SPIRAL MODEL REKAYASA PERANGKAT LUNAK

SPIRAL MODEL
REKAYASA PERANGKAT
LUNAK

Disusun Oleh :
ANDAN SUSANTO
MARTEN WIJAYA
SONDARLIN
X
X

11312234
1131XXX
1131XXX
1131XXX
1131XXX

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN DAN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
STMIK-TEKNOKRAT LAMPUNG


TAHUN 2014

MODEL PROSES
1. SPIRAL MODEL
Spiral Model adalah suatu model tentang tahapan pembuatan suatu perangkat lunak,
spiral model ini adalah salah satu dari model revolusioner, model spiral merangkai sifat
interatif yaitu sifat yang ditandai yang memungkinkan untuk mengembangkan versi dari
suatu perangkat lunak secara bertahap untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih
lengkap atau lebih sempurna dan terkontrol. Perangkat lunak dikembangkan dalam
deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis ikremantal bisa berupa model/prototype
kertas, kemudian sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem yang lebih lengkap.

2. TAHAPAN-TAHAPAN MODEL SPIRAL
Model spiral dibagi menjadi enam wilayah tugas yaitu :
1. Customer communication
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara
developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.
2. Planning
Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan
waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan

software.
3. Analysis Risk
Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal.
4. Engineering
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi
secara teknikal.
5. Construction & Release
Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan
user / costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi
seperti buku manual penggunaan software.
6. Customer Evaluation
Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer
berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap construction
and release

3. DEKSRIPSI
Model Spiral memiliki beberapa tahapan dalam proses pembuatan perangkat lunak.
Prosesnya antara lain yaitu Proses Komunikasi Pelanggan, kemudian Proses Perencanaan,
kemudian Proses Analisis Resiko, kemudian Proses Perekayasaan, kemudian Proses
Konstruksi dan Peluncuran, kemudian Evaluasi Pelanggan dan akan berulang kembali

jika pelanggan menginginkan pengembangan untuk perangkat lunak yang dia inginkan.
Pada proses yang pertama yaitu Proses Komunikasi Pelanggan dimana pada tahap ini kita
sebagai penjual perangkat lunak berkomunikasi dengan pelanggan untuk mengetahui apa
yang pelanggan inginkan pada perangkat lunaknya. Setelah melewati proses pertama kita
akan memasuki tahap kedua atau proses kedua yaitu Proses Perencanaan dimana pada

tahapan ini kita akan mendefinisikan tentang perancangan perangkat lunak yang akan kita
buat seperti berapa lama waktu yanga akan dibutuhkan, apa saja sumber daya yang kita
butuhkan saat membuat perangkat lunak tersebut dan informasi-informasi lainnya yang
berhubungan. Setelah melewati proses pertama kita akan memasuki tahap kedua atau
proses kedua yaitu Proses Perencanaan dimana pada tahapan ini kita akan mendefinisikan
tentang perancangan perangkat lunak yang akan kita buat seperti berapa lama waktu yang
akan dibutuhkan, apa saja sumberdaya yang kita butuhkan saat membuat perangkat lunak
tersebut dan informasi-informasi lainnya yang berhubungan.
Setelah melewati proses pertama dan kedua maka kita akan memasuki tahapan yang
ketiga yaitu proses Analisis Resiko dimana pada tahapan ini kita akan menganalisis
resiko-resiko yang akan terjadi pada saat pembuat suatu perangkat lunak apakah itu resiko
manajemen maupun resiko teknik pada perangkat lunak tersebut.
Setelah melalui tahap pertama, kedua, dan ketiga setelah itu kita memasuki proses atau
tahapan perekayasaan dimana pada proses bagaimana kita membuat satu atau lebih

representatife dari aplikasi tersebut.
Setelah melalui tahap pertama, kedua, ketiga, keempat dan sekarang kita memasuki tahap
kelima yaitu Proses Konstruksi dan Peluncuran dimana pada proses kelima ini kita akan
mengkonstruksi, menguji, memasang dan akan memberikan pelayanan pada konsumen
atau pelanggan yang memesan perangkat lunak yang kita buat setelah melalui empat
tahapan sebelumnya.
Dan setelah melalui tahapan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima kita akan
memasuki tahapan keenam dan yang juga merupakan tahapan terakhir dari proses spiral
model yaitu proses Evaluasi Pelanggan dimana pada tahapan ini kita akan mendapatkan
pendapat dari pelanggan tentang perangkat lunak yang telah kita jual padanya dan pada
tahap ini juga pelanggan akan memberitahu apakah perangkat lunak yang kita buat dia
ingin kembangkan lagi, jika pelanggan akan mengembangkan lagi perangkat lunak yang
dia punyai maka kita akan mulai mengembangkan perangkat lunak tersebut dari tahap
awal lagi yaitu proses Evaluasi Pelanggan dan seterusnya hingga perangkat lunak tersebut
jadi seperti apa yang pelanggan kita inginkan.

4. BAGAN / GAMBAR

5. KARAKTERISTIK


Spiral model adalah penggabungan antara prototyping model dan waterfall model ,
metode iterasi yang ada pada prototyping model dan tahap sistematis yang digunakan
dalam waterfall model digabungkan menjadi satu sehingga menciptakan model baru.
Model Spiral ini dapat digunakan sepanjang kehidupan artinya pada model ini tidak akan
berakhir jika terus dikembangkan dimana awal bisa menjadi pengembangan lagi pada
suatu perangkat lunak dan pada model ini bisa terjadi pemberhentian dimana jika kita
tidak menggunakan perangkat lunak tersebut lagi atau tidak ingin mengembangkannya
lagi maka bisa saja terjadi pemberhentian seperti ini tapi jika perangkat lunak tersebut
kita ingin kembangkan lagi maka prosesnya bisa dimulai lagi. Model spiral ini biasanya
digunakan atau dipakai oleh perusahaan - perusahaan besar yang membutuhkan perangkat
lunak yang terus di kembangkan.

6. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN
Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral yang ada:
- Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.

- Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

7. PENERAPAN
Model spiral biasanya diterapkan/digunakan pada perusahaan-perusahaan berskala besar.
Contoh penerapan umum metode pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan
metode spiral adalah sebagai berikut :
1. Concept Development Project (Proyek Pengembangan Konsep)
2. New Product Development Project (Proyek Pengembangan Produk Baru)
3. Product Enhancement Project (Proyek Peningkatan Produk)
4. Product Maintenance Project (Proyek Pemeliharaan Produk).

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA LAYANAN PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

19 247 18

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62