18 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HEPATITIS B DI RSUD TOBELO MALUKU UTARA

  • - FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HEPATITIS B DI RSUD TOBELO MALUKU UTARA

  Frangkie Mapanawang*, Grace D. Kandou*, Billy Keppel*

  • *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

  ABSTRAK

Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HBV (Hepatitis B Virus) dan

telah menginfeksi sepertiga populasi dunia .Indonesia adalah Negara dengan prevalensi ke-2

tertinggi untuk ASEAN setelah Myanmar. Kabupaten Halmahera Utara adalah salah satu

daerah yang endemis dengan penyakit Hepatitis B. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian Hepatitis B di RSUD Tobelo, Kabupaten

Halmahera Utara, Maluku Utara. Jenis Penelitian ini adalah observasional analitik dengan

pendekatan Cross Sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 57 responden. Data

primer di ambil melalui wawancara dan kuisioner. Data di Tabulasi kemudian dilakukan uji Chi-

Sguare untuk analaisa bivariat dan uji regresi logistic untuk analisis multivariate dengan

menggunakan program analisis stattistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara variabel umur dengan kejadian hepatitis b, tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan dengan kejadian Hepatitis B, tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pekerjaan dengan kejadian Hepatitis B,

terdapat hubungan yang bermakna antara faktor riwayat transfuse dengan kejadian hepatitis B,

terdapat Hubungan yang bermakna antara faktor riwayat tato dengan kejadian Hepatitis B,

terdapat hubungan yang bermakna antara seks bebas tanpa pengaman dengan kejadian

Hepatitis B. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor resiko seks bebas tanpa pengaman

merupakan faktor yang paling beresiko terhadap kejadian Hepatitis B. Disarankan kepada

masyarakt agar mengurangi aktivitas seksual yang beresiko.

  Kata Kunci : Hepatitis B ABSTRACT

Hepatitis B is a disease caused by the HBV virus (Hepatitis B Virus) and has infected one third of

the world's population. Indonesia is the country with the second highest prevalence for ASEAN

after Myanmar. North Halmahera Regency is one of the endemic areas with Hepatitis B. This

study aims to analyze the risk factors associated with the incidence of Hepatitis B at Tobelo Public

Hospital, North Halmahera Regency, North Maluku. This type of research is analytic

observational with Cross Sectional study approach. The population in this study were 57

respondents. Primary data was taken through interviews and questionnaires. The data in

Tabulation was then performed Chi-Square test for bivariate analysis and logistic regression test

for multivariate analysis using stattistik analysis program. The results showed that there was no

significant correlation between age variable and hepatitis b incidence, there was no significant

correlation between education variable and Hepatitis B incidence, there was no significant

relationship between work variable and Hepatitis B incidence, there was a significant relationship

between history factor transfusions with hepatitis B incidence, there was a significant relationship

between history factor tatoo with the incidence of Hepatitis B, there was a significant relationship

between unprotected free sex with the incidence of Hepatitis B. This study can be concluded that

the risk factor of unprotected free sex is the most risk factor to the incidencce of Hepatitis B. It is

suggested to society to reduce risky sexual activity.

  Keyword : Hepatitis B

  PENDAHULUAN

  Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi atau nekrosis jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun. Infeksi yang disebabkan virus, bakteri, maupun parasit merupakan penyebab terbanyak IDAI (2011).

  Virus hepatitis B (HBV) manusia

  (Human HBV ) termasuk golongan

  hepadnavirus tipe 1dan merupakan virus hepadna yang pertama kali ditemukan. Hepadnavirus juga ditemukan pada marmot, tupai, dan, bebek; tetapai virus yang menginfeksi binatang tersebut tidak dapat menular pada manusia.Selain manusia, Human HBV juga dapat menginfeksi simpanse IDAI (2011).

  Virus hepatitis B telah menginfeksi sepertiga populasi dunia. Di perkirakan 400 juta orang telah terinfeksi oleh virus ini. Prevalensi tertinggi terjadinya penyakit ini terdapat di Sub Sahara Afrika, Asia Tenggara, dan beberapa Negara Amerika latin laimya. (WHO, 2015) Penelitian tentang kasus Hepatitis B, yang dilakukan oleh peneliti dari Negeria menunjukan bahwa factor pengetahuan berpengaruh terhadap kejadian Hepatitis B. Olalekan (2015), Prevalensi and risk factor for

  hepatitis B and C among sexual active undergruodes of southestern Nigeria.

  Penelitian yang di lakukan di Arab Saudi menunjukan bahwa prevalensi tertinggi untuk infeksi virus hepatitis B terdapat pada factor jenis kelamin, riwayat keluarga, dan prosedur kedokteran gigi serta riwayat trasfusi darah (Aglee et all 2015).

  Indonesia merupakan Negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Myanmar. Berdasarkan riset kesehatan dasar, study dan uji saring darah donor PMI, diperkirakan seratus orang Indonesia, sepuluh diantaranya terinfeksi hepatitis B dan C. Prevalensi nasional untiuk hepatitis B adalah 1,2 %, diperkirakan 28 juta penduduk Indonesia terinfeksi hepatitis B dan C, 14 juta berpeluang menjadi kronis dan 1,4 juta berpeluang menjadi kanker hati (Kemenkes, 2014).

  Dari data pasien hemodialisis regular di 12 kota besar di Indonesia dari 2.458 pasien didapati prevalensi infeksi HBV sebanyak 4,5% (IDAI, 2005) Penelitian yang dilakukan Rina

  Amtarima, dkk., (2009) terhadap tenaga kesehatan di pekanbaru, dari 110 responden, 32 orang (29,1%) hasil anti- HBs positif, HBsAg negatif, 1 orang (0,9%) hasil HBsAg positif, anti-HBs negatif. Dari analisis kuesioner, factor risiko penularan dari 32 orang anti-HBs positif terbanyak melalui pernah cabut gigi yaitu sebanyak 29 orang (90,6%) di ikuti dengan pernah tertusuk jarum bekas/tidak steril sebanyak 18 orang (56,2%). Hanya 3(9,3%) dari 32 orang pernah menderita hepatitis sebelumnya.

  Penelitian yang dilakukan oleh Andy dkk., (2012) di Rumah Sakit Umum DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang pernah periksa HBsAg di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2012, tiga variabel diantaranya berisiko terhadap kejadian hepatitis B dan bermakna secara statistic yaitu jenis pekerjaan (OR= 3,782; 95%CI= 1,165-12,273), riwayat keluarga (OR= 18,000; 95%; CI= 4,048-80,034), riwayat tansfusi darah (OR= 5,630; 95%;CI= 1,978- 16,022), Penelitian sebelumnya tentang Hepatitis b di Tobelo, dilakukan oleh Arend (2011) terhadap calon bintara dan pekerja sex komersial di temukan prevalensi Hepatitis B 11%,angka yang sangat signifikan jika di bandingkan dengan angka prevalensi nasional..

  Prevalensi tertinggi untuk penyakit Hepatitis B di Indonesia terdapat lima propinsi yaitu, NTT, (4,3%), Papua, (2,9%), Sulsel, (2,5%), Sulteng, (2,3%), Maluku (2,3%). (Rikesda, 2013). Maluku Utara untuk tingkat prevalensi penyakit Hepatitis B masih berada di atas 2%. Di Indonesia kasus Hepatitis B juga masih merupakan permasalahan serius dan diperkirakan satu dari dua puluh orang di Jakarta terinfeksi virus hepatitis B, dalam seminar peneliti hati Indonesia di Jakata. Data yang di peroleh di dinas kesehatan Halut pada tahun 2013, ada 17 kasus, 2014,ada 15 kasus, 2015 ada17 kasus dan 2016 sudah 94 kasus baru. (Anonim, 2017)

  METODE

  Rancangan penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif bersifat observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional study. Penelitian di laksanakan di wilayah kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara pada bulan Januari sampai dengan bulan September 2016. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang di rawat inap dan rawat jalan rumah sakit umum daerah tobelo, Halmahera Utara. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pemakaian tattoo, dan perilaku seks tanpa pengaman, yang diperoleh melalui wawancara langsung pada subyek penelitian dengan menggunakan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari rekam medic di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  HASIL DAN PEMBAHASAN a.

  Dengan Kejadian Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara umur dengan kejadian Hepatitis B, diperoleh data bahwa jumlah responden yang >45 tahun sebanyak 9 responden (15,8%) dengan tidak menderita hepatitis B sebanyak 3 responden (5,3%%) dan menderita Hepatitis sebanyak 6 responden (10,5%); sedangkan jumlah responden yang berumur <45 tahun, sebanyak 48 responden (84,2%) yang tidak menderita hepatitis sebanyak

  10 responden (22,8%) dan menderita sebanyak 38 responden (66,7%).

  Penelitian factor resiko umur terhadap kejadian hepatitis B pernah dilakukan oleh Hastaman (1998) di Jakarta dengan nilai p=0,004,OR=1,86, yaitu umur semakin tua beresiko terhadap penyakit Hepatitis B. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Aglee et al di Saudi Arabia mendapati hasil bahwa umur yang lebih tua beresiko terhadap penyakit Hepatitis B.

  b.

Hubungan Antara Faktor Pendidikan

  Dengan Kejadian Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

Hubungan Antara Faktor Umur

  Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa faktor pendidikan tidak berhubungan dengan kejadian Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Maluku Utara. Uji statistik menunjukan bahwa nilai p=0,061. Penelitian sebelumya tentang Hepatitis B Oleh Hastaman di Jakarta menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dengan nilai p=0,00. Penelitian serupa dilakukan oleh peneliti dari Iran yang menunjukan ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan dengan kejadian Hepatitis B, di dapati p=0,00.

  c.

Menganalisis Hubungan Antara

  Faktor Transfusi Darah Dengan Kejadian Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara

  Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara transfusi darah dengan kejadian Hepatitis B, diperoleh data bahwa jumlah responden tidak transfusi darah sebanyak 22 responden (21,1%) dengan menjawab tidak kejadian Hepatitis B sebanyak 12 responden

  (21,1%) dan ya sebanyak 10 responden (17,5%) sedangkan jumlah responden transfusi darah sebanyak 35 responden (61,4%) dengan menjawab tidak kejadian hepatitis B sebanyak 1 responden (1,8%) dan ya sebanyak 34 responden (59,6%). Dalam penelitian ini didapati bahwa factor resiko riwayat Transfusi darah terdapat Hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,00. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Musdalifa (2012) di RSUP Makasar didapati bahwa faktor resiko riwayat Transfusi berhungan dengan kejadian Hepatitis B dengan nilai p=0,00, OR=5,630.

Hubungan Antara Faktor Perilaku

  d.

  Faktor Resiko Pemakaian Tattoo, Dengan Kejadian Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara faktor resiko pemakai tattoo dengan kejadian hepatitis B, diperoleh data bahwa jumlah responden tidak pemakai tattoo sebanyak 24 responden (42,1%) dengan menjawab tidak kejadian hepatitis B sebanyak 12 responden (21,1%) dan ya sebanyak 12 responden (21,1%) sedangkan jumlah responden transfusi darah sebanyak 33 responden (57,9%) dengan menjawab tidak kejadian hepatitis B sebanyak 1 responden (1,8%) dan ya sebanyak 32 responden (56,1%). Dalam penelitian ini melalui uji statistic terdapat hubungan yang bermakna antara factor resiko tattoo dengan kejadian Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, denngan nilai p=0,00. Penelitian serupa dilakukan oleh Da Silva (2014) didapati bahawa factor resiko pemakaian tattoo permanen berhungan dengan kejadian Hepatitis B. Pemakain jarum dalam pembuatan tato adalah proses penularan penyakit menular yang paling cepat, disebabkan oleh tingakt pengetahuan yang rendah dari pemakai tersebut.

  e.

  Memakai Sex Bebas Tanpa Pengaman Dengan Kejadian Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

Menganalisis Hubungan Antara

  Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara faktor perilaku sex bebas tampa pengaman dengan kejadian hepatitis B, diperoleh data bahwa jumlah responden tidak sex bebas tampa pengaman sebanyak 38 responden (51,4%) dengan menjawab tidak kejadian hepatitis B sebanyak 26 responden (35,1%) dan ya sebanyak 12 responden (16,2%) sedangkan jumlah responden sex bebas tampa pengaman sebanyak 36 responden (48,6%) dengan menjawab tidak kejadian hepatitis B sebanyak 11 responden (14,9%) dan ya sebanyak 25 responden (33,8%). Dalam penelitian ini di dapati bahwa factor resiko seks bebas tanpa pengaman adalah factor yang paling dominan terhadap kejadian hepatitis B di Tobelo, Maluku Utara, dengan nilai p=000,OR=9,164, menunjukan bahwa responden dengan perilaku seks bebas tanpa pengaman beresiko 9 kali tertular penyakit Hepatitis B Di bandingkan dengan responden yang tidak melakukan seks bebas. Kota Tobelo merupakan salah satu kota pelabuhan di Indonesia Timur yang menjadi tempat persinggahan nelayan-nelayan Philipin, Thailand, Vietnam dan beberapa Negara asing lainnya. Penelitian sebelumya terhadap pekerja seks komersial oleh Mapanawang (2012) di Tobelo ditemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara factor pekerjan dengan kejadian Hepatitis B, dengan nilai p=0,00. Kota Tobelo juga sering dikunjungi oleh pendatang dari Papua yang merupakan daerah dengan endemisitas tertinggi Hepatitis B di Indonesia.

  KESIMPULAN 1.

  Tidak Terdapat hubungan antara umur dengan kejadian Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo,

  Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  2. Tidak Terdapat hubungan antara pendidikan dengan kejadian Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  3. Tidak Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  4. Terdapat hubungan antara pemakaian tattoo dengan kejadian Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  5. Terdapat hubungan antara perilaku sex bebas tanpa pengaman dengan kejadian hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara.

  6. Terdapat Hubungan yang bermakna antara riwayat transfuse dengan kejadian Hepatitis B di RSUD Tobelo, Maluku Utara

  SARAN

  Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini ialah :

  1. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Utara dalam penanggulangan penyakit Hepatitis B.

  2. Masyarakat agar berhati-hati menggunakan tattoo yang menembus jaringan kulit kecuali tattoo yang berupa stiker.

  3. Masyarakat agar menghindari seks bebas karena tidak diketahui status kesehatan pasangan 4. Bidang promosi kesehatan Rumah

  Sakit agar mengadakan sosialisasi tentang emperhatikan faktor yang mendorong motivasi kerja perawat.

  5. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel yang berbeda sehingga semakin banyak refrensi yang ada tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian hepatitis B.

  Abdallah, T. M., M. H. Mohamed, and A.

  A.

  A. Ali. 2011. Seroprevalence and epidemiological factors of hepatitis B virus (HBV) infection in Eastern Sudan, International Journal of Medicine and Medical Sciences Vol.3 (7) pp.23921. http://www.academicjournals.org/ ijmms

  Anonimous. 2016. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo, Kabupaten

  Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Anonimous. 2014. Pusat Data dan

  Informasi, Kemenkes RI, 2014, Prevalensi Hepatitis B di Indonesia, hal 65-67

  Ageely, H., M. S. Mahfouz., A. Gaffar., E. Elmakki., I. Elhassan., A. O.

  Yasin, and I. Bani. 2015. Prevalence and Risk Factors of Hepatitis Virus in Jazan Region, Saudi Arabia: Cross-Sectional HealthFacilitBasedStudyhelth745 9http://dx.doi.org/10.4236/health.

  2015.74054 Jahangirnezhad, M., E. Hajiani., M. Makvandi, F. Jalali. 2011. A study on risk factors of chronic hepatitis B carriers. Jundishapur J Microbiol. 4(4): 267-272.