Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  

PROSOPOGRAPHY KEHIDUPAN PEREMPUAN PENYORTIR BIJI KOPI DI

KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN KAMPUNG WEH NAREH

KECAMATAN PEGASING KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2002-2016

  

1

  2

  3 Erida Sapriani , Husaini , Nurasiah

  Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala

  Email: eridasapriani94@gmail.com ,

  husibram@gmail.com nurasiah.sjh@gmail.com ABTRASCT

  This research raises the issue of how the background of women's life of coffee bean sorter who worked at Baitul Qiradh Cooperative from 2002-2016. The purpose of this research is (1) to know the life background of women coffee bean sorter who work in Cooperative Baitul Qiradh (2) to know the factors that become the motivation of female workers in Cooperative of Baitul Qiradh as sorter of coffee bean.The approach used in this study is a qualitative approach. While the method used is the method of historical research (Historical Research). In this research, historical method is needed because historical method uses observation record or observation of others that can not be repeated again. Data collection was done in three ways, ie interview with informant, documentation on village archives, and direct observation to Baitul Qiradh cooperative. Informants in this study include women coffee sorters who work in the Cooperative.The results of this study were (1) women sorters included in the prosperous category when viewed from household expenditure, children's education, and also economic life in woman penyotir specially house asset which have been adequate. (2) Factors affecting female coffee sorters working in Baburayyan cooperatives Pegasing subdistrict, Central Aceh district (2002-2016): first, average educational factor sorters from their junior and senior high school graduates; Second, the lack of non-formal employment factors provided by parties government. Third, they choose the job as a coffee sorter because the economy is weak.

  Keywords: Prosopography Women Sorter, Weh Nareh Village.

  1 2 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah. 3 Dosen Pembimbing Pertama.

  Dosen Pembimbing Dua.

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  ABSTRAK

  Penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana latar belakang kehidupan perempuan penyortir biji kopi yang bekerja di Koperasi Baitul Qiradh dari tahun 2002-2016. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui latar belakang kehidupan perempuan penyortir biji kopi yang bekerja di Koperasi Baitul Qiradh (2) untuk mengetahui faktor yang menjadi motivasi para pekerja perempuan di Koperasi Baitul Qiradh sebagai penyortir biji kopi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode penelitian historis (Historical Research).Dalam penelitian ini diperlukan metode sejarah karena metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara dengan informan, dokumentasi pada arsip kampung, dan observasi langsung ke koperasi Baitul Qiradh. Informan dalam penelitian ini meliputi perempuan penyortir kopi yang bekerja di Koperasi tersebut.Hasil dari Penelitian ini adalah (1) perempuan penyortir termasuk dalam kategori sejahtera jika dilihat dari pengeluaran rumah tangga, pendidikan anak, dan juga kehidupan ekonomi pada perempuan penyotir khususnya aset rumah yang sudah memadai. (2) Faktor yang mempengaruhi perempuan penyortir kopi bekerja di koperasi Baburayyan Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah (2002-2016) :pertama, faktor pendidikan penyortir rata-rata dari mereka tamatan SMP dan SMA, Kedua, faktor kurangnya lapangan pekerjaan nonformal yang disediakan oleh pihak pemerintahan. Ketiga, mereka memilih pekerjaan sebagai penyortir kopi dikarenakan ekonomi lemah.

  Kata kunci: Prosopography Perempuan Penyortir, Kampung Weh Nareh.

  PENDAHULUAN melakukan hal-hal yang produktivitas seperti

  mengurus rumah tangga maupun mengurus Tenaga kerja merupakan orang yang mampu anak-anak. bekerja baik di dalam maupun di luar hubungan

  Sektor informal sebagai subsistem kerja guna menghasilkan barang atau jasa perekonomian dan pasar tenaga kerja dapat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam menyerap banyak tenaga kerja yang hubungan ini, pembentukan tenaga kerja adalah berpendidikan menengah ke bawah (rendah). untuk meningkatkan efektivitas kemampuan

  Semakin kuatnya arus tenaga kerja perempuan untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja juga memasuki angkatan kerja diberbagai sektor merupakan sumber daya manusia yang mengakibatkan kompetisi, baik semua tenaga memiliki peranan sangat besar dalam kerja itu sendiri maupun dengan tenaga kerja pembangunan nasional. Di Indonesia tenaga laki-laki. Kompetisi ini akan semakin terlihat kerja bukan hanya diperuntukkan kepada laki- dengan tingginya jenjang pendidikan yang laki saja tetapi juga pihak perempuan. Akan dimiliki oleh perempuan tersebut, karena tetapi perempuan sering dinomorduakan dalam dengan memiliki jenjang pendidikan yang lebih hal pekerjaan, karena cenderung hanya bisa tinggi, maka peluang mendapatkan pekerjaan

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  yang disesuaikan dengan keinginannya lebih besar. Sementara lapangan kerja yang terbuka untuk mereka yang berpendidikan rendah adalah sektor informal misalnya pekerjaan sebagai penyortir kopi, karena untuk memasuki sektor ini tidak dituntut pendidikan yang tinggi.

  Kopi di Aceh Tengah merupakan salah satu komoditi andalan yang cukup berperan dalam meningkatkan pendapatan petani, lapangan kerja, dan sumber pendapatan daerah.Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan ini didirikan oleh Bapak Rizwan Husin pada tanggal 21 oktober 2002 berdasarkan Badan Hukum No: 62.01/233/BH/X/2002. Pendirian Koperasi ini bertujuan untuk membantu petani kopi lebih sejahtera, serta untuk mengharumkan nama kopi Gayo. Tetapi pada tahun 2002 koperasi ini belum berkembang karena terjadinya konflik di Aceh (Vebrina, 2012: 27).

  Keberadaan Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan yang berada di Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing membuat perempuan juga ikut berpartisipasi menjadi penyotir kopi.Adapun alasan mereka bekerja adalah membantu perekonomian keluarga.

  Setiap harinya para penyortir biji kopi yang didominasi kaum perempuan memperoleh penghasilan Rp.50.000 hingga Rp. 70.000, upah tersebut dibayar seminggu sekali oleh pihak koperasi sehingga perorang bisa mendapatkan penghasilan Rp.300.000 sampai Rp. 500.000.

  Prosopography adalah penelitian tentang sekelompok orang yang mempunyai karakteristik latar belakang yang sama dengan mempelajari kehidupan mereka. Latar belakang yang sama berarti persamaan nasib kedudukan ekonomi, persamaan pekerjaan, persamaan pemikiran, dan peristiwa yang sama (Kuntowijoyo, 2003:212).

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

  “Prosopography Perempuan Penyortir Biji Kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayan Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2002-2016”. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif. Danzin dan Lincoln (dalam Maleong Laxy, 2007:5), mengatakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka, pengamatan, dan dokumen untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku baik individu maupun sekelompok orang.Melalui pendekatan ini akan terungkap gambaran mengenai aktualisasi, realitas sosial dan persepsi sasaran peneliti. Peneliti dalam hal ini sebagai instrumen kunci.

  Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian historis (Historical

  Research). Metode sejarah adalah proses

  mengkaji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam penelitian ini diperlukan metode sejarah karena metode sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali. Ini nyata sekali bedanya dengan metode penelitian eksperimen

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  pada fenomena natural, dimana data observasi dapat dikontrol dengan percobaan.

  Tujuan metode sejarah sendiri ialah untuk membuat rekontruksi masa lampau secara objektif dan sistematis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan, serta menjelaskandan mensistensikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.

  Menurut Kuntowijoyo (2003:89) dalam melaksanakan penelitian sejarah dibagi dalam lima tahap, yaitu: (1) Pemilihan topik (2) Heuristik atau pengumpulan sumber (3) Verifikasi atau kritik sumber (kritik eksternal, kritik intern) (4) Interprestasi atau penafsiran dan (5) Historiografi atau penulisan.

  Penelitian ini mendeskripsikan data yang ada dilapangan tentang Prosopograpy kehidupan perempuan penyortir biji kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayan kampung Weh Nareh, Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah..

  Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian ini akan dilakukandi Kecamatan Pegasing dan lingkungan masyarakat khususnya Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Di mana data yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai pendukung kegiatan penelitian untuk menggali dan menemukan kebenaran pengetahuan serta fakta yang ada di lapangan.

  Teknik Pengumpulan Data

  Guna memperoleh keakuratan data, penulis menggunakan beberpa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

  a. Observasi

  Observasi atau pengamatan merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, dengan cara-cara tertentu peneliti selalu terlibat dalam proses mengamati, istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Gunawan, 2014: 143). Pengamatan dilakukan untuk melihat kehidupan perempuan penyortir biji kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan di kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.

  b. Wawancara

  Wawancara (interview) adalah satu percakapan yang di arahkan pada suatu masalah tertentu, proses tanya jawab lisan, diantara dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Wawancara pada penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa pertanyaan informal. Aturan pada wawancara penelitian lebih ketat, peneliti cenderung mengarahkan wawancara pada penemuan perasaan, persepsi, dan pemikiran informal (Gunawan 2014: 160).

  Berdasarkan pengertiandi atas wawancara merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan data dengan caramewawancarai seseorang secara langsung dan tidak langsung. Tujuan wawancara ini yaitu untuk mendapatkan informasi tambahan dari kekurangan yang ada dari sumber tertulis. Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, maka peneliti menggunakan alat-alat wawancara seperti buku catatan untuk mencatat hasil percakapan dan tape recorder yang berfungsi untuk merekam semua percakapan

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  PEMBAHASAN Hasil Penelitian Gambaran Umum Hasil Penelitiaan

  Keadaan Penduduk Kampung Weh Nareh

  (Sumber: Data Kantor reje kampung Weh Nareh ).

  Rebe Titi/Pepalang (4) sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Paya Jeget/Gelelungi.

  Atu Mendulang/Paya Jeget (3) sebelah Barat berbatasan dengan Kampung

  Kala Pegasing (2) sebelah Timur berbatasan dengan Kampung

  Secara umum Kampung Weh Nareh merupakan dataran tinggi yang letaknya sekitar 1200 m dari permukaan laut yang berhawa sejuk dan bersuhu dingin, memiliki iklim tropis (dua musim) yaitu musim penghujan dan musim kemarau, serta memiliki luas wilayah sekitar ± 300 Ha. Secara umum keadaan topografi KampungWeh Nareh berada pada dataran tinggi. Penggunaan lahan digunakan untuk pemukiman dan area perkebunan warga Adapun batas-batas wilayah Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing sebagai berikut; (1)sebelah Utara berbatasan denganKampung

  Perempuan Penyortir Biji Kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayan Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2002-2016”.

  serta menyiapkan instrumen wawancara tentang masalah yang akan diteliti. Peneliti menetapkan beberapa perempuan penyortir yaitu: Marhamah, Salawati dan Fatimah. Kepala Koperasi Baitul Qiradh yaitu Bapak Rizwan Husein dan Kepala Kampung (Reje).

  d. Kesimpulan Pembahasan ini dianalisa secara sistematis dengan pendekatan kualitatif, yakni pendekatan pada kondisi objek sehingga akan diperoleh fakta yang lebih mendekati kebenaran mengenai permasalahan yang sedang diteliti yaitu tentang “Kehidupan

  c. Penyajian data

  b. Memaparkan data

  Spradley (dalam Gunawan, 2014:210) mengatakan, analisis data kualitatif merupakan pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian,dan hubungan terhadap keseluruhan, semua analisis data kualitatif akan mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan) yang dikaji oleh peneliti.Dalam hal ini peneliti perlu melakukan tahap-tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif yaitu: a. Reduksi Data

  Teknik Analisis Data

  Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang (Sugiono, 2014:82).Adapun data yang dimaksud peneliti adalah semua dokumen tentang jumlah pekerja perempuan, penghargaan yang didapat perempuan penyortir biji kopi, dan termasuk data tentang gaji yang diperolehdi koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.

  Kampung Weh Nareh memilki empat dusun yaitu: Dusun Tanyung Lipet, Dusun Ujung Sange, Dusun SMK, dan Dusun Benerdi. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Weh Nareh sampai tahun 2015

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  adalah 795 jiwa yang mana terdiri dari 200 kepala keluarga (KK) dengan jumlah laki-laki adalah 395 jiwa dan jumlah perempuan 400 jiwa.

  Kehidupan Beragama

  Mayoritas masyarakat di Kampung Weh Nareh beragama Islam,bagi masyarakat Weh Nareh agama Islam dengan kaidahnya merupakan acuan utama perilaku mereka yang bergandeng dengan norma adat. Kebiasaan masyarakat Weh Nareh setiap hari jum’at mereka melakukan kegiatan keagamaan, kaum laki-laki mengaji sambil menunggu waktu shalat Jum’at sedangkan kegiatan kaum perempuan melakukan kegiatan yasinan rutin dan setelah itu masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan sampai adzan shalat jumat berkumandang.

  Pendidikan

  Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berlangsungnya kehidupan manusia bahkan untuk perkembangan dan kemajuan suku bangsa, agar mampu mencapai tujuan yang lebih baik.Demikian halnya dengan masyarakat di Kampung Weh Nareh yang menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini didukung oleh pemahaman orang tua terhadap pentingnya dunia pendidikan.

  Mata Pencaharian Penduduk Kampung Weh Nareh

  Kampung Weh Nareh merupakan kampung yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang sangat baik, sehingga masyarakat lebih condong memiliki mata Pencaharian sebagai Petani dan bercocok tanam tanaman palawijaya seperti padi dan kopi.

  Sejarah Kampung Weh NarehKecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah

  Kampung Weh Nareh merupakan salah satu kampung yang berada di wilayah pegasing Kabupaten Aceh Tengah.Kampung Weh Nareh adalah pemekaran dari kampung Kung sejak tahun 1980, yang pada saat itu di pimpin oleh Alm, Matt Ali Bin Mude Sedang. Sejarah nama kampung Weh Nareh sangat unik yaitu berasal dari kata Weh berarti “air” dan Nareh yang berarti “panjang dan berputar”. Jadi, arti dari kata Weh Nareh yaitu air yang mengalir sangat panjang dan berputar disebabkan oleh ujung tanah yang berbukit kecil. Hal ini dijelaskan oleh M.Hasan S.I selaku Petue Kampung sebagai berikut:Kampung Weh Nareh merupakan salah satu kampung yang berada di Kecamatan Pegasing. Dari tahun 1980 kampung Weh Nareh sudah berpisah dari kampung Kung dan sudah memiliki sistem pemerintahan kampung sendiri.

  Kebudayaan Dalam Masyarakat Gayo

  Adat sebagai bagian dari budaya ditinjau dari eksitensinya, hanya dimiliki manusia dalam tiga wujud yaitu: (1)wujud sebagai suatu kompleks gagasan dan konsep hasil pikiran manusia(2)wujud sebagai kompleks aktifitasdan (3)wujud berupa benda. Ketiga wujud budaya tersebut mempunyai nilai yang sangat berharga bagi kehidupan.

  Adat gayo sebagai bagian dari budaya Gayo yang diyakini mempunyai nilai-nilai yang mengatur masyarakat dalam berbagai aspek keislaman yang sudah terpadu dengan nilai dannorma adat Gayo tidk bertentangan

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  dengan nilai-nilai pendidikan dalam ajaran agama Islam (Ibrahim Mahmud, 2013:15-16).

  Sejarah Kopi di Gayo (Aceh Tengah)

  Kopi yang saat ini sudah dikenal luas sebagai minuman dengan cita rasa khas dan dipercaya mempunyai manfaat besar bagi peminumnya, telah dikenal sejak abad-abad sebelum masehi. Menurut sumber tertulis kopi berasal dari daerah Jazirah Arab, kata kopi berasal dari bahasa Arab “quahweh”.Adapun penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa oleh seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 yang mendapatkan biji Arabica mocca dari Arabia ke Batavia. Kopi Arabica itu pertama-tama ditanam dan dikembangkan disebuah tempat bagian timur Jatinegara, Jakarta yang menggunakan tanah partikelir kesawung yang kini lebih dikenal dengan pondok kopi. Penyebaran selanjutnya dari tanaman kopi tersebut sampai ke dataran tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.(winbathin.blogspot.co.id/2009_02_24 _archive.html).

  Latar Belakang Koperasi Baiul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Kampung Weh Nareh Kecamatan Pegasing

  Koperasi Baitul Qiradh (KBQ)Baburrayyan sudah berdiri dari tahun 2002, yang didirikan oleh Bapak Rizwan Husin. Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan merupakan satu jenis koperasi produksi yang bergerak dalam bidang pengelolaan hasil perkebunan kopi, dan juga secara umum mengakomodir kegiatan ekspor kopi hingga ke luar negeri. Keberadaan Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan untuk menjawab satu kebutuhan akan sebuah perusahaan yang mampu memproduksi kopi dalam jumlah yang besar, dan pengelolaannya sesuai dengan standar yang bertaraf Internasional.

  Prosopography Perempuan PenyortirBiji Kopi yang Bekerja di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Aceh Tengah 2002-2016

  Pada era seperti ini, wanita bukan lagi mereka yang dikurung di rumah dan hanya diperbolehkan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan rumah saja. Wanita telah diberikan kebebasan yang sama sebagaimana dengan pria. Wanita memiliki kesempatan belajar yang sama dengan pria, begitu juga dalam hal pekerjaan. Tidak sedikit wanita yang mampu mengerjakan pekerjaan pria pada umumnya, seperti mencangkul, menjadi tukang becak, dan banyak hal lainnya. Peran wanita tersebut bukan tanpa alasan. Banyak alasan yang mungkin menjadi dorongan tersendiri bagi wanita untuk memanfaatkan emansipasi yang telah didapatkannya.

  Wanita bukan berarti harus lepas dari tanggung jawab asalnya sebagai seorang ibu dan istri. Kesempatan yang dimiliki wanita tersebut menuntutnya untutk berperan ganda dalam hidupnya. Hal ini membuktikan bahwa bukan tidak mungkin bagi wanita untuk menjadi dan memiliki profesi tertentu. Meskipun banyak kendala yang nantinya akan dijumpai dalam peran gandanya tersebut. Secara tidak langsung wanita harus menyadari bahwa dirinya memiliki kesempatan yang sama dengan pria, yang mungkin kesempatan tersebut dianggap terlalu sulit bagi perempuan yang ingin bekerja.(http://wiwit_trifisip13.web.unair.ac.id) .

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  Latar Belakang Kehidupan Perempuan Penyortir Biji Kopi

  Pada umumnya perempuan penyortir kopi memiliki rumah yang terbuat dari batubata dan beratapkan seng.Rumah mereka juga sudah menggunakan penerangan PLN, untuk aset rumah yang mereka miliki bisa dikatakan cukup memadai. Hal ini dikarenakan fasilitas yang digunakan sudah modern antara lain: Televisi, sepeda motor, HP, dan lain sebagainya.

  Para perempuan penyortir kopi mereka ialah perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, dimana mereka memanfaatkan waktu luang untuk bekerja sebagai penyortir kopi di Koperasi Baitul Qiradh.Mereka harus membagi waktu antara bekerja dan mengurus rumah tangga, rata-rata perempuan penyortir bekerja dari Pukul 09:00-16:00.Mereka berangkat bekerja setelah anak dan suami berangkat ke sekolah dan bekerja.Hal ini tidak menganggu waktu bekerja mereka dan waktu bersama keluarga.

  Perempuan penyortir kopi mendapatkan upah seminggu sekali, yang diberikan oleh koperasi. Upah yang diberikan juga sesuai berat timbangan dari kopi yang telah disortir.Dalam seminggu gaji yang didapat sebesar Rp. 500.000., jika dikalikan maka (sebulan) maka penghasilan yang diperoleh perempuan penyortir kopi bisa Rp. 2.000.000.pendapatan yang didapatkan perempuan penyortir kopi bisa dikatakan sangat membantu perekonomian keluarga khususnya bagi keluarga mereka yang memiliki ekonomi lemah.

  Umur Perempuan Penyortir Biji Kopi

  Umur seseorang sangat mempengaruhi tingkat pekerjaannya, terutama dalam menyelesaikan apa yang dikerjakan. Umur para perempuan penyortir kopi akan mempengaruhi banyak atau sedikitnya. Hasil kopi yang akan dihasilkan sangat mempengaruhi pendapatan, jika hasil yang didapatkan berkurang maka pendapatan juga akan berkurang begitu juga sebaliknya. Jika hanya mendapatkan hasil sortiran sedikit maka akan mempengaruhi pendapatan perempuan penyortir sehingga kesejahteraanpun akan terhambat.

  Pendidikan Perempuan Penyortir Biji Kopi

  Pendidikan merupakan salah satu instrumen paling penting untuk peningkatan kualitas dan kuantitias pendidikan masyarakat.Pendidikan juga mempunyai peran yang sangat penting terhadap berlangsungnya kehidupan manusia bahkan untuk perkembangan dan kemajuan suku bangsa.Pendidikan di Kampung Weh Nareh masih terbilang sangat rendah, berdasarkan tingkat kelulusan masyarakat Kampung Weh Nareh tertinggi adalah SD kemudian SLTP dan SLTA.Alasan perempuan penyortir tidak melanjutkan sekolah dikarenakan kurangnya biaya sehingga motivasi untuk bersekolah tidak ada.

  Pengeluaran Kebutuhan Perempuan Penyortir Biji Kopi

  Kebutuhan merupakan tuntutan yang bersifat jasmani dan rohani, dimana kebutuhan ini akan terpenuhi dengan cara bekerja yang dilakukan baik secara mandiri atau tidak. Karena pekerjaan dan ekonomi adalah dua sisi yang saling berkaitan erat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga masyarakat.

  Kampung Weh Nareh memiliki mayoritas penduduk yang bermata pencaharian

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  sebagai petani dan berkebun dengan penghasilan yang tidak menentu, untuk keperluan rumah tangga sebagai kebutuhan utama yang harus dipenuhi adalah kebutuhan primer, skunder, dan tersier. Misalnya makanan merupakan kebutuhan primer bagi manusia yang harus dipenuhi.Selain kebutuhan skunder dan tersier.

  Jika dilihat dari pendapatan petani tradisional yang tidak menentu, maka para ibu- ibu rumah tangga tidak hanya bisa berdiam diri menunggu hasil yang dibawa pulang oleh suami (kepala keluarga), mengingat kebutuhan sehari-hari, biaya anak-anak bersekolah serta kebutuhan lainnya yang sangat tidak terjangkau.Oleh karena itu para perempuan yang mayoritasnya adalah ibu-ibu rumah tangga ini meminta izin kepada suami untuk bekerja membantu perekonomian keluarga.Alasan inilah yang menjadikan perempuan-perempuan yang dulunya hanya duduk dirumah dan mengurus rumah tangga saat ini memiliki pekerjaan sebagai penyortir kopi.Jadi, alasan Biaya kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi serta biaya anak sekolah yang semakin tidak terjangkau menjadi alasan mereka untuk membantu keperluan keluarga serta tanggungan yang banyak sehingga membuat para perempuan ini termotivasi untuk bekerja sebagai penyortir kopi. Dilihat dari gaji sebagai penyortir kopi dapat membantu biaya hidup(Wawancara, Ratna: 15 Maret 2017).

  Jumlah Tanggungan Keluarga Perempuan Penyotir Biji Kopi

  Banyaknya anggota keluarga sangat mempengaruhi besarnya pendapatan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga yang memiliki minat kerja maka akan sangat berpengaruh dalam pendapatan ekonomi keluarga, tetapi sebaliknya semakin banyak anggota keluarga yang bekerja hanya sedikit maka akan sangat mempersulit pendapat keluarga, sedangkan jumlah tanggungan sangat banyak. Jadi besar atau kecilnya pendapatan sangat berpengaruh pada tingkat pengeluaran seperti biaya hidup sehari-hari, pendidikan anak yang semakin tinggi, dan lain sebagainya.Perempuan penyortir kopi memiliki tanggungan rata-rata 1-3 orang yang masih kecil dan ada juga yang sudah menduduki bangku sekolah.

  Pendapatan Perempuan Penyortir biji Kopi

  Pada umumnya hampir sebagian besar perempuan di Kampung Weh Nareh bekerja sebagai penyortir kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan dan Koperasi lainnya, yang berada di sekitar Kampung Weh Nareh.Ada 8 perempuan penyortir yang menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaa utama yaitu Ratna, Ainun, Nuraini, Rusmala, Salawati, Marhamah, Magrifah, dan Fatimah.Mereka bekerja pada hari senin sampai hari sabtu dari pukul 09:00 –

  15.30 WIB.Penyortir inilah yang peneliti jadikan sebagai responden dalam penelitian ini.Setiap pagi mereka harus berangkat untuk bekerja di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan sekitar pukul 09:00 pagi mereka tiba di koperasi dan langsung memasuki tempat penyortir.Di tempat tersebut mereka mengambil alat untuk menyortir yaitu ember besar dan mangkuk.Kemudian mereka mengambil kopi yang telah disatukan dalam sebuah wadah besar dan membawanya ke meja sortir. Di meja itulah para perempuan penyortir kopi mulai memilih jenis kopi yang baik dan memilahnya dengan jenis kopi yang buruk

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  (berwarna hitam, pecah, dan jenis kopi yang kecil), jenis kopi yang buruk disebut trase (Wawancara: Marhamah, 15 Maret 2017).

  Kopi yang telah melewati proses penyortiran maka akan ditimbang satu persatu untuk melihat hasil pekerjaan mereka. Dari hasil pekerjaan perempuan penyortir kopi itulah gaji yang didapat oleh perempuan penyortir.Pendapatan perempuan penyortir kopi tergantung dari banyaknya kopi, ketika musim kopi datang maka hasil sortiran mereka juga banyak tetapi jika musim kopi berkurang maka hasil yang didapat para perempuan hanya sedikit.Perempuan penyortir kopi bisa menghasilkan Rp.30.000 – Rp.50.000 perharinya dari hasil menyortir kopi jika musim kopi dan jika musim kopi berkurang mereka hanya mendapatkan Rp.20.000 – Rp.30.000, tergantung banyaknya jumlah kopi yang disortir. Pendapatan perempuan penyortir kopi tidak digaji setiap harinya tetapi memperoleh gaji mingguan.Para penyortir ini bia mendapatkan upah Rp.400.000-Rp.600.000 (Wawancara, Ratna: 15 Maret 2017).

  Faktor Yang Mempengaruhi Perempuan Bekerja Sebagai Penyortir Kopi Di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan

  Adapun faktor yang mempengaruhi perempuan bekerja di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan sebagai penyortir yaitu :

  Faktor Ekonomi

  Salah satu faktor seseorang melakukan pekerjaan ialah karena kondisi ekonomi yang semakin memburuk terutama kondisi kelangsungan ekonomi rumah tangga, maka para perempuan penyortir kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan juga tidak terlepas dari tuntutan ekonomi yang semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.

  Faktor Pendidikan

  Perempuan penyortir kopi memiliki pendidikan yang sangat minim yaitu tingkat SD dan SLTP tetapi ada juga menamatkan hingga SMA tetapi hanya beberapa orang saja. Hal ini disebabkan oleh kurangnya biaya pendidikan yang dimiliki dan karena mereka berfikir lebih baik membantu perekonomian keluarga dari pada harus bersekolah. Selain itu kurangnya keahlian yang dimiliki membuat mereka sangat sulit mendapatkan pekerjaan.

  Faktor Kurangnya Lapangan Pekerjaan

  Penyebab kurangnya kesempatan kerja bagi masyarakat khususnya non formal adalah karena faktor pendidikan rendah dimana orang yang memiliki pendidikan rendah akan mengalami kesulitan ketika akan melamar pekerjaan, hal ini yang akan berdampak pada kesempatan kerja orang tersebut. Selain itu faktor lainnya yaitu karrena kurangnya keterampilan akan sangat berpengaruh pada kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, karena orang yang memiliki keterampilan akan mudah mendapatkan pekerjaan. Disamping itu, orang yang memiliki keterampilan dapat membuat lapangan kerja untuk orang lain.

  Faktor Keluarga

  Sebagian dari mereka memilih pekerjaan sebagai penyortir adalah untuk membantu perekonomian keluarga dan karena hanya menjadi orang tua tunggal yang harus membiayai kehidupan keluarga yang pengeluarannya tidak bisa dijangkau.Serta jumlah tanggungan keluarga yang tidak sedikit. Sehingga beberapa dari mereka memilih

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  bekerja sebagai penyortir kopi dan ada yang memilih berdagang dan ada sektor nonformal lain yang mereka tekuni. Selain itu mereka juga mendapatkan izin dari suami untuk bekerja membantu biaya kehidupan yang semakin tinggi.

  Wawancara yang peneliti lakukan dengan Nuraini ia mengaku sebagai seorang janda, dimana ia memiliki tanggungan sebanyak 3 orang. Anak yang pertama masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), yang kedua duduk di bangku Sekolah Tingkat Pertama (SMP), sedangkan yang terakhir masih berumur sekitar 4 tahun. Suaminya meninggal dikarenakan terkena penyakit yang sudah terlalu lama deritanya. Sepeniggal suami Nuraini harus menjadi orang tua tunggal dan tulang punggung keluarga bagi anak-anaknya, dimana ia harus bekerja untuk menafkahi keempat anaknya yang masih menjenjang pendidikan. Alasan inilah yang membuat Nuraini memilih bekerja sebagai penyortir biji kopi di Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan.

  PENUTUP Kesimpulan

  (1) Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan sudah berdiri dari tahun 2002, yang didirikan oleh Bapak Rizwan Husin. Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan merupakan satu jenis koperasi produksi yang bergerak dalam bidang pengelolaan hasil perkebunan kopi, dan juga secara umum mengakomodir kegiatan ekspor kopi hingga keluar Negeri. Tujuan didirikannya koperasi ini adalah untuk mensejahterakan para petani kopi yang berada di Aceh Tengah khususnya yang berada di sekitar koperasi

  Baburrayyan. Tidak hanya para laki-laki saja yang bekerja di koperasi ini tetapi juga banyak perempuan yang bekerja sebagai penyortir. (2) Kehidupan perempuan yang bekerja di koperasi Baburrayyan memiliki latar belakang sebagai ibu rumah tangga, dimana mereka harus membagi waktu antara bekerja dengan mengurus keluarga. Upah yang didapat oleh perempuan penyortir kopi adalah sebesar Rp.500.000 jika dikalikan maka sebulan upah yang diperoleh adalah Rp. 2.000.000., pendapatan perempuan penyortir ini bisadikatakan sangat membantu perekonomian keluarga khususnya bagi keluarga mereka. Berdasarkan hasil penelitian, perempuan penyortir termasuk dalam kategori sejahtera jika dilihat dari pengeluaran rumah tangga, pendidikan anak, dan juga kehidupan ekonomi pada perempuan penyotir khususnya aset rumah yang sudah memadai.

  Faktor yang mempengaruhi perempuan penyortir kopi bekerja di koperasi Baburayyan Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah (2002-2016) : pertama, faktor pendidikan penyortir rata-rata dari mereka tamatan SMP dan SMA, hal inilah yang membuat mereka sulit untuk mencari pekerjaan. Keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh penyortir menyebabkan mereka memilih pekerjaan yang tidak menuntut pendidikan dan keterampilan tinggi.Kedua, faktor kurangnya lapangan pekerjaan nonformal yang disediakan oleh pihak pemerintahan, membuat masyarakat sulit mendapatkan pekerjannya, hal ini yang membuat para perempuan memilih dan menjadi

  Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah

Volume 2, Nomor 4, November 2017, hal. 10 - 22.

  profesi sebagai penyortir kopi.Ketiga, mereka Ibrahim, Mahmud. 2013. Nilai-Nilai memilih pekerjaan sebagai penyortir kopi Pendidikan Islam Dalam Adat Gayo . dikarenakan ekonomi lemah. Banda Aceh: Al-MumtazInsttute.

  Saran Kuntowijoyo.2003. Metode Sejarah .

  Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis Yogyakarta: PT Tiara Wacana data penelitian tersebut di atas, maka penulis Yogya. merekomendasikan beberapa saran yaitu; (1) Bagi Kepala Koperasi Baitul Qiradh : Agar Maleong, Lexy (2007).Metodologi Penelitian mampu lebih memperhatikan kesehatan Kualitatif . Bandung: Remaja Rosda para pekerja yang bekerja di koperasi Karya. khususnya bagi perempuan-perempuan yang bekerja sebagai penyortir. Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. (2) Bagi perempuan penyortir : supaya terus Bandung. Alfabeta. berusaha keras dalam menghadapi berbagai masalah di lapangan dan Sumber Skripsi: tingkatkan profesional kerja. (3) Bagi pembaca : penulis menyadari masih Vebrina, Hilda. 2012. Analisis Gudang banyak hal-hal yang belum terungkap Penyimpanan Biji Kopi (Coffee Arabica) melalui tulisan ini. Oleh karena itu, penulis Pada Koperasi Baitul Qiradh menyarankan kepada pembaca agar Baburrayyan Takengon-Aceh Tengah: dilanjutkan lagi penelusuran tentang Darussalam: Skripsi. Kajian Perempuan Penyortir Kopi Di

  Sumber Internet:

  Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Kampung Weh Nareh

  Http://Wiwit_Tri- Kecamatan Pegasing Kabupaen Aceh

  Fisip13.Web.Unair.Ac.Id(Diakses Tanggal 15 Tengah. Serta menggali lebih dalam April 2017, Pukul 09:45 Wib). memori dari berbagai lapisan masyarakat agar sejarah perempuan penyortir ini

  Http://winbathin.blogspot.co.id/2009_02_24_ar terungkap dengan sesungguhnya. chive.html (Diakses 27 Juli 2017, Pukul 23:59 Wib).

  DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

  Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif . Jakarta: Bumi Aksara.