RENCANA STRATEGIS DINAS KELAUTAN DAN PER

RENCANA STRATEGIS

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

2012-2017

KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan DIY (Dinas Lautkan) Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran dari RPJM Daerah Pemda DIY Tahun 2012-2017.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lautkan DIY Tahun 2013-2017, disusun berdasarkan tugas dan fungsi serta analisis lingkungan strategis, tantangan dan isu strategis pembangunan kelautan dan perikanan yang memuat analisis

lingkungan strategis, Visi, Misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan Tugas dan fungsi Dinas Lautkan

Proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lautkan DIY tahun 2012-2017 ini, disusun melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan di tingkat pemda maupun kabupaten kota, partisipasi seluruh Pejabat di lingkungan Dinas Lautkan DIY, dengan memperhatikan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berpedoman pada arah reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan.

Rencana Strategis Dinas Lautkan Tahun 2012-2017 ini selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2012 - 2017. Diharapkan pembangunan kelautan dan perikanan dapat meningkatkan konstribusi terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar

i Daftar Isi

ii

Keputusan Gubernur DIY Nomor 146./4/KEP/2013 Tentang iv

Pengesahan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017

Keputusan Kepala Dinas Kelautan DIY Nomor xxxxx146./4/ KEP/2013 ix

Tentang Penetapan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

2.2 Sumber Daya SKPD

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

46

4.1 Visi dan Misi SKPD

47

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

48

4.3 Strategi dan Kebijakan

4.4 Dukungan Lintas Sektor

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR 51 KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA 58

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

ix

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

( DINAS LAUTKAN )

Jln. Sagan III/4 Yogyakarta (0274) 512386. Fax. (0274) 560386

YOGYAKARTA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR :

TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2012 - 2017

KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012 - 2017, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 97 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, disebutkan bahwa SKPD wajib menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pedoman SKPD dalam menyusun rancangan Rencana Kerja SKPD; Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012 - 2017, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 97 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, disebutkan bahwa SKPD wajib menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pedoman SKPD dalam menyusun rancangan Rencana Kerja SKPD;

Perikanan Tahun 2012 - 2017;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang- Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

: Menetapkan Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ini.

KEDUA

: Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017 merupakan pedoman Dinas Kelautan dan Perikanan dalam menyusun rancangan Rencana Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan.

KETIGA

: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Yogyakarta Pada Tanggal :

KEPALA

dr. Andung Prihadi Santosa, M.Kes NIP. 19600423 198803 1 004

Salinan keputusan ini disampaikan kepada Yth. 1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (sebagai laporan); 2. Sekretaris Daerah DIY; 3. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DIY;

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana strategis Instansi adalah dokumen perencanaan instansi jangka menengah (5 tahun) yang memuat Visi, Misi, tujuan, strategi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Instansi, yang disusun menyesuaikan kepada sasaran pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) dan bersifat indikatif.

Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2), bahwa instansi wajib menyusun Rencana Strategis Instansi untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan serta berkelanjutan. Disamping itu sesuai dengan Inpres No 2 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Diktum kedua, setiap instansi pemerintah sampai tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemda DIY tahun 2012-2017 pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan DIY terkait dengan pencapaian sasaran strategis Pemda DIY yaitu "Pertumbuhan ekonomi Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemda DIY tahun 2012-2017 pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan DIY terkait dengan pencapaian sasaran strategis Pemda DIY yaitu "Pertumbuhan ekonomi

Dokumen Renstra ini seyogyanya dijadikan acuan dan arahan bagi satuan kerja di lingkungan Dinas Lautkan DIY dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan selama tahun 2012-2017 secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dan efektif. Meskipun demikian, Renstra merupakan living document, yang dapat disempurnakan apabila diperlukan, disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis organisasi yang terjadi.

1.2. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

7. Perda Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nornor 3 Tahun 2009;

8. Perda Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025;

9. Perda Provinsi DIY Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 6;

10. Pergub Provinsi DIY Nomor 39 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

11. Permendagri No 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

13. UU No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;

14. UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis merupakan salah satu alat untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien sampai kepada implementasi garis terdepan, sehingga tujuan dan sasaran organisasi tercapai.

Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Lautkan adalah untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi Dinas Lautkan secara menyeluruh, terintegrasi dan sinergis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban.

Selanjutnya Renstra Dinas Lautkan merupakan arahan kebijakan dan strategi untuk menyusun program dan kegiatan tahun 2012-2017 pada Dinas Lautkan yang diidentifikasi berdasarkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi yang kemudian dicari strategi penyelesaiannya.

1.4 Sistematika Penulisan

Penyajian Renstra SKPD disusun menurut sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

4.3 Strategi dan Kebijakan

4.4 Dukungan Lintas Sektor

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008, Struktur Organisasi Dinas Lautkan sebagai berikut

e. pengujian dan pengawasan mutu perikanan;

f. pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang kelautan dan perikanan Kabupaten/Kota;

g. pelaksanaan pelayanan umum sesuai kewenangannya;

h. penyelenggaraan kegiatan kelautan dan perikanan lintas kabupaten/ kota;

i. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang kelautan dan perikanan; j. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan

tugasnya. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi peran Dinas, struktur organisasi yang ada pada eselon tiga terdiri dari: Sekretariat, Bidang Perikanan, Bidang Kelautan dan Pesisir, Bidang Bina Usaha, UPTD (Balai Pengembangan Teknologi Kelautan- Perikanan, dan Pelabuhan Perikanan Pantai) serta Kelompok Jabatan Fungsional.

Berdasarkan pada Pergub tersebut, Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja dinas. Sekretariat terdiri dari: Subbagian Umum, Subbagian Keuangan, dan Subbagian Program dan Informasi.

Sekretariat berfungsi sebagai berikut: Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sekretariat mempunyai fungsi: penyusunan program Sekretariat; penyusunan program Dinas; fasilitasi perumusan kebijakan dan pedoman teknis teknis Sekretariat berfungsi sebagai berikut: Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sekretariat mempunyai fungsi: penyusunan program Sekretariat; penyusunan program Dinas; fasilitasi perumusan kebijakan dan pedoman teknis teknis

Bidang Kelautan dan Pesisir mempunyai tugas mengelola kelautan, sumberdaya ikan dan wilayah pesisir. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Kelautan dan Pesisir mempunyai fungsi: penyusunan program Bidang Kelautan dan Pesisir; penyelenggaraan penataan dan pengelolaan perairan di wilayah laut; penyelenggaraan pengaw asan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan sumberdaya laut dan pesisir; pengelolaan w ilayah pesisir dan fasilitasi pengembangan masyarakat pesisir; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Kelautan dan Pesisir. Bidang Kelautan dan Pesisir terdiri dari: Seksi Pendayagunaan Laut; Seksi Pengawasan Sumberdaya Ikan; dan Seksi Pengembangan Wilayah Pesisir.

Bidang Bina Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan usaha, pengolahan dan pemasaran serta pengembangan kelembagaan perikanan. Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Bina Usaha mempunyai fungsi: penyusunan program Bidang Bina Usaha; pembinaan usaha, perizinan dan permodalan perikanan; Bidang Bina Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan usaha, pengolahan dan pemasaran serta pengembangan kelembagaan perikanan. Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Bina Usaha mempunyai fungsi: penyusunan program Bidang Bina Usaha; pembinaan usaha, perizinan dan permodalan perikanan;

Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai fungsi pengembangan, pengelolaan pelabuhan perikanan dan pengembangan teknologi kelautan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai fungsi : penyusunan program Pelabuhan Perikanan Pantai ; pengelolaan sarana dan prasarana serta fasilitas pelabuhan perikanan; pelaksanaan pengembangan, pengendalian dan pengaw asan serta pelayanan kepelabuhanan perikanan; pelaksanaan pengembangan dan penerapan teknologi perikanan tangkap dan kelautan; pengkajian teknologi perikanan tangkap dan kelautan; pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program Pelabuhan Perikanan Pantai; pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Balai Pelabuhan Perikanan Pantai terdiri dari: Kepala Pelabuhan; Subbagian Tata Usaha; Seksi Pelabuhan Perikanan; Seksi Pengembangan Teknologi Kelautan; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2 Sumber Daya Dinas Lautkan

Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di DIY, mempunyai prospek untuk dikembangkan pada usaha perikanan tangkap baik di perairan pantai maupun lepas pantai, usaha budidaya air tawar dari kolam, sawah dan perairan umum yang tersebar di seluruh kabupaten/ kota dan usaha pengolahan serta pemasaran produk perikanan. Semua usaha tersebut berkembang cukup menggembirakan di D. I. Yogyakarta.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki wilayah pantai dan laut Selatan Pulau Jawa dengan panjang pantai dari Gunungkidul sampai dengan Kulonprogo lebih kurang 113 Km dengan potensi ikan yang dapat dihasilkan secara lestari mencapai lebih kurang 320.600 ton per tahun, Sedangkan di Samudra Hindia potensi lestarinya sebesar 906.340 ton per tahun. Disamping itu, Potensi ikan yang dapat diusahakan/ dihasilkan dari perikanan air tawar sebesar lebih kurang 38.700,29 ton pertahun dengan luas lahan potensi lebih kurang 18.129,3 Ha. Potensi sumberdaya lahan pesisir yang dapat dikembangkan untuk usaha budidaya tambak maupun kolam budidaya (terpal) seluas lebih kurang 650 Ha, dengan potensi produksi kurang lebih sebesar 13.000 ton pertahun.

1. Jumlah pegawai, kualitas pendidikan, pangkat dan golongan, jumlah pejabat struktural dan fungsional.

Jumlah pegawai di akhir tahun 2012 secara keseluruhan berjumlah 146 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Berdasarkan jenis kelamin a. Berdasarkan jenis kelamin

d. Berdasarkan jabatan struktural :

1) Pejabat eselon II

: 1 orang

2) Pejabat eselon III

: 6 orang

3) Pejabat eselon IV

: 18 orang

Sumber Daya Pendukung

REALISASI BUDIDAYA REALISASI TANGKAP

Perkembangan Rumah Tangga Perikanan Tangkap

No Jenis kegiatan

1. Penangkapan di laut

2. Perairan Umum

Perkembangan Jumlah Nelayan

No Jenis kegiatan

1. Gunungkidul

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas kelautan dan Perikanan

Capaian Indikator Kinerja (termasuk Indikator Kinerja Utama) Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2012 untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY

No Indikator Kinerja

Realisasi Target

Realisasi

Target Realisasi

1 Prosentase peningkatan jumlah nelayan dan -

10 10 20 20 30 30 pembudidaya yang berkualitas (%) 2 Prosentase peningkatan jumlah generasi

10 16 13 17 16 16 19 19 muda cinta bahari (%) 3 Prosentase peningkatan jumlah masyarakat

20 20 25 25 30 30 35 35 pesisir yang diberdayakan (%) 4 Prosentase peningkatan jumlah kelompok

1 1 5 5 7 9 10 10 pembudidaya di lahan marginal (%) 5 Peningkatan jumlah kelompok wanita

40 15 50 22 60 60 70 70 nelayan (klp) 6 Peningkatan jumlah kelompok masyarakat

20 28 25 28 30 35 35 40 pengawas perikanan (klp) 7 Peningkatan jumlah produksi perikanan

28.388 50.246,60 budidaya (ton) 8 Peningkatan jumlah produksi perikanan

6.875 5.438 tangkap (ton) 9 Peningkatan konsumsi ikan per kapita

20,30 23,73 (kg/kapita/thn) 10 Prosentase Peningkatan luas potensi lahan

2 10 4 10 6 12 8 10,12 yang dimanfaatkan (%) 11 Prosentase Peningkatan luasan kawasan

5 5 10 15 15 15 konservasi, restoking dan resensing (%) 12 Prosentase peningkatan sistem penyuluhan

30 30 45 45 60 60 75 75 kelautan dan perikanan (%) Sumber : Lakip Dinas Lautkan DIY

Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan sumberdaya yang tersedia untuk menjalankan program dan kegiatan. Disamping itu untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran. Akuntabilitas merupakan media untuk mengetahui apakah dana pemerintah yang dikelola secara tepat, apakah program dan kegiatan dapat mencapai tujuan sesuai otorisasi dan dana yang diberikan.

Berdasarkan Tabel diatas capaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan di tahun 2012 sudah bagus. Tetapi, terdapat beberapa penurunan peningkatan capaian dibandingkan tahun 2011 yaitu meliputi jumlah kelompok pembudidaya di lahan marginal, jumlah kelompok masyarakat pengawas perikanan, jumlah produksi perikanan tangkap, konsumsi ikan per kapita, luas potensi lahan yang dimanfaatkan dan luasan kawasan konservasi, restocking dan resensing. Penurunan tersebut bukanlah penurunan nilai tetapi penurunan persentase terhadap angka dasar pada tahun 2008.

Jumlah nelayan dan pembudidaya tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun 2011. Peningkatannya cukup banyak dikarenakan adanya berbagai macam bantuan sosial bagi kelompok pembudidaya dan nelayan yang menyebabkan bertambahnya jumlah pembudidaya dan nelayan. Para pelaku usaha termotivasi untuk ikut di dalam rumah tangga perikanan dikarenakan akses bantuan sosial yang mudah dan Jumlah nelayan dan pembudidaya tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun 2011. Peningkatannya cukup banyak dikarenakan adanya berbagai macam bantuan sosial bagi kelompok pembudidaya dan nelayan yang menyebabkan bertambahnya jumlah pembudidaya dan nelayan. Para pelaku usaha termotivasi untuk ikut di dalam rumah tangga perikanan dikarenakan akses bantuan sosial yang mudah dan

Jumlah masyarakat pesisir yang diberdayakan hanya meningkat 1 kelompok dari tahun sebelumnya. Indikator ini dihitung berdasarkan kelompok masyarakat pesisir yang dibina dan kelompok yang mengalami kemajuan serta berkomitmen terhadap pembinaan tersebut. Diharapkan dengan pembinaan terhadap masyarakat pesisir, maka daerah pesisir akan lebih maju dan unggul serta menjadi daerah yang mandiri dan sejahtera.

Lahan marginal memang bukan lahan yang ideal untuk kegiatan budidaya, sebagai contoh adalah lahan pasir, lahan gambut dan rawa. Adapun lahan yang berada di wilayah DIY adalah lahan pasir yang merupakan wilayah pesisir pantai selatan DIY. Budidaya di lahan pasir tetap dapat dilakukan dengan cara menggunakan kolam terpal. Jumlah kelompok pembudidaya di lahan marginal meningkat jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya pembinaan dan pemberian bantuan untuk budidaya di lahan pesisir. Peningkatan jumlah pembudidaya ini menunjukkan bahwa kegiatan dinas provinsi berhasil dilaksanakan.

Jumlah kelompok wanita nelayan juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ini juga merupakan efek dari kegiatan yang berupa pembinaan dan pemberdayaan Jumlah kelompok wanita nelayan juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ini juga merupakan efek dari kegiatan yang berupa pembinaan dan pemberdayaan

Peningkatan jumlah produksi budidaya disebabkan banyaknya bantuan yang memotivasi para pembudidaya untuk meningkatkan produksinya, serta dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya. Produksi budidaya diperkirakan akan semakin meningkat di tahun 2013 dikarenakan keberadaan bantuan sarana dan prasarana produksi serta adanya kegiatan pengendalian hama penyakit ikan dan pelatihan cara budidaya ikan yang baik terus dilakukan guna mengoptimalkan produktivitas budidaya di DIY.

Jumlah produksi perikanan tangkap mengalami kenaikan yang sedikit dan tidak sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Hal ini dikarenakan keberadaan kapal inkamina (kapal 30 GT) masih belum dapat beroperasi dengan optimal. Kapal yang berasal dari pengadaan tahun 2011 baru dapat dioperasikan pada pertengahan 2012. Pengoperasian karena menunggu habisnya masa pemeliharaan baru kemudian dapat digunakan oleh KUB nelayan untuk melaut. Akibatnya, hasil tangkapan tidak dapat optimal, selain karena pada saat tersebut sedang dalam musim paceklik juga dikarenakan keterbatasan SDM.

dihitung oleh dinas, tetapi pada tahun 2010 konsumsi ikan dihitung oleh BPS dan rumus yang digunakan berbeda dengan rumus dinas. Oleh karenanya meskipun indikator masih indikator tingkat konsumsi ikan tetapi data yang dimasukkan adalah ketersediaan ikan.

Peningkatan ketersediaan ikan menunjukkan peningkatan jumlah ikan yang tersedia di DIY. Jumlah ikan yang tersedia ini berasal dari produksi budidaya dan tangkap serta olahan ikan lainnya. Semakin tinggi ketersediaan ikan belum tentu semakin bagus dikarenakan data hanya menggambarkan seberapa banyak ikan yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang. Dan jumlah ikan tersebut belum tentu dimanfaatkan seluruhnya sehingga dapat saja tingkat konsumsi jauh lebih rendah. Berdasarkan data BPS, tingkat konsumsi DIY adalah sekitar 13 kg/kap/th, yang artinya tingkat konsumsi memang jauh lebih rendah daripada tingkat ketersediaan ikan.

Luas potensi lahan yang dimanfaatkan meningkat teapi tidak terlalu tinggi dan peningkatannya jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan pengembangan lahan budidaya semakin berkurang. Selain itu, kegiatan budidaya tidak lagi berorientasi pada ekstensifikasi tetapi lebih pada intensifikasi yang berupa pengoptimalan faktor-faktor produksi seperti SDM dan iptek.

Luasan kawasan konservasi, restoking dan resensing memenuhi target yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini kawasan konservasi sudah mulai diperhatikan dikarenakan terkait keberadaan penyu hijau di pesisir DIY. Untuk restocking cenderung Luasan kawasan konservasi, restoking dan resensing memenuhi target yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini kawasan konservasi sudah mulai diperhatikan dikarenakan terkait keberadaan penyu hijau di pesisir DIY. Untuk restocking cenderung

Kelancaran administrasi dan operasional DINAS, BPTKP DAN PPP sudah stabil yaitu 100 % dari tahun 2009 hingga 2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan administrasi sudah berjalan tertib dan baik sehingga tidak terdapat masalah yang berarti. Meskipun demikian masih perlu adanya peningkatan pengendalian terutama kaitannya dengan pengarsipan dan pengumpulan dokumen administrasi.

Akuntabilitas Keuangan

Berikut disajikan data jumlah dan rincian pengeluaran untuk masing-masing program dan kegiatan dari dana APBD untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan DIY tahun anggaran 2011-2012 :

Tabel Realisasi Keuangan Program/ Kegiatan Tahun 2011-2012

Program dan kegiatan

Pagu (Rp)

Realisasi 2011

Pagu (Rp)

01. Program pelayanan administrasi

1.340.860.195 1.259.327.848 93,92 perkantoran

13.231.500 88,21 002. Penyediaan jasa komunikasi, sumber

001. Penyediaan jasa surat menyurat

295.526.918 85,48 daya air dan listrik

006. Penyediaan jasa pemeliharaan dan

10.570.100 71,62 perizinan kendaraan dinas/ operasional

007. Penyediaan jasa administrasi/ keuangan

70.920.000 86,47 008. Penyediaan jasa kebersihan kantor

78.948.600 98,71 010. Penyediaan alat tulis kantor

84.933.450 99,92 011. Penyediaan barang cetakan dan

012. Penyediaan komponen instalasi listrik/

39.919.800 99,81 penerangan bangunan kantor

24.959.500 99,86 015. Penyediaan bahan bacaan dan

014. Penyediaan peralatan rumah tangga

20.000.000 100 peraturan perundang-undangan

017. Penyediaan makanan dan minuman

54.549.000 99,43 018. Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke

267.184.900 95,53 luar daerah

022. Penyediaan Jasa Kemanan

205.636.640 100 /Gedung/Tempat Kerja

026. Penyediaan Retribusi Sampah

02. Peningkatan sarana & prasarana

003. Pembangunan Gedung Kantor

382.444.000 84,99 007. Pengadaan Perlengkapan Gedung

59.900.000 99,83 022. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung/

009. Pengadaan peralatan gedung kantor

176.815.700 95,58 kantor 024. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan

399.322.123 96,23 dinas/ operasional

026. Pemeliharaan rutin/ berkala

27.355.000 97,7 perlengkapan gedung kantor

028. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan

96 gedung kantor

029. Pemeliharaan rutin/ berkala mebeleur

18.000.000 100 042. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor

05. Program peningkatan kapasitas

sumberdaya aparatur

019. Penyusunan digital government services

06. Program peningkatan pengembangan

264.954.625 77,23 sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

002. Penyusunan pelaporan keuangan

0 0 0 semesteran dan prognosis realisasi anggaran

004. Penyusunan pelaporan keuangan akhir

010. Penyusunan rencana program dan

0 0 0 013. Pengendalian, monitoring, dan evaluasi

0 0 0 program/ kegiatan

016. Penyusunan laporan Kinerja SKPD

2.974.550 59,49 017. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

32.499.880 66,99 018. Peny. Rencana Program Keg SKPD

209.870.645 89,57 Serta Pengemb. Data dan Informasi

019. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

19.609.550 35,49 Program Keg SKPD

15. Program Pemberdayaan Ekonomi

494.891.700 87,98 Masyarakat Pesisir

001. Pembinaan Kelompok ekonomi

494.891.700 87,98 masyarakat pesisir

78.836.300 99,66 Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan

16. Program Pemberdayaan Masyarakat

004. Optimalisasi dan Pengembangan

17. Program Peningkatan Kesadaran dan

91.213.500 77,22 Penegakan Hukum dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut

002. Fasilitasi Perijinan Perikanan Tangkap

58.119.200 99,74 dan Budidaya

008. Peningkatan Wasdal SDI di PU dan Laut

18. Program Peningkatan Mitigasi

69.279.500 98,61 Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut

002. Pembinaan Mitigasi Bencana pada

0 0 0 Masyarakat

004. Mitigasi Bencana Alam laut dan

69.279.500 98,61 Prakiraan Iklim Laut

19. Program Peningkatan Kegiatan

154.571.700 97,19 Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat

003. Pengembangan Jiwa Kebaharian Pada

56.739.800 95,19 Generasi Muda

004. Penyelenggaraan Hari Nusantara

20. Program Pengembangan Budidaya

4.073.505.744 3.762.457.587 92,36 Perikanan

003. Pembinaan dan Pengembangan

0 0 0 Perikanan

004. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan

120.172.200 99,68 006. Pembinaan Mutu Benih dan Induk

0 0 Perikanan dalam rangka YSC

007. Pengemb. Induk, calon Induk dan bibit

0 0 0 unggul di unit Budidaya Air Tawar

009. Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya

242.345.870 96,94 Air Laut

010. Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya

427.817.695 96,36 Air Payau

98 0 0 0 017. Optimalisasi pemanfaatan pakan ikan

016. Pengembangan seed center perikanan

018. Pelayanan dan Pengendalian Hama dan

80.224.900 99,57 Penyakit

019. Peningkatan induk, bibit unggul budidaya

599.651.300 99,58 air tawar

020. Pengembangan Pembenihan Perikanan

021. Kaji Terap Teknologi Pengolahan Pakan

144.966.680 99,18 Ikan 022. Pengembangan Budidaya Perikanan

0 0 0 1.574.437.144 1.392.964.872 88,47 023. Pengembangan Pakan Ikan Alternatif

21. Program Pengembangan Perikanan 23.838.538.420 23.262.382.000 97,6 18.324.331.800 16.829.412.290 91,84 Tangkap

009. Pengembangan pelabuhan perikanan 20.438.635.920 20.246.612.000 99,1 14.276.847.250 13.090.101.300 91,69 011. Pengembangan Usaha Perikanan

0 0 0 Tangkap Skala Kecil

15.164.000 81,54 014. Uji coba pengembangan teknologi alat

012. Peningkatan Pelayanan PPP Sadeng

59.070.550 98,59 penangkapan ikan

015. Pengadaan kapal 30 GT bagi nelayan

2.827.369.650 2.545.293.650 90,02 (DAK) 016. Pengelolaan Sumberdaya Ikan

341.002.900 97,89 017. Pembinaan dan Pengemb Perikanan

018. Pengemb Usaha Penangkapan Ikan dan

164.286.000 97,65 pemberdayaan Nelayan Skala Kecil

22. Program Pengembangan Sistem

Penyuluhan Perikanan

002. Pengembangan Sistem Penyuluhan

0 0 0 Kelautan dan Perikanan

004. Pengembangan kelembagaan penyuluh

005. Pengembangan kelembagaan kelompok

98 0 0 0 kelautan dan perikanan

007. Pengembangan kader nelayan

23. Program Optimalisasi Pengelolaan

778.072.820 97,11 dan Pemasaran Produksi Perikanan

003. Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan

004. Monitoring dan Pengujian Mutu Hasil

007. Pengawasan dan Pengujian Mutu Hasil

158.121.400 93,35 Perikanan

008. Pengembangan Pola Kemitraan antar

39.690.100 99,67 pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

96 pameran 015. Pengembangan Pengolahan Produk

010. Promosi perikanan dan kelautan /

0 0 0 Perikanan dan Kelautan

016. Optimalisasi pemasaran produk

87.335.000 94,87 perikanan 017. Pengemb Jaringan Pemasaran Hasil

593.164.240 97,24 Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar

24. Program Pengembangan Kawasan

004. Pengembangan Rekayasa Teknologi

88.375.840 88,38 Budidaya Air Laut Sundak

005. Pengembangan Rekayasa Teknologi

398.518.680 99,63 Budidaya Air Tawar

006. Pengembangan Rekayasa Teknologi

106.269.720 96,61 Budidaya Air Payau

25. Program Rehabilitasi Ekosistem dan

125.276.350 96,51 Cadangan Sumberdaya Alam

002. Pembinaan Pengelolaan Ekosistem

23.298.050 93,5 Pesisir Secara Berkelanjutan

005. Rehabilitasi Ekosistem Pesisir

007. Peningkatan Stok Sumberdaya

24.849.900 99,42 Perikanan 008. Identifikasi dan Pemetaan Konservasi

14.976.300 100 Lahan Pesisir

009. Pengemb Konservasi Ekosistem

27.543.500 91,83 Sumberdaya Laut dan Pesisir

26. Program Peningkatan Kualitas SDM

180.642.750 99,78 dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan

001. Pengembangan Kelembagaan Penyuluh

95.758.650 99,99 Swadaya

002. Pengembangan Kelembagaan Poklahsar

45.733.850 99,44 003. Pelatihan Kewirausahaan Bagi Penyuluh

Sumber : Lakip Dinas Lautkan DIY Jumlah program dilaksanakan pada tahun 2012 sebanyak 14 dengan jumlah kegiatan sebanyak 73. Sampai dengan

Desember 2012, capaian fisik sebesar 100,00% dan capaian keuangan sebesar 92,21%. Realisasi ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sisa anggaran disebabkan oleh adanya sisa lelang untuk kegiatan di UPTD PPP Sadeng, serta sisa pembelian pakan ikan di UPTD BPTKP serta sisa perjalanan di Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan

Jika ditilik, sektor kelautan dan perikanan dalam kawasan regional telah berkembang pesat kendati memiliki peluang dan tantangan. Apalagi hal ini dibarengi dengan tingginya permintaan yang terus tumbuh secara cepat untuk komoditi perikanan dikarenakan lonjakan pertumbuhan penduduk. Sektor perikanan dapat memainkan peran penting dalam memenuhi tuntutan baru. Namun di sisi lain, sektor ini juga mengalami tantangan antara lain :

1. Pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan,

2. Rencana kerja untuk memperkuat pengembangan dan pengelolaan perikanan,

3. Pemberantasan Illegal-Unreported-Unregulated (IUU) fishing,

4. Penguatan ketahanan pangan melalui intervensi perikanan,

5. Mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan melalui teknologi perikanan yang berkelanjutan dan

6. Dampak perubahan iklim terhadap perikanan dan akuakultur.

Tantangan diatas diimbangi dengan peluang yang ada :

1. Adanya landasan hukum yang kuat terkait pembangunan kelautan perikanan, antara lain :

 UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;  UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

4. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan berdampak pada meningkatnya pola konsumsi ikan masyarakat.

BAB III. ISU STRATEGIS PERIKANAN DAN KELAUTAN

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

3.1.1.Terjadi kecenderungan peningkatan konsumsi ikan masyarakat dari tahun ketahun. Namun demikian kenaikan jumlah produk yang dihasilkan masyarakat kurang sebanding dengan peningkatan konsumsinya, sehingga peningkatan ketersediaan produk perikanan dilakukan dengan mendatangkan ikan dari luar daerah;

3.1.2.Kurangnya daya tarik profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat dan tingkat kemiskinan nelayan yang masih tinggi;

3.1.3.Terjadinya trend laju percepatan alih fungsi lahan pertanian (termasuk lahan usaha perikanan) menjadi lahan perumahan, pemukiman, dan industri serta peruntukan lainnya pada beberapa tahun terakhir, akan berpotensi pada penurunan ketersediaan produk perikanan bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas kerja dan usaha masyarakat. Peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha kelautan dan perikanan menjadi suatu keharusan dan bersifat strategis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat multidisipliner memegang peran penting dalam menjawab tantangan tersebut. Dengan predikat sebagai kota pendidikan, kelimpahan ahli dengan

3.1.5.Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya dan peningkatan pengembangan perikanan tangkap belum optimal;

3.1.6.SDM dan kelembagaan usaha perikanan kurang memadai; 3.1.7.Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai 3.1.8.Dalam perspektif sistem usaha kelautan dan perikanan berbasis kerakyatan

yang terintegrasi, manajemen rantai pasok dan logistik yang efisien menjadi solusi agar usaha tersebut dapat berjalan optimal. Hal tersebut dimulai dari fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana mulai usaha hulu sampai usaha hilir. Disadari bahwa adanya keterbatasan potensi sumberdaya lokal yang dipunyai, sehingga pengembangan jejaring dan mitra kerja dengan berbagai pihak di luar DIY menjadi suatu keharusan;

3.1.9.Peningkatan daya saing serta penguatan pengolahan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum optimal;

3.1.10. Peran sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber mata pencaharian, sumber penghidupan, sumber peningkatan kualitas hidup masyarakat, berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dalam upaya pengelolaannya. Terlebih pada sumberdaya kelautan dan perikanan yang bersifat open acces, akan berdampak pada potensi tingkat pemanfaatan berlebih dan cenderung menggunakan

sarana dan prasarana yang berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengawasan dan pengendalian

MATRIKS SWOT

Threats/Ancaman (T)

Opportunities/Peluang (O)

 Faktor cuaca dan bencana alam

-Adanya landasan hukum yang kuat terkait

 Tata ruang wilayah yang kurang

pembangunan kelautan perikanan, antara lain : mendukung bagi pengembangan sub

 UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona sektor perikanan darat

Ekonomi Eksklusif Indonesia;

  UU No 31 Tahun 2004 Tentang

 Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009

Produk ikan yang masuk dari daerah lain

Rendahnya minat menjadi nelayan Tentang Perubahan Atas Undang-

 Jeratan sistem ijon

Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang

 Tingginya biaya operasional nelayan

Perikanan;

untuk melaut seiring naiknya harga BBM  UU No 27 Tahun 2007 Tentang

 Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau- Mahalnya harga pakan ternak ikan karena

belum adanya subsidi dari pemerintah

Pulau Kecil;  Perda DIY No 16 Tahun 2011 Tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY Tahun 2011-2030;

 Pergub DIY No 38 Tahun 2011 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan

Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY. -DIY Memiliki wilayah perairan dan potensi perikanan darat yang masih belum termanfaatkan secara optimal; -DIY dalam membangun peradaban barunya yang unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman, dengan menggali, mengkaji dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius); -Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan berdampak pada meningkatnya pola konsumsi ikan masyarakat.

Weaknesses/Kelemahan (W)

Strategi WT

Strategi WO

 Belum ada SOP (standar operasional

 Memanfaatkan kebijakan tingkat atas sebagai prosedur) kerja

 Membuat SOP dan perangkat aturan

pedoman kinerja organisasi secara konsisten  Pengendalian penggunaan fasilitas dan

untuk pengukuran kinerja organisasi

 Sinkronisasi program lintas sektor dan DKP sumber daya yang belum optimal

 Melakukan advokasi kepada institusi

politik untuk mendapatkan penambahan

Kabupaten/ Kota

 Belum ada Perda tentang kemitraan

anggaran bantuan subsidi kepada

pengusaha – nelayan/petani ikan

masyarakat perikanan

 Sistem monitoring dan evaluasi kinerja staf  Memperkuat komunikasi dan koordinasi belum optimal

dengan DKP Kabupaten/Kota

 Koordinasi dan sinkronisasi program

 Menambah dan memperkuat kualitas

dengan DKP Kabupaten/Kota belum

fasilitator

optimal

 Melakukan koordinasi lintas sektor

 Belum ada peraturan standarisasi kualitas

 Memperkuat kapasitas nelayan

produk perikanan

 Memperkuat kemitraan antara pengusaha

 Terbatasnya anggaran untuk dana bergulir

dengan nelayan

atau subsidi di tingkat nelayan/petani ikan  Terbatasnya fasilitator lapangan  Ego sektor menyebabkan kerjasama lintas

instansi pemerintah belum optimal  Keterbatasan kemampuan SDM dalam memanfaatkan teknologi pengolahan

perikanan

Strengths/Kekuatan (S)

Strategi ST

Strategi SO

 Pembentukan instansi berdasarkan UU/

 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Peraturan Daerah (Perda)

 Maksimalisasi pemanfaatan sumber daya

yang ada

institusi

 Kejelasan status SDM (PNS)

 Mempertahankan budaya dan etos kerja  Dukungan fasilitas memadai

 Peningkatan kapasitas SDM

 Peningkatan budaya kerja institusi

 Mempertahankan minat masyarakat untuk

 Budaya kerja organisasi

mengkonsumsi ikan

 Sistim informasi dan teknologi instansi  Dukungan anggaran rutin instansi (APBN

dan APBD)  Hubungan inter-personal yang baik

3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang (2012-2017), yaitu : “Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:

1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mengembangkan pendidikan yang berkarakter yang didukung dengan pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai nilai budaya.

2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan.

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik ke arah katalisator yang mampu mengelola pemerintahan secara efisien, efektif, mampu menggerakkan dan mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri.

transportasi serta berpihak pada rakyat Renaisans Ekonomi diarahkan agar terbangunnya nilai-nilai budaya ekonomi yang menjadi dasar terciptanya kenyamanan bagi kehidupan ekonomi masyarakat sesuai UUD 1945

Penetapan program prioritas pembangunan dan penanganan urusan pembangunan yang diarahkan pada dukungan pelaksanaan misi ke 2 Pemda DIY dan disesuaikan dengan Urusan Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut

a) Program Pengembangan Budidaya Perikanan,

b) Program Pengembangan Perikanan Tangkap,

c) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan,

d) Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L

Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (Renstra KKP) mempunyai kurun waktu perencanaan 2010-2014. Telaah terhadap dokumen perencanaan strategis K/L ini diharapkan akan mengarahkan pada sinkronisasi antara pusat dengan daerah. Identifikasi Tujuan dalam Renstra KKP dan Perikanan dan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan :

Renstra KKP Renstra Dinas

 Meningkatkan ketersediaan hasil perikanan meningkat kelautan dan perikanan;

 Meningkatkan branding produk perikanan dan market share di pasar

luar negeri;  Meningkatkan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar.

Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Mewujudkan pengelolaan sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara

kelautan dan perikanan secara Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini

berkelanjutan yang ditandai dengan : ditandai dengan:

 Pengelolaan konservasi kawasan  Terwujudnya pengelolaan konservasi

secara berkelanjutan meningkat kawasan secara berkelanjutan;

 Kelompok masyarakat pengawas  Meningkatnya nilai ekonomi pulau-

perikanan meningkat pulau kecil;

 Berkurangnya tingkat pelanggaran  Meningkatnya luas wilayah perairan

Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang dimulai sejak tahun 2012. Melalui industrialisasi kelautan dan perikanan, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.

dan ditetapkan melalui perda no 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun 2009 – 2029.

Berdasarkan amanat dari Undang-Undang no 26 Tahun 2007, Peraturan Menteri PU Nomor:16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Peraturan Menteri PU Nomor:17/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi telah ditindaklanjuti oleh Kabupaten / Kota dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayahnya. Sehingga DIY berikut Kabupaten/ Kota nya telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah.

Dalam penyusunannya Rencana Tata Ruang Wilayah DIY juga telah disesuaikan dengan RTRWN, RTRW Jawa-Bali dan RTRW wilayah berbatasan (Jawa Tengah). Sebagai tindak lanjut dari Rencana Tata Ruang Wilayah DIY, telah disusun Rencana Rinci dengan kedalaman 1:5000 khusus pada kawasan strategis, baik kawasan strategis nasional, kawasan strategis jawa-bali maupun kawasan strategis provinsi.

Terkait kelautan dan perikanan maka DIY juga sudah mempunyai Perda DIY no

16 Tahun 2011 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011-2030, Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sumberdaya sangat potensial, seperti: ikan, udang, molusca, terumbu karang, lobster, kepiting dan ranjungan, bahan tambang dan mineral, wisata serta jasa lingkungan.

terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan sumberdaya serta proses alamiah secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.5 PENENTUAN ISU ISU STRATEGIS

Berdasarkan identifkasi permasalahan dan telaahan visi misi dan renstra maka ditentukan isu strategis kelautan perikanan yang meliputi :

3.5.1. Kebutuhan ikan DIY sebagian dipasok dari luar, sementara produksi DIY kadang tidak terserap di pasar, produk yang tersedia harus tetap memperhatikan mutu dan keamanan pangannya,

3.5.2. Kuantitas dan kualitas SDM Kelautan dan Perikanan belum optimal

3.5.3. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan yang meliputi :

a. Rekayasa budaya nelayan dan akses peningkatan kemampuan teknis dan permodalan untuk mendukung visi Among Tani ke Dagang Layar

b. Pemanfaatan kapal 30 GT

c. Prioritas pembangunan pelabuhan hingga operasional

3.5.4. Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SDKP) sekaligus optimalisasi pengawasannya

3.5.5. Produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya

3.5.6. Peningkatan usaha dan investasi di bidang kelautan perikanan

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

4.1. VISI DAN MISI VISI : Mewujudkan Kelautan Dan Perikanan Yang Berdaya Saing, Berkelanjutan, Berbudaya Menuju Masyarakat Mandiri Dan Sejahtera.

Penjelasan Visi tersebut adalah sebagai berikut:  Kelautan dan Perikanan

Masyarakat kelautan dan perikanan terdiri dari unsur masyarakat inti dan masyarakat pendukung. Masyarakat inti terdiri dari pelaku usaha budidaya ikan, nelayan, pengolah dan pemasar produk perikanan. Sedangkan masyarakat pendukung terdiri dari institusi perguruan tinggi, litbang, kelompok kerja, LSM dan pemerhati yang melakukan kegiatan berhubungan dengan kegiatan bidang kelautan dan perikanan.

 Berdaya saing : Maju, tangguh, kreatif, inovatif, mutu/ kualitas, terampil, profesional,

Dalam rangka membangun daya saing usaha masyarakat, Pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan pada kebutuhan pasar. Hasil dari tranformasi pemanfaatan sumberdaya lokal menjadi produk berupa barang/ jasa kelautan dan perikanan harus berorientasi pada pasar lokal maupun regional secara Dalam rangka membangun daya saing usaha masyarakat, Pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan pada kebutuhan pasar. Hasil dari tranformasi pemanfaatan sumberdaya lokal menjadi produk berupa barang/ jasa kelautan dan perikanan harus berorientasi pada pasar lokal maupun regional secara

 Sejahtera : Terpenuhi kebutuhannya baik spiritual dan material

Misi

Untuk mewujudnya visi tersebut ditempuh melalui tiga misi sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan

2. Meningkatkan Nilai Tambah Dan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan

3. Meningkatkan Dan Memelihara Daya Dukung Dan Kualitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan Perikanan

4.2. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan

2. Optimalnya Produksi Perikanan Tangkap

3. Meningkatnya Kualitas Kelompok Masyarakat Pesisir

4. Meningkatnya Kawasan Budidaya Laut, Air Payau Dan Tawar

5. Kelompok Masyarakat Kelautan Dan Perikanan Yang Mandiri Dan Sejahtera

Misi Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan dengan sasaran :

1. Ketersediaan hasil kelautan dan perikanan meningkat

Misi Meningkatkan dan memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumberdaya kelautan perikanan dengan sasaran

1. Pengelolaan konservasi kawasan secara berkelanjutan meningkat

2. Kelompok masyarakat pengawas perikanan meningkat

3. Berkurangnya tingkat pelanggaran

4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan kebijakan. Adapun strategi dan kebijakan berdasarkan masing-masing Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan kebijakan. Adapun strategi dan kebijakan berdasarkan masing-masing

d. Pengembangan budaya maritim dan penyiapan Sumber Daya Manusia kelautan yang berkualitas

B. Strategi, Arah Kebijakan, Misi Kedua (Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan)

1. Strategi

a. Pengembangan ketersediaan ikan, distribusi, akses, mutu keamanan pangan dan peningkatan usaha serta investasi

2. Kebijakan

a. Fasilitasi pengembangan usaha pemasaran dan sarana pemasaran produk perikanan dan pengembangan budaya makan ikan

C. Strategi, Arah Kebijakan, Program Prioritas dan Indikator Misi Ketiga (Meningkatkan dan memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumberdaya kelautan perikanan)

1. Strategi

a. Percepatan rehabilitasi eksositem dan cadangan SDA

b. Menciptakan kerjasama yang sinergis dengan instansi terkait

2. Kebijakan