IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB) ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG DIKABUPATEN SIJUNJUNG Hendri Payan

  

IMPLEMENTASI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR (PKB)

ANGKUTAN UMUM KAITANNYA DENGAN KESELAMTAN PENUMPANG

DIKABUPATEN SIJUNJUNG

  1

  1

  1 Hendri Payan , Uning Pratimaratri , Sanidjar Pebrihariati. R

1 Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  Email: Hendripayan70@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

  Sarana transportasi mengalami peningkatan seiring pertumbuhan ekonomi banyaknya kegiatan membutuhkan jasa transoptasi diwilayah Kabupaten Sijunjung. Maka dituntut tersedianya kendaraan angkutan penumpang yang bisa melayani masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Tetepi kenyataannya masih banyak kendaraan angkutan umum yang melanggar terhadap ketentuan tersebut. Penulis mengkategorikan tiga permasalahan yaitu : Mekanisme Pengujian Kendaraan Bermotor oleh Dinas Perhubungan Menurut Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009, Apa Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Keselamatan Penumpang dan Apa kendala serta Upaya Dinas Perhubungan Kabupaten Sijunjung dalam Perlaksanaan Pengujian. Metode yang digunakan adalah Yuridis

Empiris dengan tekhnik pengumpulan data studi dokumen dan wawancara.

Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum dikabupaten sijunjung pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keselamatam baik pengusaha angkutan umum maupun penumpang, kendala bagi pengusaha angkutan umum menganggap bahwa pengujian kendaraan bermotor hanya formalitas saja. Dinas perhubungan agar memberikan sosialisasi terhadap pengusaha angkutan umum supaya bisa mematuhi sesuai dengan ketentuan tentang pentingnya pengujian kendaraaan bermotor angkutan umum demi keselamatan penumpang.

  Kata Kunci : Implementasi, Pengujian Kendaraan Bermotor, Angkutan umum,

  Keselamatan

a. Pendahuluan atau melakukan kegiatannya di wilayah

  hukum Negara Republik Indonesia, baik Perusahaan angkutan umum sebagai sendiri maupun bersama-sama melalui salah satu perusahaan yang diberikan perjanjian, menyelenggarakan berbagai wewenang oleh pemerintah untuk kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. melakukan dan menyediakan usaha

  Oleh pemerintah perusahaan angkutan angkutan dapat didirikan sebagai usaha umum yang dapat didirikan terdiri dari: perseorangan atau badan usaha, baik yang

  1. Perusahaan angkutan orang. berbentuk badan hukum atau bukan non 2. Perusahaan angkutan barang. hukum yang didirikan dan berkedudukan Obyek perjanjian pengangkutan orang adalah orang, sedangkan benda atau binatang merupakan obyek perjanjian pengangkutan barang. Penumpang adalah setiap orang yang menggunakan jasa angkutan orang yang dilaksanakan oleh perusahaan angkutan orang. Benda atau binatang adalah setiap barang yang diangkut oleh perusahaan angkutan barang.

  Pengangkutan merupakan suatu perjanjian timbal balik antara pihak pengangkut dengan pihak pengirim dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim akan mengikatkan diri dengan membayar uang angkutan.

  Berbagai alat transportasi digunakan untuk mempermudah proses pengangkutan itu. Hal ini disesuaikan dengan jalur yang ditempuh bagi alat pengangkutan tersebut. Salah satu penyelenggara pengangkutan di darat adalah perusahaan angkutan umum dengan kendaraan umum. Perusahaan angkutan umum merupakan perusahaan yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan kendaraan umum di jalan. Yang dimaksud dengan kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran (Pasal 1 angka 10

  Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan), maka perusahaan angkutan umum adalah penyedia jasa angkutan dengan imbalan pembayaran.

  Penyelenggaraan perjalanan (transportasi) memerlukan keselamatan/ kelayakan alat angkutan (kendaraan).

  Dengan demikian Undang-undang Nomor

  22 Tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan salah satu tujuannya adalah untuk memberikan keselamatan/ kelayakan alat transportasi darat. Selanjutnya Pasal 285 Undang-undang ini memberikan kejelasan tindakan pidana atas kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan dengan pidana kurungan paling lama 2(dua) bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

  Untuk mengawasi kelayakan jalan dari kendaraan umum dan untuk memberikan keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas angkutan jalan, dapat dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimana dalam Pasal 1 angka 2, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaaan Kendaraan Bermotor Dijalan, meliputi:

  a. Pemeriksaan persyaratan teknis dan layak jalan; b. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat tanda bukti pendaftaran atau surat tanda coba kendaraan bermotor, dan surat izin mengemudi.

  Sehubungan dengan hal tersebut, maka pangujian kendaraan bermotor angkutan umum adalah merupakan bagian dari keselamatan (perlindungan), baik terhadap penumpang maupun pelaku usaha/penyelenggara angkutan.

  Dari uraian diatas tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya dalam melakukan pangujian kendaraan bermotor angkutan umum terhadap kendaraan angkutan penumpang adalah menjadi hal pokok oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika khususnya di Kabupaten Sijunjung, yang merupakan langkah preventif untuk menghindari pelanggaran Administratif dan Laik Jalan. Kondisi ini membutuhkan perhatian yang serius, telah banyak upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memasyarakatkan Undang – undang dimaksud, namun pada kenyataanya dilapangan berdasarkan pengamatan hingga saat ini, dampak diberlakukannya undang – undang ini belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Hal ini ditandai dengan data Dinas perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten sijunjung yang masih banyak ditemukan data terhadap

  Kendaraan Angkutan Umum yang telah mati masa uji berkala pada tahun 2013.

  Dengan hal tersebut sangatlah berpotensi terjadinya kecelakaan dan ganggguan dalam berlalu lintas terhadap kendaraan angkutan umum, Yang pada umumnya didahului dengan pelanggaran kendaraan yang tidak layak jalan, beban atau muatan yang melebihi kapasitas yang telah ditetapkan, Pelanggaran ini mencerminkan bahwa kesadaran pengguna penyelenggara jasa angkutan masih rendah.

  Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khusus dalam menjalankan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, merupakan langkah preventif untuk menghindari kecelakaan akibat kendaraan yang tidak layak.

a. Hal tersebut merupakan satu

  permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, agar penumpang sebagai pengguna dan pembayar tarif angkutan umum tidak selalu menjadi pihak yang dirugikan. Atas dasar permasalahan tersebut, maka pertanyaan yang muncul adalah "Bagaimanakah pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan dalam rangka untuk memberikan keselamatan penumpang".

  b. Metode Penelitian

  Penelitian penelitian Tesis ini maka metode yang digunakan adalah metode

  yuridis empiris yaitu metode penelitian

  yang dilakukan untuk mendapatkan data primer dan menemukan kebenaran dengan mengunakan metode berpikir induktif dan kriterium kebenaran koresponden serta fakta yang digunakan untuk melakukan proses induksi dan pengujian kebenaran secara koresponden adalah Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif.

  c. Hasil dan Pembahasan

  1. Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung.

  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu perangkat daerah yang berkewajiban melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat melalui pemerintah propinsi dan kabupaten yaitu di bidang transportasi. Bidang transportasi di bagi menjadi dua bidang yaitu bidang lalu Lintas dan bidang Angkutan.

  Untuk dapat menjalankan tugas yang dibebankan, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika memiliki struktur yaitu Pimpinan adalah Kepala Dinas yang mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan kewenangan di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika meliputi perencanaan dan perumusan kebijakan daerah serta menyusun program kerja, pengawasan dan pengendalian dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pokok Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris Dinas dan 3 (tiga) Kepala Bidang dan 3 (tiga) UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas).

  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu dari unit kerja yang ada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Sijunjung yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok Membantu Bupati dalam Penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten dibidang Perhubungan, Komunikasi dan Kasi Angkutan dan Kasi Informatika” Perparkiran, Perizinan dan Untuk menjalankan tugas pokok Pembinaan Pengemudi. tersebut maka fungsi Dinas

  b) Bidang Keselamatan dan Perhubungan, Komunikasi dan Teknik Sarana terdiri dari Kasi Informatika adalah : Keselamatan, Pencegahan dan

  1. Perumusan kebijakan teknis Penanganan Kecelakaan Lalu dibidang Perhubungan; Lintas, Kasi Pengendalian dan

  2. Pemberian perizinan dan Operasional Lalu Lintas pelaksanaan pelayanan umum Angkutan Jalan, Kasi Teknik dibidang Perhubungan; Sarana dan Perlengkapan Jalan.

  3. Pembinaan terhadap UPTD;

  c) Bidang Pengelolaan Data

  4. Pengelolaan urusan ketatausahaan Elektronik terdiri dari Kasi dinas; Manajemen dan

  5. Pelaksanaan tugas lain yang Pendayagunaan Sistem diberikan atasan sesuai dengan Informasi, Kasi Telematika dan bidang tugas Perhubungan, Informasi, Kasi Seksi Pos, Komunikasi dan Informatika Telekomunikasi dan Sandi.

  Susunan kepegawaian berdasarkan jabatan struktural dapat UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor ( dilihat dibawah ini : PKB) Kabupaten Sijunjung. 1) Kepala Dinas yang membawahi 1 Balai Pengujian Kendaraan

  (satu) Sekretaris Dinas, 3 (tiga) Bermotor Kabupaten Sijunjung berada di Kepala Bidang dan 3 UPTD. Jalan Lintas Sumatera Tanah Badantung. 2) Sekretaris Dinas membawahi 3 Sehingga dapat dikatakan mempunyai

  (tiga) Kasubag yaitu Kasubag letak yang sangat strategis karena dilalui Umum dan Kepegawaian, oleh kendaraan-kendaraan baik dari dalam Kasubag Keuangan dan Kasubag maupun dari luar propinsi.

  Perencanaan dan Pelaporan Batas-Batas Wilayah Adiminstrasinya : 3) Masing-masing Kepala Bidang

  a. Sebelah Barat :Kabupaten Solok dan membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi Kota Sawahluno. yang terdiri dari :

  b. Sebelah Utara :Kabupaten Tanah a) Bidang Perhubungan Darat Datar. terdiri dari Kasi Lalu Lintas, c. Sebelah Timur:Kabupaten Kuantan Bermotor oleh petugas Singingi Riau. penguji. Hasil dari penilaian

  d. Sebelah Selatan :Kabupaten teknis tersebut dituangkan Dharmasraya. dalam Berita Acara Hasil

  Pelaksanan pengujian pada Penilaian Teknis dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan menggunakan formulir model Informatika Kabupaten Sijunjung PKB 2, dan khusus untuk menurut Undang-Undang Nomor 22 kendaraan baru menggunakan Tahun 2009 tentang Lalu Lintas formulir Model PKB 4, Angkutan Jalan dapat dilakukan sedangkan untuk pengujian melalui UPTD Pengujian Kendaraan penghapusan hasil penilaian Bermotor sebagaimana yang tertuang kondisi teknis dituangkan didalam Perda Kabupaten Sijunjung dalam Berita Acara Pengujian Nomor

  5 Tahun 2008 tentang Penghapusan Kendaraan Organisasi dan Tata Kerja Dinas dengan menggunakan Daerah. formulir PKB 6. Mekanisme Pengujian Kendaraan

  c. Jika hasil penilai teknis Bermotor. dinyatakan lulus maka

  a. Pemilik atau yang dikuasakan pemilik menuju loket 2 di mengajukan permohonan Gedung Administrasi PKB pengujian keloket 1 ( Gedung untuk membayar retribusi dan Administrasi PKB ) dengan mengambil buku uji, Untuk mengunakan model PKB 3 yang tidak lulus penilaian untuk kendaraan baru dan teknis maka harus dilakukan pengujian berkala perbaikan terhadap item yang mengunakan formulir PKB 1, direkomendasikan oleh sedangkan yang pengujian penguji untuk diperbaiki dan penghapusan menggunakan kembali ke tahap 2 yaitu formulir PKB 5. dilakukan penilaian teknis b. Setelah persyaratan ulangan. administrasi lengkap,

  d. Di loket 3 kendaraan dilakukan penilaian teknis dilakukan pengecatan tanda kendaraan di Gedung samping serta pemberian Pengujian Kendaraan segel lulus uji. e. Setelah pemilik atau yang dikuasakan menerima buku uji dan kendaraan telah diberi tanda samping serta palt lulus uji, maka proses pengujian kendaraan bermotor dinyatakan selesai.

  2. Kaitan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan umum dengan Keselamatan Penumpang di Kabupaten Sijunjung.

  Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor angkutan umum di Kabupaten Sijunjung pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keselamatan baik bagi pengusaha angkutan maupun penumpang Umum (Konsumen ) secara teknis tercantum dalam pasal 48 dan 49 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan yang Sebagai berikut :

  Pasal 48 ayat (1) menyatakan: “Setiap Kendaraan yang dioperasikan di jalan harus sesuai dengan peruntukannya .harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sesuai dengan kelas jalan yang dilaluinya.” Pasal 49 ayat (1) menyatakan : “Kendaraan bermotor.Kereta gandengan dan kereta tempelan yang diimpor, dibuat dan/atau dirakit didalam negeri yang akan dioperasikan dijalan wajib dilakukan pengujian”.

  Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 49 diatas diatur lebih lanjut dengan peraturan Pemerintah.

  Pasal 49 Berisi :

  1. Setiap kendaraan bermotor,kerata gandeng,kereta tempelan dan kendaraan khusus yang dioperasikan dijalan wajib Uji.

  2. Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi uji tipe dan atau uji berkala

  3. Kendaraan yang dinyatakan lulus uji sebagaimana dimaksud dalam ayat diberikan tanda bukti.

  4. Persyaratan tata cara pengujian ,masa berlaku dan pemberian tanda bukti sebagaiman dimaksud dalam ayat (2) dan ayat(3) diataur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah.

  Teknis pelaksanaan Pasal 48 dan Pasal 49 tersebut kewenangannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah dengan Peraturan Daerah masing- masing Kabupaten / Kota.

  Dalam Pelaksanaan dibentuk sebuah instansi atau lembaga tekait yang bertugas mengawasi dan melaksanakan undang-undang tersbut. Dalam hal ini pemeriksaan sewaktu- waktu terhadap angkutan umum dapat dilakukan oleh petugas. Hal ini dijamin oleh Pasal 264 dan Pasal 265 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan tersebut. 1. untuk keselamatan, keamanan dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan, dapat dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor dijalan.

  2. Pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimana pada nomor (1) diatas meliputi:

  a. Pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan b. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji surat tanda bukti pendaftaran atau surat tanda coba kendaraan bermotor dan surat izin mengemudi.

  c. Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

  d. Pemeriksaan daya angkut dan/atau cara pengangkutan barang serta izin penyelenggara ankutan. Instansi yang secara khusus melayani pengujian kelayakan kendaraan bermotor diserahkan pada dinas perhubungan sedangkan untuk pemeriksaan di jalan diserahkan kepada kepolisian dan Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk yang mempunyai kompetensi dalam pemeriksaan. .

  Hubungan pengujian kendaraan bermotor terhadap keselamatan penumpang tidak terlepas dari Hak Kewajiban Pengusaha dan Konsumen. Hak Kewajipan Pengusaha dan

  Konsumen Untuk mengetahui hak dan kewajiban pengusaha angkutan umum pemakai ( Kunsumen). Penulis perlu menguraikan difinisi hal-hal tersebut dibawah ini:

  1

  1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

  2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi kepentinag diri sendiri,keluarga orang lain maupun makluk

  3. Pengusaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupaun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegaiatn uasaha dalam wilayah hukum negara Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian 1 Sidarta, Op. Cit., Halaman 47. menyelenggarakan kegiatan usaha adanya tuntutan berdasarkan dalam berbagai bidang ekonomi. pembuktian lebih lanjaut

  4. Jasa adalah setiap layanan yang mengeanai adanya kesalahan berbentuk pekerjaan atau pretasi ketentuan sebagaimana yang disediakan bagi masyarakat dimaksudtidak berlaku apabila untuk dimanfaatkan oleh pelaku usaha dapat membuktikan konsumen. bahwa kesalahan tersebut

  5. Asas dan tujuannya adalah merupakankesalahan konsumen perlindungan konsumen berasa

  7. Tujuan perlindungan konsumen manfaat,keadailan adalah: ,keseimbangan,keamanan dan

  a. Meningkatan kesadaran keselamatan serta kepastian kemampuan dan kemandirian hukum. konsumenuntuk melindungkan 6. Tanggung jawab pelaku usaha diri. adalah tanggung jawap

  b. Mengakat harkat martabat memberikan ganti rugi atas konsumen dengan cara kerusakan,pencemaran dan/atau menghindarkannya dari akses kerugian konsumen akibat negatif pemakaian dan/atau mengkonsumsi barang dan/atau jasa. jasa yang di hasilkan atau

  c. Meningkatkan pemberdayaan diperdagangkan ganti rugi konsumen dalam menilai sebagaimana dimakksud diatas memilih menetukan dan dapat berupa pengembalain uang menuntut hak-hak konsumen. atau pengtian barang dan /atau

  d. Menciptakan sistem jasa sejenis atau setara nilainya perlindungan konsumen yang atau perawatan kesehatan dan/atau mengandung unsur kepastian pemberian santunan yang sesuai hukum dan keterbukaan dengan ketentuan undang-undang informasi s erta akses yng berlaku.pemberian ganti rugi mendapatkan informasi. dailaksanakan dalam tenggang

  e. Menimbulkan kesadaran waktu tujuuh ahari setelah tanggal palaku usaha mengenai transaksipemberian ganti rugi pentingnya perlindungan sebagaimana dimaksud tidak konsumen sehingga menghabiskan kemungkinan menumbuhkan sikapyang jujur dan bertnggung jawab dalam berusaha.

  f. Meningkatakan kualitas barang dan atau jasa ,keselamatan kenyamanan dan keamanan keselamatan konsumen Setelah mengetahui definisi dari hal-hal tersebut maka dapat diuraikan hak konsumen dan kewajiban serta hak pengusaha dan kewajiban pengusaha adalah:

  9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undanagn yang lain

  Hak pengusaha adalah :

  4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

  3. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.

  2. Beritikad baik dalam transaksi pemberian baran dan/ atau jasa.

  1. Memabaca dan mengikuti informasi pemakian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa demi keamanan dan keselamatan.

  Kewajiban konsumen adalah:

  8. Hak untuk mendapatkan kompensasiganti rugi dan /atau penggantian apabilla barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana dengan mestinya.

  1. Hak atas kenyamanan ,keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barangdan atau jasa.

  7. Hak untuk diperlakukan dan dilayanai secara benar dan jujur dan tidak diskriminatif.

  6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

  5. Hak untuk mendapat advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

  4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan.

  3. Hak atas informasi yang benar dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa.

  2. Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi dan jaminan yang dijanjikan.

  1. Untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar bayar barang dan / atau jasa yang diperdagangkan

  2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen dari beritikad tidak baik.

  3. Kendala dan Upaya oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung terhadap Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Angkutan Umum.

  1. Kendala dalam pelaksanaan pengujian Kendaraan bermotor terhadap kendaraan angkutan umum.

  a. Banyaknya pengusaha Angkutan umum yang tidak melakukan pengujian berkala terhadap kendaraan yang dioperasikan dijalan umum.

  b. Kurangnya perawatan Kendaraan angkutan umum oleh pengusaha angkutan sehingga menyebabkan tidak lulus saat diuji pada pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

  c. Pengusaha angkutan umum mengeluhkan bahwa perawatan kendaraan angkutan umum saat ini tidak seimbang dengan penghasilan yang didapat.

  d. Kendaraan yang dibawa oleh pengusaha Angkutan umum pada Kantor unit Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor banyak yang tidak layak untuk dioperasikan dijalan umum, sehingga tidak bisa dilakukan pengujian.

  e. Pengusaha angkutan umum terkadang tidak mematuhi ketentuan uji tipe kendaraan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang- undangan, sehingga tidak bisa dilakukan pengujian karena tidak memenuhi standar modifikasi kendaraan.

  a. Upaya oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sijunjung terhadap pelaksanaan Pengujian Kendaraan bermotor Angkutan umum adalah : a. Memberikan soisialisasi terhadap pengusaha angkutan umum agar mengoperasikan kendaraanya di jalan umum harus mematuhi standar laik uji sebagaimana yang terdapat didalam Undang-Undang Nomor 22 Tahu 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.

  b. Memberikan teguran terhadap pengusaha Angkutan umum di Kabupaten Sijunjung yang tidak mematuhi standar uji kelayakan sebagaimana yang tercantum didalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan yang berhubungan dengan Persyaratan Laik Jalan Kendaraan Bermotor sebagaimana yang dituang dalam Pasal 64 sampai dengan

  Pasal 69 yang telah diatur secara teknis.

  c. Kendaraan angkutan umum yang tidak lulus uji, sebaiknya tidak dioperasikan dijalan raya, kecuali pengemudi bisa menunjukan surat izin perakitan atau uji tipe dari Kementerian Perhubungan yang bisa mengeluarkan sartifikat uji tipe. Jika tidak, mereka bisa dikenakan pidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan dalam Pasal 277 Junto 316 ayat 2 tentang merakit dan memodifikasi Kendaraan bermotor yang tak mendapat izin Tipe. Mereka juga bisa didenda dengan maksimal uang senilai 24 Juta dengan ancaman pidana 1 Tahun.

  d. Pemerintah Kabupaten Sijunjung serta unsur terkait didalam nya harus menjadi perhatian khusus untuk mencarikan solusi tentang keberadaan Angkutan umum yang beroperasi begaimana cara mengatasinya dikarenakan sebagian besar pengusaha angkutan umum adalah mata pencarian utama dalam menghidupkan keluarganya sehari-hari, dan juga tidak bisa kita hindari karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak yang membutuhkan jasa transportasi demi keselamatan penumpang.

  Dengan adanya pemeriksaan dan pengawasan terhadap kendaraan Angkutan Umum di Kabupaten Sijunjung yang dilakukan dijalan umum ditemui bermacam-macam penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh para pengemudi/pengusaha Angkutan sebagai moda angkutan umum dapat diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku akurasi penunjuk kecepatan sebagai berikut : dan radius putaran.

  a. Dalam Undang –Undang Tindakan yang dapat Nomor 22 Tahun 2009 tentang dilakukan terhadap pengusaha Lalu Lintas Angkutan Jalan angkutan umum oleh Dinas pada Pasal 277 Junto 316 Ayat Perhubungan, Komunikasi dan (2) tentang merakit dan Informatika Kabupaten Sijunjung memodifikasi kendaraan atas tindakan Pelanggaran lalu bermotor yang tak mendapat lintas sebagai berikut : Izin Tipe.

  a. Tindakan preventif

  b. Pada Pasal 48 Ayat (1) yang Tindakan preventif adalah menegaskan bahwa setiap tindakan yang dilaksanakan kendaraan bermotor yang oleh Dinas perhubungan, beroperasi dijalan harus komunikasi dan Informatika memenuhi persyaratan tekhnis terhadap pengemudi dan dan laik jalan. Pada Pasal 48 pengusaha angkutan umum ayat 2 ditegaskan persyaratan dalam bentuk peringatan atas tersebut yakni : susunan, suatu pelanggaran berupa perlengkapan, ukuran, administratif dengan karoseri, rancangan tekhnis memberikan teguran maupun sesuai peruntukan, pemuatan, tertulis kepada pengemudi penggunaan, penggandengan ataupun pengusaha angkutan. kendaraan bermotordan

  b. Tindakan refresif penempelan kendaraan Tindakan ini diberikan kepada bermotor. pengemudi / pengusaha

  c. Pada Pasal 48 Ayat (3) angkutan umum yang telah Persyaratan Laik Jalan itu melanggar ketentuan di atas, ditentukan oleh kinerja dapat dilakukan dengan minimal kendaraan yang diproses secara hukum dengan diukur sekurang-kurangnya, membuat berita acara diantara emisi gas buangan, pemeriksaan oleh Penyidik kebisingan, efesiensi sistem Pegawai Negeri Sipil (PPNS) rem utama dan parkir, kincup yang berkualifikasi dibadang roda depan, suara klakson, lalu lintas angkutan jalan dengan melampirkan bukti- usahanya yang berhubungan dengan bukti pelanggaran oleh PPNS keselamatan penumpang sebagai tersebut dan diajukan ke jasa transportasi. Pengadilan

  3. Kendala dan Upaya yang ditemui antara lain sebagai berikut :

d. Kesimpulan

  a. Pengusaha angkutan umum,

  1. Implementasi Pengujian Kendaraan menganggap bahwa pelaksanaan Bermotor Angkutan Umum yang Pengujian Kendaraan bermotor dilaksanakan oleh Dinas angkutan umum hanya sebagai Perhubungan Komunikasi dan formalitas saja, sehingga setelah Informatika Kabupaten Sijunjung pelaksanakan pengujian terhadap melalui Unit Pengujian Kendaraan kendaraan angkutan umum Bermotor adalah sudah memenuhi dikabupaten sijunjung tidak standar sebagaimana yang telah terjadi perubahan terhadap dituangkan didalam peraturan kelengkapan kendaraan sesuai perundang-undangan yang ada yang dengan aturan yang telah merupakan rasa tanggung jawab ditetapkan. terhadap pengusaha angkutan umum

  b. Dari Petugas Pelaksana Pengujian demi keselamatan penumpang dan Kendaraan Bermotor Angkutan ketertiban lalu lintas untuk Umum telah berupaya semaksimal menghindari terjadinya kecelakaan mungkin memberikan masukan dijalan raya. dan pandangan terhadap

  2. Pelaksanaan pengujian kendaraan pengusaha angkutan umum untuk bermotor angkutan umum di mengindahakan atuaran-aturan Kabupaten sijunjung pada dasarnya dalam pelaksanaan pengujian bertujuan untuk menjaga kendaraan bermotor demi keselamatan baik bagi pengusaha terciptanya keselamatan angkutan maupun penumpang penumpang. Umum (Konsumen) Pengusaha

  c. Banyaknya kendaraan yang tidak Angkutan Umum harus layak lagi untuk beroperasi dijalan bertanggung jawab terhadap raya untuk angkutan umum ketentuan-ketentuan sebagaimana penumpang upaya yang dilakukan yang terdapat dalam Undang- supaya pemerintah bisa membatasi Undang dan aturan-aturan mengenai umur kendaraan sesuai dengan batas tahun yang ditentukan untuk pengusaha jasa angkutan dapat kelancaran dan keselamatan bersama-sama berpartisipasi penumpang. menjunjung tinggi azaz hukum yang berlaku sehingga kepentingan masing-masing dapat

e. Saran terlindungi.

  Berdasarkan hasil penelitian, maka

  2. Diharapkan Terhadap Pengujian dapat diambil beberapa saran yang Kendaraan Bermotor agar bisa berkaitan dengan pelaksanaan dilsanakan sesuai dengan pengujian kendaraan bermotor ketentuan- ketentuan sebagaimana angkutan umum berdasarkan yang terdapat didalam peraturan Undang-Undang Nomor 22 Tahun perundang-undangan agar 2009 tentang Lalu Lintas dan terjaminnya keselamatan Angkutan Jalan dalam kaitannya penumpang dan memberikan dengan keselamatan penumpang sosialisai terhadapap pengusaha dikabupaten sijunjung sebagai berikut Angkutan umum yang : mengoperasikan kendaraannya

  1. Dalam Pelaksanaan Pengujian dikabupaten sijunjung bisa Kendaraan Bermotor Angkutan mematuhi ketentuan sebagaimana Umum yang dilaksanakan oleh yang terdapat dalam Pasal 48 Ayat Dinas Perhubungan Komunikasi (1) yang menegaskan bahwa setiap dan Informatika Kabupaten kendaraan bermotor yang Sijunjung melalui Unit Pengujian beroperasi dijalan harus memenuhi Kendaraan Bermotor diharapkan persyaratan tekhnis dan laik jalan. tetap sesuai dengan ketentuan Pada Pasal 48 Ayat (2) ditegaskan Undang-Undang Nomor 22 Tahun persyaratan tersebut yakni : 2009 tentang Lalu Lintas angkutan susunan, perlengkapan, ukuran, Jalan seta peraturan Perundang- karoseri, rancangan tekhnis sesuai undangan yang berlaku lainnya. peruntukan, pemuatan, Dan dapat memberikan manfaat penggunaan, penggandengan sehingga tidak merugikan bagi kendaraan bermotor dan kepentingan keamanan dan penempelan kendaraan bermotor, keselamatan lalu lintas, serta pada Pasal 48 Ayat (3 Persyaratan diharapkan kepada masyarakat dan Laik Jalan itu ditentukan oleh kinerja minimal kendaraan yang mengendalikan/mengatasi diukur sekurang-kurangnya, adanya penyimpangan oleh diantara emisi gas buangan, pengemudi angkutan. kebisingan, efesiensi sistem rem utama dan parkir, kincup roda

DAFTAR PUSTAKA

  depan, suara klakson, akurasi

  A. Buku-buku

  penunjuk kecepatan dan radius putaran.

  Dep Diknas, PT. Gramedia Pustaka

  3. Adanya kesadaran yang luhur akan Utama, Edisi ke IV, Jakarta. kewajiban dan hak dari setiap

  George Ritzer, Sosiologi Ilmu

  pihak yang terkait baik secara

  Pengetahuan Berparadigma

  langsung maupun tidak langsung

  Ganda, Raja Grafindo Persada,

  dalam manajemen Jakarta, 2003. penyelenggaraan angkutan umum

  HMN Porwsutjipto, Pengertian Pokok

  penumpang, sehingga terbangun Hukum Dagang Indonesia, cet. mata rantai kehidupan yang saling Ke 5 Djambatan Jakarta, 1995. membutuhkan dapat dipenuhi secara proporsional disamping Jones, Charles O, Pengantar

  Kebijakkan Publik, Jakarta, PT.

  pengembangan aspek Rajagrafindo Persada, 1994. propesionalisme dalam tugas-tugas kemasyarakatan, adapun pihak-

  Siegijatna Tjakranegara, Hukum

  pihak terkait yang dimaksud antara

  Pengangkutan Barang dan

  lain sebagai berikut :

  Penumpang, Rhineka Cipta, 1995.

  a. Penguna jasa/ penumpang Operator (Pemilik/pengusaha

  Soemitro, RH, Metodologi Penelitian angkutan dan pengemudi).

  Hukum, PT. Ghalia Indonesia,

  b. Pemerintah Kabupaten sebagai Jakarta, 1995. perencana, pengelola (Pembina)

  Soerjono Soekanto. Faktor-faktor dan regulator system.

  Yang Mempengaruhi Penegakan

  c. Lembaga terkait dengan

  Hukum, PT. Raja Grafindo

  penegakan hukum / peraturan Persada, Jakarta, 1983. yang diberlakukan ( Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman), untuk W. Friedmann, Teori dan Filsafat PP. RI Nomor 44, tentang Kendaraan

Hukum, PT. Raja Grafindo dan Pengemudi, 1993.

  Persada, Jakarta, 1993.

  Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 71, tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, 1993.

B. Peraturan Perundang-undangan

  Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 3 Tahun 2008, Undang-Undang Nomor 22 Tahun tentang Retribusi Pengujian

  2009 tentang Lalu Lintas dan Kendaraan Bermotor.

  Angkutan Jalan, diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 96 Tanggal 22 Juni 2009 .

  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 60 Tanggal 12 Mei 2004. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan .

  Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  PP. RI Nomor 41, tentang Angkutan Jalan, 1993. PP. RI Nomor 42, tentang

  Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan, 1993.

  PP. RI Nomor 43, tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, 1993.

Dokumen yang terkait

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA LINGKUP DINAS PERTANIAN KABUPATEN KERINCI

2 5 13

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CUSTOMER VALUE TERHADAP LOYALITAS DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada KPN Kopseda Kecamatan Pasaman)

0 0 17

PENGARUH PRODUK DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

1 4 19

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ARTIKEL

0 3 12

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PUBLIK DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DAN NILAI PELANGGAN SEBAGAI MODERASI ARTIKEL

0 0 15

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN BEBAN KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 1 16

PENGARUH CITRA INSTANSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA UPTD PELAYANAN PENDAPATAN PROVINSI DI KOTA SUNGAI PENUH ARTIKEL

0 0 15

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA ANGGOTA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ARTIKEL

0 1 15

IMPLEMENTASI DOKTRIN VICARIOUS LIABILITY DALAM PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus Perkara No. 70 Pdt.G2006 PN.Pdg)

0 0 21