IMPLEMENTASI DOKTRIN VICARIOUS LIABILITY DALAM PERKARA KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus Perkara No. 70 Pdt.G2006 PN.Pdg)

KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus Perkara No. 70 Pdt.G/2006/ PN.Pdg)

1 Arifin, Uning Pratimaratri 2 , Yetisma Saini 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum 2 Dosen Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum, Universitas Bung Hatta

Email:arifin_bachtiar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Vicarious liability in principle is a refinement and deepening of the regulative principle of juridical moral is in certain respects a person's perceived responsibility should extend to the acts of his subordinates who do work or act for him or within the limits of his command. There are two important requirements that must be met in order to apply a criminal act with which vicarious liability there must be a relationship such as employment relationship between employer and employee or worker and criminal acts committed by an employee or worker must be related or are still within the scope of his work. Implementation or application of the doctrine of vicarious liability in the case of a traffic accident in the jurisdiction of the District Court of Class IA Champaign divided into civil liability and criminal liability. Perpetrators of criminal responsibility ditanggug by traffic accidents and losses incurred are borne by the actors who work. While consideration of the judge applying the doctrine of vicarious liability is the working relationship between the perpetrator traffic accident that Defendant C as a truck driver with Defendant A, the employer of Defendant C and the work done was within the scope of employment as a truck driver Defendant A. This can be seen in decision No Traffic Accident Case. 70 Pdt.G/2006 / PN.Pdg Jurisdiction in the District Court of Class IA Champaign. Keywords: Implementasi, Vicarius Liability, Traffic Accidents

A. PENDAHULUAN

Persoalan lalu lintas merupakan memperlihatkan bahwa walau telah salah satu masalah berskala

dilakukan upaya penerangan dan nasional yang berkembang seiring

penyuluhan serta tindakan operasi dengan perkembangan masyarakat.

operasi zebra yang Masalah lalu lintas yang dihadapi

seperti

dilanjutkan dengan operasi patuh, dewasa ini adalah masih tingginya

namun jumlah korban akibat angka kecelakaan lalu lintas di

kecelakaan lalu lintas masih jalan raya. Di Indonesia, setiap

memprihatinkan bahkan sangat tahun

melayang sia-sia akibat kecelakaan Manusia merupakan penyebab lalu lintas di jalan raya. Data

utama terjadinya kecelakaan lalu tersebut menunjukkan bahwa dua

lintas di samping kendaraan puluh lima orang tewas setiap

bermotor dan kondisi lingkungan di hari

jalan raya. Hal ini terjadi karena meninggal dunia di jalan raya

atau

ada satu orang

adanya kecerobohan atau kealpaan setiap lima puluh tujuh menit. Ini

pengemudi dalam mengemudikan

1) Kompas Cyber Media, Setiap Hari 25 Orang

kendaraannya.

Kecerobohan

Mati di Jalan , http://www. Kompas community. com, 2003, 02 Mei 2007, diakses terakhir kali tanggal 5 Januari 2013.

pengemudi tersebut tidak jarang disebabkan karena faktor kesalahan menimbulkan korban, baik korban

manusianya. Kesalahan pengemudi menderita luka berat 2) atau korban

adalah tidak ada rasa hati-hati dan meninggal dunia 3) bahkan tidak

sehingga jarang

menyebabkan orang luka berat dan pengemudinya sendiri. Wirjono meninggal dunia. Orang yang Prodjodikoro

mengemukakan

mengakibatkan kecelakaan tersebut bahwa :

harus mempertanggungjawabkan “Kesalahan

perbuatannya atau dipidana. sering dapat disimpulkan dengan

pengemudi

mobil

Dipidananya seseorang tidak mempergunakan peraturan lalu

cukup orang itu telah melakukan lintas.

yang bertentangan memberikan tanda akan membelok,

dengan hukum atau bersifat ia mengendarai mobil tidak di jalur

hukum, meskipun kiri, pada suatu persimpangan tidak

melawan

perbuatanya memenuhi rumusan memberikan

delik dalam undang-undang dan kendaraan lain yang datang dari

prioritas

kepada

tidak dibenarkan. Hal tersebut sebelah kiri, atau menjalankan

belum memenuhi syarat untuk mobil terlalu cepat melampaui

penjatuhan pidana. Untuk itu, batas kecepatan yang ditentukan

pemidanaan masih perlu adanya dalam rambu-rambu dijalan yang

syarat yaitu bahwa orang yang bersangkutan.”

perbuatan itu Pernyataan Wirjono Prodjodikoro

melakukan

mempunyai kesalahan atau bersalah di atas, menegaskan bahwa adanya

(subjective guilt). Disini berlaku kecelakaan lalu lintas lebih

apa yang disebut asas “tiada pidana tanpa kesalahan” (keine strafeit

2) Masalah korban luka berat diatur dalam Pasal

ohne schhuld atau geen straf

360 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang

zonder schuld ) atau nulla poena

berbunyi : Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapatkan luka berat

sine culpa . Culpa di sini dalam arti

diancam dengan pidana penjara paling lama lima

luas meliputi kesengajaan. 5)

tahun kurungan paling lama satu tahun. Luka berat

Pertanggungjawaban pidana

diatur dalam Pasal 90 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah : Jatuh sakit atau mendapatkan luka

atau criminal reponsibilty/ criminal

yang tidak memberi harapan akan sembuh sama

liability dimaksudkan untuk

sekali atau yang menimbulkan bahaya maut. Tidak

menentukan apakah seseorang

mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas

tersebut

dapat

jabatan atau pekerjaan pencaharian. Kehilangan

dipertanggungjawabkan atasnya

salah satu panca indera. Mendapat cacat berat (verminking).

pidana atau tidak terhadap tindakan

6) Terganggunya daya fikir selama empat minggu

yang dilakukanya itu. Dalam

lebih. Gugurnya atau matinya kandungan seorang

konsep KUHP, pada Pasal 27

Korban meninggal dunia diatur dalam Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang berbunyi : Barang siapa karena kealpaannya

Sudarto, 1974, Suatu Dilema Dalam menyebabkan matinya orang lain diancam dengan

Pembaharuan Sistem Pidana Indonesia, Pusat Study pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan

Masyarakat , Fakultas Hukum paling lama satu tahun. 4)

Hukum

dan

Universitas Diponegoro, Semarang. Wirjono Projodikoro, 2003, Tindak-Tindak

6) S.R Sianturi, 1996, Asas-asas Hukum Pidana Pidana Tertentu di Indonesia , Refika Aditama,

Indonesia dan Penerapanya , Cet IV, Jakarta, Bandung, hlm. 81.

Alumni Ahaem-Peteheam, hlm. 245.

“Pertanggungjawaban

Bila dilihat dari keadaan batin adalah diteruskanya celaan yang

pidana

orang yang melakukan perbuatan objektif ada pada tindak pidana

merupakan masalah berdasarkan hukum yang berlaku,

pidana

secara obyektif kepada pembuat kemampuan bertanggungjawab dan yang

memenuhi syarat-syarat menjadi dasar yang penting untuk undang-undang untuk dapat di

menentukan adanya kesalahan, kenai pidana karena perbuatanya.

yang mana keadaan jiwa orang Roeslan Saleh mengatakan bahwa :

“Dalam pengertian

yang melakukan perbuatan pidana pidana

perbuatan

harus sedemikian rupa sehingga pertanggungjawaban. Orang yang

tidak

termasuk

dapat dikatakan normal, sebab melakukan perbuatan pidana dan

karena orang yang normal dan memang mempunyai kesalahan sehat, ini yang dapat mengatur

tingkah lakunya sesuai dengan Asas

pidana.”

ukuran-ukuran yang di anggap baik mengatakan, “Tidak di ada pidana

oleh masyarakat. Sementara bagi jika

orang yang jiwanya tidak sehat dan merupakan dasar dari pada di

pidananya si pembuat. Seseorang

maka ukuran-ukuran melakukan kesalahan, jika pada

normal,

tersebut tidak berlaku baginya tidak waktu melakukan delik, dilihat dari

ada gunanya untuk diadakan segi masyarakat patut di cela.

pertanggungjawaban, sebagaimana Seseorang mendapatkan pidana tergantung pada dua hal, yaitu : 9)

ditegaskan dalam ketentuan Pasal 4

1. Harus ada perbuatan yang Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 bertentangan dengan hukum,

tentang Hukum Pidana (KUHP) atau dengan kata lain, harus ada

yang berbunyi sebagai berikut : unsur melawan hukum. Jadi

1. Barang siapa mengerjakan harus ada unsur obejektif.

sesuatu perbuatan, yang tidak

2. Terhadap pelakunya ada unsur dapat di pertanggungjawabkan kesalahan

kepadanya karena kurang kesengajaan dan atau kealpaan,

dalam

bentuk

sempurna akalnya atau karena sehingga

sakit berubah akal tidak boleh melawan hukum tersebut dapat

perbuatan

yang

di hukum

di pertanggungjawabkan

2. Jika nyata perbuatan itu tidak kepadanya. Jadi ada unsur

dapat di pertanggungjawabkan subjektif.

kepadanya karena kurang sempurna akalnya karena sakit

7) Djoko Prakoso, 1987, Asas-asas Hukum

berubah akal maka hakim

Pidana di Indonesia . Edisi Pertama , Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, hlm.75.

menempatkan di di rumah sakit

Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indoesia,

Jakarta, Pradnya Paramita, hlm. 31.

gila selama-lamanya satu tahun

R. Soesilo, 1995, Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP)

serta

Komentar-

untuk di periksa.

Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal , Politea, Bogor, hlm. 60-61

Dengan kata lain, kemampuan kemampuan

Sebenarnya

mengenai

bertanggungjawab berkaitan tidak secara terperinci diatur oleh

bertanggungjawab

dengan dua faktor terpenting, yakni Pasal 44 KUHP. Hanya ditemukan

faktor akal untuk membedakan antara

perbuatan yang di beberapa pandangan para sarjana,

perbolehkan dan yang di larang misalnya van Hammel yang atau melanggar hukum, dan kedua mengatakan, orang yang mampu faktor perasaan atau kehendak yang

bertanggungjawab

menetukan kehendaknya dengan memenuhi setidaknya 3 (tiga)

harus

menyesuaikan tingkah lakunya syarat, yaitu : 10)

dengan penuh kesadaran.

1. Dapat menginsafi (mengerti)

Jonkers, makna perbuatannya dalam

Menurut

“Ketidakmampuan alam kejahatan.

bertanggungjawab dengan alasan

2. Dapat menginsafi

bahwa

masih muda usia tidak bisa di dasarkan pada Pasal 44 KUHP.

perbuatanya di pandang tidak Yang di sebutkan tidak mampu

patut dalam

bertanggungjawab adalah alasan masyarakat.

pergaulan

penghapusan pidana yang umum

3. Mampu untuk menentukan niat yang dapat di salurkan dari alasan- atau kehendaknya terhadap

alasan khusus seperti tersebut perbuatan tadi.

dalam Pasal 44, 48, 49, 50, dan 13) Sementara itu secara lebih tegas

Jadi, bagi Jonkers Simons mengatakan bahwa :

Pasal 51”.

tidak mampu “Mampu bertanggungjawab adalah

orang

yang

bertanggungjawab itu bukan saja karena pertumbuhan jiwanya yang

mampu menginsafi sifat melawan cacat atau karena gangguan

hukumnya perbuatan dan sesuai penyakit tetapi juga karena dengan keinsafan itu menentukan

umurnya masih muda, terkena kehendaknya”.

hipnotis dan sebagainya. bahwa

Menurut Sutrisna

Mengenai anak kecil yang kemampuan

: “Untuk

adanya

umurnya masih relatif muda, dalam maka harus ada dua unsur yaitu : 12)

beranggungjawab

keadaan-keadaan yang tertentu

1. Kemampuan untuk membeda- untuk dianggap tidak mampu bertanggungjawab harus didasarkan

bedakan antara perbuatan yang pada Pasal 44 KUHP, jadi sama baik dan buruk, yang sesuai dengan orang dewasa. Tidak dengan hukum dan yang

mampu bertanggungjawab karena melawan hukum.

masih muda saja, itu tidak di

2. Kemampuan untuk menentukan benarkan. Dengan demikian, maka kehendaknya menurut keinsafan

anak yang melakukan perbuatan tentang baik dan buruknya

pidana tidak mempunyai kesalahan perbuatan tadi.

karena dia sesungguhnya belum mengerti atau belum menginsyafi

makna perbuatan yang di lakukan.

Sutrisna dan I Gusti Bagus, 1986, Peranan Keterangan Ahli dalam Perkara Pidana ( Tijauan

Anak

memiliki ciri dan

karakteristik kejiwaan yang khusus,

terhadap Pasal 44 KUHP),

dalam Andi Hamzah

(ed.), Bunga Rampai HUkum Pidana dan Acara Pidana,

Jakarta :Ghalia Indonesia , hlm.79 Saleh Roeslan, 1983, Perbuatan Pidana dan Ibid

Pertanggungjawaban Pidana Dua Pengertian dalam 12) Ibid . Hukum Pidana, Jakarta, Aksara Baru, hlm. 83.

yakni belum memiliki fungsi batin atau dalam batas-batas perintahnya. yang sempurna. Maka, dia tidak di

karena itu, meskipun pidana karena tidak mempunyai

Oleh

seseorang dalam kenyataannya kesengajaan atau kealpaan. sebab,

tidak melakukan tindak pidana satu unsur kesalahan tidak ada

dalam rangka padanya, karenanya dia di pandang

namun

pertanggungjawaban pidana ia tidak bersalah, sesuai dengan asas

dipandang mempunyai kesalahan tidak di pidana tidak ada kesalahan,

jika perbuatan orang lain yang maka anak belum cukup umur ini

berada dalam kedudukan yang pun tidak di pidana. 14) sedemikian itu merupakan tindak

pidana. Roeslan Saleh berpendapat perkembangan masyarakat, baik

Namun dengan

adanya

bahwa : “Pada umumnya seseorang perkembangan di bidang industri,

jawab atas ekonomi maupun perdagangan,

bertanggung

perbuatannya sendiri. Akan tetapi asas

ada yang disebut vicarious liability, dipertahankan sebagai satu-satunya

orang bertanggung jawab atas asas dalam hal pertanggungjawaban

perbuatan orang lain. Aturan pidana. Oleh karena itu, konsep itu

undang-undang yang menetapkan juga memberikan kemungkinan

siapa-siapakah yang dipandang adanya

sebagai pelaku yang bertanggung 15) pengecualian

penyimpangan

atau

jawab”. Ada dua syarat penting terhadap perbuatan pidana tertentu

asas

kesalahan

yang harus dipenuhi untuk dapat yaitu dengan adanya prinsip

menerapkan suatu perbuatan pidana vicarious

dengan vicarious liability yaitu : pertanggungjawaban

liability

yaitu

1. Harus terdapat suatu hubungan hukum seseorang atas perbuatan

menurut

seperti hubungan pekerjaan salah yang dilakukan oleh orang

antara majikan dengan pegawai lain (the legal responsibility of one

atau pekerja. person for the wrongful acts of

pidana yang another) . Secara singkat vicarious

2. Perbuatan

dilakukan oleh pegawai atau “pertanggungjawaban pengganti”.

liability diartikan

sebagai

pekerja tersebut harus berkaitan Pertanggungjawaban pengganti itu

atau masih dalam ruang lingkup dirumuskan dalam Pasal 35 ayat (3)

pekerjaannya. Rancangan KUHP yang berbunyi :

Pertanggungjawaban vicarious Dalam hal tertentu, setiap orang

itu jarang diterapkan dalam kasus- dapat dipertanggungjawabkan atas

kasus pidana. Jika vicarious tindak pidana yang dilakukan oleh

liability hendak diterapkan harus orang lain, jika ditentukan dalam

terdapat dua syarat, yakni adanya suatu undang-undang.

hubungan kerja dan tindakan itu Prinsip vicarious liability ini

masih dalam ruang lingkup pada

pekerjaannya. Syarat semacam ini penghalusan dan pendalaman asas

prinsipnya

merupakan

biasanya terdapat dalam hubungan regulatif dari yuridis moral yaitu

antara majikan dan pekerja, seperti dalam hal-hal tertentu tanggung

yang dapat dilihat dalam putusan jawab seseorang dipandang patut

Pengadilan Negeri Padang Kelas IA diperluas sampai kepada tindakan

Pdt.G/2006/PN.PDG, dalam pekerjaan atau perbuatan untuknya

yang

melakukan

15) Roeslan Saleh, 1983, Suatu Reorientasi dalam Hukum Pidana , Jakarta, Aksara Baru, hlm.

14) Ibid , hlm.84 14) Ibid , hlm.84

lalu lintas antara mobil angkot milik melalui surat gugatannya tanggal

penggugat dengan truck tronton milik

28 Agustus 2006 dengan Nomor tergugat yang telah merenggut Register

beberapa nyawa penumpang angkot 70/Pdt.G/2006/PN-PDG menggugat

Perkara

No.

tidak hanya ditanggung oleh Doni Zainal Usman, Nian (Pemilik Truck

Eka Putra selaku sopir angkot akan Tronton), Direktur Utama PT. Beta

tetapi juga ditanggung oleh Zainal Karya Utama, Doni Eka Putra

Usman dan Nian selaku pemilik, selaku sopir Truck Tronton milik

pengelola, dan majikan dari Doni Eka Zainal Usman dan Nian (suami-

Putra. Permasalahannya adalah istri) yang telah melahirkan

implementasi kerugian kepada penggugat dalam

bagaimanakah

doktrin vicarious liability dalam kecelakaan lalu lintas pada hari

perkara Kecelakaan Lalu Lintas selasa, tanggal 4 Oktober 2005.

No. 70 Pdt.G/2006/ PN.Pdg di Dimana dalam putusan ini Ny.

Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Dina Krisnayati,SH., sebagai Ketua

Klas IA Padang dan apakah Majelis Hakim Pengadilan Negeri

pertimbangan hakim menerapkan Doktrin Vicarious Liability dalam

Klas IA Padang mengabulkan Perkara Kecelakaan Lalu Lintas gugatan

penggugat

sebagian,

No. 70 Pdt.G/2006/ PN.Pdg di menyatakan tergugat Zainal Usman

Wilayah Hukum Pengadilan Negeri dan Nian sebagai majikan dari Doni

Klas IA Padang ? Eka Putra telah melakukan perbuatan

melawan hukum, menyatakan bahwa

B. PEMBAHASAN

semua kerugian yang penggugat derita adalah akibat dari kesalahan dan kelalaian yang disengaja oleh

1. Implemntasi Doktrin Vicarious

tergugat- tergugat dalam hal

Liability

Dalam Perkara

pengoperasian Truk Tronton BA

Kecelakaan Lalu Lintas No. 70

9962 JA di jalan raya dengan

Pdt.G/2006/ PN.Pdg di Wilayah

mengabaikan

syarat-syarat

Hukum Pengadilan Negeri Klas

keselamatan sebagai sarana angkutan

IA Padang

peti kemas dan tidak memikirkan keselamatan orang lain (penggugat),

Pada bab sebelumnya telah menyatakan

dijelaskan bahwa lalu lintas berarti tergugat A yang lari dari tanggung

bahwa

tindakan

mengenai manusia, jawab atas semua kerugian yang

berbicara

kendaraan, dan jalan yang masing- penggugat alami adalah perbuatan

mempunyai masalah melawan hukum, dan menghukum

masing

tersendiri dan berkaitan dengan tergugat Zainal Usman dan Nian

keselamatan hidup orang banyak selaku pemilik, pengelola, dan

khususnya para pemakai jalan raya. majikan dari Doni Eka Putra dan

H.S. Djajusman mengatakan bahwa Doni Eka Putra membayar semua

lalu lintas merupakan gerak-gerik kerugian yang penggugat derita.

pindah manusia dengan atau tanpa Dalam perkara tersebut di atas,

alat penggerak dari satu tempat ke terlihat dengan jelas bahwa telah

tempat lain”. Sedangkan Pasal 1 diterapkannya vicarious liability atau

angka 2 UU No. 22 Tahun 2009 tanggung jawab pengganti. Dimana

tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan mengartikan lalu lintas tindakan itu dapat dihukum, maka dengan gerak kendaraan dan orang

tindakan tersebut harus memenuhi di ruang lalu lintas jalan.

unsur dalam delik Lalu

semua

sebagaimana yang dirumuskan kedudukan yang vital dalam

lintas

mempunyai

dalam undang-undang. Setiap delik kehidupan masyarakat. Fungsi lalu

sebagai pelanggaran terhadap lintas dapat disamakan dengan

larangan atau kewajiban menurut fungsi peredaran darah tubuh

undang-undang itu, pada manusia. Kesehatan manusia sangat

merupakan suatu tergantung dari kesempurnaan

hakekatnya

tindakan melawan hukum. saluran-saluran

Dipidananya seseorang tidak fungsinya. Ketidaklancaran apalagi

darah

melalui

cukup orang itu telah melakukan kemacetan dalam peredaran darah

yang bertentangan akan

dengan hukum atau bersifat melawan

hukum. Meskipun macam penyakit. Demikian pula perbuatanya memenuhi rumusan

halnya dengan

delik dalam undang-undang dan keamanan,

lalu

lintas,

tidak dibenarkan, hal tersebut kelancaran lalu lintas dengan

ketertiban,

dan

belum memenuhi syarat untuk mengindahkan faktor efisiensi,

penjatuhan pidana. Pemidanaan akan mewujudkan ketenangan bagi

perlu adanya syarat masyarakat, khususnya pemakai

masih

kesalahan atau bersalah yang jalan raya. Akan tetapi lalu lintas

bertolak dari asas “tiada pidana tanpa kesalahan”.

Asas itu yang tidak aman, tidak lancar, dan merupakan asas yang sangat tidak tertib serta tidak efisien

dalam pengaturannya akan membawa

fundamental

mempertanggungjawabkan kesulitan

perbuatan yang telah melakukan masyarakat pemakai jalan raya itu

tindak pidana. Pengertian asas itu sendiri seperti terjadi kecelakaan

menunjukkan bahwa seseorang lalu lintas yang melahirkan

tidak dapat dipidana apabila ia kerugian materil maupun kerugian

tidak mempunyai kesalahan, baik immateril. Dimana, kecelakaan

berupa

kesengajaan maupun kealpaan. Jadi, prinsipnya asas itu

berlalu lintas tersebut lebih bertolak dari “pertanggungjawaban disebabkan oleh faktor kesalahan

pidana berdasarkan asas kesalahan manusia atau pengumudi yang tidak

(liability based of fault). Asas itu hati-hati

terdapat dalam Pasal 35 ayat (1) mengemudikan

KUH Pidana berbunyi : “Tidak sehingga menyebabkan orang luka

kendaraannya

seorang pun dapat dipidana tanpa berat dan meninggal dunia yang

kesalahan.” Dalam pengertian berarti telah melakukan tindak

tindak pidana termasuk hal pidana, merupakan satu tindakan

pertanggungjawaban pidana. atau perbuatan yang diancam

Tindak pidana hanya menunjuk kepada dilarangnya perbuatan yang

dengan pidana oleh undang- telah ditetapkan dalam suatu

undang, bertentangan

perundang-undangan. hukum dilakukan dengan kesalahan

dengan

peraturan

Apakah pembuat yang telah oleh seseorang yang mampu

melakukan perbuatan yang dilarang bertangggungjawab. Agar suatu

tersebut kemudian juga dijatuhi tersebut kemudian juga dijatuhi

kecelakaan yang persoalan

peristiwa

apakah ia dalam akibatnya bukan hanya kematian melakukan perbuatan itu dapat

dan luka-luka tetapi juga kerusakan dipertanggungjawabkan atau tidak.

benda. Terjadinya Dengan perkataan lain, apakah ia

terhadap

kerusakan atau hancurnya sesuatu mempunyai kesalahan atau tidak.

benda dalam kecelakaan lalu lintas Kesalahan adalah keadaan jiwa

gilirannya melahirkan orang yang melakukan perbuatan

pada

kerugian terhadap pemilik barang itu dan hubungannya dengan

atau benda tersebut. Tentunya perbuatan yang dilakukan itu

kepada para pihak diwajibkan mengganti

kerugian yang sedemikian rupa sehingga orang itu

ditimbulkan dari kecelakaan lalu dapat dicela melakukan perbuatan

dimaksud. Apakah tersebut.

lintas

penggantian kerugian tersebut tersebut

Bilamana

pembuat

harus dipenuhi oleh pihak-pihak kesalahan dalam melakukan tindak

memang

mempunyai

yang mengakibatkan terjadinya pidana itu, ia tentu akan dijatuhi

kecelakaan atau pihak yang tidak pidana. Akan tetapi, manakala ia

terlibat dalam kecelakaan tetapi tidak

dengan kecelakaan. walaupun ia telah melakukan

Sehubungan dengan hal ini, Ibu Dina Hayati Syofyan kemudian

perbuatan yang dilarang dan dibenarkan oleh Dina Krisnayati

perbuatan tersebut diancam dengan dan Masrimal, yang mengatakan pidana, ia tentu tidak akan dijatuhi

bahwa : 16)

pidana. Asas tiada pidana tanpa “Dalam kecelakaan lalu lintas, kesalahan

akibat yang muncul bukan hanya merupakan asas fundamental dalam

dengan

demikian

hilangnya nyawa orang lain dan mempertanggungjawabkan

luka-luka pada pihak korban akan pembuat karena telah melakukan

tetapi juga melahirkan kerugian tindak pidana. Asas itu juga

berupa rusak atau hancurnya barang merupakan dasar dijatuhkannya

milik korban. Jika terjadi hal yang pidana kepada pembuat. Walaupun

demikian, pada dasarnya pihak demikian,

korban dapat memperkarakannya perkembangan masyarakat, baik

dengan

adanya

baik melalui sidang pidana dan perkembangan di bidang industri,

mengajukan gugatan dalam rangka ekonomi maupun perdagangan,

menuntut kerugian yang timbul asas

dalam sidang perdata. Perkara ini dipertahankan sebagai satu-satunya

dapat diajukan bersama-sama dan asas dalam hal pertanggungjawaban

bisa juga diajukan secara terpisah. pidana. Oleh karena itu, konsep itu

Persoalannya adalah siapa yang juga memberikan kemungkinan

mempertanggungjawabkan adanya

perbuatan pidananya dan siapa pengecualian

penyimpangan

atau

yang bertanggung jawab atas terhadap perbuatan pidana tertentu,

asas

kesalahan

yang ditimbulkan. seperti kecelakaan lalu lintas yang

kerugian

Terhadap persoalan ini, yang menyebabkan orang meninggal

dunia. Kecelakaan 16) lalu lintas Wawancara dengan Ibu Dina Hayati

merupakan kejadian akhir dari Syofyan Hakim pada Pengadilan Negeri Kelas IA

Padang, tanggal 26 Februari 2014.

bertanggung jawab atas perbuatan disebut sebagai : TERGUGAT C. pidana adalah pelaku dalam

Adapun posisi kasus perkara tersebut kecelakaan lalu lintas dan kerugian

sebagai berikut : korban ditanggung oleh pada siapa

1. Penggugat adalah sebagai pelaku bekerja atau Vicarious

pemilik mobil Angkot/Mikrolet liability, sebagaimana pernah dan

Merek SUZUKI ST 100 Tahun telah diputus dalam putusan No. 70

1993 nomor Polisi BA. 2940.JF Pdt.G/2006/PN.Pdg.”

yang mempunyai Surat Izin Putusan

70 Trayek Pasar Raya - Teluk Bayur Pdt.G/2006/PN.Pdg.,

No.

Via Seberang Padang, dengan putusan perkara perdata yang telah

merupakan

Kartu Pengawas (KP) Nomor diperiksa dan diadili dalam peradilan

tingkat pertama oleh Pengadilan

2. Bahwa mobil Angkot/Mikrolet Negeri kelas I Padang, dengan surat

Merek SUZUKI ST 100 Tahun gugatan tertanggal Padang Agustus

1993 Nomor Polisi BA. 2940 2006 yang telah didaftarkan di

JF milik Penggugat telah kepaniteraan Pengadilan Negeri

korban, akibat Padang pada tanggal 28 Agustus

menjadi

peristiwa yang terjadi pada hari 2006. Dimana para pihak dalam

Selasa sekitar jam 7.40 wib perkara tersebut adalah Zainal, umur

pagi, tanggal 4 Oktober 2005, + 52 tahun, pekerjaan jualan, alamat

di An. Sutan Syahrir dekat di Jl. Banyuwangi no. 16 RT 02 RW

kuburan Turki, dimana Truck

Tronton BA. 9962 JA, milik, Kecamatan Lubuk Begalung Kota

II Gaung Kelurahan

Gates,

dikemudikan oleh Padang, sebagai Penggugat berlawanan

yang

Tergugat C, pada saat kejadian dengan Zainal Usman, umur + 42

sedang membawa muatan tahun, pekerjaan Pegawai Pelindo II

berupa peti kemas/container Teluk Bayur Padang; NIAN (pgl.

seberat + 20 ton, dan peti kemas NIAN) umur + 40 tahun pekerjaan

yang diangkut oleh Truck rumah tangga, keduanya suami istri,

Tronton BA. 9962 JA telah alamat di Komplek Jondol Blok Y

jatuh, selanjutnya menimpa No.

mobil Angkot/Mikrolet Merek Kecamatan Padang Selatan Kota

1 Kelurahan

Rawang,

SUZUKI Tahun 1993 Nomor Padang, selanjutnya disebut sebagai:

Polisi BA. 2940 JF milik TERGUGAT A; Direktur Utama Pt.

Penggugat yang berisikan Beta Karya Utama. alamat di

penumpang sebanyak 5 orang Jl.Parak Pisang No.5 Kelurahan

termasuk Sopir (pengemudi) Parak Gadang Kecamatan Padang

3. Bahwa kelima penumpang yang Timur Padang Kota Padang,

berada didalam angkot Penggugat, selanjutnya

2 orang meninggal dunia yaitu TERGUGAT B; DQNI EKA

disebut

sebagat

Bayani dan Yasmi, satu orang PUTRA. UMUR + 21 tahun,

mengalami luka berat dan cacat pekerjaan sopir, alamat Jl. Belawan

seumur hidup yaitu Indra, satu Kampung Baru No.1 Kelurahan

lagi anak kecil mengalami luka Teluk Bayur Kecamatan Padang

berat yaitu Silvi, dan para korban Selatan Kota Padang, selanjutnya

termasuk ahli waris korban akan termasuk ahli waris korban akan

diterima oleh anak Penggugat

4. Bahwa akibat kejadian tersebut dari perusahaan tempat suaminya mobil Angkot/Mikrolet BA. bekerja;

2940 JF milik dari Penggugat

6. Mobil angkot milik Penggugat mengalami rusak berat (hancur),

tersebut menerima hasil dari sejak kejadian tersebut mobil

setoran wajib dari pengemudi angkot milik

sebesar Rp. 150.000,- (seratus tersebut telah ditahan di

Penggugat

lima puluh ribu rupiah) per Poltabes Padang dijadikan

harinya, dan sejak kejadian sebagai barang bukti, dimana

Penggugat telah sampai sekarang telah memakan

tersebut

kehilangan penghasilan sebesar waktu selama 10 (sepuluh) bulan,

Rp. 150.000,- (seratus lima yaitu dari kejadian sampai dengan

puluh ribu rupiah) setiap hari, dan perkara ini didaftarkan. Perincian

sampai perkara ini didaftarkan kerusakan dimaksud sebagai

telah memakan waktu selama 10 berikut : Karoseri/body hancur

(sepulu) bulan ; total, Cassis/rangka bengkok,

7. Atas semua kerugian yang telah Sarang Gardan, beserta As Roda

derita tersebut, bengkok, Das boar hancur, Stir

Penggugat

ternyata para Tergugat tidak mau Patah, Kaca depan, belakang,

tahu, dimana para Tergugat kaca samping kanan kiri, kaca

sebagai pihak yang bertanggung pintu depan kiri, kanan pecah,

jawab seolah-olah ingin lari dari Lampu belakang pecah/hancur,

tanggung jawabnya, sebab Plapon rusak, Bangku depan,

Penggugat telah berulang kail angku penumpang rusak. Accu

Tergugat untuk hancur, dan Kaca spion kanan, kiri

menemui

pertanggung hancur serta Radiator hancur,

meminta

jawabannya, akan tetapi Tergugat Mesin besarta komponennya

tidak mau bertanggung jawab, dan rusak. Total kerugian + Rp.

malahan Tergugat A dengan 35.000.000,-(tiga puluh lima

angkuhnya telah mengeluarkan juta rupiah), termasuk upah

kata-kata yang tidak perbaikan;

bersahabat,

dengan

5. Mobil angkot BA.2940 JF menganjurkan agar Penggugat tersebut adalah merupakan satu-

menempuh jalur hukum, seolah- satunya

olah ianya tidak memikirkan menunjang kehidupan keluarga

sarana

untuk

yang diakibatkan Penggugat,

kerugian

kesalahannya ; membiayai kebutuhan sehari-hari

serta

untuk

8. Bahwa dalam hal terjadinya dari keluarga terutama anak

kejadian yang perempuan Penggugat 2 yang

peristiwa/

mengakibat kerugian kepada telah ditinggal mati oleh suaminya

Penggugat, jelas Tergugat A dan dan mempunyai anak satu

B sebagai pemilik dan sebagai orang yang masih kecil, sebab

Pengelola atas Truck Tronton uang pembelian mobil angkot

JA harus tersebut adalah berasal dari

BA.9962

bertanggung jawab, sebab jelas bertanggung jawab, sebab jelas

A sebagai pemilik dan sebagai dari kesalahan dan kelalaian yang pengelola

disengaja oleh tergugat-tergugat menyerahkan

dalam hal pengoperasian Truk Tronton BA 9962 JA di jalan raya

untuk dikemudikan

kepada

dengan mengabaikan syarat-syarat Tergugat C yang nota bene

keselamatan sebagai sarana angkutan belum/tidak berhak secara hukum

peti kemas dan tidak memikirkan mengemudikan Truk Tronton

keselamatan orang lain (penggugat); milik Tergugat A, karena

bahwa tindakan Tergugat B tidak mernpunyai

menyatakan

tergugat A yang lari dari tanggung Surat Izin Mengemudi (SIM)

jawab atas semua kerugian yang

B.I, dimana terbukti bahwa penggugat alami adalah perbuatan melawan

hukum; menghukum Tergugat B hanya mempunyai tergugat A dan C dimana membayar Surat Izin Mengemudi (SIM) semua kerugian yang penggugat

A pribadi, yang hanya derita dengan perincian biaya diperbolehkan mengemudikan

perbaikan mobil Angkot BA 2940 JF mobil roda 4 (empat), serta

Rp 16.762.350, setoran angkot tidak melengkapi truck

selama 10 bulan yaitu : 30 x 10 Tronton BA.9962 JA dengan

Rp 120.000,-= 36.000.000,-, dan perlengkapan pengamanan yang

menghukum tergugat A dan C diwajibkan sebagaimana layaknya

untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 371.000 (tiga ratus tiga

sebagai sarana alat pengangkut puluh satu ribu rupiah). Diucapkan peti kemas;

dalam persidangan yang terbuka

9. Bahwa atas semua kerugian yang untuk umum pada hari Selasa tanggal Penggugat derita tersebut, adalah

22 Mei 2007 oleh Hakim Ketua Ny. diakibatkan dari kesalahan dan

Krisnayati,SH, dengan kelalaian dari para Tergugat,

Dina

didampingi oleh Hakim-hakim hal tersebut terbukti bahwa

anggota Masrimal. SH dan Ahmad Tergugat B telah dinyatakan

Rosyidin. SH. MH., dibantu oleh bersalah melanggar Pasal 359

Bakti Indra Panitera Pengganti serta dan Pasal 360 KUH Pidana dan

dihadiri oleh Penggugat tanpa dihadiri oleh para Tergugat

dihukum oleh Pengadilan Negeri Jika diperhatikan duduk perkara Padang, sesuai dengan putusan dan putusan yang dikeluaran atau tanggal 4 April 2006 Nomor diucapkan oleh hakim dalam 548/Pid.B/2005.PN.PDG, dimana putusan di atas, nampak dengan dihukum selama 3 (tiga) tahun,

bahwa hakim telah dan putusan dalam perkara menerapkan atau melibatkan asas tersebut

Vicarious liability . Hal ini terlihat kekuatan hukum yang tetap.

hakim membacakan Terhadap duduk perkara atau

ketika

posisi kasus di atas, Pengadilan putusannya dengan melibatkan Negeri Klas IA Padang telah

tergugat A sebagai pihak yang mengeluarkan putusan mengabulkan

diharuskan membayar kerugian gugatan

yang diderita oleh penggugat yaitu menyatakan tergugat A dan C telah

penggugat

sebahagian,

Zainal. Bila dipahami lebih lanjut melakukan perbuatan melawan hukum,

70 menyatakan bahwa semua kerugian

Putusan

No.

Pdt.G/2006/PN.Pdg, kedudukan

Tergugat A : Zainal Usman dalam dirumuskan dalam Pasal 35 ayat (3) perkara ini adalah sebagai pemilik

Konsep yang berbunyi, “Dalam hal mobil Truck Tronton BA 9962 JA

tertentu, setiap orang dapat yang dikemudikan oleh Tergugat C

dipertanggungjawabkan atas tindak : Doni Eka Putra. Artinya disini

pidana yang dilakukan oleh orang keterlibatan Tergugat A harus

lain, jika ditentukan dalam suatu membayar kerugian yang diderita

undang-undang. Untuk memahami oleh Penggugat : Zainal adalah

lebih jauh latar dan alasan sebagai iduk semang dari Tergugat

dicantumkannya asas vicarious

C yang bekerja kepadanya. liability ini ke dalam konsep, dapat Tegasnya ada hubungan kerja

dilihat pada penjelasannya berikut antara

ini. Ketentuan ayat ini merupakan Tergugat A yaitu Tergugat C

Tergugat C dengan

pengecualian dari asas tiada pidana sebagai penerima kerja dan

kesalahan. Lahirnya Tergugat A sebagai pemberi kerja.

tanpa

ini merupakan Sementara kesalahan timbul karena

pengecualian

penghalusan dan pendalaman asas perbuatan Tergugat C sementara

regulatif dari yuridis moral yaitu yang mennaggung akibat yang

dalam hal-hal tertentu tanggung timbul dari perbuatan Tergugat C

jawab seseorang dipandang patut adalah Tergugat A. dalam hal ini

diperluas sampai kepada tindakan ada implikasi Vicarious liability

yang melakukan dalam kecelakaan lalu lintas yang

bawahannya

pekerjaan atau perbuatan untuknya terjadi pada hari Selasa sekitar jam

atau dalam batas-batas perintahnya.

karena itu, meskipun 2005, di Jl. Sutan Syahrir dekat

7.40 wib pagi, tanggal 4 Oktober

Oleh

seseorang dalam kenyataannya kuburan Turki antara Truck

tidak melakukan tindak pidana Tronton BA. 9962 JA, milik, yang

dalam rangka dikemudikan oleh Tergugat C yang

namun

pertanggungjawaban pidana ia sedang membawa muatan berupa

dipandang mempunyai kesalahan peti kemas/container seberat + 20

jika perbuatan orang lain yang ton dengan mobil Angkot/Mikrolet

berada dalam kedudukan yang Merek SUZUKI Tahun 1993 Nomor

sedemikian itu merupakan tindak Polisi BA. 2940 JF milik

Sebagai suatu Penggugat

pengecualian, maka ketentuan ini

penggunaannya harus dibatasi termasuk Sopir (pengemudi).

penumpang sebanyak 5 orang

untuk kejadian-kejadian tertentu Vicarious

yang ditentukan secara tegas oleh pertanggungjawaban

liability

adalah

undang-undang agar tidak hukum seseorang atas perbuatan

menurut

secara sewenang- salah yang dilakukan oleh orang

digunakan

wenang. Asas pertanggungjawaban lain (the legal responsibility of one

yang bersifat pengecualian ini person for the wrongful acts of

dikenal sebagai asas tanggung another) . Secara singkat vicarious

jawab mutlak atau ”vicarious liability sering diartikan sebagai

liability” . Roeslan Saleh dalam “pertanggungjawaban pengganti”.

mengakui adanya Pertanggungjawaban pengganti itu

bukunya

vicarious

liability sebagai liability sebagai

Serikat.

pada umumnya

Perkembangan di kedua negara bertanggung

seseorang

tersebut ternyata juga diikuti oleh perbuatannya sendiri. Akan tetapi

jawab

atas

negara-negara lain yang menganut ada yang disebut vicarious liability,

sistem hukum yang berbeda, yakni orang bertanggung jawab atas

sistem civil law. Indonesia yang perbuatan orang lain. Aturan

termasuk sistem civil law tidak undang-undanglah

terkecuali mendapat pengaruh dari menetapkan siapa-siapakah yang

yang

tersebut. walaupun dipandang sebagai pelaku yang

doktrin

Indonesia tidak secara eksplisit bertanggung jawab.

mengakui akan adanya doktrin Vicarious

tersebut, secara implisit dapat digunakan dalam hukum perdata.

liability

biasa

dari ketentuan Namun, dalam hukum pidana

ditafsirkan

perundang-undangannya dan juga merupakan hal baru karena

di dalam prakteik penegakan menyimpang dari asas kesalahan

hukumnya lewat putusan-putusan yang dianut selama ini. dalam

Secara tradisonal hukum perdata vicarious liability

pengadilan.

konsep itu telah diperluas terhadap diterapkan

suatu situasi dimana pengusaha kerugian (tort). Tort merupakan

pada

kasus-kasus

jawab terhadap pembayaran ganti kerugian atas

bertanggung

perbuatan pidana yang dilakukan perbuatan yang dilakukan oleh

oleh pegawainya dalam ruang buruh yang merugikan pihak

lingkup pekerjaanya. Tanggung ketiga. Akan tetapi, dalam hukum

jawab yang dipikul oleh majikan itu pidana konsepnya sangat berbeda.

dapat terjadi satu diantara tiga hal Diterapkannya hukuman (pidana)

berikut ini:

terhadap orang yang merugikan

1. Peraturan perundang-undangan atau

mengancam kepentingan secara eksplisit menyebutkan sosial, sebagian untuk memperbaiki

pertanggungjawaban suatu dan sebagian lagi untuk melindungi

kejahatan secara vicarious. dan mencegah dari aktivitas yang

telah bersifat anti sosial. Penerapan

2. Pengadilan

mengembangkan “doktrin doktrin vicarious liability itu

pendelegasian” dalam kasus berkembang dan pada akhirnya

pemberian lisensi. Doktrin itu juga dicoba untuk diterapkan pada

tentang kasus-kasus pidana. Perkembangan

berisi

pertanggungjawaban seseorang doktrin itu terutama didukung oleh

atas perbuatan yang dilakukan putusan-putusan pengadilan yang

oleh orang lain, apabila ia telah kemudian diikuti oleh putusan

mendelegasikan pengadilan berikutnya, yang pada

kewenangannya menurut dasarnya menganut asas precedent.

undang-undang keapda orang Perkembangan

lain itu. Jadi, harus ada prinsip mengenai vicarious liability terjadi

yang

pesat

pendelegasian. di negara-negara yang menganut

dapat sistem common law, terutama di

3. Pengadilan

menginterprestasikan kata-kata menginterprestasikan kata-kata

melakukan perbuatan itu saja yang pegawai dianggap sebagai

dikenakan pidana. Alasan lain tindakan dari pengusaha.

majikan yang Ada dua syarat penting yang

memidana

sebenarnya bukan pelaku fisik harus dipenuhi untuk dapat

menerapkan suatu perbuatan pidana adalah, karena majikan pemegang dengan vicarious liability. Syarat-

izin (lisensi) dan pelanggaran itu syarat tersebut adalah:

adalah sesuatu yang hanya dapat

1. Harus terdapat suatu hubungan dilakukan oleh pemegang lisensi. seperti hubungan pekerjaan

Karena sulit untuk membuktikan antara majikan dengan pegawai

kesalahan terhadap majikan, actus atau pekerja.

reus dan mens rea dari buruh

2. Perbuatan pidana

dibebankan kepada majikan. dilakukan oleh pegawai atau

yang

dimaklumi bahwa pekerja tersebut harus berkaitan

Telah

pidana memiliki atau masih dalam ruang lingkup

perbuatan

konsekuensi pertanggungjawaban pekerjaannya.

serta penjatuhan pidana. Maka, Pertanggungjawaban vicarious

ada dua alasan itu jarang diterapkan dalam kasus-

setidaknya

mengenai hakikat kejahatan, yakni kasus pidana. Jikalau vicarious

pertama pendekatan yang melihat liability hendak diterapkan harus

kejahatan sebagai dosa atau terdapat dua syarat, yakni adanya

perbuatan yang tidak senonoh yang hubungan kerja dan tindakan itu

di lakukan manusia lainya. Kedua masih dalam ruang lingkup

pendekatan yang melihat kejahatan pekerjaannya. Syarat seperti itu

sebagai perwujudan dari sikap dan biasanya terdapat dalam hubungan

pribadi pelaku yang tidak normal antara majikan dan pekerja.

sehingga ia berbuat jahat. Kedua Selanjutnya,

ini berkembang adalah lebih baik pembuat undang-

dikatakan bahwa

pendekatan

sedemikian rupa bahkan di yakini undang untuk memilih atau

pandangan-pandangan mengkhususkan beberapa bidang

mewakili

yang ada seputar pidana dan dari

tindakan manusia dan pemidanaan. Dari sinilah kemudian menerapkan vicarious liability

berbagai perbuatan pidana dapat di terhadap majikan yang tanpa

lihat sebagai perbuatan yang tidak kesalahan pribadi, tetapi kasus atau

muncul begitu saja, melainkan persoalan itu seharusnya tidak

adalah hasil dari refleksi dan disebut “kejahatan” dan hukuman

kesadaran manusia. Hanya saja tidak seharusnya melebihi denda

tersebut telah atau tebusan atau hukuman yang

perbuatan

menimbulkan kegoncangan sosial bersifat perdata lainnya. Oleh

di masyarakat.

karena itu tidak sewajarnya

hal kemampuan menerapkan

Dalam

bertanggungjawab bila di lihat dari terhadap vicarious liability crimes

pidana

penjara

batin orang yang ini. Ada juga alasan lain yang

keadaan

perbuatan pidana dikemukakan

melakukan

merupakan masalah kemampuan membutuhkan vicarious liability.

mengapa

bertanggungjawab dan menjadi bertanggungjawab dan menjadi

dalam alam kejahatan, dapat menentukan adanya kesalahan,

untuk

menginsafi bahwa perbuatanya di yang mana keadaan jiwa orang

pandang tidak patut dalam yang melakukan perbuatan pidana

pergaulan masyarakat, dan mampu haruslah sedemikian rupa sehingga

untuk menentukan niat atau dapat dikatakan normal, sebab

kehendaknya terhadap perbuatan karena orang yang normal, sehat

tadi. Sementara itu secara lebih inilah yang dapat mengatur tingkah

tegas, Simons mengatakan bahwa lakunya sesuai dengan ukuran-

mampu bertanggungjawab adalah ukuran yang di anggap baik oleh

mampu menginsafi sifat melawan masyarakat. Sementara bagi orang

hukumnya perbuatan dan sesuai yang jiwanya tidak sehat dan

dengan ke insafan itu menentukan normal,

Untuk adanya tersebut tidak berlaku baginya tidak

beranggungjawab ada gunanya untuk di adakan

kemampuan

maka harus ada unsur kemampuan pertanggungjawaban, sebagaimana

untuk membeda-bedakan antara di tegaskan dalam ketentuan Bab

perbuatan yang baik dan buruk,

III Pasal 4 KUHP yang berbunyi yang sesuai dengan hukum dan sebagai berikut :

yang melawan hukum dan unsur

1. Barang siapa mengerjakan kemampuan untuk menentukan sesuatu perbuatan, yang tidak

kehendaknya menurut keinsafan dapat di pertanggungjawabkan

tentang baik dan buruknya kepadanya

karena

kurang

perbuatan tadi. Dengan kata lain, sempurna akalnya atau karena

kemampuan sakit berubah akal tidak boleh

bahwa

di hukum bertanggungjawab berkaitan

2. Jika nyata perbuatan itu tidak dengan dua faktor terpenting, yakni dapat di pertanggungjawabkan

faktor akal untuk kepadanya

pertama

membedakan antara perbuatan yang sempurna akalnya karena sakit

karena

kurang

di perbolehkan dan yang di larang berubah akal maka hakim boleh

atau melanggar hukum, dan kedua memerintahkan menempatkan

faktor perasaan atau kehendak yang di di rumah sakit gila selama-

menetukan kehendaknya dengan lamanya satu tahun untuk di

periksa. menyesuaikan tingkah lakunya

3. Yang di tentukanya dalam ayat dengan penuh kesadaran. di atas ini, hanya berlaku bagi

Ketidakmampuan Mahkamah Agung, Pengadilan

bertanggungjawab dengan alasan Tingi dan pengadilan negeri.

masih muda usia tidak bisa di Mengenai

dasarkan pada Pasal 44 KUHP. bertanggungjawab sebenarnya tidak

kemampuan

Yang di sebutkan tidak mampu secara terperinci di tegaskan oleh

bertanggungjawab adalah alasan Pasal 44 KUHP. Hanya di temukan

penghapusan pidana yang umum beberapa pandangan para sarjana

yang dapat di salurkan dari alasan- yang mengatakan, orang yang

alasan khusus seperti tersebut mampu bertanggungjawab harus

dalam Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, memenuhi syarat dapat menginsafi

Pasal 50, dan Pasal 51. Orang yang (mengerti) makna perbuatannya

tidak mampu bertanggungjawab itu tidak mampu bertanggungjawab itu

belum memenuhi syarat untuk gangguan penyakit, tetapi juga

penjatuhan pidana. Pemidanaan karena umurnya masih muda,

perlu adanya syarat terkena hipnotis dan sebagainya.

masih

kesalahan atau bersalah yang Mengenai anak kecil yang

bertolak dari asas “tiada pidana umurnya masih relatif muda, dalam

tanpa kesalahan”. Asas itu keadaan-keadaan yang tertentu

merupakan asas yang sangat untuk dianggap tidak mampu

dalam bertanggungjawab harus didasarkan

fundamental

mempertanggungjawabkan pada Pasal 44 KUHP, jadi sama

perbuatan yang telah melakukan dengan orang dewasa. Tidak

tindak pidana. Pengertian asas itu mampu bertanggungjawab karena

menunjukkan bahwa seseorang masih muda saja tidak di benarkan.

tidak dapat dipidana apabila ia Dengan demikian, maka anak yang

tidak mempunyai kesalahan, baik melakukan perbuatan pidana tidak

kesengajaan maupun mempunyai kesalahan karena dia

berupa

kealpaan. Jadi, prinsipnya asas itu sesungguhnya belum mengerti atau

bertolak dari “pertanggungjawaban belum

pidana berdasarkan asas kesalahan perbuatan yang di lakukan. Anak

menginsyafi

makna

(liability based of fault). Asas itu memiliki ciri dan karakteristik

terdapat dalam Pasal 35 ayat (1) kejiwaan yang khusus, yakni belum

berbunyi : “Tidak seorang pun memiliki fungsi batin yang

dapat dipidana tanpa kesalahan.” sempurna. Maka, dia tidak di

Dalam pengertian tindak pidana pidana karena tidak mempunyai

termasuk hal pertanggungjawaban kesengajaan atau kealpaan. Sebab

pidana. Tindak pidana hanya satu unsur kesalahan tidak ada

menunjuk kepada dilarangnya padanya, karena dia dipandang

perbuatan yang telah ditetapkan tidak bersalah, sesuai dengan asas

dalam suatu peraturan perundang- tidak di pidana tidak ada kesalahan,

undangan. Apakah pembuat yang maka anak belum cukup umur ini

telah melakukan perbuatan yang pun tidak di pidana.

dilarang tersebut kemudian juga

2. Pertimbangan

Hakim

dijatuhi pidana, sangat tergantung kepada persoalan apakah ia dalam

Menerapkan Doktrin Vicarious Liability

Dalam

Perkara

melakukan perbuatan itu dapat

Kecelakaan Lalu Lintas No. 70

dipertanggungjawabkan atau tidak.

Pdt.G/2006/ PN.Pdg

Dengan perkataan lain, apakah ia mempunyai kesalahan atau tidak.

Telah dijelaskan di atas bahwa Kesalahan adalah keadaan jiwa dipidananya seseorang tidak cukup

orang yang melakukan perbuatan orang

itu dan hubungannya dengan perbuatan

itu telah

melakukan

perbuatan yang dilakukan itu dengan hukum atau bersifat

yang

bertentangan

sedemikian rupa sehingga orang itu melawan

dapat dicela melakukan perbuatan perbuatanya memenuhi rumusan

hukum.

Meskipun

Bilamana pembuat delik dalam undang-undang dan

tersebut.

tersebut memang mempunyai tersebut memang mempunyai

digunakan dalam hukum perdata. pidana. Akan tetapi, manakala ia

Namun, dalam hukum pidana tidak

merupakan hal baru karena walaupun ia telah melakukan

mempunyai

kesalahan,

menyimpang dari asas kesalahan perbuatan yang dilarang dan

yang dianut selama ini. dalam perbuatan tersebut diancam dengan

hukum perdata vicarious liability pidana, ia tentu tidak akan dijatuhi

pada kasus-kasus pidana. Asas tiada pidana tanpa

diterapkan

kerugian (tort). Tort merupakan kesalahan

pembayaran ganti kerugian atas merupakan asas fundamental dalam

dengan

demikian

perbuatan yang dilakukan oleh mempertanggungjawabkan

buruh yang merugikan pihak pembuat karena telah melakukan

ketiga. Akan tetapi, dalam hukum tindak pidana. Asas itu juga

pidana konsepnya sangat berbeda. merupakan dasar dijatuhkannya

Diterapkannya hukuman (pidana) pidana kepada pembuat. Walaupun

terhadap orang yang merugikan demikian,

atau mengancam kepentingan perkembangan masyarakat, baik

dengan

adanya

sosial, sebagian untuk memperbaiki perkembangan di bidang industri,

dan sebagian lagi untuk melindungi ekonomi maupun perdagangan,

dan mencegah dari aktivitas yang asas

bersifat anti sosial. Penerapan dipertahankan sebagai satu-satunya

doktrin vicarious liability itu asas dalam hal pertanggungjawaban

berkembang dan pada akhirnya pidana. Oleh karena itu, konsep itu

juga dicoba untuk diterapkan pada juga memberikan kemungkinan

kasus-kasus pidana. Perkembangan adanya

doktrin itu terutama didukung oleh pengecualian

penyimpangan

atau

putusan-putusan pengadilan yang terhadap perbuatan pidana tertentu,

asas

kesalahan

kemudian diikuti oleh putusan seperti kecelakaan lalu lintas yang

Dokumen yang terkait

INTERFERENSI BAHASA KERINCI KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA TEKS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SUNGAI PENUH

0 0 18

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 12 KERINCI

0 0 12

UNSUR-UNSUR INTRINSIK DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PADA KURIKULUM 2013 JURNAL

0 0 13

HIJRAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN

0 0 204

KONSEP DHAL ÂL DALAM AL-QUR’AN (Suatu Kajian Tafsir Tematik) Tesis Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam IImu Agama Islam

0 0 153

PENGARUH PERSON-ORGANIZATION FIT DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Pegawai SKPD di Kabupaten Pasaman Barat) ARTIKEL

0 2 28

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH DEPOSITO DENGAN KEPERCAYAAN NASABAH SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada Bank Jambi Cabang Sungai Penuh) ARTIKEL

0 0 12

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CUSTOMER VALUE TERHADAP LOYALITAS DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada KPN Kopseda Kecamatan Pasaman)

0 0 17

PENGARUH CITRA INSTANSI DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA UPTD PELAYANAN PENDAPATAN PROVINSI DI KOTA SUNGAI PENUH ARTIKEL

0 0 15

PERANAN KEPUASAN DALAM MEMEDIASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA ORGANISASI DAN KEPERCAYAAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA (STUDI KASUS PADA KPN KOGUSDA TALAMAU) ARTIKEL

0 3 21