ANALISIS PENGARUH SIKAP NORMA SUBYEKTIF

Manda Andika dan Iskandarsyah Madjid / Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

ANALISIS PENGARUH SIKAP, NORMA SUBYEKTIF DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI
BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)
Manda Andika1
Iskandarsyah Madjid2
Abstract

Degree and diploma graduates is increasing and limited employment causes unemployment. One
solution in solving the problem is with entrepreneurship. Entrepreneurship lot of emphasis on the
younger generation of students, because students have the knowledge and ideas that continue to
evolve and look for a different, creative and innovative. Therefore it is necessary to know the factors
that influence entrepreneurship through the views of the intentions of Ajzen's theory of
behavior.Entrepreneurship is the intention of a person's concern or interest to things entrepreneurial.
If you already know which factors affect entrepreneurial intentions then one can be motivated to
become entrepreneurs through these factors. Theory of Planned Behavior (TPB) Ajzen developed a
theory that explains human behavior, which contain three things that consideration, will and behavior.

The consideration consists of three dimensions, namely attitude, subjective norm and behavioral
control (self efficacy). Three dimensions can be known dimensions which affect the factors that
encourage entrepreneurship intentions. The research was done on the influence of factors analisisis
attitudes, subjective norms and behavioral control (self efficacy). The purpose of this study to answer
the question of whether the variable attitudes and subjective norms of behavior control (self efficacy)
have an influence on entrepreneurial intentions. This study sampled 100 students of Faculty of
Economics Unsyiah with purposive random sampling method. Methods of data collection by
questionnaire is given directly to respondents. Analytical test equipment used in this study is to
regression analysis through the program SPSS 16.0 For Windows. It’s founded that, simultaneously
there was a significant correlation among attitudes, subjective norms and behavioral control (self
efficacy) to entrepreneurial intentions students of Faculty of Economics Unsyiah (Sig F = 0,000 < α =
0,05).Partially there was a significant correlation among attitude (Sig t = 0,001 < α = 0,05) and self
efficacy (Sig t = 0,005 < α = 0,05) to entrepreneurial intentions, but there was no significant
correlation among subjective norm to entrepreneurial intentions students of Faculty of Economics
Unsyiah (Sig t = 0,393 > α = 0,05).
Keywords : entrepreneurship,attitude, subjective norm, self efficacy and entrepreneurial intentions

1. PENDAHULUAN
Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah
klasik yang dihadapi negara-negara berkembang

termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran
merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia.
Banyaknya jumlah angkatan tenga kerja yang ingin
memasuki dunia pekerjaan tidak sebanding dengan
lapangan pekerjaan yang tersedia. Salah satu faktor
yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di
negara Indonesia adalah terlampau banyaknya tenaga
kerja yang diarahkan ke sektor formal, sehingga ketika
pekerjaan di sektor formal tidak tumbuh dan
berkembang orang tidak berusaha untuk menciptakan
pekerjaan sendiri di sektor swasta. Hal inilah yang

mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran dan
rendahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Di Indonesia menurut data resmi Badan Pusat
Statistik (BPS) No. 77/12/Th. XIII 1 Desember 2010,
jumlah pengangguran pada Agustus 2010 mencapai 8,3
juta orang atau 7,14 persen dari total angkatan kerja.
Secara umum Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
cenderung menurun, dimana TPT Agustus 2010 sebesar

7,14 persen turun dari TPT Februari 2010 sebesar 7,41
persen dan TPT Agustus 2009 sebesar 7,87 persen.
Namun pada semester ini, Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) untuk pendidikan Diploma dan sarjana
masih tetap mendominasi, yaitu masing - masing
sebesar 12,78 persen dan 11,92 persen. Data tersebut

Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
P a g e | 190

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

menunjukan untuk tingkat pendidikan diploma dan
sarjana menyumbang angka pengangguran yang tinggi.
Data
Tingkat
Pengangguran

Terbuka
(TPT)

Berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel
1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Salah satu alternatif untuk memecahkan masalahmasalah pengangguran dan kemiskinan di atas adalah
dengan memberdayakan masyarakat melalui program
kewirausahaan
(entrepreneurship).
Menggalakkan
budaya kewirausahaan dalam masyarakat akan mampu
membantu membuka lapangan pekerjaan, sehingga
dengan
Menurut
(1971), suatu negara akan
Sumber
: BPS, FebMcClelland

2011
maju jika terdapat wirausaha (entrepreneur ) minimal
sebanyak 2% dari total jumlah penduduk di negara
tersebut. Entrepreneur di Indonesia masih bisa dapat
dikatakan cukup rendah. Pada tahun 2010 lalu, dari 230
juta penduduk hanya 0.2% saja yang berwirausaha.
Indonesia masih membutuhkan banyak stimulus untuk
menambah jumlah pengusaha. Setidaknya butuh 4.8 juta
pengusaha, agar indonesia bisa menjadi negara maju.
Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini
telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting
untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa
dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda
(Kourilsky dan Walstad, 1998). Terkait dengan
pengaruh
pendidikan
kewirausahaan
tersebut,
diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana
mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausahawirausaha muda yang potensial sementara mereka

berada di bangku pendidikan. Beberapa penelitian
sebelumnya
menyebutkan
bahwa
keinginan
berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi
lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan (Kourilsky
dan Walstad, 1998). Sikap, perilaku dan pengetahuan
mereka tentang kewirausahaan akan membentuk

kecenderungan mereka untuk membuka usaha-usaha
baru di masa mendatang.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah
Kuala yang menekuni ilmu manajerial, teori dan praktek
ilmu ekonomi khususnya kewirausahaan, diharapkan
memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga hal ini
akan mampu membuka lapangan pekerjaan yang lebih
luas. Dengan kondisi tersebut, maka perguruan tinggi
negeri maupun swasta untuk mampu menyiapkan
didikan untuk menjadi wirausaha yang unggul agar

tidak menggantungkan kerja pada orang lain, tetapi
diperlukan keberanian untuk membuka usaha sendiri
atau berwirausaha. Untuk itu perguruan tinggi sebagai
lembaga yang menjadi salah satu panutan masyarakat
dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan
tinggi
diharapkan
juga
mampu
menciptakan
wirausahawan-wirausahawan yang handal, sehingga
mampu memberi dorongan minat bagi mahasiswa untuk
berwirausaha.
Mahasiswa
sebagai
komponen
masyarakat yang terdidik, sebagai harapan masyarakat
untuk dapat membuka lapangan pekerjaan dengan
menumbuhkan minat berwirausaha.
Berdasarkan Theory of Planned Behavior

(TPB)(Ajzen dalam Dharmmesta, 1998) bahwa sebuah
perilaku dengan keterlibatan tinggi membutuhkan
keyakinan dan evaluasi untuk menumbuhkan sikap,
norma subyektif, dan kontrol keperilakuan dengan
intensi sebagai mediator pengaruh berbagai faktorfaktor motivasional yang berdampak pada suatu
perilaku. Keputusan berwirausaha merupakan perilaku

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

dengan keterlibatan tinggi (high involvement) karena
dalam mengambil keputusan akan melibatkan faktor
internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi,
pembelajaran (sikap), faktor eksternal seperti keluarga,
teman, tetangga dan lain sebagainya (norma subyektif).
Kemudian mengukur kontrol keperilakuan yang
dirasakan (efikasi diri) yaitu suatu kondisi bahwa orang
percaya tindakan itu mudah atau sulit untuk dilakukan
dengan memahami berbagai risiko atau rintanganrintangan yang ada apabila mengambil tindakan tersebut

(Ajzen, 2008).
Menurut Assael (2001) sikap didefinisikan
kecenderungan yang dipelajari untuk memberikan
respon kepada obyek atau kelas obyek secara konsisten
baik dalam rasa suka maupun tidak suka. Sedangkan
menurut Mowen dan Minor (2002) sikap merupakan
afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan.
Berdasarkan dua definisi di atas sikap dapat
disimpulkan sebagai kecenderungan yang dipelajari
untuk memberi respon atau menerima rangsangan
terhadap obyek secara konsisten baik dalam rasa suka
maupun tidak suka. Sikap berwirausaha yaitu
kecenderungan untuk bereaksi secara afektif dalam
menanggapi risiko yang akan dihadapi dalam suatu
bisnis. Sikap berwirausaha diukur dengan skala sikap
berwirausaha (Gadaam, 2008) dengan indikator tertarik
dengan peluang usaha, berfikir kreatif dan inovatif,
pandangan positif mengenai kegagalan usaha, memiliki
jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab, dan suka
menghadapi risiko dan tantangan.

Menurut Baron dan Byrne (2003), norma subyektif
adalah persepsi individu tentang apakah orang lain akan
mendukung atau tidak terwujudnya tindakan tersebut.
Hogg dan Vaughan (2005) memberikan penjelasan
bahwa norma subyektif adalah produk dari persepsi
individu tentang beliefs yang dimiliki orang lain.
Feldman (1995) menjelaskan bahwa norma subyektif
adalah persepsi tentang tekanan sosial dalam
melaksanakan perilaku tertentu. Norma subyektif yaitu
keyakinan individu untuk mematuhi arahan atau anjuran
orang di sekitarnya untuk turut dalam melakukan
aktifitas berwirausaha. Normasubjektif diukur dengan
skala subjective norm(Ramayah & Harun, 2005) dengan
indikatorkeyakinan peran keluarga dalam memulai
usaha, keyakinan dukungan temandalam usaha,
keyakinan dukungan dari dosen, keyakinan dukungan
dari pengusaha-pengusaha yang sukses, dankeyakinan
dukungan dalam usaha dari orang yangdianggap
penting.
Bandura (1977: 2) mendefinisikan efikasi diri

sebagai kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Atau dengan kata

lain, kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan
pada apa yang mereka percaya dari pada apa yang
secara objektif benar. Persepsi pribadi seperti ini
memegang peranan penting dalam pengembangan
intensi seseorang. Efikasi diri yaitu kepercayaan
(persepsi) individu mengenai kemampuan untuk
membentuk suatu perilaku berwirausaha. Efikasi diri
diukur dengan skala (Gadaam, 2008) dengan indikator
kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha,
kepemimpinan sumber daya manusia, kematangan
mental dalam usaha, dan merasa mampu memulai
usaha.
Menurut Wijaya (2007) intensi adalah
kesungguhan niat seseorang untuk melakukan perbuatan
atau memunculkan suatu perilaku tertentu. Intensi
kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian
informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pembentukan suatu usaha (Katz dan Gartner, 1988).
Sedangkan Menurut Yanto (1996: 23-24) intensi
wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri
dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan
permasalahan
hidup, memajukan
usaha
atau
menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada
diri sendiri. Intensi wirausaha adalah gejala psikis untuk
memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap
wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa
manfaat bagi dirinya (Santoso,1993: 19). Intensi
berwirausaha yaitu tendensi keinginan individu untuk
melakukan tindakan wirausaha dengan menciptakan
produk baru melalui peluang bisnis dan pengambilan
risiko. Intensi berwirausaha diukur dengan skala
entrepreneurial intention (Ramayah & Harun, 2005)
dengan indikator memilih jalur usaha dari pada bekerja
pada orang lain, memilih karir sebagai wirausahawan,
membuat perencanaan untuk memulai usaha,
meningkatkan status sosial (harga diri) sebagai
wirausaha dan mendapatkan pendapatan yang lebih
baik.
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai
variabel-variabel yang mempengaruhi intensi dan
perilaku berwirausaha. Wijaya (2008) menemukan
bahwa sikap, norma subyektif dan efikasi diri secara
simultan berpengaruh terhadap intensi dan perilaku
berwirausaha. Tjahjono dan Ardi (2007) niat mahasiswa
Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta untuk menjadi wirausaha secara simultan
dipengaruhi sikap, norma subyektif dan kontrol
keperilaku yang dirasakan. Azjen dan Fishbein (1988)
dalam theory of planned behavior membuktikan bahwa
intensi dan perilaku berwirausaha tidak hanya
dipengaruhi oleh sikap, norma subyektif akan tetapi
kontrol perilaku juga turut mempengaruhi perilaku
berwirausaha.

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

2. METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh sikap, norma subyektif dan efikasi diri
terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Syiah Kuala.
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah
seluruh mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Universitas
Syiah Kuala yang berjumlah 3.193 orang. Jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang
mahasiswa yang diambil berdasarkan rumus Slovin.
Dengan penentuan sampel menggunakan teknik
purposive random sampling. Dengan kriteria sebagai

berikut :
1. Mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi Unsyiah
semester genap 2010/2011.
2. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah yang telah
mengikuti mata kuliah minimal satu semester. Hal
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
mahasiswa tersebut telah memilki suatu pandangan
terhadap kegiatan dan pandangan terhadap ilmu
ekonomi.
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

Tabel 1 Variabel Operasional
No

Variabel

Definisi
Variabel

Indikator
Independen
Tertarik dengan peluang usaha
Berfikir kreatif dan inovatif

1

Sikap (X1)

Kecenderungan untuk bereaksi secara afektif
dalam menanggapi risiko yang akan
dihadapi di dalam bisnis
(Gadaam,2008)

Pandangan positif terhadap kegagalan
Memiliki jiwa kepemimpinan & tanggung jawab
Suka menghadapi risiko & tantangan
Keyakinan dukungan dari peran keluarga

2

Norma
Subjektif
(X2)

Keyakinan individu untuk mematuhi arahan
atau anjuran orang sekitarnya untuk turut
dalam aktivitas berwirausaha
(Ramayah & Harun,2005)

Keyakinan dukungan teman
Keyakinan dukungan dari dosen
Keyakinan dukungan dari pengusaha sukses
Keyakinan dukungan dari orang yang dianggap
penting
Kepercayaan diri mengelola usaha
Kepemimpinan sumber daya manusia

3

Efikasi diri
(X3)

Kepercayaan (persepsi) individu mengenai
kemampuan untuk membentuk suatu
perilaku berwirausaha
(Gadaam, 2008)

Kematangan mental dalam memulai usaha
Memiliki keyakinan yang teguh dalam memulai
usaha
Kemampuan memulai usaha

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

Dependen
Memilih berwirausaha daripada bekerja pada
orang lain
Memilih berkarir sebagai wirausahawan

4

Intensi
Berwirausaha
(Y)

Tendensi keinginan individu melakukan
tindakan wirausaha dengan menciptakan
produk baru melalui peluang bisnis dan
pengambilan risiko
(Ramayah & Harun 2005)

Melakukan perencanaan untuk memulai usaha

Meningkatkan status sosial dan harga diri sebagai
wirausaha
Mendapatkan pendapatan yang lebih baik

3. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen sikap (X1), norma subyektif (X2) dan
efikasi diri (X3) terhadap variabel dependen intensi
berwirausaha (Y) maka digunakan model analisis linier

berganda. Adapun pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara rinci
dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini sebagai berikut:

Tabel 2
Estimasi Pengaruh Sikap, Norma Subyektif dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah
Nama Variabel
B
Standar
thitung
ttabel
Sig.
Error
Konstanta
1,23
1,9
0,427
2,890
0,005
5
84
Sikap
0,37
1,9
0,110
3,384
0,001
1
84
Norma Subyektif
0,07
1,9
0,092
0,858
0,393
9
84
Efikasi Diri
0,31
1,9
0,108
2,885
0,005
3
84
Koefisien korelasi (R) = 0,616 (a)
Koefisien determinasi (R2) = 0,380
a. Variabel prediktor: sikap, norma subyektif dan
Adjusted (R2) = 0,361
efikasi diri
Fhitung = 19,614
b. Variabel dependen: Intensi Berwirausaha
Ftabel = 2,699
Sig. F = 0,000 (a)
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah).

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

Berdasarkan hasil uji statistik regresi linier
berganda diperoleh dengan pengolahan data SPSS
versi 16.0 yang terlihat pada tabel diatas, maka
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +e
Y = 1,235 + 0,371 x1 + 0,079 x2 + 0,313 x3 + e
Dari ketiga nilai koefisien pada variabel-variabel
independen di atas diperoleh variabel sikap memiliki
nilai koefisien terbesar dengan nilai koefisien 0,371,
sedangkan nilai koefisien terkecil diperoleh oleh
variabel norma subyektif dengan 0,079. Berdasarkan
hasil tersebut diperoleh bahwa variabel sikap
merupakan faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi intensi berwirausaha, sedangkan
variabel norma subyektif memiliki pengaruh terkecil
dibandingkan variabel independen lainnya.
Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 3 di
bawah ini :
Tabel 3 Model Summary
Std. Error
Adjusted
of Estimate
R Square
0,616
0,380
0,361
0,469
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah).
R

R square

Unsyiah, sedangkan variabel norma subyektif
secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Unsyiah. Dalam penelitian ini
sikap memiliki nilai thitung 3,384 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001, variabel efikasi diri
memiliki nilai thitung 2,885 dengan tingkat
signifikansi 0,005, dan variabel norma subyektif
memiliki thitung 0,858 dengan tingkat signifikansi
0,393.
3. Nilai koefisien determinasi pada nilai R2 = 0,380
atau 38,0%, hal ini berarti bahwa intensi
berwirausaha yang dapat dijelaskan dengan
persamaan regresi sebesar 38,0% dipengaruhi
sikap, norma subyektif dan efikasi diri, sedangkan
sisanya 62,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak teramati dalam penelitian ini, kemungkinan
dipengaruhi
oleh
konteks
pendidikan
kewirausahaan dan pengalaman kerja.
4. Derajat keeratan hubungan antara ketiga variabel
independen yaitu sikap (X1), norma subyektif (X2)
dan efikasi diri (X3) dengan intensi berwirausaha
(Y) termasuk kategori kuat, ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi (R) sebesar 0,616.

Berdasarkan tabel 3 diatas Derajat keeratan
hubungan antara ketiga variabel independen (sikap,
norma subyektif dan efikasi diri) dengan intensi
berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah
termasuk kategori kuat, ditunjukkan oleh nilai
koefisien korelasi (R) sebesar 0,616. Nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,380 yang menandakan
bahwa sebesar 38 % intensi berwirausaha mahasiswa
Fakultas Ekonomi Unsyiah dipengaruhi / dijelaskan
oleh variabel-variabel sikap, norma sbyektif dan
efikasi diri sedangkan sisanya sebesar 62%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
teramati.

DAFTAR PUSTAKA

4. KESIMPULAN
Dari hasil analisis data di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel sikap, norma subyektif dan efikasi diri
secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Unsyiah dengan nilai Fhitung
sebesar 19,614 yang lebih besar dari Ftabel pada
tingkat signifikansi α = 5% sebesar 2,699 dengan
tingkat signifikansi 0,000.
2. Variabel sikap dan efikasi diri secara parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
intensi
berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Bandura, A., 1977. Social Learning Theory,
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

Ajzen, Icek (1991). The Theory of Planned Behavior.
Journal ofOrganizational
Behavior and
Human Decision Processes, Vol. 50, 179 –
211.
Ajzen, I., 2008. Attitudes and Attitude Change.
Psychology Press: WD Cranoeds
Assael, H., 2001, 6th ed, Consumer Behavior and
Marketing Action, New York University:
South Western College Publishing.

Baron, R.A and Byrne, D.,Social Psychology,
Understanding Human Interactions.
6th
Edition.
Dharmmesta, B.S. 1998, Teory Of Planned Behavior
Dalam Penelitian Sikap,
Niat
dan
Perilaku Konsumen, Jurnal Kelola. No.
18/VII/1998.

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

Feldman, Robert S. 1995. Thinking Critically: A
Psychoogy Student’s Guide.
USA:
McGraw-Hill, Inc.
Gaddam, Soumya., 2008. Identifying the Relayionship
Between Behavioral
Motives
and
Entrepreneurial Intentions: An Empirical
Study Based
Participations of Business
Management Students. The Icfaian Journal of
Management Research. Vol.7,pp. 35-5.
Gujarati, Damodar (2003). Ekonometrika Dasar.
Cetakan ke Empat, Alih Bahasa : Drs. Ak.
Sumarno Zein, MBA, Erlangga, Jakarta
Hogg, M. A., & Vaughan, G. M. (2003). Social
Psychology. British: Prentice Hall
Katz, J., dan W. Gartner, 1988. Properties of emerging
organizations. Journal of
Academy of
Management Review. Vol. 13 (3) pp. 429-441.
Kourilsky, M. L. dan W. B. Walstad, 1998.
Entrepreneurship
and
female
youth:
knowledge, attitude, gender differences, and
educational practices. Journal of Business
Venturing. Vol. 13 (1) pp. 77-88.
McClelland, D., 1971. The Achievement Motive in
Economic Growth, in: P.
Kilby (ed.)
Journal Entrepreneurship and Economic
Development, New
York The Free Press,
pp. 109-123.
Mowen, John C & Minor, 2002, Consumer Behavior,
Canada: McMillan.
Ramayah, T., & Harun, Z., 2005. Entrepreneurial
Intention Among the Studen
of Universiti
Sains Malaysia (USM). International
Journalof
Management
and
Entrepreneurship, Vol. 1 pp. 8-20.
Santoso. 1993. Lingkungan Tempat Tinggal dalam
Menentukan Minat
Berwiraswasta FKIP
UNS. (Laporan Penelitian). Surakarta: UNS.
Wijaya,

Tony, 2008. Kajian Model Empiris
Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Yanto. 1996. Peluang Kerja dan Minat Berwiraswasta
di Kalangan Siswa
Sekolah
Teknologi
Menengah Negeri Pembangunan Pekalongan
(Laporan Penelitian). Semarang: IKIP
Semarang.

Manda Andika1Iskandarsyah Madjid2/Universitas Syiah Kuala
Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subyektif Dan Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswafakultas Ekonomi Universitas
Syiah Kuala
(Studi Pada Mahasiswa Fakutas Ekonomi Universitas Syiah Kuala)

Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by Improving
Environment" 2012
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang
P a g e | 197