PENGGUNAAN DAN BAHASA DAN INDONESIA

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR DALAM TULISAN ILMIAH

MAKALAH
disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian tengah semester
Mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah
Dosen Pengampu ................

Oleh

UNIVERSITAS .....................
FAKULTAS ............................................
2017

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula,
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw, yang telah memberikan pedoman hidup yakni sunah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan

Benar dalam Tulisan Ilmiah”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis karya ilmiah dosen pengampu Dr.
Asna Ntelu, M.Hum. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan pembaca mengenai cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam tulisan ilmiah.
Dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan hambatan-hambatan,
namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
melewati hambatan-hambatan tersebut. Olehnya, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Menulis Karya Ilmiah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, serta teman-teman yang telah
memberikan motivasi dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan serta kesalahan, baik dari segi materi maupun dari segi penulisannya,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca, terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Menulis Karya Ilmiah
demi kesempurnaannya makalah ini.
Gorontalo,

April 2015


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan Ilmiah
2.2 Faktor-Faktor Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
dalam Tulisan Ilmiah
2.3 Jenis-Jenis Tulisan Ilmiah
2.4 Syarat Tulisan Ilmiah
2.5 Cara Membangun Tulisan Ilmiah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional. Bahasa Indonesia
tentu saja digunakan dalam berbagai bentuk jenis penulisan, mulai dari
tulisan ilmiah sampai tulisan yang non-ilmiah. Penggunaan bahasa
Indonesia dalam tulisan ilmiah yaitu penggunaan bahasa yang dapat
dipahami serta dimengerti oleh pembaca.
Tulisan ilmiah seharusnya menggunakan bahasa yang jelas, tepat,
formal, serta lugas. Kegiatan dan ketepatan isi dalam tulisan ilmiah
harusnya dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang
jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit, serta struktur paragraf
yang runtut. Jika dalam sebuah tulisan ilmiah tidak menggunakan bahasa
yang jelas, tepat dan formal, serta lugas maka bisa saja maksud dari tulisan
tersebut tidak akan tersampaikan kepada pembaca.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah harus sistematis

berarti urutannya teratur, terarah, dan menganut cara penulisan tertentu
yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun
pada kenyataannya, tulisan ilmiah tidak terlepas dari kesalahpahaman
dalam penggunaan kalimatnya.
Kesalahpahaman yang dimaksud adalah penggunaan bahasa dalam
tulisan ilmiah yang menyebabkan gagasan yang ingin disampaikan penulis
tidak dapat diterima oleh pembaca. Kemungkinan, pemakaian bahasa yang
salah menyebabkan pemahaman pembaca bertolak belakang dengan
gagasan penulis. Maka pada makalah ini akan dibahas bagaimana
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah,

faktor-faktor penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
tulisan ilmiah, jenis-jenis tulisan ilmiah, syarat tulisan ilmiah, dan cara
membangun tulisan ilmiah.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
tulisan ilmiah?
2. Apa saja faktor-faktor penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar dalam tulisan ilmiah?
3. Apa saja jenis tulisan ilmiah?
4. Apa saja syarat tulisan ilmiah?
5. Bagaimana cara membangun tulisan ilmiah?

1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam tulisan ilmiah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam tulisan ilmiah.
3. Untuk mengetahui jenis tulisan ilmiah.
4. Untuk mengetahui syarat tulisan ilmiah.
5. Untuk mengetahui cara membangun tulisan ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Tulisan
Ilmiah
Bahasa dalam tulisan ilmiah adalah ragam bahasa tulis yang
termasuk dalam ragam bahasa baku, yaitu ragam yang mempunyai kaidahkaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya, ragam yang mempunyai
gengsi dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolak bandingan bagi
pemakaian bahasa yang benar (Alwi, dkk, 2003: 13).
Menurut Koswara (dalam Prayitno, dkk, 2000: 12), bahwa tulisan
ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat dan mengkaji suatu masalah
tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, metode ilmiah di
dalam

membahas

permasalahan,


menyajikan

kajiannya

dengan

menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan
prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris,
sistematik, lugas, jelas, dan konsisten.
Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya
tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi atau gagasan
yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa yang kurang tepat atau
kurang bagus akan berakibat pada kurangnya pemahaman pembaca
terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis. Oleh karena itu,
faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor yang sangat
penting untuk dipersiapkan. Untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang
baik khususnya dilihat dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa
bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau
aturan yang berbeda dari karya tulis non ilmiah.


Menurut Markhamah (Prayitno, dkk, 2000: 128) terdapat beberapa
ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam tulisan ilmiah, yaitu: 1) pilihan kata dan istilah
yang tepat, 2) kalimat efektif, dan 3) paragraf yang baik.
1. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat
Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca,
pemilihan kata atau istilah yang tepat sangat penting dalam menulis,
karena konteksnya adalah tulisan ilmiah, pemilihan kata atau diksi
serta pemilihan istilah harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku.
Selain itu, pemilihan kata atau istilah juga menyangkut pemilihan
berdasarkan

ketepatannya

dalam

mengantarkan

gagasan


yang

dimaksud oleh penulis. Berkaitan dengan pemilihan kata atau istilah
yang tepat ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
menulis sebuah tulisan ilmiah yaitu:
a) menggunakan kata-kata dan istilah yang baku
Dalam tulisan ilmiah, kata-kata yang dipakai adalah katakata yang baku yaitu kata-kata yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang sudah ditetapkan. Sebagai pedoman yang dipakai
untuk menentukan mana kata yang baku dan mana kata yang tidak
baku adalah menggunakan pedoman ejaan yang disempurnakan
(EYD), dan pedoman umum pembentukan istilah, serta buku-buku
pedoman lain yang menunjang yang dikeluarkan oleh Pusat
Bahasa.
Menurut Waridah (2008: 56), bahwa dalam memilih kata
baku dan kata tidak baku, tidak boleh berdasar pada kata-kata yang
sering dijumpai karena belum tentu kata-kata tersebut merupakan

kata yang benar menurut kaidah. Berikut ini sedikit contoh katakata yang sering dikacaukan penggunaannya:
Tidak Baku
sistim


Baku
sistem

ekstrim

esktrem

enggauta

anggota

hipotesa

hipotesis

metoda

metode


tehnik

teknik

analisa

analisis

hakekat

hakikat

managemen

manajemen

prosentase

persentase

b) penggunaan kata dan istilah yang tepat, cermat dan hemat
Sebuah tulisan ilmiah selain harus baku, pemilihan kata
juga harus lazim, hemat, dan cermat (Arifin, 1998: 82). Kata yang
lazim adalah kata yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
Adapun kata yang hemat adalah kata-kata yang tidak disertai
penjelasan yang panjang karena mempunyai bentuk gabungan kata
yang lebih hemat. Kecermatan pemilihan kata berkaitan dengan
ketepatan antara ide dengan bentuk yang dipilih oleh penulis.
Kata-kata yang terlalu spesifik akan susah dipahami oleh
pembaca di kalangan yang lebih luas. Oleh karena itu, jika terdapat
kata-kata asing atau kata-kata dalam bahasa daerah tertentu,
sebaiknya harus dicantumkan padanannya dalam bahasa Indonesia.
Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia “kimia” dapat diartikan
sebagai “ilmu urai”, tetapi penggunaan kata “ilmu urai” sangat

tidak lazim, dan yang lazim adalah penggunaan kata “kimia”.
Syarat lain dalam hal pemilihan kata yaitu kata yang dipilih adalah
kata-kata yang mengandung prinsip kehematan. Jika ada ungkapan
yang lebih pendek maka tidak perlu menggunakan ungkapan yang
panjang.
Persyaratan penting yang lain yang harus dipenuhi dalam
pemilihan kata adalah memilih kata secara cermat. Kecermatan
tersebut tentunya berkaitan dengan kebakuannya, kehematannya,
serta ketepatan maknanya. Dalam hal kecermatan pemilihan kata
ini biasanya berhubungan dengan pemilihan kata-kata yang
bersinonim. Kata-kata yang bersinonim ini, meskipun maknanya
hampir sama tetapi mempunyai nuansa makna yang berbeda.
Contoh kata-kata, seperti menguraikan, menganalisis, membagibagi, memilah-milah, menggolongkan, dan
mengelompokkan, mempunyai

makna

yang

mirip

tetapi

pemakaiannya berbeda dalam kalimat (Arifin, 1998: 84). Contoh
lain misalnya, penggunaan kata “mengacuhkan” yang sebenarnya
berarti “memperhatikan” kadang justru diartikan kebalikannya
yaitu “tidak memperhatikan”.
2. Kalimat Efektif
Tulisan ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi
dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin, 1998: 84). Secara
lebih rinci, Widjono (2005: 148) mengemukakan beberapa ciri kalimat
efektif adalah sebagai berikut:
a) Keutuhan

Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai oleh adanya
kesepadanan struktur dan makna kalimat. Kesepadanan yang
dimaksud adalah adanya keseimbangan pikiran atau gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan. Ciri kesepadanan ini di antaranya
sebuah kalimat harus mengandung gagasan pokok, terdiri S
(subjek) dan P (predikat), penggunaan konjungsi intrakalimat dan
antarkalimat secara tepat.
Contoh:
Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda.
Kalimat tersebut tidak sepadan karena Subjeknya tidak
ada. Seharusnya kalimat yang baku adalah “Jika tidak membayar
pajak, Anda akan didenda”.
b) Kesejajaran
Digunakan secara konsisten atau penggunaan bentukbentuk yang sama untuk menyatakan gagasan yang sederajat.
Contoh:
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak serta cukup waktu (tidak sejajar).
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya
yang banyak, serta waktu yang cukup (sejajar).
c) Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar
mudah dipahami maksudnya.
Contoh:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini
(tidak efektif).

Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya (efektif).
d) Kehematan
Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di
atas tentang kehematan menggunakan kata dalam mengungkapkan
gagasan.
Contoh:
(1)

Kita harus saling hormat-menghormati.
(seharusnya tidak menggunakan “saling” karena sudah berarti
“saling menghormati”) .

(2)

Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi
siswa dalam belajar.
(seharusnya

tidak

menggunakan

“tentang”

karena

“membicarakan” sudah berarti “berbicara tentang”).
e) Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan dan kesantunan meliputi ketepatan memilih
kata sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa
gangguan emosional pembaca atau pendengar. Kecermatan dalam
hal ini sama dengan kecermatan memilih kata. Kalimat yang baik
adalah kalimat yang singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit.
Dalam kaitannya dengan kesantunan ini, sebuah tulisan ilmiah di
Indonesia pada umumnya mengikuti kaidah bahwa penulis harus
menghindari subjektivitas. Contohnya, penggunaan ungkapan
menurut pendapat saya.... adalah ungkapan yang kurang tepat,
seharusnya data menunjukkan bahwa atau penelitian membuktikan
bahwa...

f) Kevariasian
Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh
dengan cara membuat variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan
jenis kalimat asalkan jangan sampai mengubah isinya atau gagasan
asli yang akan disampaikan kepada pembaca.
g) Ketepatan Diksi dan Ejaan
Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat,
seperti

yang

sudah

dibahas

sebelumnya.

Adapun

tentang

penggunaan ejaan yang tepat adalah penggunaan ejaan yang sesuai
dengan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD), yang meliputi
kaidah penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan penulisan tanda
baca dalam kalimat.
Contoh penulisan dengan prinsip EYD.
(1)

Untuk menjadi atlet profesional, ia harus memiliki konduite
baik dan track record yang luar biasa.

(2)

Meskipun usahanya belum berhasil, ia tidak pernah
mengeluh.

(3)

Buku itu mahal tetapi dibelinya juga.

3. Paragraf yang Baik
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa
yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran
wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami
pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran
atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya
satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Menurut Ramlan (1993: 25), bahwa pikiran utama atau ide pokok

merupakan pengendali suatu paragraf. Jika kalimat-kalimat yang
mengantar ide atau gagasan tersebut sudah baik, hal berikutnya yang
perlu dicermati adalah apakah paragraf yang disajikan sudah
merupakan paragraf yang baik atau belum.

Menurut Wibowo

(2005: 112), menyatakan bahwa syarat paragraf yang baik yaitu
meliputi: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Namun, secara lebih
rinci Yandha (2009), berpendapat bahwa paragraf yang baik harus
menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya
terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk
kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan
pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua kalimat yang
masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu
dengan yang lain dalam mengantarkan gagasan tersebut.
Prinsip yang lain adalah kepaduan yaitu kekompakan
hubungan atau kohesi dan koherensi antara kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain dalam sebuah paragraf. Untuk menciptakan
hubungan yang serasi dan selaras ini tentunya diperlukan alat bantu
yaitu dengan konjungsi (kata penghubung), paralelisme, kata ganti,
atau repetisi pada kata kunci atau menggunakan rincian peristiwa.
Menurut Sisca (2013), yang dimaksud dengan kelengkapan
dalam paragraf adalah terpenuhinya kebutuhan akan kalimat penjelas
yang mengantar kalimat utama. Jika kalimat-kalimat yang menopang
kalimat utama dikembangkan secara jelas dan lengkap sehingga tidak
menyisakan pertanyaan yang terkait dengan kalimat utama, maka dapat
dikatakan bahwa paragraf tersebut merupakan paragraf yang lengkap.

2.2

Faktor-Faktor Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
dalam Tulisan Ilmiah
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang sering sekali kita
gunakan dalam keseharian, tetapi untuk menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan tidaklah mudah. Menurut
Hermita (2013) ada 9 faktor penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar, yaitu.
1. Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa yang
pemakaianya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta
menurut medium pembicaraan.
2. Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi, bagaimana memenggal suku kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
3. Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat
suatu kalimat yang memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar
mudah dipahami. Dalam pemilihan kata tersebut terdapat istilah umum
dan istilah khusus. Istilah umum merupakan kata yang biasa
digunakan, sedangkan istilah khusus merupakan penggunaan kata yang
jarang didengar dan digunakan oleh orang pada umumnya.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata
yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
5. Alinea dan Pengembangannya
Alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau
karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris
baru. Alinea dikenal juga dengan nama lain paragraf. Alinea dibuat
dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam
(geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Pengembangan
alinea terdiri dari pengembangan alamiah, pengembangan klimaks dan
antiklimaks,

pengembangan

perbandingan

dan

pertentangan,

pengembangan analogi, pengembangan contoh-contoh, pengembangan
akibat atau sebab akibat, pengembangan definisi luas, pengembangan
klasifikasi, pengembangan umum khusus atau khusus umum.
6. Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
Langkah-langkah yang terdapat dalam perencanaan penulisan
ilmiah yaitu, pemilihan topik, pembatasan topik, pemilihan judul,
penentuan tujuan penulisan, penentuan kerangka karangan, dan
langkah-langkah penulisan ilmiah.
7. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan
rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau
tema yang dituju.

8. Kutipan dan Catatan Kaki
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari
berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip.
Gagasan itu dapat diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan,
buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Catatan kaki adalah daftar
keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir
bab sebuah karangan ilmiah. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan
keterangan dan komentar, serta menjelaskan mengenai sumber kutipan
atau pedoman penyususanaan daftar bacaan.
9. Abstrak dan Daftar Pustaka
Abstrak adalah ringkasan isi, ikhtisar, inti (skripsi, laporan, dan
sebagainya). Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumbersumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya
tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikelartikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai
hubungan dengan sebuah karangan yang dibuat.

2.3

Jenis-Jenis Tulisan Ilmiah
Tulisan ilmiah harus baik dan benar secara empiris maupun secara
logika, untuk meyakinkan suatu tulisan yang benar maka dasar-dasar
teorinya harus kuat, keterkaitannya tidak menyimpang, dan siapa saja yang
ingin memeriksanya lagi, pasti tidak ada perubahan (Pateda, 2011:
90). Akhirnya, tulisan ilmiah harus bertanggung jawab, yang berarti
penyusunannya mengikuti sistematika penyusunan tulisan ilmiah, salah
satunya adalah penyebutan sumber yang jelas. Tulisan ilmiah harus
menyebutkan sumber yang jelas, sebab tulisan yang tidak bertanggung

jawab akan mengakibatkan penulisnya berurusan dengan penegak hukum,
bahkan kemungkinan akan berurusan dengan pengadilan.
Berikut ini beberapa jenis-jenis tulisan ilmiah, yakni: (1) paper, (2)
makalah, (3) modul, (4) diktat, (5) tulisan ilmiah untuk mencapai gelar,
dan (6) laporan buku.
1. Paper
Paper adalah tulisan ilmiah yang panjang isinya kurang lebih 5
halaman, biasanya disusun untuk memenuhi permintaan dosen
pengajar mata kuliah tertentu. Sistematikapaper biasanya terdiri dari
latar belakang pemikiran, permasalahan, landasan teori, metodologi,
pembahasan, dan simpulan. Paper harus ada daftar kepustakaan, dan
teknik penulisannya harus memenuhi syarat teknik penulisan karya
ilmiah.
2. Makalah
Makalah adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk didiskusikan dalam
pertemuan ilmiah berupa diskusi, lokakarya, atau seminar. Salah satu
tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk meyakinkan pembaca
bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang perlu untuk diketahui dan
diperhatikan. Makalah merupakan salah satu jenis karangan ilmiah
yang

memiliki

ciri

atau

karakter.

Secara

umum,

ciri-ciri

makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Pada dasarnya pokokpokok yang dibahas dalam sebuah makalah, yakni latar belakang
pemikiran, permasalahan, landasan teori, metodologi, pembahasan, dan
simpulan. Sebuah makalah harus ada daftar kepustakaan, dan
penulisannya mengikuti teknik penulisan karya ilmiah (Lamusu, dkk.
2013: 113).

3. Modul
Modul adalah tulisan ilmiah yang berisi uraian tentang mata kuliah
tertentu yang didasarkan pada keperluan pertemuan dalam perkuliahan,
seperti diketahui untuk satu semester perkuliahan dibagi atas 18 kali
pertemuan, termasuk di dalamnya ujian tengah semester dan ujian
akhir semester. Hal ini berarti, modul berisi 16 kali pertemuan. Setiap
bagian terdiri atas (1) tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan, (2)
uraian secara rinci pokok bahasan yang dimaksud, (3) bahan
pengayaan, (4) bahan evaluasi, dan (5) tugas rumah. Modul disampul,
ada kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, gambar, singkatan (jika
ada), yang setiap pertemuan memuat daftar kepustakaan.
4. Diktat
Diktat adalah tulisan ilmiah yang lebih panjang dari modul yang
digunakan dalam perkuliahan. Diktat terurai menurut bab, dicetak
secara rapi, bersampul, dan diperbanyak sesuai keperluan.
5. Tulisan ilmiah untuk mencapai gelar
Tulisan ilmiah untuk mencapai gelar terbagi atas skripsi, tesis, dan
disertasi. Skripsi, tesis, dan disertasi disusun berdasarkan pedoman
penulisan karya ilmiah yang berlaku dalam perguruan tinggi tertentu.
6. Laporan buku
Laporan buku adalah tulisan ilmiah yang membahas secara ilmiah
tentang buku tertentu. Laporan buku biasanya tugas yang diberikan
dosen kepada mahasiswa untuk mengakhiri perkuliahan. Jika
mahasiswa telah menyusun laporan buku, maka mahasiswa yang
bersangkutan tidak diwajibkan lagi menyusun makalah. Laporan buku,
antara lain berisi: (1) latar belakang pemikiran, (2) tujuan penulisan
laporan buku, (3) ringkasan tiap bab, (4) tinjauan kerangka teori yang

digunakan,

penalaran

penulisan,

dan

relevansinya

dengan

perkembangan teori yang mutakhir, (5) penilaian penyusunan laporan
buku atas buku yang ditelaah, baik kelebihan maupun kekurangannya,
(6) pembahasan hal yang berkaitan dengan teknik penulisan, termasuk
di dalamnya penggunaan bahasa, dan (7) penilaian penyusunan laporan
buku terhadap tanggung jawab moral atas buku yang ditelaah. Laporan
buku harus dilengkapi dengan daftar kepustakaan.

2.4

Syarat Tulisan Ilmiah
Ada 8 syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan disebut tulisan
ilmiah menurut Lengan (dalam Pateda. 2011: 97), yaitu sebagai berikut:
1. Komunikatif
Tulisan ilmiah harus komunikatif berarti uraian harus dipahami
pembaca. Penulis harus berusaha agar pembaca dapat memahami isi
dari tulisan. Hal ini membawa penulis kepada pemilihan kata yang
tepat dan penggunaan kalimat yang lugas dan tidak menimbulkan salah
paham.
2. Bernalar
Bernalar maksudnya, tulisan itu harus sistematis, isi pikiran yang
dikemukakan berurutan secara bersistem, berhubungan satu sama lain
secara koherensi, dan mengikuti metode penulisan yang tepat.
3. Ekonomis
Tulisan ilmiah harus ekonomis maksudnya, kata dan kalimat yang
digunakan harus dipikir sedemikian rupa sehingga uraian padat, tetapi
berisi. Tulisan ilmiah harus hemat kata, oleh karena itu yang terpenting
adalah pembaca harus memahami apa yang dibahas.

4. Berdasarkan landasan teori yang kuat
Tulisan ilmiah harus berdasarkan landasan teori yang kuat. Untuk
mendapatkan teori yang kuat, penulis harus banyak membaca,
mengikuti pertemuan ilmiah, baik di dalam maupun di luar negeri,
menyimak siaran di radio maupun di TV, dan dapat mengakses
informasi melalui internet. Teori yang kuat yaitu teori yang diakui oleh
sesama ahli dalam disiplin ilmu yang dibahas.
5. Relevansi dengan disiplin ilmu yang dibahas
Relevan dengan disiplin ilmu yang dibahas ini berarti uraian tidak
boleh menyimpang dari disiplin ilmu yang menjadi pusat pembahasan.
6. Didukung data yang meyakinkan
Tulisan ilmiah harus didukung oleh data yang cukup dan meyakinan.
Data pendukung sudah pasti relevan dengan disiplin ilmu yang sedang
dibahas. Selain itu, sumber data harus disebutkan dan data yang
digunakan adalah data yang mutakhir.
7. Ditopang oleh kepustakaan mutakhir
Tulisan

ilmiah

harus

ditopang

oleh

kepustakaan

mutakhir.

Kepustakaan mutakhir adalah karya ilmiah yang diterbitkan 5 tahun
terakhir, bahkan idealnya 2 tahun terakhir. Kemutakhiran kepustakaan
dapat dilihat melalui daftar kepustakaan yang ditempatkan pada setiap
akhir bab, atau pada lembar terakhir tulisan.
8. Dapat dipertanggungjawabkan
Suatu tulisan ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan, baik
tanggung jawab ilmiah, tanggung jawab moral, tanggung jawab teknis
dan sosial. Tanggung jawab mengandung pengertian buku acuan,
sumber data dan sumber kutipan secara jujur harus disebutkan.
Menurut Susana (2013), tulisan ilmiah adalah hasil kerja keras, hasil

pergumulan antara idealisme, kemampuan intelektual, kesungguhan,
situasi lapangan dan diri sendiri, serta tanggung jawab moral sebagai
seorang ilmuan. Maksudnya seorang penulis harus mengindahkan
norma sosial yang berlaku, norma agama, hukum dan peraturan yang
berlaku. Sebab, jika tulisan ilmiah tidak mengindahkan norma-norma
dan hukum yang berlaku, maka tulisan ilmiah itu akan menimbulkan
keresahan yang mengakibatkan penulisanya harus berurusan dengan
polisi, kejaksaan, dan pengadilan.

2.5

Cara Membangun Tulisan Ilmiah
Membangun tulisan ilmiah berarti berbicara tentang cara menyusun
tulisan ilmiah itu sendiri, sehingga dapat diterbitkan dan disiarkan, atau
disampaikan dan didiskusikan dalam pertemuan ilmiah. Membangun
tulisan ilmiah berarti pula berbicara tentang hal-hal berikut ini.
1. Memilih Kata yang Tepat (Diksi)
Menurut Kridalaksana (dalam Pateda. 2011: 109), diksi adalah pilihan
kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam
berbicara di depan umum atau dalam karangan-mengarang. Seperti
diketahui bahwa manusia memiliki sejumlah kata yang disebut
kosakata atau perbendaharaan kata dalam suatu bahasa yang sewaktuwaktu digunakannya untuk berkomunikasi. Tentu tidak semua kata
yang diketahui digunakan sekaligus. Ia akan memilih dari sejumlah
kata yang dikuasai untuk digunakan berkomunikasi. Pemilihan kata
seperti inilah disebut diksi.
2. Menyusun Kalimat yang Tepat
Kalimat ialah ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan turunnya
suara menjadi cirinya sebagai batas keseluruhan. Proses menyusun

kalimat sebenarnya mengacu pada dua tahap, yakni tahap seleksi dan
tahap pengungkapan. Dalam menyusun kalimat ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu: (1) hendaknya kalimat yang digunakan
jangan terlalu panjang, (2) kalimat yang dihasilkan jangan sampai
ambigu, (3) pilihlah kata untuk acuan yang jelas, (4) hindarilah
penggunaan kata yang berlebihan, (5) hindari kalimat yang rancu, (6)
kalimat yang dihasilkan harus logis, (7) pilihlah bentuk kata yang tepat
untuk mendukung ide atau konsep yang akan dikemukakan, (8) ejaan
bahasa Indonesia harus diperhatikan, (9) perhatikan urutan kata dalam
kalimat.
3. Menyusun Paragraf
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi
ide, gagasan, konsep atau pokok pikiran yang mendukung serta
berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Menurut Diana (2014),
pembagian

paragraf

bermaksud

untuk

memudahkan

pembaca

mengikuti jalan pikiran penulis. Dengan membaca paragraf, pembaca
tergolong menerka ide, gagasan, konsep, atau pokok pikiran penulisan.
Paragraf terdiri atas paragraf pembuka, paragraf penjelas, dan paragraf
penutup.
4. Tanggung Jawab dalam Tulisan Ilmiah
Tanggung jawab dalam tulisan ilmiah di sini adalah keadaan wajib
menanggung resiko jika tulisan itu diperkarakan, dipersalahkan atau
dituntut oleh pihak-pihak tertentu. Berkaitan dengan tanggung jawab
dalam tulisan ilmiah, menurut Rohman (2012) ada empat hal yang
termasuk dalam tanggung jawab dalam tulisan ilmiah, yakni (1)
tanggung jawab ilmiah, (2) tanggung jawab moral, (3) penulisan
sumber, dan (4) penyusunan daftar kepustakaan.

BAB III
PENUTUP

3.1

Simpulan
Berdasarkan uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1) Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah adalah suatu tulisan
yang memuat

dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan

menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, metode ilmiah di dalam
membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan
bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip
keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris, sistematik,
lugas, jelas, dan konsisten. Menurut Markhamah (Prayitno, dkk, 2000:
128) terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tulisan
ilmiah, yaitu: 1) pilihan kata dan istilah yang tepat, 2) kalimat efektif,
dan 3) paragraf yang baik.
2) Menurut Hermita (2013) ada 9 faktor penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar, yaitu: (1) ragam, (2) ejaan, (3) diksi, (4) alinea
dan pengembangannya, (5) kalimat, (6) perencanaan karangan tulisan
ilmiah, (7) kerangka karangan, (8) catatan kaki, dan (9) abstrak dan
daftar pustaka.
3) Tulisan ilmiah harus baik dan benar secara empiris maupun secara
logika, untuk meyakinkan suatu tulisan yang benar maka dasar-dasar
teorinya harus kuat, keterkaitannya tidak menyimpang, dan siapa saja
yang ingin memeriksanya lagi, pasti tidak ada perubahan (Pateda,
2011: 90). ada beberapa jenis tulisan ilmiah, yaitu: (1) paper, (2)

makalah, (3) modul, (4) diktat, (5) tulisan ilmiah untuk mencapai gelar,
dan (6) laporan buku.
4) Dalam tulisan ilmiah ada 8 syarat yang harus dipenuhi agar suatu
tulisan disebut tulisan ilmiah menurut Lengan (dalam Pateda. 2011:
97), yaitu komunikatif, bernalar, ekonomis, berdasarkan landasan teori
yang kuat, relevansi dengan disiplin ilmu yang dibahas, didukung data
yang meyakinkan, ditopang oleh kepustakaan mutakhir, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
5) Kemudian cara membangun tulisan ilmiah terdiri atas memilih kata
yang tepat, menyusun kalimat yang tepat, menyusun paragraf, dan
tanggung jawab dalam tulisan ilmiah.

3.2

Saran
Berdasarkan penjelasan materi di atas mengenai penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah, maka disarankan agar pembaca
dapat menjadikan makalah ini sebagai pedoman atau petunjuk dalam
penulisan karya ilmiah nantinya, terutama bagi mahasiswa yang berada di
jurusan bahasa dan sastra Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zainal.1998. Dasar-Dasar penulisan Karangan Ilmiah Jakarta:
Grasindo.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prayitno, Harun Joko, dkk. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasaan Indonesia. Jakarta
Selatan: Kawan Pustaka.
Ramlan, M. 1993. Paragraf dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Widjono Hs. 2005. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wibowo, Wahyu. 2005. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan
Enak Dibaca. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pateda. 2011. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Viladan
Gorontalo.
Lamusu, dkk. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Ideas
Publishing.
Yandha. 2009. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah. (Online).
https://yandhajperdana.wordpress.com/2009/10/28/pemakaian-bahasaindonesia-dalam-karya-tulis-ilmiah/. Diakses, 11 April 2015. Pukul 10.30
Wita.
Hermita, Maria. 2013. Penggunaan Bahasa Indoensia yang Baik dan Benar.
(Online).http://hermitam.blogspot.com/2013/10/penggunaan-bahasa
indonesia-yang-baik.html. Diakses, 11 April 2015. Pukul 12.11 Wita.
Eliya,

sisca.
2013. Ragam
Ilmiah
Bahasa
Indoensia.
(Online).
http://birulangithatikublogspot.com/2013/05/ragam-ilmiahbahasaindonesia_3939.html. Diakses, 11 April 2015. Pukul 11.20 Wita.

Rohman. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah. (Online).
http://www.rodajaman.net/2013/10/25-bahasa-indonesia-dalamkaryailmiah.html. Diakses, 11 April. Pukul 11.45 Wita.

Susana. 2013. Macam-macam Tulisan Ilmiah. (Online). http://vanesharueirong.
blogspot.com/2013/05/macam-macam-tulisanilmiah.html. Diakses, 11
April 2015. Pukul 12.00 Wita.
Diana, Putri. 2014. Tulisan Ilmiah. (Online). http:// sejatiningraos. blogspot.com/
2014/06/tulisan-ilmiah.html. Diakses,11 April 2015. Pukul 11.56 Wita.