PERKEMBANGAN E COMMERCE DI INDONESIA

PERKEMBANGAN E-COMMERCE
DI INDONESIA
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan globalisasi telah menyebabkan perubahan kultur
ekonomi masyarakat Indonesia. Era modern seperti sekarang ini, media informatika
elektronik atau internet telah menjadi salah satu media yang dimanfaatkan masyarakat dalam
melakukan komunikasi dan bisnis. Perkembangan bisnis dalam dunia maya saat ini mulai
banyak diminati oleh masyarakat dalam bentuk Online Shop atau transaksi jual beli online (ecommerce). Transaksi jual beli online (e-commerce) merupakan suatu transaksi jual beli
(bisnis) dengan menggunakan internet, perkembangan teknologi seperti Smartphone menjadi
salah satu penunjang dalam perkembangan bisnis secara online. Perkembangan teknologi dan
informatika ini menjadikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut agar dapat
berkompetisi dalam mengembangkan usaha mereka sehingga dapat meningkatkan daya saing
dalam melakukan bisnis. Pemanfaatam teknologi informatika ini memiliki potensi yang besar
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Perkembangan transaksi jual beli secara online ini tentu tidak bisa lepas dari
peningkatan pengguna internet di Indonsia. Pengembangan infrastruktur internet oleh
pemerintah Indonesia pada tahun 1980an, berdampak pada peningkatan pengguna internet di
Indonesia. Hasil survey APJII Pada tahun 2012 persentase pengguna internet yaitu 24,34%,
pada tahun 2013 pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta jiwa atau sebanyak
28%, kemudian survey pada tahun 2014 pengguna internet di indonesi mencapai 34,9%.
Transaksi jual beli secara online ini tentu merupakan suatu pergesaran budaya dari

budaya transaksi tradisional yang masih bisa kita lihat di pasar-pasar tradisional dengan
transaksi jual beli di dunia maya (online). Transaksi jual beli tradisional masih menggunakan
transaksi langsung dan masih dalam sekala yang kecil (lokal), sedangkan transaksi jual beli
menggunakan internet tidak memiliki batasan dalam melakukan transaksi jual beli (pasar
global). Sebagai salah satu strategi yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan
keuntungan lebih dalam proses bisnis tentu akan berpengaruh terhadap perubahan perilaku
masyarakat, perubahan perilaku ini merupakan suatu bentuk adaptasi masyarakat terhadap
proses modernisasi.

Perkembangan transaksi jual beli online di Indonesia dalam hal mengikuti
perkembangan teknologi informatika, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat
merupakan suatu hal yang menarik untuk diamati. Sehingga, paper ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab perubahan kultur transaksi jual beli dan dampak yang ditimbulkan
terhadap perilaku masyarakat sebagai proses pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk
mendapatkan kesejahteraan.
B. Pembahasan
Internet merupakan suatu perkembangan teknologi informatika yang berkembang dari
kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer. Semenjak diperkenalkan di Amerika Serikat
pada tahun 1969, kemudian dikembangkan dengan teknologi Word Wide Web (WWW),
Internet memberikan banyak pengaruh terhadap masyarakat, pengaruh tersebut dapat berupa

pengaruh positif maupun negatif. Hal tersebut berpengaruh terhadap pendidikan, ekonomi,
politik, relasi, dan moral. Berikut merupakan gambaran pengaruh internet terhadap
masyarakat:

Sumber: PEW research center
Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh internet menjadi alasan akan pentingnya
internet dalam kebutuhan sehari-hari masyarakat. Kebutuhan internet ini pula tidak mengenal
batasan umur, jenis kelamin, strata pendidikan dan jenis pekerjaan. Semua lapisan umur di
masyarakat menggunakan internet dalam berbagai macam kegiatan sehari-hari seperti
berkomunikasi, mencari literatur atau informasi, dan melakukan bisnis.

Berikut ini merupakan data penggunaan internet berdasarkan umur, pendidikan dan
jenis pekerjaan:
Tabel 1. Pengguna internet berdasarkan usia, strata pendidikan dan jenis pekerjaan.
Pengguna internet berdasarkan
Pendidikan
(%)
Pekerjaan
1
S2/S3

0.4
Bekerja/Wiraswasta
2
S1
16.9 Mahasiswa
3
Akademi/D1/D2/D3/D4/
6.8
Ibu rumah tangga
Vokasi
4
26-35 33.8
SMU/SMA/Sederajat
64.7 Pelajar SD/SMP/SMA
5
16-25 49.0
SMP/MTS/Sederajat
9.7
Tidak Bekerja
6

SD/MI/Sederajat
1.2
7
Tidak ada
0.4
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2014.
NO

Usia
56-65
46-55
36-45

(%)
0.2
2.4
14.6

(%)
55

18
16
5
6

Perkembangan pengguna internet juga disampaikan oleh Singapore Post dalam
Indonesa’s eCommerce Landscape 2014, dimana Indonesia mengalami peningkatan
penggunaan internet dari tahun ke tahun.

Sumber: singapore post
Data penggunaan internet tersebut dapat dijadikan sebagai pemicu perkembangan ecommerce di Indonesia. Semakin banyak pengguna internet maka banyak masyarakat yang
akan lebih senang melakukan transaksi jual beli dalam bentuk online shop. Fenomena seperti
ini tentu dapat dijadikan sebagai daya tarik untuk mulai mengembangkan bisnis melalui ecommerce. Dalam pengaplikasiannya e-commerce dapat terjadi antara sesama organisasi
bisnis (B2B) dan antara organisasi bisnis dengan konsumen (B2C). Pada tahun 1994 ecommerce untuk pertama kali diperkenalkan, dimana pada saat pertama kali banner-

elektronik hanya digunakan untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web
(website).
Seiring dengan perkembangan waktu, Indonesia mengalami peningkatan dalam
melakukan transaksi jual beli online (online shop), hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
pembelian online oleh masyarakat di Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai 8.7 juta

pembeli online pada tahun 2016. Produk-produk yang biasa ditawarkan dalam online shop
yaitu pakaian, gadget, tiket pesawat/pertunjukan, buku, sepatu, tas, dan kebutuhan sehari-hari
lainnya.

Sumber: singapore post
Pelayanan dalam berinteraksi menggunakan e-commerce dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu menggunakan web browser, telepon atau fasilitas chating. Informasi mengenai
barang yang akan dibeli dapat dilihat di database perusahaan. Dalam pengimplementasian ecommerce ini terdapat faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat. Menurut
Desruelle dan Burgelmen (2001) dalam Rofiq (2007), faktor-faktor pendukung dalam
mengimplemetasikan e-commerce yaitu: globalisasi dan liberalisasi perdagangan, kompetisi
yang semakin sulit, perkembangan teknologi, pengurangan tujuan secara fisik dan publisitas.
Sedangakan faktor-faktor penghambat dalam mengimplementasikan e-commerce yaitu:
keuangan, penjualan, pembelian, kenyamanan, informasi, administrasi dan komunikasi.
Transaksi jual beli secara online (e-commerce) merupakan dampak dari adanya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga proses transaksi ini tentu
berpengaruh terhadap kultur manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal
ini berkaitan dengan mekanisme perdagangan yang dilakukan oleh manusia tersebut.
Semakin banyak pemanfaatan media internet dalam melakukan transaksi jual beli tentu akan

berdampak pada terciptanya suatu dunia baru yang dominan atau kerap disebut dengan istilah

“cyberspace” atau dunia maya. Dunia maya ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan
dunia nyata, dimana manusia dapat melakukan interaksi dengan siapa saja tanpa mengenal
batasan dengan syarat terhubung dengan internet. Hilangnya batasan tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh pengusaha untuk melakukan bisnis dengan sesama pengusaha atau dengan
konsumen.
Keuntungan dan kerugian penggunaan e-commerce bagi penjual menurut Gaertner
dan Smith (2001) dalam Rofiq (2007) yaitu:
Tabel 2. kentungan dan kerugian e-commerce bagi penjual.























Keuntungan
Manajmen informasi/komunikasi yang
lebih baik;
Peningkatan level layanan dapat tersedia;
Kemampuan untuk menyediakan layanan
konsumen yang lebih baik;
Meningkatkan daya saing;
Mengurangi biaya/ meningkatkan
pndapatan;
Mengurangi siklus waktu;

Sedikit hambatan dalam penerapan
metode penjualan;
Semua perusahaan dapat berkompetisi
pada level yang sama;
Memperbaiki dukungan distributor;
Kemampuan untuk membangun investasi
infrastruktur informasi;
Dapat memperbaiki manajemen logistik;
Dapat memperbaiki image perusahaan;
Cara yang lebih murah untuk mencari
partener bisnis;
Lebih banyak tersedia informasi
elektronik;
Dapat memperbaiki akses informasi
mengenai transaksi yang terjadi;
Cara langsung yang lebih banyak untuk
pembelian;
Kemampuan untuk melewati hambatan
global dan marketing;
Memperoleh pengetahuan melalui diskusi

di internet;
Biaya stock dan produksi dapat dipotong
melalui penawaran yang kompetitif;
Kemampuan untuk mengidentifikasi pasar























Kerugian
Organisasi/manajer butuh untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai
teknologi informasi;
Permasalahan dengan pengembangan
teknologi informasi;
Permasalahan dengan pengembangan web
yang jelek;
Masalah hukum/aspek legal;
Informasi yang dikirim oleh supplier
dapat diganggu oleh hacker;
Merek dagang/ kepercayaan menjadi hal
yang utama;
Kompetisi yang ketat bagi supplier/
vendor;
Biaya implementasi/ advertensi dapat
menjadi tinggi;
Tidak cuku metode untuk pembayaran;
Harus memiliki konsumen yang loyal;
Pengguna dikenai biaya transaksi;
Bahasa, zona, waktu dan perbedaan mata
uang;
Permasalahan perlindungan hak cipta;
Gangguan pada rantai pasokan;
Kemudahan pembeli untuk berganti
supplier/ vendor;
Pepulasi web mungkin tidak mewakili
populasi target;
Tidak ada standar internet bagi
perusahaan web hosting;
Butuh restrukturisasi proses bisnis;
Sulit untuk mengatasi keputusan pembeli
yang licik;
Kesulitan untuk mengetahui pembeli






produk baru;
Mendukung hubungan melalui berbagai
informasi secara real-time;
Akselerasi terhadap proses bisnis
Mudah dalam memperbarui katalog
online;
Meningkatkan efisiensi transaksi

yang sedang mencari;
 Keharusan untuk merubah organisasi;
 Penjualan melalui internet terbatas pada
orang ketika mulai menggunakan internet
untuk pembelian;
 Hambatan oleh jangkauan jaringan
koputer.

Dengan banyaknya keuntungan berupa materi, efektifitas dan ditambah dengan
banyaknya pengguna internet di Indonesia menjadikan pemilik UKM mulai mengunakan
internet sebagai salah satu sarana pengembangan bisnis demi mencapai kesejahteraan.
Berikut ini merupakan tabel perbedaan pendapatan penjualan online dan retail di Indonesia:
Tabel 3. Perbedaan pendapatan online dan retail.
Tahun Penjualan Sales (USD)

Penjualan retail (USD)

Persentase (%)

2013

1.8 Milyar

363.42 Milyar

0.5

2014

2.6 Milyar

411.29 Milyar

0.6

2015

3.56 Milyar

473.91 Milyar

0.7

2016

4.46 Milyar

543.07 Milyar

0.8

Sumber: singapore post
Data perbandingan pendapatan di atas dapat dilihat adanya peningkatan pendapatan
penjualan online setiap tahunnya, meskipun persentase pendapat dari penjualan online
tersebut masih dibawah 1% bila dibandingkan dengan penjualan retail. Hal ini berkaitan
dengan ketidakpercayaan konsumen di Indonesia terhadap transaksi jual beli secara online.
Kepercayaan merupakan salah satu komponen yang fundamental dalam strategi pemasaran,
selain itu kepercayaan juga dapat menciptakan hubungan yang baik antara pengusaha dan
konsumen. Pada saat konsumen sudah memiliki kepercayaan terhadap suatu perusahaan
maka akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap produk yang dijual tersebut.
Pengaruh internet terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia merupakan suatu
bentuk modernisasi. Konsep modernisasi ini berkembang di Asia pada abad ke-19 dan 20,
dimana modernisasi yaitu suatu konsep perubahan baik dalam hal sosial, ekonomi, dan politik
dengan mengikuti perkembangan negara-negara yang telah maju di Amerika dan Eropa
(Westernisasi). Perubahan modernisasi masyarakat merupakan suatu proses transformasi dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat yang menggunakan teknologi (modern). Dalam
proses moderinasi ini masyarakat dituntut memiliki keseragaman nilai dan norma yang

mendasar. Proses perubahan modernisasi ini hanya terjadi pada sekelompok kecil orang yang
menjadi agen perubahan elit, agen perubahan elit mempunyai peranana dalam melakukan
proses perubahan sosial.
Modernisasi merupakan suatu proses transisi multidimensi yang terdapat dalam
berbagai bidang yaitu ekonimi, politik, pendidikan, agama, kehidupan keluarga dan
stratifikasi. Dalam bidang ekonomi yaitu pentingnya kemunculan teknologi dalam dunia
pendidikan, perkembangan model pertanian dari pertanian tradisonal menjadi pertanian yang
lebih komersial, penggunaan mesin sebagai pengganti manusia dan hewan dalam proses
produksi, dan perkembangan bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di
tempat tertentu.
Proses modernisasi di bidang politik yaitu pergeseran bentuk kekuasaan dari kekuasn
yang dipegang oleh suku tertentu menjadi sistempemilihan dalam menentukan pemegang
kuasa sehingga kekuasaan tidak hanya didominasi oleh suku atau keturunan tertentu. Proses
moderenisasi dalam pendidikan yaitu ditandai dengan penurunan angka buta huruf dan
peningkatan perhatian pada pengetahuan. Proses modernisasi di bidang agama yaitu
pergeseran dari sifat kerohanian menjadi sifat keduniawian (sekuleriasi). Proses modernisasi
di bidang kehidupan keluarga dapat dilihat dari berkurangnya ikatan kekeluargaan sehingga
setiap keluarga mempunyai peranan masing-masing. Proses modernisasi dibidang stratifikasi
yaitu mulai hilangnya status sosial yang diwariskan dari keturunan keluarga menjadi
penekanan pada prestasi dan mobilitas.
Pemanfaatan media internet dalam melakukan bisnis demi pemenuhan kebutuhan
manusia dalam hal mencapai kesejahteraan, memberikan pengaruh terhadap perubahan
perilaku manusia itu sendiri. Dalam dunia usaha perkembangan teknologi sebagai bentuk
modernisasi memiliki peranan penting, yaitu dalam hal persaingan usaha. Masyarakat
dituntut untuk menggunakan teknologi sebagai bentuk mempertahankan hidupnya (survival
of the fittest), makin tinggi efisiensi dan makin adaptasi suatu masyarakat terhadap
modernisasi maka peluang masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan semakin besar. Apabila
masyarakat tidak dapat mengikuti arus perkembangan modernisasi maka masyarakat tersebut
akan tersingkirkan atau binasa.
Proses transaksi penjualan online tidak dibutuhkan interaksi secara langsung antara
penjual dan pembeli melainkan melalui media elektronik. Hal ini memang berdampak
terhadap efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam proses transaksi jual beli, dimana
pengusaha dapat melayani pembeli dari berbagai tempat dengan biaya yang rendah. Namun

dampak yang ditimbulkan yaitu penjual yang lebih sibuk mengurusi perkembangan bisnisnya
dan melakukan interaksi terhadap lingkungannya hanya melalui media internet saja
Pengaruh modernisasi di Indonesia, masyarakat dituntut untuk memiliki kultur baru
dimana masyarakat diharuskan memiliki pengetahuan baru agar dapat bersaing dalam hal
bisnis. Kultur baru tersebut yaitu kultur masyarakat-masyarakat yang lebih sering
menggunakan internet dalam melakukan berbagai interaksi. Hal ini berdampak pada mulai
terkikisnya budaya asli Indonesia. Masyarakat di Indonesia cenderung lebih suka melakukan
interkasi dengan orang lain. Hal ini dapat dilihat banyaknya kegiatan-kegiatan masyarakat di
Indonesia, seperti perkumpulan ibu-ibu PKK, agenda rutin setiap malam Jum’at, gotong
royong dan masih banyak yang lainnya. Dengan adanya budaya modern yang masuk budayabudaya seperti mulai ditinggalkan oleh masyarakat, karena masyarakat dituntut untuk
mengikuti perkembangan teknologi internet. Sehingga semua bentuk interaksi masyarakat
kemudian dialihkan menggunakan internet.
Dalam paradigma behaviorisme, perubahan perilaku suatu individu disebabkan karna
adanya perubahan lingkungan individu tersebut, jadi individu tersebut tidak memiliki
kebebasan. Hal ini dikarenakan prilaku individu ditentukan oleh dasar stimulus yang datang
dari luar. Begitu pula yang terjadi dengan perubahan masyarakat di Indonesia, perubahan
prilaku pedagang dari pedagang retail kemudian berubah menjadi pedagang onlie sehingga
mempengaruhi perilaku masyarakat merupakan dampak dari stimulus kemajuan teknologi
informatika. Perubahan tersebut berdasarkan pada tindakan ekonomi, sehingga suatu tindakan
yang dilakukan ataas pertimbangan untung dan rugi. Selain itu dengan memanfaatkan
teknologi maka pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan.
C. Kesimpulan
Pemicu perubahan transaksi jual beli di Indonesia dari retail menjadi online shop yaitu
karena banyaknya pengguna internet di Indonesa. Selain itu faktor tuntutan dari
perkembangan teknologi menjadikan masyarakat perlu untuk melakukan adaptasi terhadap
proses modernisasi tersebut. Hal ini merupakan upaya masarakat dalam mempertahankan
hidupnya. Dalam proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan ini menjadikan masyarakat
mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat dilihat perubahan
mekanisme perdagangan yang dilakukan masyarakat.

Perubahan perilaku tersebut merupakan suatu perubahan yang disebabkan karena adanya
stimulus dari luar.
D. Daftar Pustaka
APJII. 2014. Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Pusat Kajian Komunikasi. Universitas
Indonesia. Diundu ada
ktober 2015 pukul 9:40
Fitria, Eva M. 2015. Dampak Online Shop di Instagram dalam Perubahan Gaya Konsumtif
Perempuan Shopaholic di Samarinda. eJurnal lmu omunikasi.
. Diundu
ada
ktober
pukul 10:06
Ritzer, George. 2014. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali
Pers
Rofiq, Ainur. 2007. Tesis Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi
Pelanggan E-Commerce (Studi Pada Pelanggan E-Commerce di Indonsia).
ni ersitas ra i aya. alang.diundu ada
ktober 2015 pukul 18:20
Singapore post. 2014. Indonesia’s eCommerce Landscape 2014: Insights Into One Of Asia
Pacific’s Fastest Growing Market. Singapore ost. Diundu ada
ktober
ukul 10:06
Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.pewglobal.org/2015/03/19/internet-seen-as-positive-influence-on-education-butnegative-influence-on-morality-in-emerging-and-developing-nations/technologyreport-23/ di akses pada 25 oktober pukul 16:30