UNSUR SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa
Indonesia diantaranya meliputi ejaan, kaidah penggunaaan dan penulisan
huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang dinamakan
Ejaan Yang Disempurnaan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering
tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat
penting karena dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya
untuk memberi batasan oenggunaan bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya tulis
baik itu makalah, laporan-laporan, proposal, skripsi maupun thesis, yang
membutuhkan kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf dan

penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud unsur serapan ?
2. Apakah bentuk-bentuk unsur serapan ?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca dan kaidah tanda baca ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara penulisan unsur serapan yang baik
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari unsur serapan

2

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui penggunaan tanda baca dan kaidah
tanda baca untuk diterapkan dalam pembuatan makalah, laporan, karya
ilmiah dan lain-lain

BAB II
PEMBAHASAN


3

A. Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari
waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai
dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah
masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa
afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang
kemudian dikenal dengan unsur serapan. Dalam perkembangannya bahasa
Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahasa
daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan
daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata
itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik
itu hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata yang seperti itulah
yang dinamakan dengan kata-kata serapan.

B. Bentuk Unsur Serapan
1. Penyerapan secara Alamiah

Kata-kata asing yang diserap ke dalam BI yang lazim dieja dan
dilafalkan dalam BI tidak mengalami perubahan. Penyerapan ini
dikategorikan sebagai penyerapan secara alamiah.
Contoh :
abjad, mode, badan, potret, ilham, sirsak, dan hikayat
2. Penyerapan seperti Bentuk Asal
Unsur asing yang belum sepenuhnya diserap ke dalam BI dapat
dipakai dengan jalan mempertahankan lafal bahasa asalnya (asing).
Jadi, pengucapan kata tersebut masih mengikuti cara asing.
Penyerapan seperti ini tidak banyak ditemukan dalam BI,
Contoh :
outside, cum laude, bridge, premix, dan reshuffle.
3. Penyerapan dengan Terjemahan

4

Penerjemahan dilakukan dengan cara memilih kata-kata asing tertentu
kemudian diterjemahkan ke dalam BI. Terjemahannya dapat berupa
satu kata asing dipadankan dengan satu kata atau lebih dalam BI.
Contoh :

Spare part
= Suku cadang
Try out
= Uji coba
Overlap
= Tumpang tindih
Shuttle ship

= Pesawat ulang-alik

4. Penyerapan dengan Perubahan
Unsur-unsur asing yang diserao kedalam Bahasa Indonesia ada yang
penulisannya dan pelafalannya disesuaikan dengan sistem ejaan dan
lafal bahasa indonesia. Dalam penyerapan bahasa ini, perlu
disesuaikan agar ejaan dan lafal asing (asal) hanya diubah seperlunya
sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya. Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, penyerapan dengan perubahan seperti ini diatur dalam
sejumlah kaidah-kaidah yang dimaksud adalah kaidah gabungan vokal,
kaidah gabugan konsonan vokal berupa akhiran.

Berikut ini kaidah-kaidah yang berlaku dalam unsur serapan.
a. Gabungan Vokal
Gabungan vokal yang dibicarakan disini adalah gabungan vocal aa,
ae, ai, au, eu, ee, ei, eo, eu, ie, oe, oo, ou, ua, ue, ui, uo, dan uu.
Berikut penjelasan pada table dibawah ini.

Gabungan
Vokal
/aa/
/ae/

Cara Baca
Dibaca /a/
Dibaca /ae/ jika tidak bervariasi dengan /e/

Contoh
Octaaf = Oktaf
Aerob = Aerob

5


Dibaca /e/ jika bervariasi
Dibaca /ai/
Dibaca /au/
/au/
Dibaca /o/
/ea/
Dibaca /ea/
/ee/
Dibaca /e/
/ei/
Dibaca /ei/
/eo/
Dibaca /eo/
/eu/
Dibaca /eu/
Dibaca /i/ jika lafalnya menjadi /i/
/ie/
Dibaca /ie/ jika lafalnya bukan /i/
/oe/ atau /oi/ Dibaca /e/

/ai/

/oo/

/ou/
/ua/
/ue/
/ui/
/uo
/uu/

Haematitie = Hematitie
Trailer = Trailer
Autotoph = Autotrof
Autonomy = Otonomi
Idealist = Idealis
Systeem = Sistem
Eidetic = Eidetik
Stereo = Stereo
Neutron = Neutron

Antiek = Antik
Patien = Pasien
Oenology = Enologi

Dibaca /o/
Dibaca /u/
Dibaca /oo/

Komfoor = Kompor
Cartoon = Kartun
Coordination = Koordinasi

Dibaca /au/
Dibaca /u/
Dibaca /ua/
Dibaca /ue/
Dibaca /ui/
Dibaca /uo/
Dibaca /u/


Out = Aut
Contour = Kontur
Aquarium = Akuarium
Duet = Duet
Conduit = Konduite
Quota =Kuota
Vacuum = Vakum

b. Gabungan Konsonan
Gabungan konsonan yang dibahas dalam unsur serapan ini adalah
gabungan konsonan yang berasal dari bahasa asing yang diserap
dan disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia yaitu gabungan
konsonan /cc/, /cch/, /ch/, /gh/, /kh/, /ng/, /ph/, /ps/, /pt/, /ph/, dan
/sc/
Berikut penjelasan pada table dibawah ini.
Gabungan
Konsonan
/cc/
/cch/
/ch/


Cara Baca
Dibaca /k/ jika dimuka /o/ dan /u/
Dibaca /ks/ jika dimuka /e/ dan /i/
di muka /a/, /o/, dan konsonan menjadi /k/
Jika lafalnya /s/ atau /sy/ menjadi /s/
Jika lafalnya /c/ menjadi /c/

Contoh
Acclamation = Aklamasi
Vaccine = Vaksin
Cholera = Kolera
Machine = Mesin
Voucher = Vocer

6

/ph/
/ps/
/rh/


Dibaca /f/
Dibaca /ps/
Dibaca /r/

Physiology = fisiologi
Psychic = Psikis
Rhetoric = Retorika

di muka /a/, /o/, /u/, dan konsonan
menjadi /sk/
di muka /e/, /i/, dan /y/ menjadi /s/

Scotopia = Skotopia

/sc/

di muka vokal menjadi /sk/
Dibaca /t/

Schema = Skema
Theocracy = Teokrasi

Dibaca tunggal

Efficient = Efisien

/sch/
/th/
Konsonan
ganda

Science = Sains

c. Konsonan Tunggal
Konsonan tunggal dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa
indonesia diatur dan disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.
konsonan yang dimaksud adalah /c/, /f/, /q/, /t/, /v/, /x/, /y/, /z/.
penjelasan kaidanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Konsonan
Tunggal
/c/
/f/
/q/

Cara Baca
Dibaca /k/ jika dimuka /a/, /u/, /o/
Dibaca /s/ jika dimuka /e/, /i/, /o/, dan /y/
Dibaca /f/
Dibaca /k/

Contoh
Calomel = Kalomel
Central = Sentral
Fanatic = Fanatik
Equator = Ekuator

7

/t/
/v/
/x/
/y/
/z/

Dibaca /s/ jika dimuka /i/
Dibaca /v/
Dibaca /x/ jika diawal kata
Dibaca /ks/ jika pada posisi lain
Dibaca /i/ jika lafalnya /i/
Dibaca /z/

Ratio = Rasio
Vitamin = Vitamin
Xenon = Xenon
Taxi = Taksi
Propyl = Propil
Zodiac = Zodiak

5. Penyerapan Akhiran Asing
Penyerapan akhiran asing juga disesuaikan dengan ketentuanketentuan yang ada dalam bahasa indonesia. Ketentuan itu telah diatur
dalam kaidah ejaan yang disempurnakan. Akhiran asing itu ada yang
diserap sebagai bagian kata yang utuh. Seperti kata standarisasi di
samping kata standar, kata implementasi di samping kata impleme,
kata objektit disamping kata objek. Akhiran-akhiran itu antara lain
akhiran –is, -isme, -al, -ik, dan –ika, -wan, -wati, -look, -tas, dan –ur.
6. Pengimbuhan Unsur Serapan
Unsur serapan yang sudah disempurnakan sesuai kaidah bahasa
Indonesia dapat diberikan imbuhan (afiks) bahasa Indonesia.
Contoh :
Baca

membaca

Opname

diopname

Sukses

menyukseskan

Kritik

mengkritik

C. Penggunaan Tanda Baca
Bahasa tulisan merupakan bahasa lisan. Bahasa lisan, lebih lengkap
jika dibandingkan dengan bahasa tulisan karena bahasa lisan masih dapat
menghadirkan alat-alat bantu untuk membantu kelancaran komunikasi.
Alat bantu yang dimaksud adalah gerak tangan, mimik, tekanan susara
atau alat bantu yang lain . namun, bahasa tulisan juga dapat menggunakan

8

alat-alat bantu berupa tanda-tanda baca. Tanda-tanda baca itu sangat
berarti dalam bahasa tulisan.
Penggunaan tanda baca yang tepat penting diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah. Banyak pengguna bahasa kurang mengindahkan
kaidah tanda baca sehingga tulisan yang disusunnya tidak mencapai
sasaran. Adanya penggunaan tanda baca yang tepat dapat membantu
pembaca memahami tulisan dengan cepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda
baca atau tidak tepatnya penggunaan tanda-tanda baca dapat menyulitkan
pembaca dapat memahami suatu tulisan atau dapat mengubah pengertian
kalimat.
Untuk mencapai kesempurnaan dalam bahasa, khususnya dalam
bahasa tulisan, pengguna bahasa harus memahami aturan penggunaan
tanda baca, seperti yang terdapat pada buku pedoman umum Ejaan Yang
Disempurnakan. Sebagai gambaran anda dapat melihat tulisan berikut ini
yang tidak menggunakan tanda baca secara tepat.
Perhatikan tulisan berikut :
“ ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan diresmikan pemakaiannya
oleh bapak presiden pada tanggal 16 agustus 1972 masa peralihannya
berlangsung 5 tahun artinya dalam masa peralihan itu disekolah-sekolah
masih dapat dipakai buku-buku yang dicetak dalam ejaan lama akan tetapi
bila buku itu dicetak ulang haruslah dicetak dengan ejaan baru. “
Dapatkah anda memahami tulisan diatas dengan mudah? Tentu saja
jawabnya “tidak” agak sulit memahaminya. Bandingkan dengan tulisan
yang sudah diberikan tanda baca sebagai berikut :
“ ejaan yang disempurnakan disusun oleh sebuah panitia yang ditunjuk
oleh pemerintah. Ejaan itu disusun oleh bersama panitia penyusun ejaan
dan negara-negara tetangga, malaysia. Oleh sebab itu, ejaan resmi yang

9

digunakan di Indonesia sekarang itulah pula ejaan resmi yang digunakan
dinegara malaysia. Tujuannya jelas, yaitu buku yang diceta di kedua
negara dapat dibaca, baik oleh rakyat indonesia maupun rakyat
malaysia.dengan demikian,kedua belah pihak dan memetik keuntungan
dan hasil kerja sama itu.
Tulisan diatas yang telah diberikan tanda-tanda baca dapat dengan
mudah kita pahami isinya.tulisan itu dpat kita dapat pahami karana sudah
mempunyai tanda baca,seperti titik pada tanda kalimat,tanda hubung pada
pemisahan suku kata,dan pengunaan tanda baca pada tanda tanda tulisan
diatas.penggunaan tanda tanda baca secara cepat salah satu syarat yang
harus

di penuhi dLm kegiatan tulis menulis.tulisan yang tidak

mengindahkan tanda baca tidak memberikan informasi yang lengkap
tentang apa yang di tulis.sehubungan dengat itu,andaa dapat diharapkan
memahami kaidah- kaidah itu dengan baik pada tulisan anda sehingga
tulisan anda dapat di pahami oleh pembaca.dijelaskan kaidah-kaidah yang
di maksud.

D. Kaidah Tanda Baca
1. Tanda titik(.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh :

10

Kami mahasiswa Fakultas Sastra Universitaas muslim indonesia
b. Tanda titik di pakai pada singkatan nama orang.
Contoh :
B.J Habibie
c. Tanda titik dipakai pada gelar singkatan,gelar jabatan,pangkat dan
sapaan.
Contoh :
Prod.

Profesor

Dr.

dr.

Dokter

Kep.

Dt.

Datuk

Doktor
Kepala

d. Tanda titik di pakai pada kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum
Contoh :
dkk.

Dan kawan-kawan

Hlm. Halaman
a.n

atas nama

e. Tanda titik di pakai dibelakang angka atau hhuruf dalam bagan
Contoh :
1.tinjauan umum

11

1.1keterampilan berbahasa
1.1.1

Hubungan dengan menyimak

f. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik
yang menunjukkan waktu
Contoh :
pukul 1.25.10(pukul 1 lewat 25menit 10 detik)
g. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka ribuan dan jutaan
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh :
saya lulus ujian sarjana pada tahun 1990 di fakultas ekonomi UMI
Makassar
h. Tanda titik dipakai dalam singkatan yang terdiri ataasa huruf
awal,suku kata,atau dalam akronim yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Contoh :
UMI

Universitas Muslim Indonesia

Tilang

Bukti pelanggaran

Depkes

Departemen kesehatan

i. Tanda titik tidak di pakai dalam singkatan lambang kimia,satuan
ukuran,takaran,timbangan dan mata uang.
Contoh :

12

C

karbon

N

Nitrogen

CM

sentimeter

Kg

kilogram

Rp

Rupiah

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang metupakan kepala
karangan ,tabel,ilustrasi
Contoh :
Layar terkambang
Percikan Permenungan
Lembaga Penelitian Universitas Muslim Indonesia
k. Tanda titik tiak dipakai pada akhir penhgiriman surat
Contoh :
Yth.Sdr.H.Ahmad
Jalan Rajawali hmad
2. Tanda Koma(.)
a. Tanda koma diantara unsur dalam pemerian.
Contoh :
Universitas Muslim Indonesia memiliki beberapa Fakultas, antara
lain : Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
didahului dengan kata tetapi dan melainkan.

13

Contoh :
Dia ingin sekali membeli buku-buku, itu tetapi uangnya belum
cukup.
Dia bukan mahasiswa Unhas, melainkan mahasiswa UMI
c. Tanda baca koma dipakai untnuk memisahkan anak kalimat dan
induk kalimat.
Contoh :
karena harta dan uang, orang bisa lupa daratan.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada posisi awal
Contoh :
jadi, masalahnya tidak serumit yang kita bayangkan
e. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seruan, seperti o, ya,
wah, aduh.
Contoh :
aduh, sampai hati engkau memaki-maki pamanmu
f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka
Contoh :
Keraf Goris, 1980. Tata Bahasa Indonesia. Ende-Flores; Nusa
Indah

14

g. Tanda koma digunakan untuk petikan langsung dan bagian lain
Contoh :
“ Semua nasehat ayah akan saya ingat selalu, “ kata Alimuddin.
h. Tanda koma digunakan diantara tempat penerbitan, nama penerbit,
dan tahun penerbitan.
Contoh :
Badudu, J.S. 1983, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia,Bandung, Pustaka
Prima.

i. Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik
Contoh :
Akhmad Hasan, SH
Prof. Dr. Husen Abas, M,A.
3. Tanda Titik koma (;)
a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara
Contoh :
Ombak telah reda ; lautpun tenang ; nelayan pulang kerumah
b. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan setara didalam
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung

15

Contoh :
Para petani giat bekerja ; anak-anak main layang-layang ; ibu-ibu
mempersiapkan makanan dan minuman
4. Tanda Titik Dua
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian pemberian
Contoh :
Dari segi ekonomi , masyarakat didaerah ini terbatas ekonomi
lemah , ekonomi sedang dan ekonomi kuat
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemberian
Contoh :
acara ini akan dilaksanakan pada :
Hari

: Ahad

Tanggal

: 10 Mei 1992

Pukul

: 19.00

Tempat

: Aula UMI

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku percakapan
Contoh :
saudagar : saya mau cari istri , Bu !

16

Perempuan tua : mengapa disini Tuan cari ?
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalua rangkaian atau pemberian
merupakan perangkap yang mengakhiri pernyataan
Contoh :
penduduk desa itu terdiri atas suku jawa, suku btak, suku ambon,
dan suku bali
e. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman,
diantara bab dan ayat yang terdapat dalam kitab suci, atau diantara
judul dan anak judul satu karangan
Contoh :
Surat Yasin : 9
Sarinah, II (1980 )
Sekitar perang kemerdekaan Indonesia : diplomasi atas bertempur
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang
terpisah karena pergantian baris
Contoh :
Universitas Muslim Indonesia merayakan hari ulang tahunnya
yang ke dua puluh lima
b. Tanda hubung dipakai untuk menyambug awalan dengan bagian
kata dibelakangnya, menyambung unsur-unsur kata ulang

17

Contoh :
Kemerah-merahan

Dibolak balikkan

Dipermain-mainkan

Kedua-duanya

c. Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan se- dengan kata
yang mengikutinya yang dimulai dengan huruf kapital, ke dengan
angka, angka dengan-an, dan singkatan huruf kapital dengan
imbuhan
Contoh :
Se-Indonesia Timur

Uang 5000-an

Ulang tahun ke-10

KTP-nya

6. Tanda pisah
a. Kata pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi keterangan atau penjelasan
Contoh :
kemerdekaan bangsa ini-saya yakin akan tercapai-di perjuangkan
dengan jiwa dan rasa bangsa itu
b. Tanda pisah dipkai untuk menegaskan dengan adanya aposisi atau
keterangan lain sehingga kalimat lebih jelas.
Contoh :
diskusi yang singkat hari ini-mengenai fonologi, marfologi,
dansintaksis

muda-mudahan

mengenai kebehasan

memperluas

pengetahuan

kita

18

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggai yang
berarti sampai dengan.
Contoh :
1978-1970

Tanda ellipsis(…..)
1) Tanda elepsis dipakai untuk menggambarkan kalimat
terputus-putus
Contoh :
memang…tiada

perjuangan

yang

tidak

menurut

pengorbanan
2) Tanda ellipsis di pakai untuk menujukkan bahwa suatu
petikan ada bagian yang di hilangkan
Contoh :
dalam kehidupan sehari-hari ,kita harus pandai bergaul…
7. Tanda Tanya (?)
a. Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh :
Sejak kapan ia menjadi mahasiswa UMI?
b. Tanda Tanya dipaki untuk menyatakan kesangsian tentang sesuatu

19

Contoh :
gajinya juta rupiah(?) setiap bulan
8. Tanda Kurung((….))
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh :
Bagaimana perencana sudah selesai menyusun
DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
kegiatan integral pokok pembicaraan.
Contoh :
Sajak Tranggono berjudul “ubud” (nama tempat yang terkeneal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadiranya didalam
teks dapat dihilangkan.
Contoh :
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Bulukumba
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang meninci urutan
keterangan.
Contoh :
Faktor produksi menyangkut masalah(a) alam, (b) tenaga kerja,
dan (c) modal.

20

9. Tanda kurung siku([….])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf,kata,atau kelompok data sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat yang ditulis oleh orang
lain.tanda itu menyatakan

bahwa kesalahan

atau kekurangan

memang terdapat dalam naskah asli.
Contoh :
Sang sapurba men[d]engar bunyi gemirisik
b. Tanda kurung siku mengapit kterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurang.
Contoh :
Persamaan pada kedua proes ini (perbedaanya dibicarakan dalam
bab II [lihat halaman 35-38] tidak di bicrakan) perlu dibentangkan
disini.
10. Tanda petik (“……”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan nakah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
Saya belum siap’, kata Mira, “tunggu sebentar !”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karanga atau bahan yang dipakai
dalam kaliamat.
Contoh :

21

Bacalah “Bola lampu” dalam buku dari suatau masa, dari suatu
tempat
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Contoh :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung.
Contoh :
Kata Tono,”saya juga minta satu.”
e. Tanda baca penutup kalimat ditempatkan bagian belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kaliamat atau bagian kaliamat.
Contoh :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “sihitam”
Catatan : Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup, pada
pasangan tanda tand apetik itu ditulis sama tinggi disebelah atas
garis
11. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a. Tanda petik tunggal mengapit ketika yang tersusun didalam ketikan
Contoh :

22

Tanya Basni,”kudengar bunyi ‘kring kring’tadi” ?
b. Tanda petik tunggal mengapit maka terjamahan, atau penjelasan
kata atau ungkpan asing,(lihat pemakaian tanda kurung)
Contoh :
feed-back,

‘bahikan’

12. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai didalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwin.
Contoh :
No.7/PK/1973
Tahun Anggaran 1999/2000
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh :
Dikirimkan lewat darat/laut.
Harganya Rp 2500/lembar.
13. Tanda Peningkatan atau Aprostrof (‘)
Tanda peningkatan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contoh :

23

Ali’kan kusurati (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba
1 Januari ‘88(‘8=1988)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa Indonesia.
Dilihat dari bentuk-bentuk penyerapannya ada enam macam kata
serapan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penyerapan secara Alamiah
Penyerapan seperti Bentuk Asal
Penyerapan dengan Terjemahan
Penyerapan dengan Perubahan
Penyerapan Akhiran Asing
Pengimbuhan Unsur Serapan

B. Saran
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai
Bahasa

Indonesia.

Walupun,

dalam

komunikasi

sehari-hari

kita

menggunakan bahasa yang tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia
yang benar. Tapi, setidaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang

24

baik dan benar saat berada dalam forum-forum resmi. Kepada para
pengajar,

pendidik,

dan

pembimbing,

diharapkan

dapat

lebih

menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anakanaknya dengan salah satu cara mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.