PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA 3 5 TA

Pemerolehan Bahasa Anak

Penelitian

PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK USIA 3,5
TAHUN BERDASARKAN ASPEK FONOLOG
Ida Hamidah
Idahamidah250@gmail.com
SPS Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta
Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur
Abstrak: Penelitian ini bertujuan
memaparkan pemerolehan bahasa anak
usia 3,4 tahun dari aspek fonologi yang
meliputi
pemerolehan
vokal,
pemerolehan konsonan, dan faktor yang
mempengaruhi pemerolehan bahasa
tersebut. Penelitian ini dilakukan pada
bulan April sampai dengan bulan Juli
tahun 2018 di Tangerang Selatan, yang

ditujukan pada anak laki-laki bernama
PM yang berusia 3 tahun 4 bulan
sebagai informan penelitian. Metode
yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif karena penelitian ini
memaparkan
hasil
penelitian
berdasarkan pada fakta yang ada dalam
kehidupan
sehari-hari
penuturpenuturnya dan proses pemerolehan
bahasa pada aspek fonologi anak. Data
yang diperoleh adalah hasil penelitian
melalui observasi, catatan harian, dan
wawancara.
Berdasarkan hasil pengamatan
pada PM dalam aspek fonologi. PM

sudah menguasai huru-huruf vokal [a],

[i], [u,], [e], [∂], dan [o]. Sedangkan pada
huruf konsonan ada 2 huruf yang belum
dikuasainya yaitu huruf [r] yang apabila
diucapkan akan berubah bunyi menjadi
[el] dan huruf [v] yang bila diucapkan
akan berubah bunyi menjadi [se].
Dari hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan
bahwa
PM
dalam
mengujarkan huruf-huruf konsonan
masih mengalami kesulitan saat
memproduksi
ujaran
yang
mengharuskan komponen mekanisme
fisik berbicara (pita suara, lidah, bibir,
gigi, langit-langit lunak dan keras, serta
paru-paru) bekerja bersama untuk

memproduksi bunyi yang diperlukan.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan
bahwa
pemerolehan
bahasa anak dalam aspek fonologi
dipengaruhi
faktor
lingkungan
khususnya keluarga. hal itu ditandai
dengan banyaknya perbendaharaan
kosa kata yang mereka dapatkan di

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 1

Pemerolehan Bahasa Anak

lingkungan keluarga atau lingkungan
sekitar.


Kata Kunci: Fonologi, Vokal, dan
Konsonan

CHILD LANGUAGE ACQUISITION : THE
PHONOLOGICAL STUDY OF 3.5 YEARS OLD
CHILDREN
Abstrak :This study aims to describe the
language acquisition of children 3.4 years
old from phonological aspects which
include vocal acquisition, consonant
acquisition, and factors that influence the
acquisition of the language. This research
was conducted from April to July 2018 in
South Tangerang, aimed at boys named PM
who were 3 years and 4 months old as
research informants. The method used is
descriptive qualitative method because this
study describes the results of research
based on facts that exist in the daily lives of
speakers and the process of language

acquisition in the phonological aspects of
children. The data obtained are the results
of research through observations, diaries,
and interviews.
Based on observations on PM in
phonological aspects. PM has mastered
vowel letters [a], [i], [u,], [e], [∂], and [o].
Whereas in consonant letters there are 2
letters that have not been mastered, namely

the letter [r] which when pronounced will
change the sound to [el] and the letter [v]
which when pronounced will change sound
to [se].
From the results of the above research it
can be concluded that the PM in speaking
consonants still have difficulty producing
speech that requires the physical
mechanism of speaking (vocal cords,
tongue, lips, teeth, soft and hard palate, and

lungs) to work together to produce the
sound that is needed.From the description
above, it can be concluded that children's
language acquisition in phonological
aspects is influenced by environmental
factors, especially family. it is marked by
the number of vocabulary vocabulary they
get in the family environment or the
environment.
Keywords: phonological aspects, vocal, and
consonants

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 2

Pemerolehan Bahasa Anak

PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi
atau alat interaksi yang hanya dimiliki
manusia.

Di
dalam
kehidupan
bermasyarakat sebenarnya manusia
dapat
juga
menggunakan
alat
komunikasi lain, selain bahasa. Namun
tampaknya bahasa adalah alat yang
paling baik, yang paling sempurna,
dibandingkan
dengan
alat-alat
komunikasi lain.
Bahasa manusia
berkembang sejak masih anak-anak.
Perkembangan bahasa pada anak telah
menjadi sumber daya tarik selama
berabad-abad. Secara bertahap, dan

tanpa intruksi yang formal, anak belajar
bagaimana berkomunikasi. Mereka
belajar bagaimana mengekspresikan
makna melalui penggunaan simbol yang
di ucapkan, dan melalui penggunaan
simbol (kata-kata) yang sistematis dan
tersturuktur.
Bahasa
diperoleh
melalui
pengetahuan dan kesadaran akan
aspek-aspek
fonetik.
Semantik,
sintaksis, morfemik, dan pragmatik, baik
pada bahasa lisan maupun bahasa tulis
digunakan secara
berarti
akan
memperoleh

kemampuan dalam
menggunakan
bahasa
untuk
berkomunikasi dan menyelesaikan
masalah secara bertahap. Pengetahuan
dan kesadaran terhadap setiap aspek
pengetahuan bahasa berkontribusi
terhadap keefektifan anak di dalam
berkomunikasi.

Umumnya dimulai dari kosa kata
yang mudah dan sering didengar oleh
anak di lingkungan sekitarnya, seperti
lingkungan keluarga. Ketika anak
mempelajari bahasa, mereka sedang
mengembangkan lima aspek atau
komponen yang berbeda: fonetik,
semantik, sintaksis, morfemik dan
pragmatik.

Pemerolehan bahasa adalah
proses-proses yang berlaku di dalam
otak seorang anak ketika memperoleh
bahasa ibunya. Mengenai pemerolehan
bahasa
ini,
terdapat
beberapa
pengertian. Pengertian yang satu
mengatakan bahwa pemerolehan
bahasa mempunyai suatu permulaan
yang
tiba-tiba,
mendadak.
Kemerdekaan bahasa mulai sekitar usia
satu tahun disaat anak-anak mulai
menggunakan kata-kata lepas atau
kata-kata terpisah dari sandi linguisik
untuk mencapai aneka tujuan sosial
mereka. Pengertian lain bahwa

pemerolehan bahasa memiliki suatu
permulaan yang gradual yang muncul
dari prestasi-prestasi mesin/ motor,
sosial, kognitif pralinguistik (Mc Graw,
1987: 570).
Pemerolehan bahasa (language
acquisition) atau akuisisi bahasa
menurut Maksan (1993:20) adalah suatu
proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh seseorang secara tidak
sadar,
implisit
dan
informal.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 3

Pemerolehan Bahasa Anak

Dardjowidjojo (2003:225) menyatakan
bahwa pemerolehan bahasa adalah
proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh anak secara natural
waktu dia belajar bahasa ibunya. Stork
dan
Widdowson
(1974:134)
mengungkapkan bahwa pemerolehan
bahasa dan akuisisi bahasa adalah
suatu proses anak-anak mencapai
kelancaran bahasa ibunya. Chomsky
dalam Chaer (2009:168) menyatakan
mengenai tahap kognitif yang berkaitan
dengan kompetensi, membagi empat
buah komponen tata bahasa yaitu
komponen fonologi, sintaksis, semantik
dan pragmatik.
Perkembangan bahasa anak
sejalan
dengan
perkembangan
biologisnya baik secara fisik maupun
secara psikis. Bahasa anak berkembang
secara bertahap sesuai dengan
perkembangan bahasa dan pikiran
anak. Anak memeroleh bahasa melalui
segala seuatu yang didengar, dilihat,
diraba, dirasakan dan melalui indra
penciuman. Pieget berpendapat bahwa
kemampuan berpikir anak dapat
mendorong perkembangan bahasa.
Menurut Vygostky, bahasa orang
dewasa sangat berpengaruh pada
perkembangan bahasa dan pikiran
anak. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemerolehan bahasa oleh anak-anak
memang merupakan suatu prestasi
manusia yang paling hebat dan paling
menakjubkan. Itulah sebabnya masalah
ini mendapat perhatian besar.

Pemerolehan bahasa telah
ditelaah secara intensif selama kurang
lebih dua dekade. Pada saat itu kita
telah mempelajari banyak hal mengenai
bagaimana
anak-anak
berbicara,
mengerti, dan menggunakan bahasa,
tetapi sangat sedikit sekali yang kita
ketahui
tentang
proses
aktual
perkembangan bahasa pada anak. Satu
hal yang perlu diketahui bahwa
pemerolehan bahasa sangat banyak
ditentukan oleh interaksi rumit aspekaspek kematangan biologis, kognitif, dan
sosial.
Berbicara
mengenai
jenis
pemerolehan bahasa memang sangat
menarik karena dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang antara lain
berdasarkan bentuk yaitu pemerolehan
bahasa petama atau first language
acquisition, pemerolehan bahasa kedua
atau second language acquisition.
Berdasarkan urutan yaitu pemerolehan
bahasa petama atau first language
acquisition, pemerolehan bahasa kedua
second language acquisition (Winitz,
1981; Stevens, 1984). Oleh sebab itu
perlu diingat bahwa walaupun terdapat
beberapa istilah pemerolehan bahasa
dari segi bentuk dan urutan tetapi dalam
pengertian
sama
saja.
Pieget
berpendapat
bahwa
kemampuan
berpikir anak dapat mendorong
perkembangan
bahasa.
Menurut
Vygostky, bahasa orang dewasa sangat
berpengaruh pada perkembangan
bahasa dan pikiran anak.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 4

Pemerolehan Bahasa Anak

Dilihat dari perkembangan umur
kronologis yang dikaitkan dengan
perkembangan kemampuan berbahasa
individu, tahap perkembangan bahasa
dapat dibedakan ke dalam tahap berikut:
Tahap Perkembangan Bahasa Anak
Usia 3-4 Tahun
Secara
umum
tahap-tahap
perkembangan bahasa pada anak dapat
dibagi ke dalam beberapa rentang usia,
masing-masing
rentang
tersebut
menunjukan ciri tersendiri. Tahap
perkembangan ini sebagai berikut:
1. Tahap I (pralinguistik), yaitu
antara 0-1 tahun. Tahap ini terdiri
dari:
 Tahap
meraban-1
(pralinguistik
pertama).
Tahap ini dimulai dari
bulan pertama hingga
bulan keenam dimana
anak
akan
mulai
menangis, tertawa, dan
menjerit.
 Tahap
meraban
-2
(pralinguistik
kedua).
Tahap ini pada dasarnya
merupakan tahap kata
tanpa makna mulai dari
bulan ke-6 hingga 1
tahun.
2. Tahap II (linguistik) tediri dari dua
tahap, yaitu:
 Holafrastik (1 tahun),
ketika anak-anak mulai

menyatakan
makna
keseluruhan frasa atau
kalimat dalam satu kata.
Tahap ini juga ditandai
dengan perbendaharaan
kata anak hingga kurang
lebih 50 kosa kata.
 Frasa (1-2 tahun), pada
tahap ini anak sudah
mampu mengucapkan dua
kata (ucapan dua kata).
Tahap ini juga ditandai
dengan perbendaharaan
kata anak sampai dengan
rentang 50-100 kosa kata.
3. Tahap III (pengembangan tata
bahasa, yaitu prasekolah 3,4,5
tahun). Pada tahap ini anak
sudah dapat membuat kalimat,
seperti telegram. Dilihat dari
aspek
pengembangan
tata
bahasa seperti S-P-O, anak
dapat memperpanjang kata
menjadi satu kalimat.
4. Tahap IV (tata bahasa menjelang
dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap
ini ditandai dengan kemampuan
menggabungkan
kalimat
sederhana dan kalimat kompleks.
Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan pemerolehan bahasa
anak-anak dapat dikatakan mempunyai
ciri berkesinambungan, memiliki suatu
rangkaian kesatuan yang bergerak dari
ucapan satu kata yang sederhana
menuju gabungan kata yang lebih rumit

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 5

Pemerolehan Bahasa Anak

(sintaksis). Sebelumnya penelitian
mengenai pemerolehan bahasa anak
pada aspek fonologi juga dilakukan oleh
Prima Gusti Yanti FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
Jakarta pada bulan Agustus - Februari
2012 dengan meneliti anaknya
berinisial TPM yang berusia 2 tahun 6
bulan,
diakses
dari
https://wulandari.academia.edu/PrimaGu
stiYanti, hasilnya membahas aspek
fonologi
TPM
yang
mencakupi
pemerolehan vokal dan konsonan. Usia
tersebut berada pada masa periode
kritis (critical period) yang sangat
penting dalam pemerolehan bahasa,
juga karena pada usia tersebut TPM
sangat aktif berbicara dan selalu ingin
tahu tentang sesuatu hal yang
menunjukan bahwa TPM juga mengikuti
tingkatan perkembangan bahasa seperti
yang dialami oleh anak-anak lain
seusianya.
Pemerolehan bahasa pertama
adalah proses awal yang berlangsung
pada otak manusia saat ia mulai
memperoleh bahasa. Hal itu terjadi
ketika anak-anak memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya.
Pemerolehan
bahasa
biasanya
dibedakan
dengan
pembelajaran
bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan
dengan proses-proses yang terjadi pada
waktu
seorang
kanak-kanak
mempelajari bahasa kedua setelah dia
memperoleh
bahasa
pertamanya.
Pemerolehan
bahasa
berkenaan

dengan bahasa pertama, sedangkan
pembelajaran
bahasa
berkenaan
dengan bahasa kedua (Chaer,
2003:167).
Pemerolehan bahasa tersebut
mencangkup pemerolehan fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan
pragmatik yang tidak disadarinya sama
sekali. Hal itu terjadi juga dalam
pemerolehan bahasa secara fonologi
oleh PM yang telah mampu menyusun
kalimat dan dalam hal ini pemerolehan
bahasa didapat tanpa melalui proses
belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan
bahwa,
proses
pemerolehan bahasa berkaitan erat
dengan berbagai aspek salah satunya
adalah aspek fonologi. Dan artikel ini
akan mengkaji aspek-aspek tersebut
berdasarkan hasil temuan peneliti
kepada penutur yaitu PM dengan
menganalisa setiap bunyi
yang
dikeluarkan.
Khusus masalah tersebut dibatasi pada
hal-hal berikut:

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 6

Pemerolehan Bahasa Anak

(1) Bagaimana pemerolehan vokal pada
anak usia 3,4 tahun?
(2) Bagaimana pemerolehan konsonan
pada anak 3,4 tahun?

(3) Bagaimana lingkungan bisa menjadi
faktor
yang
mempengaruhi
pemerolehan bahasa?

KAJIAN TEORITIK
Bahasa pada anak terkadang
sulit diterjemahkan, karena anak pada
umumnya masih menggunakan struktur
bahasa yang masih kacau dan masih
mengalami masa transisi dalam
berbicara, sehingga sukar untuk
dipahami mitra tuturnya. Selain
menggunakan struktur bahasa yang
masih kacau, anak-anak juga cenderung
masih mengalami keterbatasan dalam
kosa kata (leksikon), dan dalam
pelafalan fonemnya secara tepat, hal ini
dapat mempengaruhi out put bahasa
yang dikeluarkan dari anak tersebut.
Dengan latar belakang hal di
atas, maka seorang ibu perlu
mengetahui
sejauh
mana
perkembangan pemerolehan fonologi
bahasa anak agar sesuai dengan
kondisi usia anak tersebut. Bila
pemerolehan
fonologi
dalam
perkembangan bahasa anak terjadi
penyimpangan, maka seorang ibu dapat
melakukan tindakan-tindakan secara
preventif atau pencegahan. Dari uraian
di atas yang menjadi pendukung
pembahasan dalam tulisan ini adalah
masalah komponen fonologi, dan

lingkungan dalam pemerolehan bahasa
anak.
Fonologi merupakan cabang
mikro linguistik yang ruang lingkupnya
membahas tentang bunyi bahasa
ditinjau dari fungsinya. Dan fonetik
adalah cabang linguistik yang ruang
lingkupnya membahas tentang bunyi
bahasa yang lebih terfokus pada sifatsifat akustiknya atau pelafalannya
(Verhaar).
Fonologi adalah bidang dalam
linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsinya. Fonologi
adalah bagian tatabahasa atau bidang
ilmu bahasa yang menganalisis bunyi
bahasa secara umum. Sedangkan
fonemik adalah cabang studi fonologi
yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungi bunyi tersebut
sebagai
pembeda
makna.
(Kridalaksana).
Komunikasi manusia tidak dapat
berjalan lancar atau sempurna tanpa
fonologi sekalipun fonologi itu dapat
digantikan dengan isyarat ataupun kode.
Jakobson (1971: 8-20, dan dalam
Dardjowidjojo,
2012)
mengatakan

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 7

Pemerolehan Bahasa Anak

bahwa pemerolehan bahasa pada anak
sejalan dengan konsep universal
pemerolehan fonologi.
Pemerolehan fonologi pada anak
meliputi
kemampuan
anak
menghasilkan bunyi-bunyi bahasa
berupa vokal dan konsonan walaupun
belum dalam bunyi yang sempurna.
Menurut para ahli ketidak sempurnaan
anak dalam pemerolehan bahasa bisa
juga dikarenakan gangguan artikulasi
yang di indikasikan ketika ujaran anak
pada usia 3 tahun tidak bisa dipahami
oleh orang dewasa dan pada usia 8
tahun, ketika kesalahan dalam artikulasi
masih tetap terlihat jelas (Patterson &
Wright, 1990).
Beberapa kesalahan pengucapan
merupakan hal yang normal pada anakanak pra sekolah (Kostelnik et al.,
2007). Misalnya, huruf konsonan
rangkap dan huruf padu bisa salah
pengucapannya. Spaghetti mungkin
dilafalkan “busketti”, dan then mungkin
dilafalkan “ven”. (Kostelnik et al., 2007)
atau “den). Dan gangguan yang kedua
dalam berbicara yaitu ketidak fasihan
ucapan adalah hal yang umum terjadi
pada anak-anak pra sekolah begitu
mereka
mengeksplor
dan
bereksperimen dengan produksi bahasa
menggunakan pengetahuan fonetik,
sintaksis, semantik, morfemik dan
pragmatiknya.
Kebanyakan
ketidakfasihan ini menghilang begitu
anak tumbuh dewasa. (Weir & Bianchet,

2004).
Vokal adalah fonem yang
dihasilkan dengan menggerakkan udara
keluar tanpa rintangan. Konsonan
adalah fonem yang dihasilkan dengan
menggerakkan udara keluar dengan
rintangan. Yang dimaksud dengan
rintangan dalam hal ini adalah
terhambatnya udara keluar oleh adanya
gerakan atau perubahan posisi
artikulator. Bunyi-bunyi tersebut terjadi
secara bertahap yaitu:










Pada usia 6 minggu, anak
menghasilkan bunyi-bunyi yang
mirip bunyi vokal dan konsonan.
Vokalisasi bayi pertama adalah
refleksif
dan
kemudian
vokalisasi
nonrefleksif
berkembang (cairns, 1996).
Pada usia 6-8 minggu, anak
berada pada tahap mendekut
(reich, 1986; wolf, 1966);
tampak seperti ritme dan gema
ujaran orang dewasa (de
boysson-bardies, 1999);
Pada usia 6 bulan, anak
mencampur bunyi konsonan
dan vokal (babbling/ celotehan);
Pada usia 11-12 bulan, bayi
mulai memperoleh ujaran yang
mirip kata dengan pola bunyi
yang
secara
keseluruhan
konsisten.
Pada usia 3 tahun, anak sudah
bisa mengenali rima dan
aliterasi serta mampu merespon
tugas
yang
memerlukan
identifikasi kata secara lisan

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 8

Pemerolehan Bahasa Anak

yang irama dan awalannya
sama dengan kata-kata baru
yang akan dikenalkan (misalnya
pin, pig, three; h. 261).
Pada usia 3 tahun, kesadaran
reseftif anak dan produksi bunyi yang
berhubungan dengan bahasa (fonem)
hampir berkembang dengan baik.
Urutan
perkembangan
fonem
menunjukan kompleksitas yang ada di
dalam produksi setiap fonem. (Owens,
2001). Misalnya, fonem vokal diperoleh
lebih awal dari konsonan karena bunyi
vokal membutuhkan koordinasi mulut
yang tidak rumit dibandingkan dengan
bunyi konsonan. Terlebih lagi, urutan
perkembangan fonemik untuk konsonan
menunjukan cara bagaimana bunyi
tersebut dihasilkan. Misalnya fonem /m/
dan /n/ dihasilkan dengan menutup arus
udara keluar melalui rongga mulut
(bunyi nasal), sementara fonem /p/ dan
/b/ dihasilkan karena arus udara yang
Ikhtisar Produksi Fonem
All vowel sounds
/p/
/m/
/h/
/n/ /w/ /b/ /k/ /g/ /d/
Pig sum happy
sun wat big coat goat dot
50%also produce /t/ /n/
/f/
/j/
/r/ /l/ /s/
Tot
sung face
yacht rot iot sea
Four-year-olds
/p/ /m/ /h/ /n/

keluar tertutup secara sempurna dan
terbuka secara tiba-tiba (bunyi plosive).
Tempat terjadinya mekanisme
keluarnya ujaran ketika bunyi dihasilkan
juga menentukan urutan perolehan
bahasa. Misalnya, bunyi /p / dan /b/
dihasilakan ketika kedua bibir saling
mengatup, sementara bunyi /k/ dan /g/
dihasilkan ketika belakang lidah
menyentuh langit-langit lembut. Bunyi
yang terletak di awal kata diperoleh
sebelum bunyi yang terletak di tengah
atau di akhir kata. Konsonan yang
berkelompok atau bercampuran dengan
konsonan lain seperti /sh/ atau /ch/ atau
/tr/ adalah bunyi yang rumit untuk
dihasilkan.
Beberapa
campuran
konsonan ini muncul sekitar usia 4
tahun. Perolehan yang menyeluruh
mengenai konsonan ini bisa sampai usia
7 atau 8 tahun. Daftar yang lebih
lengkap mengenai prolehan fonem
secara umum ada pada bagan berikut:
/w/ /b/ /k/ /g/ /d/ /t/ /n/ /f/ /j/
50%also produce : /r/ /I/ /s/ /tf/
/j/
/z/

Three-year-olds

Choke shoe

zeal

Nature mission
Five-year-olds
/p/ /m/ /h/ /n/ /w/
/b/ /k/ /g/ /d/ /t/ /n/ /f/ /j/ /r/ /I/ /s/
/ts/ /s/ /z/
/d3/ joke gentle
50% also produce:

/d/

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 9

Pemerolehan Bahasa Anak

thy,this,there
Some still have difficulty with consonnt
blensa:street clean
Six-year-olds
Also produce/8/as in thin and /3/as in
trasure
Eight-year-olds
Also produce consonant clusters str sl
dr
Generalisasi
Fonem

Urutan

Perolehan

1. Vokal diperoleh lebih dahulu
dibandingkan konsonan.
2. Urutan peroleh berdasarkan
jenis prodeuksi:
Nasal-tingkat
penutupan
rongga mulut /m/ /n/
Plosif-pelepasan
eksplosif
bunti /p/ /b/ /t/
Frikatif-bunyi yang dihasilkan
oleh
gesekan
dan
penyempitan alat ucap
Afrikatif-kombinasi plosif dan
frikatif, choke, joke
3. Urutan
perolehan
berdasarkan lokasi di mana
bunyi dihasilkan:
Glottals-terbatas
pada
pangkal tenggorokan
Bilabials-bibir /f/ /v/
Velar-langit-langit lunak /k/ /g/
Alveolar-lidah ke batas gusi
atas /t/ /d/ /s/
Dental-gigi; lidah menyentuh

gigi atas thigh, thin, this
Palatal-langit-langit
keras,
shoe, visual, choke
4. Bunyi-bunyi dengan posisi
awal
dalam
kata-kata
diperoleh pertama
5. Pengelompokan
dan
pencampuran
konsonan
didapat pada usia sekitar 7-8
tahun. Beberapa kelompok
konsonan bisa muncul pada
usia 4 tahun.
6. Ada banyak variasi pada diri
anak diusia seperti itu. Dalam
beberapa
kesempatan,
penguasaan produksi suara
bisa bervariasi antara satu
anak lain sampai usia 3 tahun.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 10

Pemerolehan Bahasa Anak

Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pemerolehan bunyi
bahasa pada anak-anak berlangsung
secara berurutan, yakni dari bunyi yang
mudah ke bunyi yang sukar. Untuk
mengetahui mudah atau sukarnya suatu
bunyi, dasar yang digunakan adalah

cara artikulasinya dan jumlah fitur
distingtif yang ada pada masing-masing
bunyi. Jika makin sukar artikulasi dan
makin banyak fitur distingtifnya, makin
belakangan bunyi
itu dikuasai oleh anak.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada
penelitian ini dalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode untuk
menyelidiki obyek yang tidak dapat
diukur dengan angka-angka ataupun
ukuran lain yang bersifat eksak.
Penelitian kualitatif juga bisa diartikan
sebagai riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung
menggunakan
analisis
dengan pendekatan induktif. Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan penelitian
yang termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan pemerolehan dan
perkembangan bahasa pada aspek
fonologi dan faktor lingkungan sebagai
faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan pemerolehan bahasa
terhadap PM dan NP.
Desain
penelitian
yang
digunakan adalah desain longitudinal.
Penelitian Longitudinal (Longitudinal
Research) adalah salah satu jenis
penelitian sosial yang membandingkan
perubahan subjek penelitian setelah
periode waktu tertentu. Penelitian ini

sengaja digunakan untuk penelitian
jangka panjang, karena memakan waktu
yang lama.
Oleh
karena
itu
peneliti
menggunakan desain ini dengan cara
mengikuti perkembangan bahasa PM
berdasarkan
pada
umur
untuk
menghasilkan
sebuah
penelitian
scientific yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Sumber data utama penelitian ini
adalah PM yang berusia 3 tahun 4 bulan
sampai dengan usia 3 tahun 7 bulan.
Dan sumber data pendukung adalah
orang tua PM. Data ini dikumpulkan
selama empat bulan melalui observasi,
catatan harian, dan wawancara antara
PM dengan ibunya, ayahnya, kakak,
nenek, tante dan om. Hasil observasi
dan wawancara itu dicatat dan direkam.
Data
tersebut
kemudian
ditranskripsikan, lalu diamati dan
dianalisis secara empiris. Selanjutnya
data
yang
sudah
diperoleh,
diklasifikasikan sesuai dengan masalah
yang menjadi fokus penelitian.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 11

Pemerolehan Bahasa Anak

Data yang sudah diperoleh,
diklasifikasikan berdasarkan kelompok
pemerolehan
fonologi
kemudian
dikaitkan dengan pandangan para ahli
yang menyatakan bahwa pemerolehan
bahasa anak-anak dapat dikatakan
mempunyai ciri berkesinambungan,
memiliki suatu rangkaian kesatuan yang
bergerak dari ucapan satu kata yang

sederhana menuju gabungan kata yang
lebih rumit (sintaksis). dan pemerolehan
bahasa mengikuti proses yang bertolak
dari sesuatu yang mudah menuju ke
yang lebih sukar, sehingga setiap anak
pada dasarnya memperoleh tahapantahapan kesulitan saat pemerolehan
bahasa.

HASIL DAN PEMBAHASAN
PM yang berusia 3,4 bulan anak
yang sedang dalam proses tumbuh
kembang yang sangat baik, hal itu bisa
dilihat dari fisik dan mental anak
tersebut. Dari pengamatan yang
dilakukan dalam keseharian PM tidak
terdapat masalah dalam berkomunikasi
Bunyi vokal
Bun
yi
Awal Tengah
Vok
al

[a]

[a]
[Ayah
]
‘Ayah


[a]
[maen]
‘main’
dan
[tau]
‘tahu’

Akhir

[a]
[uwa]
‘dua’
dan
[ema]
‘lima’

baik dengan keluarga maupun orang
lain.
Pemerolehan Vokal PM
Bunyi-bunyi vokal yang diperoleh PM
berdasarkan pengamatan data dalam 3
bulan ini adalah sebagai berikut:

Ket
Bunyi
terseb
ut
muncu
l dan
dilafal
kan
denga
n
jelas,
baik
yang

[i]

[i]
[iya]
‘iya’,
[ikan]
‘ikan’
dan
[is]
‘iis’

[i] [pin]
‘upin’,
[pin]
‘ipin’
dan
[iyup]
‘sirup’

terleta
k pada
awal,
tengah
,
maupu
n pada
akhir
kata.
Bunyi
i] [wipi]
vokal
‘yupi’
[i]
dan [ta
muncu
pi]
l dan
‘kereta
dilafal
api’
kan
denga

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 12

Pemerolehan Bahasa Anak

‘emp ‘sembil
at’
an’ dan
dan
[gen]
[ema] ‘regen’
‘emak


n
jelas,
baik
yang
terleta
k pada
awal,
tengah
,
maupu
n akhir
kata.

[u]

[e]

[u] [juh]
[u]
‘tujuh’,
[uwah
[ku]
]
‘aku’da
‘nabil
n [tuh]
ah’
‘itu’

[e]
[emp
at]

[e]
[sembiy
an]

Bunyi
vokal
[u]
muncu
l dan
dilafal
[u]
kan
[aku]
denga
‘aku’,
n
[tau]
jelas,
‘tahu’
baik
dan
yang
[pupu]
terleta
‘kupuk pada
kupu’
awal,
tengah
,
maupu
n akhir
kata.
[e] [e- Bunyi
e]
vokal
‘puup/ [e]

[o]

[o]
[om]
‘Om’
dan
[oni]
‘toni’

buang muncu
air
l dan
besar’ dilafal
kan
denga
n
jelas,
baik
yang
terleta
k pada
awal,
tengah
,
maupu
n akhir
kata.

Bunyi
vokal
[o]
muncu
l dan
dilafal
[o]
kan
[bola]
denga
‘bola’
[o] [do] n
dan
‘aldo’ jelas,
[hot]
baik
‘kuning
yang
telur’
terleta
k pada
awal,
tengah
,
maupu
n akhir

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 13

Pemerolehan Bahasa Anak

kata.

[∂]

[ε]

[∂]
[∂ma]
[∂ ]
‘emak
[b∂yum
’ dan
]
[∂s]
‘belum’
‘∂s
krim’

-

-

Bunyi
vokal
[∂ ]
muncu
l dan
dilafal
kan
[∂]
denga
[p∂]
n
‘ope/
jelas,
singka
baik
tan
yang
ocean
terleta
park’
k pada
awal,
tengah
,
maupu
n akhir
kata.
Bunyi
vokal
[ε]
muncu
l dan
[ε]
dilafal
[monεt
kan
]
denga
‘mony
n baik.
et’
Data
yang
diperol
eh
hanya

pada
suku
terakhi
r

[ ‫]כ‬

-

-

‫] ]כ‬
[ijο]
‘hijau’

Bunyi
vokal [
‫]כ‬
muncu
l dan
dilafal
kan
denga
n baik.
Data
yang
diperol
eh
hanya
pada
suku
terakhi
r

Data yang diperoleh hanya pada suku
terakhir, seperti dalam tabel berikut:
[i]
[i] [ngin] ‘dingin’
[au]

[tau] ‘tau’ dan [mau] ‘mau

[ai]

[ai] [naik] ‘naik’ dan [baik]
‘baik’

[ue]
[ua]

Belum ditemukan
[ua] [uaη] ‘uang’

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 14

Pemerolehan Bahasa Anak

Bunyi diftong yang muncul dilafalkan
dengan vokal
[au] [au] [tau] ‘tahu’
[ai]

[ai] [pake] ‘pakai’

Berdasarkan uraian dan contoh
data di atas dapat dikatakan bahwa
TPM sudah menguasai semua vonem
vokal bahasa Indonesia. Vokal [a], [i],
[u], [e], dan [o] dilafalkan dengan baik
meskipun terletak pada awal, tengah,
atau akhir kata. Semua vokal bahasa
Indonesia tersebut sudah dikuasai PM
pada saat berumur 3 tahun 4 bulan.
Vokal pertama yang dikuasainya adalah
vokal minimal, yaitu [a], [i], dan [u],
kemudian berkembang menguasai vokal
depan [i], [e], [ε], vokal belakang [u], [o],
[ ‫]כ‬, dan vokal tengah [∂], [a].
Tampaknya variasi alofonik yang tidak
begitu kentara dalam Bahasa Indonesia
tidak menimbulkan masalah bagi PM
dalam melafalkan bunyi-bunyi vokal.
Pemerolehan Konsonan
Pemerolehan bunyi kosonan PM pada
usia 3 tahun 4 bulan ini tidak semudah
dia memahami pemerolehan bunyi
vokal.
Berdasarkan tempat
artikulasinya,
bagaimana hambatan yang dilakukan
terhadap arus udara itu, dapat
dibedakan adanya konsonan: (Abdul
Chaer, 2007:117)

Konsonan
bilabial

Awal

Tengah

Akhir

[b]

[bewi]
‘beli’

[bebet]
‘bebek’

-

[m]

[makan]
‘makan’

[Deyima]
‘delima’

[asem] ‘asem

[p]

[plabu]
‘prabu’

[pipi] ‘pipi’

-

Konsona Aw
n
al
labioden
tal

[fati
r]
‘fati
r’

[f]

Konsonan
laminoalveolar
[d]
[t]

Teng
ah

Akh
ir

-

-

Ket

Bunyi
Konsona
n
labioden
tal [f]
dilafalka
n
dengan
baik

Awal

tengah

[dah]
‘sudah’
[teyoy]

[dah]
‘sudah’
[intapi]

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 15

Akhir
[tut] ‘tut/

Pemerolehan Bahasa Anak

‘telur’

Konson
an
Darsove
lar

Aw
al

Teng
ah

‘kereta

Akhi
r

Ket

Konson
an
[nak darsovel
[ki]
[ku]
]
ar [k]
‘kak
[k]
‘aku’ ‘ena dilafalka
i’
k’ n
dengan
baik
Konson
an
[gig
darsovel
[gigi]
i]
ar [g]
[g]
‘gigi ‘gigi’
dilafalka

n
dengan
baik
Bunyi nasal dorso-velar [k] dan [g] pada
suku kata akhir diucapkan dengan jelas.
Berdasarkan
cara
artikulasinya,
bagaimana hambatan yang dilakukan
terhadap arus udara itu, dapat
dibedakan adanya konsonan: (abdul
chaer, 2007:118)
Frik
atif
[b]

Awal
[bewi]
‘beli’

bunyi
kereta api’

Tenga Akhir
Ket
h
[bebet]
Bunyi
‘bebek’
afrikat

[c]

[d]

dilafalkan dengan baik palatal
[b]
dilafalk
an
dengan
baik

[cicak]
‘cicak’

[da]
‘tidak’

[f]

[Fatir]
‘Fatir’

[g]

[gigi]
‘gigi’

[jacan]
‘jajan’

[kuda]
‘kuda’

-

-

-

[ngin]
‘dingin’

Bunyi
afrikat
palatal
[c]
dilafalk
an
dengan
baik
Bunyi
afrikat
palatal
[d]
dilafalk
an
dengan
baik
Bunyi
afrikat
palatal
[f]
dilafalk
an
dengan
baik

[kuni Bunyi
ng] afrikat
‘kuni palatal

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 16

Pemerolehan Bahasa Anak

ng’

[h]

[j]

[k]

[l]

[helm]
‘helm’

[jan]
‘hujan’

[kuda]
‘kuda’

[layi]
‘lari’

-

[aji]
‘janji’

[ikan]
‘ikan’

[langan
]
‘layang
an’

-

-

[g]
dilafalk
an
dengan
baik
Bunyi
afrikat
palatal
[h]
dilafalk
an
dengan
baik
Bunyi
afrikat
palatal
[j]
dilafalk
an
dengan
baik

Bunyi
afrikat
palatal
[nak] [k]
‘enak dilafalk

an
dengan
baik

-

Bunyi
afrikat
palatal
[l]

dilafalk
an
dengan
baik

[m]

[n]

[p]

[r]

Bunyi
afrikat
palatal
[sembi [num
[manis
[m]
yan]
]
]
dilafalk
‘sembil ‘minu
‘manis’
an
an’
m’
dengan
baik

[num]
‘minu
m’

[plabu
h]
‘prabu’

-

[nak]
‘enak’

[pa]
‘apa’

-

Bunyi
afrikat
palatal
[jan] [n]
‘huja dilafalk
n’ an
dengan
baik
Bunyi
afrikat
palatal
[siyu
[p]
p]
dilafalk
‘sirup
an

dengan
baik
Bunyi
getar
[lual]
[r]
‘luar’
belum
muncul

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 17

Pemerolehan Bahasa Anak

[s]

sembi
[sukat]
yan]
‘susu
‘sembil
coklat’
an’

[es]
‘es’

. Oleh
karena
itu,
bunyi
tersebu
t
dilafalk
an
dengan
bunyi
sampin
gan
atau
lateral
[l]
Bunyi
afrikat
palatal
[s]
dilafalk
an
dengan
baik

Bunyi
afrikat
[tut] palatal
[ta’pi]
‘tut/ [t]
‘kereta bunyi dilafalk
api’
keret an
a api’ dengan
baik

[t]

[teyoy]
‘telur’

[w]

[wawa
[buwan
h]
]
‘nabila
‘bulan’
h’

-

Bunyi
afrikat
palatal
[w]

dilafalk
an
dengan
baik

[y]

[yupi]
‘yupi’

[Ayah]
‘Ayah’

Bunyi
afrikat
palatal
[teyo [y]
y] dilafalk
‘telur’ an
dengan
baik

Berdasarkan uraian data di atas
tampaknya PM sudah menguasai bunyi
konsonan [b], [c], [d], [f], [g], [h], [j], [k],
[l], [m], [n], [p], [r], [s], [t], [w], dan [y]
pada umur 3 tahun 4 bulan. Bunyi [b],
[c], [d], [j], [l], [w] hanya dikuasai PM
jika terletak pada awal dan tengah kata.
Bunyi [f], dan [h] hanya dikuasai PM jika
terletak pada awal kata. Bunyi getar [r]
belum muncul.
Oleh karena itu, bunyi tersebut
dilafalkan dengan bunyi sampingan atau
lateral [l] seperti pada data berikut: [lual]
‘luar’ berdasarkan hasil analisis data
pemerolehan vokal dan konsonan pada
anak usia 3 tahun 4 bulan khususnya
PM sebagai subyek penelitian.
Pemerolehan vokal PM sudah dikuasai
semenjak ia mulai menuturkan kata-kata
sesuai teori Jacobson.
Pemerolehan konsonan ada
beberapa yang belum dikuasai secara

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 18

Pemerolehan Bahasa Anak

menyeluruh oleh PM, misalnya
terdapatnya beberapa konsonan yang
mengalami penghapusan diawal kata
dan ada pula beberapa bunyi konsonan
yang letaknya diakhir kata tidak
dibunyikan hal tersebut terjadi karena
adanya proses penghapusan konsonan
akhir.
Sedangkan bunyi konsonan yang
sudah dikuasai PM yaitu pada konsonan
hambat [p,b,d,t] , konsonan nasal [m, n],
konsonan laminopalatal [s], konsonan
laringal [h], dan konsonan frikatif glotal
[y]. dan ada juga beberapa bunyi yang
belum muncul maka PM mengganti
bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi lain
yang memiliki kedekatan fonetis.
Lingkungan sangat mempengaruhi
pemerolehan bahasa anak
Salah satu hal yang penting
adalah bagaimana orang tua membantu
perkembangan bahasa melalui interaksi
dengan cara mengajak anak-anak usia
prasekolah ini di dalam percakapan.
Mereka mendukung atau membangun
percakapan
melalui
bertanya,
memperluas,
dan
menambahkan
percakapan. Secara bertahap, begitu
anak mulai berperan aktif di dalam
percakapan,
orang
tua
mulai
mengurangi tingkat dorongan lisannya.
Penemuan yang hampir sama juga
terjadi untuk anak yang berbicara dalam
dua bahasa (bilingual), mengindikasikan
bahwa pembacaan buku cerita di dalam

rumah memiliki kaitan sangat erat
dengan kemampuan linguistik dan
kognitif yang lebih tinggi. (Santiago
1994).
Aspek lain dari lingkungan rumah
untuk anak usia prasekolah yang belajar
bahasa adalah peran media yang
digunakan di rumah. Menurut penelitian
yang terbaru,anak-anak usia enam dan
di bawahnya menghabiskan hampir dua
jam sehari berinteraksi denga televisi,
vidio, komputer, vidio game (“anak-anak
tenggelam di dalam media,” 2004).
Meskipun data statistik ini tidak terbatas
untuk anak usia prasekolah, tetapi data
ini mengindetifikasikan prevalensi media
di rumah terhadap anak-anak. efek
media dalam perkembangan bahasa
anak belum terdokumentasikan dengan
baik.
Oleh karena itu lingkungan sangat
mempengaruhi pemerolehan bahasa
pada anak sehingga peran aktif
lingkungan
yang
positif
dalam
berbahasa akan membawa dampak
positif pula pada bahasa si anak.
Setelah ditinjau dari cabang linguistik
yaitu tataran fonologi, bahwa bahasa
anak pada umur 3,4 tahun yang
berfokus pada PM adalah pengontrolan
atau partisipasi orang tua dan orangorang yang sering berinteraksi pada si
anak harus lebih diperhatikan karena
perkembangan bahasa pada anak dapat
ditentukan oleh lingkungan.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 19

Pemerolehan Bahasa Anak

PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan
bahwa
pemerolehan
bahasa anak dalam aspek fonologi
dipengaruhi
faktor
lingkungan
khususnya keluarga. hal itu ditandai
dengan banyaknya perbendaharaan
kosa kata yang mereka dapatkan di
lingkungan keluarga atau lingkungan
sekitar.
Pemerolehan bahasa anak-anak
dapat dikatakan mempunyai ciri
berkesinambungan, memiliki suatu
rangkaian kesatuan yang bergerak dari
ucapan satu kata yang sederhana
menuju gabungan kata yang lebih rumit
(sintaksis). hal ini berdasarkan penelitian
terhadap PM yang sudah menguasai
bunyi konsonan [b], [c], [d], [f], [g], [h], [j],
[k], [l], [m], [n], [p], [r], [s], [t], [w], dan [y]
pada umur 3 tahun 4 bulan. Sedangkan
pemerolehan vokal PM sudah dikuasai
semenjak ia mulai menuturkan kata-kata
sesuai teori Jacobson.
Pemerolehan konsonan ada
beberapa yang belum dikuasai secara
menyeluruh oleh PM, misalnya
terdapatnya beberapa konsonan yang
mengalami penghapusan diawal kata
dan ada pula beberapa bunyi konsonan
yang letaknya diakhir kata tidak

dibunyikan hal tersebut terjadi karena
adanya proses penghapusan konsonan
akhir.
Sedangkan bunyi konsonan yang
sudah dikuasai PM yaitu pada konsonan
hambat [p,b,d,t] , konsonan nasal [m, n],
konsonan laminopalatal [s], konsonan
laringal [h], dan konsonan frikatif glotal
[y]. dan ada juga beberapa bunyi yang
belum muncul maka PM mengganti
bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi lain
yang memiliki kedekatan fonetis.

Saran
Lingkungan sangat mempengaruhi
pemerolehan bahasa pada anak
sehingga peran aktif lingkungan yang
positif dalam berbahasa akan membawa
dampak positif pula pada bahasa si
anak. Setelah ditinjau dari cabang
linguistik yaitu tataran fonologi, bahwa
bahasa anak pada umur 3,4 tahun yang
berfokus pada pm adalah pengontrolan
atau partisipasi orang tua dan orangorang yang sering berinteraksi pada si
anak harus lebih diperhatikan karena
perkembangan bahasa pada anak dapat
ditentukan oleh lingkungan, khususnya
lingkungan keluarga
Pengamatan yang singkat ini dapat
dijadikan sebagai dasar dalam penelitian
pemerolehan bahasa anak usia 3,4
tahun. Selain itu, penelitian ini dapat
juga sebagai landasan dalam meneliti

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 20

Pemerolehan Bahasa Anak

perkembangan bahasa anak selanjutnya
diusia remaja. Implikasi lain adalah
sebagai masukan bagi peneliti-peneliti
lain dalam memperoleh informasi

tentang pemerolehan bahasa pada anak
usia 3,4 tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Brown, H. Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, edisi kelima. Jakarta:
Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, edisi
kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2000. ECHA Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia, Jakarta: PT
Grasindo.
Prima Yanti, Gusti. 2016. Pemerolehan Bahasa Anak: Kajian Aspek Fonologi Pada Anak. Jurnal Ilmiah
Visi PPTK PAUDNI, 11, 131-141.
Sobur, Alex. 2003. Phisikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Jurnal Ilmiah SPS Pendidikan Bahasa Indonesia, Vol. 1, No. 1, Agustus 2018| 21

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25