BAB II PROYEK SEGAR II.1. Tinjauan Umum - Perancangan Pusat Konservasi Satwa dan Tanaman Mangrove “Ono Niha Zoological Park”, Kawasan Ekonomi Khusus, Idea Land, Teluk Dalam, Nias Selatan

BAB II PROYEK SEGAR II.1. Tinjauan Umum II.1.1 Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Pengertian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan-

  kawasan yang memiliki keunggulan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, import serta kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi dan

  

value added yang tinggi. Departemen perindustrian (2007: xxvii), Kawasan

  Ekonomi Khusus (KEK) didefinisikan sebagai pembangunan sarana baru yang diperuntukkan untuk industri tertentu (sesuai dengan keunggulan daerah) yang mampu menyediakan infrastruktur untuk membantu pengembangan dan operasional industri termasuk perumahan bagi para pekerjanya dengan segala fasilitas pendukungnya (sekolah, universitas, akademi, rumah sakit, tempat beribadah, termasuk sarana / tempat komersialyang mendorong tumbuhnya industri baru (convention centre, exhibition center, tempat pameran dll). Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja.

  Pembentukan KEK, didasari pada konsep cluster, atau zoning. Zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannya sesuai dengan peruntukannya. Menurut UU 39/2009, pasal 3, bahwa aspek zoning dalam KEK dapat diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) zona, yaitu:

  10 a.

  Pengolahan ekspor; b. Logistik; c. Industri; d. Pengembangan teknologi; e. Pariwisata f. Energi; dan atau g.

  Ekonomi lain.

  Secara umum, tujuan dari pengembangan KEK adalah : 1. Peningkatan investasi 2. Penyerapan tenaga kerja 3. Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan eksport 4. Meningkatkan keunggulan kompetitif produk eksport 5. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya lokal, pelayanan dan modal bagi peningkatan eksport

6. Mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi

  Untuk kasus proyek yang berada di daerah Teluk Dalam Kab.Nias Selatan ini dikhususkan pada zona pariwisata, sehingga judul dari rancangan master plan proyek ini adalah Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Idea Land Teluk Dalam, Nias Selatan – Ono Niha Zoological Park. II.1.2. Zoological Park Zoological Park atau dikenal juga sebagai kebun binatang adalah sebuah fasilitas yang menyediakan habitat hewan terkurung dalam kandang, dipamerkan kepada publik, serta ditujukan sebagai pusat konservasi hewan.

  Zoological adalah studi hewan yang berasal dari istilah bahasa Yunani

  zoon (binatang) dan logo

  (studi). Singkatan “kebun binatang” pertama kali digunakan dari Zoological Gardens London, yang dibuka untuk studi ilmiah pada tahun 1828 dan dibuka untuk masyarakat pada tahun 1857.

  II.1.2.1 Sejarah Kebun binatang tertua di dunia yang masih ada hingga saat ini adalah

  

di Wina, Australia dibangun pada tahun 1752 oleh Adrian

  van Stekhoven.Awalnya ditujukan untuk kesenangan bagi keluarga kekaisaran dan pengadilan, lalu kemudian dibuka untuk umum pada tahun 1765.

  Sebuah daya tarik yang berkembang terhadap sejarah alam dan zoologi, ditambah dengan ekspansi yang luar biasa dalam urbanisasi dari London, menyebabkan permintaan tinggi terhadap penyediaan tempat hiburan umum.Kemudian pada tahun 1826 didirikan sebuah kebun binatang di London untuk anggota Perhimpunan Zoologi London (The Zoological Society of London) oleh Stamford Raffles.Awalnya ditujukan sebagai koleksi untuk studi ilmiah, kemudian akhirnya dibuka untuk umum pada tahun 1847. Kebun biantang tertua di Indonesia adalah Taman Margasatwa Ragunan Jakarta pada tahun 1864 di Cikini sebagai Planten-en Dierentuin Batavia (Kebun Raya dan Botani Batavia) yang dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia.

  II.1.2.2 Jenis-jenis Zoological Park Zoological Park atau kebun binatang dibagi lagi dalam beberapa jenis berdasarkan fungsi dan luasannya. Adapun jeni-jenis zoological park adalah sebagai berikut :

  1. Taman Safari Taman safari atau dikenal sebagai taman satwa liar, adalah tempat pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) taksa pada areal terbuka dengan luasan sekurang-kurangnya 50 hektar. Pengunjung dapat mengamati hewan bebas berkeliaran dengan mengemudi kendaraan pribadi atau dengan menggunakan kendaraan yang disediakan oleh fasilitas kebun binatang. Sebuah taman safari lebih besar dari kebun binatang.

  2. Aquaria Akuarium adalah wadah atau sebuah taman air yang diperuntukkan untuk memamerkan hewan yang habitatnya didalam air.

  3. Kebun binatang pinggir jalan (Roadside Zoo) Kebun binatang Roadside banyak ditemukan di seluruh lokasi terpencil Amerika Utara.Ukurannya kecil, tidak diatur, sering diamksudkan untuk menarik pengunjung ke beberapa fasilitas lainnya.Kebun binatang jenis ini mendapat gugatan dari Animal Legal Defense Fund sebagai bentuk pelanggaran terhadap kesejahteraan hewan.

  4. Kebun binatang Petting (Petting Zoo) Adalah sebuah kebun binatang dengan fitur kombinasi hewan peliharaan dan beberapa spesies liar yang cukup jinak.Kebanyakan kebun binatang petting dirancang dengan kondisi suasana yang relatif tenang dan aman berinteraksi dengan pengunjung.

  5. Taman Zoologi (Animal Theme Park) Taman Zoologi adalah kombinasi dari taman dan kebun binatang yang ditujukan sebagai area rekreasi dan komersil. Kebanyakan taman satwa ini menggabungkan elemen taman klasik bertema hiburan dengan unsur-unsur kebun binatang yang hidup di dalam kandang kemudian dipamerkan untuk umum.

  II.1.2.3 Peraturan Kriteria kebun binatang sebagaimana yang telah muat dalam Peraturan

  Menteri Kehutanan Republik Indonesia No : P.31/Menhut-II/2012 Tentang Lembaga Konservasi Pasal 4 adalah sebagai berikut : a. memiliki satwa yang dikoleksi sekurang-kurangnya 3 (tiga) kelas taksa baik satwa yang dilindungi, satwa yang tidak dilindungi atau satwa asing; b. memiliki luas areal sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hektar; c. memiliki sarana pemeliharaan dan perawatan satwa, sekurang-kurangnya terdiri atas:

  1) kandang pemeliharaan; 2) kandang perawatan;

  3) kandang pengembangbiakan; 4) kandang sapih; 5) kandang peragaan; 6) areal bermain satwa; 7) gudang pakan dan dapur; 8) naungan untuk satwa; dan 9) prasarana pendukung pengelolaan satwa yang lain; d. memiliki fasilitas kesehatan, sekurang-kurangnya terdiri atas:

  1) karantina satwa; 2) klinik; 3) laboratorium; dan 4) koleksi obat.

  e. memiliki fasilitas pelayanan pengunjung, sekurang-kurangnya terdiri atas:

  1) pusat informasi; 2) toilet; 3) tempat sampah; 4) petunjuk arah; 5) peta dan informasi satwa; 6) parkir; 7) kantin/restoran; 8) toko cindera mata; 9) shelter; 10) loket; dan

  11) pelayanan umum; f. memiliki tenaga kerja permanen sesuai bidang keahliannya, sekurang- kurangnya terdiri atas

  1) dokter hewan; 2) kurator; 3) tenaga paramedis; 4) penjaga/perawat satwa (animal keeper); 5) tenaga keamanan; 6) pencatat silsilah (studbook keeper); 7) tenaga administrasi; dan 8) tenaga pendidikan konservasi; g. memiliki fasilitas kantor pengelola; dan h. memiliki fasilitas pengelolaan limbah.

  II.1.3 Hotel dan cottage Hotel adalah suatu perusahaan usaha komersial yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus.

  II.1.3.1 Klasifikasi Hotel Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.

  PM.10/PW.301/Pdb

  • – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :

   Jumlah kamar yang tersedia  Fasilitas yang tersedia  Peralatan yang digunakan  Mutu Pelayanan (yang dimiliki)

  Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :  Hotel Bintang 1 (*)  Hotel Bintang 2 (**)  Hotel Bintang 3 (***)  Hotel Bintang 4 (****)  Hotel Bintang 5 (*****)

  Pengelompokkan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :  Hotel kecil (small hotel) adalah hotel dengan jumlah kamar kurang dari 26 kamar tamu  Hotel rata-rata kecil sedang (small average size hotel) adalah hotel dengan jumlah kamar 26

  • – 99 kamar tamu

   Hotel rata-rata sedang menengah (medium average size hotel) yakni hotel dengan jumlah kamar 100

  • – 299 kamar tamu

   Hotel besar (large hotel) yakni hotel dengan jumlah kamar 300 -3000 kamar tamu II.1.3.2. Cottage.

  Sejenis akomodasi yang berlokasi di sekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunan-bangunan terpisah, disewakan untuk keluarga, serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi.

  II.1.3.3. Karakteristik Hotel Cottage Adapun karakteristik hotel cottage adalah sebagai berikut : a. Lokasi : umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya yang jauh dari kesemerawutan serta polusi lingkungan perkotaan.

  b.

  Fasilitas : motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersediaannya fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meiputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.

  c.

  Arsitektur dan Suasana : wisatawan yang berkunjung cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. d.

  Segmen pasar : sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki pemandangan indah.

II.2. Deskripsi Proyek

  Judul dari proyek ini adalah “Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Idea Land, Teluk Dalam, Nias Selatan

  • – Ono Niha Zoological Park” yang merupakan perancangan sebuah area rekreasi kombinasi dari taman dan kebun binatang yang ditujukan sebagai area rekreasi dan komersil bagi wisatawan mancanegara maupun domestik serta penduduk lokal.

  Deskripsi singkat tentang proyek Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

  Ono Niha Zoological Park adalah sebagai berikut :

   Fungsi : Area rekreasi terbuka untuk umum, area komersil, serta konservasi dan penelitian suaka margasatwa  Status Proyek : Usulan fiktif  Lokasi : Kota Teluk Dalam, Kab. Nias Selatan, Pulau Nias  Luas Lahan : ± 25 Ha  Pemilik : Pemda Kabupaten Nias Selatan  Karakteristik site

  : Site merupakan sebuah lahan kosong berupa daratan yang masih dipenuhi dengan vegetasi serta memiliki daerah pesisir pantai, muara besar yang langsung menuju ke laut lepas Samudera Hindia. Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia

  II.2.1 Data Kawasan  Provinsi : Sumatera Utara  Kabupaten/Kota

  : Nias Selatan  Nama Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Nias Selatan  Dasar Hukum : Keputusan Bupati Nomor : 523/371/K/2008 tgl 5 Desember 2008  Tipe Kawasan : Kawasan Konservasi Perairan Daerah  Luas Kawasan : 56.000 Ha  Kondisi Umum : Kabupaten Nias Selatan mempunyai Luas wilayah

  1.825,2 Km

  2

  berada di barat Pulau Sumatera jaraknya ± 92 mil laut dari Kota Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah.

   Letak Geografis : 0

  o

  o

  Lintang Utara dan 90

  o

  58

  o

  48 Bujur Timur.

  • 15
  • – 97
    • Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Hibala -
    • Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah  Aksesibilitas KKLD Kab. Nias Selatan dapat diakses melalui jalur dari ibu Kota Jakarta menggunakan pesawat udara menuju Medan dan dilanjutkan dengan pesawat berjenis Foker 50 menuju Bandar udara Binaka di Gunung Sitoli

   Batas Wilayah - Sebelah Utara

  : berbatasan dengan Kecamatan Teluk Dalam

  (Ibukota Kabupaten Nias) dan dilanjutkan dengan jalur darat menggunakan travel dengan waktu tempuh ±2,5 jam  Iklim Curah hujan di Kabupaten Nias Selatan cukup tinggi dikarenakan daerahnya yang terletak di daerah Khatulistiwa sehingga kondisi alamnya sangat lembab dan basah. Rata-rata pertahunnya mencapai 3401,9 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 20 hari perbulan. Suhu udara berkisar

  o o

  antara 22 C dengan kelembaban sekitar 86

  • – 31 – 92 % dan kecepatan angin antara 5
  • – 16 knot/jam.Musim badai laut biasanya terjadi antara bulan September sampai November.

   Kondisi Perairan Terbuka dan memiliki gelombang besar serta pantai yang pada umumnya berpasir putih.Sedangkan di bagian Timur Pulau Tello merupakan Selat antara Pulau Lawindra dan Pulau Balogia.Rataan terumbu bagian atas umumnya landai dan mendatar antara 50 – 150 m dari pantai.

   Pendekatan Konservasi Pendekatan konservasi dalam dalam menetapkan KKPD Kab.Nias Selatan didasarkan pada kondisi ekologi perairan seperti mangrove, terumbu karang, estuaria dan ikan-ikan karang.

   Pariwisata Wisata yang terkenal dati Nias Selatan adalah wisata pantai, wisata bahari, dan wisata budaya.Pada tahun 2005, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Nias Selatan menurun, ini deisebabkan adanya bencana alam gempa bumi dan tsunami. Kemudian pada tahun 2007 jumlah wisatawan meningkat 1,6%, dan 28,7% diantaranya adalah wisatawan mancanegara.

II.3. Tinjauan Lokasi

  II.3.1. Lokasi site

Gambar 2.1 : Peta lokasi Pulau NiasGambar 2.2 : Peta lokasi site, Teluk Dalam, Kab. Nias Selatan

II.4. Tinjauan Kondisi Eksisting

  1. Kondisi aksesibiltas Pada jalan sirkulasi menuju kota Teluk Dalam melalui darat, hanya terdapat satu jalur jalan raya. Saat ini kota Teluk dalam sedang dalam tahap pengembangan dan pembuatan jalur darat berupa jalan raya guna memudahkan akses wisatawan menuju kota Teluk Dalam.

Gambar 2.3 : Kondisi aksesbilitas daerah Teluk Dalam sedang dalam tahap pengerjaan

  2. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan dalam kawasan Teluk dalam saat ini dalam tahap pembersihan.Adapun yang terdapat di dalamnya adalah beberapa permukiman penduduk, panggung/pentas rakyat, pengerjaan pembuatan bundaran air mancur, pembangunan Istana Rakyat, kanal-kanal, dan selebihnya masih berupa vegetasi.

  (a) (b) (a) (b)

  (c) (d) (e)

  (f)

Gambar 2.4 : (a) permukiman penduduk; (b) pengerjaan pembuatan bundaran air mancur; (c) pembangunan Istana Rakyat, (d) kanal; (e) tanaman mangrove; (f)

  II.5. Data Wisatawan pembersihan lahan

II.5. Data Wisatawan

Gambar 2.5 Grafik Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Kabupaten Nias Selatan Periode 2003 – 2006

  

Sumber : http://sumut.bps.go.id/nisel/?q=content/perkembangan -jumlah-wisatawan-yang-

berkunjung-ke-kabupaten-nias-selatan, 22 Juli 2009

  Dilihat dari gambar diagram diatas, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan mengalami peningkatan pada tahun 2004.

  Namun pada tahun 2005 mengalami penurunan yang cukup tajam dan mengalami peningkatan yang kurang berarti untuk tahun berikutnya (2006). Demikian juga dengan jumlah wisatawan asing pada tahun 2003 sampai pada tahun 2006 mengalami peningkatan yang kurang berarti pula.

  Sebagai pembanding atas kunjungan wisata yang masuk wilayah Sumatera Utara, yaitu bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara melalui pintu masuk Bandara Polonia Medan pada tahun sebelumnya (2005) sebanyak 106.083 orang. Wisatawan yang datang langsung ke Sumatera Utara sebagian besar berasal dari negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura. Wisatawan yang berasal dari Malaysia mencapai 68.327 orang atau 62,34 persen dari total seluruh wisatawan asing yang berkunjung ke Sumut. Wisatawan Singapura mencapai 7.126 orang atau 6,5 persen. Selebihnya turis asing tersebut datang dari Belanda (5.759 orang), Amerika Serikat (3.426 orang), Taiwan (2.516 orang), Australia (2.310 orang), Jerman (2.097 orang) dan Inggris (2.019 orang).

  

data BPS Sumatera Utara 2009, 27 Juni 2009).

  Dalam rentang waktu 2003-2007 sejak Kabupaten Nias Selatan belum menjadi satu kabupaten daerah administratif perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Nias dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2.1 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Nias

  

Periode 2003-2007

  Wisatawan Tingkat Tahun

  Jumlah Persentase

  Asing Domsetik

(1) (2) (3) (4) (5)

  2003 540 6278 6818

  14.26 2004 323 3132 3455

  7.23 2005 93 2033 2126

  4.45 2006 144 14186 14330

  29.97 2007 39 21044 21083

  44.10 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Jumlah wisatawan meningkat tajam dan peningkatan tersebut tampaknya berkorelasi dengan peningkatan jumlah hotel dan restoran (Tabel 1.2).

Tabel 2.2 Jumlah Hotel dan Restoran Tahun 2004-2007

  Hotel

Tahun Bintang Bukan Restoran Jumlah

Bintang

  2004

  1

  25

  25

  51 2005

  1

  27

  25

  53 2006

  1

  30

  26

  57 2007

  1

  31

  29

  61 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Setiap pembangunan, selayaknya dapat meningkatkan partisipasi dalam sektor ekonomi, memperluas lapangan kerja dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi angka pengangguran di Kabupaten Nias Selatan mengalami peningkatan, sejak tahun 2006 sampai tahun 2008. Sementara dalam rentang tahun yang sama pertumbuhan ekonomi terus menurun. Keadaan ini berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan wisata dan pertumbuhan pariwisata khususnya hotel dan restoran.Pengangguran dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias Selatan.

Tabel 2.3 Persentase Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi

  Kabupaten Nias Selatan 2006 – 2008 Persentase Tingkat Persentase Pengangguran Pertumbuhan Ekonomi

  Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2006 2007 2008 2006 2007 6,44% 6,71% 7,17% 6,14% 5,12%

  Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias

Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 di atas adalah data yang menunjukkan Kabupaten

  Nias Selatan secara khusus, sedangkan garfik 1.1 adalah grafik yang menjelaskan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut penduduk umur 15 tahun ke atas di Kabupaten Nias Selatan apabila dibandingkan dengan Kbupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 2.6 Grafik

  

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas menurut

Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2005-2006

Sumber : website resmi Sumatera Utara.

  Berdasarkan uraian di atas, menarik untuk diteliti lebih mendalam tentang Pengembangan Kawasan Wisata Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Kawasan Wisata Sorake di Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan).

II.6. Tinjauan Fungsi

  Pada sub bab ini akan dibahas mengenai fungsi-fungsi apa saja yang akan dimiliki di dalam area rekreasi Ono Niha Zoological Park. Fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah sebagai berikut .

  II. 6.1. Fungsi Zoo

  1. Fungsi Utama Fungsi utama dari perancangan ini adalah kombinasi dari taman dan kebun binatang yang dirincikan sebagai berikut :

   Sebagai area rekreasi dan komersil sebagai penunjang dalam bidang kepariwisataan  Sebagai sarana meingkatkan kepedulian masyarakat akan masalah keanekaragaman hayati fauna di dunia dan di Indonesia.

   Sebagai sarana konservasi dan pendidikan  Sebagai tempat objek penelitian aspek biologi /ekologi jenis-jenis satwa  Sebagai paru-paru kota Teluk Dalam, Kab. Nias Selatan karena memiliki banyak jenis tumbuhan hijau sebagai penghasil oksigen dan pencegah erosi.

   Sebagai sarana yang dapat membantu meningkatkan devisa negara dari segi kepariwisataan.

   Sebagai sarana penyedia habitat aneka satwa yang mampu mendukung kesejahteraan satwa

  2. Fungsi Objek Adapun fungsi objek atau fasilitas yang terdapat dalam kebun binatang adalah sebagai berikut :

   Sebagai wadah : objek ini diharapkan dapat menampung berbagai kegiatan (aktifitas) yang berlangsung pada objek yang menjadi tujuan perancangan dari objek itu sendiri.

   Sebagai estetika : dari objek ini ini diharapkan menjadi sebuah icon yang berorientasi pada nilai-nilai edukatif dan rekreatif dengan tema pokoknya adalah alam.

   Sebagai promosi : dimaksudkan sebagai daya tarik tersendiri dari daerah ini.

  II. 6.2. Fungsi Hotel Berdasarkan kegiatannya, terdapat tiga lingkup fungsi pada perancangan

  Hotel dan CottageOno Niha Zoological Park, yaitu:

  1. Fungsi publik Adalah area yang merupakan tempat para pengunjung dapat menikmati dan menghabiskan waktu dan melakukan keiatan publik, seperti :

   Hall

   Restaurant  Fitness Centre  Kolam Renang

  2. Fungsi privat Adalah kawasan penginapan para tamu yang menginap sebagai tempat istirahat dan melakukan kegiatan lainnya selama mereka berada di Hotel dan

  CottageOno Niha Zoological Park. Terdapat tiga jenis kamar dan dua jenis cottage di Hotel dan CottageOno Niha Zoological Park, yaitu:  Standard Room Kamar paling murah dan fasilitas kamar disesuaikan dngan studi literatur standart room.

   Deluxe Room Fasilitas terdiri dari kamar tidur, ruang makan dan pantry, ruang tamu dan kamar mandi.

   Standard Cottage Fasilitas terdiri dari kamar tidur, ruang tamu, dan kamar mandi.

   Family Cottage Fasilitas terdiri dari dua kamar tidur, ruang tamu, dan kamar mandi.

  3. Fungsi Service, meliputi :  Kitchen Room  House Keeping and Laundry Office  Service Building

  II.7. Tinjauan Fasilitas

  Dalam perancangan objek kebun binatang ini, terdapat beberapa fasilitas penunjang yang dikategorikan sebagai berikut : 1. : terdiri dari, ruang karantina hewan, ruang pakan

  Fasilitas Primer hewan, ruang pengelola, laboratorium, dan sarana utilitas.

  2. : fasilitas yang disediakan sebagai sarana Fasilitas Akomodasi pendukung.

  3. : fasilitas yang disediakan untuk menunjang sluruh Fasilitas Penunjang kegiatan yang berlangsung dilokasi seperti : toilet umum, rumah ibadah, guest service, gate, plaza, serta hotel cottage dikarenakan desain dan tapaknya yang menyatu

  II.8. Studi Banding Proyek Sejenis

1. Kebun Binatang Ragunan

  Kebun binatang ragunan terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia dengan luas 140 Ha, didirikan pada tahun 1864.

  Didalamnya terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen.

Gambar 2.7 : Suasana sirkulasi pengunjung di dalam Kebun Binatang RagunanGambar 2.8 : Master Plan Kebun Binatang Ragunan

  Kebun Binatang Ragunan terdapat koleksi satwa yang cukup menarik.Konsepnya adalah beberapa satwa dipamerkan di alam terbuka, sehingga pengunjung dapat menyaksikan perilaku satwa dalam habitatnya.Pengunjung juga dapat berinteraksi dengan hewan secara langsung.

Gambar 2.9 : Hewan di Kebun Binatang Ragunan dipamerkan di alam terbuka Kebun Binatang Ragunan juga menyediakan beberapa wahana permainan yang bisa dinikmati oleh semua khalangan umur baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dalam tarif yang relatif murah.

Gambar 2.10 : Wahana bermain di Kebun Binatang Ragunan

  Kebun Binatang Ragunan memiliki sebuah tempat konservasi hewan primata tersendiri dikenal sebagai Pusat Primata Schmutzer yang didirikan sebagai sarana pendidikan dan hiburan bagi pengunjungnya. Kehidupan primata di Schmutzer di rancang menyerupai kehidupan satwa di alam bebas atau disebut enklosur.

Gambar 2.11 : Pusat Primata Schmutzer Kebun Binatang Ragunan

2. Paris Zoological Park

  Paris Zoological Park adalah fasilitas dari National Museum of Nature History, terletak di Arondisemen ke-12 dari Paris, seluas 34 Ha dengan jumlah 180 spesies.

Gambar 2.12 : Master Plan Paris Zoological Park

  Konsep dari kebun binatang ini adalah kombinasi antara pengolahan lansekap dengan aneka satwa yang ada didalamnya.

Gambar 2.13 : Konsep lansekap Paris Zoological Park Paris Zoological Park terdiri dari lima biozones yakni : Patagonia, Sudan Sehel, Eropa, Guyana dan Madagaskar. Patagonia terletak di ujung paling selatan ari Amerika Serikat, dikenal dengan dataran yang luas, gletser dan hutan Andes.

  (a) (b)

Gambar 2.14 : (a) suasana Patagonia di Paris Zoological Park; (b) potongan tapak

  Patagonia Sudan Sahel, adalah biozone yang terbesar di Paris Zoological Park di dominasi oleh hewan Jerapah Afrika dan singa. Sudan sahel menawarkan lansekap dengan panorama ”big rock” dan pohon pinus dan sangat memberikan kejutan visual yang tersembunyi.

  (a) (b)

Gambar 2.15 : (a) suasana Sudan Sahel di Paris Zoological Park; (b) potongan tapak

  Sudan Sahel Biozone Eropa, konsepnya adalah mengelilingi lereng utara Great Rock untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keanekaragaman hayati ruang alami Eropa. Biozone Eropa diwakili dari beberapa lingkungan yakni : hutan konifer, semak belukar, rawa-rawa dan pegunungan dingin.

Gambar 2.16 : Potongan tapak biozone Eropa di Paris Zoological Park Guyana, adalah biozone yang berisikan vegetasi khas hutan tropis dengan konsep rumah kaca.

Gambar 2.17 : Suasana biozone Guyana di Paris Zoological Park

  Setelah meninggalkan rumah kaca, kemudian pengunjung akan memasuki biozone Madagaskar yang terdiri dari dua jenis lingkungan yakni : hutan tropis dan hutan kering. Kedua lansekapnya berbagi vertikalitas yang disorot oleh kandang burung, lonjakan bambu, batang pohon serta infrastruktur pendukung tanaman.

  (c) (a)

Gambar 2.18 :(a) hutan kering; (b)hutan tropis yang ada pada biozone Madagaskar 3.

   Shwe Inn Tha, Myanmar Inle Lake adalah tempat yang magis di Myanmar (dahulu Burma), di

  mana desa-desa dan biara bangkit dari air di tengah kebun mengambang, suku bukit mendiami garis pantai, dan satu-satunya cara untuk berkeliling adalah dengan longboat. Ini perahu kayu tradisional dengan tukang perahu menggunakan teknik mendayung unik untuk mengangkut barang dan penumpang, menangkap ikan dan pergi ke pasar.

Gambar 2.19 : Suasana eksterior pada shwe inn tha floating resort

  Shwe Inn Tha Floating Resort terletak di tempat terpencil di tengah

  danau, bertengger tenang di atas panggung kayu tepat di atas Inle Lake.Tiba dengan perahu dari Heho Bandara atau kota-kota sekitarnya, serta kunjungan berikutnya, danau pasar restorandan desa, adalah seperti melangkah mundur dalam waktu beberapa ratus tahun. Kehidupan di bagian mempesona Myanmar cara hidup yang telah berlangsung selama berabad-abad, dan orang-orang yang ramah dan bersahabat.

  Shwe Inn Tha dibangun dan berjalan dengan sensitivitas ekologis, melestarikan keindahan alam dan sumber daya lingkungan danau sambil memberikan pengalaman tamu fenomenal yang tidak dapat memiliki tempat lain di dunia.

  FASILITAS:

  Shwe Inn Tha menyediakan 32 buah deluxe room, 4 buah family deluxe

  

room , dan 4 junior suite.Tiap kamar disediakan telepon, mini bar, dan pemanas

  air. Shwe Inn Tha juga dilengkapi dengan dining room dengan hiburan spesial seperti tarian tradisional atau musik., coffee n bakery shop yang dilengkapi dengan TV satelit, dan transportasi dari airport ke penginapan serta boat rentals dan trekking tours .

Gambar 2.20 : Suasana interior pada salah satu kamar

  Udara terbuka dan paviliun ruang duduk menyapa ketika pengunjung tiba di Shwe Inn Tha. Hanya di luar daerah ini umum adalah restoran resort, sebuah ruang besar yang melayani Tha lokal top-notch dan masakan Shan, serta pilihan India, Singapura, Eropa dan hidangan internasional lainnya. Karena danau ini berbahaya untuk navigasi pada malam hari, makan malam sebagian besar diambil di restoran Shwe Inn Tha.

Gambar 2.21 : Suasana interior pada restoran

  Resort ini juga memiliki kolam renang terapung. Kolam renang diisi dan diperlakukan secara alami dengan penyaringan air, dikelilingi oleh dek tempat tidur besar dan nyaman untuk bersantai. Layanan spa juga tersedia, seperti kolam renang, layanan spa disini berbeda dari pengalaman spa lain yang Anda temui.

  Pijat, layanan spa wajah dan lainnya disediakan sendiri di udara terbuka, dengan paviliun terapung.

Gambar 2.22 : Fasilitas pendukung seperti kolam renag dan spa

4. Pulau Ayer Resort

  Pulau Ayer adalah salah satu resort di pulau seribu Jakarta, Pulau Ayer terkenal dengan sebutan “Mutiara kepulauan seribu“, Resort ini mulai dikembangkan dan dibuka untuk objek wisata pada tahun 1950 dan merupakan tempat peristirahatan Presiden Soekarno.

  Bangunan cottage, fasilitas dan nama cottage bernuansa Asmat dan diberi nama sesuai dengan nama suku Asmat yang ada di Irian (Papua) seperti; Ayamaru, Oshibi, Fakfak dan lain-lain.

  Pulau Ayer Resort berada di kawasan Jakarta Utara, Indonesia dan untuk mencapai Pulau resort ini pengunjung harus menggunakan kapal, pihak pengelola pulau Ayer resort telah menyiapkan armada kapal yang berada di Marina Ancol, Jakarta

  Lokasi pulau Ayer resort hanya ditempuh selama 20 menit menggunakan speed boat dari Marina ancol, karena lokasi yang dekat dengan Jakarta, pulau ini cocok untuk pengunjung yang belum terbiasa menggunakan perjalanan laut, dan dikarenakan lokasi resort ini masih terbilang dekat dengan Jakarta, air laut sekitar pulau masih tercemar (kondisi masih seperti di ancol tidak bening) sehingga tidak dapat digunakan untuk snorkeling atau scuba diving.

   Tipe Cottage & Hotel di Pulau Ayer Resort Cottage dan hotel di pulau Ayer resort berada di setiap pojok pulau, Pulau ini kurang lebih seluas 8 hectares, arsitektur cottage dan fasilitas di pulau ayer bernuansa suku Asmat, pengunjung yang ingin tinggal diatas air dapat memilih tipe cottage floating, dimana cottage dibangun diatas air dan dihubungkan dengan jembatan kayu, dan di dalam cottage dilengkapi fasilitas seperti AC, Pemanas air, TV, Kulkas dll Pulau Ayer & Resort menawarkan tipe Cottage Floating (diatas air) 1.

  Tipe Deluxe = cottage dengan 1 room / kamar dengan Twin Bed) atau disebut tipe “SERUI”

2. Tipe Family (1 room double bed) atau disebut tipe “FAK FAK” 3.

  VIP (2 bedroom with living room) atau disebut tipe “RANSIKI” Untuk tipe Hotel dan Cottage yang berada di darat (Land cottage) 1.

  Deluxe Cottage disebut tipe “OSHIBI” 2. Family (1 bedroom with single bed) – ENAROTALI 3.

  VIP (2 bedroom + living room) – AYAMARU 4. Bungalow (2 bedroom) – CENDRAWASIH 5. Deluxe Hotel (1 bedroom capacity 2 person) 6. Executive Hotel. (1 bedroom capacity for 4 person)

  Fasilitas di Pulau Ayer Resort Pulau Ayer resort menawarkan berbagai fasilitas olah raga dan hiburan bagi pengunjung nya, adapun fasilitas yang dapat di nikmati antara lain

  Swimming pools, Land Cottage, Floating Cottages, Restaurant, Fasilitas olah raga air (banana boat,jet ski dll, Children Play ground, Souvenir shop, Karaoke)

   Fasilitas Cottage Jenis cottage standar, floating cottage di Pulau Anyer disebut dengan “Serui”. Resort Pulau Anyer memiliki 14 cottage tipe cottage serui. Dengan fasilitas satu kamar tidur twin bed, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras, telepon, tv dan kulkas.

  Family floating cottage, di Pulau Anyer disebut “Fak-fak”.Di resort ini di tawarkan 12 unit cottage tipe ini. Kapasitas normal untuk dua orang, difasilitasi dan dilengkapi dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur, AC, kamar mandi pribadi, ruang tamu, teras private, telepon, tv dan kulkas.

  Tipe VIP floating cottage, disebut tipe “Ransiki”. Terdapat 7 unit cottage jenis ini, difasilitasi dengan dua kamar tidur dengan dua tempat tidur ganda, AC, dua kamar mandi pribadi, ruang tamu, ruang makan, teras, telepon, tv, dan kulkas. Karena cottage tipe ini berada didaerah luar dari semua tipe yang ada, tipe ini memiliki pemandangan gratis yang indah, dari teras penghuni dapat menikmati laut jawa dan aktifitas nelayan, dan dapat juga melakukan kegiatan memancing dari teras cottage.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sefalometri - Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Menurut Subtelny Pada Mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Akrilik - Perubahan Warna pada Lempeng Resin Akrilik Polimerisasi Panas setelah Perendaman dalam Ekstrak Daun Jambu Biji 30%

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan - Kondisi Periodontal pada Pasien Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) Akrilik yang Dibuat di Klinik Prostodonti FKG USU

0 2 13

Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Medan Maimun dan Medan Selayang

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Etiologi Trauma Gigi - Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Medan Maimun dan Medan Selayang

0 0 13

Prevalensi Trauma Gigi Permanen Anterior pada Anak Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Medan Maimun dan Medan Selayang

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

0 0 17

Perbedaan Tensile Bond Strength pada Resin Komposit Nanohybrid Menggunakan Sistem Adhesif Total-Etch dan Self-Etch pada Restorasi Klas I (Penelitian In Vitro)

1 1 13

A. Karakteristik Tanah Gunung Sinabung - Aktivitas Mikroorganisme pada Tanah Hutan Bekas Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga Diri 2.1.1 Definisi Harga Diri - Harga Diri Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Tanjung Gusta Medan

0 0 18