PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBUAT PERATURAN
PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBUAT PERATURAN DALAM
ORGANISASI BISNIS : TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersil
Disusun oleh :
Pittria Anggini
15/392675/EE/07166
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi di lingkungan bisnis, membuat perusahaan
menggunakan teknologi sebagai inovasi yang dihadirkan dalam penyediaan jasa kepada
konsumen. Perkembangan teknologi mempengaruhi segala sektor termasuk jasa penyediaan
layanan transportasi. Jasa transportasi berbasis online hadir dimasyarakat dengan
memanfaatkan teknologi untuk memberikan inovasi layanan dan kemudahan bertransportasi
dengan nyaman dan murah. Transportasi berbasis online ini mulai berkembang di Indonesia
sejak tahun 2010, diawali dengan perusahaan start-up seperti GoJek, Uber dan Grab, sebagai
pelaku bisnis untuk pertumbuhan aplikasi layanan jasa transportasi online. Proses pemesanan
yang mudah (berbasis aplikasi) dan perhitungan biaya perjalanan yang lebih transparan
membuat transportasi berbasis online mulai digemari oleh masyarakat.
Transportasi umum merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dihindari
untuk memperoleh akses lokasi. Di Indonesia, sistem transportasi umum bisa dikatakan
belum berfungsi dengan baik. Penetapan tarif oleh transportasi konvensional terkadang
dirasakan terlalu mahal oleh konsumen, argometer yang tidak jujur oleh oknum supir taksi
konvensional dan buruknya layanan menjadi kelemahan dari transportasi ini. Dengan
bermodalkan gadget dan aplikasi, para konsumen dapat memperoleh layanan transportasi
yang murah dan nyaman. Namun, tidak semua masyarakat dapat menggunakan gadget,
sehingga taksi konvensional tidak mungkin hilang di masyarakat.
Kehadiran transportasi berbasis online membawa solusi tetapi belum mendapat
legalitas dari pemerintah. Dan transportasi online membawa dampak persaingan di
transportasi umum (konvensional). Transportasi berbasis online belum memenuhi syarat
transportasi yang sesuai dengan aturan alat transportasi umum. Disinilah diperlukan peran
pemerintah dalam memberikan kejelasan regulasi terkait transportasi berbasis online ini.
!
"!
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern. Pemerintah
harus memberikan kepastian hukum bagi masyarakat pengguna transportasi berbasis online.
Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “PERAN
PEMERINTAH DALAM MEMBUAT PERATURAN DALAM ORGANISASI BISNIS
: TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa peran Pemerintah dalam membuat peraturan dalam organisasi bisnis?
2. Apa yang dimaksud dengan Transportasi berbasis online ?
3. Peraturan Pemerintah mengenai Transportasi berbasis Online
4. Tujuan Pemerintah dalam membuat peraturan mengenai transportasi berbasis online?
!
#!
II. PEMBAHASAN
A. Peran Pemerintah dalam Membuat Peraturan dalam Organisasi Bisnis
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern.
Masyarakat tidak dapat berfungsi secara baik tanpa aktivitas pemerintah. Masyarakat melihat
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang penting. Hal-hal yang penting
diantaranya mengenai keamanan dan perlindungan yang diberikan. Pemerintah juga
diharapkan memberikan keamanan ekonomi, layanan sosial, dan hal-hal yag berkaitan
dengan masalah sosial yang membutuhkan tindakan kolektif, atau kebijakan publik.
Pemerintah menggunakan alat kebijakan publik yang berbeda untuk mencapai tujuan
kebijakan. Alat dari kebijakan publik meliputi kombinasi insentif dan hukuman yang
digunakan oleh pihak pemerintah untuk mendorong masyarakat, bisnis, untuk bertindak
dalam mencapai tujuan kebijakan. Kekuatan peraturan pemerintah dimaksudkan untuk
mencapai tujuan publik. Pengaruh kebijakan publik merupakan outcome yang muncul dari
peraturan pemerintah. Karena kebijakan publik mempengaruhi banyak orang, organisasi, dan
pihak lain yang berkepentingan, kebijakan publik tersebut akan menyenangkan sebagian
orang dan tidak menyenangkan sebagian yang lain (Lawrence dan Weber, 2008).
1. Jenis - Jenis Kebijakan Publik
a. Kebijakan ekonomi
Satu hal yang penting dari kebijakan publik berkaitan langsung dengan ekonomi.
Kebijakan fiskal mengacu pada pola perpajakan dan pengeluaran yang dimaksudkan untuk
menstimulasi atau mendukung ekonomi. Sebaliknya, istilah kebijakan moneter mengacu pada
kebijakan yang berpengaruh terhadap penawaran, permintaan, dan nilai mata uang suatu
negara yang berpengaruh terhadap bisnis dan masyarakat. Bentuk lain dari kebijakan
ekonomi meliputi kebijakan pajak (menaikan atau mengurangi pajak pada bisnis dan
perorangan), kebijakan industri (alokasi sumber daya ekonomi terhadap perkembangan
!
$!
industri tertentu), dan kebijakan perdagangan (mendukung atau tidak mendukung
perdagangan dengan negara lain).
b. Kebijakan Bantuan Sosial
Negara-negara industri maju mengembangkan sistem layanan sosial untuk warganya.
Perkembangan ekonomi telah memperbaiki wilayah kunci pelayanan bantuan sosial (seperti
layanan kesehatan dan pendidikan) dan akan berlanjut mengikuti pertumbuhan ekonomi.
2. Regulasi Pemerintah Terhadap Bisnis
Regulasi adalah cara utama mendapatkan kebijakan publik. Karena pemerintah
beroperasi pada banyak tingkatan (pusat, povinsi, kabupaten), bisnis modern menghadapi
sejumlah regulasi yang komplek. Masyarakat mengandalkan pemerintah untuk menetapkan
aturan tingkah laku atau regulasi untuk masyarakat dan organisasi. Dalam regulasi
pemerintah terdapat bentuk yang berbeda. Badan regulasi menghadapi tantangan untuk
menetapkan aturan-aturan yang adil dan efektif dalam mencapai tujuan publik.
a. Regulasi Ekonomi
Regulasi ekonomi bertujuan untuk memodifikasi operasi normal pasar bebas dan
kekuatan
penawaran
dan
permintaan.
Regulasi
ekonomi
meliputi
regulasi
yang
mengendalikan harga atau gaji, alokasi sumber daya publik, penetapan area layanan,
penetapan banyaknya peserta, dan penjatahan sumber daya.
b. Regulasi sosial
Regulasi sosial dimaksudkan pada pentingnya tujuan sosial seperti perlindungan
konsumen dan lingkungan serta menyediakan para karyawan dengan kondisi kerja yang aman
dan sehat. Regulasi sosial tidak terbatas pada satu jenis bisnis atau industri. Hukum
memperhatikan polusi, keamanan dan kesehatan, dan diskriminasi pekerjaan yang diterapkan
untuk semua bisnis, hukum perlindungan konsumen diterapkan untuk semua bisnis terkait
dengan produksi dan penjualan barang-barang konsumsi.
!
%!
3. Pengaruh Regulasi
Secara umum, pemerintah mengharapkan keuntungan yang diperoleh dari regulasi
melebihi pengorbananya.
1. Biaya Regulasi
Pengeluaran
regulasi social merefleksikan pertumbuhan di area kesehatan lingkungan,
keamanan kerja, dan perlindungan konsumen. Kebutuhan regulasi harus diseimbangkan
dengan biaya dan taksiran mengenai pencapaian tujuan yang diinginkan. Pemerintah bertugas
mengatur tindakan bisnis tertentu, dan menderegulasi aturan yang tidak lagi dibutuhkan oleh
industri, pemerintah berlaku sebagai pengendali (misalnya tekanan pasar dari pesaing).
2. Perbaikan Regulasi yang Berkesinambungan
Pemerintah melakukan diregulasi pada beberapa aturan, sementara disisi lain
pemerintah juga membuat aturan baru. Reregulasi adalah penambahan dan perluasan regulasi
pemerintah, terutama di wilayah (aturan) yang sebelumnya dikurangi. Jelasnya, bisnis tidak
efektif ntuk mengatur dirinya sendiri dan pasar tidak dapat mencegah kejahatan bisnis.
Pemerintah dan masyarakat harus tetap bekerja keras untuk mencapai keseimbangan antara
kebebasan pasar dan pengawasan pemrintah terhadap tindakan bisnis.
B. Transportasi Berbasis Online
Transportasi berbasis online merupakan layanan berbasis aplikasi yang menawarkan
kemudahan akses dengan harga terjangkau dan relatif lebih nyaman. Diperlukan gadget dan
aplikasi untuk menggunakan layanan transportasi sebagai penghubung antara pengguna
dengan penyedia layanan (driver). Aplikasi transportasi online banyak dipilih oleh
masyarakat karena proses pemesanan yang mudah, perhitungan biayanya lebih transparan
dan pelayanan yang memuaskan. Tidak terbatas dengan hanya melayani jasa untuk
mengantar penumpang ke tempat tujuan saja tetapi kini transportasi online juga
!
&!
menambahkan dalam aplikasi transportasi online berupa servis tambahan sebagai kurir, yaitu
bisa sebagai kurir pengantar barang, membelikan makanan atau keperluan lain sampai dengan
memesankan tiket bioskop. Transportasi berbasis online ini dapat memberikan tarif yang
lebih murah kepada konsumen daripada transportasi konvesional. Transportasi online ini
menggunakan cara berbasis kemitraan (dengan pemilik kendaraan), perusahaan bisa menekan
biaya. Perusahaan tidak perlu membeli armada transportasi dan mengeluarkan biaya
maintenance. Oleh sebab itu transportasi online berani memasang tarif murah sesuai jarak
yang tercantum dalam pesanan.
C. Peraturan Pemerintah mengenai Transportasi berbasis Online
Keputusan pemerintah mengatur transportasi online sudah tepat, memang harus diatur
dan memberi kepastian hukum. Dalam revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32
Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum
tidak dalam trayek, ada 11 butir regulasi baru yang akan mengikat angkutan online. 11
pokok pembahasan dalam revisi PM 32 Tahun 2016 (PM 26 Tahun 2017) ini, meliputi :
1. Jenis Angkutan Sewa
Kendaraan Bermotor Umum yang memiliki Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
warna hitam hanya kendaraan angkutan sewa; Nomenklatur angkutan sewa khusus untuk
mengakomodir pelayanan angkutan taksi online.
2. Kapasitas silinder mesin kendaraan
Angkutan Sewa Umum minimal 1.300 cc; Angkutan Sewa Khusus minimal 1.000 cc.
3. Batas Tarif Angkutan Sewa Khusus
Tarif angkutan tertera pada aplikasi berbasis teknologi informasi; Penentuan tarif berdasarkan
tarif batas atas/bawah; Penetapan tarif diserahkan sepenuhnya kepada Gubernur sesuai
domisili perusahaan dan Kepala BPTJ untuk wilayah JABODETABEK.
!
'!
4. Kuota jumlah angkutan sewa khusus
Penetapan kebutuhan jumlah kendaraan dilakukan oleh Gubernur sesuai domisili perusahaan;
dan Kepala BPTJ untuk wilayah JABODETABEK.
5. Kewajiban STNK Berbadan Hukum
Jika sebelumnya ketentuan STNK atas nama perusahaan, direvisi menjadi STNK atas nama
badan hukum. Selanjutnya STNK yg msh atas nama perorangan msh tetap berlaku sampai
dengan habis masa berlakunya.
6. Pengujian Berkala (KIR)
Tanda uji berkala kendaraan bermotor (KIR) pertama semula dilakukan dengan cara
pengetokan, disesuaikan menjadi dengan pemberian plat yang di embose; Kendaraan
bermotor yang paling lama 6 Bulan sejak dikeluarkannya STNK tidak perlu di uji KIR, dapat
dengan melampirkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).
7. Pool
Persyaratan ijin penyelenggaraan angkutan umum semula harus memiliki ‘pool’ disesuaikan
menjadi memiliki/menguasai tempat penyimpanan kendaraan; Harus mampu menampung
jumlah kendaraan yang dimiliki.
8. Bengkel
Dapat menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan (bengkel); atau Kerjasama dengan
pihak lain.
9. Pajak
Substansi untuk kepentingan perpajakan pada penyelenggaraan angkutan umum taksi online
dikenakan terhadap perusahaan aplikasi sesuai usul dari Ditjen Pajak.
10. Akses Dashboard
Pokok bahasan Akses Dashboard merupakan ketentuan baru yang ditambahkan dalam revisi
peraturan ini. Wajib memberikan akses digital dashboard kepada Dirjen Hubdat dan Pemberi
!
(!
ijin penyelenggaraan angkutan umum; Untuk kepentingan pengawasan operasional taksi
online.
11. Sanksi
Pemberian sanksi dikenakan baik ke perusahaan angkutan umum maupun perusahaan
aplikasi; Sanksi atas pelanggaraan perusahaan aplikasi diberikan oleh Menteri Kominfo
dengan melakukan pemutusan akses (pemblokiran) sementara terhadap aplikasi sampai
dengan dilakukan perbaikan.
Dalam pemberlakuan aturan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
menegaskan akan dilakukan dengan masa transisi. Menhub juga menegaskan Kementerian
Perhubungan ingin memberikan pelayanan kepada seluruh kalangan masyarakat serta ingin
memberikan ruang usaha yang baik dan kondusif kepada seluruh masyarakat. PM 26 tahun
2017 tersebut diantaranya memuat 11 poin revisi yang telah dibahas dan disepakati bersama
antara para pemangku kepentingan, seperti para akademisi, pengamat transportasi, asosiasi
terkait, dan pelaku usaha jasa transportasi, baik yang reguler maupun yang berbasis aplikasi
(online). Hasilnya selain sudah dilakukan uji publik juga telah disosialisasikan ke berbagai
kota dan dipublikasikan melalui media massa.
Peraturan Menteri tersebut berlaku sejak ditetapkan atau 1 April 2017 namun ada
beberapa substansi materi yang memerlukan masa transisi dalam penerapannya. Dari 11 poin
revisi aturan tersebut, 4 poin diberlakukan secara langsung pada 1 April 2017 yaitu
diantaranya: (1) penetapan angkutan online sebagai angkutan sewa khusus, (2) persyaratan
kapasitas silinder mesin kendaraan minimal 1.000 CC, (3) persyaratan keharusan memiliki
tempat penyimpanan kendaraan, dan (4) kepemilikan atau kerjasama dengan bengkel yang
merawat kendaraan, Sementara untuk pengujian berkala (KIR) kendaraan, stiker dan
penyediaan akses Digital Dashboard; masa transisi diberikan waktu 2 bulan setelah 1 April
2017 atau 1 Juni 2017. Sedangkan untuk pemberlakuan poin penetapan tarif batas atas dan
!
)!
batas bawah, kuota, pengenaan pajak, dan penggunaan nama pada STNK, masa transisi
diberikan selama 3 bulan untuk pemberlakuannya.
D. Tujuan Pemerintah dalam membuat peraturan mengenai transportasi berbasis
online
Adanya aturan-aturan tersebut selain alasan pajak, otoritas atau aturan perlu semacam
ini perlu dipertimbangkan untuk perlindungan konsumen. Ada beberapa jenis persyaratan
teknis untuk kendaraan menjadi transportasi umum. Sebuah taksi misalnya, setiap
pengemudi, setiap mobil harus didaftarkan oleh perusahaan mereka dan bahwa perusahaan
bersama dengan data yang terdaftar di otoritas. Sehingga dapat dilacak dan ada badan hukum
atau badan hukum yang bertanggung jawab atas tindakan apapun yang dilakukan oleh
pengemudi di dalam kendaraan yang terdaftar. dan kendaraan harus memperbaharui setiap
lima tahun, untuk memastikan bahwa performa kendaraan tidak akan membahayakan
keselamatan penumpang.
Untuk transportasi berbasis online, masalah keamanan menjadi pertanyaan pertama.
Karena kendaraan yang dipergunakan oleh para pengendara transportasi berbasis online
adalah kendaraan pribadi, maka peraturan mana yang harus diikuti untuk memastikan
keselamatan dan kenyamanan penumpang. Kedua, jika sesuatu yang buruk terjadi pada
kendaraan, katakanlah penyebab kecelakaan adalah kendaraan yang tidak terawat dengan
baik, siapa yang akan bertanggung jawab untuk itu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa dengan pemberlakuan
aturan ini maka akan melindungi seluruh pihak baik pengemudi maupun kepentingan
masyarakat luas. Contohnya soal penetapan kuota (angkutan) itu justru melindungi
pengemudi, begitu juga dengan tarif batas atas - bawah, sebenarnya secara prinsip PM 32 itu
mengatur tentang kesetaraan, keadilan, kesamaan berusaha. Pengaturan batas atas penting
untuk melindungi konsumen dari tarif tinggi pada waktu tertentu, misalnya pada jam sibuk,
!
*+!
saat permintaan meningkat. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Sebaliknya, alasan pemerintah menetapkan batas bawah tarif agar terjadi
persaingan usaha yang sehat dan keseimbangan atau kesetaraan usaha.
!
**!
III. KESIMPULAN
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat dan memberikan
keamanan ekonomi, layanan sosial, dan hal-hal yag berkaitan dengan masalah sosial yang
membutuhkan tindakan kolektif, atau kebijakan publik. Masyarakat mengandalkan
pemerintah sebagai regulator untuk menetapkan aturan tingkah laku atau regulasi untuk
masyarakat dan organisasi. Adanya jasa transportasi berbasis online memberikan solusi
dimasyarakat namun tidak dengan kepastian regulasiya. Peran pemerintah dalam memberikan
kepastian hukum mengenai layanan transportasi berbasis online ini dituangkan dalam revisi
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan
orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek dengan 11 butir regulasi baru
yang akan mengikat angkutan online. Dalam pemberlakuan aturan tersebut, Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan akan dilakukan dengan masa transisi.
Perkembangan teknologi di sektor transportasi dan inovasi yang terus dikembangkan
oleh perusahaan aplikasi transportasi online sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, realisasi sikap pemerintah dibutuhkan terhadap permasalahan ini. Peran pemerintah
selaku regulator (pembuat aturan) dibutuhkan agar dapat memberi jalan keluar atau solusi
yang baik dalam perbaikan sistem transportasi yang ada di Indonesia. Kementerian
Perhubungan ingin memberikan pelayanan kepada seluruh kalangan masyarakat serta ingin
memberikan ruang usaha yang baik dan kondusif kepada seluruh masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan jaminan perlindungan terhadap konsumen seperti yang tercantum dalam
UU No. 8 tahun 1999 pasal 1 angka 1 yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.
!
*"!
DAFTAR PUSTAKA
Lawrence, A.T dan Weber, J. 2008. Business and Society: Stakeholders, Ethics and Public
Policy, 12th ed. USA : McGraw Hill.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan
orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek
KUH Perdata, UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan konsumen.
https://www.go-jek.com/
http://dephub.go.id
https://www.tempo.co/
http://www.cnnindonesia.com/
!
*#!
ORGANISASI BISNIS : TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersil
Disusun oleh :
Pittria Anggini
15/392675/EE/07166
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi di lingkungan bisnis, membuat perusahaan
menggunakan teknologi sebagai inovasi yang dihadirkan dalam penyediaan jasa kepada
konsumen. Perkembangan teknologi mempengaruhi segala sektor termasuk jasa penyediaan
layanan transportasi. Jasa transportasi berbasis online hadir dimasyarakat dengan
memanfaatkan teknologi untuk memberikan inovasi layanan dan kemudahan bertransportasi
dengan nyaman dan murah. Transportasi berbasis online ini mulai berkembang di Indonesia
sejak tahun 2010, diawali dengan perusahaan start-up seperti GoJek, Uber dan Grab, sebagai
pelaku bisnis untuk pertumbuhan aplikasi layanan jasa transportasi online. Proses pemesanan
yang mudah (berbasis aplikasi) dan perhitungan biaya perjalanan yang lebih transparan
membuat transportasi berbasis online mulai digemari oleh masyarakat.
Transportasi umum merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dihindari
untuk memperoleh akses lokasi. Di Indonesia, sistem transportasi umum bisa dikatakan
belum berfungsi dengan baik. Penetapan tarif oleh transportasi konvensional terkadang
dirasakan terlalu mahal oleh konsumen, argometer yang tidak jujur oleh oknum supir taksi
konvensional dan buruknya layanan menjadi kelemahan dari transportasi ini. Dengan
bermodalkan gadget dan aplikasi, para konsumen dapat memperoleh layanan transportasi
yang murah dan nyaman. Namun, tidak semua masyarakat dapat menggunakan gadget,
sehingga taksi konvensional tidak mungkin hilang di masyarakat.
Kehadiran transportasi berbasis online membawa solusi tetapi belum mendapat
legalitas dari pemerintah. Dan transportasi online membawa dampak persaingan di
transportasi umum (konvensional). Transportasi berbasis online belum memenuhi syarat
transportasi yang sesuai dengan aturan alat transportasi umum. Disinilah diperlukan peran
pemerintah dalam memberikan kejelasan regulasi terkait transportasi berbasis online ini.
!
"!
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern. Pemerintah
harus memberikan kepastian hukum bagi masyarakat pengguna transportasi berbasis online.
Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “PERAN
PEMERINTAH DALAM MEMBUAT PERATURAN DALAM ORGANISASI BISNIS
: TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa peran Pemerintah dalam membuat peraturan dalam organisasi bisnis?
2. Apa yang dimaksud dengan Transportasi berbasis online ?
3. Peraturan Pemerintah mengenai Transportasi berbasis Online
4. Tujuan Pemerintah dalam membuat peraturan mengenai transportasi berbasis online?
!
#!
II. PEMBAHASAN
A. Peran Pemerintah dalam Membuat Peraturan dalam Organisasi Bisnis
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat modern.
Masyarakat tidak dapat berfungsi secara baik tanpa aktivitas pemerintah. Masyarakat melihat
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang penting. Hal-hal yang penting
diantaranya mengenai keamanan dan perlindungan yang diberikan. Pemerintah juga
diharapkan memberikan keamanan ekonomi, layanan sosial, dan hal-hal yag berkaitan
dengan masalah sosial yang membutuhkan tindakan kolektif, atau kebijakan publik.
Pemerintah menggunakan alat kebijakan publik yang berbeda untuk mencapai tujuan
kebijakan. Alat dari kebijakan publik meliputi kombinasi insentif dan hukuman yang
digunakan oleh pihak pemerintah untuk mendorong masyarakat, bisnis, untuk bertindak
dalam mencapai tujuan kebijakan. Kekuatan peraturan pemerintah dimaksudkan untuk
mencapai tujuan publik. Pengaruh kebijakan publik merupakan outcome yang muncul dari
peraturan pemerintah. Karena kebijakan publik mempengaruhi banyak orang, organisasi, dan
pihak lain yang berkepentingan, kebijakan publik tersebut akan menyenangkan sebagian
orang dan tidak menyenangkan sebagian yang lain (Lawrence dan Weber, 2008).
1. Jenis - Jenis Kebijakan Publik
a. Kebijakan ekonomi
Satu hal yang penting dari kebijakan publik berkaitan langsung dengan ekonomi.
Kebijakan fiskal mengacu pada pola perpajakan dan pengeluaran yang dimaksudkan untuk
menstimulasi atau mendukung ekonomi. Sebaliknya, istilah kebijakan moneter mengacu pada
kebijakan yang berpengaruh terhadap penawaran, permintaan, dan nilai mata uang suatu
negara yang berpengaruh terhadap bisnis dan masyarakat. Bentuk lain dari kebijakan
ekonomi meliputi kebijakan pajak (menaikan atau mengurangi pajak pada bisnis dan
perorangan), kebijakan industri (alokasi sumber daya ekonomi terhadap perkembangan
!
$!
industri tertentu), dan kebijakan perdagangan (mendukung atau tidak mendukung
perdagangan dengan negara lain).
b. Kebijakan Bantuan Sosial
Negara-negara industri maju mengembangkan sistem layanan sosial untuk warganya.
Perkembangan ekonomi telah memperbaiki wilayah kunci pelayanan bantuan sosial (seperti
layanan kesehatan dan pendidikan) dan akan berlanjut mengikuti pertumbuhan ekonomi.
2. Regulasi Pemerintah Terhadap Bisnis
Regulasi adalah cara utama mendapatkan kebijakan publik. Karena pemerintah
beroperasi pada banyak tingkatan (pusat, povinsi, kabupaten), bisnis modern menghadapi
sejumlah regulasi yang komplek. Masyarakat mengandalkan pemerintah untuk menetapkan
aturan tingkah laku atau regulasi untuk masyarakat dan organisasi. Dalam regulasi
pemerintah terdapat bentuk yang berbeda. Badan regulasi menghadapi tantangan untuk
menetapkan aturan-aturan yang adil dan efektif dalam mencapai tujuan publik.
a. Regulasi Ekonomi
Regulasi ekonomi bertujuan untuk memodifikasi operasi normal pasar bebas dan
kekuatan
penawaran
dan
permintaan.
Regulasi
ekonomi
meliputi
regulasi
yang
mengendalikan harga atau gaji, alokasi sumber daya publik, penetapan area layanan,
penetapan banyaknya peserta, dan penjatahan sumber daya.
b. Regulasi sosial
Regulasi sosial dimaksudkan pada pentingnya tujuan sosial seperti perlindungan
konsumen dan lingkungan serta menyediakan para karyawan dengan kondisi kerja yang aman
dan sehat. Regulasi sosial tidak terbatas pada satu jenis bisnis atau industri. Hukum
memperhatikan polusi, keamanan dan kesehatan, dan diskriminasi pekerjaan yang diterapkan
untuk semua bisnis, hukum perlindungan konsumen diterapkan untuk semua bisnis terkait
dengan produksi dan penjualan barang-barang konsumsi.
!
%!
3. Pengaruh Regulasi
Secara umum, pemerintah mengharapkan keuntungan yang diperoleh dari regulasi
melebihi pengorbananya.
1. Biaya Regulasi
Pengeluaran
regulasi social merefleksikan pertumbuhan di area kesehatan lingkungan,
keamanan kerja, dan perlindungan konsumen. Kebutuhan regulasi harus diseimbangkan
dengan biaya dan taksiran mengenai pencapaian tujuan yang diinginkan. Pemerintah bertugas
mengatur tindakan bisnis tertentu, dan menderegulasi aturan yang tidak lagi dibutuhkan oleh
industri, pemerintah berlaku sebagai pengendali (misalnya tekanan pasar dari pesaing).
2. Perbaikan Regulasi yang Berkesinambungan
Pemerintah melakukan diregulasi pada beberapa aturan, sementara disisi lain
pemerintah juga membuat aturan baru. Reregulasi adalah penambahan dan perluasan regulasi
pemerintah, terutama di wilayah (aturan) yang sebelumnya dikurangi. Jelasnya, bisnis tidak
efektif ntuk mengatur dirinya sendiri dan pasar tidak dapat mencegah kejahatan bisnis.
Pemerintah dan masyarakat harus tetap bekerja keras untuk mencapai keseimbangan antara
kebebasan pasar dan pengawasan pemrintah terhadap tindakan bisnis.
B. Transportasi Berbasis Online
Transportasi berbasis online merupakan layanan berbasis aplikasi yang menawarkan
kemudahan akses dengan harga terjangkau dan relatif lebih nyaman. Diperlukan gadget dan
aplikasi untuk menggunakan layanan transportasi sebagai penghubung antara pengguna
dengan penyedia layanan (driver). Aplikasi transportasi online banyak dipilih oleh
masyarakat karena proses pemesanan yang mudah, perhitungan biayanya lebih transparan
dan pelayanan yang memuaskan. Tidak terbatas dengan hanya melayani jasa untuk
mengantar penumpang ke tempat tujuan saja tetapi kini transportasi online juga
!
&!
menambahkan dalam aplikasi transportasi online berupa servis tambahan sebagai kurir, yaitu
bisa sebagai kurir pengantar barang, membelikan makanan atau keperluan lain sampai dengan
memesankan tiket bioskop. Transportasi berbasis online ini dapat memberikan tarif yang
lebih murah kepada konsumen daripada transportasi konvesional. Transportasi online ini
menggunakan cara berbasis kemitraan (dengan pemilik kendaraan), perusahaan bisa menekan
biaya. Perusahaan tidak perlu membeli armada transportasi dan mengeluarkan biaya
maintenance. Oleh sebab itu transportasi online berani memasang tarif murah sesuai jarak
yang tercantum dalam pesanan.
C. Peraturan Pemerintah mengenai Transportasi berbasis Online
Keputusan pemerintah mengatur transportasi online sudah tepat, memang harus diatur
dan memberi kepastian hukum. Dalam revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32
Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum
tidak dalam trayek, ada 11 butir regulasi baru yang akan mengikat angkutan online. 11
pokok pembahasan dalam revisi PM 32 Tahun 2016 (PM 26 Tahun 2017) ini, meliputi :
1. Jenis Angkutan Sewa
Kendaraan Bermotor Umum yang memiliki Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)
warna hitam hanya kendaraan angkutan sewa; Nomenklatur angkutan sewa khusus untuk
mengakomodir pelayanan angkutan taksi online.
2. Kapasitas silinder mesin kendaraan
Angkutan Sewa Umum minimal 1.300 cc; Angkutan Sewa Khusus minimal 1.000 cc.
3. Batas Tarif Angkutan Sewa Khusus
Tarif angkutan tertera pada aplikasi berbasis teknologi informasi; Penentuan tarif berdasarkan
tarif batas atas/bawah; Penetapan tarif diserahkan sepenuhnya kepada Gubernur sesuai
domisili perusahaan dan Kepala BPTJ untuk wilayah JABODETABEK.
!
'!
4. Kuota jumlah angkutan sewa khusus
Penetapan kebutuhan jumlah kendaraan dilakukan oleh Gubernur sesuai domisili perusahaan;
dan Kepala BPTJ untuk wilayah JABODETABEK.
5. Kewajiban STNK Berbadan Hukum
Jika sebelumnya ketentuan STNK atas nama perusahaan, direvisi menjadi STNK atas nama
badan hukum. Selanjutnya STNK yg msh atas nama perorangan msh tetap berlaku sampai
dengan habis masa berlakunya.
6. Pengujian Berkala (KIR)
Tanda uji berkala kendaraan bermotor (KIR) pertama semula dilakukan dengan cara
pengetokan, disesuaikan menjadi dengan pemberian plat yang di embose; Kendaraan
bermotor yang paling lama 6 Bulan sejak dikeluarkannya STNK tidak perlu di uji KIR, dapat
dengan melampirkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).
7. Pool
Persyaratan ijin penyelenggaraan angkutan umum semula harus memiliki ‘pool’ disesuaikan
menjadi memiliki/menguasai tempat penyimpanan kendaraan; Harus mampu menampung
jumlah kendaraan yang dimiliki.
8. Bengkel
Dapat menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan (bengkel); atau Kerjasama dengan
pihak lain.
9. Pajak
Substansi untuk kepentingan perpajakan pada penyelenggaraan angkutan umum taksi online
dikenakan terhadap perusahaan aplikasi sesuai usul dari Ditjen Pajak.
10. Akses Dashboard
Pokok bahasan Akses Dashboard merupakan ketentuan baru yang ditambahkan dalam revisi
peraturan ini. Wajib memberikan akses digital dashboard kepada Dirjen Hubdat dan Pemberi
!
(!
ijin penyelenggaraan angkutan umum; Untuk kepentingan pengawasan operasional taksi
online.
11. Sanksi
Pemberian sanksi dikenakan baik ke perusahaan angkutan umum maupun perusahaan
aplikasi; Sanksi atas pelanggaraan perusahaan aplikasi diberikan oleh Menteri Kominfo
dengan melakukan pemutusan akses (pemblokiran) sementara terhadap aplikasi sampai
dengan dilakukan perbaikan.
Dalam pemberlakuan aturan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
menegaskan akan dilakukan dengan masa transisi. Menhub juga menegaskan Kementerian
Perhubungan ingin memberikan pelayanan kepada seluruh kalangan masyarakat serta ingin
memberikan ruang usaha yang baik dan kondusif kepada seluruh masyarakat. PM 26 tahun
2017 tersebut diantaranya memuat 11 poin revisi yang telah dibahas dan disepakati bersama
antara para pemangku kepentingan, seperti para akademisi, pengamat transportasi, asosiasi
terkait, dan pelaku usaha jasa transportasi, baik yang reguler maupun yang berbasis aplikasi
(online). Hasilnya selain sudah dilakukan uji publik juga telah disosialisasikan ke berbagai
kota dan dipublikasikan melalui media massa.
Peraturan Menteri tersebut berlaku sejak ditetapkan atau 1 April 2017 namun ada
beberapa substansi materi yang memerlukan masa transisi dalam penerapannya. Dari 11 poin
revisi aturan tersebut, 4 poin diberlakukan secara langsung pada 1 April 2017 yaitu
diantaranya: (1) penetapan angkutan online sebagai angkutan sewa khusus, (2) persyaratan
kapasitas silinder mesin kendaraan minimal 1.000 CC, (3) persyaratan keharusan memiliki
tempat penyimpanan kendaraan, dan (4) kepemilikan atau kerjasama dengan bengkel yang
merawat kendaraan, Sementara untuk pengujian berkala (KIR) kendaraan, stiker dan
penyediaan akses Digital Dashboard; masa transisi diberikan waktu 2 bulan setelah 1 April
2017 atau 1 Juni 2017. Sedangkan untuk pemberlakuan poin penetapan tarif batas atas dan
!
)!
batas bawah, kuota, pengenaan pajak, dan penggunaan nama pada STNK, masa transisi
diberikan selama 3 bulan untuk pemberlakuannya.
D. Tujuan Pemerintah dalam membuat peraturan mengenai transportasi berbasis
online
Adanya aturan-aturan tersebut selain alasan pajak, otoritas atau aturan perlu semacam
ini perlu dipertimbangkan untuk perlindungan konsumen. Ada beberapa jenis persyaratan
teknis untuk kendaraan menjadi transportasi umum. Sebuah taksi misalnya, setiap
pengemudi, setiap mobil harus didaftarkan oleh perusahaan mereka dan bahwa perusahaan
bersama dengan data yang terdaftar di otoritas. Sehingga dapat dilacak dan ada badan hukum
atau badan hukum yang bertanggung jawab atas tindakan apapun yang dilakukan oleh
pengemudi di dalam kendaraan yang terdaftar. dan kendaraan harus memperbaharui setiap
lima tahun, untuk memastikan bahwa performa kendaraan tidak akan membahayakan
keselamatan penumpang.
Untuk transportasi berbasis online, masalah keamanan menjadi pertanyaan pertama.
Karena kendaraan yang dipergunakan oleh para pengendara transportasi berbasis online
adalah kendaraan pribadi, maka peraturan mana yang harus diikuti untuk memastikan
keselamatan dan kenyamanan penumpang. Kedua, jika sesuatu yang buruk terjadi pada
kendaraan, katakanlah penyebab kecelakaan adalah kendaraan yang tidak terawat dengan
baik, siapa yang akan bertanggung jawab untuk itu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa dengan pemberlakuan
aturan ini maka akan melindungi seluruh pihak baik pengemudi maupun kepentingan
masyarakat luas. Contohnya soal penetapan kuota (angkutan) itu justru melindungi
pengemudi, begitu juga dengan tarif batas atas - bawah, sebenarnya secara prinsip PM 32 itu
mengatur tentang kesetaraan, keadilan, kesamaan berusaha. Pengaturan batas atas penting
untuk melindungi konsumen dari tarif tinggi pada waktu tertentu, misalnya pada jam sibuk,
!
*+!
saat permintaan meningkat. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Sebaliknya, alasan pemerintah menetapkan batas bawah tarif agar terjadi
persaingan usaha yang sehat dan keseimbangan atau kesetaraan usaha.
!
**!
III. KESIMPULAN
Pemerintah melaksanakan peran vital dan penting dalam masyarakat dan memberikan
keamanan ekonomi, layanan sosial, dan hal-hal yag berkaitan dengan masalah sosial yang
membutuhkan tindakan kolektif, atau kebijakan publik. Masyarakat mengandalkan
pemerintah sebagai regulator untuk menetapkan aturan tingkah laku atau regulasi untuk
masyarakat dan organisasi. Adanya jasa transportasi berbasis online memberikan solusi
dimasyarakat namun tidak dengan kepastian regulasiya. Peran pemerintah dalam memberikan
kepastian hukum mengenai layanan transportasi berbasis online ini dituangkan dalam revisi
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan
orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek dengan 11 butir regulasi baru
yang akan mengikat angkutan online. Dalam pemberlakuan aturan tersebut, Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan akan dilakukan dengan masa transisi.
Perkembangan teknologi di sektor transportasi dan inovasi yang terus dikembangkan
oleh perusahaan aplikasi transportasi online sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena
itu, realisasi sikap pemerintah dibutuhkan terhadap permasalahan ini. Peran pemerintah
selaku regulator (pembuat aturan) dibutuhkan agar dapat memberi jalan keluar atau solusi
yang baik dalam perbaikan sistem transportasi yang ada di Indonesia. Kementerian
Perhubungan ingin memberikan pelayanan kepada seluruh kalangan masyarakat serta ingin
memberikan ruang usaha yang baik dan kondusif kepada seluruh masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan jaminan perlindungan terhadap konsumen seperti yang tercantum dalam
UU No. 8 tahun 1999 pasal 1 angka 1 yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.
!
*"!
DAFTAR PUSTAKA
Lawrence, A.T dan Weber, J. 2008. Business and Society: Stakeholders, Ethics and Public
Policy, 12th ed. USA : McGraw Hill.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan angkutan
orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek
KUH Perdata, UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan konsumen.
https://www.go-jek.com/
http://dephub.go.id
https://www.tempo.co/
http://www.cnnindonesia.com/
!
*#!