MEKANISME PASAR dalam P (1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Ilmu Ekonomi

Manusia adalah makhluk yang memiliki keterbatasan. Termasuk dalam keterbatasan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Tidak semua yang diinginkan dapat dipenuhi karena itu manusia harus brani menentukan pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah sebab harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu belaiar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.

a. Kelangkaan (Scarcity)

Keterbatasan kita menyebabkan banyak hal terasa langka ( scarce ). Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu' Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.

Udara (oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih, belum langka sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi pernapasannya.Berbeda dengan mereka yang tinggal di witayah industri di Jepang.

Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak dan dimana saja. Udara segar menjadi segar menjadi langka dan untuk menikmatinya diperlukan biaya.

b. Pilihan- Pilihan ( choices )

Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/ keinginan, menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif.

c. Biaya Kesempatatan ( opportuniity cost )

Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional.Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Dalam ilmu Ekonomi dikenal istilah Biaya Kesempatatan ( opportunity cost ). Yang dimaksud dengan biaya kesempatatan ( opportuniity cost ) yaitu kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena kita telah memilih alternatif lain.

Dari beberapa penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa Ilmu ekonomi adalah Ilmu Memilih ( Study of Choice ), karena mempelajari prilaku manusia dalam menentukan pilihan.

2. Masalah- Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Irmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka. Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyarah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan. Daram ilmu ekonomi, penye-derhanaan itu terrihat dari penyederhanaan masarah-masarah yang dihadapi.

a. Barang Apa yong Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?

b. Bagaimana Cara Memproduksinya?

c. Untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi?

3. Barang dan Jasa

Barang adalah benda-benda yang berwujud, yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh barang yang cligunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah beras, minuman, buku. Sedangkan contoh barang yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah mesin-mesin, peralatan, bangunan pabrik. Barang-barang tersebut merupakan contoh barang terwujud. Di samping itu ada pula barang yang tak berwujud, seperti udara dan sinar matahari.

Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwirjud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.

4. Barang Ekonomi dan Barang Bebas

Barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya sedangkan barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Namun demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat atau waktu. Di pedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia membayar untuk datang ke daerah-daerah tropis.

5. Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi

Case dan Fair (1996) memberikan pandangan tentang beberapa manfaat dari studi ekonomi sebagai berikut.

a. Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan

b. Membantu memahami masyarakat

c. Membantu memahami masalah- masalah internasional (global)

d. Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi

6. Barang Akhir, Barang Modal, dan Barang Antara

Barang akhir ( final good ) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Barang akhir dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu:

a. Barang tahan lama ( durable good ), misalnya mobil, televisi, almari, es, perabot

rumah tangga.

b. Barang tidak tahan lama ( non-durable good) , misalnya makanan segar, buah- buahan, sayur-sayuran.

Barang modal ( capital good ). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen melainkan digunakan untuk menghasilkan barang- barang lain. Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik. Barang antara ( intermedinte good ). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang antara. Contohnya adalah besi baja, tekstil.

7. Metodologi llmu Ekonomi

a. Teori Ekonomi Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan member penjelasan

dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu. Teori adalah pemyataan dan prediksi atas gejala-gejala yang diamati. Misalnya, mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadapnya cenderung menurun. Selalukah demikian? Penjelasan dan prediksi ini berdasarkan teori-teori tertentu. Teori adalah pemyataan

b. Model Ekonomi Berdasarkan teori ekonomi, disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan

formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal menggunakan kata-kata), diagramatis, dan matematis. Model yang baik tidak harus sulit, yang hanya dimengerti oleh para doktor/ guru besar ekonomi. Model yang baik dilihat dari variabel yang digunakan.

Variable adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel-variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip ockam Razor, yaitu detail-detail yang tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model. contoh model ekonomi yang baik adalah Model siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau circular flow of Economic Activity di bawah ini.

Model ini menjelaskan bahwa kesibukan pabrik-pabrik, antrian panjang pekerja dan aktivitas ekonomi di dunia nyata sebenarnya hanya merupakan proses pertukaran sumber daya yang dimiliki masyarakat (rumah tangga) dengan yang dimiliki sektor perusahaan (dunia usaha). Model ini dikatakan baik, sebab dengan menggunakan unsur-unsur sederhana kita mampu memahami dunia nyata.

Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi (Model Sederhana)

8. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

a) Teori Ekonomi Mikro Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro, yaitu:

a. Interaksi di Pasar Barang

b. Tingkah Laku produksi dan Penjual

c. Interaksi di pasar factor produksi

b) Teori Ekonomi Makro Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi makro, yaitu: b) Teori Ekonomi Makro Ada beberapa aspek yang dianalisis dalam teori ekonomi makro, yaitu:

b. Pengeluaran Agrerat

c. Mengatasi Pengangguran dan Inflasi

BAB II MEKANISME PASAR

Permintaan dan Penawaran

Pasar dalam pengertian Ilmu Ekonomi adalah pertemuan permintaan dan Penawarn. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat interaktif,bukan fisik. Mekanisme Pasar adalah proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran.

1. Permintaan

Permintaan adalah keinginasn konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga pada periode waktu tertentu.

a. Faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu :

a. Harga barang itu sendirigit juga sebaliknya.

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan,

yang menyatakan” Bila Harga suatu Barang naik, ceteris paribus , maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya” yang menyatakan” Bila Harga suatu Barang naik, ceteris paribus , maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya”

Tingkat Pendapatan Perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

c. Selera atau kebiasaan

d. Jumlah Penduduk

e. Harga Barang lain yang terkait

Keterkaitan dua macam barang dapat bersifatanti) d subsitusi(pengganti) dan bersifat komplementer (pelengkap). Misalnya barang subsitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan, atau tempe. Suatu barang menjadi subsitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak salah satu syarat dari dua syarat yaitu memiliki fungsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini bila harga subsitusi daging sapi (misalnya daging ayam) meningkat, harga relatif dging sapi menjadi lebih murah sehingga permintaan daging sapi menjadi meningkat. Sedangkan kalau harga komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap beras meningkat, sehngga permintaan daging api meningkat pula.

f. Perkiraan Harga di masa mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehing mendorong orang untuk membeli lebih banyak sat ini guna menghemat belanja di masamendatang.

g. Distribusi Pendapatan

h. Usaha Produsen meningkatkan penjualan

b. Fungsi Permintaan

Fungsi Permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan dengan fungsi matematis dengan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variable tidak bebas ( dependent variable ) dan variable bebas ( independent variable ).

- +/- + + + + + +

Dx = f (Px, Py,Y/ cap, sel, pen, Pp, Ydist, prom) …………….(2.1) Dimana: Dx

= permintaan barang X Px = harga X Py = harga Y (barang subsitusi atau barang kompl.)

Y/cap

= pendapatan perkapita

Sel

= selera atau kebiasaan

Pen

= jumlah penduduk Pp = perkiraan harga X periode mendatang

Ydist

= distribusi pendapatan

Prom

= upaya produsen meningkatkan penjualan

Tanda positif(+) dan negative(-) menunjukkan pengaruh masing- masing variable bebas terhadap permintaan barang X. tanda positif menunjukkan hubungan searah, sedangkan tanda negative menunjukkan hubungan terbalik.

Persamaan 2.1 dapat disusun lebih sederhana menjadi persamaan (2.2)

Dx

x, = f(PX, Py, Y/Cap) ……………………………….(2.2)

c. Skedul dan Kurva Permintaan

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang dengan permintaan barang tersebut. Misalnya, fungsi permintaan beras di kota Brebes perbulan merupakan fungsi Linear berikut ini,

Qd = 100-10P ……………………………………….(2.3) Dimana: Qd= permintaan beras (dalam ribu ton)

P = harga beras per kilogram (dalam rupiah)

Tabel 2.1 Skedul Permintaan Beras

Harga Beras Permintaan Beras Perkilogram(Rp)

Perbulan (Ributon)

Schedul permintaan di atas dapat digambarkan dalam bentuk kurva permintaan dua dimensi berikut ini:

Sudut (alfa) mempunyai derajat kemiringan (slope) sebesar ∂Qd/∂P=-10 (minus sepuluh) yang mempunyai arti jika harga beras berubahsatu unit maka permintaan beras akan berubah sepuluh unit dengan arah yang berlawanan.

d. Perubahan jumlah yang diminta dan Perubahan Permintaan

Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama yaitu perubahan harga dan perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor non harga).

Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan. Bila kurva permintaan di atas Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan. Bila kurva permintaan di atas

Pada harga beras Rp 4.000/kg, permintaan beras 60.000 ton perbulan. Jika harga naik menjadi Rp. 6.000/kg permintaan turun menjadi 40.000 ton perbulan. Seandainya harga beras turun kembali menjadi Rp. 2000/kg, permintaan beras meningkat kembali menjadi 80.000 ton perbulan. Jika yang berubah adalah faktor ceteris paribus yaitu pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan. Jika pendapatan meningkat kurva permintaan bergeser sejajar kekanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar kekiri.

Jadi, jumlah barang yang diminta akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan harga. Kenaikan harga akan menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang dan bila harganya turun akan menanmbah jumlah yang diminta. Sedangkan apabila non harga yang berubah, akan menyebabkan perubahan dalam permintaan. Perubahan dalam permintaan ini ditunjukkan dalam bergesernya kurva permintaan kekanan atau ke kiri yang memberikan makna bahwa perubahan faktor non harga akan menyebabkan perubahan permintaan yaitu pada tingkat harga yang tetap jumlah barang yang diminta bertambah.

e. Kasus Pengecualian

Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Terdapat tiga kelompok barang dimana hokum permintaan tidak berlaku yaitu:

1. Barang yang memiliki unsure spekulasi

2. Barang prestise

3. Barang giffen

2. Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan pada berbagai tingkat harga selama satu priode tertentu.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang terkait.

3. Harga faktor produksi

4. Biaya produksi

5. Teknologi produksi

6. Jumlah pedagang

7. Tujuan perusahaan

8. Kebijakan Pemerintah 8. Kebijakan Pemerintah

Fungsi penawaran adalah penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penwaran dapat dituliskan sebagai berikut.

+ +/- - - + + +/- + Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)……………..2.4

Di mana: Sx = penawaran barang X Px = harga X Py = harga Y (barang subtitusi atau komplemen Pi = harga input

C = biaya produksi Tek= teknologi produksi Tuj= tujuan perusahaan Kebij= Kebijakan pemerintah

Misal, fungsi penawaran mobil adalah; Qs= - 40 +5P…………………………………(2.5)

Di mana: Qs = jumlah mobil yang ditawarkan (ribu unit) pertahun P = harga mobikl perunit (puluh juta rupiah perunit

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa bial harga mobil perunit hanya Rp 80 juta atau kurang, produsen tidak mau menjual mobil. Setiap satu unit kenaikan harga menyebabkan penawaran mobil meningkat lima unit. Jika yang berubah adalah faktor non harga seperti teknologi, kurfa penawaran bergeser dari S 0

ke S 1 ke S 1

Terkadang kita menemui kurva penawaran yang memiliki slope negative khusunya pada kkurva penawaran tenaga kerja yang berbentuk melengkung membalik ( backward bending labour supply curve). Misalnya pekerja yang dibayar berdasarkan jumlah jam kerjnya. Tabel berikut menunjukkan jumlah jam yang ingin dia gunakan untuk bekerja (penawaran tenaga kerja pada berbagai tingkat upah perjam yang berbeda.

Tabel 22 Penawaran Tenaga Kerja

Upah perjam Jumlah Jam Kerja (dalam rupiah)

Perminggu

2.000

12

4.000

20

8.000

24

12.000

25

14.000

23

16.000

20

18.000

Dari data di atas dapat kita buat titik-titik antara dua fariabel serta kemudian menghubungkan titik-titiknya yang nembentuk suatu garis sebagaimana tampak dalam diagram 25. Pada tingkat upah yang rendah (Rp.2000,00 sampai Rp. 14.000,00) adalah normal, diperoleh bentuk kurva penawaran yang bersifat positif. Bagi pekerja tadi, akan memberikan manfaat dengan menambah jumlah jam kerja bila tingkat upah naik pada saat itu. Pada tingkat upah yang lebih tinggi dari Rp.14.000,-perjamnya,ia cenderung akan mengurangi jumlah jam kerja yang ditawarkan untuk bekerja. Ia ingin bisa lebih santai untuk menikmati hasil kerjanya,sedangkan pendapatan yang diterimanya tetap atau bahkan masih bisa meningkat sedikit. Dengan demikian bentuk kurva pennawaran akan tenaga kerjanya akan melengkung dan membalik kearah yang berlawanan atau kurvanya mempunyai kemiringan negative.

3. Harga Keseimbangan

Harga Keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama- sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikomsumsi atau dijual.

Kasus Pasar Mobil Sedan

Permintaan : Qd : 200-10P Penawaran

:Qs :-40+ 5P

Dimana : Qd, Qs

= ribuunit pertahun

= puluh juta unit pertahun

Keseimbangan Pasar:

Qd

= Qs

200-10P

Keseimbangan Pasar terjadi pada Saat harga mobil Rp. 160 jt per unit. Saat itu jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu 40.000 unit mobil per tahun.

4. Perubahan Keseimbangan Pasar

Perubahan Keseimbangan Pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan penawaran. Jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal (diagram 2.7 a). tetapi jika yang berubah adalah factor- factor citeris paribus seperti tekhnologi untuk sisi penawaran atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal. (diagram 2.7.b dan 2.7.c)

5. Surplus Ekonomi

Teori surplus ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan pemerintah. Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus ekonomi makin besar.

6. Kegagalan Pasar

Kegagalan Pasar disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

a. Informasi tidak sempurna ( Incomplete Information )

b. Daya Monopoli ( Monopoly Power )

c. Eksternalitas ( Externality ) Eksternalitas ( Externality ) adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita poelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain tetapi tidak dapat diomasukkan dalam perhitungan biaya secara formal

d. Barang Publik ( Public Goods )

e. Barang Altruisme ( Altruism Goods ) Barang Altruisme ( Altruism Goods ) adalah barang yang ketersediannya berdasarkan suka rela karena kemanusiaan. Contoh jenis barang ini adalah darah

7. Intervensi Pemerintah

Tujuan dilakukannya Intervensi Pemerintah adalah sebagai berikut:

a. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan

b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil b. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil

d. Menyediakan barang public untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

e. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi

Bentuk Intervensi Pemerintah antara lain sebagai berikut:

a. Kontrol Harga

Tujuan Kontrol Harga adalah melindungi konsumen atau produsen. Bentuk control harga yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar ( floor price ) dan harga maksimun ( ceiling price )

Harga Dasar (floor price)

Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan. Bila pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp700,00 per- kilogram, pembeli harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp700,00 perkilogram.

Kasus Pasar Gabah di Karawang

Qd = 2.000-3P;Qs=-500+2P

dimana:Qd, Qs = ribu ton per musim P = ratus ribu rupiah per ton

Keseimbangan pasar tercapai pada harga gabah Rp500.000,00 per ton. Sedangkan jumlah gabah yang tersedia 500.000 ton per musim. Andaikan pemerintah merasa bahwa jumlah gabah terlalu sedikit dan berniat menambahnya pada musim tanam mendatang dengan menetapkan harga dasar gabah menjadi Rp600.000,00 per ton akan terjadi kelebihan Penawaran 500.000 ton. Sebab, penawaran naik menjadi 700.000 ton, sedangkan permintaan turun menjadi 200.000 ton. Keputusan ini merugikan konsumen dan produsen karena total surplus ekonomi

yang hilang ( consumer surplus dan producer surplus ) besamya seluas segi tiga B+C.

Agar harga gabah tetap pada tingkat Rp 600.000,00 per ton, pemerintah harus membeli kelebihan penawaran tersebut. Pembelian pemerintah memperbesar permintaan yang kita sebut saja permintaan pemerintah (Qdp). Akibabrya, kurva permintaan bergeser ke Qd2 yang besarnya merupakan Qd + Qdp. Besar anggaran yang disediakan adalah 500.000 ton dikali dengan Rp 600.00Q00 sama dengan Rp300.000.000.000,00.

2. Harga Tertinggi ( ceiling price )

Harga tertinggi ( ceiling price ) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen. Tujuan penetapan harga tertinggi adalah agar harga produk dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang.

Kasus Pasar Mie lnstant di lndonesia

Qd = 20.000 - 5P; Qs = - 5.000 + 20p

di mana:Qd, Qs = ribu bungkus per bulan P = harga perbungkus

Keseimbangan pasar terjadi pada tingkat harga mie instant Rp1.000,00 per bungkus, dengan jumlah 15 juta bungkus per bulan. Kebalikan dari dua contoh di atas, sekarang pemerintah merasa harga mie instant terlalu tinggi dan menetapkan harga Rp 750,00 per bungkus. Keputusan ini menyebabkan kelebihan permintaan sebesar 6.250.000 bungkus per bulan (16.250.000 -10.000.000). Secara ekonomis keputusan ini merugikan, karena terjadi kehilangan sulplus ekonomi (deadweight loss) sebesar ruas segi tiga A + B.

3. Kuota Pemerintah bisa memengaruhi tingkat harga dengan melakukan kebijaksanaan kuota (pembatasan produksi) misalnya pemerintah ingin menolong petani jagung dengan cara membatasi jumlah produksi (kuota) untuk meningkatkan harga.

b. Pajak Subsidi Pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsi- fungsinya, khususnya retribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi. Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap keseimbangan Pasar. Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). pajak itu dibebankan kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S 1 , sehingga harga keseimbangan menjadi P 1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi Q 1 . Kebijakan ini sebenarnya menyebabkan konsumen b. Pajak Subsidi Pajak dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsi- fungsinya, khususnya retribusi pendapatan dan sebagai alat stabilisasi ekonomi. Diagram 2.13 adalah contoh yang menjelaskan pengaruh pajak terhadap keseimbangan Pasar. Pemerintah bermaksud menarik pajak dari pasar sepeda motor, dengan membebankan pajak sebesar T per unit (Diagram 2.13). pajak itu dibebankan kepada produsen. Pengenaan pajak menyebabkan kurva penawaran bergeser dari So ke S 1 , sehingga harga keseimbangan menjadi P 1, sedangkan jumlah keseimbangan menjadi Q 1 . Kebijakan ini sebenarnya menyebabkan konsumen

sebanyak A+F sama dengan 0Q 1 x(P 1 -P 2 ). sepintas pemerintah tampaknya senang dengan penerimaan itu. Tetapi konsumen dirugikan karena beban pajak yang seharusnya ditanggung produsen sebagian (A) ditanggung oleh konsumen. Ini disebut

pergeseran beban pajak ( tax incidence ).

2. Subsidi Subsidi dapat dipandang sebagai pajak negatif ( negatiae tax ), karena subsidi menambah pendapatan nyata. sebagaii.rnana halnya pajak, manfaat pemberian subsidi terbagi-bagi antara produsen dan konsumery tergantung elastisitas permintaan dan penawaran.

c. Tarif dan Kuota

Demi melindungi industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijakan protektif dengan memberlakukan tarif (pahjak impor) dan kuota impor (pembatasan jumlah impor).

BAB III KONSEP ELASTISITAS

A. ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu factor yang mempengaruhinya (ceteris paribus).

Elastistas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga ( price elasticity of demand) . Sedangkan elasticity yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang ( cross elasticity ), dan bila dikaitkan dengan

pendapatan disebut elastisitas pendapatan ( income elasticity )

1) Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang yang diminta Ep

Persentase Perubahan Harga

( ∂Q/Q)

( ∂P/P)

P ∂Q =

∂Q

Angka Elastisitas Harga bernilai negative Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2 %.begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic permintaanya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.

1. Angka Elastisitas Harga (Ep)

a) Inelastis (Ep < 1)

Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga.

b) Elasitis (Ep > 1)

Permintaan terhadaq suatu barang dikatakan elastic apabila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

c) Elastis unitari (Ep = 1)

Jika harga naik 10 %, permintaan barang turun 10% juga.

d) Inelastis sempurrna (Ep = O)

Berapa pun harga barang orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan gararn.

e) Elastis tak terhingga (Ep = ∞)

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besamya.

2) Elastisitas titik don Elastisitas Busur

Elastisitas titik ( point elasticity ) mengukur tingkat elastisitas pada titik rertentu. Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol.

Rumus Elastisitas Busur:

Atau

2) Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Harga

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat elastisitas harga:

a) Tingkat substitusi.

b) Jumlah pemakai.

c) Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.

d) Jangka waktu.

2. Elstisitas Silang ( Cross Elasticity )

Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ec= Persentase perubahan harga barang y

Atau: % ∂Qx Ec = % ∂Py

( ∂Qx/Qx) = ( ∂Py/Py)

Py ∂Qx = Qx

∂Py

3. Elastisitas Pendapatan ( lncome Elasticity )

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ei= Persentase perubahan pendapatan

Atau: % ∂Q Ec = % ∂I

( ∂Q/Q) = ( ∂I/I)

I ∂Q

∂I

B. Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.

Persentase perubahan jumlah barang yg ditawarkan Es= Persentase perubahan harga

Atau: % ∂Q Ec = % ∂P

( ∂Q/Q) = ( ∂P/P)

∂Q

∂P

Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari slope kurva penawaran: Makin datar, makin elastis penawaran suatu barang'

Faktor-faktor yong menentukon Elastisitas Penawaran

a. Jenis produk.

b. Sifat perubahan biaya produksi.

c. Jangka waktu

C. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang

a. Elastisitas Permintaan

l) Elastisitas Harga

Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods) , elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek Ada dua penyebabnya yaitu:

Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka

Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang.

2) Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang non durable lebih besar dibanding jangka pendek. sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar daripada jangka panjang.

b. Elastisitas Penawaran

Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. sebab dalam jangka panjang perusahaan mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek.

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

1. Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama

a) Barang ( Commodities )

Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.

b) Utilitas ( Utility )

Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoreh karena mengonsumsi barang. utilitas digunakan sebagai clasar pengambilankeputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility /TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility /MIJ) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unitbarang.

c) Hukum Pertambahan Manfaat yang makin Menurun (the Law of Diminishing Morginal Utility)

Pada awalnya penambahan konsumsi suafu barang akan member tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility).

d) Konsistensi Preferensi ( Transifivity )

Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikapyang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka ( prefer ) dan atau sama-sama disukai ( indifirence ). Misalnya ada dua barang X dan Y, maka konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.

e) Pengetahuan Sempurna ( Perfecf Knowledge )

Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

2. Teori Kardinal

Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan ( utility ) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan ( utility ) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total

3. Teori Ordinal ( Ordinal Theory )

a. Kurva lndiferensi ( lndifference Curve )

Menurut Teoriordinal kegunaan tidak dapat dihitung. Teori Ordrnal menggunakan kurva indiferensi ( indifference curve ). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Misalkan Sutarno mengkombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.

Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dari mengonsumsi makan bakso dan makan sate per bulan dapat ditulis sebagai

U=X.Y Dimana : U = Tingkat Kepuasan

X =Makan Bakso (Mangkok/ bln) Y = Makan Sate (porsi per bulan)

Untuk mencapai tingka tkepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan dalam Tabel 4.2

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti ditunjukkan oleh Diagram 4.2.

b. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )

Garis anggaran ( budget line .) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi korsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar.

c. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan

Perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli.

d. Keseimbangan Konsumen

Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokaiskan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimilisasi kegunaan) atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimilisasi biaya).

e. Reaksi terhadap perubahan harga barang Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya sebaliknya bila pendapatan nyata menurun dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya' disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menurun.

f. Efek Substitusi atau ( Substitusion Effect ) dan Efek Pendapatan ( Incame Effect) jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:

1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang 1) Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang

2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. ]ikaperubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan ( income Effect ).

BAB V TEORI PRODUKSI

1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka panjang

Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).

Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitn juga sebaliknya. Buruh harian lepas dipabrik rokok adalah contoh-nya. ]ika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. sebaliknya jika ingin mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi

Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.

Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-barang modal, periode jangka pendeknya barangkali lima tahun. Sebab perusahaan membutuhkan waktu minimal lima tahun untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin. Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat. Perusahaan yang mengolah makanan kalengan, periode iangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun.

2. Model Produksi Dengan satu Faktor produksi variabel

Sebenarnya sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu faktor produksi variabel. pengertian, produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yangtidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi.

Mencoba membagi faktor proudksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis, faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi, seperti dibawah ini Q = f(K, L) .......... .........................................................(5.1) di mana: Q = tingkat output K - barang modal L = tenaga kerja/buruh

Dalam moder produksi satu faktor protruksi variaber, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.

a. Froduksi total, produksi Marjinal, dan produksi Rata-rata Produksi total (total producf) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari

penggunaan- total faktor produksi. Produksi marjinal (marginar product) adalah tambahan produksi karaena penambahan satu unit produksi produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

Produksi total : TP = f(K, L) .......................................................................... (5.2)

dimana: Tp= produksi total K =Barang Modal (yang dianggap konstan) L = Tenaga kerja/buruh

secara matematis Tp akan maksimum apabila furunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama Tp adalah Mp (persamaan 5.3), maka TP maksimum pada saat Mp sama dengan nol. Produksi marjinal

di mana: MP = produksi marjinal

Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau the law of Diminishing Return (LDR)

Produksi rata-rata.

di mana: AP = produksi rata-rata

b. Tiga tahap produksi Diagram 5.2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai

TP. Yang pertama, pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4) kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Selanjubrya diagram tersebut dapat kita bagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of production):

1. Tahap | (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum'

2. Tahap II (stage /I), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol.

3. Tahap III (stage lll), saat MP sudah bernilai < nol (negatif)

Diagram 5.12................................

Pada tahap I penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva Tp meningkat tajam).

Pada tahap ke II berlakunya LDR baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi toial sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).

Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi'karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total' perusahaan akan mengalami kerugian (slop e kurva TP negatif )

W = MP (P).......................................................(5.5)

c. Perkembangan Teknologi Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat.Secara

grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya Bidang yang dibatasi kurva TP pada diagram 5.3 akibat kemajuan teknologi' luas kurva TP3 > TP 2> TP1 artinya

jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar

3. Model Produksi Dengon Dua Foktor Produksi variabel

a. lsokuon (lsoquont)

Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang Menghasilkan tingkat teknologi tertentu,dan menghasilkana tigkat produksi yang sama misalnya kasus usaha tekstil tradisional di muka kita perlonggar asumsinya dengan menyatakan bahwa mesin dapat difambah. Tabel 5.2 memberikan data sebagai berikut.

Tenaga Kerja

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5 tenaga kerja,2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya' Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut ini

Asumsi-osumsi lsokuon:

1. Konveksilas (Convexily)

Asumsi konveksitas (conaexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumery yaitu kurva indiferersi yang menunrn dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution (N{R'TS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi K Asumsi konveksitas (conaexity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumery yaitu kurva indiferersi yang menunrn dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution (N{R'TS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi K

2. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)

Sama hal nya dengan konsumery produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSIk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi besifat substitusi sempurna (perfect substitution),seperti pada Diagram 5.6.a. MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion production function) seperti dituniukkan oleh Diagram 5.6.b.

3. Hukum Pertombohon Hasil Yang Semakin Menurun (the Low of Diminishing Relurn)

Di muka telah diuraikan bahwa dalam penggunaan dua macam faktor produksi juga berlaku hukum LDR. Pada Diagram 5.7, Q60, Q80, Q90 adalah isokuan-isokuan dengan tingkat produksi masing-masing 60, 80, dan 90 unit.

Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC. Jika kita berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang sarna (BC = AB) hanya menambah outptrt sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit otttput cukup menambah DB unit K. Tetapi ketika akan Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik garis ABC. Jika kita berproduksi dengan faktor produksi mesin (K) sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB unit menambah output sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang sarna (BC = AB) hanya menambah outptrt sebanyak 10 unit. Penurunan hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah L = M unit (perhatikan garis DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit otttput cukup menambah DB unit K. Tetapi ketika akan

4. Daerah Produksi Yong Ekonomis (Relevonce Ronge of Production)

Pada saat membahas model produksi satu faktor produksi variabel, telah disimpulkan bahwa daerah produksi ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama berlaku untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 5.8.a menggambarkan bahwa batas antara titik A dan B adalah batas daerah produksi yang ekonomis (teleaance range of production) atau tahap II. jika perusahaan ber-produksi di luar batas areal itu (A ke C atau B ke D), penambahan faktor produksi tidak meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap II. Diagram 5.8.b menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan ekspansi produksi, batas ruang gerak ekonomis adalah daerah yang diapit garis lengkung M dan N.

b. Perubahan Oulput Karena perubahan skala penggunaan Produksi (Refurn fo Scole)

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (Return to Scnle) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa sesar output bertambah bila jumlah faktor produksi dilipat gandakan (doubling).

1. Skala hasil menaik lncreosing Relurn fo Scole)

Jika penambahan faktor produksi sebanyak L unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (lncrensing Return to Scale).

Diagram 5.9

Skala Hasil Menaik (lncreasing Return io Scale)

2. Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole)

Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga fungsi produksi meliliki karakter Skala Hasil Konstan (Consfonf Refurn to Scole) seperti digambarkan dalam Diagram 5.10.

Diagram 5.10.

3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)

BAB VI TEORI BIAYA PRODUKSI

1. Konsep Biaya

a. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu. Notasi untuk upah adalah w.

b. Biaya Barang Modal

Ada perbedaan konsep antara ekonom dan akuntan dalam perhitungan biaya barang modal. Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain. Karena itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin, dinotasikan r.

c. Biaya Kewirausahawan

Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai factor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung risiko kegagalan. Atas keberanian menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.

2. Produksi, Produktivitas, dan Biaya

Produktivitas biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produkktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.