Edisi Khusus Desember 2009 | JURNAL PENELITIAN SAINS d erwin ganjil
Jurnal Penelitian Sains
Edisi Khusus Desember 2009 (D) 09:12-09
Pengaruh Insektisida Karbofuran terhadap Produksi dan Viabilitas
Kokon Cacing Tanah Pontoscolex corethrurus Fr.Mull.
Erwin Nofyan
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
Intisari: Perlakuan pada penelitian ini adalah insektisida karbuforan 0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 ppm yang dicampur pada
pakan cacing tanah P. corethrurus jumlah kokon dihasilkan relative banyak jika diberi pakan yang dicampur insektisida
karbofuran 0,1 ppm yaitu 4, 33±1, 62 kokon/pot/bulan dan sedikit pada pakan yang akan diberi insektisida karbofuran 0,4
ppm yaitu 2, 00 ± 0, 64 kokon/pot/bulan, selama 4 bulan penelitian. Jumlah tetasan kokon P.corethrurus tertinggi pada
insektisida karbofuran 0,1 ppm yaitu 17, 50 ± 6, 57 kokon/bulan dan terendah pada hasil insektisida karbofuran 0,4 ppm
yaitu 5, 75 ± 0, 43 kokon/bulan. Viabilitas kokon tertinggi terdapat pada percobaan kokon yang konsentrasi insektisida
karbofuran 0,1 ppm yaitu 65, 88 ± 5, 06% dan terendah pada insektisida karbofuran 0,4 ppm yaitu 49, 88 ± 10, 33% .
Kata kunci: insektisida karbofuran, produksi dan viabilitas kokon, Pontoscolex corethrurus Fr.Mull
Abstract: The treatment are carbofuran insecticide 0; 0.1; 0.2; 0.3; and 0.4 ppm to nutrition of P. corethrurus. The
number of cocon produced was highest on 0; 0.1 ppm carbofuran insecticide treatment was 7.79 ± 2.85 cocon/pot/month
and 4.33±1.62 cocon/pot/month. The highest number of hatched cocon was obtained from 0 ppm and 0.1 ppm carbofuran
insecticide was 37.00 ± 13.47 cocon/month and 17.50 ± 6.57 cocon/month, and lowest on 0.4 ppm carbofuran insecticide
was 5.75 ± 0.43 cocon/month. The highest viability of cocon has been occurred on 0 ppm and 0.1 ppm carbofuran
insecticide was 79.32 ± 2.02% and 65.88 ± 5.06, and lowest on 0.4 ppm carbofuran insecticide was 49.86 ± 10.33%
Keywords: carbofuran insecticide, cocon production and viability, Pontoscolex corethrurus Fr.Mull
E-mail: erw [email protected]
Desember 2010
1
PENDAHULUAN
enggunaan insektisida sintetis khususnya insektiP
sida karbofuran untuk memberantas kemampuan
pertanian tidak dapat disangkal memang telah memberikan sumbangan sangat besar dalam meningkatkan
produksi tanaman pertanian. Namun demikian, dengan semakin intensifnya penggunaan insektisida karbofuran telah nyata pula mengakibatkan pengaruh
negatif terhadap lingkungan akuatik dan terestrial
serta kematian biota bukan sasaran [1,2] . Kematian
biota bukan sasarann merupakan efek samping insektisida karbofuran. Efek samping insektisida karbofuran dapat berupa pengurangan jumlah individu,
hambatan pada aktivitas metabolisme, hambatan perilaku dan reproduksi serta daya tetas kokon pada biota
tanah. Cacing tanah merupakan biota tanah yang
banyak dijumpai pada lahan pertanian dan mempunyai peranan yang menguntungkan dalam ekosistem
tanah. Cacing tanah berperan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organic. Proses dekomposisi materi organic menyebabkan perubahan struktur
tanah sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah serta
c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya
kemampuan tanah menahan air [2] .
Penggunaan insektisida karbofuran pada tanaman
pertanian dengan cara menyemprotkan pada batang,
daun atau di benamkan dalam tanah terutama cacing
tanah. Insektisida karbofuran dapat diakumulasi oleh
cacing tanah yang merupakan hewan non target. Akumulasi insektisida karbofuran oleh hewan non target
penting diketahui, karena berperan dalam redistribusi
insektisida kabofuran dan dalam rantai transfer insektisida ke tingkat organisme yang lebih tinggi. Maka
perlu dilakukan penelitian pengaruh insektisida karbofuran terhadap produksi dan viabilitas kokon cacing
tanah Pontoscolex corethrurus Fr.Mull.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insektisida karbofuran terhadap produksi dan viabilitas kokon cacing tanah P.
corethrurus. Manfaat dari penelitian untuk memberikan informasi khususnya pada petani bahwa insektisida karbofuran berpengaruh terhadap hewan non
target yaitu cacing tanah P. corethrurus.
0912-09-44
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
2
2.6
METODE PENELITIAN
2.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Juli sampai Nopember
2008, bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yag digunakan: cawan petri, blender, oven, eksikator,lumping porselen dan pipet tetes. Bahan yang
dibutuhkan: cacing tanah P.corethrurus, insektisida
karbofuran (= Furadan 3G), feses sapi sebagai pakan
cacing tanah , aseton, akuades, kain kasa hitam,
plasyik hitam dan pot plastic.
2.3
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL), dengan perlakuan insektisida karbofuran
dicampuran pada pakan. Insektisida karofuran dengan
konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 ppm dan tanpa karbofuran (oppm=control). Setiap perlakuan dilakukan 5
ulangan.
2.4
Cara Kerja
Persiapan Hewan. Cacing tanah P. corethrurus yang
berasal dari ”biotope asal” yang sama dan mempunyai berat badan 0,65 - 0,85g, panjang klitellum 0,5 0,7 cm dan berumur 10 - 12 minggu, sebelum diberi
perlakuan diadaptasikan di laboratorium selama 10 14 hari. Pontoscolex corethrurus yang sudah diadaptasikan di masukkan sebanyak 4 individu pada setiap
pot yang sudah diberi tanah. Kemudian didalam pot
diatas tanah diletakkan pakan yang sudah dicampur
insektisida karbofuran sesuai dengan perlakuannya.
2.5
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Variabel yang diamati
• Produksi kokon = Jumlah Kokon Yang dihasilkan
Jumlah kokon yang dihasilkan setiap 14 hari, setelah P. corethrurus diberi perlakuan insektisida
karbofuran
• Variabel Kokon = Daya tetes kokon
Kokon yang dihasilkan dari setiap perlakuan
insektisida karbofuran didedahkan pada cawan
petri hingga menetas menjadi cacing muda
Jumlah cacing tanah × 100%
Viabilitas kokon =
Jumlah kokon
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilakukan
analisa varian. Jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan New Multiple Range
Test (DNMRT) pada taraf α = 5%
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan insektisida karbofuran menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi P. corethrurus
yang meliputi jumlah kokon yang dihasilkan dan viabilitas atau daya tetas kokon selama 4 bulan pengamatan (Tabel A.1, A.2, dan A.3).
Berdasarkan Tabel A.1, diketahui bahwa semakin
besar kadar insektisida karbofuran yang dicampur
pakan maka akan semakin sedikit jumlah kokon yang
dihasilkan P.corethrurus. Menurunnya jumlah kokon
yang dihasilkan P. corethrurus karena insektisida karbofuran mengandung senyawa benzofuranyl - metylcarbomat yang dapat merusak saraf pusat sehingga
mempengaruhi reproduksi P. corethrurus [3] .
Reproduksi P. corethrurus sangat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan [4] . Pada
pakan berupa feses sapi yang dicampur dengan insektisida karbofuran , kualitas pakannya akan mempengaruhi palatabilitas P. corethrurus sehingga akan
mempengaruhi jumlah kokon yang dihasilkan. Pada
Tabel A.2 dan A.3, perlakuan insektisida karbofuran
sangat mempengaruhi jumlah tetasan kokon dan viabilitas kokon. Semakin tinggi konsentrasi insektisida karbofuran yang di berikan pada P. corethrurus
maka semakin rendah jumlah tetasan kokon dan viabilitas kokon. Senyawa methylcarbamat yang terdapat pada insektisida karbofuran mempengaruhi hormon pada kokon yang dihasilkan cacing tanah Allolobophora caliginosa [5] .
Pada cacing tanah P. corethrurus yang diberi
perlakuan insektisida karbofuran ternyata senyawa
methylcarbomat sangat mempengaruhi hormon pada
kokon sehingga jumlah dan daya tetas kokon menurun. Produksi dan pertumbuhan kokon serta daya
tetas kokon cacing tanah, terutama Allolobophora
rosea sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan.
Pakan berupa feses sapi yang diberi insektisida karbofuran akan berpengaruh terhadap kualitas pakan sehingga akan mempengaruhi jumlah kokon dan viabilitas kokon P. corethrurus.
4
KESIMPULAN
Produksi, jumlah kokon tetasan dan viabilitas kokon
P.corethrurus dipengaruhi oleh berbagai konsentrasi
insektisida karbofuran. Semakin tinggi konsentrasi in-
0912-09-45
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
sektisida karbofuran yang diberikan, semakin menurun produksi, jumlah dan viabilitas kokon.
5
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Tabel A.2: Rerata jumlah tetasan kokon P.corethrurus
perlakuan insektisida karbofuran.
No
SARAN
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
Penelitian lanjutan yaitu mengamati efisiensi asimilasi dan biomassa P. corethrurus setelah diberi perlakuan insektisida karbofuran untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap dari P.corethrurus yang merupakan hewan non sasaran.
1
Kontrol (0 ppm)
37,00 ± 13,47 a
2
0,1 ppm
17,50 ± 6,57 b
3
0,2 ppm
12,00 ± 2,55 c
4
0,3 ppm
10,00 ± 2,74 d
5
0,4 ppm
5,75 ± 0,43 e
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Tannock, J. and C.L. Wessel, 2003, Determination of
Carbofuran Residues and Metabolits in Plant Material,
Pestic Sci, 25.238 - 243
Adianto, 2006, Ekotoksikologi Umum, Penerbit ITB,
Bandung, 215 hal
Tarumengkeng, R.C., 2005, Insektisida:Sifat, Mekanisme
Kerja, dan Dampak Penggunaannya, Penerbit Ukrida,
Jakarta, 130 hal
Nofyan, E., 2004, Pengaruh berbagai Jenis Pakan
Terhadap Efisiensi Asimilasi dan Produksi Kokon Cacing
Tanah Pontoscolex corethrurus, Unit Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Fakultas MIPA Universitas
Sriwijaya,
Edward,C.A. and J.R. Lofty, 2006, Biology of Earthworm
Chapman and Hill, London Phillipson, J and P.J. Bolton.
Growth and cocoon production by Allolobophora rosea
(Oligochaeta : Lumbricidae), Pedobiologia, 37, 2005, 82 84
Tabel A.3: Rerata viabilitas kokon P.corethrurus hasil
perlakuan insektisida karbofuran.
No
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
1
Kontrol (0 ppm)
79,32 ± 2,02 a
2
0,1 ppm
65,88 ± 5,06 b
3
0,2 ppm
61,65 ± 3,52 c
4
0,3 ppm
57,17 ± 2,82 d
5
0,4 ppm
49,88 ± 10,33e
Tabel A.4: Jumlah Kokon
Sumber
Ragam
LAMPIRAN
Fα
JK
Fh
(0,05)
Perlakuan 120,85 57,56∗
A
Analisis Varian
Galat
10,02
Total
130,87
3,90
Tabel A.1: Rerata jumlah yang dihasilkan P.corethrurus
pada berbagai konsentrasi insektisida karbofuran selama 4
bulan pengamatan.
Tabel A.5: Jumlah Kokon
No
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
Sumber
1
Kontrol (0 ppm)
7,79 ± 2,80 a
Ragam
2
0,1 ppm
4,33 ± 1,62 b
3
0,2 ppm
3,29 ± 1,02 c
Galat
955,75
4
0,3 ppm
2,91 ± 0,95 d
Total
3352,95
5
0,4 ppm
2,00 ± 0,64 e
Fα
JK
Fh
Perlakuan 2397,20 9,40
∗
(0,05)
3,90
Tabel A.6: Jumlah Kokon
Sumber
Ragam
Fα
JK
Fh
Perlakuan 1929,08 11,49∗
0912-09-46
Galat
629,47
Total
2558,55
(0,05)
3,90
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
B
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Gambar
Gambar B.1: Cacing dewasa
Gambar B.3: Kokon cacing tanah
Gambar B.2: Cacing muda
0912-09-47
Edisi Khusus Desember 2009 (D) 09:12-09
Pengaruh Insektisida Karbofuran terhadap Produksi dan Viabilitas
Kokon Cacing Tanah Pontoscolex corethrurus Fr.Mull.
Erwin Nofyan
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
Intisari: Perlakuan pada penelitian ini adalah insektisida karbuforan 0; 0,1; 0,2; 0,3; dan 0,4 ppm yang dicampur pada
pakan cacing tanah P. corethrurus jumlah kokon dihasilkan relative banyak jika diberi pakan yang dicampur insektisida
karbofuran 0,1 ppm yaitu 4, 33±1, 62 kokon/pot/bulan dan sedikit pada pakan yang akan diberi insektisida karbofuran 0,4
ppm yaitu 2, 00 ± 0, 64 kokon/pot/bulan, selama 4 bulan penelitian. Jumlah tetasan kokon P.corethrurus tertinggi pada
insektisida karbofuran 0,1 ppm yaitu 17, 50 ± 6, 57 kokon/bulan dan terendah pada hasil insektisida karbofuran 0,4 ppm
yaitu 5, 75 ± 0, 43 kokon/bulan. Viabilitas kokon tertinggi terdapat pada percobaan kokon yang konsentrasi insektisida
karbofuran 0,1 ppm yaitu 65, 88 ± 5, 06% dan terendah pada insektisida karbofuran 0,4 ppm yaitu 49, 88 ± 10, 33% .
Kata kunci: insektisida karbofuran, produksi dan viabilitas kokon, Pontoscolex corethrurus Fr.Mull
Abstract: The treatment are carbofuran insecticide 0; 0.1; 0.2; 0.3; and 0.4 ppm to nutrition of P. corethrurus. The
number of cocon produced was highest on 0; 0.1 ppm carbofuran insecticide treatment was 7.79 ± 2.85 cocon/pot/month
and 4.33±1.62 cocon/pot/month. The highest number of hatched cocon was obtained from 0 ppm and 0.1 ppm carbofuran
insecticide was 37.00 ± 13.47 cocon/month and 17.50 ± 6.57 cocon/month, and lowest on 0.4 ppm carbofuran insecticide
was 5.75 ± 0.43 cocon/month. The highest viability of cocon has been occurred on 0 ppm and 0.1 ppm carbofuran
insecticide was 79.32 ± 2.02% and 65.88 ± 5.06, and lowest on 0.4 ppm carbofuran insecticide was 49.86 ± 10.33%
Keywords: carbofuran insecticide, cocon production and viability, Pontoscolex corethrurus Fr.Mull
E-mail: erw [email protected]
Desember 2010
1
PENDAHULUAN
enggunaan insektisida sintetis khususnya insektiP
sida karbofuran untuk memberantas kemampuan
pertanian tidak dapat disangkal memang telah memberikan sumbangan sangat besar dalam meningkatkan
produksi tanaman pertanian. Namun demikian, dengan semakin intensifnya penggunaan insektisida karbofuran telah nyata pula mengakibatkan pengaruh
negatif terhadap lingkungan akuatik dan terestrial
serta kematian biota bukan sasaran [1,2] . Kematian
biota bukan sasarann merupakan efek samping insektisida karbofuran. Efek samping insektisida karbofuran dapat berupa pengurangan jumlah individu,
hambatan pada aktivitas metabolisme, hambatan perilaku dan reproduksi serta daya tetas kokon pada biota
tanah. Cacing tanah merupakan biota tanah yang
banyak dijumpai pada lahan pertanian dan mempunyai peranan yang menguntungkan dalam ekosistem
tanah. Cacing tanah berperan dalam proses dekomposisi dan mineralisasi bahan organic. Proses dekomposisi materi organic menyebabkan perubahan struktur
tanah sehingga dapat meningkatkan aerasi tanah serta
c 2010 FMIPA Universitas Sriwijaya
kemampuan tanah menahan air [2] .
Penggunaan insektisida karbofuran pada tanaman
pertanian dengan cara menyemprotkan pada batang,
daun atau di benamkan dalam tanah terutama cacing
tanah. Insektisida karbofuran dapat diakumulasi oleh
cacing tanah yang merupakan hewan non target. Akumulasi insektisida karbofuran oleh hewan non target
penting diketahui, karena berperan dalam redistribusi
insektisida kabofuran dan dalam rantai transfer insektisida ke tingkat organisme yang lebih tinggi. Maka
perlu dilakukan penelitian pengaruh insektisida karbofuran terhadap produksi dan viabilitas kokon cacing
tanah Pontoscolex corethrurus Fr.Mull.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insektisida karbofuran terhadap produksi dan viabilitas kokon cacing tanah P.
corethrurus. Manfaat dari penelitian untuk memberikan informasi khususnya pada petani bahwa insektisida karbofuran berpengaruh terhadap hewan non
target yaitu cacing tanah P. corethrurus.
0912-09-44
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
2
2.6
METODE PENELITIAN
2.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Juli sampai Nopember
2008, bertempat di laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yag digunakan: cawan petri, blender, oven, eksikator,lumping porselen dan pipet tetes. Bahan yang
dibutuhkan: cacing tanah P.corethrurus, insektisida
karbofuran (= Furadan 3G), feses sapi sebagai pakan
cacing tanah , aseton, akuades, kain kasa hitam,
plasyik hitam dan pot plastic.
2.3
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL), dengan perlakuan insektisida karbofuran
dicampuran pada pakan. Insektisida karofuran dengan
konsentrasi 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 ppm dan tanpa karbofuran (oppm=control). Setiap perlakuan dilakukan 5
ulangan.
2.4
Cara Kerja
Persiapan Hewan. Cacing tanah P. corethrurus yang
berasal dari ”biotope asal” yang sama dan mempunyai berat badan 0,65 - 0,85g, panjang klitellum 0,5 0,7 cm dan berumur 10 - 12 minggu, sebelum diberi
perlakuan diadaptasikan di laboratorium selama 10 14 hari. Pontoscolex corethrurus yang sudah diadaptasikan di masukkan sebanyak 4 individu pada setiap
pot yang sudah diberi tanah. Kemudian didalam pot
diatas tanah diletakkan pakan yang sudah dicampur
insektisida karbofuran sesuai dengan perlakuannya.
2.5
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Variabel yang diamati
• Produksi kokon = Jumlah Kokon Yang dihasilkan
Jumlah kokon yang dihasilkan setiap 14 hari, setelah P. corethrurus diberi perlakuan insektisida
karbofuran
• Variabel Kokon = Daya tetes kokon
Kokon yang dihasilkan dari setiap perlakuan
insektisida karbofuran didedahkan pada cawan
petri hingga menetas menjadi cacing muda
Jumlah cacing tanah × 100%
Viabilitas kokon =
Jumlah kokon
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dilakukan
analisa varian. Jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan New Multiple Range
Test (DNMRT) pada taraf α = 5%
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan insektisida karbofuran menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap produksi P. corethrurus
yang meliputi jumlah kokon yang dihasilkan dan viabilitas atau daya tetas kokon selama 4 bulan pengamatan (Tabel A.1, A.2, dan A.3).
Berdasarkan Tabel A.1, diketahui bahwa semakin
besar kadar insektisida karbofuran yang dicampur
pakan maka akan semakin sedikit jumlah kokon yang
dihasilkan P.corethrurus. Menurunnya jumlah kokon
yang dihasilkan P. corethrurus karena insektisida karbofuran mengandung senyawa benzofuranyl - metylcarbomat yang dapat merusak saraf pusat sehingga
mempengaruhi reproduksi P. corethrurus [3] .
Reproduksi P. corethrurus sangat dipengaruhi oleh
kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan [4] . Pada
pakan berupa feses sapi yang dicampur dengan insektisida karbofuran , kualitas pakannya akan mempengaruhi palatabilitas P. corethrurus sehingga akan
mempengaruhi jumlah kokon yang dihasilkan. Pada
Tabel A.2 dan A.3, perlakuan insektisida karbofuran
sangat mempengaruhi jumlah tetasan kokon dan viabilitas kokon. Semakin tinggi konsentrasi insektisida karbofuran yang di berikan pada P. corethrurus
maka semakin rendah jumlah tetasan kokon dan viabilitas kokon. Senyawa methylcarbamat yang terdapat pada insektisida karbofuran mempengaruhi hormon pada kokon yang dihasilkan cacing tanah Allolobophora caliginosa [5] .
Pada cacing tanah P. corethrurus yang diberi
perlakuan insektisida karbofuran ternyata senyawa
methylcarbomat sangat mempengaruhi hormon pada
kokon sehingga jumlah dan daya tetas kokon menurun. Produksi dan pertumbuhan kokon serta daya
tetas kokon cacing tanah, terutama Allolobophora
rosea sangat dipengaruhi oleh hormon. Hormon sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan.
Pakan berupa feses sapi yang diberi insektisida karbofuran akan berpengaruh terhadap kualitas pakan sehingga akan mempengaruhi jumlah kokon dan viabilitas kokon P. corethrurus.
4
KESIMPULAN
Produksi, jumlah kokon tetasan dan viabilitas kokon
P.corethrurus dipengaruhi oleh berbagai konsentrasi
insektisida karbofuran. Semakin tinggi konsentrasi in-
0912-09-45
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
sektisida karbofuran yang diberikan, semakin menurun produksi, jumlah dan viabilitas kokon.
5
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Tabel A.2: Rerata jumlah tetasan kokon P.corethrurus
perlakuan insektisida karbofuran.
No
SARAN
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
Penelitian lanjutan yaitu mengamati efisiensi asimilasi dan biomassa P. corethrurus setelah diberi perlakuan insektisida karbofuran untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap dari P.corethrurus yang merupakan hewan non sasaran.
1
Kontrol (0 ppm)
37,00 ± 13,47 a
2
0,1 ppm
17,50 ± 6,57 b
3
0,2 ppm
12,00 ± 2,55 c
4
0,3 ppm
10,00 ± 2,74 d
5
0,4 ppm
5,75 ± 0,43 e
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Tannock, J. and C.L. Wessel, 2003, Determination of
Carbofuran Residues and Metabolits in Plant Material,
Pestic Sci, 25.238 - 243
Adianto, 2006, Ekotoksikologi Umum, Penerbit ITB,
Bandung, 215 hal
Tarumengkeng, R.C., 2005, Insektisida:Sifat, Mekanisme
Kerja, dan Dampak Penggunaannya, Penerbit Ukrida,
Jakarta, 130 hal
Nofyan, E., 2004, Pengaruh berbagai Jenis Pakan
Terhadap Efisiensi Asimilasi dan Produksi Kokon Cacing
Tanah Pontoscolex corethrurus, Unit Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Fakultas MIPA Universitas
Sriwijaya,
Edward,C.A. and J.R. Lofty, 2006, Biology of Earthworm
Chapman and Hill, London Phillipson, J and P.J. Bolton.
Growth and cocoon production by Allolobophora rosea
(Oligochaeta : Lumbricidae), Pedobiologia, 37, 2005, 82 84
Tabel A.3: Rerata viabilitas kokon P.corethrurus hasil
perlakuan insektisida karbofuran.
No
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
1
Kontrol (0 ppm)
79,32 ± 2,02 a
2
0,1 ppm
65,88 ± 5,06 b
3
0,2 ppm
61,65 ± 3,52 c
4
0,3 ppm
57,17 ± 2,82 d
5
0,4 ppm
49,88 ± 10,33e
Tabel A.4: Jumlah Kokon
Sumber
Ragam
LAMPIRAN
Fα
JK
Fh
(0,05)
Perlakuan 120,85 57,56∗
A
Analisis Varian
Galat
10,02
Total
130,87
3,90
Tabel A.1: Rerata jumlah yang dihasilkan P.corethrurus
pada berbagai konsentrasi insektisida karbofuran selama 4
bulan pengamatan.
Tabel A.5: Jumlah Kokon
No
Perlakuan
Rerata jmlh kokon
(kokon/pot/bulan)
Sumber
1
Kontrol (0 ppm)
7,79 ± 2,80 a
Ragam
2
0,1 ppm
4,33 ± 1,62 b
3
0,2 ppm
3,29 ± 1,02 c
Galat
955,75
4
0,3 ppm
2,91 ± 0,95 d
Total
3352,95
5
0,4 ppm
2,00 ± 0,64 e
Fα
JK
Fh
Perlakuan 2397,20 9,40
∗
(0,05)
3,90
Tabel A.6: Jumlah Kokon
Sumber
Ragam
Fα
JK
Fh
Perlakuan 1929,08 11,49∗
0912-09-46
Galat
629,47
Total
2558,55
(0,05)
3,90
Erwin N./Pengaruh Insektisida terhadap . . .
B
JPS Edisi Khusus (D) 09:12-09
Gambar
Gambar B.1: Cacing dewasa
Gambar B.3: Kokon cacing tanah
Gambar B.2: Cacing muda
0912-09-47