IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE PADA SISTE

11

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015

IMPLEMENTASI METODE PROMETHEE PADA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENERIMA KARTU PERLINDUNGAN SOSIAL (KPS)
Febrina Sari
Program Studi Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai
Email : febri_ghaniya@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah
kartu yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai
penanda Rumah Tangga Miskin. Peluncuran Kartu
Perlindungan Sosial ini merupakan upaya perbaikan
pelaksanaan program perlindungan sosial, agar
penerima manfaat dari berbagai program
perlindungan sosial lebih tepat sasaran dan benarbenar hanya diterima oleh keluarga yang berhak.
Permasalahan yang sering muncul adalah
penetapan keluarga penerima KPS yang tidak tepat
sasaran, karena masih ada keluarga yang mampu

dapat menerima KPS, sementara ada keluarga yang
kurang mampu justru tidak menerima KPS.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menganalisis penggunaan metode Promethee
(Preference Ranking Organization Methods For
Enrichment Evaluations) dalam Proses Penentuan
keluarga yang berhak untuk memperoleh Kartu
Perlindungan Sosial (KPS), dengan menggunakan
beberapa kriteria. Hasil akhir dari penelitian ini
adalah mengurutkan beberapa kandidat keluarga
yang berhak mendapatkan KPS berdasarkan
preferensi yang sudah ditentukan dan nilai skor Net
Flow tertinggi
Kata Kunci: SPK, Promthee, KPS
I.

Latar Belakang
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu
yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai penenda
rumah tangga miskin, hal ini menjadi fokus

pekerjaan dari kementrian sosial karena pemerintah
telah menaikan BBM dua kali dalam satu tahun.
dampak dari kenaikan BBM tersebut akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat
khususnya masyarakat menengah kebawah. KPS
menjadi salah satu solusi untuk meringankan beban
masyarakat miskin sehingga dapat melanjutkan
kehidupannya.
Pemerintah mengeluarkan KPS ini kepada 15,5
juta rumah tangga miskin dan rentan yang
merupakan 25% rumah tangga dengan status sosial
ekonomi terendah di Indonesia. KPS ini berguna
untuk mendapatkan manfaat dari program subsidi
beras untuk masyarakat yang berpenghasilan
rendah, program ini dikenal dengan program
RASKIN. Selain itu KPS juga dapat digunakan
untuk mendapatkan manfaat program bantuan siswa

miskin (BSM), dan program Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM).

Penelitian ini menggunakan Preference
Ranking Organization Methods For Enrichment
Evaluations (Promethee). Metode tersebut menjadi
dasar penelitian yang dikutip dalam buku Sistem
Pendukung Keputusan (Suryadi dan Ali, 2000),
dimana metode tersebut juga termasuk kedalam
metode perankingan yang dapat menentukan urutan
berdasarkan prioritas sesuai kriteria yang telah
ditentukan. sehingga dapat menentukan keluarga
mana yang benar-benar berhak untuk memperoleh
Kartu Perlindungan Sosial.
II. LandasanTeori
II.1.Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang sistem pendukung keputusan
penerima kartu perlindungan sosial ini didasari
pada penelitian sebelumya yang berjudul “Sistem
Pendukung
Keputusan
Penerima
Jaminan

Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dengan
Metode Promethee”, (Reizha Arista, 2013), dalam
Penelitian ini
dijelaskan bagaimana sistem
melakukan proses menentukan Keluarga yang
berhak
menerima
JAMKESMAS
dengan
menggunakan metode Promethee. Sebelumnya
proses pemilihan dilakukan secara manual oleh
masing-masing kelurahan, dengan adanya sistem
pendukung keputusan ini diperoleh hasil akhir
dalam bentuk perangkingan secara cepat dan tepat,
sehingga Kelurahan dapat menentukan Keluarga
yang berhak menerima JAMKESMAS secara
akurat.
Penelitian serupa dilakukan juga oleh
(Lemantara, julianto, et al, 2013) dengan judul
“Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan
Metode AHP dan Promethee”. Dalam penelitian ini
dijelaskan untuk membuat aplikasi sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan
metode AHP dan metode Promethee sebagai alat
bantu pemilihan Mahasiswa Berprestasi yang akan
dikirim ke suatu event dengan lebih cepat, tepat dan
objektif, yang mana data pertamakali diproses
menggunakan metode AHP hasil yang didapat
kemudian diproses kembali menggunakan metode
Promethee.

ISSN : 2355-1887

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015

12

II.2.Definisi Keputusan
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu

strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah
tersebut (Kusrini, 2007)..
II.3.Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau
dikenal juga dengan Decision Support System
(DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun
1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan
istilah Manajement Decision Systems. Selanjutnya,
sejumlah perusahaan, lembaga penelitian dan
perguruan tinggi mulai melakukan penelitian dan
membangun SPK. Sistem ini merupakan suatu
sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu
pengambil
keputusan
dalam
memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang bersifat semi
terstruktur dan tidak terstruktur (Daihani, 2001).
Sistem

Pendukung
Keputusan
(SPK)
mempunyai 3 (tiga) komponen utama yaitu :
1. Subsistem manajemen data/basis data.
2. Subsistem manajemen model/basis model.
3. Subsistem penyelenggara dialog.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
sistem pendukung keputusan (SPK) adalah:
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Sistem yang menghasilkan berbagai
alternatif keputusan yang diurutkan
berdasarkan rangking.
3. System yang membantu kerja si pembuat
keputusan (decision maker).
4. System yang dapat memecahkan masalah
terstruktur dan tidak terstruktur.
5. System yang menggunakan data, basis
data, dan model keputusan.
2.4. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari
empat subsistem seperti terlihat pada gammbar
berikut ini : (Turban, 2005).
1. Manajemen Data, meliputi basis data yang
berisi data-data yang relevan dengan keadaan
dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut
Database Management System (DBMS).
2. Manajemen Model berupa sebuah paket
perangkat lunak yang berisi model-model
finansial, statistik, manajement science atau
model
kuantitatif
yang
menyediakan
kemampuan analisa dan perangkat lunak
manajemen yang sesuai.
3. Subsistem dialog atau komunikasi, merupakan
subsistem yang dipakai oleh user untuk
berkomunikasi
dan

memberi
perintah
(menyediakan user interface)
4. Manajemen knowledge yang mendukung
subsistem lain atau berlaku sebagai komponen
yang berdiri sendiri.

Gambar 1. Model Konseptual Sistem Pendukung
Keputusan
2.5. Multiple Criteria Decision Making (MCDM)
MCDM merupakan teknik pengambilan
keputusan dari beberapa pilihan alternative yang
ada. Kriteria merupakan ukuran, aturan-aturan
ataupun standar-standar yang memandu suatu
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
dilakukan melalui pemilihan atau memformulasikan
atribut-atribut, obyektif-obyektif, maupun tujuantujuan yang berbeda, maka atribut, obyektif
maupun tujuan dianggap sebagai kriteria. Criteria
dibangun berdasarkan kebutuhan dasar manusia
serta nilai-nilai yang diinginkan (Yusnita, 2000).

2.6. Pengertian Promethee
Promethee adalah suatu penentuan urutan
(Prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah
pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan dan
kestabilan. Dugaan dari dominasi criteria yang
digunakan dalam Promethee adalah penggunaan
nilai dalam hubungan Outranking. Promethee
termasuk metode peringkat yang cukup sederhana
dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan
metode lain untuk analisis multikriteria.
(Brans,1998).
Promethee menyediakan kepada user untuk
menggunakan data secara langsung dalam bentuk
tabel
multikriteria
sederhana.
Promethee
mempunyai kemampuan untuk menangani banyak
perbandingan,
Decision

Maker
hanya
mendefinisikan skala ukurannya sendiri tanpa
batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan
preferensi
untuk
setiap
kriteria,
dengan
memusatkan pada nilai (value) tanpa memikirkan
tentang metode perhitungannya.
Penggunaan promethee adalah menentukan dan
menghasilkan keputusan dari beberapa alternatif.
masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan
dan kestabilan. Promethee berfungsi untuk
mengolah data, baik data kualitatif sekaligus.
Dimana semua data digabung menjadi satu dengan
bobot penilaian yang telah diperoleh melalui
penilaian atau survey.

ISSN : 2355-1887

13

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015
2.7. Fungsi Preferensi
Promethee menyajikan enam bentuk fungsi
preferensi kriteria. Hal ini tentu saja tidak mutlak,
namun bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus,
Untuk
setiap
kritaria,
fungsi
preferensi
menerjemahkan perbedaan antara dua alternative
menjadi derajat preferansi mulai dari nol sampai
satu. Struktur preferensi Promethee berdasarkan
perbandingan. Semakin kecil nilai deviasi maka
semakin kecil nilai preferensinya, Semakin besar
nilai deviasi maka semakin besar nilai
preferensinya. Dalam rangka memfasilitasi
pemilihan fungsi preferensi tertentu, Brans dan
Vincke, mengusulkan enam tipe preferensi yaitu :
1. Kriteria Biasa (Usual Criterion)

{

H (d ) 0 Jika d=0
1 Jikad ≠ 0
dimana d = selisih nilai kriteria {d = f(a) – f(b)}
Pada kasus ini tidak ada beda (sama penting)
antara a dan b jika hanya jika f(a) = f(b). Apabila
nilai kriteria pada masing-masing alternatif
memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan
membuat preferensi mutlak untuk alternatif
yang memiliki nilai lebih baik.

H (d )

0 Jika− p≤ d ≤ p
{1 Jika
d← p atau d> p

Selama Nilai selisih memiliki nilai lebih rendah dari
p, maka preferensi dari pembuat keputusan
meningkat secara linier dengan nilai d. jika nilai d
lebih besar disbanding dengan nilai p, maka terjadi
preferensi mutlak.

Gambar 4. Preferensi Linier
4.

Kriteria Level (Level Criterion)

¿
0 Jika |d|≤ q
¿ 0,5 Jika qRp. 600.000,-

3
2
1

Tabel 5. Kriteria Jumlah Tanggungan (F5)
Kriteria
Bobot Penilaian
Memiliki Tanggungan diatas
3
3 Orang
Memiliki Tanggungan 1 s/d
2
3 Orang
Tidak Memiliki Tanggungan
1

Tabel 6. Kriteria Keadaan Fisik Bangunan (F6)
Kriteria
Bobot Penilaian
Fisik Bangunan Terbuat dari
3
Bambu dan Papan
Fisik
Bangunan
Sei
2
Permanen / Kayu dan Batu
Fisik Bangunan Permanen /
1
Tembom Batu
Berikut 5 data sampel keluarga calon penerima
Kartu Perlindungan Sosial, yang merupakan hasil
penilaian berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.
Tabel 7. Data Sampel Keluarga
Nilai Alternatif
Kriteria
A
B
C
D
F1
4
2
1
3
F2
3
3
2
1
F3
3
2
4
2
F4
2
3
2
2
F5
4
2
3
2
F6
3
1
2
2

E
4
2
3
3
3
3

3.1. Langkah-langkah penyelesaian :
1. Menghitung Nilai Preferensi
Pada tahapan ini dilakukan perbandingan
antara satu alternative dengan alternative lainnya,
dengan cara mengurangkan nilai alternative
pertama dengan alternative kedua, kemudian hitung
nilai preferensinya sesuai dengan type preferensi
yang digunakan. Untuk lebih lengkat dapat dilihat
pada perhitungan dibawah ini :
Tabel 8. Nilai Preferensi untuk Kriteria F1
F1= Kepemilikan Dokumen Kependudukan
F1 (A,B)
F1 (B,A)
d = F1 (A) – F1 (B)
d = F1 (B) – F1 (A)
d=4–2
d=2–4
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F1 (A,C)
F1 (C,A)
d = F1 (A) – F1 (C)
d = F1 (C) – F1 (A)
d=4–1
d=1–4

d>0
Maka H(d) = 1
F1 (A,D)
d = F1 (A) – F1 (D)
d=4–3
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (A,E)
d = F1 (A) – F1 (E)
d=4–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (B,C)
d = F1 (B) – F1 (C)
d=2–1
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (B,D)
d = F1 (B) – F1 (D)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (B,E)
d = F1 (B) – F1 (E)
d=2–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (C,D)
d = F1 (C) – F1 (D)
d=1–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (C,E)
d = F1 (C) – F1 (E)
d=1–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (D,E)
d = F1 (D) – F1 (E)
d=3–4
d≤0
Maka H(d) = 0

d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (D,A)
d = F1 (D) – F1 (A)
d=3–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (E,A)
d = F1 (E) – F1 (A)
d=4–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (C,B)
d = F1 (C) – F1 (B)
d=1–2
d≤0
Maka H(d) = 0
F1 (D,B)
d = F1 (D) – F1 (B)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (E,B)
d = F1 (E) – F1 (B)
d=4–2
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (D,C)
d = F1 (D) – F1 (C)
d=3–1
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (E,C)
d = F1 (E) – F1 (C)
d=4–1
d>0
Maka H(d) = 1
F1 (E,D)
d = F1 (E) – F1 (D)
d=4–3
d>0
Maka H(d) = 1

Tabel 9. Nilai Preferensi untuk Kriteria F2
F2= Lama Warga Menetap
F2 (A,B)
F2 (B,A)
d = F2 (A) – F2 (B)
d = F2 (B) – F2 (A)
d=3–3
d=3–3
d≤0
d≤0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 0
F2 (A,C)
F2 (C,A)
d = F2 (A) – F2 (C)
d = F2 (C) – F2 (A)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F2 (A,D)
F2 (D,A)
d = F2 (A) – F2 (D)
d = F2 (D) – F2 (A)
d=3–1
d=1–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0

ISSN : 2355-1887

16

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015
F2 (A,E)
d = F2 (A) – F2 (E)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1
F2 (B,C)
d = F2 (B) – F2 (C)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1
F2 (B,D)
d = F2 (B) – F2 (D)
d=3–1
d>0
Maka H(d) = 1
F2 (B,E)
d = F2 (B) – F2 (E)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1
F2 (C,D)
d = F2 (C) – F2 (D)
d=2–1
d>0
Maka H(d) = 1
F2 (C,E)
d = F2 (C) – F2 (E)
d=2–2
d≤0
Maka H(d) = 0
F2 (D,E)
d = F2 (D) – F2 (E)
d=1–2
d≤0
Maka H(d) = 0

F2 (E,A)
d = F2 (E) – F2 (A)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F2 (C,B)
d = F2 (C) – F2 (B)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F2 (D,B)
d = F2 (D) – F2 (B)
d=1–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F2 (E,B)
d = F2 (E) – F2 (B)
d=2–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F2 (D,C)
d = F2 (D) – F2 (C)
d=1–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F2 (E,C)
d = F2 (E) – F2 (C)
d=2–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F2 (E,D)
d = F2 (E) – F2 (D)
d=2–1
d>0
Maka H(d) = 1

Tabel 10. Nilai Preferensi untuk Kriteria F3
F3= Pendidikan Warga
F3 (A,B)
F3 (B,A)
d = F3 (A) – F3 (B)
d = F3 (B) – F3 (A)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F3 (A,C)
F3 (C,A)
d = F3 (A) – F3 (C)
d = F3 (C) – F3 (A)
d=3–4
d=4–3
d≤0
d>0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F3 (A,D)
F3 (D,A)
d = F3 (A) – F3 (D)
d = F3 (D) – F3 (A)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F3 (A,E)
F3 (E,A)
d = F3 (A) – F3 (E)
d = F3 (E) – F3 (A)
d=3–3
d=3–3
d≤0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F3 (B,C)
F3 (C,B)

d = F3 (B) – F3 (C)
d=2–4
d≤0
Maka H(d) = 0
F3 (B,D)
d = F3 (B) – F3 (D)
d=2–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F3 (B,E)
d = F3 (B) – F3 (E)
d=2–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F3 (C,D)
d = F3 (C) – F3 (D)
d=4–2
d>0
Maka H(d) = 1
F3 (C,E)
d = F3 (C) – F3 (E)
d=4–3
d>0
Maka H(d) = 1
F3 (D,E)
d = F3 (D) – F3 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0

d = F3 (C) – F3 (B)
d=4–2
d>0
Maka H(d) = 1
F3 (D,B)
d = F3 (D) – F3 (B)
d=2–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F3 (E,B)
d = F3 (E) – F3 (B)
d=3–2
d> 0
Maka H(d) = 1
F3 (D,C)
d = F3 (D) – F3 (C)
d=2–4
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F3 (E,C)
d = F3 (E) – F3 (C)
d=3–4
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F3 (E,D)
d = F3 (E) – F3 (D)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1

Tabel 11. Nilai Preferensi untuk Kriteria F4
F4= Pendapatan Warga
F4 (A,B)
F4 (B,A)
d = F4 (A) – F4 (B)
d = F4 (B) – F4 (A)
d=2–3
d=3–2
d≤ 0
d>0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F4 (A,C)
F4 (C,A)
d = F4 (A) – F4 (C)
d = F4 (C) – F4 (A)
d=2–2
d=2–2
d≤0
d≤ 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 0
F4 (A,D)
F4 (D,A)
d = F4 (A) – F4 (D)
d = F4 (D) – F4 (A)
d=2–2
d=2–2
d≤ 0
d≤0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 0
F4 (A,E)
F4 (E,A)
d = F4 (A) – F4 (E)
d = F4 (E) – F4 (A)
d=2–3
d=3–2
d≤0
d>0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 1
F4 (B,C)
F4 (C,B)
d = F4 (B) – F4 (C)
d = F4 (C) – F4 (B)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤ 0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F4 (B,D)
F4 (D,B)

ISSN : 2355-1887

17

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015
d = F4 (B) – F4 (D)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1
F4 (B,E)
d = F4 (B) – F4 (E)
d=3–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F4 (C,D)
d = F4 (C) – F4 (D)
d=2–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F4 (C,E)
d = F4 (C) – F4 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F4 (D,E)
d = F4 (D) – F4 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0

d = F4 (D) – F4 (B)
d=2–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F4 (E,B)
d = F4 (E) – F4 (B)
d=3–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F4 (D,C)
d = F4 (D) – F4 (C)
d=2–2
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F4 (E,C)
d = F4 (E) – F4 (C)
d=3–2
d> 0
Maka H(d) = 1
F4 (E,D)
d = F4 (E) – F4 (D)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1

Tabel 12. Nilai Preferensi untuk Kriteria F5
F5= Jumlah Tanggungan
F5 (A,B)
F5 (B,A)
d = F5 (A) – F5 (B)
d = F5 (B) – F5 (A)
d=4–2
d=2–4
d> 0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F5 (A,C)
F5 (C,A)
d = F5 (A) – F5 (C)
d = F5 (C) – F5 (A)
d=4–3
d=3–4
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F5 (A,D)
F5 (D,A)
d = F5 (A) – F5 (D)
d = F5 (D) – F5 (A)
d=4–2
d=2–4
d> 0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F5 (A,E)
F5 (E,A)
d = F5 (A) – F5 (E)
d = F5 (E) – F5 (A)
d=4–3
d=3–4
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F5 (B,C)
F5 (C,B)
d = F5 (B) – F5 (C)
d = F5 (C) – F5 (B)
d=2–3
d=3–2
d≤ 0
d> 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F5 (B,D)
F5 (D,B)
d = F5 (B) – F5 (D)
d = F5 (D) – F5 (B)
d=2–2
d=2–2
d≤ 0
d≤ 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 0
F5 (B,E)
F5 (E,B)
d = F5 (B) – F5 (E)
d = F5 (E) – F5 (B)

d=2–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F5 (C,D)
d = F5 (C) – F5 (D)
d=3–2
d> 0
Maka H(d) = 1
F5 (C,E)
d = F5 (C) – F5 (E)
d=3–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F5 (D,E)
d = F5 (D) – F5 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0

d=3–2
d> 0
Maka H(d) = 1
F5 (D,C)
d = F5 (D) – F5 (C)
d=2–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F5 (E,C)
d = F5 (E) – F5 (C)
d=3–3
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F5 (E,D)
d = F5 (E) – F5 (D)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1

Tabel 13. Nilai Preferensi untuk Kriteria F6
F6= Keadaan Fisik Bangunan
F6 (A,B)
F6 (B,A)
d = F6 (A) – F6 (B)
d = F6 (B) – F6 (A)
d=3–1
d=1–3
d> 0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F6 (A,C)
F6 (C,A)
d = F6 (A) – F6 (C)
d = F6 (C) – F6 (A)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F6 (A,D)
F6 (D,A)
d = F6 (A) – F6 (D)
d = F6 (D) – F6 (A)
d=3–2
d=2–3
d>0
d≤0
Maka H(d) = 1
Maka H(d) = 0
F6 (A,E)
F6 (E,A)
d = F6 (A) – F6 (E)
d = F6 (E) – F6 (A)
d=3–3
d=3–3
d≤0
d≤0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 0
F6 (B,C)
F6 (C,B)
d = F6 (B) – F6 (C)
d = F6 (C) – F6 (B)
d=1–2
d=2–1
d≤ 0
d> 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F6 (B,D)
F6 (D,B)
d = F6 (B) – F6 (D)
d = F6 (D) – F6 (B)
d=1–2
d=2–1
d≤ 0
d> 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F6 (B,E)
F6 (E,B)
d = F6 (B) – F6 (E)
d = F6 (E) – F6 (B)
d=1–3
d=3–1
d≤ 0
d> 0
Maka H(d) = 0
Maka H(d) = 1
F6 (C,D)
F6 (D,C)
d = F6 (C) – F6 (D)
d = F6 (D) – F6 (C)
d=2–2
d=2–2

ISSN : 2355-1887

18

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015
d≤ 0
Maka H(d) = 0
F6 (C,E)
d = F6 (C) – F6 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0
F6 (D,E)
d = F6 (D) – F6 (E)
d=2–3
d≤0
Maka H(d) = 0

2.

d≤ 0
Maka H(d) = 0
F6 (E,C)
d = F6 (E) – F6 (C)
d=3–2
d> 0
Maka H(d) = 1
F6 (E,D)
d = F6 (E) – F6 (D)
d=3–2
d>0
Maka H(d) = 1

=

0
6

(A,E) =

1
6

=

2
6

(E,A) =

1
6

=

1
6

(B,C) =

1
6

=

3
6

(C,B) =

1
6

=

3
6

(B,D) =

1
6

=

2
6

(D,B) =

1
6

=

2
6

= 0,333

(B,E) =

1
6

( 0+1+0+ 0+0+0 )

=

1
6

= 0,166

(E,B) =

1
6

( 1+0+1+0+1+1 )

=

4
6

Menghitung Indeks Preferensi Multikriteria

1
(A,B) =
6
=

4
6

1
(B,A) =
6
1
=
6
1
(A,C) =
6
=

4
6

1
(C,A) =
6
1
=
6

( 1+0+1+0+1+1 )
= 0,666

( 0+0+ 0+1+0+0 )
= 0,166

( 1+1+ 0+0+1+1 )
= 0,666

( 0+0+1+ 0+0+0 )
= 0,333

= 0,2
(A,D) =

1
6

=

5
6

(D,A) =

1
6

( 1+1+ 1+ 0+1+1 )
= 0,833

( 0+0+ 0+0+0+ 0 )

=0

( 0+1+0+ 0+1+0 )
= 0,333

( 0+0+ 0+1+0+0 )
= 0,166

( 1+1+ 0+1+0+0 )
= 0,5

( 0+0+1+ 0+1+1 )
= 0,5

( 0+1+0+1+ 0+0 )
= 0,333

( 1+0+0+ 0+0+1 )

= 0,666

ISSN : 2355-1887

19

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015

(C,D) =

1
6

3
=
6
(D,C) =

1
6

( 0+1+1+0+1+0 )
= 0,5

=
LF(B)
= 0,166

(C,E) =

1
6

( 0+0+1+ 0+0+0 )

=

1
6

= 0,166

1
6

( 1+0+0+1+ 0+1 )

3
6

= 0,5

(D,E) =

1
6

0
=
6
(E,D) =

1
6

=

6
6

2,498
4

= 0,624

( 1+0+0+ 0+0+0 )

1
6

=

1
(5−1)

=

(0,666+0,666+ 0,833+0,333)

=

(E,C) =

LF(A)

1
(5−1)

=

(0,166+0,5+ 0,333+0,166)

=

1,165
4

LF(C)

= 0,291

1
(5−1)

=

(0,166+0,5+ 0,5+0,166)

=
LF(D) =

( 0+0+ 0+0+0+ 0 )
=

1,332
4

= 0,333

1
(5−1)
0,499
4

(0+0,333+ 0,166+0)

= 0,124

=0
LF(E)

1
(5−1)

=

(0,166+0,666+ 0,5+1)

( 1+1+ 1+ 1+1+1 )

=

=1

4.

2,332
4

= 0,583

Menghitung Entering Flow (EF)

EF(A)

=

1
(5−1)

(0,166+0,166+ 0+0,1,66)
Tabel 14. Nilai Indeks Preferensi Multikriteria
A
B
C
D
E
A
0,666 0,666 0,833 0,333
B
0,166
0,5
0,333 0,166
C
0,166
0,5
0,5
0,166
D
0
0,333 0,166
0
E
0,166 0,666
1
0,5
3.

Menghitung Leaving Flow (LF)

=

0,498
4

EF(B)

= 0,124

1
(5−1)

=

(0,666+0,5+ 0,333+0,666)
=

2,165
4

= 0,541

ISSN : 2355-1887

20

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015

EF(C)

=

1
(5−1)

Keluarga dengan inisial D dengan nilai Net Flow
-0,542 yang merupakan nilai Net Flow terendah.

(0,666+0,5+ 0,166+0,5)

=

1,832
4

EF(D)

= 0,458

=

1
(5−1)

4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang telah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.

Sistem Pendukung Keputusan dengan
menggunakan metode Promethee ini dapat
membantu dalam penetapan Keluarga yang
berhak untuk menerima Kartu Perlindungan
Sosial (KPS), dimana outputnya menghasilkan
ranking Kepala Keluarga yang akan
direkomendasikan untuk memperoleh Kartu
Perlindungan Sosial (KPS).

2.

Keluaran hasil perhitungan pada sistem ini
tergantung dengan input-an kaidah, preferensi
dan parameter-parameter yang digunakan
dalam proses perhitungan, karena setiap fungsi
memiliki karakteristik data yang berbeda.

(0,833+0,333+ 0,5+ 1)
=

2,666
4

EF(E)

= 0,666

=

1
(5−1)

(0,333+0,166+ 0,166+0)
=

5.

0,665
4

= 0,166

4.2.Saran
Dari hasil analisa dan penelitian yang
dilakukan, maka penulis dapat menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut :

Menghitung Net Flow (NF)
NF (A) = 0,624 – 0,124 = 0,5
NF (B) = 0,291 – 0,541 = - 0,25
NF (C) = 0,333 – 0,458 = - 0,125
NF (D) = 0,124 – 0,666 = - 0,542
NF (E) = 0,583 – 0,166 = 0,417

3.2. Hasil Perhitungan Promethee
Tabel 15. Hasil Peritungan Promethee
Alternati
LF
EF
NF
f
A
0,62
0,12
0,5
4
4
B
0,29
0,54 -0,25
1
1
C
0,33
0,45
-0,125
3
8
D
0,12
0,66
-0,542
4
6
E
0,58
0,16
0,417
3
6

1.

Kelurahan sebagai perpanjangan tangan
Pemerintah dalam proses penentuan Keluarga
yang berhak menerima Kartu Perlindungan
Sosial (KPS) dapat menggunakan metode
Promethee ini sebagai bahan rekomendasi
untuk
mengetahui
urutan
Keluarga
berdasarkan rangking Keluarga yang berhak
menerima KPS berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.

2.

Metode ini juga dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalan yang memiliki
multi kriteria dalam proses pengambilan
keputusan.

Rankin
g
1
4
3
5
2

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Net
Flow tertinggi adalah 0,5 maka peringkat pertama
untuk Keluarga yang berhak untuk menerima KPS
adalah Kepala Keluarga dengan inisial A,
berikutnya dengan Net Flow sebesar 0,417
merupakan peringkat kedua yang diraih oleh
Keluarga dengan Kepala Keluarga berinisial E,
berikutnya diposisi ketiga ditempati oleh Kepala
Keluarga
dengan inisial C, posisi keempat
ditempati oleh Kepala Keluarga dengan inisial B
dan yang diposisi terakhir ditempati oleh Kepala

DAFTAR PUSTAKA
Arista, R. 2013, Sistem Pedukung Keputusan
Penerima
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat (JAMKESMAS) dengan
Metode Promethee”. ISSN:2301-9425.
Brans, J.P. 1998. “Promethee Method”. Belgia :
Centrum Voor Statistiek Operationeel
Onderzoek,
Brussel
University.
Avalaible:
http://www.inf.unideb.hu/valseg/dolgozo
k/anett.racz/docs/DSS/Promethee.pdf.
Diakses tanggal 23 Juni 2016.

ISSN : 2355-1887

JUTEKINF, Vol. 2, No. 1, Februari - Juli 2015

21

Ignatius, J., dkk. 2012. “ Financial Performance of
Iran’s Automotive Sector Based on
PROMETHEE II”. Malaysia: IEEE
ICMIT.
Daihani,

D, Umar. 2001. “Komputerisasi
Pengambilan
Keputusan”,
Jakarta,
PT.Elex Media Komputindo.
Suryadi, K., dan Ramdhani, A. (2000). Sistem
Pendukung Keputusan Suatu Wacana
Struktural Idealisasi dan Implementasi
Konsep Pengambilan Keputusan, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Kusrini, 2007. “Konsep dan Aplikasi Sistem
Pendukung
Keputusan”,
Andi,
Yogyakarta.
Lemantara, Julianto, et al. 2013. “Rancang Bangun
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Mahasiswa Berprestasi Mengunakan
Metode AHP dan Promethee”. JNTETI,
Vol.2, No.4, ISSN: 2301-4156.
Pradita, Ranida dan Hidayah, Nurul. 2013. “Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Guru
Berprestasi
Menggunakan
Metode
Promethee”. Jurnal Sains dan Seni
Pomits, Vol.2, No.1. ISSN: 2337-3520.
Pressman, R.S. 2010. “Rekayasa Perangkat Lunak
(Jilid 1)”. Indonesia: Andi Publisher.
Turban, E., Aronson, J.E., Liang, T.P 2005. “ Sistem
Pendukung Keputusan (jilid 1)”.
Indonesia: Andi Publisher.
Yusnita, Rosa, 2000. “ Penerapan Multi Criteria
Decision Making Dalam Pengambilan
Keputusan Sistem Perawatan”.

ISSN : 2355-1887

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124