PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI DAN SEJARAH

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI DAN SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTAN DI INDONESIA

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Hidayah – Nya sehingga makalah dengan judul ” PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
DAN SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTAN DI INDONESIA” ini terselesaikan dengan
tepat waktu.
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun dari jaman jahiliyah menuju jalan terang benderang seperti saaat ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Seminar Akuntansi.
Terimakasih kepada Bapak Sunyoto, SE. MM. MSA. Ak. CA selaku dosen pengampuh mata
kuliah Seminar Akuntansi yang telah memberikan bimbingannya dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pengguna. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dan kriktik yang membangun
penulis harap bisa disampaikan oleh dosen pengampuh dan pembaca makalah ini untuk
kesempurnaan makalah – makalah berikutnya.

Lumajang, 03 Oktober 2014


Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat Penulis

1
2
2

3

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Profesi Akuntan

4

2.2 Perkembangan Organisasi Profesi Akuntan

5

2.3 Struktur Organisasi IAI
2.4 Standar Akuntasi Di Indonesia

7
10

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan


13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi yang terkomputerisasi. Akuntansi
juga

dituntut

untuk

menyesuaikan

dengan


perkembangan

teknologi

tersebut. Belakangan ini kita telah menyaksikan bagaimana sistem akuntansi
yang ada pada dunia-dunia bisnis saat ini dominan menggunakan teknologi
yang terkomputerisasi. Komputer pun seolah-olah menjadi ruh yang menjadi

tidak terpisahkan dalam sistem pembukuan perusahaan. Dengan sistem
akuntansi terkomputerisasi, diperkirakan nantinya dalam sistem pembukuan
perusahaan yang ada bukan lagi buku besar melainkan data base, dan data
keuangan hanyalah satu bagian dari data base itu. Perusahaan-perusahaan
tidak perlu memilih satu metode pengakuan pendapatan, misalnya, tetapi
akan dapat memberikan beragam metode kepada para pemegang saham
untuk analisis mereka. Akan tersedia grafik-grafik dinamika dari berbagai
jenis,

sehingga

memungkinkan


pemakai

mengetahui

pertumbuhan

perusahaan secara visual melalui layar. Hypertext akan dipasang sehingga
pemakai dapat mempelajari tingkat informasi latar belakang yang sesuai
untuk analisis yang ingin mereka lakukan.
Dalam perkembangannya profesi akuntan memang sangat diminati para lulusan sekolah
menengah, hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi negeri (SNMPTN) menunjukkan
bahwa selama lima tahun terakhir rating Jurusan Akuntansi sangat diminati para siswa.
Umumnya para mahasiswa mempercayai bahwa profesi akuntan sangat diminati karena beberapa
alasan di antaranya profesi akuntan telah menghantarkan kepada kehidupan yang lebih baik,
profesi akuntan sangat memberikan peluang buat mereka untuk bias memperoleh penghasilan
yang cukup memadai, prestise dalam lingkungan keseharian, dan kesempatan atau peluang kerja
yang masih sangat terbuka lebar di bidang studi ini. Hal ini juga menjadikan lembaga-lembaga
pendidikan non pemerintah atau universitas swasta banyak yang membuka jurusan ini dan
tercatat banyak mahasiswa yang tidak terjaring melalui program seleksi penerimaan mahasiswa

baru (SPMB) untuk perguruan tinggi negeri memilih untuk meneruskan pendidikanya ke
perguruan tinggi swasta yang membuka jurusan akuntansi.

Dari latar belakang diatas mengenai pendidikan profesi akuntan dan organisasi akuntan
maka penulis mengambil judul “ PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN AKUNTAN DI INDONESIA”.
1.2 Perumusan Masalah
Ada beberapa perumusan masalah dalam makala ini sebagai berikut:
1. Bagaiman mencapai pendidikan profesi akuntansi di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan organisasi profesi akuntansi?
3. Bagaimana struktur orrganisai IAI?
4. Bagaimana standar akuntansi di Indonesia?
1.3 Tujuan Masalah
Ada eberapa tujuan masalah dalam makala ini sebagai berikut:
1. Untuk mencapai pendidikan profesi akuntansi di Indonesia.
2. Untuk memhami perkembangan organisasi profesi akuntansi
3. Untuk mengetahui apa saja di dalam struktur organisasi IAI.
4. Untuk mengetahui apa saja satandar akuntansi yang di pakai di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulis
Dari hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:
1. Bagi penulis
Sebagai pembelajaran awal dalam melakukan pembelajaran, juga menambah
pengetahuan dan pemahaman tentang pendidikan profesi akuntansi dan sejarah perkembangan
akuntansi di Indonesia, sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah seminar
akuntansi.
2. Bagi pembaca
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi, bahan rujukan dan
informasi bagi pengembangan pendidikan profesi akuntansi dan sejarah perkembangan akuntansi
di Indonesia. Penulisan ini juga bermanfaat untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang
berkaitan, baik bersifat lanjutan maupun menyempurnakan.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Profesi Akuntan
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) adalah pendididkan tambahan pada pendidikan
tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi akuntansi berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 179/U/2001 tanggal 21
November 2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan.
Pendidikan akuntansi dilakukan dalam berbagai tingkat pendidikan formal maupun non

formal. Salah satu jenjang pendididkan akuntansi yang paling terkait dengan profesi akuntan
publik adalah pendidikan jenjang S1 yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tinggi. Secara
historis, pendidikan akuntansi dalam program S1 dimaksudkan untuk menghasilkan akuntan,
yang selama ini dipandang cukup untuk bekal memasuki profesi akuntan publik. Pertumbuhan
ekonomi, perkembangan pasar modal dan teknologi informasi, serta berbagai perubahan lain
mengakibatkan perubahan peran dan tanggung jawab akuntan publik, sehingga timbul
pertanyaan tentang program pendidikan S1 yang menjadi dasar untuk menghasilkan akuntan.
Sarjana dari jurusan Akuntansi memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan sarjana dari
jurusan lain, karena lulusan sarjana Akuntansi dapat lebih leluasa berkiprah kemudian dijadikan
sebagai profesi. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa profesi akuntan banyak diminati oleh
para lulusan sekolah menengah, sehingga jurusan Akuntansi menjadi pilihan favorit bagi mereka
untuk meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Dilain hal sebagian besar mahsiswa yang sudah
mengikuti perkulian dalam proses yang cukup panjang mulai memahami dan mengetahui
persoalan yang nyata ada pada dunia profesi akuntan dari berbagai aspek diantarnya: serapan
tenaga kerja, besar penghasilan, pendidikan profesi akuntansi, pembagian profesi (Akuntasi
Publik, Akuntansi Pendidikan, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Pasar Modal), dll, aktivitas
lainnya.

2.2 Perkembangan Organisasi Profesi Akuntan
Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesi belum ada profesi akuntansi lulusan

universitas local. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi professional yang berasal dari
Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan
merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari universitas local. Pada tahun 1957,
kelopok pertama mahsiswa akuntansi lulus dari Universitas Indonesia. Namun demikian, kantor
akuntan publik milik Belanda tidak mengakui kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan tersebut,
akuntan lulus Universitas Indonesia bersama-sama dengana akuntan senior lulusan Belanda
mendirikan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957. Professor
Soemardjo Tjitrosidojo-akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI yang pertama
(Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI antara lain untuk mempromosikan status profesi
akuntansi, mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian serta kopentensi
akuntan.
Selama tahun 1960an, menurunya peran kegiatan keuangan mengakibatkan penurunan
pemerintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh pada perkembangan profesi akuntansi di
Indonesia. Namun demikian, perubahan kondisi ekonomi dan politik yang terjadi pada akhir era
tersebut, telah mendorong pertumbuhan profesi akuntansi. Profesi akuntansi mulai berkembang
cepat sejak tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing
dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968 (Soemarso 1995).
Yayasan Perkembangan Ilmu Akuntansi Indonesia (YPIAI) didirikan pada tahun 1974
untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan kegiatan penelitan.
Selanjutnya pada 1985 dibentuk Tim Kordinasi Pengembangan Akuntansi (TKPA). Kegitan

TKPA ini didukung sepenuhnya oleh IAI dan didanai oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun

1993. Miasalnya adalah untuk mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar
profesi dank ode etika profesi.
Kemajun selanjutnya dapat dilihat pada tahub 1990an ketika Bank Dunia mensponsori
Proyek Pengembangan Akuntansi (PPA). Melalui proyek ini, berbagai standar akuntansi dan
auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
mualai dikenal. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar Internasional diberlakukan sebagai
syarat wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah
berpraktik sebagai akuntan publik sebelum 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Hal ini dapat
dilihat dari SK Menteri Keuangan No.43/KMK.017/1997 yang berisi ketentuan tentang prosedur
perizinan, pengawasan dan sanksi bagi akuntan publik yang bermasalh (SK ini kemudian diganti
dengan SK No. 470/KMK.017/1999.
Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi kritis keungan di Asia pada
tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan bank Indonesia. Hal ini
disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat opini
wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Financial Governance
Reform Sector Delvelopment Program (FGRSDP) disetujui pemerintah adalah usaha untuk
menysun peraturan peraturan yang membuat:
1.

2.

Auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit.
Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan keungan dan

informasi publik lainya.
Tahun 2001, Dapartemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang Rencana
Undang-Undang Akuntan Publik (RUUAP) yang membahas isu berkaitan dengan UndangUndang Akuntan Publik yang baru. Hal penting dalan RUU AP ini adalah ketentuan yang

menyebutkan bahwa akuntan publik dan kantor akuntan publik dapat di tuntut dengan saksi
pidana.
2.3 Struktur Organisasi IAI
Sejak didirikan pada tahun 1957, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah
menyelenggarakan Kongres sebanyak 8 kali. Kongres merupakan pemegang kedaulatan tertinggi
dalam organisasi IAI dan pada awalnya diadakan dalam periode waktu yang tidak tentu. Kongres
IAI diselengarakan setiap empat tahun. Kongres ini dipimpin oleh seorang Ketua Umum. IAI
memiliki empat kompartemen dan dua dewan. Direktur Eksekuatif memimpin 30 staf full-time.
Empat kompartemen tersebut adalah:
1. Kompartemen Akuntan Akademisi (IAI-KAA)
Kompartemen ini bertugas memberikan saran tentang perbaikan kurikulum pendidikan
akuntansi. IAI-KAA juga berfungsi untuk menyiapkan ujian sertifikasi akuntan public.

2. Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM)
IAI-KAM bertugas untuk menyiapkan dan mengimplementasikan proposal tentang standar
kopentensi akuntan manajemen. Kompartemen ini juga bertugas untuk mengembangkan
kualifikasi bagi akuntan manajemen.
3. Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)
Kompartemen Akuntan Publik bertugas untuk mengatur perizinan kantor akuntan publik,
membuat standar profesi, mereview pelanggaran disiplin dan memberikan sanksi kepada
akuntansi publik.
4. Kompartemen Akntan Sektor Publik (IAI-KASP)
Kompartemen ini bertugas mengeluarkan peraturan dalam bentuk exposure draft akuntansi sector
publik dan persyaratan pelaporana keungan.
Selama ini IAI memiliki berbagai aktivitas mulai dari penentuan standar sampai dengan
lobi politik. Dalam merumuskan standar, IAI memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan
harmonisai standar akuntansi internasional. IAI mengembangkan dan mengeluarkan standar

akuntansi, standar auditing, standar atestasi, standar penjaminan mutu dan standar jasa
konsultasi.
Selain itu, IAI juga menyelenggarakan training. Selama ini Akuntan Publik disyaratkan
untuk mengambil pendidikan profesiberkelanjutan (PPB) minimum 30 kredit (jam) per tahun dan
120jam PBB setiap periode tiga tahun. IAI menyelenggarakan dua sampai tiga pelatihan PPB
setiap minggunya termasuk seminar dan workshop. Kegitan ini juga terbuka untuk umum.
IAI juga menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) bagi akuntan
yang berkeinginan memiliki gelar Bersetifikat Akuntan Publik (BAP). Ujian ini Bisanya
diselenggarakan dua kali dalam setahun. Kegitan lainya yang diselengarakan IAI antara lain
melakuan publikasi kegiatan dan hasil penelitian bidang akuntansi (Media Akuntansi Sektor
Publik) dan memberikan pelatohan dan konsultasi bagi usaha kecil dan menengah. IAI juga
melakukan lobi politik dari waktu ke waktu berkaitan dengan isu-isu profesi dan msyarakat
umum.

1.3 Standar Akuntasi Di Indonesia
Sebelum tahun 1973, persyaratan pelaporan keungan didasarkan pada pedomanpedoman yang dikeluarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang hanya menghendaki
adanya system pembukan yang cukup. Orientasi penyusunan standar didasarkan pada prinsip

akuntansi yang berterima umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang berlaku
di Amerika. IAI membentuk Komite ad hoc, untuk mengembangkan prinsip akuntansi Indonesia.
Komite tersebut mengadaopsi prinsip akuntansi Amerika-Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Business Enterprises yang dikembangkan oleh Paul Grady pada tahun
1965. Pada bulan Desember 1973, IAI mengadopsi rekomendasi yang diberikan oleh Komite
tersebut dan mengeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). PAI ini berisi prinsip dasar,
praktik, metode dan teknik akuntansi. Dalam menjalankan kegiatanya, IAI juga berkerja sama
dengan Direktorat Jendral Pajak dan Bapepan untuk memastikan bahwa IAI memperoleh
dukungan resmi dari lembaga tersebut. IAI kemudian membent (KAPAI) pada tahun 1974 yang
bertugas untuk menyusun standar akuntansi.
Untuk merespon reformasi ekonomi dan deregulasi pasar, pada tahun 1984 KPAI
mengeluarkan prinsip akuntansi yang telah direvisi yang kemudian diberi nama Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI) 1984. Meskipun sudah ada beberapa perbaikan, PAI 1984 tidak
mampu mengatasi praktik akuntansi untuk industry khusus (seperti perbankan, asuransi dan
pertambangan) dan cenderung berorientasi sempit (mengabaikan konsolidasi). Ruang lingkup
standar akuntansi yang sempit dan kurangnya dukungan yuridis (legal), membuat perusahaan
memiliki kesempatan untuk memilih model pelaporan keuang seperti yang mereka inginkan.
Sampai awal tahun 1990an, lebih dari 200 perusahaan terdaftar di pasar modal.
Permintaan investor, kreditor dan pemberi pinjaman terhadap standar akuntansi yang berkualitas
dan komprehensif mewarnai pertumbuhan perusahaan yang cepat tersebut. Akibatnya, pada
tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statement yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Committee (IASC). Pada
waktu yang bersamaan, IAI juga mengadopsi standar akuntansi internasional (International
Accounting Standards atau IAS)-yang diberi nama Peryataan Standar Akuntansi Kuangan

(PSAK). Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI menggunakan IAS sebagai dasar
pelaporan keungan domestik dan menyetujui bebrapa PSAK yang baru.
Selama tiga dekade, pelaporan keungan di Indonesia telah berkembang secara
substansial. Indonesi telah melakukan berbagai perubahan dalam mengadopsi standar akuntansi
keuangan dan sekarang ini mengadopsi standar akuntansi internasional (international financial
reporting standard-IFRS) yang dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB).
Standar Akuntansi Keungan di Indonesia (PSAK) cenderung dikembangkan dengen
pendekatan principle-based standards bukannya US rule-based standards (ADB 2003). Dalam
principle-based standards, standar akuntansi memberikan pedoman yang sifatnya umum.
Sebaliknya, dalam rule-based standards, berusaha untuk mengatur setiap situsai bisnia. Aturan
(rules) menggantikan professional judgment sehingga mementingkan bentuk hokum (legal form)
dan mengabaikan substansi ekonominya (economic substance). Yang menarik beberapa PSAK
lebih maju dibandingkan IAS mampu US GAAP (ADB 2003). Misalnya PSAK 53 tentang
Akuntansi untuk Kompensasi Saham diberlakukan wajib (mandatory), sementara SFAS 123 di
Amerika bersifat optimal atau pilihan (karena adanya tekanan lobi).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAK) adalah pendididkan tambahan pada pendidikan
tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi dalam program studi akuntansi berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 179/U/2001 tanggal 21
November 2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan. Pendidikan akuntansi
dilakukan dalam berbagai tingkat pendidikan formal maupun non formal. Salah satu jenjang
pendididkan akuntansi yang paling terkait dengan profesi akuntan publik adalah pendidikan

jenjang S1 yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tinggi. Sampai dengan tahun 1950an, di
Indonesi belum ada profesi akuntansi lulusan universitas local. Hampir semua akuntan memiliki
kualifikasi professional yang berasal dari Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/1954
tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari
universitas local.
Professor Soemardjo Tjitrosidojo-akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua
Umum IAI yang pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI antara lain untuk
mempromosikan status profesi akuntansi, mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan
keahlian serta kopentensi akuntan. Kemajun selanjutnya dapat dilihat pada tahub 1990an ketika
Bank Dunia mensponsori Proyek Pengembangan Akuntansi (PPA). Melalui proyek ini, berbagai
standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi
Akuntan Publik (USAP) mualai dikenal. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar
Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun
1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan publik sebelum 1997 tidak wajib
mengikuti USAP). Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi kritis keungan di Asia
pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan bank Indonesia.
Hal ini disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat
opini wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik. Tahun 2001, Dapartemen Keuangan
mengeluarkan Draft Akademik tentang Rencana Undang-Undang Akuntan Publik (RUUAP)
yang membahas isu berkaitan dengan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Hal penting
dalan RUU AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik dan kantor
akuntan publik dapat di tuntut dengan saksi pidana.

Sebelum tahun 1973, persyaratan pelaporan keungan didasarkan pada pedomanpedoman yang dikeluarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang hanya menghendaki
adanya system pembukan yang cukup. Orientasi penyusunan standar didasarkan pada prinsip
akuntansi yang berterima umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang berlaku
di Amerika. IAI membentuk Komite ad hoc, untuk mengembangkan prinsip akuntansi Indonesia.
Komite tersebut mengadaopsi prinsip akuntansi Amerika-Inventory of Generally Accepted
Accounting Principles for Business Enterprises yang dikembangkan oleh Paul Grady pada tahun
1965. Pada bulan Desember 1973, IAI mengadopsi rekomendasi yang diberikan oleh Komite
tersebut dan mengeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Sampai awal tahun 1990an, lebih
dari 200 perusahaan terdaftar di pasar modal. Permintaan investor, kreditor dan pemberi
pinjaman terhadap standar akuntansi yang berkualitas dan komprehensif mewarnai pertumbuhan
perusahaan yang cepat tersebut. Akibatnya, pada tahun 1994, IAI mengadopsi Framework for
the Preparation and Presentation of Financial Statement yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Committee (IASC). Pada waktu yang bersamaan, IAI juga mengadopsi
standar akuntansi internasional (International Accounting Standards atau IAS)-yang diberi nama
Peryataan Standar Akuntansi Kuangan (PSAK). Dalam Kongres IAI ke-7, diputuskan bahwa IAI
menggunakan IAS sebagai dasr pelaporan keungan domestic dan menyetujui bebrapa PSAK
yang baru. Selama tiga dekade, pelaporan keungan di Indonesia telah berkembang secara
substansial. Indonesi telah melakukan berbagai perubahan dalam mengadopsi standar akuntansi
keuangan dan sekarang ini mengadopsi standar akuntansi internasional (international financial
reporting standard-IFRS) yang dikeluarkan International Accounting Standard Board (IASB).

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam and Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi: 3. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
http://id.wikipedia,org/wiki/Ikatan_Akuntan_Indonesia.
Saung Akuntansi sektor pendidikan (online). http://saung-elmu. blogspot.com. diakses pada
tanggal 03 Oktober 2014.