Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 57126, Indonesia gara_hitoyahoo.co.id Abstract - PENANAMAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN SIKAP ILMIAH SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI SOSIALISASI PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN
PENANAMAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN SIKAP ILMIAH SISWA
SEKOLAH DASAR MELALUI SOSIALISASI PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN
BERBUDAYA LINGKUNGAN
BUILDING ENVIRONMENTAL CONCERN ATTITUDE AND SCIENTIFIC ATTITUDE
IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS THROUGH SOCIALIZATION OF SCHOOL
CARES AND CULTURED ENVIRONTMENT
Ratna Widyaningrum1 dan Anggit Grahito Wicaksono2
1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2
Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Abstract
This community service aims to (1) provide understanding in the preparation of
learning tools that are integrated with environmental education, (2) socialize innovative
programs as an effort to realize the school’s cares and cultured environment, and (3)
inculcate the attitude of environmental concern and scientific attitude to students of
elementary school. The place of the community service is done in SDN Prawit I No. 69
Surakarta. Methods of implementation of community service include: (1) the approach
method undertaken from the survey, licensing and motivation stages for the teacher to be
trained (2) the method of program implementation, including the preliminary stage, the
socialization and audience stage, the implementation stage and the final evaluation stage.
The expected output targets is the teacher who attended this training is able to arrange
learning tools and able to realize the program to the school’s cares and cultured
environment. The resulting output is educational environment-oriented learning tools,
Green Club's extracurricular design, implementation program in realizing a caring and
cultured school environment, and publication of community service articles in scientific
journals. Based on the dedication that has been done, the teachers feel interested and start
designing environmentally oriented learning tools, schools have implemented clean and
healthy life behaviour, and start running programs to adiwiyata school.
Keywords: Environmental Concern Attitude, Scientific Attitude, School’s Care and Cultured
Environment.
Riset Fair 2017
Pendahuluan
menanamkan
Sekolah
pendidikan
siswa
sebagai
harus
dalam
bisa
proses
rasa
peduli
terhadap
lingkungan sekitar.
lembaga
Menanamkan
memfasilitasi
kebiasaan
dan
kepedulian terhadap lingkungan dapat
pembelajaran.
Suasana sekolah yang bersih, indah, dan
dilakukan
sehat akan berpengaruh pada pencapaian
lingkungan
siswa dalam belajar. Pembelajaran akan
Widyaningrum
lebih menyenangkan dan memberikan
berperan
kenyamanan bagi siswa jika tercipta
kemampuan, kepribadian, dan karakter
lingkungan sekolah yang bersih, indah,
seseorang. Karakter merupakan jati diri
dan sehat. Namun, hal tersebut tidak
pada seorang individu. Pembentukan
diimbangi
karakter
dengan
kesadaran
warga
melalui
hidup.
pendidikan
Menurut
(2016:108)
dalam
sebaiknya
Ratna
pendidikan
pembentukan
dilakukan
sedini
kebersihan
mungkin agar terbentuk sumber daya
lingkungan. Masih rendahnya kepedulian
manusia (SDM) yang berkarakter kuat,
terhadap lingkungan hidup merupakan
cerdas, berbudi luhur, berhati mulia, serta
salah satu masalah yang harus segera
berkepribadian yang mantap.
sekolah
dalam
menjaga
Sekolah Dasar (SD) merupakan
ditangani.
Berdasarkan data Badan Pusat
lembaga pendidikan dasar yang siswanya
Statistik tahun 2012, hasil survei tentang
berusia antara enam sampai dengan tiga
perilaku peduli lingkungan hidup yang
belas tahun, memiliki karakteristik selalu
dilakukan di 33 provinsi menunjukkan
ingin
perilaku peduli lingkungan masyarakat
pembimbing. Karakteristik anak Sekolah
Indonesia masih rendah dengan skor 0,57
Dasar
dari
dikemukakan
rentang
1-10.
Indikator
yang
tahu
secara
dan
membutuhkan
umum
oleh
sebagaimana
Sumantri
dan
digunakan dalam survey tersebut adalah
Permana (2011) adalah sebagai berikut:
perilaku dalam hal penghematan energi,
(1) memiliki rasa ingin tahu yang kuat
membuang sampah, pemanfaatan air,
dan tertarik pada dunia sekitar yang
penyumbang emisi karbon, dan perilaku
mengelilingi diri sendiri, (2) senang
hidup sehat. Berdasarkan hasil tersebut
bermain dan lebih suka bergembira/riang,
maka perlu dilakukan upaya untuk
(3)
2
suka
mengatur
dirinya
untuk
menangai berbagai hal, mengeksplorasi
lingkungan yaitu penghematan energi,
suatu situasi dan mencobakan usaha–
konservasi
usaha baru, (4) bergetar perasaannya dan
manajemen sampah.
air,
daur
Berdasarkan
terdorong untuk berprestasi sebagaimana
ulang,
hasil
dan
wawancara
mengalami
dengan Kepala Sekolah SDN Prawit I
ketidakpuasan dan menolak kegagalan-
No.69 Surakarta, didapatkan informasi
kegagalan, (5) belajar secara efektif ketika
bahwa sekolah tersebut dalam tahapan
merasa puas dengan situasi yang terjadi,
menuju sekolah berwawasan lingkungan.
(6)
bekerja,
Namun, masih terdapat beberapa kendala
mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar
antara lain adalah sekolah masih belum
anak–anak lainnya.
mengintegrasikan
anak
tidak
belajar
suka
dengan
cara
pendidikan
sangat
lingkungan hidup dalam kurikulum baik
penting bagi anak di tingkat dasar. Salah
itu dalam hal pembuatan perangkat
satunya
maupun pengintegrasian dalam materi
Pendidikan
karakter
adalah
lingkungan.
karakter
Menurut
peduli
pembelajaran.
Kemendiknas
Menurut
data
hasil
lingkungan
observasi, sikap peduli lingkungan siswa
menunjukkan sikap atau tindakan yang
masih rendah. Hal tersebut terlihat dalam
selalu berupaya mencegah kerusakan
keseharian siswa dalam pemanfaatan
pada lingkungan alam sekitanya, dan
energi,
mengembangkan
sampah, serta perilaku hidup sehat yang
(2011)
kepedulian
upaya-upaya
untuk
pembuangan
dan
pemilahan
masih kurang.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
Kementerian
Penghematan energi, dalam hal
Lingkungan Hidup (2013:85) terdapat
ini penggunaan energi listrik masih
beberapa indikator kepedulian terhadap
kurang diperhatikan,
lingkungan antara lain adalah perilaku
siang hari lampu dibiarkan menyala.
penghematan energi, membuang sampah,
Perilaku
pemanfaatan
emisi
dapat dilihat adalah belum tersedianya
sehat.
tempat sampah yang terpisah, masih ada
terjadi.
karbon,
Menurut
dan
air,
penyumbang
perilaku
hidup
pembuangan
sampah
membuang
pada
yang
Sedangkan menurut Barr (2003:278) ada
siswa
lima aspek dari perilaku tanggung jawab
sembarangan, belum adanya fasilitas
3
yang
misalnya:
sampah
untuk mendaur ulang atau mengolah
kedisiplinan diri. Sedangkan menurut
sampah. Pemanfaatan air kurang optimal
Efrizon Umar (2004), sikap ilmiah yang
karena masih ada yang membiarkan air
perlu dimiliki oleh siswa adalah berbicara
mengalir
digunakan.
berdasarkan fakta, berani berpendapat
Sedangkan masih rendahnya perilaku
dan berargumentasi, memupuk rasa ingin
hidup sehat ditunjukkan dari kebiasaan
tahu, peduli terhadap lingkungan kritis
dalam hal konsumsi makanan yang
dan
kurang memperhatikan kebersihan yiatu
bertanggung jawab, kerja sama, dan jujur.
ketika
tidak
ilmiah
dalam
berpendapat,
Pembentukan
dengan jajan di sembarang tempat. Selain
penting
itu, belum ada biopori untuk resapan air.
bagi
sikap
siswa
ilmiah
karena
dapat
Selain sikap peduli lingkungan
memotivasi kegiatan belajar. Sikap ilmiah
yang harus ditanamkan pada siswa, guru
merupakan gambaran bersikap dalam
juga
belajar, menanggapi suatu permasalahan,
harus
mampu
mengembangkan
sikap ilmiah siswa. Menurut Sunariyati
melaksanakan
(2002:15) mengemukakan bahwa sikap
mengembangkan
ilmiah (scientific attitude) dapat diartikan
tentunya
sebagai
belajar
suatu
keadaan
dalam
diri
tugas,
akan
diri.
Hal
dan
tersebut
mempengaruhi
siswa,
sehingga
hasil
melalui
individu yang disertai dengan perasaan
penanaman
sikap
dan alasan tertentu dalam menanggapi
pembelajaran
membuat
suatu objek serta mendorong individu
banyak belajar untuk memahami dan
untuk bertindak terhadap objek tersebut.
menemukan.
Menurut Wynne Harlen dalam Sudana
dengan pendapat dari Dede Pasaoran
(2010:6) terdapat sembilan aspek sikap
Damanik dan Nurdin Bukit (2013:19)
ilmiah yang dapat dikembangkan untuk
yang mengemukakan bahwa sikap ilmiah
anak usia sekolah dasar yaitu sikap ingin
memiliki
tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu
mengembangkan
yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak
Setiap individu yang memiliki sikap
putus asa, sikap tidak purba sangka,
ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis,
sikap mawas diri, sikap bertanggung
memiliki perhatian terhadap lingkungan
jawab, sikap berpikir kritis, dan sikap
sekitar, menghindari generalisasi yang
4
Hal
peranan
ilmiah
dalam
siswa
tersebut
lebih
diperkuat
penting
dalam
kecakapan
ilmiah.
didasarkan pada fenomena, dan tidak
yang baik bagi sekolah untuk menjadi
mempercayai keyakinan dogmatis. Oleh
tempat pembelajaran dan penyadaran
karena itu, penanaman sikap peduli
warga sekolah, sehingga dikemudian hari
lingkungan dan sikap ilmiah pada siswa
warga
sekolah dasar penting untuk dilakuakan.
bertanggungjawab dalam upaya-upaya
sekolah
tersebut
dapat
turut
Upaya untuk menanamkan sikap
penyelamatan lingkungan hidup dan
tersebut salah satunya adalah dengan
pembangunan berkelanjutan. Kegiatan
adanya program sekolah peduli dan
utama sekolah berbudaya lingkungan
berbudaya
adalah
lingkungan.
Sekolah
mewujudkan
kelembagaan
berbudaya lingkungan dapat diwujudkan
sekolah yang peduli dan berbudaya
dengan
lingkungan
cara
mengimplementasikan
bagi
sekolah
dasar
dan
kurikulum berbasis lingkungan hidup.
menengah di Indonesia (Sarumaha dan
Menurut Ahmad Fajarisma Budi Adam
Mulyanti, 2013).
(2014:170)
kebijakan
sekolah
yang
meliputi
pengembangan
kurikulum,
Menurut
dilakukan
Rahmat
Mulyana
kebijakan
(2009:178) keberadaan sekolah peduli dan
kebijakan
berbudaya
lingkungan
memberikan
kegiatan
manfaat sebagai berikut: peningkatan
kebijakan fasilitas yang
efisiensi dalam penggunaan sumber daya
memadai dalam mendukung pelaksanaan
dan dana; peningkatan suasana belajar
sekolah yang berbudaya lingkungan.
yang
Agar kebijakan diterima oleh semua
menumbuhkan nilai-nilai pemeliharaan
pihak diperlukan adanya sosialisasi. Visi
dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
dan misi sekolah juga harus mengarah
terhindarnya
kepada sikap peduli terhadap lingkungan
lingkungan. Tujuan yang hendak dicapai
hidup. Akan lebih baik lagi jika visi dan
dari program ini adalah memberikan
misi tersebut terpampang di dinding
pemahaman
sehingga semua warga sekolah dapat
perangkat pembelajaran yang terintegrasi
mengetahui.
dengan pendidikan lingkungan hidup,
anggaran
untuk
terkait, dan
Tujuan
melakukan
sekolah
nyaman
dampak
dalam
mensosialisasikan
berbudaya
inovatif
lingkungan adalah menciptakan kondisi
5
dan
sebagai
kondusif;
negatif
dari
penyusunan
program-program
upaya
mewujudkan
sekolah
berwawasan
dan
Program
berbudaya
pertama,
adalah
lingkungan, serta menanamkan sikap
pengintegrasian pendidikan lingkungan
peduli lingkungan dan sikap ilmiah pada
hidup pada materi pelajaran. Oleh karena
siswa SD.
itu,
diperlukan
pelatihan
guna
Berdasarkan analisis terhadap
merancang perangkat pembelajaran yang
masalah yang telah di uraikan di atas,
berorientasi pada pendidikan lingkungan
maka solusi yang ditawarkan untuk
hidup. Program kedua, berkaitan dengan
mengatasi permasalahan tersebyt adalah
pengelolaan
melakukan program pengabdian kepada
sampah
masyarakat. Program pengabdian ini
sampah. Hal tersebut berkaitan dengan
adalah pelatihan penyusunan perangkat
penyediaan
pembelajaran yang terintegrasi dengan
terpisah, pelatihan pemilahan sampah
pendidikan
dan
bagi siswa, dan pemberdayaan siswa
sekolah
dalam hal pengolahan sampah baik
sosialisasi
peduli
lingkungan
program
dan
hidup
menuju
berbudaya
sampah
serta
dan
pemilahan
pembentukan
tempat
sampah
organik maupun anorganik.
lingkungan.
bank
yang
Sekolah
Pengabdian ini akan dilaksanakan di
dapat memfasilitasi dan melatih siswa
sekolah mitra SDN Prawit I No. 69 yang
dalam
terletak
Banjarsari,
menjadi kompos, maupuan membuat
Surakarta. Program-program yang dapat
prakarya dari sampah/barang bekas yang
dilakukan dalam mewujudkan sekolah
dapat
peduli dan berbudaya lingkungan antara
sampah
lain
pengelolaan sampah.
di
Nusukan,
adalah:
pendidikan
1)
lingkungan
pengintegrasian
hidup
pengolahan
didaur
ulang.
dapat
Program
pada
sampah
sampah.
organik
Adanya
membantu
ketiga,
dalam
adalah
Sekolah
bank
hari
materi pelajaran; 2) pengelolaan dan
bersih
pemilahan sampah (Pembentukan Bank
mencanangkan satu hari khusus untuk
Sampah); 3) hari bersih sampah; 4)
kegiatan
pembentukan Green Club; 5) pembiasaan
lingkungan. Program keempat adalah
perilaku hidup sehat dan penghematan
pembentukan green club, melatih siswa
energi.
dalam berorganisasi melalui laskar hijau
kebersihan
dapat
terhadap
atau pelajar pecinta lingkungan. Tugas
6
green club ini adalah membantu guru
program inovatif untuk menuju sekolah
dalam memantau maupun mengingatkan
peduli dan berbudaya lingkungan, serta
warga sekolah yang lupa akan peraturan,
dapat
serta
lingkungan dan sikap ilmiah pada siswa
membantu
mensosialisasikan
terakhir
adalah
sikap
peduli
SD.
kesadaran untuk lingkungan. Program
yang
menanamkan
Luaran yang dihasilkan dalam
pembiasaan
perilaku hidup sehat dan penghematan
pengabdian ini adalah:
energi. Dalam hal ini sekolah dapat
1. Guru-guru
memiliki
pemahaman
melakukan sosialisasi langsung terhadap
dalam
siswa
pembelajaran yang mengintegrasikan
tentang
penghematan
hidup
energi,
sehat
misal:
dan
membuat
perangkat
pendidikan lingkungan hidup.
gerakan
2. Perangkat pembelajaran berorientasi
mencuci tangan dan penyediaan kantin
pendidikan lingkungan hidup.
sehat atau sekolah dapat memasang
poster berkaitan dengan perilaku hidup
3. Rancangan kstrakurikuler Green Club.
bersih dan sehat pada tempat-tempat
4. Implementasi
tertentu, misalnya: pada kamar mandi
mewujudkan
sebagai
berbudaya lingkungan.
upaya
pengingat
terhadap
pengingat
untuk
sekolah
dalam
peduli
dan
5. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam
penggunaan air, serta pada ruang kelas
sebagai
program
jurnal.
menjaga
kebersihan kelas dan penghematan energi
listrik. Pemasangan poster tersebut dapat
Metode Pelaksanaan
membantu mengingatkan siswa terhadap
Metode
dilakukan
aturan yang berlaku di sekolah.
mulai
pendekatan
(1)
tahap
yang
survei,
Melalui penyusunan perangkat
perijinan, dan pemberian motivasi bagi
pembelajaran dan sosialisasi program ini,
guru yang akan mengikuti pelatihan (2)
diharapkan
dan
metode pelaksanaan program, meliputi
memiliki keterampilan dalam menyusun
tahap pendahuluan, tahap sosialisasi dan
perangkat
audiensi, tahap pelaksanaan, serta tahap
pada
guru
pembelajaran
pendidikan
mampu
memahami
berorientasi
lingkungan
mengembangkan
evaluasi akhir.
hidup,
program7
kegiatan
Tahap pendahuluan dilaksanakan
dengan
mempersiapkan
surat
pelatihan
perangkat
ijin
penyusunan
pembelajaran
berorientasi
dengan pihak terkait, mempersiapkan
pendidikan lingkungan hidup dan usulan
tempat pelatihan, mempersiapkan materi,
program menuju sekolah peduli dan
alat dan bahan. Tahap sosialisasi dan
berbudaya lingkungan agar dianalisis
audiensi
kelebihan
dilakukan
memberikan
perangkat
sekolah
dengan
pelatihan
dan
lingkungan
dan
dilakukan
69
dan
kekurang
pengabdian
seama
maupun
pelaksanaan program.
program
berbudaya
dengan
Hasil dan Pembahasan
cara
Hasil yang dicapai dari kegiatan
mengumpulkan guru-guru SDN Prawit I
No.
dan
pelaksanaan
penyusunan
sosialisasi
berwawasan
cara
diberikan
pengabdian
penjelasan
masyarakat
ini
adalah
kemampuan
dan
mengenai perangkat pembelajaran, cara
meningkatnya
penyusunannya serta penjelasan tentang
keterampilan guru SDN Prawit I No.69
program yang ditawarkan.
Surakarta dalam pembuatan RPP yang
kegiatan
berorientasi pendidikan lingkugan hidup.
pelatihan dilakukan dengan memulai
Selain itu, dengan adanya media poster
pelatihan penyusunan dan sosialisasi
yang berkaitan dengan lingkungan hidup
program
dilakukan
dan PHBS mampu meningkatkan sikap
ceramah
partisipatif,
dialogis.
Sehingga
Tahap
pelaksanaan
dengan
metode
interaktif,
peserta
peduli lingkungan dan sikap ilmiah
dan
siswa.
pelatihan
Pemasangan
poster
berkaitan
dapat dengan mudah memahami dan
dengan PHBS dan lingkungan hidup di
menerapkannya
penyusunan
beberapa sudut sekolah juga berpengaruh
perangkat pembelajaran mereka masing-
positif terhadap perilaku warga sekolah.
masing. Proses pelaksanaan pengabdian
Hal tersebut menjadi pengingat sekaligus
dilakukan dengan metode ceramah, tanya
memotivasi warga sekolah untuk selalu
jawab,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
diskusi,
dalam
dan
praktek
secara
Implementasi program pemisahan
langsung.
kegiatan
sampah sudah berjalan dengan baik,
dilakukan dengan cara mengevaluasi
tetapi untuk pembuatan bank sampah
Tahap
evaluasi
8
sekolah masih mengalami kesulitan, baik
sekolah
dari segi penyediaan tempat maupun
lingkungan memberikan manfaat sebagai
pengelola. Guru-guru masih disibukkan
berikut:
dengan
penggunaan sumber daya dan dana;
kegiatan
pembelajaran
dan
peduli
dan
peningkatan
berbudaya
efisiensi
administrasi di sekolah sehingga belum
peningkatan
mampu
sampah.
nyaman dan kondusif; menumbuhkan
Selama ini pihak sekolah sudah mulai
nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
memilah dan mengumpulkan sampah,
lingkungan
sebagian dijual maupun didaur ulang
dampak negatif dari lingkungan.
sebagai
mendirikan
media
bank
pembelajaran
suasana
hidup;
belajar
dalam
dan
yang
terhindarnya
Berdasarkan hasil tersebut dapat
atau
dijadikan prakarya siswa. Hari bersih
disimpulkan
sampah dilaksanakan setiap hari Jumat
diharapkan sudah tercapai 70%. Program-
dengan kegiatan olahraga dan bersih-
program pengabdian sudah dilaksanakan
bersih
dengan baik, adapun beberapa program
di
lingkungan
sekolah.
bahwa
yang
oleh sekolah dengan penyediaan kantin
dikarenakan keterbatasan waktu, sumber
sehat, tempat cuci tangan, tempat sampah
daya, dan dana di sekolah. Namun, hal
terpisah,
tersebut masih diupayakan oleh pihak
poster-poster
yang
kelas
sehinggga
mengingatkan
siswa
Berdasarkan evaluasi dan simulasi
membantu
untuk
dilaksanakan
sekolah agar dapat direalisasikan.
dipajang di sudut-sudut sekolah maupun
di
bisa
yang
Pembiasaaan PHBS juga sudah dilakukan
serta
belum
luaran
pada pelatihan dari kegiatan pengabdian
selalu
berperilaku bersih dan sehat. Luaran lain
masyarakat
dalam pengabdian ini adalah rancangan
dengan adanya pelatihan maka guru
ekstrakurikuler Green Club, guru-guru
menjadi terampil dalam mengembangkan
sudah merancang profil ektrakurikuler
perangkat
tersebut, tetapi saat ini belum dapat
berorientasi lingkungan hidup. Selain itu,
direalisasikan di sekolah.
program pengabdian yang dipaparkan
Hal
tersebut
sesuai
dapat
diketahui
pembelajaran
bahwa
yang
menambah wawasan bagi guru untuk
dengan
pendapat Rahmat Mulyana (2009:178)
mengembangkan
yang mengemukakan bahwa keberadaan
dan
9
berbudaya
sekolah
berwawasan
lingkungan.
Guru
mendapatkan pengetahuan baru tentang
untuk mengikuti kegiatan pengabdian
program
masyarakat. Hal ini dirasa cukup berhasil
adiwiyata.
Target
yang
direncanakan bahwa dari jumlah peserta
mengingat
bahwa
yang mengikuti pelatihan yaitu 12 orang
melebihi
target.
diharapkan 75% peserta yang hadir yaitu
tanggapan guru terhadap pelaksanaan
8 orang, tetapi pada pelaksanaannya yang
pengabdian dapat dilihat pada Tabel 1
hadir
sebagai berikut.
12
orang.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa guru-guru antusias
10
guru
Hasil
yang
hadir
kuesioner
Tabel 1. Kuesioner Tanggapan Guru Terhadap Pelaksanaan Pengabdian
Persentase (%)
No.
1.
Pernyataan
Saya merasa sangat tertarik dan ingin tahu
SS
S
63,44
36,36
KS
TS
18,18
81,82
63,44
36,36
36,36
63,64
tentang materi pengabdian yang akan diberikan.
2.
Saya merasa kegiatan pengabdian semacam ini
tidak memberikan manfaat bagi pengembangan
pembelajaran di sekolah.
3.
Saya
merasa
diberikan
senang
sangat
karena
saya
materi
butuhkan
yang
27,27
72,73
dalam
pembelajaran.
4.
Saya merasa materi yang diberikan terlalu sulit
dan tidak bisa saya pahami.
5.
Kegiatan pengabdian telah dilakukan dengan
metode
yang
tepat
sehingga
saya
27,27
72,73
dapat
mengerti materi yang disampaikan.
6.
Saya merasa terpaksa ikut pengabdian ini sebab
saya
sangat
awam
dengan
materi
yang
diberikan.
7.
Saya merasakan manfaat yang signifikan setelah
27,27
72,73
18,18
81,82
18,18
81,82
27,27
72,73
mengikuti kegiatan pengabdian ini.
8.
Setelah mengikuti pengabdian ini, saya merasa
mendapatkan semangat dan inspirasi baru.
9.
Saya
akan
mulai
mengaplikasikan
materi
pengabdian ini untuk menunjang pembelajaran
di sekolah.
10.
Saya berharap kembali dilibatkan kegiatan yang
sejenis di waktu yang akan datang.
11
Butir pernyataan positif yaitu pada nomor
pengabdian selanjutnya adalah tentang
1,3,5,7,8,9, dan 10 sedangakn butir negatif
permasalahan
pada
Butir
dalam lingkungan keluarga, peningkatan
persentase
toleransi dan kerukunan umat beragama,
pernyataan
pernyataan
2,4,
positif
dan
dengan
6.
sosial
jawaban sangat setuju tertinggi adalah
dan
pada butir nomor 1 dengan perolehan
lingkungan hidup.
63,44%. Hal tersebut menunjukkkan bahwa
Kesimpulan dan Saran
guru merasa tertarik dan ingin tahu
Kesimpulan
terhadap
Berdasarkan
materi
pengabdian
yang
peningkatan
uraian
disampaikan
pendidikan
anak
kesadaran
akan
sebelumnya
maka
diberikan. Sedangkan butir negatif dengan
dapat
bahwa
kegiatan
persentase tertinggi adalah butir nomor 2
pengabdian masyarakat bagi guru SDN
dengan persentase 81,82% menjawab tidak
Prawit I No.69 Surakarta menghasilkan
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesimpulan sebagai berikut:
guru-guru merasa bahwa dengan adanya
1. Sosialisasi Program Sekolah Peduli dan
kegiatan pengabdian memberikan manfaat
Berbudaya
bagi
menigkatkan sikap peduli lingkungan
pengembangan
kegiatan
Lingkungan
dapat
dan sikap ilmiah siswa sekolah dasar.
pembelajaran di sekolah.
yang
2. Sosialisasi Program Sekolah Peduli dan
dilakukan setelah pengabdian, banyak
Berbudaya Lingkungan meningkatkan
komentar
pemahaman dan keterampilan guru
Berdasarkan
positif
wawancara
berkaitan
dengan
pelaksanaan pengabdian. Guru merasa
dalam
mendapatkan ilmu baru berkaitan dengan
pembelajaran berorientasi lingkungan
pelaksanaan
hidup dan ekstrakurikuler Green Club.
adiwiyata.
Para
guru
masyarakat
yang
perangkat
3. Guru-guru dan pihak sekolah sudah
berharap ada keberlanjutan dari proses
pengabdian
merancang
melaksanakan
telah
program
hari
bersih
dilakukan. Adapun masukan berkaitan
sampah, pemilahan dan daur lang
dengan
sampah, serta penanaman PHBS melalui
materi
disampaikan
yang
pada
sebaiknya
media poster.
pelaksanaan
12
4. Luaran yang dihasilkan yaitu RPP
berorientasi
lingkungan
1. Program yang belum dapat tercapai
hidup,
diharapkan dapat dilanjutkan.
rancangan pembentukan ekstrakurikuer
2. Untuk
meningkatkan
keterampilan
Green Clu, dan implementasi program
guru dalam mengembangkan perangkat
sekolah berbudaya lingkungan.
pembelajaran pembelajaran diperlukan
adanya pelatihan yang lebih intensif
Saran
oleh pihak sekolah.
Berdasarkan kesimpulan di atas
dapat
dikemukakan
beberapa
3. Penyediaan sarana dan prasarana untuk
saran
menujang
sebagai berikut:
terwujudnya
sekolah
adiwiyata.
DAFTAR PUSTAKA
Barr, S, “Strategies for Sustainability: Citizens and Responsble Environmental Behavior”,
Journal Are, Vol. 35 No. 2, 2012.
Daryanto dan Suryatri Darmiatun, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah”,
Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2013.
Dede Pasaoran Damanik dan Nurdi Bukit, “ Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry
Training (IT) dan Direct Instruction (DI)”, Jurnal online Pendidikan Fisika, Vol. 2
No.1, 2013.
Kementerian Pendidikan Nasional, “Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter”, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011.
Kementerian Lingkungan Hidup, “Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan (Survei KLH
2012)”, Penerbit Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Jakarta, 2013.
Umar, Efrizon, “Fisika dan Kecakapan Hidup”, Penerbit Ganeca Exact, Jakarta, 2004.
Ratna Widyaningrum., “Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan”. Jurnal Widya Wacana. Vol
.11 No.1, 2016.
Rahmat Mulyana, ”Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 2, 2009.
13
Sarumaha, M.S dan Mulyanti, D., “Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam
Mewujudkan
Sekolah
Berbudaya
Lingkungan”.
Diakses
melalui
http://guruidaman.blogspot.com pada tanggal 11 Maret 2016.
Sudana, Dewa Nyoman, dkk, ”Pendidikan IPA SD. Singaraja, Undiksha, 2010.
Sunariyati, “Efektivitas Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SLTP Negeri 3
Singaraja Tahun Ajaran 2001/2002”, Skripsi. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja, 2002.
14
SEKOLAH DASAR MELALUI SOSIALISASI PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN
BERBUDAYA LINGKUNGAN
BUILDING ENVIRONMENTAL CONCERN ATTITUDE AND SCIENTIFIC ATTITUDE
IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS THROUGH SOCIALIZATION OF SCHOOL
CARES AND CULTURED ENVIRONTMENT
Ratna Widyaningrum1 dan Anggit Grahito Wicaksono2
1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2
Universitas Slamet Riyadi Surakarta, 57126, Indonesia
[email protected]
Abstract
This community service aims to (1) provide understanding in the preparation of
learning tools that are integrated with environmental education, (2) socialize innovative
programs as an effort to realize the school’s cares and cultured environment, and (3)
inculcate the attitude of environmental concern and scientific attitude to students of
elementary school. The place of the community service is done in SDN Prawit I No. 69
Surakarta. Methods of implementation of community service include: (1) the approach
method undertaken from the survey, licensing and motivation stages for the teacher to be
trained (2) the method of program implementation, including the preliminary stage, the
socialization and audience stage, the implementation stage and the final evaluation stage.
The expected output targets is the teacher who attended this training is able to arrange
learning tools and able to realize the program to the school’s cares and cultured
environment. The resulting output is educational environment-oriented learning tools,
Green Club's extracurricular design, implementation program in realizing a caring and
cultured school environment, and publication of community service articles in scientific
journals. Based on the dedication that has been done, the teachers feel interested and start
designing environmentally oriented learning tools, schools have implemented clean and
healthy life behaviour, and start running programs to adiwiyata school.
Keywords: Environmental Concern Attitude, Scientific Attitude, School’s Care and Cultured
Environment.
Riset Fair 2017
Pendahuluan
menanamkan
Sekolah
pendidikan
siswa
sebagai
harus
dalam
bisa
proses
rasa
peduli
terhadap
lingkungan sekitar.
lembaga
Menanamkan
memfasilitasi
kebiasaan
dan
kepedulian terhadap lingkungan dapat
pembelajaran.
Suasana sekolah yang bersih, indah, dan
dilakukan
sehat akan berpengaruh pada pencapaian
lingkungan
siswa dalam belajar. Pembelajaran akan
Widyaningrum
lebih menyenangkan dan memberikan
berperan
kenyamanan bagi siswa jika tercipta
kemampuan, kepribadian, dan karakter
lingkungan sekolah yang bersih, indah,
seseorang. Karakter merupakan jati diri
dan sehat. Namun, hal tersebut tidak
pada seorang individu. Pembentukan
diimbangi
karakter
dengan
kesadaran
warga
melalui
hidup.
pendidikan
Menurut
(2016:108)
dalam
sebaiknya
Ratna
pendidikan
pembentukan
dilakukan
sedini
kebersihan
mungkin agar terbentuk sumber daya
lingkungan. Masih rendahnya kepedulian
manusia (SDM) yang berkarakter kuat,
terhadap lingkungan hidup merupakan
cerdas, berbudi luhur, berhati mulia, serta
salah satu masalah yang harus segera
berkepribadian yang mantap.
sekolah
dalam
menjaga
Sekolah Dasar (SD) merupakan
ditangani.
Berdasarkan data Badan Pusat
lembaga pendidikan dasar yang siswanya
Statistik tahun 2012, hasil survei tentang
berusia antara enam sampai dengan tiga
perilaku peduli lingkungan hidup yang
belas tahun, memiliki karakteristik selalu
dilakukan di 33 provinsi menunjukkan
ingin
perilaku peduli lingkungan masyarakat
pembimbing. Karakteristik anak Sekolah
Indonesia masih rendah dengan skor 0,57
Dasar
dari
dikemukakan
rentang
1-10.
Indikator
yang
tahu
secara
dan
membutuhkan
umum
oleh
sebagaimana
Sumantri
dan
digunakan dalam survey tersebut adalah
Permana (2011) adalah sebagai berikut:
perilaku dalam hal penghematan energi,
(1) memiliki rasa ingin tahu yang kuat
membuang sampah, pemanfaatan air,
dan tertarik pada dunia sekitar yang
penyumbang emisi karbon, dan perilaku
mengelilingi diri sendiri, (2) senang
hidup sehat. Berdasarkan hasil tersebut
bermain dan lebih suka bergembira/riang,
maka perlu dilakukan upaya untuk
(3)
2
suka
mengatur
dirinya
untuk
menangai berbagai hal, mengeksplorasi
lingkungan yaitu penghematan energi,
suatu situasi dan mencobakan usaha–
konservasi
usaha baru, (4) bergetar perasaannya dan
manajemen sampah.
air,
daur
Berdasarkan
terdorong untuk berprestasi sebagaimana
ulang,
hasil
dan
wawancara
mengalami
dengan Kepala Sekolah SDN Prawit I
ketidakpuasan dan menolak kegagalan-
No.69 Surakarta, didapatkan informasi
kegagalan, (5) belajar secara efektif ketika
bahwa sekolah tersebut dalam tahapan
merasa puas dengan situasi yang terjadi,
menuju sekolah berwawasan lingkungan.
(6)
bekerja,
Namun, masih terdapat beberapa kendala
mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar
antara lain adalah sekolah masih belum
anak–anak lainnya.
mengintegrasikan
anak
tidak
belajar
suka
dengan
cara
pendidikan
sangat
lingkungan hidup dalam kurikulum baik
penting bagi anak di tingkat dasar. Salah
itu dalam hal pembuatan perangkat
satunya
maupun pengintegrasian dalam materi
Pendidikan
karakter
adalah
lingkungan.
karakter
Menurut
peduli
pembelajaran.
Kemendiknas
Menurut
data
hasil
lingkungan
observasi, sikap peduli lingkungan siswa
menunjukkan sikap atau tindakan yang
masih rendah. Hal tersebut terlihat dalam
selalu berupaya mencegah kerusakan
keseharian siswa dalam pemanfaatan
pada lingkungan alam sekitanya, dan
energi,
mengembangkan
sampah, serta perilaku hidup sehat yang
(2011)
kepedulian
upaya-upaya
untuk
pembuangan
dan
pemilahan
masih kurang.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah
Kementerian
Penghematan energi, dalam hal
Lingkungan Hidup (2013:85) terdapat
ini penggunaan energi listrik masih
beberapa indikator kepedulian terhadap
kurang diperhatikan,
lingkungan antara lain adalah perilaku
siang hari lampu dibiarkan menyala.
penghematan energi, membuang sampah,
Perilaku
pemanfaatan
emisi
dapat dilihat adalah belum tersedianya
sehat.
tempat sampah yang terpisah, masih ada
terjadi.
karbon,
Menurut
dan
air,
penyumbang
perilaku
hidup
pembuangan
sampah
membuang
pada
yang
Sedangkan menurut Barr (2003:278) ada
siswa
lima aspek dari perilaku tanggung jawab
sembarangan, belum adanya fasilitas
3
yang
misalnya:
sampah
untuk mendaur ulang atau mengolah
kedisiplinan diri. Sedangkan menurut
sampah. Pemanfaatan air kurang optimal
Efrizon Umar (2004), sikap ilmiah yang
karena masih ada yang membiarkan air
perlu dimiliki oleh siswa adalah berbicara
mengalir
digunakan.
berdasarkan fakta, berani berpendapat
Sedangkan masih rendahnya perilaku
dan berargumentasi, memupuk rasa ingin
hidup sehat ditunjukkan dari kebiasaan
tahu, peduli terhadap lingkungan kritis
dalam hal konsumsi makanan yang
dan
kurang memperhatikan kebersihan yiatu
bertanggung jawab, kerja sama, dan jujur.
ketika
tidak
ilmiah
dalam
berpendapat,
Pembentukan
dengan jajan di sembarang tempat. Selain
penting
itu, belum ada biopori untuk resapan air.
bagi
sikap
siswa
ilmiah
karena
dapat
Selain sikap peduli lingkungan
memotivasi kegiatan belajar. Sikap ilmiah
yang harus ditanamkan pada siswa, guru
merupakan gambaran bersikap dalam
juga
belajar, menanggapi suatu permasalahan,
harus
mampu
mengembangkan
sikap ilmiah siswa. Menurut Sunariyati
melaksanakan
(2002:15) mengemukakan bahwa sikap
mengembangkan
ilmiah (scientific attitude) dapat diartikan
tentunya
sebagai
belajar
suatu
keadaan
dalam
diri
tugas,
akan
diri.
Hal
dan
tersebut
mempengaruhi
siswa,
sehingga
hasil
melalui
individu yang disertai dengan perasaan
penanaman
sikap
dan alasan tertentu dalam menanggapi
pembelajaran
membuat
suatu objek serta mendorong individu
banyak belajar untuk memahami dan
untuk bertindak terhadap objek tersebut.
menemukan.
Menurut Wynne Harlen dalam Sudana
dengan pendapat dari Dede Pasaoran
(2010:6) terdapat sembilan aspek sikap
Damanik dan Nurdin Bukit (2013:19)
ilmiah yang dapat dikembangkan untuk
yang mengemukakan bahwa sikap ilmiah
anak usia sekolah dasar yaitu sikap ingin
memiliki
tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu
mengembangkan
yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak
Setiap individu yang memiliki sikap
putus asa, sikap tidak purba sangka,
ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis,
sikap mawas diri, sikap bertanggung
memiliki perhatian terhadap lingkungan
jawab, sikap berpikir kritis, dan sikap
sekitar, menghindari generalisasi yang
4
Hal
peranan
ilmiah
dalam
siswa
tersebut
lebih
diperkuat
penting
dalam
kecakapan
ilmiah.
didasarkan pada fenomena, dan tidak
yang baik bagi sekolah untuk menjadi
mempercayai keyakinan dogmatis. Oleh
tempat pembelajaran dan penyadaran
karena itu, penanaman sikap peduli
warga sekolah, sehingga dikemudian hari
lingkungan dan sikap ilmiah pada siswa
warga
sekolah dasar penting untuk dilakuakan.
bertanggungjawab dalam upaya-upaya
sekolah
tersebut
dapat
turut
Upaya untuk menanamkan sikap
penyelamatan lingkungan hidup dan
tersebut salah satunya adalah dengan
pembangunan berkelanjutan. Kegiatan
adanya program sekolah peduli dan
utama sekolah berbudaya lingkungan
berbudaya
adalah
lingkungan.
Sekolah
mewujudkan
kelembagaan
berbudaya lingkungan dapat diwujudkan
sekolah yang peduli dan berbudaya
dengan
lingkungan
cara
mengimplementasikan
bagi
sekolah
dasar
dan
kurikulum berbasis lingkungan hidup.
menengah di Indonesia (Sarumaha dan
Menurut Ahmad Fajarisma Budi Adam
Mulyanti, 2013).
(2014:170)
kebijakan
sekolah
yang
meliputi
pengembangan
kurikulum,
Menurut
dilakukan
Rahmat
Mulyana
kebijakan
(2009:178) keberadaan sekolah peduli dan
kebijakan
berbudaya
lingkungan
memberikan
kegiatan
manfaat sebagai berikut: peningkatan
kebijakan fasilitas yang
efisiensi dalam penggunaan sumber daya
memadai dalam mendukung pelaksanaan
dan dana; peningkatan suasana belajar
sekolah yang berbudaya lingkungan.
yang
Agar kebijakan diterima oleh semua
menumbuhkan nilai-nilai pemeliharaan
pihak diperlukan adanya sosialisasi. Visi
dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
dan misi sekolah juga harus mengarah
terhindarnya
kepada sikap peduli terhadap lingkungan
lingkungan. Tujuan yang hendak dicapai
hidup. Akan lebih baik lagi jika visi dan
dari program ini adalah memberikan
misi tersebut terpampang di dinding
pemahaman
sehingga semua warga sekolah dapat
perangkat pembelajaran yang terintegrasi
mengetahui.
dengan pendidikan lingkungan hidup,
anggaran
untuk
terkait, dan
Tujuan
melakukan
sekolah
nyaman
dampak
dalam
mensosialisasikan
berbudaya
inovatif
lingkungan adalah menciptakan kondisi
5
dan
sebagai
kondusif;
negatif
dari
penyusunan
program-program
upaya
mewujudkan
sekolah
berwawasan
dan
Program
berbudaya
pertama,
adalah
lingkungan, serta menanamkan sikap
pengintegrasian pendidikan lingkungan
peduli lingkungan dan sikap ilmiah pada
hidup pada materi pelajaran. Oleh karena
siswa SD.
itu,
diperlukan
pelatihan
guna
Berdasarkan analisis terhadap
merancang perangkat pembelajaran yang
masalah yang telah di uraikan di atas,
berorientasi pada pendidikan lingkungan
maka solusi yang ditawarkan untuk
hidup. Program kedua, berkaitan dengan
mengatasi permasalahan tersebyt adalah
pengelolaan
melakukan program pengabdian kepada
sampah
masyarakat. Program pengabdian ini
sampah. Hal tersebut berkaitan dengan
adalah pelatihan penyusunan perangkat
penyediaan
pembelajaran yang terintegrasi dengan
terpisah, pelatihan pemilahan sampah
pendidikan
dan
bagi siswa, dan pemberdayaan siswa
sekolah
dalam hal pengolahan sampah baik
sosialisasi
peduli
lingkungan
program
dan
hidup
menuju
berbudaya
sampah
serta
dan
pemilahan
pembentukan
tempat
sampah
organik maupun anorganik.
lingkungan.
bank
yang
Sekolah
Pengabdian ini akan dilaksanakan di
dapat memfasilitasi dan melatih siswa
sekolah mitra SDN Prawit I No. 69 yang
dalam
terletak
Banjarsari,
menjadi kompos, maupuan membuat
Surakarta. Program-program yang dapat
prakarya dari sampah/barang bekas yang
dilakukan dalam mewujudkan sekolah
dapat
peduli dan berbudaya lingkungan antara
sampah
lain
pengelolaan sampah.
di
Nusukan,
adalah:
pendidikan
1)
lingkungan
pengintegrasian
hidup
pengolahan
didaur
ulang.
dapat
Program
pada
sampah
sampah.
organik
Adanya
membantu
ketiga,
dalam
adalah
Sekolah
bank
hari
materi pelajaran; 2) pengelolaan dan
bersih
pemilahan sampah (Pembentukan Bank
mencanangkan satu hari khusus untuk
Sampah); 3) hari bersih sampah; 4)
kegiatan
pembentukan Green Club; 5) pembiasaan
lingkungan. Program keempat adalah
perilaku hidup sehat dan penghematan
pembentukan green club, melatih siswa
energi.
dalam berorganisasi melalui laskar hijau
kebersihan
dapat
terhadap
atau pelajar pecinta lingkungan. Tugas
6
green club ini adalah membantu guru
program inovatif untuk menuju sekolah
dalam memantau maupun mengingatkan
peduli dan berbudaya lingkungan, serta
warga sekolah yang lupa akan peraturan,
dapat
serta
lingkungan dan sikap ilmiah pada siswa
membantu
mensosialisasikan
terakhir
adalah
sikap
peduli
SD.
kesadaran untuk lingkungan. Program
yang
menanamkan
Luaran yang dihasilkan dalam
pembiasaan
perilaku hidup sehat dan penghematan
pengabdian ini adalah:
energi. Dalam hal ini sekolah dapat
1. Guru-guru
memiliki
pemahaman
melakukan sosialisasi langsung terhadap
dalam
siswa
pembelajaran yang mengintegrasikan
tentang
penghematan
hidup
energi,
sehat
misal:
dan
membuat
perangkat
pendidikan lingkungan hidup.
gerakan
2. Perangkat pembelajaran berorientasi
mencuci tangan dan penyediaan kantin
pendidikan lingkungan hidup.
sehat atau sekolah dapat memasang
poster berkaitan dengan perilaku hidup
3. Rancangan kstrakurikuler Green Club.
bersih dan sehat pada tempat-tempat
4. Implementasi
tertentu, misalnya: pada kamar mandi
mewujudkan
sebagai
berbudaya lingkungan.
upaya
pengingat
terhadap
pengingat
untuk
sekolah
dalam
peduli
dan
5. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam
penggunaan air, serta pada ruang kelas
sebagai
program
jurnal.
menjaga
kebersihan kelas dan penghematan energi
listrik. Pemasangan poster tersebut dapat
Metode Pelaksanaan
membantu mengingatkan siswa terhadap
Metode
dilakukan
aturan yang berlaku di sekolah.
mulai
pendekatan
(1)
tahap
yang
survei,
Melalui penyusunan perangkat
perijinan, dan pemberian motivasi bagi
pembelajaran dan sosialisasi program ini,
guru yang akan mengikuti pelatihan (2)
diharapkan
dan
metode pelaksanaan program, meliputi
memiliki keterampilan dalam menyusun
tahap pendahuluan, tahap sosialisasi dan
perangkat
audiensi, tahap pelaksanaan, serta tahap
pada
guru
pembelajaran
pendidikan
mampu
memahami
berorientasi
lingkungan
mengembangkan
evaluasi akhir.
hidup,
program7
kegiatan
Tahap pendahuluan dilaksanakan
dengan
mempersiapkan
surat
pelatihan
perangkat
ijin
penyusunan
pembelajaran
berorientasi
dengan pihak terkait, mempersiapkan
pendidikan lingkungan hidup dan usulan
tempat pelatihan, mempersiapkan materi,
program menuju sekolah peduli dan
alat dan bahan. Tahap sosialisasi dan
berbudaya lingkungan agar dianalisis
audiensi
kelebihan
dilakukan
memberikan
perangkat
sekolah
dengan
pelatihan
dan
lingkungan
dan
dilakukan
69
dan
kekurang
pengabdian
seama
maupun
pelaksanaan program.
program
berbudaya
dengan
Hasil dan Pembahasan
cara
Hasil yang dicapai dari kegiatan
mengumpulkan guru-guru SDN Prawit I
No.
dan
pelaksanaan
penyusunan
sosialisasi
berwawasan
cara
diberikan
pengabdian
penjelasan
masyarakat
ini
adalah
kemampuan
dan
mengenai perangkat pembelajaran, cara
meningkatnya
penyusunannya serta penjelasan tentang
keterampilan guru SDN Prawit I No.69
program yang ditawarkan.
Surakarta dalam pembuatan RPP yang
kegiatan
berorientasi pendidikan lingkugan hidup.
pelatihan dilakukan dengan memulai
Selain itu, dengan adanya media poster
pelatihan penyusunan dan sosialisasi
yang berkaitan dengan lingkungan hidup
program
dilakukan
dan PHBS mampu meningkatkan sikap
ceramah
partisipatif,
dialogis.
Sehingga
Tahap
pelaksanaan
dengan
metode
interaktif,
peserta
peduli lingkungan dan sikap ilmiah
dan
siswa.
pelatihan
Pemasangan
poster
berkaitan
dapat dengan mudah memahami dan
dengan PHBS dan lingkungan hidup di
menerapkannya
penyusunan
beberapa sudut sekolah juga berpengaruh
perangkat pembelajaran mereka masing-
positif terhadap perilaku warga sekolah.
masing. Proses pelaksanaan pengabdian
Hal tersebut menjadi pengingat sekaligus
dilakukan dengan metode ceramah, tanya
memotivasi warga sekolah untuk selalu
jawab,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
diskusi,
dalam
dan
praktek
secara
Implementasi program pemisahan
langsung.
kegiatan
sampah sudah berjalan dengan baik,
dilakukan dengan cara mengevaluasi
tetapi untuk pembuatan bank sampah
Tahap
evaluasi
8
sekolah masih mengalami kesulitan, baik
sekolah
dari segi penyediaan tempat maupun
lingkungan memberikan manfaat sebagai
pengelola. Guru-guru masih disibukkan
berikut:
dengan
penggunaan sumber daya dan dana;
kegiatan
pembelajaran
dan
peduli
dan
peningkatan
berbudaya
efisiensi
administrasi di sekolah sehingga belum
peningkatan
mampu
sampah.
nyaman dan kondusif; menumbuhkan
Selama ini pihak sekolah sudah mulai
nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
memilah dan mengumpulkan sampah,
lingkungan
sebagian dijual maupun didaur ulang
dampak negatif dari lingkungan.
sebagai
mendirikan
media
bank
pembelajaran
suasana
hidup;
belajar
dalam
dan
yang
terhindarnya
Berdasarkan hasil tersebut dapat
atau
dijadikan prakarya siswa. Hari bersih
disimpulkan
sampah dilaksanakan setiap hari Jumat
diharapkan sudah tercapai 70%. Program-
dengan kegiatan olahraga dan bersih-
program pengabdian sudah dilaksanakan
bersih
dengan baik, adapun beberapa program
di
lingkungan
sekolah.
bahwa
yang
oleh sekolah dengan penyediaan kantin
dikarenakan keterbatasan waktu, sumber
sehat, tempat cuci tangan, tempat sampah
daya, dan dana di sekolah. Namun, hal
terpisah,
tersebut masih diupayakan oleh pihak
poster-poster
yang
kelas
sehinggga
mengingatkan
siswa
Berdasarkan evaluasi dan simulasi
membantu
untuk
dilaksanakan
sekolah agar dapat direalisasikan.
dipajang di sudut-sudut sekolah maupun
di
bisa
yang
Pembiasaaan PHBS juga sudah dilakukan
serta
belum
luaran
pada pelatihan dari kegiatan pengabdian
selalu
berperilaku bersih dan sehat. Luaran lain
masyarakat
dalam pengabdian ini adalah rancangan
dengan adanya pelatihan maka guru
ekstrakurikuler Green Club, guru-guru
menjadi terampil dalam mengembangkan
sudah merancang profil ektrakurikuler
perangkat
tersebut, tetapi saat ini belum dapat
berorientasi lingkungan hidup. Selain itu,
direalisasikan di sekolah.
program pengabdian yang dipaparkan
Hal
tersebut
sesuai
dapat
diketahui
pembelajaran
bahwa
yang
menambah wawasan bagi guru untuk
dengan
pendapat Rahmat Mulyana (2009:178)
mengembangkan
yang mengemukakan bahwa keberadaan
dan
9
berbudaya
sekolah
berwawasan
lingkungan.
Guru
mendapatkan pengetahuan baru tentang
untuk mengikuti kegiatan pengabdian
program
masyarakat. Hal ini dirasa cukup berhasil
adiwiyata.
Target
yang
direncanakan bahwa dari jumlah peserta
mengingat
bahwa
yang mengikuti pelatihan yaitu 12 orang
melebihi
target.
diharapkan 75% peserta yang hadir yaitu
tanggapan guru terhadap pelaksanaan
8 orang, tetapi pada pelaksanaannya yang
pengabdian dapat dilihat pada Tabel 1
hadir
sebagai berikut.
12
orang.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa guru-guru antusias
10
guru
Hasil
yang
hadir
kuesioner
Tabel 1. Kuesioner Tanggapan Guru Terhadap Pelaksanaan Pengabdian
Persentase (%)
No.
1.
Pernyataan
Saya merasa sangat tertarik dan ingin tahu
SS
S
63,44
36,36
KS
TS
18,18
81,82
63,44
36,36
36,36
63,64
tentang materi pengabdian yang akan diberikan.
2.
Saya merasa kegiatan pengabdian semacam ini
tidak memberikan manfaat bagi pengembangan
pembelajaran di sekolah.
3.
Saya
merasa
diberikan
senang
sangat
karena
saya
materi
butuhkan
yang
27,27
72,73
dalam
pembelajaran.
4.
Saya merasa materi yang diberikan terlalu sulit
dan tidak bisa saya pahami.
5.
Kegiatan pengabdian telah dilakukan dengan
metode
yang
tepat
sehingga
saya
27,27
72,73
dapat
mengerti materi yang disampaikan.
6.
Saya merasa terpaksa ikut pengabdian ini sebab
saya
sangat
awam
dengan
materi
yang
diberikan.
7.
Saya merasakan manfaat yang signifikan setelah
27,27
72,73
18,18
81,82
18,18
81,82
27,27
72,73
mengikuti kegiatan pengabdian ini.
8.
Setelah mengikuti pengabdian ini, saya merasa
mendapatkan semangat dan inspirasi baru.
9.
Saya
akan
mulai
mengaplikasikan
materi
pengabdian ini untuk menunjang pembelajaran
di sekolah.
10.
Saya berharap kembali dilibatkan kegiatan yang
sejenis di waktu yang akan datang.
11
Butir pernyataan positif yaitu pada nomor
pengabdian selanjutnya adalah tentang
1,3,5,7,8,9, dan 10 sedangakn butir negatif
permasalahan
pada
Butir
dalam lingkungan keluarga, peningkatan
persentase
toleransi dan kerukunan umat beragama,
pernyataan
pernyataan
2,4,
positif
dan
dengan
6.
sosial
jawaban sangat setuju tertinggi adalah
dan
pada butir nomor 1 dengan perolehan
lingkungan hidup.
63,44%. Hal tersebut menunjukkkan bahwa
Kesimpulan dan Saran
guru merasa tertarik dan ingin tahu
Kesimpulan
terhadap
Berdasarkan
materi
pengabdian
yang
peningkatan
uraian
disampaikan
pendidikan
anak
kesadaran
akan
sebelumnya
maka
diberikan. Sedangkan butir negatif dengan
dapat
bahwa
kegiatan
persentase tertinggi adalah butir nomor 2
pengabdian masyarakat bagi guru SDN
dengan persentase 81,82% menjawab tidak
Prawit I No.69 Surakarta menghasilkan
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kesimpulan sebagai berikut:
guru-guru merasa bahwa dengan adanya
1. Sosialisasi Program Sekolah Peduli dan
kegiatan pengabdian memberikan manfaat
Berbudaya
bagi
menigkatkan sikap peduli lingkungan
pengembangan
kegiatan
Lingkungan
dapat
dan sikap ilmiah siswa sekolah dasar.
pembelajaran di sekolah.
yang
2. Sosialisasi Program Sekolah Peduli dan
dilakukan setelah pengabdian, banyak
Berbudaya Lingkungan meningkatkan
komentar
pemahaman dan keterampilan guru
Berdasarkan
positif
wawancara
berkaitan
dengan
pelaksanaan pengabdian. Guru merasa
dalam
mendapatkan ilmu baru berkaitan dengan
pembelajaran berorientasi lingkungan
pelaksanaan
hidup dan ekstrakurikuler Green Club.
adiwiyata.
Para
guru
masyarakat
yang
perangkat
3. Guru-guru dan pihak sekolah sudah
berharap ada keberlanjutan dari proses
pengabdian
merancang
melaksanakan
telah
program
hari
bersih
dilakukan. Adapun masukan berkaitan
sampah, pemilahan dan daur lang
dengan
sampah, serta penanaman PHBS melalui
materi
disampaikan
yang
pada
sebaiknya
media poster.
pelaksanaan
12
4. Luaran yang dihasilkan yaitu RPP
berorientasi
lingkungan
1. Program yang belum dapat tercapai
hidup,
diharapkan dapat dilanjutkan.
rancangan pembentukan ekstrakurikuer
2. Untuk
meningkatkan
keterampilan
Green Clu, dan implementasi program
guru dalam mengembangkan perangkat
sekolah berbudaya lingkungan.
pembelajaran pembelajaran diperlukan
adanya pelatihan yang lebih intensif
Saran
oleh pihak sekolah.
Berdasarkan kesimpulan di atas
dapat
dikemukakan
beberapa
3. Penyediaan sarana dan prasarana untuk
saran
menujang
sebagai berikut:
terwujudnya
sekolah
adiwiyata.
DAFTAR PUSTAKA
Barr, S, “Strategies for Sustainability: Citizens and Responsble Environmental Behavior”,
Journal Are, Vol. 35 No. 2, 2012.
Daryanto dan Suryatri Darmiatun, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah”,
Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2013.
Dede Pasaoran Damanik dan Nurdi Bukit, “ Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry
Training (IT) dan Direct Instruction (DI)”, Jurnal online Pendidikan Fisika, Vol. 2
No.1, 2013.
Kementerian Pendidikan Nasional, “Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter”, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011.
Kementerian Lingkungan Hidup, “Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan (Survei KLH
2012)”, Penerbit Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Jakarta, 2013.
Umar, Efrizon, “Fisika dan Kecakapan Hidup”, Penerbit Ganeca Exact, Jakarta, 2004.
Ratna Widyaningrum., “Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan”. Jurnal Widya Wacana. Vol
.11 No.1, 2016.
Rahmat Mulyana, ”Penanaman Etika Lingkungan Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol. 6 No. 2, 2009.
13
Sarumaha, M.S dan Mulyanti, D., “Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam
Mewujudkan
Sekolah
Berbudaya
Lingkungan”.
Diakses
melalui
http://guruidaman.blogspot.com pada tanggal 11 Maret 2016.
Sudana, Dewa Nyoman, dkk, ”Pendidikan IPA SD. Singaraja, Undiksha, 2010.
Sunariyati, “Efektivitas Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa Kelas III SLTP Negeri 3
Singaraja Tahun Ajaran 2001/2002”, Skripsi. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja, 2002.
14