terlalu memikirkan dengan berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI). Dan 7 responden atau sebesar 7% yang beropini ke jawaban negatif, hal ini dikarenakan responden menilai Liga Primer Indonesia(LPI) merupakan liga ilegal yang digelar tanpa mendapat rekomendasi dari PSSI sebagai asosiasi sepak bola tertinggi di Indonesia.


(3)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos ini, masyarakat Surabaya banyak yang memberikan opini positif terhadap berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI), dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa responden(masyarakat Surabaya) mendukung atau setuju dengan berita adanya Liga Primer Indonesia(LPI) di media JawaPos, hal ini karena responden(masyarakat Surabaya) menilai adanya Liga Primer Indonesia(LPI) ini akan membawa dampak positif bagi setiap klub yang mengikuti kompetisi tersebut, karena setiap klub diberikan konsorsium sebesar Rp. 20 miliar sehingga klub peserta Liga Primer Indonesia tidak lagi bergantung pada dana APBD. Dengan cara seperti itu, klub-klub tersebut diharapkan bisa mandiri dan profesional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

84

5.2. Saran

Adanya Liga Primer Indonesia(LPI) yang merupakan liga atau kompetisi baru di Indonesia hendaknya dapat menyelesaikan permasalahannya dan bekerja sama dengan PSSI yang menjadi asosiasi pembinaan sepak bola di Indonesia yang diakui FIFA, agar keberadaan Liga Primer Indonesia(LPI) dapat diakui legalitasnya oleh FIFA. Sehingga tidak perlu lagi ada pro dan kontra dikalangan masyarakat luas, karena masyarakat mengharapkan adanya liga pembaharuan di Indonesia yang diakui legalitasnya oleh FIFA agar sepak bola Indonesia lebih maju.

Selain itu surat kabar harus lebih aktif atau banyak memberikan berita mengenai olahraga di Indonesia, agar masyarakat mengetahui perkembangan olahraga di Indonesia. Tentu saja berita yang disampaikan media massa harus faktual dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga tidak menimbulkan kebohongan publik.


(5)

   

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial, Surabaya Airlangga University Press, 2001

Djuroto, Totok, 2002 Menulis Artikel dan Karya ilmiah, Bandung : PT Reemaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana, 2003 Ilmu, Teori, Filsafat Komunikasi , Bndung : PT Citra Adiya Abadi

Kriyantono, rachmat, Riset Komunikasi, Jakarta : penerbit prenada media group, 2008

Kusumaningrat, Hikmat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung : Remaja Rosdakara, 2006

McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Erlangga, 1994

Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2005

Suyanto, Bagong, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

86 

   

Non buku :  

(http://www.tempointeraktif.com/hg/sepakbola/2010/09/17/brk,20100917-278813,id.html, Dikutip Jum'at, 17 September 2010 | 19:50 WIB)

(http://www.antaranews.com/print/1285443000/nurdin-halid-liga-premier-indonesia-pengacau, dikutip Minggu, 26 September 2010 02:30 WIB)

(http://www.detiksport.com/read/2011/01/11/153119/1544236/1052/bicara-peraturan-lpi-sindir-pssi-nurdin-halid, dikutip Selasa, 11/01/2011 15:31 WIB)

(http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2011/01/110106_indonesialea ue.shtml, dikutip 6 Januari 2011 - 13:52 GMT)

Koran Jawa Pos, Jumat 4 Februari 2011

Koran Jawa Pos, Rabu 16 Februari 2011

Koran Jawa Pos, Kamis 17 Februari 2011


Dokumen yang terkait

Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM di Televisi)

1 28 78

ANALISIS ISI KECENDERUNGAN PEMBERITAAN PRO KONTRA LIGA PRIMER INDONESIA (LPI) PADA KORAN JAWA POS EDISI 1 S/D 10 JANUARI 2011

0 4 39

ANALISIS BERITA LIGA PRIMER INDONESIA (LPI) DAN PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Period

0 0 17

PENDAHULUAN Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode Januari - Maret 2011).

0 0 44

DAFTAR PUSTAKA Analisis Berita Liga Primer Indonesia (LPI) dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) (Analisis Framing LPI dan PSSI dalam Surat Kabar Jawa Pos Periode Januari - Maret 2011).

0 0 4

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG KEPOLISIAN PASCA PEMBERITAAN TENTANG BRIPTU NORMAN KAMARO DI TELEVISI.

1 3 104

Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos (Studi Deskriptif tentang Opini Masyarakat Pasca Pemberitaan Berlakunya Perda Antirokok Di Surabaya Pada Harian Jawa Pos).

0 0 80

Liga lpi di musik jawapos

0 0 1

Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM di Televisi)

0 0 8

OPINI MASYARAKAT TENTANG PEMBERITAAN LIGA PRIMER INDONESIA(LPI) DI MEDIA JAWAPOS (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Liga Primer Indonesia(LPI) di Media JawaPos)

0 0 24