TRANFORMASI KEPEMIMPINAN ORGANISASI kem UNTU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai
makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta
kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain,
selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan
manusia berkelompok ini disebut juga dengan zoon politicon.
Manusia sebagai zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles
yang artinya manusia sebagai binatang politik. Manusia sebagai insan politik atau
dalam istilah yang lebih populer manusia sebagi zoon politicon, mengandung
makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan
manusia yang lain dalam suatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki
tujuan yang jelas. Sebagai insan politik, manusia memiliki nilai-nilai yang bisa
dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya. Argumen yang mendasari
pernyataan ini adalah bahwa manusia sebagaimana binatang, hidupnya suka
mengelompok. Hanya saja antara manusia dan binatang berbeda memiliki cara
mengelompok yang berbeda, hewan mengandalkan naluri, sedangkan manusia
berkelompok dilakukan melalui proses belajar dengan menggunakan akal
pikirannya. Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikan

kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan kemampuan untuk
saling bekerjasama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai pada manusia untuk
1 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

hidup bersama dalam kelompok, antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai
kebersamaan dan nilai berorganisasi.
Sifatnya yang merupakan makhluk sosial meniscayakan manusia hidup
secara berkelompok. Dalam kelompoknya manusia terus berinteraksi dan
melakukan pertukaran kebutuhan serta kepentingan. Manusia selaku objek
maupun subjek interaksi, senantiasa melakukan sinegritas untuk mencapai tujuan
bersama. Untuk mengharmoniskan interksi yang ada dibutuhkan sosok yang
mejadi pengontrol dan patron acuan yang biasa disebut sebagai pemimpin.
Pemimpin merupakan hal yang sangat penting dalam setiap interaksi kelompok.
Gerak merupakan suatu yang niscaya untuk setiap makhluk. Entah itu gerak
individual maupun gerak kelompok. Gerak inilah yang menyebabkankan adanya
perkembangan – perkembangan pada budaya dan interaksi sosial yang ada.
Daripadanya, perkembangan dan perubahan zaman merupakan hal yang
berpengaruh dan perlu untuk dipertimbangkan dalam melakukan perubahan –
perubahan dalam sistem interaksi serta kepemimpinannya.

Organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu hal yang paling potensial
untuk mengawal dan menjaga perkembangan zaman terutama dalam lingkup keIndonesiaan. Dalam memaksimalkan usaha pengawalan, sistem dan hirarki
organisasi harus selaras dengan sistem dan hirarki kenegaraan, tanpa melupakan
nilai kemanusiaan dan kepemimpinan yang dipegang teguh oleh lembaga
kemahasiswaan. Penguatan kelembagaan harus senantiasa

dijaga dari sistem

terbesar hingga sistem terkecil, mulai dari skala ke-Indonesiaan hingga skala
regional. Hal inilah yang menjadi landasan guna menjawab tantangan zaman yang
2 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

ada, dimana harus dilakukan transformasi kepemimpinan organisasi untuk
penguatan peran kelembagaan di semua tingkatan, terutama ditingkat regional.
Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) sebagai salah satu organisasi
kemahasiswaan

yang


berskala

nasional

diharapkan

mampu

melakukan

transformasi kepemimpinan dalam kehidupan keorganisasiannya sampai pada
tataran regional guna menjawab tantangan zaman yang ada. Mengingat HmI
sendiri punya catatan sejarah sebagai organisasi kemahasiswaan yang berperan
besar dalam menyelesaikan permasalahan bangsa sejak dilahirkannya hingga pada
saat ini.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang perlu dibahas dalam
tulisan kali ini antara lain :
1. Apa itu kepemimpinan?

2. Bagaimana kepemimpinan dalam perspektif Islam?
3. Bagaimana model transformasi kepemimpinan dalam sebuah organisasi secara
umum serta HmI pada khususnya?
1.3 Manfaat
Manfaat dari tulisan ini adalah tulisan ini akan memaparkan tentang
pandangan penulis tentang konsep model kepemimpinan yang ideal yang sesuai
dengan perkembangan zaman dengan menerapkan nilai demokrasi serta nilai
keislaman di dalamnya. Di dalam tulisan ini juga akan menjelaskan beberapa

3 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan mencoba
mengkontekskannya di dalam kehidupan berorganisasi secara umum maupun
dalam tubuh HmI secara khususnya.

4 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok dan Kepemimpinan
Kelompok adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu, dan
kehadiran masing-masing individu mempunyai arti serta nilai, dan ada dalam
situasi saling mempengaruhi. (Kartini Kartono, 1994)
Maka ciri-ciri individu di dalam kelompok antara lain (Kartini Kartono,
1994):
1. Dinamis, selaalu bergerak dan berubah, beraneka ragam gerakannya dan
bebas.
2. Mempunyai potensi, kesanggupan dan kemungkinan untuk melakukan
bermacam-macam aksi atau perbuatan dan peristiwa.
3. Menanggapi orang lain sebagai makhluk sejenis , sebagai sesama hidup, dan
sebagai subyek yang sederajat.
4. Interaksi dan partisipasi masing-masing anggota kelompok sangat berkaitan
dengan meningkatnya emosi dan sentimen-sentimen dalam mencapai
pemuasan harapan, berkaitan dengan semakin jelasnya norma-norma
kelompok.
Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu

tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/beberapa

5 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan. (Sondang P. Siagian, 2003)
Organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. (Malayu Hasibuan, 2003)
Beberapa definisi tentang kepemimpinan. Antara lain :
1. Ordway Tead (Kartini Kartono, 1994)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka
mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. George R. Terry (Kartini Kartono, 1994)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka
suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
3. K. Hemphill (M. Thoha, 1996)
Kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertidak yang menghasilkan
suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari suatu

persoalan bersama.
4. Prof. Kimball Young (Kartini Kartono, 1994)
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemauan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain unuk berbuat sesuatu, berdasarkan
akseptasi atau penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi khusus.Gaya kepemimpinan adalah pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan oleh anggotanya. (Davis, 1985)

6 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

House dalam Path-Goal Theory memasukkan empat gaya utama
kepemimpinan sebagai berikut (M. Thoha, 1996):
a. Kepemimpinan direktif.
Gaya ini menganggap bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan dari
pimpinan dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam model ini
tidak ada partisipasi dari bawahan atau anggota.
b. Kepemimpinan yang mendukung.
Gaya ini pemimpin mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri,
bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni

terhadap bawahan atau anggotanya.
c. Kepemimpinan partisipatif.
Gaya

kepemimpinan

ini,

pemimpin

berusaha

meminta

dan

mempergunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan
keputusan masih tetap berada padanya.
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang

para bawahannya untuk berprestasi. Demikian juga pemimpin memberikan
keyakinan kepada mereka mampu melaksnakan tugas pekerjaan mencapai tujuan
secara baik.
Secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan,
yaitu (Hadari Nawawi, 2003),:
1. Fungsi Instruktif.

7 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan
perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang
yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua
arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugastugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan
untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.
Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan
kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

8 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus
mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuana bersama secara maksimal.

Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui
kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

2.2 Islam melihat kepemimpinan
Kaum muslimin dalam berkehidupan sosial perlu ada pemimpin dan
diorientasikan pada stabilitas. Dasar pandangan ini dikatakan berasal dari
Rasulullah SAW yang bersabda bahwa 70 tahun kehidupan sosial di bawah
kekuasaan represif masih lebih baik dari hidup sosial tanpa ada kepemimpinan.
(Ibnu Tamiyah, 1960)
Abdullah bin Umar

berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

“setiap kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah
pemimpin. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang lelaki
adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang wanita adalah
pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta pertanggungjawaban tentang hal
mereka itu. Seorang hamba adalah pemimpin terhadap harta benda tuannya.
Ketahuilah

kamu

semua

adalah

pemimpin

dan

semua

akan

diminta

pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Fuad Abdul Baqi, 1993)

9 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Ada beberapa kunci kesuksesan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Yaitu sebagai berikut (shiddiqi nouruzzaman, 1996) :
1. Akhlak Nabi yang terpuji tanpa tercela.
2. Karakter nabi yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana, dan bersemangat
baja.
3. Sistem dakwah yang menggunakan metode imbauan yang diwarnai
dengan himah kebijaksanaan.
4. Tujuan perjuangan nabi yang jelas menuju ke arah menegakkan keadilan
dan kebenaran, menghancurkan yang bathil, tanpa pamrih kepada harta,
kekuasaan, dan kemuliaan duniawi.
5. Prinsip persamaan.
6. Prinsip kebersamaan.
7. Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.
8. Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta pendelegasian
wewenang
9. Tipe kepemimpinan kharismatik dan demokratis.
Tingkah laku Nabi Muhammad SAW yang mempengaruhi keberhasilan
beliau antara lain (Imam munawir) :
1. Kehormatan kelahirannya.
2. Bentuk dan potongan tubuh yang sempurna.
3. Perkataan yang fasih dan lancar.
4. Kecerdasan akal yang sempurna.
5. Ketabahan dan keberanian.

10 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

6. Tidak terpengaruh oleh duniawi.
7. Hormat terhadap dirinya sendiri.

2.3 HmI Sebagai Suatu Organisasi
Berbicara tentang HmI, maka kita akan melihat kepada eksistensi suatu
kelompok sosial yang merupakan kesatuan dari mahasiswa yang terorganisir
dengan mencantumkan islam sebagai predikatnya. Eksistensi HmI sebagai
kelompok sosial adalah merupakan manifestasi dari konfigurasi sosial budaya
masyarakat Indonesia. (Ridwan Saidi, 1984)
Jenderal soedirman yang berpidato pada upacara dies natalis HmI ke-1
tahun 1948 di Yogyakarta berkata “HmI bukan saja merupakan harapan
masyarakat Islam, tetapi masyarakat Indonesia.” Agaknya harapan masyarakat itu
tak akan sia-sia, oleh karena kesadaran sejarah cukup arif dihayati oleh kalangan
HmI. Mereka menginsyafi betapa HmI telah berperan sejak dilahirkan. (Ridwan
Saidi, 1984)
Saat ini HMI sedang dirindung pilu berbagai macam masalah, memang
masalah itupun ada penyebabnya, seperti: pertama, keanggotaan HMI, baik
ditinjau dari tingkat pemikiran, pemahaman keagamaan, politik, ekonomi, sosial,
budaya, persepsi kenegaraan, kemasyarakatan. Kedua, HMI sebagai alat belum
mampu sebagai wadah managerial untuk mengantispasi semua permasalahan. Hal
ini disebabkan terbatasnya masa jabatan pengurus, sarana dan prasarana belum
memadai, anggota HMI masih dituntut menyelesaikan tugas pokoknya yaitu

11 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

kuliah. Ketiga,pola pikir yang belum mendapatkan persamaan. Keempat, faktorfaktor lain yang sangat komplek. (Agussalim Sitompul, 2008)
Kader HMI tidak bisa terlepaska n dengan ummat sekalipun ia organisasi
mahasiswa, karena tujuan awal lahirnya HMI itu sendiri, untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mensyiarkan ajaran Islam. Jadi
HMI akan selalu bergandengan dengan masyarakat atau ummat untuk mencapai
tujuan organisasi itu, salah satu faktor kemunduran HMI disebabkan kader HMI
jarang membuat aktivitas yang melibatkan masyarakat. (Agussalim Sitompul,
2008)

12 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Definisi Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering disebut penghulu, pemuka,

pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala,
penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah memimpin digunakan
dalam

konteks

hasil

penggunaan

peran

seseorang

berkaitan

dengan

kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain dengan berbagai macam cara.
Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya memiliki
kata dasar yang sama yakni pimpin. Namun demikian ketiganya digunakan dalam
konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu peran dalam suatu sistem tertentu.
Karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memilik ketrampilan
kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah kepemimpinan pada
dasarnya berhubungan dengan ketrampilan , kecakapan, dan tingkat pengaruh
yang dimiliki oleh seseorang. Oleh sebab itu kepemimpinan bisa saja dimiliki oleh
seseorang yang bukan pemimpin.
Ada berbagai macam definisi tentang kepemimpinan dan pemimpin menurut para
ahli. Contohnya saja menurut Ordway Tead yang mengatakan kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Atau menurut George R. Terry yang
berpendapat bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Serta menurut K.

13 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Hemphill yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk
bertidak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari
jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama. Atau masih banyak lagi definisidefinisi tentang kepemimpinan menurut para ahli lainnya.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh
kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Berdasarkan definisi-definisi di atas kepemimpinan memiliki beberapa implikasi,
antara lain :


Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para
bawahan (followers). Para bawahan harus memiliki kemauan untuk
menerima

arahan

dari

pemimpin.

Walaupun

demikian,

tanpa

adanya bawahan, tidak akan ada pimpinan.


Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan
kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja
yang

memuaskan.

Para

pemimpin

dapat

menggunakan

bentuk-

bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi
perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

14 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional



Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity),
sikap

bertanggungjawab

(cognizance),

keberanian

yang

tulus

bertindak

(compassion),
sesuai

dengan

pengetahuan
keyakinan

(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence)
dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam
membangun organisasi.

3.2 Kepemimpinan dalam perspektif Islam
Imamah atau kepemimpinan Islam adalah konsep yang tercantum baik di
dalam al-Quran maupun as-Sunnah yang meliputi kehidupan manusia secara
pribadi, berdua, keluarga, bahkan sampai umat manusia atau kelompok.
Sebagaimana diketahui pada dasarnya manusia telah dianugerahi menjadi
khalifah atau wakil Allah di atas muka bumi ini. Hal ini secara gambling
dijelaskan dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat ke 30. Yang walaupun
malaikat seperti merargukan keputusan menjadikan manusia sebagai khalifah
dikarenakan kelak manusia akan merusak dan menumpahkan darah di muka
bumi ini namun Allah menjawabnya dengan mengatakan bahwa “Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Di dalam konsep Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat final dan
fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam.
Dalam kehidupan bermasyarakat, pemimpin ibarat kepala dari seluruh anggota
tubuhnya. Ia memiliki peranan yang strategis dalam pengaturan pola dan
15 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

gerakan. Kemampuannya dalam memimpin akan mengarahkan ummatnya
kepada tujuan yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan ummat
dengan iringan ridho Allah (Qs. 2 : 207). Dalam bangunan masyarakat Islami,
pemimpin berada pada posisi yang menentukan terhadap perjalanan umatnya.
Apabila sebuah kelompok memiliki seorang pemimpin yang baik serta cakap
dalam pengembangan dan pembangkitan daya juang dan kreativitas anggotaanggotanya, maka dapat dipastikan perjalanan umatnya akan mencapai titik
keberhasilan. Dan sebaliknya, manakala suatu kelompok dipimpin oleh orang
yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan, manajerial,
maupun dalam hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih
mengutamakan hawa nafsunya dalam pengambilan keputusan dan tindakan,
maka dapat dipastikan bangunan kelompok akan mengalami kemunduran, dan
bahkan bisa saja mengalami kehancuran. (Qs. 17 : 16).
Di dalam konsep kepemimpinan Islam, sifat amanah menempati posisi
yang sangat penting. Ini tak lain karena anggapan bahwa peran pimpinan itu
sendiri adalah sebuah amanah yang dipercayakan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu
dalam menjalankan amanah tersebut dituntut terjalinnya hubungan komunikasi
yang sebaik-baiknya antara manusia sebagai yang diberikan amanah dengan yang
memberikan amanah yakni Allah SWT. Interaksi-interaksi tersebut berjalan
dengan cara senantiasa mengerjakan perintah Allah SWT, menjauhi semua
laranganNya, serta ikhlas menerima semua ketentuan-ketentuanNya. Selain
hubungan dengan pemberi amanah, juga membangun hubungan baik dengan
sesama manusia serta lingkungan yang diamanahkan kepadanya. (Qs. 3 : 112).
16 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Pemimpin dituntut mampu mengatur hubungan vertical manusia dengan
penciptanya dan juga hubungan horizontal kepada sesamanya.
Jika memperhatikan teori-teori tentang kepemimpinan yang lahir dari para
pemikir dari dunia barat. Maka objek pembahasannya lebih banyak tentang pola
interaksi yang terbangun antar sesama manusia. Mereka mengesampingkan
adanya faktor eksternal yang lebih kuat berperan dalam kehidupan manusia. Ini
mungkin disebabkan karena dunia barat memandang peran pemimpin tersebut
adalah sebuah capaian bukannya sebagai sesuatu yang sifatnya terberi seperti
Islam memandang dengan konsep amanahnya yang kelak akan dimintai
pertanggungjawabannya.
Berbicara

masalah

kepemimpinan

dalam

Islam,

maka

konsep

kepemimpinan yang akan menjadi patokannya adalah konsep kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW. Yang dimana pada awalnya Beliau dicaci maki, dihina,
direndahkan, bahkan sampai diancam dibunuh serta diusir sedemikian rupa,
namun pada akhirnya Beliau berhasil membalikkan keadaan dan malah menjadi
dipuja serta begitu dicintai. Jika menilik kepemimpinan Nabi Muhammad SAW,
secara garis besar ada beberapa faktor penting yang menjadikan Beliau sebagai
pemimpin yang luar biasa berhasilnya. Adapun faktor tersebut sebagai berikut :
-

Faktor keulamaan
Faktor keulamaan disini yang dimaksud adalah segala sikap, gerak, dan
keputusannya selalu bersandarkan pada hukum-hukum Allah sebagai Sang
Pemberi Amanah dan tempat mempertanggungjawabkan amanah tersebut.

-

Faktor Intelektual

17 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Sebagai seorang pemimpin diwajibkan memiliki pengetahuan yang luas dan
mendalam. Sehingga setiap pengambilan keputusan yang diambilnya tidak
berdasarkan pada nafsu semata. Intelektualitas tersebut juga menjadi sesuatu
yang sengat penting dalam menjawab permasalahan yang dihadapi umat pada
saat itu. Sehingga hal tersebut mengundang simpati terhadap Nabi
Muhammad SAW dan membuatnya memiliki tambah banyak pengikut.
-

Faktor kepeloporan
Sebagai seorang pemimpin selain dituntut untuk pandai dalam membuat
konsep, namun dia juga harus mampu untuk menjalankan konsep tersebut.
Nabi Muhammad berhasil menjadi orang pertama yang menerapkan konsep
egaliter dimana Beliau tak membeda-bedakan seseorang baik dari segi
sukunya, pekerjaannya, maupun kastanya.

-

Faktor keteladanan
Dalam kehidupan sehari-harinya Nabi Muhammad memberikan contoh
kepada para pengikutnya. Baik dalam hal-hal yang bersifat ritus maupun
dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan tauladan tersebut masih menjadi patokan
hingga pada saat ini mengingat Beliau adalah utusan yang dikirim untuk
semesta alam.

3.3 Model transformasi kepemimpinan ideal
Sebagaimana yang dibahas pada latar belakang bahwa gerak merupakan
sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk. Entah itu gerak individual maupun gerak
kelompok. Gerak ini juga menyebabkan kompleksitas permasalahan yang ada.
18 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

Lain zaman lain pula permasalahannya. Oleh sebab itu model-model
penyelesaiannya juga tentu saja berbeda. Metode-metode gerak yang akan
dilakukan juga pastilah akan berbeda. Oleh sebab itu mutlak hukumnya dilakukan
sebuah

transformasi

kepemimpinan

sebagai

bentuk

adaptasi

terhadap

permasalahan yang juga berbeda. Transformasi kepemimpinan yang dimaksud
adalah pergantian pucuk pimpinannya ataupun pergantian sistem kepemimpinan.
Berbicara masalah sistem kepemimpinan, telah dibahas berbagai macam
gaya kepemimpinan menurut ahli, fungsi-fungsi dari kepemimpinan, bahkan
bagaimana Islam melihat kepemimpinan. Berikut beberapa gaya kepemimpinan
yang efektif dan harus dimiliki oleh setiap pemimpin :
1. Directing
Model ini mengandalkan kemampuan dan kecerdasan pemimpin dalam
memutuskan suatu masalah. Pemimpin memberikan instruksi langsung
kepada anggotanya tentang apa yang harus dikerjakan. Model digunakan
biasanya pada saat ada kondisi dimana bawahan memiliki kapasitas dan
kapabilitas yang kurang memadai. Atau biasa juga digunakan pada saat-saat
genting dimana dibutuhkan pengambilan keputusan secara cepat.
2. Coaching
Model ini sesuai dengan namanya adalah lebih bertujuan untuk melatih
bawahan dalam menyelesaikan tugasnya. Pada model ini pemimpin
menjelaskan kepada bawahannya tentang tugas-tugas masing. Selain itu
bawahan diberikan kesempatan untuk bertanya tentang tugas mereka sampai
19 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

merasa jelas. Model ini dijalankan ketika mendapati kondisi dimana bawahan
memiliki kemampuan yang kurang namun memiliki kemauan yang besar
dalam bekerja.
3. Participating
Model participating dipakai ketika terjadi kondisi dimana bawahan
sebenarnya memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya namun
memiliki kemauan kecil untuk melakukannya. Pimpinan duduk bersama
dengan bawahan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pengambilan
keputusan juga diambil berdasarkan kesepakatan seluruhnya. Hal ini
dimaksudkan agar bawahan lebih termotivasi dalam melakukan tugasnya
sesuai dengan caranya sendiri.
4. Delegating
Jika mendapati kondisi dimana bawahan memiliki kemampuan serta kemauan
yang besar dalam menjalankan suatu tugas, maka model kepemimpinan yang
cocok dipilih adalah model delegating. Pada model ini pimpinan kepercayaan
penuh kepada bawahannya untuk mengatasi suatu tugas tertentu. Salah satu
contohnya peran bendahara yang bertugas untuk mengurus masalah keuangan
suatu organisasi. Bendahara tersebut nantinya akan melaporkan kerjakerjanya ke pimpinan.
Dalam kehidupan berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam,
model-model tersebut dapat diaplikasikan. Apalagi di tataran regional,
anggota-anggota kepengurusan berasal dari berbagai daerah dengan karakter
20 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

serta budaya berbeda antar satu dengan yang lain. Belum lagi kondisi yang
akan dihadapi juga pastinya akan berbagai macam. Sehingga perlu kejelian
dari pemimpinnya untuk memilih model kepemimpinan yang mana akan
digunakan dan pada kondisi apa.
HmI sebagai organisasi kemahasiswaan yang juga menyandang predikat
Islam tentu saja harus menerapkan nilai-nilai Islam di dalamnya. Pemimpinnya
wajib menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Selain menjaga pola interaksi yang baik
antar pemimpin dan anggotanya, dia juga harus menjaga hubungan baik dengan
Sang

Penciptanya.

Senantiasa

menjalankan

perintahNya

dan

menjauhi

laranganNya. Si pemimpin juga harus menyadari perannya sebagai pemimpin
adalah sebuah hadiah dari Allah SWT yang berbaik hati memberikan amanah
tersebut. Dimana amanah tersebut nantinya akan diminta pertanggungjawaban
tentang apa yang telah dilakukan selama menjalankan perannya tersebut.
Selain nilai keislaman yang diterapkan di dalamnya, juga tidak lupa
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sebisa mungkin. Selalu terbuka menerima
aspirasi baik itu berupa saran ataupun kritik dari anggotanya. Pemimpin juga
harus selalu memperhatikan anggotanya. Memenuhi kebutuhan dari anggotaanggotanya agar kerja-kerja keorganisasian tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Memperhatikan kesejahteraan anggota-anggotanya. Contohnya saja untuk di
tataran HmI Badko Sulselbar adalah penyediaan tempat tinggal bersama ataupun
penyediaan beasiswa bagi para pengurusnya.

21 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

BAB IV
KESIMPULAN

Ada beberapa para ahli yang menjelaskan tentang definisi kepemimpinan.
Tapi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa dari beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku
bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
Berbicara tentang bagaimana Islam dalam memandang kepemimpinan
maka hal itu takkan lepas dari sosok Bagimda Rasulullah. Dimana Beliau adalah
panutan bagi setiap muslim dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin.
Adapun beberapa faktor penialiannya adalah : faktor keulamaan, faktor,
intelektual, faktor kepeloporan, faktor keteladanan. Pemimpin tersebut juga harus
memahami perannya sebagai pemimpin adalah sebuah amanah yang nantinya
akan dimintai pertanggungjawaban.
Model transformasi kepemimpinan nantinya yang akan dipakai akan
melihat situasi dan kondisi yang akan dihadapi. Adapun model-modelnya antara
22 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional

lain directing, coaching, participating, delegating.dimana di dalamnya akan tetap
terpaku pada asas demokrasi dan nilai keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Keith dan John W. Newstrom, 1985, Human Behaviour at Work :
Organizational Behaviour, Mc.Grav-Hill Inc, New York.
Hadari, Nawawi, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hasibuan, M, 2003, Organisasi dan
Produktivitas.,Bumi Aksara, Jakarta.

Motivasi:

Dasar

Peningkatan

Kartono, Kartini, 1994, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
M. Fuad Abdul Baqi, 1993, Al-Lu’Lu WAl Marjan, Al-Ridha, Semarang.
Ridwan, Saidi, 1984, Pemuda Islam dalam Dinamika Politik Bangsa 19251984, Rajawali, Jakarta.
Siagian, Sondang, 2003,Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT.Rineka Cipta,
Jakarta.
Sitompul, Agussalim, 2008, 44 Indikator Kemunduran HMI, Misaka Galiza,
Jakarta.
Taimiyah, Ibnu, 2009,
Surabaya

Syiasah Sariah : Etika Politk Islam, Risalah Gusti,

Thoha, Miftah, 1996, Perilaku Organisasi, PT. Raja Erfindo Persada, Jakarta.

23 | Tranformasi Kepemimpinan Organisasi Untuk Penguatan Peran
Kelembagaan Di Tingkat Regional