IbM KOPERASI SIMPAN PINJAM DI YOGYAKARTA

IbM KOPERASI SIMPAN PINJAM
DI YOGYAKARTA
Y.Yohakim Marwanta S.kom., M.Cs 1, Dr. Atika Jauharia Hatta H., S.E.,M.Si2
Program Studi Teknik Informatika STMIK AKAKOM; Jl. Raya Janti Karangjambe No
143 Yogyakarta 55198
,2
Fakultas Ekonomi STIE YKPN;Jl. Seturan Raya, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta 55281
1

e-mail: 1yohak81@akakom.ac.id, 2atikahatta@yahoo.com

Abstrak
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan mikro yang
paling terjangkau oleh masyarakat miskin dan usaha mikro pedesaan. Namun keberadaannya masih
termarjinalkan dibandingkan dengan lembaga keuangan mikro lainnya dikarenakan regulasi pemerintah
yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak kontinyu, konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya
perlindungan nasabah, dan penggunaan infrastruktur serta proses akuntansi yangmasih tradisional.
Tujuan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah menerapkan program koperasi simpan
pinjam yang kami beri nama SISKOPIN, yang merupakan hasil/luaran dari kegiatan penelitian stategis
nasional pada kedua mitra. Sistem informasi yang dihasilkan berkarakteristik mudah dioperasikan,

bermanfaat, sesuai dengan keinginan penggunanya, dan terjangkau. Pengembangan SISKOPIN ini
bertujuan untuk memudahkan pencatatan transaksi dan operasional pada koperasi simpan pinjam.
Penerapan SISKOPIN ini diterapkan pada dua mitra, yaitu Koperasi Indra Kusuma
Transportasi Indonesia dan Koperasi Mitra Rejodani. Koperasi Indra Kusuma Transportasi Indonesia
berlokasi di Bumijo, Kotamadya Yogyakarta, sementara Koperasi Mitra Rejodani berlokasi di Rejodani
Sleman. Penerapan SISKOPIN ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
koperasi dalam mengelola kegiatan operasionalnya.
Kata Kunci: Sistem Informasi, SISKOPIN, Koperasi Simpan Pinjam, LembagaKeuangan Mikro,
Pemrograman AJAX

Abstract
Credit Unions (KSP) is a form of micro-finance institutions are the most affordable for the poor
and rural micro enterprises. But its presence is still marginal compared with other microfinance institutions
due to government regulations that are unclear, government supervision is not continuous, internal conflicts in
the KSP itself, the absence of customer protection, and the use of infrastructure and accounting processes are
still traditional.
The main purpose of this is to implement a community service program credit unions which we
named SISKOPIN, which is the result / outcome of the national strategic research activities in both
partners. The resulting information system characterized by easy operation, beneficial, according to the wishes
of its users, and affordable. SISKOPIN development is intended to facilitate the recording of transactions

and operations at the credit union.
The application of this SISKOPIN applied to the two partners, namely Indra Kusuma Indonesian
Transportation Cooperative and Cooperative Partners Rejodani. Cooperative Transport Indra Kusuma

Indonesia is located in Bumijo, Yogyakarta municipality, and the Cooperative Partner Rejodani Rejodani
located in Sleman. SISKOPIN Implementation is expected to improve the efficiency and effectiveness of the
cooperative in managing its operations.
Keywords: Information Systems, SISKOPIN, Credit Unions, InstitutionsMicrofinance, AJAX
Programming
1. PENDAHULUAN
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan
mikro yang paling terjangkau oleh masyarakat miskin dan usaha mikro pedesaan. Untuk
mendapatkan akses jasa keuangan dari lembaga ini, nasabah tidak memerlukan persyaratan
yang rumit seperti lembaga keuangan mikro lainnya. Walaupun ratusan studi telah
menemukan bukti bahwa keberadaan KSP ini mampu mengurangi kemiskinan dan
memberdayakan masyarakat miskin pedesaan, namun keberadaan lembaga ini sampai
dengan saat ini justru masih termarjinalkan [1].
Beberapa variabel yang disinyalir menjadi penyebab kurang berkembangnya KSP
antara lain; regulasi pemerintah yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak kontinyu,
sering terjadi konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya perlindungan nasabah, dan

penggunaan infrastruktur yang tidak efisien [2].Bahkan beberapa KSP pada saat ini telah
mengalami krisis kepercayaan dari anggotanya, dan berakibat tidak beroperasinya lembaga
ini. Adanya krisis kepercayaan tersebut mengakibatkan total dana yang dihimpun oleh
lembaga ini dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Misalnya, jika pada tahun
2002, total dana yang dapat dihimpun oleh KSP sekitar Rp 473 milyard, maka pada tahun
2006 hanya sekitar 348 [3].
Pengabdian masyarakat ini berfokus pada penggunaan infrastuktur yang tidak efisien
menyebabkan tidak maksimalnya kegiatan operasional KSP ini. Selama ini masih banyak
KSP yang ditengarai masih menggunakan infrastruktur yang masih tradisional. Seluruh
pencatatan transaksi, estimasi investasi, danpelaporan keuangan di KSP masih
menggunakan sistem yang tradisional (manual), seperti yang diungkapkan oleh Hermana et
al.[4]. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan sustainabilitas dari usahanya,
sehingga mampu melayani masyarakat pedesaan khususnya masyarakat miskin dengan lebih
efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu sistem pencatatan transaksi/akuntansi elektronik
yang akan diterapkan pada KSP di wilayah-wilayah kabupaten
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penerapan sistem informasi terbukti mampu meningkatkan kinerja melalui
perbaikan dalam perencanaan dan pengelolaan bisnis, serta kemudahan dalam aktifitas
transaksi, sehingga akan menurunkan biaya-biaya operasi (Siu, 2001). Penggunaan sistem
informasi pada koperasi juga diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dan

meningkatkan keakuratan dalam pengambilan keputusan, serta media untuk
menginformasikan produk-produk ke dunia internasional.
Pengabdian masyarakat (IbM) ini merupakan kelanjutan dari penelitian Hibah
Strategis Nasional tahun pendanaan 2010 dan 2011 yang berjudul “Model Pengembangan
Sistem Informasi Berbasis Technology Acceptance Model dan Pemrograman AJAX untuk
Penguatan Lembaga Keuangan Mikro Berbentuk Koperasi Pedesaan”. Dari hasil penelitian
tersebut dihasilkan sebuah sistem informasi untuk koperasi simpan pinjam yang kami beri
nama SISKOPIN (Sistem Koperasi Simpan Pinjam). SISKOPIN inilah yang akan
diimplementasikan pada dua koperasi yang menjadi mitra dalam IbM ini, yaitu Koperasi

Mitra Rejodani (Rejodani, Sleman) dan Koperasi Indra Kusuma Transportasi Indonesia
(Kotamadya, Yogyakarta).
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) merupakan salah satu lembaga keuangan mikro
yang dirasakan sangat membantu bagi kalangan masyarakat miskin dan industri-industri
kecil dan menengah. Hal ini terutama terkait dengan permasalahan keuangan dan
permodalan yang mereka alami. Beberapa manfaat serta kemudahan dapat diperoleh
masyarakat dengan adanya lembaga ini, antara lain kemudahan untuk mendapatkan akses
jasa keuangan, dimana nasabah tidak memerlukan persyaratan yang rumit seperti lembaga
keuangan mikro lainnya. Walaupun ratusan studi telah menemukan bukti bahwa keberadaan
KSP ini mampu mengurangi kemiskinan dan memberdayakan masyarakat miskin pedesaan,

namun keberadaan lembaga ini sampai dengan saat ini justru masih termarjinalkan. Proposal
IbM ini merupakan kelanjutan dari penelitian Hibah Strategis Nasional tahun pendanaan
2010 dan 2011 yang berjudul “ModelPengembangan Sistem Informasi Berbasis Technology
Acceptance Model dan Pemrograman AJAX untuk Penguatan Lembaga Keuangan Mikro
Berbentuk Koperasi Pedesaan”. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan sebuah sistem
informasi untuk koperasi simpan pinjam yang kami beri nama SISKOPIN. SISKOPIN
inilah yang akan diimplementasikan pada dua koperasi yang menjadi mitra dalam IbM ini.
2. METODE
2.1. Metode yang Ditawarkan
Bertolak pada hasil observasi dan diskusi dengan kedua mitra, permasalahan yang
perlu untuk dipecahkan dalam kegiatan ini adalah masalah karyawan dan manajer yang tidak
memiliki pemahaman yang cukup di bidang akuntansi dan pencatatan akuntansi yang masih
manual, pemahaman yang masih kurang berkaitan perkoperasian, karyawan dan manajer
yang masih belum mahir mengoperasionalkan komputer, dan peralihan operasional koperasi
dari sistem
manual ke penggunaan tehnologi informasi SISKOPIN.
Metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut
adalah melalui metode pelatihan dan supervisi yang partisipatif. Dalam metode ini kedua
mitra dilibatkan dalam setiap kegiatan mulai dari kegiatan identifikasi, kegiatan analisis
tindakan yang akan dilakukan, kegiatan perencanaan tindakan, dan kegiatan pelaksanaan

tindakan. Melalui metode ini permasalahan yang teridentifikasi dan tindakan yang akan
dilakukan merupakan usulan yang
sifatnya “bottom up”, sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan akan tepat sasaran dan
mampu mengatasi masalah secara optimal.
2.2. Langkah dalam Mengatasi Permasalahan Mitra
Metode yang dipilih dalam kegiatan ini adalah metode pelatihan dan supervisi yang
partisipatif dengan langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Survey Awal Lapangan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui profil mitra secara geografi,demografi,
perijinan, kemitraan, kelembagaan, faktor sosial, ekonomi,budaya, stakeholder potensial,
dan lain sebagainya. Pada kegiatan ini datadatayang ditemukan akan diolah dan disajikan
secara deskriptif.
2. Identifikasi Potensi Mitra

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi yang melingkupi usahamitra baik
internal maupun eksternal yang terkait dengan usaha koperasisimpan pinjam.
3. Analisis Kebutuhan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yangdiperlukan oleh mitra,
kompetensi mitra, dan potensi wilayah yang dapatmenunjang perkembangan usaha
koperasi simpan pinjam. Dalam kegiatanini analisis kebutuhan akan menggunakan tehnik

SWOT. Melalui tehnik iniakan diketahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang
melingkupi usahamitra. Dengan diketahui kekuatan dan kelemahan maka kegiatan
pengabdiandapat memaksimalkan dan memberdayakan potensi-potensi yang telah ada.
4. Rencana Kegiatan Bersama
Dalam kegiatan ini dilakukan perencanaan dan detail kegiatan IbM yangakan dilakukan.
Untuk dapat menyusun dan menghasilkan rencana kegiatanIbM yang baik, maka dalam
menyusun perencanaan ini akan melibatkanstakeholder yang terkait dengan usaha
koperasi simpan pinjam, seperti DinasPerindustrian, Perdagangan dan Koperasi;
Pengusaha yang memanfaatkankoperasi, dan pihak lain yang peduli terhadap usaha
koperasi simpan pinjamdi kedua mitra ini. Melalui perencanaan diharapkan kegiatan ini
tepatsasaran, sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan dapat selesai tepat
padawaktunya.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan IbM ini dapat dirinci seperti tabel 1.
6. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan danuntuk
mengetahui dampak egiatan terhadap mitra. Evaluasi akan dilakukanmelalui metode survei
yang dipandu dengan kuesioner. Aspek-aspek yangakan dievaluasi adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman dan penggunaan kaidah akuntansi yang benar dalamoperasional koperasi
oleh karyawan dan manajer apakah sudah cukupmahir atau belum.

b. Pemahaman tentang perkoperasian oleh karyawan atau manajer apakahsudah cukup
memadai atau belum.
c. Penggunaan komputer oleh karyawan dan manajer sudah mahir ataubelum.
d. Sumber daya manusia di koperasi apakah sudah siap atau belum untukpenggunaan
sistem SISKOPIN.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Identifikasi Masalah
Hasil yang telah dilakukan dan dicapai dalam pengabdian ini meliputi enam hal,yaitu
identifikasi kebutuhan peralatan dan pemberian bantuan peralatan untukpenggunaan
program SISKOPIN, pelatihan dan pendampinganpembukuan/akuntansi secara manual,
penyempurnaan pengembangan programSISKOPIN pada kedua mitra, pemasangan
software program SISKOPIN padakedua mitra, pelatihan operasional penggunaan program
SISKOPIN, danpelatihan akuntansi dengan menggunakan program SISKOPIN.
Berdasarkan hasil analisis situasi, hasil observasi, dan diskusi denganpengurus koperasi yang
menjadi mitra dalam kegiatan ini, teridentifikasi bahwapermasalahan-permasalahan utama
yang perlu segera dipecahkan adalah sebagaiberikut:
1. Pencatatan transaksi keuangan di koperasi masih menggunakan sistemtradisional/manual.
Meskipun telah menggunakan bantuan komputer, namunproses pencatatan akuntansinya

masih sangat sederhana sehingga operasionalkegiatan koperasi menjadi tidak efisien dan

efektif.
2. Pemahaman karyawan dan manajer tentang akuntansi yang baik masih sangatterbatas.
Karyawan dan manajeryang menangani pencatatan kebanyakan tidakmemiliki latar
belakang bidang akuntansi, sehingga pengetahuan merekaterhadap pencatatan transaksi
akuntansi yang baik dan benar masih terbatas.
3. Pemahaman yang masih terbatas berkaitan dengan perkoperasian. Karyawanbanyak yang
belum mengerti benar tentang perkoperasian, khususnyaberkaitan dengan peraturan dan
perundang-undangan di bidang koperasi.
4. Perlunya penggunaan sistem informasi untuk mendukung efisiensi danefektifitas
operasional koperasi untuk meningkatkan sustainabilitas usahanya.Dengan menggunakan
bantuan sistem informasi maka jasa pelayanan yangdiberikan akan semakin cepat dan
akurat, sehingga akan menghemat banyakwaktu dan tenaga.
3.2. Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1. Pemasangan Peralatan
Pengatasan masalah tersebut, pertama-tama dilakukan identifikasi terlebihdahulu
kebutuhan peralatan untuk mendukung penggunaan program SISKOPIN didalam kedua
koperasi mitra. Identifikasi tersebut meliputi kebutuhan memoriyang tersedia untuk
menjalankan program (RAM) dan konektor untukpenggunaan program secara online,
minimal untuk 2 komputer yang terkoneksi.Hasil identifikasi ditemukan bahwa Koperasi
Mitra Rejodani hanya memilikikomputer dengan kapasitas RAM 256 MB, kapasitas ini

sangat tidak mencukupiuntuk menjalankan program SISKOPIN ini. Apabila dipaksakan,
tentunyaprogram akan berjalan dengan sangat lambat, atau bahkan tidak dapat
dijalankan.Sehingga pengabdi memberikan bantuan RAM sebesar 2GB pada
koperasiMitraRejodani.
Sementara koperasi Indra Kusuma memiliki kondisi yang berbeda,kapasitas RAM pada
komputer mitra telah menggunakan RAM sebesar 2GB, dankapasitas ini telah mencukupi
untuk menjalankan program SISKOPIN. Berkaitankabel koneksi untuk online program,
kedua mitra belum memiliki, sehingga keduamitra diberikan bantuan koneksi internet.
Dengan demikian diharapkan programSISKOPIN dapat dipergunakan pada kedua koperasi
ini, sehingga kegiatanoperasional koperasi dapat dilaksanakan dengan lebih optimal.
Dokumentasiberkaitan dengan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Identifikasi dan pemasangan RAM

Gambar 3.2 Pemasangan Jaringan Internet
3.2.2. Pelatihan Akuntansi Manual
Program yang telah dilaksanakan berikutnya adalah pelatihan pembukuan/akuntansi
secara manual untuk pencatatan transaksi pada kedua mitra. Meskipunkedua koperasi telah
melakukan pembukuan/pencatatan akuntansi dalammengelola keuangan koperasi, namun
beberapa karyawan masih belum dapatmelakukan pembukuan/pencatatan akuntansi dengan

baik karena mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi. Dengan
demikian,dengan adanya pelatihan akuntansi bagi kedua mitra, diharapkan
pencatatanakuntansi akan menjadi semakin baik.
Dalam pelatihan akuntansi manual tersebut dipaparkan apa yang disebutdengan
akuntansi serta untuk apa perlu dilakukan akuntansi. Selanjutnya adalahpembahasan tentang
siklus akuntansi, mulai dari adanya bukti transaksi,pembuatan jurnal, penyusunan neraca
saldo, pembuatan jurnal penyesuaian,penyusunan neraca lajur, hingga penyusunan laporan
keuangan. Bahasan yangjuga diberikan adalah beberapa contoh transaksi yang berkaitan
dengan transaksiyang biasa terjadi pada koperasi, terutama koperasi simpan pinjam, dan
apakahpencatatan tersebut telah sesuai dengan praktek yang dijalankan selama ini.
Padabagian terakhir diberikan cara pembuatan kode rekening, yang nantinya
akanbermanfaat
bagi
koperasi
dalam
menjalankan
program
SISKOPIN.
Pelaksanaanpelatihan pembukuan akuntansi manual ini telah dilakukan pada tanggal 12
Juli2013 dan 23 Juli 2013. Dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan tersebutterlihat
pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Pelatihan Akuntansi Manual
3.2.3. Pelatihan Perkoperasian
Pelatihan
perkoperasian
diberikan
terutama
untuk
memberikan
tambahanpemahaman dari mitra berkaitan dengan aturan perkoperasian yang baru.Beberapa
hal yang disingung dalam pelatihan tersebut antara lain berkaitandengan penggunaan logo
koperasi yang baru, bentuk-bentuk koperasi yang tidaklagi diperbolehkan untuk jenis
koperasi serba usaha, kemudian aturan berkaitandengan pengurus/manajer boleh berasal
dari bukan anggota, dan beberapakebijakan perkoperasian lainnya. Pelaksanaan pelatihan

perkoperasian ini telahdilakukan pada tanggal 16 Oktober 2013, mulai pukul 10.00 hingga
pukul 12.30di KoperasiMitra Rejodani dan pukul 13.00 hingga pukul 15.30 di koperasi
IndraKusuma Transportasi Indonesia. Dokumentasi berkaitan dengan kegiatan
tersebuttampak pada gambar 3.4. berikut ini.

Gambar 3.4 Pelatihan Perkoperasian
5.2.4. Pelatihan Program SISKOPIN
Pelaksanaan program selanjutnya adalah penyempurnaan pengembangan program
SISKOPIN. Program ini telah dikembangkan pada tahun 2011 hingga 2012 dengan
memalui pendaan dari DIKTI dengan skema Hibah Penelitian Kompetitif Strategis
Nasional. Sistem yang kami susun kami beri nama sistem koperasi simpan pinjam
(SISKOPIN). Meskipun sistem tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dari banyak
koperasi simpan pinjam, namun penggunaan sistem tersebut untuk masing-masing koperasi
simpan pinjam membutuhkan penyesuaian, dan juga perlu adanya beberapa perbaikan
setelah melalui tahapan sosialisasi di beberapa koperasi simpan pinjam bekerjasama dengan
Dinas Koperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sragen Jawa Tengah, dan
Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada tahun 2012 lalu. Serta pelatihan yang diselenggarakan
oleh Dinas Koperasi Propinsi Yogyakarta, pada 3 Desember 2012. Berdasarkan masukanmasukan tersebut, maka kami melakukan beberapapengembangan dan perbaikan atas
program SISKOPIN tersebut. diselenggarakan oleh Dinas Koperasi Propinsi Yogyakarta,
pada 3 Desember 2012. Berdasarkan masukan-masukan tersebut, maka kami melakukan
beberapa pengembangan dan perbaikan atas program SISKOPIN tersebut.

Gambar 3.5 Pelatihan SISKOPIN oleh Dinas Koperasi Yogyakarta

Program yang pengabdi lakukan selanjutnya adalah pemasangan program SISKOPIN
yang telah disempurnakan tersebut kepada kedua koperasi mitra. Pemasangan tersebut
dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013 dan 30 Agustus2013.
Pelatihan operasional penggunaan program SISKOPIN merupakanprogram yang
telah dilakukan oleh pengabdi pada koperasi Indra Kusuma danKoperasiMitra Rejodani.
Pelatihan operasional penggunaan program pada tahapperkenalan ini meliputi bagaimana
melakukan login untuk karyawan dan petugas,bagaimana cara memasukkan data anggota,
bagaimana mengganti header, footer,maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya
diperkenalkan pula bagaimanamelakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat
menjadi anggota.Pelatihan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013. Dokumentasi
berkaitandengan kegiatan tersebut terlihat pada gambar 3.6.
Program
yang
pengabdi
lakukan
selanjutnya
adalah
pemasangan
programSISKOPIN yang telah disempurnakan tersebut kepada kedua koperasi
mitra.Pemasangan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Agustus 2013 dan 30 Agustus2013.
Pelatihan operasional penggunaan program SISKOPIN merupakanprogram yang telah
dilakukan oleh pengabdi pada koperasi Indra Kusuma danKoperasiMitra Rejodani.
Pelatihan operasional penggunaan program pada tahapperkenalan ini meliputi bagaimana
melakukan login untuk karyawan dan petugas,bagaimana cara memasukkan data anggota,
bagaimana mengganti header, footer,maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya
diperkenalkan pula bagaimanamelakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat
menjadi anggota.Pelatihan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013. Dokumentasi
berkaitandengan kegiatan tersebut terlihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Pelatihan Program SISKOPIN
Pelatihan SISKOPIN selanjutnya diberikan berkaitan dengan bagaimanakoperasi
melakukan transaksi simpanan dan pinjaman. Dalam pelatihan untuktransaksi simpanan
mencakup simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanansuka rela. Simpanan suka rela
bagi kedua koperasi diklasifikasikan sebagaitabungan. Perlakuan berbeda terjadi pada
simpanan wajib, untuk koperasi MitraRejodani, simpanan wajib dilakukan hanya satu tahun
sekali, sementara untukkoperasi Indra Kusuma dilakukan setiap hari. Program SISKOPIN
ini dahuludirancang dengan menggunakan koperasi Mitra Rejodani sebagai obyekpenelitian,
dengan demikian program dibuat dengan menyesuaikan kebutuhantransaksi di koperasi
Mitra Rejodani. Ketika terjadi transaksi yang berbeda padasimpanan wajib ini, program
SISKOPIN membutuhkan penyesuaian. ProgramSISKOPIN kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan koperasi Indra Kusuma dankemudian dilakukan pemasangan ulang. Pelatihan
untuk pinjaman dilakukanmulai dari prosedur pengajuan kredit, kemudian proses
persetujuan kredittermasuk analisis kredit, hingga kemudian kredit atau pinjaman disetujui

dandicairkan. Pelaksanaan pelatihan di Indra Kusuma pada tanggal 21 Oktober 2013yang
kemudian dilanjutkan lagi setelah program baru disesuaikan kebutuhan dandipasang,
dilakukan kembali pelatihan tersebut pada tanggal 12 November 2013.
Sementara untuk koperasiMitra Rejodani dilaksanakan pada 30 Oktober
2013.Selama ini pencatatan transaksi masih dilakukan secara manual, meskipuntelah
menggunakan bantuan program excel untuk pencatatan dan penyusunanlaporan keuangan,
namun operasional koperasi masih belum dapat dilakukansecara optimal. Sebagai contoh,
untuk mengetahui berapa jumlah kas yangdimiliki koperasi, diperlukan waktu beberapa jam
bahkan beberapa hari untukmengetahui posisi kas, contoh lain misalnya, dalam menyusun
laporan keuangandibutuhkan waktu selama beberapa minggu untuk mengumpulkan semua
transaksiyang telah terjadi. Sementara jika menggunakan program SISKOPIN, maka
hanyamembutuhkan waktu beberapa detik saja untuk menekan tombol kas, maka
secaralangsung dapat diketahui jumlah/saldo kasnya, sedangkan untuk penyusunanlaporan
keuangan sudah secara langsung tersusun dan dapat dicetak sewaktuwaktu.
Pelaksanaan
program
pelatihan
akuntansi
dengan
menggunakan
programSISKOPIN telah dilakukan pada tanggal 13 November 2013 dan 20
November2013. Pada pelatihan tersebut mitra diajarkan bagaimana melakukan jurnal,
yangnantinya akan langsung masuk ke dalam buku besar dan laporan keuangankoperasi
dapat disusun secara otomatis. Dokumentasi berkaitan denganpelaksanaan pelatihan
SISKOPIN Tahap II, III, dan IV terlihat pada gambar 3.6. dan gambar 3.7.

Gambar 3.6 Pelatihan SISKOPIN Tahap II,dan III : Simpanan dan Pinjaman

Gambar 3.7 Pelatihan SISKOPIN Tahap IV : Akuntansi dan Lain-lain
Setelah semua kegiatan pelatihan dan pembinaan telah dilakukan,pengabdi akan
melakukan pendampingan hingga kedua mitra benar-benar telahmahir dan terampil dalam
menggunakan program SISKOPIN untuk menunjangkegiatan operasional koperasi.
Program pendampingan dilakukan oleh timpengabdi berkaitan dengan pembukuan
akuntansi di koperasi, aturanperkoperasian, dan penggunaan program aplikasi SISKOPIN

dalam kegiatanoperasional koperasi.Dengan demikian diharapkan kegiatan operasional
koperasiakan berjalan dengan efisien dan efektif dalam melayani kebutuhan
masyarakat.Pelaksanaan pendampingan dilakukan mulai akhir November 2013 hingga
akhirDesember 2013.
4. KESIMPULAN
Koperasi simpan pinjam menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang menarikbagi
masyarakat karena beberapa kemudahan yang ditawarkan, antara lainpersyaratan yang tidak
terlalu rumit layaknya aturan perbankan pada umumnya.Namun beberapa permasalahan
yang telah disinyalir muncul seiring dengankurang berkembangnya koperasi simpan pinjam
ini, diantaranya adalah regulasipemerintah yang tidak jelas, supervisi pemerintah yang tidak
kontinyu, seringterjadi konflik internal di KSP sendiri, tidak adanya perlindungan nasabah,
danpenggunaan infrastruktur yang tidak efisien [3],[6].
Salah satu pengatasan masalah di bidang infrastruktur telah pengabdilakukan dengan
membuat program yang kami beri nama SISKOPIN. SISKOPINmerupakan luaran hasil
penelitian hibah strategis nasional di tahun 2010 hingga2011. SISKOPIN yang
dikembangkan dalam penelitian tersebut mudahdioperasikan, fiturnya yang lengkap, mampu
menyelesaikan berbagai transaksi,dan aman untuk bertransaksi. Menu-menu dalam Siskopin
adalah pada dasarnyaterbagi atas 2 kelompok utama, yaitu menu transaksi dan menu
laporan, dimanapada setiap menu terdapat menu untuk jenis simpanan, pinjaman, SHU,
dantransaksi lain.
SISKOPIN yang dikembangkan merupakan sistem yang sederhana karena:berjalan
pada server dan dijalankan dengan sebuah browser, dikembangkandengan menggunakan
teknologi AJAX pada PHP, dan database servermenggunakan menggunakan MySQL
database server. Spesifikasi yang digunakanjuga sederhana, seperti: processor sekelas
Pentium DualCore CPU 1,73 Ghz ataudiatasnya, RAM 1 Gigabyte atau diatasnya, Harddisk
160 Gigabyte, dan LCD 17,keyboard, dan mouse.SISKOPIN ini diharapkan dapat
membantu koperasi untuk beroperasisecara lebih efektif dan efisien, untuk menggantikan
cara tradisional ataupencatatan secara manual yang selama ini masih banyak diterapkan oleh
banyakkoperasi di pedesaan. Sistem ini dapat mengolah data secara lebih cepat setiap kaliada
pencatatan transaksi, sehingga koperasi tidak perlu lagi melakukanpenghitungan untuk
pembagian SHU misalnya. Selain itu. koperasi tidak perlulagi menyusun laporan keuangan
pada akhir periode karena sistem telah secaraotomatis melakukan proses siklus akuntansi ,
mulai dari pencatatan transaksihingga pelaporan keuangan. Karena sistem ini berbasis web,
maka akanmemudahkan nasabah untuk melakukan beberapa transaksi tanpa harus datang
kekoperasi, seperti misalnya mengecek saldo pinjaman, mendaftar menjadi anggota,dll.
Sistem telah disosialisasikan di wilayah DIY, Jateng dan Jatim, dan telahmendapat respon
yang positif dengan didownloadnya sistem ini oleh beberapakoperasi di wilayah tersebut.
Program pengabdian masyarakat ini merupakan kelanjutan dari programpenelitian
hibah strategis nasional tersebut. SISKOPIN telah kami terapkan padadua koperasi mitra,
yaitu Koperasi Mitra Rejodani dan Koperasi Indra KusumaTransportasi Indonesia.
Program pengabdian ini meliputi analisis kebutuhan
sistem, pemasangan SISKOPIN di dua mitra, pemberian bantuan intranet,pelatihan
pembukuan akuntansi manual, pelatihan perkoperasian, serta pelatihanpenggunaan
SISKOPIN itu sendiri.

Pelatihan SISKOPIN terdiri atas beberapa tahap. Pelatihan operasional penggunaan
program pada tahap pertama adalah tahap perkenalan, meliputi bagaimana melakukan login
untuk karyawan dan petugas, bagaimana cara memasukkan data anggota, bagaimana
mengganti header, footer, maupun mengubah logo koperasi. Selanjutnya diperkenalkan pula
bagaimana melakukan pendaftaran anggota dan persetujuan untuk dapat menjadi anggota.
Tahapan selanjutnya adalah bagaimana koperasi melakukan transaksi simpanan dan
pinjaman. Dalam pelatihan untuk transaksi simpanan mencakup simpanan pokok, simpanan
wajib, dan simpanan suka rela. Simpanan suka rela bagi kedua koperasi diklasifikasikan
sebagai tabungan. Pelatihan untuk pinjaman dilakukan mulai dariprosedur pengajuan kredit,
kemudian proses persetujuan kredit termasuk analisiskredit, hingga kemudian kredit atau
pinjaman disetujui dan dicairkan. Tahapanterakhir adalah pelatihan akuntansi dengan
menggunakan program SISKOPIN,dalam pelatihan tersebut mitra diajarkan bagaimana
melakukan jurnal, yangnantinya akan langsung masuk ke dalam buku besar dan laporan
keuangankoperasi dapat disusun secara otomatis.
Setelah semua kegiatan pelatihan dan pembinaan telah dilakukan,pengabdi akan
melakukan pendampingan hingga kedua mitra benar-benar telahmahir dan terampil dalam
menggunakan program SISKOPIN untuk menunjangkegiatan operasional koperasi.
Program pendampingan dilakukan oleh tim
pengabdi berkaitan dengan pembukuan akuntansi di koperasi, aturanperkoperasian, dan
penggunaan program aplikasi SISKOPIN dalam kegiatanoperasional koperasi.Dengan
demikian diharapkan kegiatan operasional koperasiakan berjalan dengan efisien dan efektif
dalam melayani kebutuhan masyarakat.
5. SARAN
Meskipun SISKOPIN tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dari banyakkoperasi
simpan pinjam, namun penggunaan sistem tersebut untuk masing-masingkoperasi simpan
pinjam membutuhkan penyesuaian. Koperasi idealnya dapatmemiliki divisi teknologi
informasi tersendiri sehingga mampu untuk melakukanbeberapa penyesuaian berkaitan
dengan kebutuhan transaksi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Wilopo, W.W., (2006), Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem
Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Memutus RantaiKemiskinan, Media BPR (5). 24-29.
[2] Salam, A. (2008), Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Koperasi SimpanPinjam, Sekolah
Pascasarjana UGM: Yogyakarta.
[3] Wardani, D. (2007c), Peningkatan Kualitas Produk, Manajemen dan PerluasanPasar Kerajinan Perak di
Kabupaten Gunungkidul, Laporan IPTEKDA,LPPM UNS: Surakarta.
[4]Hermana, B., Wardoyo, T. Oswari, (2008), Lembaga Keuangan Mikro: ModelOrganisasi dan
pemanfaatan Teknologi Informasi, Jurnal UKM, (7), 1-14
[5] Kementerian Negara Koperasi dan UKM, SOP Koperasi Simpan Pinjam, Jakarta.
[6] Krisnamurti, B. (2005), Pengembangan keuangan Mikro Bagi PembangunanIndonesia, Jurnal UKM, (4)
23-30.

[7] Kusuma, H. dan D. Susilowati (2007), Determinan Pengadopsian LayananInternet Banking: Perspektif
Konsumen DIY, JAAI (11) 152-139.
[8]Laporan-laporan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2005, 2006, 2007,2008, 2009
[9]Laporan-laporan Word Bank, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009
[10]Wardani, D. (2007b), Analisis Pendapatan Petani Tembakau Berdasarkan SistemPenguasaan Lahan
Sawah di Kabupaten Temanggung, Laporan PenelitianDosen Muda, LPPM UNS: Surakarta.
[11] World Bank Group, e-Government Definition, (2006), Available:
http://www1.worldbank.org/publicsector/egov/definition.htm

Tabel 1. Pelaksanaan kegiatan dalam kegiatan Pengabdian

N
o
1

Metode Solusi yang
Ditawarkan

Permasalahan

Penanggung
Jawab&
Instansi yang
Dilibatkan

- Atika Jauharia
Masalah
Pelatihan dan Supervisi
Hatta
- Tim pengabdi berdiskusi dengan mitra
pemahaman
Tim ahli STIE
untuk
menentukan
permasalahan
yang
karyawan dan
YKPN
dihadapi berkaitan pencatatan akuntansi
manajer yang
yang masih manual dan kurangnya - Mitra kegiatan
belum memadai
Disperindagkop
pemahaman pencatatan akuntansi yang
tentang
Kab.Sleman dan
baik karena latar belakang karyawan
Kotamadya
yangmenangani
bukan
berasal
dari
akuntansi

Indikator
Ketercapaian
Kegiatan
Mitra mampu
Melakukan
pencatatan
akuntansi
koperasi dengan
baik.

jurusan akuntansi.
- Tim
pengabdi
memberi
latihan
pencatatan akuntansi koperasi pada
mitra.
- Mitra melakukan praktek pencatatan
operasi dengan benar.
- Tim
melakukan
pendampingan
pencatatan transaksi yang baik dan benar.
2

3

Masalah
pemahaman
yang kurang
tentang
perkoperasian

Pelatihan dan Supervisi

Ketrampilan
yang terbatas
pada
penggunaan
komputer

Pelatihan dan Supervisi

-

-

Tim
pengabdi
bersama
mitra
mendiskusikan permasalahan pemahaman perkoperasian yang kurang.
Tim pengabdi melakukan pelatihan dan
supervisi tentang perkoperasian beserta
peraturan yang terkait.

- Tim pengabdi berdiskusi dengan mitra
membahas
masalah
keahlian
menggunakan komputer.
- Tim pengabdi memberi-kan pelatihan
dasar-dasar pengenalan komputer.

- Mitra kegiatan
- Disperindagkop
Sleman & Kota

Mitra mampu
perkoperasian
dengan baik.

- Y. Yohakim
Marwanta
- Tim ahli STMIK
AKAKOM
- Mitra kegiatan
Disperindagkop

Mitra
menggunakan
Komputer dalam
Operasional
koperasi

- Tim melakukan pendampingan dan
pembinaan untuk pemantauan aktifitas
penggunaan komputer tersebut.
4

Kab.Sleman &
Kotamadya

- Y. Yohakim
Mitra belum
Pelatihan dan Supervisi
Marwanta dan
Tim
pengabdi
bersama
mitra
menggunakan
Atika Jauharia
mendiskusikan
masalah
penggunaan
sistem
Hatta
sistem informasi.
informasi untuk
- Tim
pengabdi
bersama
mitra - Tim ahli STMIK
menjalankan
AKAKOM dan
mendiskusikan menu-menu yang akan
STIE YKPN
usahanya
ditampilkan pada blog/web internetnya.
- Tim pengabdi melakukan pemasangan
SISKOPIN pada mitra dan pembuatan
blog/web internet.
- Tim pengabdi melaku-kan pelatihan dan
super-visi
cara-cara
pengope-rasian
SISKOPIN.
- Tim
pengabdi
melaku-kan
pendampingan dan pembinaan untuk
pemantauan
penggunaan
sistem
informasi tersebt

- Mitra kegiatan
Disperindagkop
Kab.Sleman

Mitra telah
menggunakan
SISKOPIN
Dalam
enjalankan
Operasi
koperasi.