REGULASI UNIT HEMODIALISIS DI INDONESIA
REGULASI UNIT
HEMODIALISIS DI
INDONESIA
Dharmeizar
Divisi Ginjal Hipertensi,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI/ RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta
LANDASAN HUKUM
1.
Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3.
Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
4.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1933 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 tahun 2007 tentang Izin
Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran/ Kedokteran Gigi
6.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
7.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 812 tahun 2010
8.
Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan Kesehatan,
Direktoran Bina Pelayanan Kesehatan Medik Spesialistik tahun 2008
• Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti
ginjal yang menggunakan alat khusus dengan
tujuan mengeluarkan toksin uremik dan
mengatur cairan serta elektrolit tubuh
• Hemodialisis kronik adalah hemodialisis yang
dilakukan pada pasien PGK sebagai pengobatan
pengganti ginjal
ORGANISASI DAN
PELAYANAN
HEMODIALISIS (HD)
• Fasilitas pelayanan Hemodialisis adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan dialisis, baik didalam
maupun diluar RS
• Unit Pelayanan HD adalah pelayanan hemodialisis di
Rumah Sakit
• Klinik HD adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan HD kronik diluar RS secara
rawat jalan dan mempunyai kerja sama dengan RS yang
menyelenggarakan pelayanan itu sebagai sarana
pelayanan kesehatan rujukannya.
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT PELAYANAN HD
Direktur Utama
Dir. Pelayanan
Dir. Umum & Keuangan
Inst. Penyakit Dalam
Instalasi
Instalasi
Ka. Unit Dialisis/
Supervisor
Unit
Unit
Dokter Penanggung
Jawab/ Pelaksana
Perawat
Administrasi
Dir. Penunjang
Unit
Teknisi
Laboratorium
Gizi
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT PELAYANAN HD
Supervisor (KGH)
Penanggung Jawab
(Internis)
Dokter Pelaksana
Perawat Mahir
Hemodialisis
-
Administrasi
Teknisi
Pekarya
Tenaga Pendukung lainnya
PERIZINAN
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN HEMODIALISIS
- Unit Pelayanan Hemodialisis
Izin melekat dan menjadi bagian dari izin
penyelenggaraan RS
Penyelenggaraan unit pelayanan HD di RS yang
merupakan pengembangan pelayanan setelah
beroperasinya RS harus terlebih dahulu mendapat izin
Dinas Kesehatan dan rekomendasi dari Pernefri
setempat
Izin memberikan setelah memenuhi persyaratan
PERIZINAN KLINIK
HEMODIALISIS
• Izin diberikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi setelah
mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota serta rekomendasi Pernefri setempat
• Izin berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persayaratan yang berlaku
Buku Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana
Pelayanan Kesehatan, izin mendapatkan:
1. Izin mendirikan : Mempersiapkan sarana dan prasarana
serta SDM dan izin-ijn dari instansi lain. Berlaku satu tahun
dan dapat diperpanjang satu kali
2. Izin Penyelenggaraan :
a.Izin Penyelenggaraan Sementara : Dikeluarkan oleh kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dengan disertai rekomendasi
Pernefri. izin tersebut berlaku selama 2 tahun
b.Izin Penyelenggaraan tetap :
- Dalam 2 tahun diatas, Pernefri harus melakukan visitasi
kembali untuk mengevaluasi dengan menggunakan data IRR
- Bila baik diberikan izin yang berlaku 5 tahun
ALUR PENETAPAN IZIN
Kelengkapan
Administratif
Dinas Kesehatan
Propinsi
Analisis Kebutuhan
pelayanan & meneliti
kelengkapan & keabsahan
persyaratan
Peninjauan lapangan
Penetapan izin mendirikan
(disetujui/ditolak)
ALUR PENETAPAN IZIN
PENYELENGGARAAN
Kelengkapan Administrasi
PERNEFRI
meneliti kelengkapan
persyaratan
administrasi meliputi:
SDM, Peralatan, obat,
dll
Data Indonesian Renal
Registry (IRR)
Kelengkapan administrasi
(terutama kegiatan
layanan)
PERNEFRI
Dinkes Provinsi
Evaluasi unit
(mampu laksana/tidak)
Meneliti kelengkapan
& Keabsahan
persyaratan
Dinkes Provinsi
meneliti kelengkapan
& keabsahan
persyaratan
Peninjauan lapangan
Peninjauan lapangan
Rekomendasi
Rekomendasi
Penetapan izin
penyelenggaraan sementara
Penetapan izin tetap
(disetujui/ ditolak)
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Konsep Pelayanan:
1. Dilakukan secara komprehensif
2. Pelayanan dilakukan sesuai standar profesi
3. Peralatan yang tersedia harus memenuhi ketentuan
4. Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik
5. Harus ada sistem monitor dan evaluasi
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Pelayanan hemodialisis hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah memiliki izin praktek sesuai
kompetensi yang dimiliki
Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar operasional
prosedur dengan tetap memperhatikan keselamatan
dan kesehatan pasien
KETENAGAAN
Ketenagaan
Kompetensi
Tenaga medis Dokter SpPD-KGH
Dokter SpPD bersertifikat
HD
Dokter
umum
bersertifikat HD
Perawat
Perawat bersertifikat HD
Perawat lulusan Akademi
Keperawatan
Teknisi
Minimal SMU/STM
Tenaga
administrasi
Tenaga
pendukung
lain
Jabatan dan uraian tugas
Supervisor/dokter penanggung jawab
Dokter penanggung jawab/pelaksana hemodialisis
Dokter pelaksana hemodialisis
Perawat mahir
Perawat biasa yang membantu tugas perawat mahir
Teknisi atau perawat dengan pelatihan khusus mesin
dialisis dan perlengkapannya, bertugas menyiapkan
mesin dan perlengkapannya, menjalankan dan
merawat mesin dialsis dan pengolah air, bekerja
sama dengan teknisi pabrik pembuatnya
Mengelola administrasi layanan hemodialisis
Sesuai kebutuhan
SUPERVISOR
• Seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan
Ginjal Hipertensi yang bekerja pada fasilitas pelayanan
kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
• Bila tidak ada Konsultan Ginjal-Hipertensi pada fasilitas
pelayanan tersebut, maka fasilitas pelayanan tersebut
dapat menunjuk Konsultan Ginjal Hipertensi dari
fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai Pembina
mutu
PERSYARATAN SARANA
DAN PRASARANA
a. Ruang peralatan mesin hemodialisis untuk kapasitas 4
mesin hemodialisis
b. Ruang pemeriksaan dokter/ konsultasi
c. Ruang tindakan
d. Ruang perawatan, ruang sterilisasi, ruang
penyimpanan obat dan ruang penunjang medik
e. Ruang administrasi dan ruang tunggu pasien
f. Ruang lain sesuai kebutuhan
PERSYARATAN PERALATAN
MINIMAL YANG HARUS
DIPENUHI
a. 4 mesin hemodialisis siap pakai
b. Peralatan medik standar sesuai kebutuhan
c. Peralatan reuse dialiser manual atau otomatik
d. Peralatan sterilisasi alat medik
e. Peralatan pengolahan air untuk hemodialisis
f. Kelengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan
PERSYARATAN MINIMAL OBAT
DAN ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No.
Nama Obat
Satuan
Kekuatan
1
Adrenalin HCL
Ampul
1 mg
2
Dexametason
Flacon
10 mg
3
Dopamin
Ampul
50 mg dan 200 mg
4
KCL 1 mEq/ml
Flacon
25 ml
5
Heparin 5000 IU
Flacon
5000 unit/ ml
6
Protamin Sulfat
Ampul
50 mg/ ml
7
Bicarbonat Natrikus 8.4%
Flacon
25 ml dan 100 ml
8
Anti Histamin
Ampul
9
Clonidin
Ampul
0.15 mg
10
Dextrose 40%
Flacon
25 ml
11
Diazepam
Ampul
10 mg
12
Lidocain HCL 2%
Ampul
20 mg/ml
PERSYARATAN MINIMAL OBAT
DAN ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No.
Nama Obat
Satuan
Kekuatan
13
NaCl 0.9%
Kolf
500 ml
14
Dextrose 5% dan 10%
Kolf
500 ml
15
Nifedipin
Tablet
5 mg
16
Captopril
Tablet
12.5 mg
17
Isosorbid Dinitrate
Tablet
5 mg
18
Parasetamol
Tablet
500 mg
19
H2O2
Larutan
3%
20
Iodine Povidone
Larutan
10%
21
Antiseptik (savlon, hibiscrub, dll)
Larutan
22
Alkohol 70%
Larutan
ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No
Nama Alat Kesehatan
1
Hollow fiber berbagai ukuran
2
Blood Line
3
AV Fistula
4
Dispossible Syringe
5
Kassa Steril
6
Blood Set
7
Masker Disposible
8
Sarung Tangan Steril
9
Plester
10
Oksigen tabung
11
Havox/ Sunclin (untuk desinfektan mesin sesuai dengan petunjuk pabrik)
12
Campuran Perasetic Acid & H2O3 (untuk dialiser proses ulang)
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Setiap pelaksanaan pelayanan hemodialisis
harus mendapat persetujuan pasien
Pelaksanaan persetujuan sebagaimana
dimaksud dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
PROSEDUR PELAYANAN
HEMODIALISIS
• Tindakan inisiasi hemodialisis (HD pertama)
dilakukan setelah melalui pemeriksaan/
konsultasi dengan konsultan atau Dokter SpPD
bersertifikat HD
• Setiap tindakan hemodialisis terdiri:
Persiapan pelaksanaan 30 menit
Pelaksanaan hemodialisis 5 jam
Evaluasi pasca hemodialisis 30 menit
• Setiap fasilitas pelayanan hemodialisis wajib
memiliki pengelolaan limbah yang baik
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Setiap penanggung jawab klinik hemodialisis
harus melakukan pelaporan atas pelayanan
hemodialisis yang diselenggarakannya kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap 1 tahun
Meliputi pelaporan jumlah pasien, jenis
penyakit, dan pelayanan hemodialisis yang
diberikan serta jumlah rujukan
Laporan dikirim secara berkala oleh unit
Hemodialisis ke Pusat Registrasi Nasional
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Menteri Kesehatan, Kepalan Dinas Kesehatan
Propinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan dengan melibatkan organisasi
profesi (PERNEFRI)
Pembinaan dan pengawasan dimaksudkan
untuk :
Melindungi pasien
Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
Memberikan kepastian hukum bagi pasien dan tenaga kesehatan
SANKSI
• Menteri Kesehatan, Kepala Dinas kesehatan
Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota dapat mengambil tindakan
administrative
• Tindakan administratif dapat berupa:
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pencabutan surat izin praktek, dan/atau
Izin penyelenggaraan fasilitas pelayanan hemodialisis
HEMODIALISIS DI
INDONESIA
Dharmeizar
Divisi Ginjal Hipertensi,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI/ RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta
LANDASAN HUKUM
1.
Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
2.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3.
Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
4.
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1933 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
5.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 tahun 2007 tentang Izin
Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran/ Kedokteran Gigi
6.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
7.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 812 tahun 2010
8.
Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan Kesehatan,
Direktoran Bina Pelayanan Kesehatan Medik Spesialistik tahun 2008
• Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti
ginjal yang menggunakan alat khusus dengan
tujuan mengeluarkan toksin uremik dan
mengatur cairan serta elektrolit tubuh
• Hemodialisis kronik adalah hemodialisis yang
dilakukan pada pasien PGK sebagai pengobatan
pengganti ginjal
ORGANISASI DAN
PELAYANAN
HEMODIALISIS (HD)
• Fasilitas pelayanan Hemodialisis adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan dialisis, baik didalam
maupun diluar RS
• Unit Pelayanan HD adalah pelayanan hemodialisis di
Rumah Sakit
• Klinik HD adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan HD kronik diluar RS secara
rawat jalan dan mempunyai kerja sama dengan RS yang
menyelenggarakan pelayanan itu sebagai sarana
pelayanan kesehatan rujukannya.
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT PELAYANAN HD
Direktur Utama
Dir. Pelayanan
Dir. Umum & Keuangan
Inst. Penyakit Dalam
Instalasi
Instalasi
Ka. Unit Dialisis/
Supervisor
Unit
Unit
Dokter Penanggung
Jawab/ Pelaksana
Perawat
Administrasi
Dir. Penunjang
Unit
Teknisi
Laboratorium
Gizi
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT PELAYANAN HD
Supervisor (KGH)
Penanggung Jawab
(Internis)
Dokter Pelaksana
Perawat Mahir
Hemodialisis
-
Administrasi
Teknisi
Pekarya
Tenaga Pendukung lainnya
PERIZINAN
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN HEMODIALISIS
- Unit Pelayanan Hemodialisis
Izin melekat dan menjadi bagian dari izin
penyelenggaraan RS
Penyelenggaraan unit pelayanan HD di RS yang
merupakan pengembangan pelayanan setelah
beroperasinya RS harus terlebih dahulu mendapat izin
Dinas Kesehatan dan rekomendasi dari Pernefri
setempat
Izin memberikan setelah memenuhi persyaratan
PERIZINAN KLINIK
HEMODIALISIS
• Izin diberikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi setelah
mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota serta rekomendasi Pernefri setempat
• Izin berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persayaratan yang berlaku
Buku Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana
Pelayanan Kesehatan, izin mendapatkan:
1. Izin mendirikan : Mempersiapkan sarana dan prasarana
serta SDM dan izin-ijn dari instansi lain. Berlaku satu tahun
dan dapat diperpanjang satu kali
2. Izin Penyelenggaraan :
a.Izin Penyelenggaraan Sementara : Dikeluarkan oleh kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dengan disertai rekomendasi
Pernefri. izin tersebut berlaku selama 2 tahun
b.Izin Penyelenggaraan tetap :
- Dalam 2 tahun diatas, Pernefri harus melakukan visitasi
kembali untuk mengevaluasi dengan menggunakan data IRR
- Bila baik diberikan izin yang berlaku 5 tahun
ALUR PENETAPAN IZIN
Kelengkapan
Administratif
Dinas Kesehatan
Propinsi
Analisis Kebutuhan
pelayanan & meneliti
kelengkapan & keabsahan
persyaratan
Peninjauan lapangan
Penetapan izin mendirikan
(disetujui/ditolak)
ALUR PENETAPAN IZIN
PENYELENGGARAAN
Kelengkapan Administrasi
PERNEFRI
meneliti kelengkapan
persyaratan
administrasi meliputi:
SDM, Peralatan, obat,
dll
Data Indonesian Renal
Registry (IRR)
Kelengkapan administrasi
(terutama kegiatan
layanan)
PERNEFRI
Dinkes Provinsi
Evaluasi unit
(mampu laksana/tidak)
Meneliti kelengkapan
& Keabsahan
persyaratan
Dinkes Provinsi
meneliti kelengkapan
& keabsahan
persyaratan
Peninjauan lapangan
Peninjauan lapangan
Rekomendasi
Rekomendasi
Penetapan izin
penyelenggaraan sementara
Penetapan izin tetap
(disetujui/ ditolak)
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Konsep Pelayanan:
1. Dilakukan secara komprehensif
2. Pelayanan dilakukan sesuai standar profesi
3. Peralatan yang tersedia harus memenuhi ketentuan
4. Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik
5. Harus ada sistem monitor dan evaluasi
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Pelayanan hemodialisis hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah memiliki izin praktek sesuai
kompetensi yang dimiliki
Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar operasional
prosedur dengan tetap memperhatikan keselamatan
dan kesehatan pasien
KETENAGAAN
Ketenagaan
Kompetensi
Tenaga medis Dokter SpPD-KGH
Dokter SpPD bersertifikat
HD
Dokter
umum
bersertifikat HD
Perawat
Perawat bersertifikat HD
Perawat lulusan Akademi
Keperawatan
Teknisi
Minimal SMU/STM
Tenaga
administrasi
Tenaga
pendukung
lain
Jabatan dan uraian tugas
Supervisor/dokter penanggung jawab
Dokter penanggung jawab/pelaksana hemodialisis
Dokter pelaksana hemodialisis
Perawat mahir
Perawat biasa yang membantu tugas perawat mahir
Teknisi atau perawat dengan pelatihan khusus mesin
dialisis dan perlengkapannya, bertugas menyiapkan
mesin dan perlengkapannya, menjalankan dan
merawat mesin dialsis dan pengolah air, bekerja
sama dengan teknisi pabrik pembuatnya
Mengelola administrasi layanan hemodialisis
Sesuai kebutuhan
SUPERVISOR
• Seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan
Ginjal Hipertensi yang bekerja pada fasilitas pelayanan
kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
• Bila tidak ada Konsultan Ginjal-Hipertensi pada fasilitas
pelayanan tersebut, maka fasilitas pelayanan tersebut
dapat menunjuk Konsultan Ginjal Hipertensi dari
fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai Pembina
mutu
PERSYARATAN SARANA
DAN PRASARANA
a. Ruang peralatan mesin hemodialisis untuk kapasitas 4
mesin hemodialisis
b. Ruang pemeriksaan dokter/ konsultasi
c. Ruang tindakan
d. Ruang perawatan, ruang sterilisasi, ruang
penyimpanan obat dan ruang penunjang medik
e. Ruang administrasi dan ruang tunggu pasien
f. Ruang lain sesuai kebutuhan
PERSYARATAN PERALATAN
MINIMAL YANG HARUS
DIPENUHI
a. 4 mesin hemodialisis siap pakai
b. Peralatan medik standar sesuai kebutuhan
c. Peralatan reuse dialiser manual atau otomatik
d. Peralatan sterilisasi alat medik
e. Peralatan pengolahan air untuk hemodialisis
f. Kelengkapan peralatan lain sesuai kebutuhan
PERSYARATAN MINIMAL OBAT
DAN ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No.
Nama Obat
Satuan
Kekuatan
1
Adrenalin HCL
Ampul
1 mg
2
Dexametason
Flacon
10 mg
3
Dopamin
Ampul
50 mg dan 200 mg
4
KCL 1 mEq/ml
Flacon
25 ml
5
Heparin 5000 IU
Flacon
5000 unit/ ml
6
Protamin Sulfat
Ampul
50 mg/ ml
7
Bicarbonat Natrikus 8.4%
Flacon
25 ml dan 100 ml
8
Anti Histamin
Ampul
9
Clonidin
Ampul
0.15 mg
10
Dextrose 40%
Flacon
25 ml
11
Diazepam
Ampul
10 mg
12
Lidocain HCL 2%
Ampul
20 mg/ml
PERSYARATAN MINIMAL OBAT
DAN ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No.
Nama Obat
Satuan
Kekuatan
13
NaCl 0.9%
Kolf
500 ml
14
Dextrose 5% dan 10%
Kolf
500 ml
15
Nifedipin
Tablet
5 mg
16
Captopril
Tablet
12.5 mg
17
Isosorbid Dinitrate
Tablet
5 mg
18
Parasetamol
Tablet
500 mg
19
H2O2
Larutan
3%
20
Iodine Povidone
Larutan
10%
21
Antiseptik (savlon, hibiscrub, dll)
Larutan
22
Alkohol 70%
Larutan
ALAT KESEHATAN HABIS
PAKAI
No
Nama Alat Kesehatan
1
Hollow fiber berbagai ukuran
2
Blood Line
3
AV Fistula
4
Dispossible Syringe
5
Kassa Steril
6
Blood Set
7
Masker Disposible
8
Sarung Tangan Steril
9
Plester
10
Oksigen tabung
11
Havox/ Sunclin (untuk desinfektan mesin sesuai dengan petunjuk pabrik)
12
Campuran Perasetic Acid & H2O3 (untuk dialiser proses ulang)
PELAYANAN
HEMODIALISIS
Setiap pelaksanaan pelayanan hemodialisis
harus mendapat persetujuan pasien
Pelaksanaan persetujuan sebagaimana
dimaksud dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
PROSEDUR PELAYANAN
HEMODIALISIS
• Tindakan inisiasi hemodialisis (HD pertama)
dilakukan setelah melalui pemeriksaan/
konsultasi dengan konsultan atau Dokter SpPD
bersertifikat HD
• Setiap tindakan hemodialisis terdiri:
Persiapan pelaksanaan 30 menit
Pelaksanaan hemodialisis 5 jam
Evaluasi pasca hemodialisis 30 menit
• Setiap fasilitas pelayanan hemodialisis wajib
memiliki pengelolaan limbah yang baik
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Setiap penanggung jawab klinik hemodialisis
harus melakukan pelaporan atas pelayanan
hemodialisis yang diselenggarakannya kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap 1 tahun
Meliputi pelaporan jumlah pasien, jenis
penyakit, dan pelayanan hemodialisis yang
diberikan serta jumlah rujukan
Laporan dikirim secara berkala oleh unit
Hemodialisis ke Pusat Registrasi Nasional
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
Menteri Kesehatan, Kepalan Dinas Kesehatan
Propinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan dengan melibatkan organisasi
profesi (PERNEFRI)
Pembinaan dan pengawasan dimaksudkan
untuk :
Melindungi pasien
Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
Memberikan kepastian hukum bagi pasien dan tenaga kesehatan
SANKSI
• Menteri Kesehatan, Kepala Dinas kesehatan
Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota dapat mengambil tindakan
administrative
• Tindakan administratif dapat berupa:
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pencabutan surat izin praktek, dan/atau
Izin penyelenggaraan fasilitas pelayanan hemodialisis