TINGKAT RESISTENSI CALON KEPALA DAERAH NON MUSLIM PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA SURAKARTATAHUN 2015

TINGKAT RESISTENSI CALON KEPALA DAERAH NON MUSLIM PADA PEMILIHAN
UMUM KEPALA DAERAH KOTA SURAKARTATAHUN 2015
Oleh
1

Suwardi dan Aris Tri Haryanto2
Dosen FISIPOL UNISRI Surakarta
Abstrak
Pemilihan Walikota Kota Surakarta 2015 menempatkan isu agama sebagain bagian penting.
Calon walikota bergama non – islam lebih mengedepankan visi nasionalisme guna menyakinkan
pemilih yang mayoritas beragama islam. Sebaliknya calon walikota bergama muslim menjadikan
agama islam sebagain bagian strategi menarik dukungan. Hasil Pilkada 9 Desember 2015 tentu
bukan resultante pertarungan ideologi nasionalis versus islam. Pasangan FX Hadi Rudyatmo –
Achmad Purnomo unggul perolehan suara pemilih 60%. Pasangan Anung Indro Susanto –
Muhammad Fajri 41% suara pemilih. Tehnik penarikan sample multistage random sampling.
Kerangka sampling berupa daftar pemilih tetap (DPT) pada 58 titik lokasi survey (TLS) yang
telah diacak. Keseluruhan sampel berjumlah 580 responden. Hasil penelitian menunjukan peta
politik ideologis kota Surakarta menunjukan aspirasi kepemimpinan muslim ditunjukan dengan
penolakan kepemimpinan non – islam sebesar 26%. Selebihnya 74% menyatakan permisip
terhadap calon walikota non muslim.
Kata kunci: Pilkada, non-muslim, resistensi, 2015


Abstrack
Surakarta Mayor election in 2015 put issue of religion as an important. Candidates for mayor of
non – muslim push nationalist vision forward in order to convince voters that the majority of
islamic religion. Instead candidate for mayor of muslim religion makes islam religion isues part
of a strategy to attract support. Election results resultant battle is certainly not a nationalist
ideology versus Islam, December 9, 2015. FX Hadi Rudyatmo - Achmad Purnomo superior
acquisition of 60% of the vote. Anung Indro Susanto - Muhammad Fajri 41% of the vote.
Technics sample withdrawal multistage random sampling. The sampling frame in the form of the
final voters list at 58 locations of the survey who had been randomized. Overall a total sample is
580 respondents. The results showed an ideological political map shows Surakarta muslim
leadership aspirations of leadership shown by the rejection of non - Islamic by 26%. The rest
74% declared candidate for mayor permisip against non-Muslims.
Keywords: mayor lections, non-muslims, resistance
Pendahuluan

masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok,

Gertz (1965) dalam deskripsinya tentang


yaitu

“Mojokuto” mengelompokan dasar kultural

Walaupun Indonesia bukanlah Jawa namun

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

santri,

priyayi,

dan

abangan.

252

kultur Jawa menjadi berpengaruh besar


tekanan hebat. Hanya dua partai politik yang

dalam kelembagaan politik nasional (Liddle;

diinginkan terlibat dalam perhelatan, yaitu

1992). Krakter kelompok santri berpegang

partai dengan edologi nasionalis, tergabung

teguh pada ajaran – ajaran agama islam.

dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

Pada perkembangannya para santri secara

bergambang Kepala Banteng, dan Partai

kultural akan membangun fondasi – fondasi


dengan ideologi islam, tergabung dalam

ideologi keislaman untuk meletakan dasar –

Partai

dasar politik ketatanegaraan. Sedangkan

berlambang

Kaum priyanyi termanifestasi pada perilaku

tehnokrat dimunculkan sebuah kelompok

dan sikap ideologi nasionalis. Banyak

bernama Golongan Karya sebagai jalan

dipengaruhi oleh budaya barat dan misi


tengah

kegaan

Sedangkan

kekuasaan dan pemerintahan negara. Aliran

sebagian besar komunitas abangan pada

– aliran politik dimasa orde baru diberangus.

tradisi awal perpolitikan nasional lebih

Digantikan oleh ideologi baru bernama

teridentifikasi

pembangunan (Suryadinata: 1992)


zending

Kristen.

pada

kaum

proletariat

Persatuan

Pembangunan

Kakbah.

untuk

Dari


(PPP)

kalangan

memberikan

legitimasi

sosialisme komunis. Semenjak era orde baru

Pada masa reformasi yang ditandai

kelompok proletariat sosialis komunis tak

dengan jatuhnya rezim presiden Soeharto,

dapat mempertahankan eksistensinya karena

politik aliran berusaha ditumbuhkan kembali


ditekan dan dihanjurkan.

melalui banyak partai politik. Setidaknya

Politik

aliran

sebagaimana

ada 24 Partai politik yang ikut pemilu tahun

dikemukakan oleh Feith (1988) membagi

1999. Pragmentasi politik aliran awal era

ideologi politik nasional dalam lima alira,

reformasi tidak bertahan lama. Banyak


yaitu nasionalism, sosialisme, komunisme,

partai politik yang akhirnya gulung tikar.

jawa, dan islam. Kelima aliran politik di

Alir

Indonesia yang hidup dalam rentang waktu

ditumbuhkan gagal mengkristalisasi diri.

1920 – 1965 itu terepleksi dalam partai –

Minim

partai politik yang tumbuh subur hingga

Masyarakat mulai tidak percaya akan misi


masa

Presiden

ideologi partai yang banyak. Pada pemilu

Presiden

terakhir (2014) hanya melahirkan 8 partai

kebijakan

politik yang lolos elementry treshold 3%,

memperoleh

yaitu: (1) Partai Nasional Demokrat; (2)

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016


253

pemerintahan

Soekarno.Dimasa
Soeharto
depolitisasi.

orde

meletakan
Partai

ordelama
baru,
garis
politik



aliran

politik

dukungan

dan

yang

hendak

konstituen.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB); (3)

memperkuat ikatan solidaritassecara politis,

Partai Keadilan Sejahtera (PKS); (4) Partai

kultural maupun keagamaan. Ideologisasi

Demokrasi Indonesia Perjuangan; (5) Partai

berproses dan mengental sebagai suatu cita –

Golongan

Gerakan

cita yang mengajarkan intrumen untuk

Indonesia Raya; (7) Partai Demokrat; (8)

dipercaya dan terlembagakan. Ideologi yang

Partai Amanat Nasional; (9) Partai Persatuan

berisikan

Pembangunan (PPP); (10) Partai Hanura.

fundasi kebangsaan itu merupakan rujukan

Dua partai nasional lainnya yaitu PKPI dan

idenfikasi pemikiran, tingkah laku serta

Partai

karakter

Karya;

Bulan

(6)Partai

Bintang

tidak

lolos

ke

seperangkan

perorangan

keyakinan

dan

akan

membutuhkan

kekuatan pengikat para penganutnya.Panji –

parlemen.
Aspek
perkembangan

ideologis
akhir

ideologi

yang

mempresentasikan

pemikiran, sikap dan perilaku individu

Indonesia tetap mensisakan dua aliran besar,

semakin menegaskan jati diri dan integrasi

yaitu nasionalis dan islam. Pertarungan

kelompok ketika terjadi perbenturan struktur

ideologis pada setiap hajatan pemilihan

sosial.

umum dan kebijakan kenegaraan lainnya

peranan

(Hassan: 1984).Ideologisasi Islam yang

melakukan agregasi dan artikulasi politik

dianaut oleh kelompok idiolog memiliki

dan kepentingan mereka. Hal sama secara

implikasi jauh dalam membangun sintesa

sepontan

ideologi nasional ketika itu.

Pertama,

keagamaan dan ideologi di kalangan umat

pemikiran cita – cita negara berdasarkan

Islam. Tokoh – kokal islam Agus Salim,

paja ajaran Al – Quran dan Al Hadits

Ahmad Hassan, dan Mohammad Natsir,

semakin

internal

adalah kaum ideolog modernis universalis

symbol – simbol keislaman. Panji-panji

dan idealis. Para pemimpin pergerakan islam

idelogi islam yang diusung kelompok ini

itu

menjadi pembeda dan kontras dengan ajaran

keniscayaan yang abadi berasal dari tuhan

– ajaran tentang kenegaraan yang bersumber

yang maha esa, karena itu wajib dilakukan

dari

secara penuh. Berdasarkan Al – Quran dan

eropah,

yaitu

politik

panji

di

menegaskan

partai

hingga

struktur

Marxisme

dan

Ideologi

sekuler,

partai

dan

menumbuhkan

tokoh

sekularis

memunculkan

berkeyakinan

umat

islam

dalam

sebuah

Nasionalisme sekuler. Kedua, Ideelogisami

Hadist

yang berkemban dalam pemikiran dan sikap

kehidupan berbangsa dan bernegara (Noer:

– sikap kelompok menumbuhkan serta

1990)

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

para

ajaran

kepekaan

menjalani

254

Kalangan

Islam

tersusun secara mendalam." Terbentuknya

yang

asas rohani ini, tidaklah cukup dengan ras,

perjuangan

bahasa, agama, atau kepentingan bersama

menghadapi kolonial, sedangkan kelompok

saja (Bastian, 1972). Terlebih lagi adalah

nasionalis

dasar

keinginan untuk hidup bersama. Pemujaan

Nasionalisme yang lepas dari Islam. Mereka

nenek-moyang adalah (ibadat) yang paling

yang

sebagai

sah; nenek-moyang kita seperti diri kita

golongan “Kebangsaan" nasionalis sekuler,

sebagaimana kita sekarang ini. Jadi bangsa

menuntut agar Nasionalisme yang jepas dari

itu

paham

harus

membutuhkan pengorbanan untuk bersedia

dijadikan dasar ideologi perjuangan. Mereka

berkompromi memberikan tempat bagi yang

sebagaimana

pada

lain yang kemudian disebut sebagai faham

pada

pluraris. Kebangsaan yang satu dalam

menghendaki
meletakkan

nasionalis
agar

dasar

Islam-lah
ideologi

sekuler

menyebut

agama

umumnya

menghendaki

kelompoknya

manapun,

kalangan

yang

pragmatis

menganggap

agama

adalah

suatu

solidaritas

dasarnya merupakan "urusan pribadi dan

keragaman

individual”. Agama sulit memberikan dasar

istiadat, suku, bahasa dan sebagainya.

yang kokoh untuk suatu ideologi nasionalis
yang

mampu

agama,

adat

Pilkada Surakarta 2015 menarik

dan

untuk dijadikan lokus penelitian ini, bukan

mengintegrasikan seluruh kelompok suku,

semata daerah asal Preseden Joko Widodo

agama

(Jokowi), dan atau kota penting titik tolak

dan

mengakomodasi

kepercayaan

besar,

yang beraneka

ragam

di

Indonesia (Renan, 1994)
Di

Jokowi.

Sejarah

politik

nasional banyak yang dikaitkan dengan kota

pengalaman

di posisi tengah Pulau Jawa ini. Sejarah

historis (sejarah) dan kehendak hidup

panjang menempatkan “perang” ideology

bersamalah yang dapat dijadikan dasar

nasionalis vs islam bermula di Solo, sebutan

ideologi

Mereka

lain Kota Surakarta. Tahun 1918 terjadi

diilhami oleh pendapat Ernest Renan tentang

peristiwa Djawi Hisworosebuah harian yang

pengertian "bangsa" (nation). Dalam salah

terbit di Solo untuk pertamakalinya sebuah

satu tulisannya, Renan mengemukakan teori

artikel yang ada di dalamnya dianggap

tentang

menghujat Nabi Muhammad. Pada tahun

keyakinan

perjuangan

pembentukan

nasionalis

politik

sekuler

terdapat

kalangan

karier

bahwa

bangsa.

ideologi

bangsa.

Bangsa adalah suatu "asas rohani, yang

yang

timbul dari keadaan-keadaan historis yang

Darmogandul.

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

sama

pula
Isi

juga
buku

terbit
ini

Kitab

dianggap
255

menghina ajaran Islam dan kehormatan Nabi

Susanto sebagai calon walikota berpasangan

Muhammad.

dengan Muhammad Fajri.

Gelaan

pemilihan umum

kepala

Dari

sisi

parpol

pengsusung

daerah (Pilkada) serentak untuk pertama kali

pasangan calon walikota – wakil walikota

dilakukan di Indonesia pada 9 Desember

Pilkada Surakarta 2015, sejatinya tidaklah

2015. Tercatat 425 berlangsung pada hari

dapat

yang sama, walaupun ada beberapa daerah

persaingan ideology. Ichlasul Amal (1990)

yang terpaksa ditunda. 326 diantaranya

menempatkan ideology dan pragmatism

pemilihan bupati atau walikota dan 9

sebagai roh utama penggerak partai politik

pemilihan

di Indonesia. Ada bauran pragmatism di

gubernur.

Diantara

penyelenggaraan pilkada serentak tersebut

diterjemahkan

sepenuhnya

nurni

Pilkada Surakarta 2015.

adalah pemilihan walikota Surakarta untuk

Penelitian ini membatasi dari pada

masa jabatan walikota – wakil walikota

lingkup pertanyaan, berapa persen resistensi

Surakarta 2016 – 2021. Dua pasangan calon

pemilih terhadap calon walikota beragama

walikota – wakil walikota tidak dapat

non muslim pada pemilihan umum kepala

mungkir dari aroma persaingan idelogi.

daerah Kota Surakarta, tahun 2015.Rumusan

Pasangan petahana FX. Hadi Rudyatmo

masalah penelitian dapat dijabarkan: (1)

sebagai walon walikota berpasangan dengan

Berapa persen pemilih yang menyatakan

tokoh islam Achmad Purnomo diusung oleh

tidak akan memilih calon walikota beragama

PDIP. Pasangan ini lebih merepresentasikan

non muslim, walaupun pasangan calon wakil

garis ideology nasionalis walaupun beberapa

walikotanya beragama islam; (2) Berapa

Parpol Islam semisal (PKB) ada dibarisan

persen pemilih yang memilih calon wakil

pasangan ini. FX Hadi Rudyatmo yang

walikota

beragama

pasangan calon walikotanya beragama non –

nsrani

tak

terhindarkan

beragama

muslim?;

keras menentang habis kepemimpinan non

pasangan walikota – wakil walikota yang

muslim. Parpol berbasis islam diantara PKS,

edeal dari kompisisi agama?; (4) Bagaimana

PAN,

identifikasi resistensi calon walikota non

Parpol

Bulan

Bintang

Berapa

kategori

aspirasi

berkolaborasi dengan parpol lain berbasis

muslim

nasionalis lainnya seperti Golkar, dan

berdasarkan agama, pekerjaan, kelompok

Demokrat menunculkan tokoh Anung Indro

usia, ekonomi rumah tangga.

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

berdasarkan

persen

walaupun

memunculkan reaksi kalangan islam garis

PPP,

(3)

islam,

pemilih

256

pada tempat pemungutan suara yang telah

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif

ditentukan. Secara umum disetiap kelurahan

kuantitatif. Hasil penelitian menggambarkan

terdapat beberapa titik lokasi survey (TLS)

suatu

focus

bergantung pada tingkat penyebaran dan

penelitian, yaitu calon kepala daerah dengan

karakteristik kewilayahan yang ada di

atribut negative (gender perempuan, berusia

kelurahan tersebut. Pengacakan dilakukan

tua,

pada

dalam dua tahap, pertamapengacakan untuk

daerah.

menentukan TLS diantara sejumlah TPS

tersebut

yang ada di kelurahan; kedua pengacakan

mendasarkan pada hasil analisis angka –

dilakukan terhadap daftar nama pemilih

angka baik dalam bentuk numeric maupun

yang terdapat pada DPT – TPS terpilih

prosentase dari suatu frekuensi.

untuk menentukan sejumlah responden.

keadaan

dan

yang

menjadi

beragama

pemilihan

minoritas)

umum

Pengambaran

kepala

(description)

Populasi

adalah

pemilih

yang

Penelitian ini menggunakan DPT sebagai

namanya terdaftar dalam daftar pemilih

kerangka

sampel.

Tehnik

pengacakan

tetap (DPT). Berdasarkan data pemilihan

menggunakan alat bantu solfwereyang ada

umum presiden (Pilpres) 2014 jumlah

di www.rondam.org.

sebayak

Berdasarkan tehnik sampling yang

408.591pemilih yang terdistribusi kedalam 5

dilakukan, penelitian ini menetapkan Titik

kecamatan, yaitu Pasar Kliwon, Serengan,

Lokasi Survey (TLS) berjumlah 58 TLS,

Laweyan, Jebres dan Banjarsari. Sedangkan

terdistribusi di Kec. Laweyan 11 TLS/110

kelurahan yang ada berjumlah 51. DPT

responden;

pilpres 2014 terbagi dalam 1.371 TPS. Data

responden; Kecamatan Pasar Kliwon 10

pemilih pemilu Pilpres 2015 bersumber dari

TLS/100 responden; Kecamatan Jebres 14

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota

TLS /140 responden; Kecamatan Banjarsari

Surakarta.

15 TLS /160 responden. DPT pada TPS –

pemilih

di

Tehnik
menggunakan

Kota

Surakarta

penarikan
tehnik

cuplikan

Kec.

Serengan

7

TLS/70

sampel

TPS terpilih sebagai TLS diacak guna

random

menentukan

Responden.

Tiap

TLS

sampling. Pemilih dipetakan dalam wilayah

ditentukan sebanyak 10 responden diacak

kelurahan. Pada masing – masing kelurahan

dari DPT TPS terpilih (TLS). Kesuluruhan

pemilih dikelompokan dalam Daftar Pemilih

responden

Tetap (DPT) untuk melakukan pencobosan

responden; (3) Margin error pada level 4%

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

survey

berjumlah

580

257

pada tingkat signifikansi 95%. Tehnik

(7) PPP memperoleh 13.961 suara sah; (8)

analisis data menggunakan analisis statistic

NASDEM memperoleh 8.253 suara sah; dan

deskriptif dengan alat bantu table frekuensi

PKB memperoleh 8.109 suara sah.

dan cross – table. Tabulasi data dan
pengorganisasian

data

menggunakan

Data perolehan suara sah pemilu
legislative

Kota

Surakarta

empat

lapis

2015

program SPSS.15.

memperlihatkan

kekuatan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

politik. PDIP sebagai parpol mayoritas

Peta politik masing – masing partai

tunggal (51%) sedangkan parpol menengah

politik di Kota Surakarta tergambar dari

adalah GERINDRA, PAN, GOLKAR, PKS

hasil pemilihan umum legislative (Pileg)

dan DEMOKRAT berada pada prosentase

tahun 2014. Pileg 2014 salah satunya

7%-an.

memilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

ditempati oleh HANURA dan PPP pada

(DPRD) Kota Surakarta. Berdasarkan hasil

posisi 5%-an. Sedangkan Parpol bawah

Pileg 2014 PDI – Perjuangan berhasil

ditempati oleh NASDEM dan PKB di posisi

mengungguli perolehan suara di semua

3%-an.

Parpol

MENENGAH

bawah

daerah pemilihan. Perolehan suara pemilih

Perebutan kursi kepala daerah pada

untuk PDI sebanyak 152.250 suara sah atau

Pilkada Kota Surakarta tahun 2015 hanya

51% menempatkan 25 orang kader partai di

menempatkan dua pasangan calon wali kota

kursi dewan. Hasil Pileg 2015 menempatkan

– wakil walikota untuk mengisi jabatan

PDIP sebagai parpol mayoritas tuggal,

kepala daerah masa bakti 2016 – 2022. PDIP

karena menguasai lebih dari separa kursi

sebagai

parlemen kota Surakarta.

mengusung

parpol

mayoritas

pasangan

incumbent

tunggal
Calon

Diluar PDIP partai politik yang

walikota FX. Hadi Rudiatmo menjabat

berhasil mendudukan wakil partai di dewan

Walikota Surakarta (2012 – 2015), calon

adalah: (1) GERINDRA memperoleh 22.104

wakil walikota Achmad Purnomo menjabat

suara sah; (2) PAN memperoleh

20.716

Wakil Walikota Surakarta (2013 – 2015).

suara sah; (3) GOLKAR memperoleh

Sejak awal pasangan RUDY – PUR ini

19.876 suara sah; (4) PKS memperoleh

dipandang

19.562

kenyakinan akan memperoleh dukungan

suara

sah;

(5)

DEMOKRAT

sebagai

pasangan

penuh

(6)

penuh masyarakat pemilih Kota Surakarta.

HANUARA memperoleh 14.674 suara sah;

Betapa tidak, Pasangan calon wali kota –

memperoleh

15.123

suara

sah;

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

258

wakil wali kota lengkap maju pada gelaran

diharapkan dapat menetralisir menguatnya

Pilkada sebagai pasangan petahana diusung

resistensi kepemimpinan non – muslim,

oleh PDIP sebagai parpol mayoritas tunggal,

sekaligus merangkan sebagian elmen islam

memperoleh

lainnya.

seperti

dukungan

NASDEM

parpol

(3%);

lainnya

PKB

(3%);

Achmad Purnomo tokoh pengusaha

HANURA (5%), sempalan GOLKAR dan

muslim

Sempalan PPP. Disebut sempalan karena

dalam arena politik bukan hal baru. Ia

ketika berlangsung Pilkada kedua parpol

sempat mencalonkan Walikota Surakarta di

tersebut dalam situasi kepengusan ganda

pilkada 2005, namun kalah bersaing dengan

yang memiliki sikap politik berbeda di

Jokowi.

Pilkada Surakarta.

perpolitikan

FX

Hadi

sebagai

Walikota

jabatan

itu

Kota

Surakarta.

Sempat

Berkecimpung

tenggelam

local

Purnomo

dalam
kembali

Rudyatmo

menjabat

memasuki dunia politik ketika Jabatan

Surakarta

semenjak

Wakil Walikota Surakarta kosong sebagai

ditinggalkan

Jokowi

yang

memenangi Pemilihan Gubernur Daerah

akibat naiknya wakil walikota Rudy ke
jabatan wali kota.

Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Sebelumnya

Pasangan calon kedua dari gelaran

RUDY sebutan untuk FX Hadi Rudyatmo

Pilkada Surakarta 2015 adalah Anung Indo

menjabat Wakil Walikota Surakarta sejak

Susanto sebagai calon walikota dengan

tahun 2005. Posisi structural di PDIP Rudy

Muhammad Fajri sebagai calon wakil

adalah ketua DPC PDIP Kota Surakarta.

walikota. Anung merupakan birokrat karier

Dikenal

di Pemerintahan Kota Surakarta. Jabatan

luas sebagai

sosok mengakar

dilingkungan grassroad partai moncong

terakhir

putih.

Penanggulangan

Rudy

beragama

walaupun secara

nasrani

tegas ia

taat,

menyatakan

sebagai

Kepala

Badan

Masyarakat

Miskin

(Bapermaskin). Pada periode kepemimpinan

dirinya seorang Sukarnois. Bagi kalangan

Walikota Surakarta sebelumnya,

islam garis keras di Kota Surakarta sulit

dikenal dekat dengan Joko Widodo. Anung

menerima mereka yang memiliki keyakinan

menduduki

non

kota. Hal

Keuangan hingga Kepala Badan Pengelola

demikian disadari betul oleh kalangan

Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).

internal

Achmad

Sedang Mohammad Fajri aktivis politik

Purnomo sebagai calon wakil walikota

kader Partai Kesejahteraan Sosial (PKS)

muslim

menjadi

PDIP.

wali

Penempatan

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

jabatan

Kepala

Anung

Bagian

259

Kota Surakarta. Pernah menjadi anggota

Sakdillah, dan Rachmad Wahyudi. Kejutan

DPRD Kota Surakarta periode 2009 – 2014.

terjadi

Pasangan Anung – Fajri (AFI)

ketika

Achmad Purnomo yang

melamar bakal calon walikota ditunjuk


maupun pasangan Rudy – Pur sebelum

sebagai

penetapan resmi sebagai pasangan calon

mendampingi Rudy.

walikota – wakil walikota mengalami

Isu Kepemimpinan Islam

kejutan – kejutan polik. Sebagai bakal calon

wakil

Hajatan

walikota

Pilkada

kembali

Surakarta

2015

walikota yang diusung gabungan partai

seakan membuka lagi gairah persaingan

politik yang menamakan diri Koalisi Solo

ideology islamversus non muslim. Setelah

Bersatu (KSB), anung ditentukan lebih awal

ditinggalkan Walikota Jokowi (2013) yang

sebelum

wakil

terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta dan

walikota. Pada Tahap pertama Anung dan

kemudian menjadi Presiden RI. Kekuasaan

KSB

Umar

pemerintahan Kota Surakarta berlimpah ke

yang menduduki

Wakil Walikota. FX Hadi Rudiatmo seorang

pengisian

lebih

Hasyim

bakal

menghendaki

Ketua

PAN

calon

nama

Jabatan Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta

nasionalis

beragam

nasrani

taat

periode 2014 – 2019. Namun dalam

sebagian

kalangan

muslim

dipandang

perjalanannya Umar Hasyim mengundurkan

sebagai sosok yang belum dapat ia terima

diri. Dari nama – nama lainnya pilihannya

sebagai

adalah Fajri dan Muhammad Taufiq, dan

Kekawatiran gerakan penentangan terhadap

pilihan jatuh kepada Fajri.

Rudy sebagai walikota bias mebahayakan

pemimpin

Kota

oleh

Surakarta.

PDIP Kota Surakarta sebagai partai

stabilitas social politik. Karena itulah segera

moyoritas sejak awal banyak kalangan

setelah jabatan walikota kosong elite PDP

menduga akan menetapkan bakal calon

Perjuangan menentukan Achmad Purnomo

walikota sang ketua DPC yang sekaligus

nemempati posisi Wakil Walikota. Purnomo

menduduki jabatan walikota incumbent FX.

dipandang sebagai tokoh muslim dengan

Hadi Rudyatmo. Proses awal penjaringan

pengaruh luas. Duet Rudy – Purnomo (2013

bakal calon wali kota – wakil walikota dari



Parpol moncong putih mengidentifikasi

gejolak protes kalangan muslim.

tidak kurang dari tujuh kandidat, yaitu: FX.

2015) setidaknya

Penentuan

berhasil

bakal

calon

wakil

Purnomo

yang

Hadi Rudiatmo, Achmad Purnomo, Ginda

walikota

Farach

A.

mendampingi bakal calon walikota Rudy

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

260

Triawan;

Hartanti,

Hilmi

Achmad

meredam

maju pilkada 2015 untuk jabatan walikota –

pergaulannya tokoh Umar Hasyim lebih

wakil walikota Surakarta periode 2015 –

representative disbanding Fajri. Namun

2010

demikian penelitian ini mencatat pasangan

tidak

lepas

dari

pertimbangan
sebagian

Anung – Fajri tak dapat dipungkiri mampu

kalangan islam terhadap kepemimpinan

menjadi symbol dan menyatukan kekuatan

Rudy yang dipresentasikan sebagai kekuatan

politik islam yang ada. Hal ini setidaknya

non muslim. Pasangan Rudy – Purnomo

terdeteksi dari hasil Pilkada 9 Desember

diperkirakan mampu memenangkan pilkada

2015 dengan memperoleh suara pemilih

2015. Stabilitas pemerintahan kota Surakarta

sebesar 41%. Pertanyaannya apakah hasil

diharapkan tetap terjadi sebagaimana yang

Pilkada 41% suara pemilih Anung – Fajri

selama ini telah berlangsung. Pasangan

adalah kekuatan politik Islam?. Berapa

kepemimpinan Non – Muslim dan Muslim

sebenarnya tingkat resistensi kepemimpinan

atau Nasionalis – Islam diharapkan mempu

non muslim di Kota Surakarta?

resistensi

yang

begitu

kuat

menciptakan

Survey ini dilaksanakan pada Juni

gejalan dan resistensi kalangan islam garis

2015 atau lima bulan sebelum pelaksanaan

keras lainnya.

pemungutan suara 9 Desember 2015. Pada

memberikan

kesimbangan

KSB

saat survey tentu peneliti tidak hanya

sebenarnya campuran partai politik berbasis

menanyakan hal – hal yang terkait dengan

ideology

resistensi kepemimpinan non

Gabungan

islam

Partai

dan

politik

nasionalis.

Latar

– islam.

belakang ketokohan yang usung sebagai

Berikut ini di paparkan pertanyaan yang

calon walikota Anung lebih mengesankan

diajukan dan jawaban responden:

sebagai tokoh nasionalis beragama islam.
Pada

suatu

menyampaikan

kesempatan
bahwa

dirinya

1. Apakah

anda

menginginkan

Anung

walikota Surakarta mendatang (2016

adalah

– 2020) seagama (seiman) dengan

seorang nasionalis, bahkan pilihan Partai

anda?

Politik ketika Pileg 2014 adalah PDIP.

Pertanyaan ini dimaksudkan

Sedangkan Mohammad Fajri dalam lingkup

untuk mengetahui keinginan murni

pergaulan antar tokoh islam di Kota

dari masyarakat kota Surakarta yang

Surakarta tidaklah dalam kategori tokoh

menjadikan keyakinan agama yang

sentral. Fajri lebih tepat diposisikan sebagai

dianutnya mempengaruhi perilaku

kader dan aktivis islam biasa. Dalam

pilihan politik dalam menentukan

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

261

calon walikota. Seberapa banyak

Pilihan Jawaban terdiri dari tiga obsi:

mereka

islam

(1) Ya; (2) Tidak; dan (3) Tidak

beragama

Tahu – Tidak Jawab. Distribusi

yang

menghendaki

beragama
walikota

islam. Seberapa banyak mereka yang

jawaban Gambar 1

beragama non islam menghendaki
walikota

beragama

non

islam.

Gambar 1. Distribusi Jawaban pertanyaan “Apakah anda menginginkan walikota
Surakarta mendatang (2016 – 2020) seagama (seiman) dengan anda?”

Gambar 1.1. menunjukan24%

mendatang dengan kesamaan agama.

masyarakat menginginkan Walikota

Data

mendatang seagama dengan mereka,

sebenarnya hanya 24 % saja yang

selebihnya atau mayoritas

mengaitkan pilihan politik dengan

tidak

mengkaitkan

(71%)
walikota

mengindikasikan

keyakinan agamanya.

politik

2. Kenyakinan agama pasangan

ini

dengan

tidak

selalu

walikota – wakil walikota Surakarta

mengkaitkan pilihan politik dengan

(2016 – 2020) komposisi yang

agamanya. Kedua, realitas politik di

paling anda inginkan?

Surakarta dipimpin oleh walikota
didasarkan

(FX. Hadi Rudyatmo) beragama

pada dua asumsi. Pertam, sebagian

nasrani dan didampingi oleh wakil

besar masyarakat Surakarta telah

walikota (Achmad Purnomo) tokoh

memiliki

islam. Empat opsi pilihan jawaban

Pertanyaan

ini

kedewasaan

perilaku

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

262

responden atas pertanyaan ini: (1)

non islam – Wakil Walikota Islam;

Walikota islam – Wakil Walikota

dan (4) Walikota non islam – Wakil

islam; (2) Walikota islam – Wakil

Walikota

Walikota non islam; (3) Walikota

jawaban responden gambar 2.

non

islam.

Distribusi

Gambar 1. Distribusi Jawaban Pertanyaan “Kenyakinan agama pasangan walikota –
wakil walikota Surakarta (2016 – 2020) komposisi yang paling anda
inginkan?

Gambar

1.1.

menunjukan,

walikota

TIDAK

menjadi

pasangan walikota – wakil walikota

pertimbangan mayoritas masyarakat

keduanya beragama islam dinilai

(64%)

ideal

politiknya.Data

oleh

Komposisi

20%

responden.

keyakinan

agama

dalam

menegaskan

menentukan
ini

sikap

sikap

sekalilagi
politik

pasangan walikota – wakil walikota

mengaspirasikan

dinilai tidak penting (64%). Artinya

walikota beragama islam 25%.

yang

kepemimpinan

Keyakinan agama walikota – wakil
3. Pendapat

Anda

apabila

calon

sebelumnya dalam mencari jawaban

Walikota Surakarta 2015 - 2020

tentang resistensi kepemimpinan non

beragama Nasrani ?

islam pada Pilkada Surakarta 2015.

Pertanyaan ini, lebih tegas
disbanding

dua

pertanyaan

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

Opsi

jawaban

yang

disediakan

adalah: (2) Sangat tidak setuju; (2)
263

Tidak Setuju; (3) Kurang Setuju; (4)

Tahu – Tidak Jawab.

Setuju; (5) Sangat setuju; (6) Tidak
Gambar 3. Distribusi Jawaban Pertanyaan, “Pendapat Anda apabila calon Walikota
Surakarta 2016 - 2021 beragama nasrani ?

Hasil

Survey

Gambar

3

Walikota Surakarta beragam nasrani

jawaban opsi (1) sangat tidak setuju

11% dan

dan (5) sangat setuju sebagai opsi

dimaknai tingkat resistensi agama

jawaban “ekstrim” tidak ada yang

nasrani utk menjadi calon walikota

memilih. Survey ini mengidentifikasi

sebanyak 25%.

resistensi terhadap kepemimpinan

responden

walikota

setuju

Surakarta

25%.Masyarakat

sebesar

cenderung

tidak

setuju dan kurang setuju bila calon

Ketiga

indicator

dalam

bentuk

atau

14%. Hal

ini

dapat

Sedangkan 68%

lainnya
tidak

menyatakan
ada

masalah

Walikota Surakarta (2016 – 2021)
beragama nasrani.

pilihan walikota

beragama non islam.

pertanyaan survey yang diajukan penelitian

Besarnya prosentase aspirasi kepemimpinan

ini sampai pada kesimpulan bahwa aspirasi

islam pada pilkada Surakarta 2015 sebesar

kepemimpinan islam pada pilkada Surakarta

20 % hingga 32%. Angka prosentase

2015. Aspirasi kepemimpinan islam adalah

resistensi terendah (20%) diperoleh dari

kehendak masyarakat untuk memimiliki

pertanyaan

walikota

menginginkan

beragam

islam

dan

menolok

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

nomor

1



walikota

Apakah

anda

Surakarta
264

mendatang (2016 – 2020) seagama (seiman)

idelogi nasional lebih mayoritas 68%. Tentu

dengan anda?. Sedangkan angka prosentase

kesimpulan hasil penelitian ini sebagai

resistensi kepemimpinan non islam tertinggi

thesis baru, perlu kajian lebih lanjut. Bila

diperoleh dari jawaban pertanyaan nomor 3

demikian

“ Pendapat Anda apabila calon Walikota

mengandalkan idelogi politik islam dalam

Surakarta 2016 – 2021 beragama nasrani?”,

mengidentifikasi pemilih, silahkan berhitung

yaitu

ulang. PAN, PKS, PPP, PKB, PBB coverage

68%

responden

setuju

walikota

Surakarta 2016 – 2021 beragama nasrani,

adanya

partai

politik

yang

mereka tidak lebih dari 32%
Pasangan Anung – Fajri berhasil

selebihnya dianggab sebagai sikap menolak

memperoleh suara melebihi basis ideology

walikota nasrani (32%).

islam, yaitu sebesar 39,69%. Artinya ada
sekitar 10% suara pemilih berasal dari aspek

Penutup
Pilkada

9

Desember

2015

diluar ideology islam. Aspek tersebut diduga

menunjukan suara pemilih pasangan Anung

aspek

pragmatism

– Fajri (41%). Pasangan Rudy – Purnomo

rasionalis yang berasal dari persepsi pemilih

unggul (62%). Bila di hubungkan dengan

atas

resistensi kepemimpinan non muslim, hasil

Penelitian ini merekomendasikan untuk

penelitian ini mengindikasikan pasangan

melakukan kajian lebih mendalam atas dua

Anung – Fajri sebenarnya dapat dikatakan

aspek tersebut.

kinerja

politik

pemerintahan

dan

aspek

incumbent.

sangat berhasil mengkapitalisasi gerakan
anti kepemimpinan non muslim secara
maksimal (32%). Ada suara (10%) suara
pemilih Anung – Fajri yang berasal dari
mereka yang sebenarnya tidak menolak
kepemimpinan non muslim. Mereka adalah
memilih Anung – Fajri lebih karena factor
lain diluar factor agama.
Hasil

survey

ini,

peneliti

memaknakan bahwa kekuatan idelogi politik
islam dikalangan masyarakat Kota Surakarta
maksimal sebesar 32%. Sebaliknya kekuatan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

Daftar Pustaka
Ernest Renan (1994), Apakah Bangsa Itu?
Alumni – Bandung.
Eriyanto, 2004, Metodologi
Polling
Memberdayakan Suara Rakyat,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Feith, Herbert & Lance Castles (ed), 1988,
Indonesian
Political
Thinking
1945-1966,(Ithaca:
Cornell
University Press, 1970) dan Herbert
Feith &
Lance Castles(ed),
Pemikiran Politik Indonesia 18451966, Jakarta: LP3ES.
265

Geertz,

Clifford, Abangan,
Santri,
Priyayi dalam Masyarakat Jawa,
terj. Aswab Mahasin, Bandung:
Dunia Pustaka Jaya, 1981

Materialisme Karl Marx hingga
Antropologi Budaya C. Geertz, terj.
Ali Noer Zaman, Yogyakarta:
Qalam, 2001

Hasan, A. 1984, "Soal Jawab," dalam G. F.
Pijper, Beberapa Studi Tentang
Sejarah Islam di Indonesia 19001950, terjemahan: Tujimah dan
Jessy A., Jakarta: UI Press

Liddle, R.William, 1992, Pemilu Pemilu
Orde Baru pasang Surut Kekuasaan
Politik, akarta: LP3ES.

Ingleson,1981,
Jalan Ke Pengasingan,
Terjemahan: Zamaksyari Dhofier,
Jakarta, LP3ES
Kahin,

Geroge Mc. Turan, 1995,
Nasionalisme dan Revolusi di
Indonesia, PT. Pustaka Sinar
Harapan – Jakarta.

Muchtarom, Zaini, Islam di Jawa dalam
Perspektif
Santri
dan
Abangan, Jakarta:
Salemba
Diniyah, 2002
Noer, Daliar, 1990, Gerakan Modern Islam
di Indonesia, LP3ES – Jakarta

---------------------, 1992, Partisipasi Politik
dan Partai Politik : Indonesia pada
awal Orde Baru, Jakarta: Pustaka
utama Grafiti Press.
Robert Van Niel, 1984, Munculnya Elit
Modern Indonesia, terjemahan:
Zahara Deliar Noer, Jakarta:
Pustaka Jaya
Suryadinata, Leo, 1992, Golkar dan Militer
: Studi Tentang Budaya Politik,
Jakarta: LP3ES
Wirjosanjoyo, Sukiman, 1984 "Tantangan
Terhadap
Agama
Islam,"
dalamAmir
Hamzah
(ed.),
Wawasan Politik Seorang Muslim
Patriot,Malang: LP2LPM

Pals, Daniel L., Seven Theories of Religion;
dari Animisme E.B. Taylor,

.

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

266

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25