TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN MEKANISME KOPING LANSIA
58
Jurnal Care Vol. 4, No.1, Tahun 2016
TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN
MEKANISME KOPING LANSIA
Agnesia Priska L Kelen1, Farida Hallis2, Ronasari Mahaji Putri3
Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail: putrirona@gmail.com
ABSTRACT
The family is the smallest unit of the society that has a strong influence on the development of the
individual. The existence of a positive family support, will also help individuals easily cope with any
problems that exist, including coping mechanisms. The purpose of this study was to analyze the
relationship between family duties in the maintenance of health with the elderly coping mechanisms in RT
04 RW 01 Guyangan Tlogomas, Malang. The design of this study that used was descriptive
crosssectional study of correlative models, with the entire eldery population and elderly families as much as
60 people. The sampling was done by simple random sampling as much as 52 families and the elderly
and also the data technique is Spearman rank. The results found that most of the 29 (56%) families
can carry out the maintenance on the elderly well, the majority 38 (73%) elderly can perform adaptive
coping mechanisms and significant relationship between family duty in health maintenance in the elderly
with coping mechanisms. The advice that needs to be studied is adding factors that affect the score of the
family duties with coping mechanisms
Keywords: Family Duties, Coping Mechanisms, Elderly
ABSTRAK
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu. Adanya dukungan keluarga yang positif, juga akan membantu
individu dengan mudah menghadapi setiap problem yang ada, termasuk mekanisme
koping. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme koping lansia di wilayah RT 04 RW 01
Guyangan Tlogomas Malang.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif
model cross sectional study, dengan populasi seluruh lansia dan keluarga lansia berjumlah
60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling berjumlah
52 keluarga dan lansia serta teknik analisa data spearman rank.Hasil didapatkan sebagian
besar 29 (56%) keluarga dapat melaksanakan pemeliharaan terhadap lansia secara baik,
sebagian besar 38 (73%) lansia dapat melakukan mekanisme koping secara adaptif dan
terdapat hubungan yang signifikan antara tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
dengan mekanisme koping Lansia. Saran perlu dikaji dengan menambahkan faktor-faktor
yang mempengaruhi skor tugas keluarga dengan mekanisme koping
.
Kata Kunci: Tugas Keluarga, Mekanisme Koping, Lansia
59
terhadap lansia (Junaidi, 2007). Keluarga
PENDAHULUAN
Keluarga
merupakan
perasaan
beridentitas
matriks
dari
dari
anggota-
harus beradaptasi dengan kebutuhankebutuhan
masyarakat
sementara
dan
keluarga juga membantu perkembangan
adalah
dan pertumbuhan anggotanya. Secara
psikososial
demografi pada tahun 2000 jumlah lansia
anggota-anggotanya dan kesejahteraan
meningkat menjadi 9.99% dari seluruh
selama hidupnya secara umum. Keluarga
penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa)
juga
dan
dengan umur harapan hidup 65-70 tahun
perkembangan anggotanya, mengambil
dan pada tahun 2020 akan meningkat
keputusan untuk melakukan tindakan
11,09% (29.120.000 jiwa) dengan umur
yang tepat, dan memberikan perawatan
harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho,
kepada anggota keluarga yang sakit
2000).
anggotanya
berbeda.
merasa
Tugas
memelihara
memiliki
utamanya
pertumbuhan
membantu
pertumbuhan
(Effendy, 1998).
Secara biologis berbagai penyakit yang
telah
berkaitan dengan perubahan menjadi tua
meningkatkan kesejahteraan sosial dan
akan muncul pada kegiatan sehari-hari
derajat
seperti rematik, tekanan darah tinggi,
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
masyarakat,
yang
dampak positifnya adalah meningkatkan
ketidakmampuan
taraf hidup masyarakat, menurunkan
sehari-hari (Nursasi, 2002). Keadaan
angka kematian dan meningkatkan usia
seperti
harapan hidup, sehingga kemungkinaan
menimbulkan masalah kesehatan.
ini
melakukan
cenderung
kegiatan
berpotensi
mencapai usia lebih tua makin banyak.
Sisi lain pembangunaan secara tidak
Dilihat dari aspek psikologis perubahan-
langsung juga berdampak negatif melalui
perubahan sering terjadi pada lansia
perubahaan nilai-nilai dalam keluarga
antara lain: pensiunan, merasakan atau
yang berpengaruh kurang baik terhadap
sadar akan kematian, ekonomi akibat
kesejahteraan
Lansia
sering
pemberhentian dari jabatan, penyakit
keluarga
yang
kronis, kehilangan hubungan dengan
selama ini diharapkan. Perubahan yang
teman-teman dan family dan hilangnya
terjadi juga menyebabkan berkurangnya
ketegapan fisik, (Nugroho,1995).
lansia.
kehilangan pertalian
peran dan status lansia dalam keluarga.
Selain itu juga mulai terlihat hilangnya
Selain
bentuk-bentuk
psikologis merupakan faktor penting yang
dukungan
keluarga
penyakit
degeneratif,
masalah
60
dapat mempengaruhi kehidupan lansia di
Dalam menghadapi permasalahan diatas
antaranya adalah: kesepian, keterasingan
pada umumnya lansia
dari
untuk mengatasi masalah-masalah yang
lingkungan,
ketidakberdayaan,
ketergantungan, kurang percaya
memiliki cara
diri,
sedang dihadapi. Upaya menghadapi
keterlantaran terutama bagi lansia yang
masalah yang dihadapi dikenal dengan
miskin serta kurangnya motivasi dari
istilah
anggota keluarga. Hal tersebut dapat
sebagai upaya-upaya yang
menghilangkan
seseorang untuk mengatasi stressor baik
harapan,
kebahagiaan,
ketenangan,
hasrat,
pikiran,
dan
dalam
koping.
diri
Koping
maupun
didefinisikan
dilakukan
lingkungannya.
kemampuan untuk merasakan ketenangan
Mekanisme koping tiap individu berbeda.
hidup, hubungan yang bersahabat dan
Perbedaan
bahkan
keinginaan
beberapa faktor antara lain, kemampuan
menikmati kehidupan sehari-hari (Partini,
personal, ekonomi, dan dukungan sosial
2002).
(Rasmun, 2001).
menghilangkan
Dalam
masyarakat,
pengertian
dan
sering
mitos
dijumpai
yang
salah
tersebut
disebabkan
oleh
Penggunaan koping yang efektif dalam
merawat lansia akan lebih optimal bila
mengenai lansia sehingga hal ini dapat
didukung
merugikan
Diantaranya
(Nursasi, 2002). Karena dalam kehidupan
keberadaan lansia di persepsikan secara
keluarga, usia lanjut merupakan figur
negatif sebagai beban keluarga dan
tersendiri dalam kaitannya dengan sosial
masyarakat sekitarnya.
budaya bangsa. Motivasi dari keluarga
pada
lansia.
bertujuan
pemberdayaan
agar
lansia
keluarga
tetap
dapat
Perubahaan psikologis lansia yaitu adanya
menjalankan kegiatan sehari-hari secara
perasaan kesepian, kehilangan pekerjaan
teratur, dan akan tercipta hubungan
dan
interpersonal di antara mereka baik
kehilangan
pasangan
hidup.
Sedangkan perubahaan sosial berkaitan
(Nursasi, 2002).
dengan kehilangan pekerjaan akibat masa
pensiun, merasa kehilangan kekuasaan,
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
merasa tidak berguna dan diasingkan. Jika
peneliti pada bulan di RT 04 Dusun
keterasingan terjadi maka lansia akan
Guyangan Tlogomas, terhadap 15 lansia
menolak
diketahui sebanyak 60% mengasingkan
untuk
bersosialiasi
lingkungan (Kuntjoro, 2002).
dengan
diri.
Perilaku
mengasingkan
diri
menunjukan lansia cenderung menguasai
61
lingkungan atau mempunyai mekanisme
42% lansia berpendidikan SMA.
koping yang rendah, dalam memecahkan
masalah secara efektif dan cenderung
menguasai lingkungan
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah
dengan
pendekatan
Pengambilan
cross
sampel
menggunakan
Instrumen
korelasional
simple
dengan
random
penelitian
sectional.
sampling.
menggunakan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan
Tugas Keluarga di RT 04 RW
01 Guyangan Tlogomas Malang
N
Tugas Jumlah Prosentase(%)
o Keluarga
1
Baik
29
56
2
Cukup
16
31
3
Kurang
7
13
Total
52
100
Tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa
sebanyak
29
(
56%)
keluarga
closedended questions yakni angket tertutup
melaksanakan pemeliharaan kesehatan
berstruktur
secara baik.
dibuat
dimana
sedemikian
angket
tersebut
rupa,
sehingga
responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada
(Aziz, 2009). Analisa data menggunakan
uji Spearman Rank.
HASIL
Karakteritik responden
umur keluarga
Tabel 2 Distribusi Frekuensi mekanisme
Koping Lansia di RT 04 RW 01
Guyangan Tlogomas Malang
N Mekanisme Jumlah Prosentase
o
Koping
(%)
1 Adaptif
38
73
2 Maladaptif 14
31
Total
52
100
berdasarkan
didapatkan sebanyak
32,7% keluarga lansia berusia 42-46tahun
Tabel 2 diinterpretasikan bahwa sebagian
besar 38 ( 73%) lansia mempunyai
mekanisme koping adaptif
Karakteristik responden
berdasarkan
umur lansia, diketahui sebanyak 58%
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tugas Keluarga Dalam
lansia berusia 55-64 tahun
Pemeliharaan Kesehatan
Karakteristik lansia berdasarkan tingkat
pendidikan keluarga di ketahui sebanyak
40% keluarga lansia berpendidikan SMA.
Sebanyak 56% keluarga melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan terhadap
lansia
secara
mengindikasikan
Karakteristik
responden
berdasar
pendidikan lansia diketahui sebanyak
melaksanakan
baik.
bahwa
tugas
Hasil
ini
keluarga
pemeliharaan
terhadap lansia dengan baik disebabkan
salah satunya adalah umur. Sebanyak
62
32,7%
mempunyai
perubahan yang lebih baik.Hal ini sesuai
umur 42-46 tahun. Pada rentangan usia
dengan teori yang menyatakan semakin
ini keluarga dinilai matang. Semakin
tinggi
matang
akan
mudah menerima informasi sehingga
semakin menjadikannya lebih dewasa dan
makin banyak pengetahuan yang dimiliki
matang dalam bertindak dan bersikap.
(Kuncoro, 2000).
Hal
keluarga
umur
ini
individu
sesuai
maka
dengan
teori
pendidikan
seseorang
makin
yang
menyatakan bahwa semakin cukup umur
Dari hasil penelitian terlihat bahwa rata-
tingkat
rata
kematangan
dan
kekuatan
umur
keluarga
lansia
antara
seseorang, maka akan lebih matang
42-46 tahun, dan berpendidikan akhir
seseorang tersebut dalam berfikir dan
SMA.Kedua faktor inilah yang kemudian
berkarya. Hal ini akibat dari pengalaman
menjadikan sebagian besar keluarga dapat
dan kematangan jiwanya (Hurlock,1998).
melaksanakan pemeliharaan kesehatan
yang baik terhadap anggota keluarganya
Pendidikan juga merupakan salah satu
yang berusia lanjut. Umur yang matang,
faktor yang mempengaruhi tugas keluarga
pendidikan yang tinggi, lingkungan dan
dalam pemeliharaan kesehatan. Sebanyak
pengalaman yang mendukung tidak hanya
40% responden mempunyai pengetahuan
menjadikan masyarakat sadar dan peduli
yang
akan
baik.
dikatakan
Pengetahuan
responden
baik karena mempunyai
tingkat
pendidikan
merupakan
SMA.
hal
tersebut,
sudah
menjadikannya sebagai gaya hidup (way
SMA
of life) atau budaya yang perlu terus
sebuah pendidikan formal
dilestarikan. Jika hal ini mampu dilakukan
yang dikatakan cukup tinggi di kalangan
dengan
masyarakat.Keluarga yang mempunyai
keluarga
tingkat pendidikan SMA pada umumnya
perkembangan
sudah
mengambil
mampu
mengetahui
bahkan
memahami
tentang
dan
pelaksanaan
baik,
maka
akan
memberikan
setiap
mudah
anggota
mengenal
kesehatan
keputusan
lansia,
yang
perawatan
yang
tepat,
baik,
pemeliharaan kesehatan. Semakin tinggi
mempertahankan hubungan timbal balik
tingkat pengetahuan atau informasi yang
yang
dimiliki seseorang, maka semakin selektif
mempertahankan suasana rumah yang
dalam berpikir dan bertindak
serta
menguntungkan
dan ras
(Effendy, 1998).
semakin modern lingkungan
dalam sebuah masyarakat, maka akan
semakin
mudah
untuk
melakukan
harmonis
dan
secara
dapat
kesehatan
63
Mekanisme Koping Lansia di Wilayah
mekanisme koping lansia. Sebagian besar
RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas
lansia berumur 55-64 tahun. Semakin
Malang
Dengan
Sebanyak 73% lansia dapat melakukan
semakin siap pula dalam menerima
mekanisme koping secara adaptif dan
cobaan. Hal ini didukung oleh teori
27%
aktivitas
lansia
melakukannya
secara
umur
yang
yang
matang
menyatakan
maladaptif. Artinya bahwa mayoritas
hubungan antara sistem sosial
lansia
individu
dapat
melakukan
mekanisme
maka
bertahan
stabil
bahwa
dengan
pada
saat
koping secara baik dan positif. Hasil di
individu bergerak dari usia pertengahan
atas, dipengaruhi oleh beberapa faktor
menuju usia tua (Tamher & Noorkasiani,
diantaranya
2009).
keterampilan
dan
kemampuan lansia. Keterampilan dan
kemampuan
lansia,
distimulasi
oleh
Faktor lingkungan juga merupakan faktor
tingkat pendidikan. Sebanyak 42% lansia
yang
mempunyai tingkat pendidikan SMA.
mekanisme
Semakin tinggi tingkat pendidikan lansia
lingkungan sosial masyarakat di RT 04
akan
untuk
RW 01 Guyangan Tlogomas Malang,
melakukan mekanisme koping secara baik
rata-rata mapan secara ekonomi dan
bagi setiap stressor yang datang. Semakin
mempunyai kualitas SDM yang tinggi.
tinggi tingkat pendidikan lansia semakin
Lingkungan adalah tempat pertama bagi
banyak pengalaman hidup yang dilaluinya,
seseorang,
sehingga
dalam
mempelajari hal-hal yang baik dan juga
menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
sesuai dengan teori yang menyatakan
lingkungan dan individu itu sendiri.
mempengaruhi
akan
lebih
lansia
siap
penting
dalam
koping
dan
mempengaruhi
lansia.
Kondisi
seseorang
dapat
pengetahuan, keterampilan yang cukup
dapat membantu individu dalam mencari
Faktor motivasi dan dukungan sosial juga
alternatif
distimulasi oleh informasi merupakan
dalam
yang realitas
pemecahan
penyelesaian
dan rasional
masalah
masalah
dapat
sehingga
teratasi
salah satu faktor yang mempengaruhi
mekanisme
koping
dengan kemampuan dan keterampilan
dikemukakan
yang dimiliki (Rasmun, 2001).
Motivasi
oleh
ini
lansia.
Hal
(Rasmun
meliputi
ini
2001)
dukungan
menemukan kebutuhan informasi dan
Selain pendidikan, usia juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
psikologis
pada
diri
individu
yang
64
diberikan oleh anggota keluarga, saudara
dan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN
1. Sebagian besar atau 29 (56%)
keluarga
lansia
Hasil analisa data terdapat hubungan yang
pemeliharaan
signifikan antara tugas keluarga dalam
secara baik
pemeliharaan
kesehatan
dengan
kesehatan
melakukan
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan,
secara adaptif.
mekanisme
antara
Faktor-faktor
pemeliharaan
mempengaruhi
mekanisme koping lansia, diantaranya:
faktor
ekonomi,
tugas
keluarga
dalam
kesehatan
dengan
mekanisme koping lansia
dan
Saran agar dapat melakukan penelitian
sosial,
lanjutan dengan menambahkan faktor-
dukungan sosial dan motivasi keluarga.
faktor yang mempengaruhi skor tugas
Keluarga
keluarga dengan mekanisme koping,
kemampuan,
keterampilan
koping
3. Terdapat hubungan yang signifikan
yang dilakukan lansia, begitu sebaliknya.
yang
lansia
2. Sebagian besar atau 38 (73%) lansia
mekanisme koping. Semakin baik tugas
maka semakin adaptif mekanisme koping
melakukan
keterampilan
dengan
motivasinya
akan
membantu lansia menghadapi berbagai
problem fisik, psikis dan sosial yang
REFERENSI
dihadapi termasuk mekanisme koping
yang diterapkan. Kondisi ini juga sesuai
dengan apa yang diungkapkan Nugroho
(2002), bahwa keluarga merupakan salah
satu objek dalam bidang keperawatan.
Alimul,
A.
2009.Metode
Kebidanandan
Teknik
Penelitian
Analisa
Data. Salemba Medika. Jakarta
Depkes RI. Effendy. 1998. Keperawatan
Kesehatan Masyarakat . Jakarta:
Kedudukan
keluarga
pemenuhan
kebutuhan
mempunyai
peranan
dalam
hal
kesehatan
sangat
besar.
Keluarga adalah unit terkecil penyusun
unit dasar dari masyarakat yang memiliki
pengaruh
yang
kuat
terhadap
perkembangan seorang individu, bahkan
dapat
menentukan
berhasil
kehidupan individu tersebut.
tidaknya
EGC
Hurlock. 1998. Psikologi Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Rentang
Kehidupan.
Sepanjang
Jakarta:
Erlangga.
Kuntjoro, Sri. 2002. Masalah Kesehatan
Jiwa Lansia. Http: / www.
e-
psikologi.com / lansia / 020402
htm.4 Januari 2012.Pkl. 18.25
WIB.
65
Nugroho, W. 1995. Perawatan Lanjut
Usia. Jakarta : EGC Nugroho,
W.
2000.
Keperawatan
Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
Nursasi, Y. 2002. Koping Lansia Terhadap
Penurunan Fungsi Gerak. Vol. 6
no 2:60 hlm Desember 2002:
Makara Kesehatan.
Rasmun.2001.
Mental
Keperawatan
Kesehatan
Psikiatri
Terintegrasi
Dengan Keluarga. Jakarta: Pt.
Raja Interprata.
Jurnal Care Vol. 4, No.1, Tahun 2016
TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN
MEKANISME KOPING LANSIA
Agnesia Priska L Kelen1, Farida Hallis2, Ronasari Mahaji Putri3
Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail: putrirona@gmail.com
ABSTRACT
The family is the smallest unit of the society that has a strong influence on the development of the
individual. The existence of a positive family support, will also help individuals easily cope with any
problems that exist, including coping mechanisms. The purpose of this study was to analyze the
relationship between family duties in the maintenance of health with the elderly coping mechanisms in RT
04 RW 01 Guyangan Tlogomas, Malang. The design of this study that used was descriptive
crosssectional study of correlative models, with the entire eldery population and elderly families as much as
60 people. The sampling was done by simple random sampling as much as 52 families and the elderly
and also the data technique is Spearman rank. The results found that most of the 29 (56%) families
can carry out the maintenance on the elderly well, the majority 38 (73%) elderly can perform adaptive
coping mechanisms and significant relationship between family duty in health maintenance in the elderly
with coping mechanisms. The advice that needs to be studied is adding factors that affect the score of the
family duties with coping mechanisms
Keywords: Family Duties, Coping Mechanisms, Elderly
ABSTRAK
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu. Adanya dukungan keluarga yang positif, juga akan membantu
individu dengan mudah menghadapi setiap problem yang ada, termasuk mekanisme
koping. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme koping lansia di wilayah RT 04 RW 01
Guyangan Tlogomas Malang.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif
model cross sectional study, dengan populasi seluruh lansia dan keluarga lansia berjumlah
60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling berjumlah
52 keluarga dan lansia serta teknik analisa data spearman rank.Hasil didapatkan sebagian
besar 29 (56%) keluarga dapat melaksanakan pemeliharaan terhadap lansia secara baik,
sebagian besar 38 (73%) lansia dapat melakukan mekanisme koping secara adaptif dan
terdapat hubungan yang signifikan antara tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
dengan mekanisme koping Lansia. Saran perlu dikaji dengan menambahkan faktor-faktor
yang mempengaruhi skor tugas keluarga dengan mekanisme koping
.
Kata Kunci: Tugas Keluarga, Mekanisme Koping, Lansia
59
terhadap lansia (Junaidi, 2007). Keluarga
PENDAHULUAN
Keluarga
merupakan
perasaan
beridentitas
matriks
dari
dari
anggota-
harus beradaptasi dengan kebutuhankebutuhan
masyarakat
sementara
dan
keluarga juga membantu perkembangan
adalah
dan pertumbuhan anggotanya. Secara
psikososial
demografi pada tahun 2000 jumlah lansia
anggota-anggotanya dan kesejahteraan
meningkat menjadi 9.99% dari seluruh
selama hidupnya secara umum. Keluarga
penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa)
juga
dan
dengan umur harapan hidup 65-70 tahun
perkembangan anggotanya, mengambil
dan pada tahun 2020 akan meningkat
keputusan untuk melakukan tindakan
11,09% (29.120.000 jiwa) dengan umur
yang tepat, dan memberikan perawatan
harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho,
kepada anggota keluarga yang sakit
2000).
anggotanya
berbeda.
merasa
Tugas
memelihara
memiliki
utamanya
pertumbuhan
membantu
pertumbuhan
(Effendy, 1998).
Secara biologis berbagai penyakit yang
telah
berkaitan dengan perubahan menjadi tua
meningkatkan kesejahteraan sosial dan
akan muncul pada kegiatan sehari-hari
derajat
seperti rematik, tekanan darah tinggi,
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
masyarakat,
yang
dampak positifnya adalah meningkatkan
ketidakmampuan
taraf hidup masyarakat, menurunkan
sehari-hari (Nursasi, 2002). Keadaan
angka kematian dan meningkatkan usia
seperti
harapan hidup, sehingga kemungkinaan
menimbulkan masalah kesehatan.
ini
melakukan
cenderung
kegiatan
berpotensi
mencapai usia lebih tua makin banyak.
Sisi lain pembangunaan secara tidak
Dilihat dari aspek psikologis perubahan-
langsung juga berdampak negatif melalui
perubahan sering terjadi pada lansia
perubahaan nilai-nilai dalam keluarga
antara lain: pensiunan, merasakan atau
yang berpengaruh kurang baik terhadap
sadar akan kematian, ekonomi akibat
kesejahteraan
Lansia
sering
pemberhentian dari jabatan, penyakit
keluarga
yang
kronis, kehilangan hubungan dengan
selama ini diharapkan. Perubahan yang
teman-teman dan family dan hilangnya
terjadi juga menyebabkan berkurangnya
ketegapan fisik, (Nugroho,1995).
lansia.
kehilangan pertalian
peran dan status lansia dalam keluarga.
Selain itu juga mulai terlihat hilangnya
Selain
bentuk-bentuk
psikologis merupakan faktor penting yang
dukungan
keluarga
penyakit
degeneratif,
masalah
60
dapat mempengaruhi kehidupan lansia di
Dalam menghadapi permasalahan diatas
antaranya adalah: kesepian, keterasingan
pada umumnya lansia
dari
untuk mengatasi masalah-masalah yang
lingkungan,
ketidakberdayaan,
ketergantungan, kurang percaya
memiliki cara
diri,
sedang dihadapi. Upaya menghadapi
keterlantaran terutama bagi lansia yang
masalah yang dihadapi dikenal dengan
miskin serta kurangnya motivasi dari
istilah
anggota keluarga. Hal tersebut dapat
sebagai upaya-upaya yang
menghilangkan
seseorang untuk mengatasi stressor baik
harapan,
kebahagiaan,
ketenangan,
hasrat,
pikiran,
dan
dalam
koping.
diri
Koping
maupun
didefinisikan
dilakukan
lingkungannya.
kemampuan untuk merasakan ketenangan
Mekanisme koping tiap individu berbeda.
hidup, hubungan yang bersahabat dan
Perbedaan
bahkan
keinginaan
beberapa faktor antara lain, kemampuan
menikmati kehidupan sehari-hari (Partini,
personal, ekonomi, dan dukungan sosial
2002).
(Rasmun, 2001).
menghilangkan
Dalam
masyarakat,
pengertian
dan
sering
mitos
dijumpai
yang
salah
tersebut
disebabkan
oleh
Penggunaan koping yang efektif dalam
merawat lansia akan lebih optimal bila
mengenai lansia sehingga hal ini dapat
didukung
merugikan
Diantaranya
(Nursasi, 2002). Karena dalam kehidupan
keberadaan lansia di persepsikan secara
keluarga, usia lanjut merupakan figur
negatif sebagai beban keluarga dan
tersendiri dalam kaitannya dengan sosial
masyarakat sekitarnya.
budaya bangsa. Motivasi dari keluarga
pada
lansia.
bertujuan
pemberdayaan
agar
lansia
keluarga
tetap
dapat
Perubahaan psikologis lansia yaitu adanya
menjalankan kegiatan sehari-hari secara
perasaan kesepian, kehilangan pekerjaan
teratur, dan akan tercipta hubungan
dan
interpersonal di antara mereka baik
kehilangan
pasangan
hidup.
Sedangkan perubahaan sosial berkaitan
(Nursasi, 2002).
dengan kehilangan pekerjaan akibat masa
pensiun, merasa kehilangan kekuasaan,
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
merasa tidak berguna dan diasingkan. Jika
peneliti pada bulan di RT 04 Dusun
keterasingan terjadi maka lansia akan
Guyangan Tlogomas, terhadap 15 lansia
menolak
diketahui sebanyak 60% mengasingkan
untuk
bersosialiasi
lingkungan (Kuntjoro, 2002).
dengan
diri.
Perilaku
mengasingkan
diri
menunjukan lansia cenderung menguasai
61
lingkungan atau mempunyai mekanisme
42% lansia berpendidikan SMA.
koping yang rendah, dalam memecahkan
masalah secara efektif dan cenderung
menguasai lingkungan
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah
dengan
pendekatan
Pengambilan
cross
sampel
menggunakan
Instrumen
korelasional
simple
dengan
random
penelitian
sectional.
sampling.
menggunakan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan
Tugas Keluarga di RT 04 RW
01 Guyangan Tlogomas Malang
N
Tugas Jumlah Prosentase(%)
o Keluarga
1
Baik
29
56
2
Cukup
16
31
3
Kurang
7
13
Total
52
100
Tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa
sebanyak
29
(
56%)
keluarga
closedended questions yakni angket tertutup
melaksanakan pemeliharaan kesehatan
berstruktur
secara baik.
dibuat
dimana
sedemikian
angket
tersebut
rupa,
sehingga
responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada
(Aziz, 2009). Analisa data menggunakan
uji Spearman Rank.
HASIL
Karakteritik responden
umur keluarga
Tabel 2 Distribusi Frekuensi mekanisme
Koping Lansia di RT 04 RW 01
Guyangan Tlogomas Malang
N Mekanisme Jumlah Prosentase
o
Koping
(%)
1 Adaptif
38
73
2 Maladaptif 14
31
Total
52
100
berdasarkan
didapatkan sebanyak
32,7% keluarga lansia berusia 42-46tahun
Tabel 2 diinterpretasikan bahwa sebagian
besar 38 ( 73%) lansia mempunyai
mekanisme koping adaptif
Karakteristik responden
berdasarkan
umur lansia, diketahui sebanyak 58%
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Tugas Keluarga Dalam
lansia berusia 55-64 tahun
Pemeliharaan Kesehatan
Karakteristik lansia berdasarkan tingkat
pendidikan keluarga di ketahui sebanyak
40% keluarga lansia berpendidikan SMA.
Sebanyak 56% keluarga melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan terhadap
lansia
secara
mengindikasikan
Karakteristik
responden
berdasar
pendidikan lansia diketahui sebanyak
melaksanakan
baik.
bahwa
tugas
Hasil
ini
keluarga
pemeliharaan
terhadap lansia dengan baik disebabkan
salah satunya adalah umur. Sebanyak
62
32,7%
mempunyai
perubahan yang lebih baik.Hal ini sesuai
umur 42-46 tahun. Pada rentangan usia
dengan teori yang menyatakan semakin
ini keluarga dinilai matang. Semakin
tinggi
matang
akan
mudah menerima informasi sehingga
semakin menjadikannya lebih dewasa dan
makin banyak pengetahuan yang dimiliki
matang dalam bertindak dan bersikap.
(Kuncoro, 2000).
Hal
keluarga
umur
ini
individu
sesuai
maka
dengan
teori
pendidikan
seseorang
makin
yang
menyatakan bahwa semakin cukup umur
Dari hasil penelitian terlihat bahwa rata-
tingkat
rata
kematangan
dan
kekuatan
umur
keluarga
lansia
antara
seseorang, maka akan lebih matang
42-46 tahun, dan berpendidikan akhir
seseorang tersebut dalam berfikir dan
SMA.Kedua faktor inilah yang kemudian
berkarya. Hal ini akibat dari pengalaman
menjadikan sebagian besar keluarga dapat
dan kematangan jiwanya (Hurlock,1998).
melaksanakan pemeliharaan kesehatan
yang baik terhadap anggota keluarganya
Pendidikan juga merupakan salah satu
yang berusia lanjut. Umur yang matang,
faktor yang mempengaruhi tugas keluarga
pendidikan yang tinggi, lingkungan dan
dalam pemeliharaan kesehatan. Sebanyak
pengalaman yang mendukung tidak hanya
40% responden mempunyai pengetahuan
menjadikan masyarakat sadar dan peduli
yang
akan
baik.
dikatakan
Pengetahuan
responden
baik karena mempunyai
tingkat
pendidikan
merupakan
SMA.
hal
tersebut,
sudah
menjadikannya sebagai gaya hidup (way
SMA
of life) atau budaya yang perlu terus
sebuah pendidikan formal
dilestarikan. Jika hal ini mampu dilakukan
yang dikatakan cukup tinggi di kalangan
dengan
masyarakat.Keluarga yang mempunyai
keluarga
tingkat pendidikan SMA pada umumnya
perkembangan
sudah
mengambil
mampu
mengetahui
bahkan
memahami
tentang
dan
pelaksanaan
baik,
maka
akan
memberikan
setiap
mudah
anggota
mengenal
kesehatan
keputusan
lansia,
yang
perawatan
yang
tepat,
baik,
pemeliharaan kesehatan. Semakin tinggi
mempertahankan hubungan timbal balik
tingkat pengetahuan atau informasi yang
yang
dimiliki seseorang, maka semakin selektif
mempertahankan suasana rumah yang
dalam berpikir dan bertindak
serta
menguntungkan
dan ras
(Effendy, 1998).
semakin modern lingkungan
dalam sebuah masyarakat, maka akan
semakin
mudah
untuk
melakukan
harmonis
dan
secara
dapat
kesehatan
63
Mekanisme Koping Lansia di Wilayah
mekanisme koping lansia. Sebagian besar
RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas
lansia berumur 55-64 tahun. Semakin
Malang
Dengan
Sebanyak 73% lansia dapat melakukan
semakin siap pula dalam menerima
mekanisme koping secara adaptif dan
cobaan. Hal ini didukung oleh teori
27%
aktivitas
lansia
melakukannya
secara
umur
yang
yang
matang
menyatakan
maladaptif. Artinya bahwa mayoritas
hubungan antara sistem sosial
lansia
individu
dapat
melakukan
mekanisme
maka
bertahan
stabil
bahwa
dengan
pada
saat
koping secara baik dan positif. Hasil di
individu bergerak dari usia pertengahan
atas, dipengaruhi oleh beberapa faktor
menuju usia tua (Tamher & Noorkasiani,
diantaranya
2009).
keterampilan
dan
kemampuan lansia. Keterampilan dan
kemampuan
lansia,
distimulasi
oleh
Faktor lingkungan juga merupakan faktor
tingkat pendidikan. Sebanyak 42% lansia
yang
mempunyai tingkat pendidikan SMA.
mekanisme
Semakin tinggi tingkat pendidikan lansia
lingkungan sosial masyarakat di RT 04
akan
untuk
RW 01 Guyangan Tlogomas Malang,
melakukan mekanisme koping secara baik
rata-rata mapan secara ekonomi dan
bagi setiap stressor yang datang. Semakin
mempunyai kualitas SDM yang tinggi.
tinggi tingkat pendidikan lansia semakin
Lingkungan adalah tempat pertama bagi
banyak pengalaman hidup yang dilaluinya,
seseorang,
sehingga
dalam
mempelajari hal-hal yang baik dan juga
menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
sesuai dengan teori yang menyatakan
lingkungan dan individu itu sendiri.
mempengaruhi
akan
lebih
lansia
siap
penting
dalam
koping
dan
mempengaruhi
lansia.
Kondisi
seseorang
dapat
pengetahuan, keterampilan yang cukup
dapat membantu individu dalam mencari
Faktor motivasi dan dukungan sosial juga
alternatif
distimulasi oleh informasi merupakan
dalam
yang realitas
pemecahan
penyelesaian
dan rasional
masalah
masalah
dapat
sehingga
teratasi
salah satu faktor yang mempengaruhi
mekanisme
koping
dengan kemampuan dan keterampilan
dikemukakan
yang dimiliki (Rasmun, 2001).
Motivasi
oleh
ini
lansia.
Hal
(Rasmun
meliputi
ini
2001)
dukungan
menemukan kebutuhan informasi dan
Selain pendidikan, usia juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi
psikologis
pada
diri
individu
yang
64
diberikan oleh anggota keluarga, saudara
dan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN
1. Sebagian besar atau 29 (56%)
keluarga
lansia
Hasil analisa data terdapat hubungan yang
pemeliharaan
signifikan antara tugas keluarga dalam
secara baik
pemeliharaan
kesehatan
dengan
kesehatan
melakukan
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan,
secara adaptif.
mekanisme
antara
Faktor-faktor
pemeliharaan
mempengaruhi
mekanisme koping lansia, diantaranya:
faktor
ekonomi,
tugas
keluarga
dalam
kesehatan
dengan
mekanisme koping lansia
dan
Saran agar dapat melakukan penelitian
sosial,
lanjutan dengan menambahkan faktor-
dukungan sosial dan motivasi keluarga.
faktor yang mempengaruhi skor tugas
Keluarga
keluarga dengan mekanisme koping,
kemampuan,
keterampilan
koping
3. Terdapat hubungan yang signifikan
yang dilakukan lansia, begitu sebaliknya.
yang
lansia
2. Sebagian besar atau 38 (73%) lansia
mekanisme koping. Semakin baik tugas
maka semakin adaptif mekanisme koping
melakukan
keterampilan
dengan
motivasinya
akan
membantu lansia menghadapi berbagai
problem fisik, psikis dan sosial yang
REFERENSI
dihadapi termasuk mekanisme koping
yang diterapkan. Kondisi ini juga sesuai
dengan apa yang diungkapkan Nugroho
(2002), bahwa keluarga merupakan salah
satu objek dalam bidang keperawatan.
Alimul,
A.
2009.Metode
Kebidanandan
Teknik
Penelitian
Analisa
Data. Salemba Medika. Jakarta
Depkes RI. Effendy. 1998. Keperawatan
Kesehatan Masyarakat . Jakarta:
Kedudukan
keluarga
pemenuhan
kebutuhan
mempunyai
peranan
dalam
hal
kesehatan
sangat
besar.
Keluarga adalah unit terkecil penyusun
unit dasar dari masyarakat yang memiliki
pengaruh
yang
kuat
terhadap
perkembangan seorang individu, bahkan
dapat
menentukan
berhasil
kehidupan individu tersebut.
tidaknya
EGC
Hurlock. 1998. Psikologi Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Rentang
Kehidupan.
Sepanjang
Jakarta:
Erlangga.
Kuntjoro, Sri. 2002. Masalah Kesehatan
Jiwa Lansia. Http: / www.
e-
psikologi.com / lansia / 020402
htm.4 Januari 2012.Pkl. 18.25
WIB.
65
Nugroho, W. 1995. Perawatan Lanjut
Usia. Jakarta : EGC Nugroho,
W.
2000.
Keperawatan
Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
Nursasi, Y. 2002. Koping Lansia Terhadap
Penurunan Fungsi Gerak. Vol. 6
no 2:60 hlm Desember 2002:
Makara Kesehatan.
Rasmun.2001.
Mental
Keperawatan
Kesehatan
Psikiatri
Terintegrasi
Dengan Keluarga. Jakarta: Pt.
Raja Interprata.