Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Melalui Metode Latihan di Kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki | Liwan | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4020 12866 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Melalui
Metode Latihan di Kelas IV SD Inpres 1 Kamarora
Kecamatan Nokilalaki
Marni Liwan, Moh. Tahir, dan Ulfah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya kemampuan
siswa kelas IV SD Inpres 1 Kamarora dalam menulis paragraf. Hal tersebut
dibuktikan dengan hasil belajar yang rendah pada aspek penggunaan huruf besar
dan huruf kecil, penggunaan tanda baca, dan kerapian tulisan siswa yang masih
sulit dibaca. Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Inpres dalam
menulis paragraf, maka peneliti lakukan penelitian yang terdiri atas dua siklus
dengan menerapkan metode latihan sehingga diperoleh ketuntasan belajar klasikal
siklus I sebesar 66.6% dan pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar
88.8% sehingga diperoleh peningkatan sebesar 22.2%. Selain hasil belajar,
dilakukan pula penilaian aktivitas untuk mengetahui kemampuan guru dan siswa
dalam pembelajaran. Melalui observasi maka diperoleh nilai aktivitas guru pada

siklus I sebesar 62.85% termasuk pada kategori cukup dan pada siklus II diperoleh
nilai sebesar 78.5% termasuk pada kategori baik sehingga diperoleh peningkatan
sebesar 15.65%. Hasil aktivitas siswa siklus I diperoleh nilai sebesar 60%
termasuk pada kategori cukup dan pada siklus II diperoleh nilai sebesar 83.3%
termasuk pada kategori baik sehingga diperoleh peningkatan sebesar 23.3%.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode
latihan dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf siswa kelas IV SD
Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki.
Kata Kunci: Menulis Pragraf, Metode Latihan
I. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama bagi kehidupan manusia
khususnya masyarakat kebangsaan Indonesia. Karena tanpa bahasa Indonesia
tidak dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa berfungsi
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan baik secara lisan maupun
tulisan. Disamping itu, bahasa juga dapat digunakan untuk menyebarluaskan
informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Berkaitan dengan hal tersebut, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat
komunikasi dengan menyampaikan informasi tertulis yang berhubungan dengan
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam menyampaikan informasi tertulis


100

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
telah mempunyai aturan atau kaidah-kaidah untuk dipedomani. Kaidah-kaidah itu
mencakup pilihan kata, penggunaan ejaan, penulisan kata atau kalimat. Kaidah
tersebut harus ditaati oleh pengguna bahasa, sehingga tidak terjadi kesalahan
komunikasi.
Untuk menyampaikan informasi secara tertulis dibutuhkan idea atau
gagasan. Ide atau gagasan terdapat dalam kalimat utama. Kalimat utama diperjelas
oleh beberapa kalimat penjelas sehingga dapat membentuk sebuah paragraf.
Paragraf dikembangkan dengan menggunakan kalimat efektif.
Permasalahan utama dalam pembelajaran menulis di kelas IV SD Inpres
Kamarora diantaranya adalah rendahnya hasil kemampuan siswa dalam kegiatan
menulis dan kurang minat siswa dalam pembelajaran menulis. Hal tersebut
dipengaruhi

oleh

beberapa


factor

diantaranya,

siswa

hanya

menerima

pembelajaran berupa teori menulis, kurangnya latihan menulis diberikan oleh
guru, dan kurangnya penciptaan suasana belajar yang menyenagkan seperti
memberikan teks yang memiliki cerita menarik, atau dengan membuat sebuah
karangan secara mandiri.
Kemampuan siswa kelas IV SD Inpres Kamarora dalam pembelajaran
menulis paragraf masih rendah yang dibuktikan dengan masih dilakukannya
penelitian untuk mencari solusi terhadapa rendahnya hasil menulis siswa kelas IV
SD Inpres Kamarora pada khususnya. Hal ini disebabkan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf yang terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas

menjadi sebuah kalimat yang utuh masih menemui kesulitan. Kesulitan tersebut
terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum dapat menentukan kalimat utama,
kalimat penjelas, penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta penggunaan EYD
yang tepat.
Selain masalah tersebut kemungkinan juga dapat dikatakan bahwa
rendahnya kemampuan siswa menulis paragraf dapat dipengaruhi oleh factor dari
guru yaitu penerapan metode pelajaran yang tidak sesuai dengan pembelajaran,
dalam pengajaran guru kurang memberikan praktek, dan penguasaan kelas masih
kurang sehingga kedua factor tersebut dapat mempengaruhi kemampuan siswa
dalam menulis paragraf.

101

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Mengacu pada hal tersebut, maka pada penelitian ini dengan berdasarkan
pengamatan yang terjadi maka peneliti menetapkan metode pembelajaran pada
penelitian ini yang dianggap tepat yaitu metode latihan karena metode latihan
merupakan salah satu metode yang memberikan kesempatan dan ruang gerak
yang seluas-luasnya kepada siswa untuk melatih diri dan menerima bimbingan

guru. Selain itu penggunaan metode pelajaran bukanlah menjadi pokok
keberhasilan sebuah penelitian maka dibutuhkan kemampuan guru dalam
mengimplementasikan metode tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
sebuah keberhasilan pembelajaran.
Mengacu pada hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yang berjudul Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Paragraf melalui
Metode Latihan di Kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki.

II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan
Nokilalaki tahun pelajaran 2014-2015, mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
materi menulis paragraf, penelitian ini dilakukan secara bersiklus dan mengacu
pada model Jhon Elliot ( dalam Suwarsih Madya, 1994) yang meliputi 4 tahap
pembelajaran: (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4) refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Inpres 1 kamarora Kecamatan
Nokilalaki dengan jumlah siswa 9 orang, yang terdiri dari 4 orang siswa laki-laki
dan 5 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakasanakan pada tahun pelajaran
2014-2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
bertujuan untuk mengembangkan atau memecahkan masalah yang ada dikelas,

dalam hal ini menulis paragaraf. Penelitian tindakan kelas mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut: (1) di dasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam
instruksional, (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,(3) peneliti sebagai
praktisi dalam melakukan refleksi, (4) bertujuan untuk meningkatkan kualitas
praktek instruksional, dan (5) dilaksanakan dalam beberapa rangkaian siklus.

102

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tahap – taha penelitian yang direncakan berlangsung dalam 2 siklus dan pada
setiap siklus terdiri 4 tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Pengamatan dan (4) Refleksi
Pelakasanaan
Perencanaan

Pengamatan
Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan


Perencanaan

Pengamatan
Siklus 2

Refleksi
Gambar 1. Alur desain penelitian di adaptasi dari model Jhon Elliot
Indikator keberhasilan kuantitatif pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu apabila dalam pembelajaran satu pokok bahasan dikatakan
tuntas jika hasil skor/nilai persentase daya serap individu siswa minimal 70% dan
ketuntasan klasikal 85% (Sudjana, 20014: 38).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan tindakan yang direncanakan, maka peneliti terlebih
dahulu melakukan pra tindakan yaitu melakukan tindakan pemberian tes awal
untuk mengukur kemampuan awal siswa berkaitan dengan menulis paragraf.
Melalui tes tersebut maka diperoleh keterangan yang memperoleh skor tertinggi
sebanyak 2 orang, skor terendah sebanyak 1 orang, jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 4 orang, dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang
sehingga diperoleh persentase sebesar 55.5%.

Berdasarkan keterangan hasil tes awal di atas maka dapat dikatakan bahwa
kemampuan siswa menulis paragraf masih perluh dilatih dan dibimbing agar
jumlah siswa yang mampu menulis paragraf semakin bertambah dan siswa yang
perlu bimbingan menulis paragraf pada khususnya makin berkurang.

103

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Mengacu pada hasil tes yang diperoleh, terlihat bahwa skor atau nilai yang
diperoleh siswa masih termasuk skor minimal pada ketuntasan individu,
sementara pada skor atau nilai perolehan siswa yang tidak tuntas, skor yang
didapatkan termasuk pada kategori kurang dan sangat kurang maka dengan
demikian dapat dikatakan diperlukan tindakan yang mampu mengurangi jumlah
siswa yang tidak tuntas agar siswa yang tuntas semakin bertambah bukan hanya di
kelas IV tetapi juga juga dapat dilakukan dikelas lain dengan gurunya masingmasing.
Rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Inpres 1 Kamarora dalam
menulis paragraf dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siswa kurang
menggunakan tanda baca sehingga membaca tulisan siswa tidak pada semestinya,
penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang tidak sesuai dengan kaidahnya, dan

kerapian tulisan masih perlu ditingkatkan agar dapat dibaca dengan jelas.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan tindakan yang diharapkan
mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraf. Metode latihan
tidaklah menjadikan penelitian berhasil dengan sempurnah tentunya dibutuhkan
kemampun peneliti untuk menerapkan metode tersebut dengan baik dan sesuai
dengan pembelajaran yang dibutuhkan siswa agar tujuan yang diinginkan dapat
tercapai.
Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilakukan dilakukan dua kali
pertemuan pembelajaran dengan alokasi waktu (2 x 35 Menit) untuk setiap
pertemuan. Pada siklus ini, peneliti memberikan materi berkaitan dengan tujuan
dari penelitian yaitu paragraf, contoh paragraf, cara menulis paragraf dengan
menggunakan tanda baca, dan melatih siswa menulis paragraf dengan baik dan
benar. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dibagi dalam 3 tahap yaitu,
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Hasil Tes Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan yang dilakukan selama dua kali pertemuan
kegiatan pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, kegiatan selanjutnya
adalah memberikan tes akhir untuk mengetahui hasil dari penerapan metode


104

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
latihan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Adapun hasil tes akhir seklus I
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Hasil Tes Akhir Siklus I
No
Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9


Alfian
Demetrius
Nicholas
Samuel
Azizah
Citra Olivia
Ending Tristiana
Ritna
Zulfianti

Aspek yang dinilai
Penggunaan
Penggunaan Kerapian
Huruf
Tanda Baca
Tulisan
Besar/Kecil
75
65
75
75
65
80
70
65
75
60
55
65
80
70
80
65
60
70
65
60
65
80
70
80
70
65
80

Keterangan
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas
Persentase Klasikal

Skor

Ket
Nilai T TT

215
220
210
180
230
195
180
230
215

71.6
73.3
70
60
76.6
65
60
76.6
71.6

76.6 (2 Orang)
60 (2 Orang)
6 Orang
3 Orang
66.6%

Dari hasil tes akhir siklus I, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh
belum memenuhi standar yang telah ditetapkan sebesar 85%. Hal tersebut
dikarenakan terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas yaitu Samuel, Citra Olivia,
dan Endang Tristiana. Ketiga orang siswa tersebut belum dapat memenuhi standar
ketuntasan individu yang ditetapkan sebesar 70% namun terlihat ada perubahan
skor atau nilai yang diperoleh siswa dari sebelumnya. Selain siswa yang tuntas,
terdapat 6 orang siswa yang tuntas dengan perolehan nilai individu minimal 70
yaitu Alfian, Demetrius, Nicholas, Azizah, Ritna, dan Zulfianti.
Data Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
(1) Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Guru Siklus I
Observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Guru atau teman sejawat yang ditunjuk sebagai mitra

105












Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
bertindak sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
Hasil observasi aktivitas guru siklus I dapat digambarkan sebagai berikut:
(a) kegiatan awal yaitu kemampuan guru membuka pelajaran dengan salam
termasuk pada kategori baik dengan skor 4, kemampuan guru memotivasi siswa
termasuk pada kategori cukup dengan skor 3, kemampuan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai termasuk pada kategori baik dengan skor
3, dan kemampuan guru menguasai kelas termasuk pada kategori kurang dan
perlu ditingkatkan karena hanya memperoleh skor 2. (b) aspek yang dinilai pada
kegiatan inti adalah berkaitan dengan penerapan metode latihan yaitu kemampuan
guru memberikan latihan kepada siswa termasuk pada kategori baik dengan skor
4, kemampuan guru menanamkan kebiasaan menulis paragraf kepada siswa
dengan pemberian latihan menulis paragraf berdasarkan teks yang disediakan
termasuk pada kategori baik dengan skor 4, dan kemampuan guru memberikan
bimbingan yang terus menerus dan sistematis kepada siswa dalam memecahkan
masalah dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada kategori baik
dengan skor 4 namun masih perlu ditingkatkan.
Selain menilai kemampuan guru dalam menerapkan metode latihan,
dilakukan juga penilaian terhadap kemampuan guru dalam memilih dan
menyajikan materi pembelajaran yang terdiri atas, materi yang diberikan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa termasuk pada kategori baik dengan
skor 4, kemampuan guru menarik minat siswa termasuk pada kategori cukup
dengan skor 3, dan kemampuan guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan termasuk pada kategori cukup dengan skor 3.
Selain kegiatan awal dan inti, dinilai pula kegiatan akhir (c) yang terdiri
atas kemampuan guru menjelaskan kemabali materi yang telah diajarkan termasuk
pada kategori cukup dengan skor 3, kemampuan guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya termasuk pada kategori cukup dengan skor 3, dan
kemampuan guru menutup pelajaran dengan salam termasuk pada kategori baik
dengan skor 4. Mengacu pada data tersebut maka dapat dikatakan masih perlu
dilakukan tindakan yang lebih baik dari guru dalam pembelajaran.

106

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus I, maka diperoleh
jumlah skor sebesar 44 dari skor maksimal 70 sehingga diperoleh persentase
sebesar 62.85% termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan persentase yang
diperoleh maka terlihat bahwa masih perlu peningkatan aktivitas dari guru untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, peneliti
terus berusaha memberikan yang terbaik dan terus belajar dari kekurangan yang
ada berdasarkan hasil observasi dan saran yang diberikan oleh pengamat.
(2) Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I
Observasi terhadap kegiatan siswa siklus I dilakukan selama pembelajaran
berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh observer yang ditunjuk untuk
mengobservasi aktivitas siswa dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Adapun aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas siswa
yaitu sikap yang baik dalam memperhatikan penjelasan guru termasuk pada
kategori baik dengan skor 4, sikap yang baik dalam melakukan latihan menulis
paragraf berdasarkan teks yang diberikan termasuk pada kategori cukup dengan
skor 3, kemampuan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, keberanian
siswa memberikan pernyataan dan tanggapan kepada guru, dan siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada kategori cukup dengan skor
3. Sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan aktivitas.
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh jumlah skor
sebesar 15 dari skor maksimal 25 sehingga diperoleh persentase sebesar 60% dan
termasuk pada kategori cukup sehingga diperlukan peningkatan aktivitas yang
lebih baik.
Siklus II
Hasil Tes Siklus 2
Setelah pelaksanaan tindakan siklus 2 yang dilakukan selama dua kali
pertemuan, maka kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes akhir untuk
mengetahui hasil dari implementasi hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti.

107

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tabel 3. Hasil Tes Akhir Siklus 2
No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Alfian
Demetrius
Nicholas
Samuel
Azizah
Citra Olivia
Ending Tristiana
Ritna
Zulfianti

Aspek yang dinilai
Penggunaan
Penggunaan Kerapian
Huruf
Tanda Baca
Tulisan
Besar/Kecil
80
70
85
80
75
85
70
70
80
70
65
75
80
75
85
70
65
70
75
70
70
80
70
85
75
70
85

Skor

Ket
Nilai T TT

235
240
220
210
240
205
215
235
230

78.3
80
73.3
70
80
68.3
71.6
78.3
76.6

Keterangan
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Jumlah Siswa yang Tuntas
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas
Persentase Klasikal

80 (2 Orang)
68.3 (2 Orang)
8 Orang
1 Orang
88.8%

Berdasarkan hasil tes akhir siklus 2 seperti yang ditunjukkan pada tabel di
atas, apabila dibandingkan dengan hasil tes siklus I maka terlihat peningkatan
yang dibuktikan dengan jumlah siswa tuntas secara individu semakin bertambah
dan jumlah siswa yang tidak tuntas hanya 1 orang. Selain itu dapat dilihat melalui
tabel di atas nilai yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan lebih baik
dari sebelumnya. Sehingga diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 88.8% yang
termasuk pada kategori sangat baik dan mencapai ketuntasan klasikal yang telah
ditentukan yaitu sebesar 85%. Walaupun masih terdapat 1 orang siswa yang tidak
tuntas secara individu, namun dapat dilihat bahwa nilai yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan yang baik.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi antara observer dan peneliti maka
dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa tersebut dalam menulis paragraf
dapat ditingkatkan dengan dilakukannya latihan secara bertahap sesuai dengan
kemampuannya. Selain itu juga dilakukan komunikasi dan sosialisasi antara guru
dan siswa atau antara siswa dengan orang tua. Maka dalam pemberian tindakan

108












Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
tambahan kepada siswa sangat diperlukan kerjasama antara guru dan orang tua
agar siswa tersebut tidak mengalami perasaan dibedakan antara dirinya dengan
siswa yang lain.
Mengacu pada hal tersebut maka peneliti berupaya memberikan latihan
secara khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan cara memberikan
tugas tambahan, membimbing siswa menulis paragraf, dan memberikan motivasi
kepada siswa.
Data Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
(1) Hasil Observasi Pegamat Terhadap Aktivitas Guru Siklus II
Observasi aktivitas guru pada siklus II ini difokuskan membahas
kekurangan yang terdapat pada siklus I yang dianggap masih membutuhkan
tindakan perbaikan. Adapun aspek yang dinilai pada lembar observasi aktivitas
guru pada siklus II adalah sebagai berikut:
Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar dibagi dalam tiga kegiatan
belajar yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. (a) Pada tahap awal,
hal yang perlu diperbaiki guru dan mengalami peningkatan adalah kemampuan
guru memotivasi siswa untuk belajar termasuk pada kategori baik dengan skor 4,
kemampuan guru untuk selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa untuk belajar, dan kemampuan guru menguasai kelas termasuk
pada kategori baik dengan skor 4.
Pada kegiatan inti (b), aspek yang dinilai dan mengalami peningkatan
yaitu ketiga aspek sebelumnya karena dianggap sangat berperan penting dalam
penelitian ini maka diupayakan aspek tersebut semakin ditingkatkan. Kemampuan
guru memberikan latihan kepada siswa, kemampuan guru menanamkan kebiasaan
menulis paragraf berdasarkan teks yang disediakan, dan kemampuan guru
memberikan bimbingan/bantuan yeng terus menerus dan sistematis kepada siswa
dalam memcahkan masalah dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada
kategori sangat baik dengan skor 5. Selain kemampuan guru dinilai pula
kesesuaian materi, kemampuan guru menarik minat belajar siswa, kemampuan
guru menguasai kelas serta aspek tambahan yaitu kemampuan guru memberikan
latihan yang berbeda dari sebelumnya termasuk pada kategori baik dengan skor 4.

109

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Pada kegiatan akhir (c) aspek yang dinilai yaitu kemampuan guru
menyajikan atau menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan aspek tambahan yaitu
pemberian tugas rumah tentang menulis paragraf yang termasuk pada kategori
baik dengan skor 4.
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus 2 di atas, diperoleh
skor 55 dari skor maksimal sebesar 70 maka diperoleh persentase sebesar 78.5%
berada pada kategori baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh peneliti mengalami peningkatan yang baik. Hal tersebut sebagai
upaya yang dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk siswa guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan semua guru pada umumnya dan peneliti
pada khususnya.
Melalui pemberian tindakan tambahan dimaksudkan agar latihan dan
bimbinga yang diberikan oleh guru tidak membosankan untuk siswa, maka segala
upaya dilakukan oleh peneliti untuk memberikan yang terbaik untuk siswa.
Seperti

memberikan

tambahan

dengan

cara

memberikan

latihan

yang

menyenangkan yaitu membentuk siswa dalm kelompok, memberikan pergerakan
aktif kepada siswa dalam pembelajaran di dalam kelas, dan pemberian tuga
tambahan yang melatih siwa menulis paragraf di rumah. Sehingga, kegiatan
belajar tidak hanya berlangsung di kelas.
(2) Hasil Observasi Pengamat Terhadap Aktivitas Siswa Siklus 2
Observasi terhadap kegiatan siswa siklus 2 dilakukan selama pembelajaran
belangsung. Observasi ini dilakukan oleh observer yang ditunjuk untuk
mengobservasi aktivitas siswa dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Pada observasi siklus 2 ini, aspek yang dinilai berupa aspek yang
dianggap kurang dan membutuhkan tindakan perbaikan pada siklus 2. Adapun
aspek tersebut adalah sebagai berikut:
Hasil observasi aktivitas siswa dapat digambarkan sebagai berikut: sikap
yang baik dalam memperhatikan penjelasan guru termasuk pada kategori sangat
baik dengan skor 5, sikap yang baik dalam melakukan latihan menulis paragraf
dengan baik dan benar berdasarkan teks yang diberikan termasuk pada kategori

110

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
sangat baik dengan skor 4, kemampuan siswa mengerjakan tugas yang diberikan
guru termasuk pada kategori baik dengan skor 4, keberanian siswa mengjukan
pertanyaan dan tanggapan kepada siswa termasuk pada kategori baik dengan skor
4, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada
kategori baik dengan skor 4, dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar
kelompok atau dengan temannya termasuk pada kategori baik dengan skor 4.
Berdasarkan keterangan data di atas maka diketahui terdapat tambahan
aspek yang dinilai pada observasi aktivitas siswa siklus 2. Selain itu skor yang
diperoleh setiap aspek sudah termasuk pada kategori baik dan sangat baik
sehingga dapat dikatakan hasil observasi siklus 2 mengalami peningkatan yang
baik dari sebelumnya.
Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka diperoleh skor keseluruhan
observasi aktivitas siswa siklus 2 sebesar 25 dari skor maksimal 30 sehingga
diperoleh persentase sebesar 83.3% termasuk pada kategori baik. Dengan
demikian dari hasil tersebut maka dapat menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai upaya yang dilakukan guna mencari
tahu

apa

yang

dibutuhkan

oleh

siswa

sehingga

dapat

meningkatkan

kemampuannya. Selain itu latihan dan bimbingan yang diberikan oleh guru
dengan sungguh-sungguh juga sangat berperan penting dalam pembelajaran
seperti yang terlihat bahwa siswa sangat membutuhkan bimbingan dan latihan
untuk menguasai suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil.
Pembahasan
Pada bagian ini dibahas hasil penelitian tentang menulis paragraf melalui
penerapan metode latihan di SD Inpres 1 Kamarora Kcamatan Nokilalaki.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Pembahasan Hasil Belajar
Pada siklus I diketahui persentase hasil belajar sebesar 66.6% dengan
keterangan 3 orang siswa belum tuntas sehingga tidak mencapai ketuntasan
klasikal yang ditentukan sebesar 85%. Hal tersebut karena dalam menulis paragraf

111

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
ketiga orang siswa tersebut mengalami kesulitan dalam tida aspek yaitu
penggunaan huruf besar dan huruf kecil yang tidak sesuai, penggunaan tanda baca
yang tidak sesuai, dan kerapian tulisan yang masih perlu ditingkatkan karena
dalam hal ini ketiga aspek tersebut sangat berperan penting dalam materi menulis
paragraf. Namun, pada siklus 2 dengan adanya upaya yang lebih baik dari siklusi I
maka diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 88.8% dengan keterangan 1
orang belum mencapai ketuntasan individu namun terlihat peningkatan nilai yang
diperoleh dari siklus I ke siklus 2 sehingga dengan persentase tersebut maka dapat
mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 85%. Dengan demikian
maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya namun, terhadap siswa yang
belum tuntas, tetap diberikan tindakan khusus baik di sekolah maupun di rumah
seperti memberikan bimbingan belajar menulis paragraf dengan menggunakan
tanda baca ang baik dan benar, memberikan pelajaran tambahan berkaitan dengan
bimbingan guru, dan memberikan pekerjaan rumah agar siswa selalu terlatih
dalam belajar khususnya menulis paragraf.
2) Pembahsan Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru siklus I dapat digambarkan sebagai berikut:
(a) kegiatan awal yaitu kemampuan guru membuka pelajaran dengan salam
termasuk pada kategori baik dengan skor 4, kemampuan guru memotivasi siswa
termasuk pada kategori cukup dengan skor 3, kemampuan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai termasuk pada kategori baik dengan skor
3, dan kemampuan guru menguasai kelas termasuk pada kategori kurang dan
perlu ditingkatkan karena hanya memperoleh skor 2. (b) aspek yang dinilai pada
kegiatan inti adalah berkaitan dengan penerapan metode latihan yaitu kemampuan
guru memberikan latihan kepada siswa termasuk pada kategori baik dengan skor
4, kemampuan guru menanamkan kebiasaan menulis paragraf kepada siswa
dengan pemberian latihan menulis paragraf berdasarkan teks yang disediakan
termasuk pada kategori baik dengan skor 4, dan kemampuan guru memberikan
bimbingan yang terus menerus dan sistematis kepada siswa dalam memecahkan
masalah dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada kategori baik
dengan skor 4 namun masih perlu ditingkatkan.

112

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Selain menilai kemampuan guru dalam menerapkan metode latihan,
dilakukan juga penilaian terhadap kemampuan guru dalam memilih dan
menyajikan materi pembelajaran yang terdiri atas, materi yang diberikan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa termasuk pada kategori baik dengan
skor 4, kemampuan guru menarik minat siswa termasuk pada kategori cukup
dengan skor 3, dan kemampuan guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan termasuk pada kategori cukup dengan skor 3.
Selain kegiatan awal dan inti, dinilai pula kegiatan akhir (c) yang terdiri
atas kemampuan guru menjelaskan kemabali materi yang telah diajarkan termasuk
pada kategori cukup dengan skor 3, kemampuan guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya termasuk pada kategori cukup dengan skor 3, dan
kemampuan guru menutup pelajaran dengan salam termasuk pada kategori baik
dengan skor 4. Mengacu pada data tersebut maka dapat dikatakan masih perlu
dilakukan tindakan yang lebih baik dari guru dalam pembelajaran.
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus I, maka diperoleh
jumlah skor sebesar 44 dari skor maksimal 70 sehingga diperoleh persentase
sebesar 62.85% termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan persentase yang
diperoleh maka terlihat bahwa masih perlu peningkatan aktivitas dari guru untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, peneliti
terus berusaha memberikan yang terbaik dan terus belajar dari kekurangan yang
ada berdasarkan hasil observasi dan saran yang diberikan oleh pengamat.
Observasi aktivitas guru pada siklus II ini difokuskan membahas
kekurangan yang terdapat pada siklus I yang dianggap masih membutuhkan
tindakan perbaikan. Adapun aspek yang dinilai pada lembar observasi aktivitas
guru pada siklus II adalah sebagai berikut:
Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar dibagi dalam tiga kegiatan
belajar yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. (a) Pada tahap awal,
hal yang perlu diperbaiki guru dan mengalami peningkatan adalah kemampuan
guru memotivasi siswa untuk belajar termasuk pada kategori baik dengan skor 4,
kemampuan guru untuk selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang dapat

113

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
memotivasi siswa untuk belajar, dan kemampuan guru menguasai kelas termasuk
pada kategori baik dengan skor 4.
Pada kegiatan inti (b), aspek yang dinilai dan mengalami peningkatan
yaitu ketiga aspek sebelumnya karena dianggap sangat berperan penting dalam
penelitian ini maka diupayakan aspek tersebut semakin ditingkatkan. Kemampuan
guru memberikan latihan kepada siswa, kemampuan guru menanamkan kebiasaan
menulis paragraf berdasarkan teks yang disediakan, dan kemampuan guru
memberikan bimbingan/bantuan yeng terus menerus dan sistematis kepada siswa
dalam memcahkan masalah dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada
kategori sangat baik dengan skor 5. Selain kemampuan guru dinilai pula
kesesuaian materi, kemampuan guru menarik minat belajar siswa, kemampuan
guru menguasai kelas serta aspek tambahan yaitu kemampuan guru memberikan
latihan yang berbeda dari sebelumnya termasuk pada kategori baik dengan skor 4.
Pada kegiatan akhir (c) aspek yang dinilai yaitu kemampuan guru
menyajikan atau menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan aspek tambahan yaitu
pemberian tugas rumah tentang menulis paragraf yang termasuk pada kategori
baik dengan skor 4.
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru siklus 2 di atas, diperoleh
skor 55 dari skor maksimal sebesar 70 maka diperoleh persentase sebesar 78.5%
berada pada kategori baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh peneliti mengalami peningkatan yang baik. Hal tersebut sebagai
upaya yang dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk siswa guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan semua guru pada umumnya dan peneliti
pada khususnya.
Melalui pemberian tindakan tambahan dimaksudkan agar latihan dan
bimbinga yang diberikan oleh guru tidak membosankan untuk siswa, maka segala
upaya dilakukan oleh peneliti untuk memberikan yang terbaik untuk siswa.
Seperti

memberikan

tambahan

dengan

cara

memberikan

latihan

yang

menyenangkan yaitu membentuk siswa dalm kelompok, memberikan pergerakan
aktif kepada siswa dalam pembelajaran di dalam kelas, dan pemberian tugas

114

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
tambahan yang melatih siwa menulis paragraf di rumah. Sehingga, kegiatan
belajar tidak hanya berlangsung di kelas.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Observasi terhadap kegiatan siswa siklus I dilakukan selama pembelajaran
berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh observer yang ditunjuk untuk
mengobservasi aktivitas siswa dengan cara mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Adapun aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas siswa
yaitu sikap yang baik dalam memperhatikan penjelasan guru termasuk pada
kategori baik dengan skor 4, sikap yang baik dalam melakukan latihan menulis
paragraf berdasarkan teks yang diberikan termasuk pada kategori cukup dengan
skor 3, kemampuan siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru, keberanian
siswa memberikan pernyataan dan tanggapan kepada guru, dan siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran menulis paragraf termasuk pada kategori cukup dengan skor
3. Sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan aktivitas.
Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa, diperoleh jumlah skor
sebesar 15 dari skor maksimal 25 sehingga diperoleh persentase sebesar 60% dan
termasuk pada kategori cukup sehingga diperlukan peningkatan aktivitas yang
lebih baik.
Pada observasi siklus 2 ini, aspek yang dinilai berupa aspek yang dianggap
kurang dan membutuhkan tindakan perbaikan pada siklus 2. Adapun aspek
tersebut adalah sikap yang baik dalam memperhatikan penjelasan guru termasuk
pada kategori sangat baik dengan skor 5, sikap yang baik dalam melakukan
latihan menulis paragraf dengan baik dan benar berdasarkan teks yang diberikan
termasuk pada kategori sangat baik dengan skor 4, kemampuan siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru termasuk pada kategori baik dengan skor
4, keberanian siswa mengjukan pertanyaan dan tanggapan kepada siswa termasuk
pada kategori baik dengan skor 4, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran menulis
paragraf termasuk pada kategori baik dengan skor 4, dan keterlibatan siswa secara
aktif dalam belajar kelompok atau dengan temannya termasuk pada kategori baik
dengan skor 4.

115

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Berdasarkan keterangan data di atas maka diketahui terdapat tambahan
aspek yang dinilai pada observasi aktivitas siswa siklus 2. Selain itu skor yang
diperoleh setiap aspek sudah termasuk pada kategori baik dan sangat baik
sehingga dapat dikatakan hasil observasi siklus 2 mengalami peningkatan yang
baik dari sebelumnya.
Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka diperoleh skor keseluruhan
observasi aktivitas siswa siklus 2 sebesar 25 dari skor maksimal 30 sehingga
diperoleh persentase sebesar 83.3% termasuk pada kategori baik. Dengan
demikian dari hasil tersebut maka dapat menunjukkan adanya peningkatan
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai upaya yang dilakukan guna mencari
tahu

apa

yang

dibutuhkan

oleh

siswa

sehingga

dapat

meningkatkan

kemampuannya. Selain itu latihan dan bimbingan yang diberikan oleh guru
dengan sungguh-sungguh juga sangat berperan penting dalam pembelajaran
seperti yang terlihat bahwa siswa sangat membutuhkan bimbingan dan latihan
untuk menguasai suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut berhasil.

IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan subjek siswa
kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki yang berjumlah 9 orang,
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode latihan dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa kelas IV SD Inpres 1 Kamarora Kecamatan Nokilalaki
dalam menulis paragraf dengan hasil sebagai berikut:
1) Hasil Belajar melalui Penerapan Metode Latihan
Melalui penerapan metode latihan pada pembelajaran menulis paragraf,
maka diperoleh persentase hasil belajar pada siklus I sebesar 66.6% yang
diperoleh dari jumlah siswa yang tuntas sebanyak 5 orang dengan kriteria aspek
yang dinilai yaitu penggunaan huruf besar dan kecil, penggunaan tanda baca
dengan baik dan benar, serta kerapian tulisan. Dari ketiga aspek tersebut maka

116

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
terdapat 4 orang siswa yang belum tuntas dikarenakan belum memenuhi kriteria
ketuntasan individu yang ditentukan yaitu mencapai skor minimal 70.
Berdasarkan keempat siswa yang masih perlu bimbingan dan latihan
dalam menulis paragraf dengan baik dan benar, maka peneliti mengupayakan
tindakan perbaikan pada siklus 2 karena peneliti berpendapat bahwa kekurangan
bukan hanya terdapat pada kemampuan siswa menerima pelajaran, tetapi juga
pada kemampuan peneliti memberikan pelajaran yang menyenagkan sehingga
peneliti membuat sebuah upaya yaitu membentuk kelompok belajar, menciptakan
suasana keakraban atara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan guru, serta
memberikan kemampuan yang dimilikinya untuk melatih dan membimbing siswa
khususnya yang mengalami kesulitan menulis paragraf.
Melalui upaya yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh persentase
ketuntasan pada siklus 2 sebesar 88.8% dengan keterangan bahwa terdapat 1
orang siswa yang belum tuntas secara individu namun terlihat peningkatan nilai
dari siklus I ke siklus 2 sehingga berdasarkan persentase yang diperoleh pada
siklus 2, maka ketuntasan klasikal yang ditetapkan sebesar 85% dapat dicapai. Hal
ini tentunya dikarenakan upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan
metode latihan. Berdasarkan diskusi antara peneliti dengan observer maka
disimpulkan bahwa siswa yang belum tuntas tersebut mengalami kesulitan
diantaranya, lambat merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru, kurang
aktif dalam pembelajaran, kemampuan menggunakan tanda baca dengan baik dan
benar masih perlu dilatih, kerapian tulisan siswa juga masih kurang dibuktikan
dengan hasil tulisan siswa yang sulit dipahami dan kemampuan siswa
bersosialisasi dengan teman masih kurang sehingga hal tersebut mempengaruhi
kemampuannya dalam menulis paragraf.
Beradasarkan masalah di atas maka peneliti memberikan upaya tambahan
kepada siswa tersebut seperti memberikan pelajaran tambahan di sekolah pada
waktu instrahat, memberikan bimbingan belajar di sekolah dan di rumah, serta
memberikan tugas rumah khususnya dengan tujuan agar kemampuan menulis
siswa dapat ditingkatkan.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru melalui Penerapan Metode Latihan

117

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Melalui penerapan metode latihan, pembelajaran dirasakan peneliti lebih
baik dari sebelumnya. hal tersebut dikarenakan peneliti lebih mengetahui hal-hal
yang perlu dilakukan dan dinilai penting dalam proses pembelajaran yang
tercantum pada lembar observasi sehingga melalui observasi tersebut, peneliti
mengetahui tindakan yang perlu diperbaiki dan tindakan yang dianggap baik
diterapkan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh skor
sebesar 44 dari skor maksimal sebesar 70 sehingga didapatkan persentase sebesar
62.85% termasuk pada kategori cukup. Berdasarkan persentase tersebut maka
peneliti merefleksi kesalahan yang terjadi pada siklus I sehingga melakukan upaya
kesalahan tersebut tidak terulang pada siklus 2. Pada siklus 2 diperoleh skor
sebesar 55 dari skor maksimal 70 sehingga diperoleh persentase sebesar 78.5%
termasuk pada kategori baik. Dengan demikian membuktikan bahwa guru
bersungguh-sungguh mengupayakan perbaikan tindakan untuk mencapai hasil
yang baik.
Selain observasi aktivitas guru, dilakukan pula penilaian terhadap aktivitas
siswa berdasarkan aspek yang ditentukan pada lembar observasi aktivitas siswa.
Pada siklus I, diperoleh skor sebesar 15 dari skor maksimal sebesar 25 sehingga
diperoleh persentase sebesar 60% termasuk pada kategori cukup. Melihat
perolehan hasil aktivitas siswa yang masih rendah, maka peneliti bersama
observer melakukan refleksi terhadap kekurangan yang menyebabkan rendahnya
hasil tersebut sehingga memalui hasil refleksi tersebut maka peneliti melakukan
upaya yang meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan yang sama pada siklus
berikutnya.
Berdasarkan upaya yang dilakukan peneliti, maka diperoleh skor pada
siklus 2 sebesar 25 dari skor maksimal sebesar 30 sehingga diperoleh persentase
sebesar 83.3% dan berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut maka
peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis dapat
ditingkatkan dengan berbagai upaya diantaranya menciptakan suasana keakraban
antara

siswa

dengan

guru

sehingga

muncul

keberanian

siswa

dalam

berkomunikasi atau bertanya kepada guru. Selain itu kemampuan guru dalam

118

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
menerapkan metode latihan dalam menulis paragraf sangat dibutuhkan karena
keberhasilan sebuah metode sangat berpengaruh dengan bagaimana kemampuan
guru menerapkannya. Maka dengan hasil tersebut dapat membuktikan bahwa guru
mampu menerapkan metode latihan dengan baik pada pembelajaran materi
menulis paragraf sehingga hasil yang diperoleh juga baik.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1) Metode latihan dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai salah satu
metode pembelajaran di sekolah dasar khususnya kemampuan siswa menulis
paragraf.
2) Pentingnya setiap guru untuk mendesain pembelajaran dengan menggunakan
metode latihan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana. (2012). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwarsih Madya. (1994). Panduan PTK. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

119