Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

  Penelitian dan pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Tema 3 Peduli terhadap Makhluk Hidup Sub tema 1 Hewan dan Tumbuahan di Lingkungan Rumahku telah dilaksanakan menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) , mengembangkan langkah-langkah Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), mengetahui kualitas produk model pembelajaran tematik integratif ini, dan mengetahui seberapa tinggi kefektifan desain pembelajaran tematik integratif ini dapat meningkatkan kompetensi hasil belajar pesera didik. Pada hasil penelitian ini akan disajikan proses pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) .

  Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti pertama

  • – tama melakukan survey lapangan dengan mengobservasi guru ketika mengajar di kelas dengan menggunakan pedoman buku yang dirancang oleh pemerintah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ada salah satu guru SD yang kurang memahami pembelajaran tematik integratif secara lengkap dan kurang memahami peran guru sesungguhnya ketika di dalam kelas. Guru hanya melaksanakan serta menjalankan sesuai apa yang ada dibuku racangan pemerintah tanpa memahami konsep tersebut secara lengkap. Sehingga perlu diadakannya rancangan desain pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan model CTL sebagai perangkat pembelajaran pendamping buku rancangan pemerintah. Selain itu, desain pembelajaran ini dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan perannya.
Tahap yang kedua yaitu peneliti merancang desain pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan model CTL yang dilengkapi dengan silabus, RPP, dan penggalan buku siswa yang kemudian jika sudah jadi peneliti melakukan uji validasi oleh ahli desain. Selain ahli desain, peniliti juga melakukan uji validasi materi pada buku siswa, yang kemudian direvisi sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD Negeri Salatiga 06 dan SD Negeri Salatiga 02. Setelah uji coba terbatas dilakukan, peneliti merevisi produk tersebut dan menandakan produk tersebut sudah final atau selesai. Berikut merupakan tahap hasil penelitian.

4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan Desain Pembelajaran tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and

  Learning (CTL)

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui bahwa terjadi ketidakcocokan antara kondisi ideal dengan kondisi lapangan pada proses pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013. Dari dua sekolah dasar beberapa guru pengampu pembelajaran tematik integratif mengaku bahwa buku siswa tidak sesuai dengan lingkungan nyata siswa. Walaupun hal tersebut disadari oleh beberapa guru, namun guru tidak sempat untuk melakukan pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi nyata siswa. Guru tetap melakukan proses pembelajaran dengan berpanduan buku rancangan pemerintah yang seharusnya guru mampu mengembangkan secara mandiri desain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi nyata siswa, karena yang mengetahui kondisi nyata siswa adalah guru, bukan Pemerintah yang membuat buku siswa berdasarkan perkiraan.

  Berdasarkan hasil survey yang mengatakan bahwa tema, subtema, dan pembelajaran tidak pas dengan kondisi nyata siswa, hal ini menyebabkan siswa sulit memahami materi pembelajaran dengan baik. Hal ini juga menyebabkan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak bermakna bagi siswa. Seharusnya pembelajaran tersebut dibuat konkret dan sesuai dengan kondisi nyata melakukan pembelajaran menggunakan model CTL guru akan lebih mudah melakukan pembelajaran, karena guru yang mengetahui kondisi nyata siswa sehingga KD yang akan dicapai terlaksana secara optimal. Menurut peneliti pengembangan desain pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan model pendekatan CTL ini menjadi suatu kebutuhan untuk sekolah/guru agar pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa dan siswa mampu memahami materi dengan mudah.

  Kesenjangan yang ditemui dari dua SD yang ada di Salatiga yaitu kurang relevannya proses pembelajaran dengan kondisi nyata siswa. Dari dua SD beberapa guru mengatakan bahwa buku siswa menjelaskan materi secara singkat sehingga siswa kurang memaknai pembelajaran yang di terima selama proses pembelajaran. Pada Kurikulum 2013 siswa dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuannya sendiri dengan bantuan Buku Siswa seharusnya siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri, namun dengan kurangnya keterkaitan materi dengan kondisi nyata siswa, siswa menjadi sulit menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan pengembangan desain pembelajaran tematik inetgratif siswa akan lebih mudah menemukan pengetahuannya sendiri dengan menggunakan model pendekatan CTL.

  

4.1.2 Hasil Pengembangan Desain Pembelajaran tematik Integratif

Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

  Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah upaya perencanaan proses pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran tertentu yang dilakukan dengan konsep kontekstual yaitu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga meningkatkan kinerja peserta didik dengan melalui langkah

  • – langkah desain
pembelajaran tematik integratif yang diadaptasi dari teori yang dikembangkan oleh Suparman (2014: 131), yaitu:

  1. Tahap Mengidentifikasi Melakukan analisis insruksional, yaitu dengan menjabarkan kompetensi umum menjadi subkompetensi, KD atau kompetensi khusus yang tersusun secara logis dan sistematik. Di dalam tahap ini peneliti melakukan analisis SKL, KI, KD, dan membuat indikator yang menghasilkan tabel hasil analisis SKL, KI, KD, dan membuat indikator.

  2. Tahap Mengembangkan

  a. Menulis tujuan instruksional khusus Menulis tujuan instruksional khusus merupakan satu

  • – satunya alat untuk menguji valisitas tes dengan kata lain isi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan apa yang akan dicapai. Peneliti menuliskan bahwa tujuan dari desain pembelajaran tematik integratif ini adalan sebagai pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan Pembalejaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual kelas 4 SD.

  Teaching and Learning (CTL)

  b. Menyusun alat penilaian belajar Alat penilaian yang dikembangkan oleh peneliti digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang tercantum dalam tujuan desain pembelajaran tematik integratif ini.

  c. Mengembangkan bahan instruksional Di dalam tahap ini produk yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, dan penggalan buku siswa, yang sebelumnya dilakukan membuat keterhubungan antara KD dan indikator dengan subtema serta membuat jaringan KD.

  3. Tahap Mengevaluasi Menyusun dan melaksanakan evaluasi formatif, yang dimaksudkan utnuk mendapatkan umpan balik dari para pakar, peserta didik, pengajar, dan sumber lain yang relevan.

  Pada langkah mengembangan desain pembelajaran tematik integratif berdasarkan rancangan dari Suparman kemudian dipadukan dengan model pendekatan CTL sebagai tema atau setting merupakan rancangan konsep proses pembelajaran dengan menyesuaikan dengan kondisi nyata siswa dan membuat pembelajaran yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna. Tujuannya yaitu memberikan pedoman kepada guru dalam merancang dan mengembangkan desain pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL.

  Desain Pembelajaran Teamatik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL sebagai tema atau setting merupakan keterkaitan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Adapun mata pelajaran yang dikaitkan dalam desain pembelajaran ini adalah PPKn, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya dan Prakarya. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. Di dalam Tema 3 “Peduli Terhadap makhluk Hidup” Subtema 1 “Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku” kelas 4 SD ditemui judul subtema dan materi yang tidak cocok. Peneliti mengembangkan materi tersebut dengan menggunakan model pendekataran CTL. Berikut gambar Desain Pembelajaran Tematik Integratif Dengan Menggunakan Model CTL.

Gambar 4.1 Model Desain Pembelajaran Tematik integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  Contextual Teaching and Learning (CTL)

  Memilih Tema

  Mengembangkan Subtema Melakukan analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Membuat hubungan pemetaan antara KD dan indikator dengan tema Membuat jaringan KD Menyusun silabus Menyusun RPP

  Menyusun Buku Siswa Tabel analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Tabel keterhubungan KD dan indikator dengan subtema Jaringan KD dan indikator Silabus

  RPP Menyusun Buku Siswa Pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik

  Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  Kompetensi Hasil Belajar Tahap Mengidentifikasi Tahap Mengembangkan

  Tahap Mengevaluasi

A1 A2 1.

  4

  Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli desain pembelajaran pada model sebesar 16. Dan pada kesimpulan akhir ahli model desain pembelajaran

  16 Angka Presentase 80%

  32 Rata

  16 Jumlah

  16

  4 Total

  4

  4 4. Memperhatikan konsep-konsep model desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

  4 3. Kesusuaian dengan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

  

4.1.2.1 Validasi Desain Pembelajaran Tematik Integratif

Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  4

  4 2. Kejelasan tujuan model desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

  4

  Sistematika yang runtut, logis,dan jelas yang menggambarkan model desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  No. Indikator SKOR

  Pembelajaran

Tabel 4.1 Hasil Validasi Model Desain oleh Ahli Desain

  (A1), Supriyadi, S.Pd., M.Pd. (A2). Data valiadasi ahli diperoleh melalui lembar penilaian. Berikut merupakan hasil penilaian ahli desain pembelajaran pada silabus, RPP, dan pemnggalan buku siswa.

  Validasi Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL menggunakan 2 ahli desain pembelajaran yaitu Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd.

  • – rata
Menggunakan Model Pendekatan CTL memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus : Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka desain tersebut tergolong kategori “Tinggi” dengan interval 61% sampai 80%. Walaupun desain tersebut sudah termasuk dalam kategori “Tinggi” namun desain itu masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli desain pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Supridyadi, S.Pd., M.Pd. yaitu tambahkan tahap/langkah terakhir dari seluruh rangkian kegiatan pembelajaran, setelah evaluasi/penilaian, yakni analisis hasil evaluasi dan penyusunan program perbaikan/pengayaan. Sedangkan menurut Dr. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. tidak ada yang perlu diperbaiki.

  Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli desain pembelajaran pada silabus sebesar 80,5 dan RPP sebesar 133. Dan pada kesimpulan akhir ahli desain pembelajaran menyatakan Silabus dan RPP Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus:

  Silabus: RPP:

  Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka desain tersebut tergolong kategori “Tinggi” untuk silabus dengan interval 61% sampai 80% dan kategori “Sangat Tinggi” untuk RPP dengan interval 81 sampai 100% . Walaupun desain tersebut sudah termasuk dalam kategori “Tinggi” dan “Sangat Tinggi” namun desain itu masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli desain pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Dr.

  Yari Dwikurnaningsih, M.Pd. yaitu fokus pada kegiatan siswa, perkaya sumber belajar, dan alokasi waktu dan penilaian dirinci setiap pertemuan. Sedangkan menurut Supriyadi, S.Pd., M,Pd. muatan pelajaran/mapel matematika agar dikeluarkan dari tema karena kurang sesuai dengan tema/subtema.

  

4.1.2.2 Validasi Materi Pembelajaran Tematik Integratif

Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  Penilaian kelayakan materi menggunakan 2 ahli materi yaitu Romirio Torang Purba, S, Pd., M.Pd. (A1) dan Marhaeni Widayanti, S.Pd., M.Pd. (A2). Penilaian dari ahli materi yang meliputi aspek materi yaitu kemudahan bahasa yang digunakan, langkah

  • – langkah penyajian materi, kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan indikator, kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan tujuan, ketercakupan materi dalam menunjang KD, kesesuaian materi dengan subtema, kelengkapan materi, kesesuaian materi dengan alokasi waktu, kesesuaian KD dengan subtema, kesesuaian tujuan pembelajaran dengan indikator, kesesuaian dengan perkembangan siswa, dan kesesuaian dengan model pendekatan CTL. Berikut merupakan hasil penilaian materi oleh ahli materi.
Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli materi pembelajaran sebesar 65.5. Dan pada kesimpulan akhir ahli materi pembelajaran menyatakan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus: Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka materi pembelajaran tersebut tergolong kategori “Tinggi” dengan interval 61% sampai 80%. Walaupun desain tersebut sudah termasuk dalam kategori

  “Tinggi” namun materi pembelajaran itu masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli desain pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Romirio Torang Purba, S, Pd., M.Pd. yaitu tampilkan KD, indikator, alokasi waktu pembelajaran/aktifitas di buku dan soal sesuaikan dengan subtema. Sedangkan menurut Marhaeni Widayanti, S.Pd., M,Pd. masukkan materi tentang hewan di penggalan buku siswa, supaya cocok dengan judul pada subtema.

  

4.1.2.3 Hasil Uji Coba Terbatas Desain Pembelajaran Tematik

Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

  Ujicoba terbatas dilakukan di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 dan SD Negeri Salatiga 06. Pada uji coba terbatas SD Negeri Salatiga 02 digunakan sebagai kelas kontrol yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan pengamat yang dilakukan oleh guru kelas yaitu Susiani. Siswa yang dilibatkan sebagai subjek penelitian sejumlah 28 siswa. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 5 Juni 2017. Alokasi waktu yaitu 6 x 35 menit. Sedangkan SD Negeri Salatiga 06 digunakan sebagai kelas eksprimen. Guru dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat. Teman sejawat juga sekaligus menjadi pengamat yang dilakukan oleh Oktazella Ayu Puspitawati (Pengamat 2), dan satu guru kelas yaitu Heri Sutanto sebagai pengamat 1. Siswa yang dilibatkan sebagai subjek penelitian sebanyak 26 siswa. Pelaksanaan uji coba dilakukan tanggal 6 Juni 2017. Alokasi waktu yaitu 6 x 35 menit.

a) Proses Pembelajaran

  Proses pembelajaran yang dilakukan berpedoman pada RPP yang telah dibuat oleh peneliti yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan awal dilakukan apersepsi serta diakhiri dengan pemberian pretes. Pada kegiatan inti dilakukan serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan penggalan Buku Siswa yang dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan keseluruhan dikaitkan dengan kondisi nyata siswa. Kegiatan inti diakhiri dengan melakukan simulasi yaitu membuat pertanyaan dan melakukan wawancara kepada penjaga kantin untuk siswa mengetahui tentang makanan dan minuman yang terbuat dari hewan dan bersama siswa dan guru, pemberian reward, tanya jawab tujuan yang diperoleh setelah pembelajaran dilakukan. Post tes dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran dapat diterima dan di pahami siswa. Post tes juga digunakan untuk mengukur pembelajaran menggunakan model pendekatan CTL berhasil atau tidak.

b) Hasil Pengamatan

  Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, teman sejawat dan guru kelas tentang pelaksanaan pembelajaran dan materi menggunakan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Dengan Menggunakan Model Pendekatan CTL pada uji coba terbatas dituliskan dalam tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran pada uji coba terbatas

  NO. Aapek yang diamati SKOR P1 P2

  1. Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan yang ada di buku siswa

  4

  5 2. Penyampaian materi pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari dan situasi nyata siswa

  4

  5 3. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah

  • –langkah yang ada di dalam RPP yang telah dibuat oleh guru

  5

  4

  Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 43,5. Dan pada kesimpulan pembelajaran desain pembelajaran menyatakan Model

  43.5 Angka Presentase 87%

  87 Rata - rata

  48 Total

  39

  4 Jumlah

  4

  10. Guru memberikan stimulus untuk setiap miskonsepsi yang terdapat pada siswa

  5

  9. Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi

  4. Guru Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran

  5

  4

  4 8. Siswa mampu menyampaikan kesimpulan atau apa saja yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung

  4

  3

  4 Model Pendekatan Contextual Teaching and Learning

  5 6. Guru memberikan respons positif untuk setiap pendapat, sanggahan, atau pertanyaan yang dikemukakan oleh siswa

  4

  5 5. Siswa mampu bekerja sama dan berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang didiskusikan

  4

  5 7. Guru mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat merangsang siswa untuk terlibat dalam proses berpikir menyusun kesimpulan

  (CTL)

  “Baik”. Hal ini didukung pendapat pengamat bahwa model sudah baik. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus: Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka pembelajaran tersebut tergolong kategori “Sangat Tinggi” dengan interval 81% sampai 100%. Walaupun pembelajaran tersebut sudah termasuk dalam kategori “Sangat Tinggi” namun desain itu masih perlu disempurnakan sesuai saran pengamat pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum produk dikatakan final.

Tabel 4.6 hasil respon guru terhadap desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan CTL

  SD Negeri

No. Aspek yang diamati Salatiga 06

P1 P2

  

1. Apakah format perangkat pembelajaran mudah untuk dipahami? Ya Ya

  

2. Apakah format perangkat pembelajaran mudah untuk dilaksanakan? Ya Ya

  3. Apakah materi sudah sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif Ya Ya peserta didik?

  

4. Apakah alokasi waktu sudah sesuai dengan kedalaman materi? Ya Ya

  5. Apakah keterpaduan mata pelajaran sudah menunjukkan pembentukan Ya Ya sikap dan ketrampilan?

  6. Apakah proses pembelajaran yang dirancang sudah berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan minat, motivasi, rasa ingin tahu, Ya Ya kreatifitas, inspirasi, kemandirian, ketrampilan dan kebiasaan belajar?

  7. Apakah proses pembelajaran sudah dikembangkan dengan kondisi di sekolah (kemampuan awal, minat, potensi, latar belakang budaya, nilai Ya Ya dan lingkungan)?

  8. Apakah kegiatan pembelajaran yang disusun sudah membantu guru Ya Ya dalam melaksanakan proses pembelajaran?

  

9. Apakah bahasa yang digunakan komunikatif? Ya Ya

  

10. Apakah bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami? Ya Ya

  11. Apakah bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan taraf berpikir Ya Ya peserta didik?

  12. Apakah jumlah butir soal instrument penilaian hasil belajar sudah Ya Ya sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia

  

13. Apakah rumus penilaian hasil belajar sudah sesuai? Ya Ya

  14. Apakah cakupan isi instrumen penilaian sesuai dengan indikator Ya Ya pencapaian kompetensi?

  Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat bahwa desain pembelajaran sudah baik. Sehingga apabila terjadi nilai kemampuan siswa rendah disebabkan oleh faktor internal siswa.

c) Hasil Pretes dan Postes

  Deskripsi persentase pretes dan postes dirangkum dalam

tabel 4.7 di bawah ini. Penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu

  K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh: K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 1 + 3,3 x 1,44 = 5,75

  Interval kelas pada skor pretes didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal pretes dikurang skor minimal pretes) dibagi jumlah kelas yaitu dibulatkan menjadi 9. Interval kelas pada skor postes didapatkan dari hasil rentang (skor maksimal postes dikurang skor minimal postes) dibagi jumlah kelas yaitu . Berikut tabel 4.6 hasil pretes dan postes siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 06.

Tabel 4.7 hasil pretes dan postes siswa kelas 4

  SD Negeri Salatiga 06

  No. Kelas Skor Pretes Kelas Skor Postes Interval Frekuensi Persentase Inerval Frekuensi Persentase 1. 20-28 2 7,7% 65-69 1 3,9% 2. 29-37

  9 34,7% 70-74 5 19,2% 3. 38-46 3 11,5% 75-79 4 15,3% 4. 47-55 3 11,5% 80-84 2 7,7% 5. 56-64 5 19,2% 85-89 5 19,2% 6. ≥65 4 15,4% ≥90 9 34,7% Jumlah

  26 100% 26 100%

  Pada tabel 4.7 dikatahui bahwa skor pretes dari 26 siswa SDN Salatiga 06 yang memperoleh skor antara 20 sampai 28 terdapat 2 siswa dengan persentase 7,7%, antara 29 sampai 37 terdapat 9 siswa dengan persentase 34,7%, antara 38 sampai 46 terdapat 3 siswa dengan persentase 11,5%, antara 47 sampai 55 terdapat 3 siswa dengan persentase 11,5%, antara 56 sampai 64 terdapat 5 siswa dengan persentase 19,2% dan lebih dari sama dengan 65 terdapat 4 siswa dengan persentase 15,4%. Jika digambarkan dalam diagram dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.

  

Pretes

  10

  8

6 Pretes

  4

  2 20-28 29-37 38-46 47-55 56-64 ≥65

Gambar 4.2 Kelas interval skor pretes pada uji coba terbatas

  Sedangkan diketahui skor postes dari 26 siswa diperoleh skor antara 65 sampai 69 terdapat 2 siswa dengan persentase 3,9%, antara 70 sampai 74 terdapat 5 siswa dengan persentase 19,2%, antara 75 sampai 79 terdapat 4 siswa dengan persentase 15,3%, antara 80 sampai 84 terdapat 2 siswa dengan persentase 7,7%, antara 85 sampai 89 terdapat 5 siswa dengan persentase 19,2%, dan lebih dari sama dengan 90 terdapat 9 siswa dengan persentase 34,7%. Jika digambarkan dalam diagram dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.

  

Postes

  10

  8

6 Postes

  4

  2 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 ≥90

Gambar 4.3 Kelas interval skor prostes pada uji coba terbatas

d) Revisi Produk

  Revisi produk merupakan pembuatan desain pembelajaran berdasarkan saran dan kritik dari validator. Sebelum diimplementasikan dalam pembelajaran, desain pembelajaran divalidasi oleh validator dan mengalami beberapa kali revisi hingga desain pembelajaran siap digunakan di dalam kelas uji coba. Revisi desain pembelajaran meliputi isi pada mata pelajaran/materi, silabus, dan RPP. Revisi layout meliputi penambahan nama pengarang dan cover depan. Perubahan layout cover depan penggalan buku siswa tampak pada Tabel 4.8.

  Tabel 4.8 Perubahan Layout Sampul Depan Penggalan Buku Siswa

  Sebelum Revisi Setelah Revisi Tabel 4.9

  Perubahan Mata Pelajaran Pada Penggalan Buku Siswa Sebelum Revisi Setelah Revisi Pada bagian isi mata pelajaran pada penggalan buku siswa terdapat perubahan mata pelajaran matematika diganti dengan mata pelajaran IPS.

  Tabel 4.10 Perubahan Pada Silabus

  Sebelum Revisi Setelah Revisi Tabel 4.11

  Perubahan Pada RPP Sebelum Revisi Setelah Revisi

  e) Hasil Uji T

  Untuk mengetahui dampak perlakuan terhadap hasil belajar dilakukan uji T berdasarkan hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Table 4.12 berikut menjelaskan hasil uji T.

Tabel 4.12 Hasil Uji T Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol uji coba terbatas.

  

Independent Samples Test

Levene's Test for

  Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the

  Sig.

  Difference (2- Mean Std. Error F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper Hasil_ Equal variances

  3.720 .059 -5.068 52 .000 -14.190 2.800 -19.808 -8.572 Belajar assumed Equal variances not assumed

  • 5.025 47.619 .000 -14.190 2.824 -19.869 -8.510

  Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai T tabel 5,068 dengan nilai α 0,000. Jika diuji dengan taraf kepercayaan 0.05 maka diperoleh hasil α lebih kecil dari 0,05. Artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL lebih tinggi daripada Desain Pembelajaran teamtik Integratif rancangan dari Pemerintah.

  f) Hipotesis

  Berdasarkan hasil dari uji T maka hipotesis penelitian ini diterima yang artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL lebih tinggi dari Desain Pembelajaran Tematik Integratif rancangan dari Pemerintah. Selain itu dari uji T dapat disimpulkan diterima karena

  1 ≥ 2 yang artinya kompetensi hasil Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL lebih tinggi dari Desain Pembelajaran Tematik Integratif rancangan dari Pemerintah. Pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05, sehingga diterima dan model dikatakan berhasil.

g) Respon Siswa

  Pada akhir pembelajaran siswa diminta mengisi lembar respon siswa dan semua siswa mengisi “Ya” yang menandakan siswa antusias mengikuti pembelajaran dan memberikan respon positif terhadap Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL. Berikut tabel 4.13 respon siswa.

Tabel 4.13 Angket respon siswa terhadap pembelajaran

  Jawaban No Butir Pertanyaan Ya Tidak

  1. Apa pendapatmu tentang Menyenangkan Tidak cara belajar yang baru Menyenangkan  saja berlangsung?

  2. Apakah kamu tertarik Ter √tarik Tidak tertarik dengan pembelajaran  yang gurumu sampaikan hari ini?

3. Lebih mudah Sulit

  Dengen pembelajaran

  memahami memahami

  yang melibatkan situasi disekitarmu,

  

  apakah kamu lebih mudah memahami materi pelajaran? Mengapa?

  4. Bagaimana pendapatmu Menyenangkan Tidak tentang buku siswa yang menyenangkan  kamu gunakan dalam belajar hari ini?

  

5. Apakah kamu setuju jika Setuju Tidak setuju

buku siswa ini  digunakan dalam pembelajaran sehari-

4.2 Pembahasan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and

  Learning (CTL) , mengembangkan langkah-langkah Desain Pembelajaran

  Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan Contextual Teaching and

  Learning (CTL) , mengetahui kualitas produk model pembelajaran tematik

  integratif ini, dan mengetahui seberapa tinggi kefektifan desain pembelajaran tematik integratif ini dapat meningkatkan kompetensi hasil belajar pesera didik.

  Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti pertama

  • – tama melakukan survey lapangan dengan mengobservasi guru ketika mengajar di kelas dengan menggunakan pedoman buku yang dirancang oleh pemerintah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan ada salah satu guru SD yang kurang memahami pembelajaran tematik integratif secara lengkap dan kurang memahami peran guru sesungguhnya ketika di dalam kelas. Guru hanya melaksanakan serta menjalankan sesuai apa yang ada dibuku racangan pemerintah tanpa memahami konsep tersebut secara lengkap. Sehingga perlu diadakannya rancangan desain pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan model CTL sebagai perangkat pembelajaran pendamping buku rancangan pemerintah. Selain itu, desain pembelajaran ini dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan perannya. Tahap yang kedua yaitu peneliti merancang desain pembelajaran tematik integratif dengan menggunakan model CTL yang dilengkapi dengan silabus, RPP, dan penggalan buku siswa yang kemudian jika sudah jadi peneliti melakukan uji validasi oleh ahli desain. Selain ahli desain, peniliti juga melakukan uji validasi materi pada buku siswa, yang kemudian direvisi sebelum dilakukan uji coba terbatas di SD Negeri Salatiga 06 dan SD Negeri Salatiga 02. Setelah uji coba terbatas dilakukan, peneliti merevisi produk tersebut dan menandakan produk tersebut sudah final atau selesai.

  Dengan pengembangan materi yang ada pada Buku Siswa akan membuat siswa mudah memperoleh pengetahuannya sendiri mengingat penggunakan tema yang disesuaikan dengan kondisi nyata siswa. Selain itu dengan mengembangkan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatarn CTL menjadikan guru leluasa mengembangkan pembelajarannya sendiri dan memiliki wewenang secara penuh dalam pengembangan pembelajaran dengan menyesuaikan dengan kondisi nyata siswa.

  Tujuan pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL yang lain yaitu mengetahui seberapa tinggi validasi produk model oleh ahli. Diperoleh validasi model oleh ahli model desain sebesar 80% dengan kategori tinggi, validasi desain pembelajaran oleh ahli desain sebesar 80,3% dengan kategori tinggi dan validasi materi oleh ahli materi sebesar 72,7% dengan kategori tinggi. Selain mengatahui seberapa tinggi validasi ahli juga untuk melihat apakah kompetensi hasil belajar menggunakan desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan CTL lebih tinggi daripada kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif dari Pemerintah. Diperoleh hasil Uji T pada uji coba terbatas menunjukkan nilai T tabel 5,068 dengan nilai α 0,000. Jika diuji dengan taraf kepercayaan 0,05 maka diperoleh hasil α lebih kecil dari 0,05. Artinya kompetensi hasil belajar menggunakan desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan CTL lebih tinggi daripada kompetensi hasil belajar menggunakan desain pembelajaran tematik integratif rancangan dari Pemerintah, dan dapat disimpulkan bahwa kompetensi hasil belajar siswa lebih tinggi sehingga diterima. Selain itu Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

  Pada dasarnya Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL ini baik karena memenuhi kriteria model desain pembelajaran yang baik, dan mendapat respon positif dari ahli, guru, maupun siswa. sehingga sudah dapat digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk mengembangkan model desain pembelajaran tematik yang lain. Namun bila hendak diperbanyak sebaiknya dilakukan uji coba luas dan uji keefektifan model. Para peneliti sebelumnya juga sudah banyak yang mengembangkan tentang desain pembelajaran tematik integratif. Namun, banyak peneliti yang hanya mengembangkan desain pembelajaran tematik integratif tanpa menyesuaikan dengan kondisi nyata siswa atau dengan menggunakan model pendekatan CTL. Sehingga hasil penelitian ini menjadi kebaruan dari penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian Fatchurrohman (2015) de ngan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Integratif Eksternal dan Internal di Madrasah Ibtidaiyah”. Berdasarkan penelitian ini menunjukkan hasil guru merasa nyaman dan cocok mengajar dengan model tersebut karena tidak harus melakukan pergantian jam pelajaran dari tema biasa ke pembelajaran PAI. Peserta didik juga terlihat senang mengikuti pembelajaran tersebut dan dari hasil evaluasinya menunjukkan hasil yang baik. Penelitian Jamaluddin (2015) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual Bagi Anak Usia Dini di Taman Kanak

  • – Kanak Kelompok B”. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil model dapat mendorong anak mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Guru juga memberikan respon positif dan menunjukan presentase kefektifan mencapai ≥90%. Research of Alif Mudiono, Muhana Gipayana, Suhel Madyono (2016), entitled

  “Developing of Integrated Thematic Learning Model through Scientific Approaching with Discovery Learning Technique in Elementary School”. The conclusion of this study covered several matters. In the small scale teacher was comprehended the necessary of developing the model of integrated thematic learning using scientific approaching with discovery learning technique in IV (four) grade of elementary school. Besides, teacher built the interaction with students attained to implement of collaboration or approval each other, so the learning activity could be interesting and impressing and created the student could think critical and creative to receive Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu walaupun menunjukan model pembelajaran tematik diterima oleh guru dan layak digunakan. Penelitian ini menyumbang pengetahuan dalam segi pengembangangan desain pembelajaran juga memberikan pengetahuan dalam melihat perbedaan kompetensi hasil belajar siswa dengan menggunakan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL dengan Desain Pembelajaran Tematik Integratif dari Permendikbud.

  Berdasarkan penelitian terdahulu juga mendukung penelitian ini terbukti bahwa dari kesepuluh model pembelajaran tematik integratif yang dikembangkan semuanya menunjukan cocok dan layak digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah maupun dikelas tinggi, sehingga dapat dikatakan model desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendkeatan CTL memang tepat diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

  Model desain pembelajaran integratif menggunakan model pendekatan CTL juga memiliki tujuan yang jelas dan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik Integratif menggunakan model pendekatan CTL yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran. Pengembangan model desain pembelajaran yang dikembangkan ini dilengkapi dengan silabus, RPP, dan penggalan buku siswa. Penggalan buku siswa produk desain dapat digunakan siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah, silabus dan RPP yang dapat digunakan guru sebagai salah satu pedoman dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan informasi guru dalam ketrampilan mengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Menggunakan Model Pendekatan CTL yang lain.

  Berdasarkan pemaparan model desain pembelajaran yang baik dapat disimpulkan bahwa model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan memenuhi kriteria dan layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.

4.3 Keterbatasan Penelitian

  Dalam melakukan penelitian pengembangan desain pembelajaran tematik integratif menggunakan model pendekatan CTL ini peneliti mengalami beberapa keterbatasan, antara lain:

  1. Penelitian pengembangan model desain pembelajaran hanya dilakukan hanya sampai uji coba terbatas saja, tidak dilakukan uji secara luas.

  2. Penelitian ini juga hanya di ujicobakan di dua Sekolah Dasar di Kota Salatiga.

  3. Pengembangan desain pembelajaran tematik hanya dilakukan pada satu subtema saja pada kelas 4 Sekolah Dasar.

Dokumen yang terkait

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

0 0 99

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Video Interaktif dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Pokok Gerak Benda untuk Kelas III SD Negeri Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang

0 0 5

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Video Interaktif dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Pokok Gerak Benda untuk Kelas III SD Negeri Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Video Interaktif dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Pokok Gerak Benda untuk Kelas III SD Negeri Watu Agung 01 Kecamata

0 0 12

4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Video Interaktif dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Pokok Gerak Benda untuk Kelas III SD Negeri Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang Kababupaten Sema

0 0 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 18