Keterampilan Interpersonal Pustakawan Ditinjau Dari Persepsi Pemustaka Di Kantor Kearsipan Perpustakaan Dan Dokumentasi Kabanjahe

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri
dengan kata lain tempat mendapatkan pendidikan nonformal, mempunyai tugas
untuk menghimpun, memelihara dan mendayagunakan bahan perpustakaaan
untuk kepentingan masyarakat Indonesia. Salah satu jenis perpustakaan yang
dapat dimanfaatkan dan menyediakan beragam sumber daya informasi yang
disesuaikan dengan keberagaman penggunanya adalah perpustakaan umum.

Menurut Sutarno (2006, 43) :
Perpustakaan umum adalah lembaga pendidikan yang dinyatakan
sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa
membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar
belakang, dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta perbedaan
lainnya.
Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 3) menyatakan bahwa :
Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi
buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan
masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga

yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat
menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan,
kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari
koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan
membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari
perpustakaan tersebut.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan umum merupakan
wadah pengetahuan yang mendukung kepentingan masyarakat umum sebagai
pusat informasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada

5

masyarakat umum tanpa membedakan penggunanya. Dan perpustakaan milik
pemerintah daerah yang berasal dari dana masyarakat dan diperuntukkan untuk
melayani masyarakat sehingga memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
2.1.1 Tugas Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas untuk mencapai maksud dan
tujuan dari perpustakaan tersebut. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan Umum (2000, 5) tugas pokok perpustakaan umum adalah
menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan
pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna
yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.
Sedangkan menurut Sutarno (2006, 37) “Tugas perpustakaan umum
memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi,
pusat sumber belajar, tempat rekreasi penelitian dan sebagai pelestarian koleksi
bahan pustaka yang dimiliki”.
Selain itu, Badan Standardisasi Nasional (SNI 7495, 2009), menyatakan
tugas perpustakaan umum adalah:
a. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak
usia dini;
b. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;
c. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;
d. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota
masyarakat;
e. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik;
f. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi

perpustakaan lain serta berbagai situs Web;
g. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan
Informasi;
h. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca;
i. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;

6

j. Menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui
perpustakaan keliling .
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa sebagai penyedia pelayanan
informasi, perpustakaan umum bertugas untuk mengolah, memelihara, dan
mendayagunakan koleksi bahan pustaka sehingga koleksi dapat bermanfaat
dengan baik bagi masyarakat. Selain itu, perpustakaan umum mempunyai tugas
untuk melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi sehingga
dapat mencerdaskan kehidupan masyarakat pengguna.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan
Bermacam fungsi yang diemban oleh sebuah perpustakaan. Secara khusus,
setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan tujuan yang akan dicapai oleh setiap

perpustakaan tersebut berbeda. Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umum
mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan dengan baik.
Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 6)
fungsi perpustakaan umum adalah:
a. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan
bacaan;
b. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui
pembelian, langganan, tukar-menukar, dan lain-lain;
c. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka;
d. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi;
e. Pendayagunaan koleksi;
f. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang
langsung di perpustakaan maupun yang menggunakan telpon,
faximili dan lain-lain;
g. Pemasyarakatan perpustakaan;
h. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainnya;
j. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka
pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasa.


7

Menurut Yusuf (1996, 23), fungsi perpustakaan umum adalah :
1. Fungsi Informatif
Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum sanggup
menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap
anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi
memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap
anggota masyarakat yang membutuhkannya;
2. Fungsi Edukatif
Segala informasi yang dimiliki perpustakaan umum
dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat yang
memanfaatkannya, termasuk anggota masyarakat yang belum
sempat menggunakannya;
3. Fungsi Rekreatif
Koleksi yang disediakan perpustakaan umum banyak yang berisi
informasi ringan, artinya tidak mendalam seperti halnya pada
perpustakaan-perpustakaan
perguruan

tinggi,
apalagi
perpustakaan khusus. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat
yang dilayani sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan,
pendidikan, maupun usianya sehingga sumber informasi yang
disediakan pun harus disesuaikan dengan keragaman kondisi
masyarakat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas mengenai fungsi perpustakaan umum, dapat
diketahui

bahwa

perpustakaan

umum

berfungsi

menyimpan,


merawat,

mengembangkan dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka serta menjalin
kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi
dan sarana/prasarana untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Fungsi
perpustakaan umum akan terlaksana dengan baik jika perpustakaan umum telah
melakukan tugasnya dengan baik.
2.2 Persepsi
Persepsi bisa diartikan juga dengan anggapan, pemikiran ataupun penilaian
terhadap sesuatu yang dilihat dan dirasakan. Membahas istilah persepsi akan
dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan, antara
lain:

8

Pengertian persepsi yang dinyatakan dalam buku Depdiknas (2003), yaitu:
Persepsi dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang terhadap
suatu objek dan situasi lingkunganya. Dengan kata lain, tingkah
laku seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsinya.
“Persepsi adalah kesan seseorang terhadap objek persepsi tertentu

yang dipengaruhi faktor internal, yakni perilaku yang berada di
bawah kendali pribadi dan faktor eksternal, yakni perilaku yang
dipengaruhi oleh situasi di luarnya.
Menurut Walgito (2002, 69) pengertian persepsi adalah:

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu
saja melainkanstimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi.
Hal senada juga disampaikan oleh Suwarno (2009, 52) persepsi dapat
didefenisikan, sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan
mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan
seseorang. Sedangkan Rakhmat (2003, 51) menyatakan bahwa persepsi adalah
pengamatan tentang objek periwisata atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi juga
memberikan makna pada sensori stimuli.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui persepsi merupakan suatu
penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal yang dapat menentukan tindakan dari orang yang

bersangkutan. Penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek ataupun
informasi yang diterima melalui panca inderanya.
2.2.1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang

9

yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang
yang dilihatnya. Perbedaan ini ditentukan bukan hanya pada stimulusnya sendiri,
tetapi juga pada latar belakang keadaan stimulus itu (Mahmud 1990, 41).
Latar belakang yang dimaksud mencakup pengalaman-pengalaman
sensoris, perasaan saat terjadinya suatu peristiwa, prasangka, keinginan, sikap,
dan tujuan. Menurut Pareek seperti dikutip oleh Arisandy (2004, 26) terdapat
empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi, antara lain:
1. Perhatian
Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian.

Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita
tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya
tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita;
2. Kebutuhan
Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik
itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan sesaat;
3. Kesediaan
Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang
muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang
diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang
tersebut telah siap terlebih dulu;
4. Sistem nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat
akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
Menurut Miftah Toha (2004, 154) faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang adalah sebagai berikut :
a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,
prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar,
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga

minat, dan motivasi;
b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang
diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar
atau ketidakasingan satu objek.

10

Sedangkan menurut Arikunto (2002, 19), menyatakan bahwa persepsi
dipengaruhi faktor-faktor yaitu :

a. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang
yang mempersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat
menyenangkan bagi seseorang;
b. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu,
seperti taraf kecerdasan, minat, emosional dan lain sebagainya;
c. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di
lingkungannya dapat memberikan arah kesuatu tingkah laku;
d. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku kultural
(kebiasaan)
e. Faktor eksternal dan internal.

Sementara Menurut Walgito (2004, 70) faktor-faktor yang berperan dalam
persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor;
b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima
stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai
alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat
untuk mengadakan respons diperlukan motoris yang dapat
membentuk persepsi seseorang;
c. Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian
merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang
dipengaruhioleh banyak faktor dan faktor-faktor tersebut yang membuat persepsi
setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Yang mampu

11

mempengaruhi persepsi seseorang yaitu faktor internal yang berasal dari diri
sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari objek yang diperhatikan. Persepsi
seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau
kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri
pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian,
perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.
2.2.2

Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo (2004, 98) yang dikutip oleh Walgito syarat-syarat

terjadinya persepsi adalah (a) adanya objek yang dipersepsi; (b) adanya perhatian
yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
persepsi; (c) Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus; (d)
Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian
sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.2.3 Proses Persepsi
Adapun proses pembentukan persepsi menurut Walgito (2002, 71)
diuraikan sebagai berikut:
Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera
atau reseptor, perlu dikemukakan antara objek dan stimulus itu
menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek
langsung mengenai kulit sehingga akan terasa tekanan tersebut.
Proses stimulus mengenai alat indera ditreuskan oleh syaraf
sensoris ke otak proses ini disebut sebagai proses psiologis.
Kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran
sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang
didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi diotak atau
dalam pusat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Dengan
demikian dapat dikemukakan terakhir dari proses persepsi ialah
individu menyadari tentang misalnya : apa yang dilihat, apa yang
didengardan apa yang diraba yaitu stimulus yang ditrima oleh alat

12

indera, proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dapat
diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Widyatun (2004, 111) “bahwa
proses terjadinya persepsi adalah karena objek/stimulus yang merangsang untuk
ditangkap oleh panca indera objek tersebut menjadi panca indera, kemudian objek
stimulus tadi dibawa ke otak terjadi adanya respon atau stimulus berupak kesan
atu respon dibalikan lagi ke indera menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau
hasil kerja indera berupa pengalaman dari hasil kerja otak”.
Menurut Toha (2004, 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada
beberapa tahapan, yaitu:
a. Stimulus atau Rangsangan
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada
suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya;
b. Registrasi
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah
mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat
seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya.
Seseorang dapat mendengarkanatau melihat informasi yang
terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang
terkirim kepadanya tersebut;
c. Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang
sangatpenting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus
yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada
cara pendalaman, motivasi,dan kepribadian seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses
pembentukan suatu persepsi melewati beberapa proses seperti penglihatan,
pendengaran dan perabaan melalui alat indera terhadap objek yang dijadikan
perhatian. Suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan
yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu
dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya dalam beberapa

13

tahapan, yaitu stimulus atau rangsangan, registrasi, dan interpretasi. Proses suatu
persepsi dibutuhkan suatu rangsangan yang diterima oleh indera dan kemudian
akan diterjemahkan oleh otak dan akan menghasilkan suatu persepi bergantung
pada cara pendalaman dan kepribadian seseorang.

2.3 Pemustaka
Istilah pemustaka baru digunakan dan dipakai setelah disahkannya UU No.
43 tahun 2007. Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan pemustaka
adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat,
atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Jadi, dapat
disimpulkan, bahwa pengertian dari pemustaka adalah, orang yang memanfaatkan
jasa layanan yang telah disediakan di perpustakaan.
Pemustaka adalah orang atau badan yang menggunakan perpustakaan.
Hermawan dan Zulfikar (2006) membagi pemustaka Perpustakaan menjadi
lima kelompok, yaitu:
a. Anggota. Pemustaka adalah mereka yang telah menjadi anggota
perpustakaan;
b. Pembaca. Orang yang membaca berbagai jenis bahan pustaka
yang tersedia di perpustakaan;
c. Pelanggan. Dalam hal ini, perpustakaan menganggap pemustaka
sebagai pelanggan yang ahrus dilayani;
d. Klien. Dalam hal ini, hubungan perpustakaan dengan pemustaka
sudah seperti hubungan pengacara (ahli hukum) dengan orang
yang dibelanya. Posisi pustakawan sudah sebagai penasehat;
e. Patron. Pada dasarnya patron ini lebih kepada orang-orang yang
peduli dan ikut menyeponsori perpustakaan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pemustaka
adalah pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat
atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

14

2.3.1

Jenis Pemustaka
Pengunjung, anggota dan pemakai perpustakaan berasal dari latar belakang

yang berbeda-beda. Menurut Suwarno (2009, 80) kriteria pemustaka dapat dibagi
menjadi dua kriteria yaitu (a) kriteria objektif seperti kategori sosio-profesional,
bidang spesialisasi, sifat kegiatan yang menyebabkan perlunya informasi, dan
alasan menggunakan system informasi; (b) kriteria sosial dan psikologis seperti
sikap dan nilai menyangkut informasi pada umumnya dan hubungannya dengan
unit informal pada khususnya; sebab dan alasan yang berkaitan dengan prilaku
mencari informasi dan komunikasi, prilaku sosial serta profesional pemustaka.
Bedasarkan kriteria yang telah dibahas sebelumnya, maka pemustaka
dapat dibagai atas beberapa jenis seperti (a) pemustaka yang belum terlibat dalam
kehidupan aktif seperti pelajar dan mahasiswa; (b) pemustaka yang mempunyai
pekerjaan, informasi yang diinginkan merupakan informasi yang berkaitan dengan
pekerjaan mereka. Perpustakaan perlu mengetahui beberapa karakteristik
Pemustaka

terutama

dalam

menunjang

aktivitasnya.

Penna

mengungkapkan karakteristik tersebut adalah :

a. Individual or group yaitu apakah Pemustaka datang ke
perpustakaan sebagai individu atau sebagai suatu kelompok;
b. Place of learning, yaitu tempat yang biasa digunakan
oleh Pemustaka untuk membaca buku atau belajar;
c. Social situation, yaitu aspek sosial dari Pemustaka;
d. Leisure or necessity factor, yaitu apakah Pemustaka berkunjung
ke perpustakaan untuk sekedar mengisi waktu luang atau karena
dia membutuhkan buku atau informasi tertentu;
e. Subject of study, yaitu bidang apa yang sedang didalami
Pemustaka. Apakah dia sedang menulis mengenai suatu subjek
tertentu yang sangat khusus, atau sedikit lebih luas;
f. Level of study, yaitu tingkat pendidikan Pemustaka. Kebutuhan
mahasiswa S1 tentu berbeda dengan kebutuhan mahasiswa
tingkat S2 atau S3;

15

(1988)

g. Motivation, yaitu sejauh mana keinginan dan antusiasme
Pemustaka dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.
Sulistyo - Basuki (2004, 399) mengkategorikan pengguna informasiilmiah
menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan
eksperimental dalam ilmu - ilmu dasar;
b. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak
dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas
operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri;
c. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi
nasional.
Menurut Ajick (2010) ada berbagai sifat dan karakter Pemustaka yang
perlu dipahami agar pustakawan dapat menghadapinya dengan baik. Berikut ini
beberapa karakter dan cara menghadapi Pemustaka:

a. Pendiam dapat dihadapi dengan penyambutan secara ramah
untuk menarik perhatiannya;
b. Tidak sabar, dapat mengemukakan bantuan kita secara maksimal
dan secepat mungkin;
c. Banyak bicara dengan menawarkan bantuan dan mengalihkan
perhatian pada hal-hal yang ditawarkan dengan penjelasannya;
d. Banyak permintaan, dengarkan dan segera penuhi permintaannya
serta minta maaf dan memberi alternative lain apabila
permintaan tidak tersedia;
e. Peragu, dengan memberi kepercayaan, tenang, dan tidak
memberikan banyak pilihan namun mengikuti seleranya;
f. Senang membantah harus dihadapi dengan tenang, dan jangan
pernah terpancing untuk berdebat;
g. Lugu dihadapi dengan menerima apa adanya, menanyakan
keperluannya dan melayani berdasarkan permintaan;
h. Siap mental, dihadapi dengan membiarkannya memilih yang
dikehendaki, tanpa banyak bertanya, memuji pemakai dan
ucapkan terima kasih atas kunjungannya;
i. Yang curiga dihadapi dengan memberikan jaminan yang baik
dan jangan tunjukkan sikap seolah-olah petugas lebih unggul;
j. Yang sombong dihadapi dengan tenang, sabar menghadapi
sikapnya dan tidak terlalu serius, serta berikan kesan bahwa
pengguna tersebut perlu dihormati.

16

Kepuasan Pemustaka, (user satufi cation) adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapannya. Menurut Lasa (2009, 155) kepuasan pemustaka dipengaruhi oleh (a)
kinerja pelayanan; (b) respon terhadap keinginan pemustaka; (c) kompetensi
petugas; (d) pengaksesan mudah, murah, tepat dan cepat; (e) kualitas koleksi; (f)
kesediaan alat temu kembali; (g) waktu layanan.
Dari defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pemustaka
adalah

penilaian

orang/kelompok/lembaga

yang

menggunakan

atau

memanfaatkan perpustakaan, tentang pustaka/informasi atau jasa sebagai hasil
perbandingan antara prestasi yang dirasakan dan diharapkan melalui pernyataan
emosional terhadap evaluasi pada pengalaman konsumsi.

2.4

Pustakawan
Pustakawan dapat diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau

profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Pelayanan dalam
perpustakaan adalah merupakan ujung tombak suksesnya sebuah perpustakaan.
Oleh sebab itu, perpustakaan harus dapat memberikan layanan yang baik bagi
penggunanya. Agar dapat memberikan layanan yang baik sesuai dengan
fungsinya, perpustakaan memerlukan tenaga yang memadai baik dari jumlah dan
kualitas yang harus dimilikinya. Jumlah dan kualitas dari tenaga pustakawan yang
bekerja di lingkungan perpustakaan sangat bergantung dari jenis perpustakaan.
Menurut

pendapat

Hermawan

(2006:

45)

menyatakan

bahwa,

”pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan
jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga

17

induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan”.
Sedangkan dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2007 Tentang Perpustakaan, dinyatakan bahwa ”Pustakawan adalah seseorang
yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan”.
Selain pendapat di atas, Soeatminah (1992, 161) menyatakan bahwa:
Pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang berijazah di bidang perpustakaan,
dokumentasi, dan informasi, yang diberi tugas secara penuh oleh penjabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit –
unit perpustakaan instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Dalam Undang-undang R.I No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal
1 ayat 8 menjelaskan bahwa pustakawan adalah seseorang yang memiliki
kompetensi

yang

diperoleh

melalui

pendidikan

dan/atau

pelatihan

kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa seorang pustakawan harus memiliki kompetensi dan pengetahuan
dalam melaksanakan tugasnya. Seorang pustakawan juga harus memenuhi
persyaratan sebagai pustakawan yang ideal.
Uraian di atas menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan mempunyai tugas untuk
melakukan tugas kepustakawanan di perpustakaan.Adapun persyaratan yang

18

dibutuhkan bagi pustakawan dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan
Umum (1992, 94) adalah sebagai berikut:
a. Ramah dan menarik sehingga pengunjung betah di perpustakaan;
b. Aktif dan selalu membantu memenuhi kebutuhan pengunjung;
c. Selalu menambah pengetahuan agar lebih mudah dalam
memberikan layanan;
d. Kreatif dan dinamis dengan selalu mencari upaya untuk
memberikan layanan;
e. Dapat melakukan penelitian sederhana untuk meningkatkan
layanan misalnya meneliti buku-buku yang disukai pengunjung
dan lain-lain.
f. Dapat mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pengunjung
tehadap bahan pustaka;
g. Dapat melakukan berbagai metode layanan seperti cara bercerita,
mengoperasikan proyektor film, slide, filmstrip dan lain-lain;
h. Bekerjasama sesama petugas layanan sehingga bagian layanan
semakin menarik bagi pengunjung perpustakaan umum;
i. Dapat mengembangkan teknik layanan dengan saling belajar dan
saling tukar pengalaman sesama petugas layanan;
j. Dapat melakukan kerjasama antar perpustakaan, khususnya antar
petugas bagian layanan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan tidak
hanya memiliki kompetensi di bidang perpustakaan tetapi juga harus memenuhi
persyaratan yang ideal sebagai pustakawan. Oleh karena itu, sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi pengguna berkunjung ke perpustakaan maka
pustakawan harus memiliki kriteria tersebut agar pengguna senantiasa berkunjung
dan merasa betah di perpustakaan.
2.4.1 Peran Pustakawan
Peranan pustakawan dalam melayani penggunanya, sangat beragam.
Misalnya pada lembaga pendidikan seperti di Perpustakaan Sekolah, di samping
berperan sebagai pustakawan dapat berperan sebagai guru. Di Perguruan tinggi
dapat pula berperan sebagai dosen atau peneliti. Di Perpustakaan Khusus, di

19

samping sebagai pustakawan, dapat pula menjadi peneliti. Dalam banyak hal
pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda).
Menurut Yusuf (1996: 24) mengemukakan bahwa:
Peran pustakawan perpustakaan umum adalah menyeleksi bahan
pustaka agar sesuai dengan kebutuhan dan kemutakhiran informasi.
Pustakawan harus rajin mengikuti berita – berita bahwa pustaka
melalui mass media surat kabar, majalah, radio, dan televisi dan
lain – lain.
Peran seorang pustakawan selama ini ialah membantu pengguna untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengarahkan agar pencarian informasi dapat
efisien, efektif, tepat sasaran, tepat waktu. Dengan perkembangan teknologi
inforamsi maka peran pustakawan lebih ditingkatkan sehingga dapat berfungsi
sebagai mitra bagi para pencari informasi.
Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006, 57) peran pustakawan adalah
sebagai berikut:
a. Edukator
Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan
tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik. Sebagai
pendidik ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu
mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah
mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah
membina dan mengembangkan keterampilan;
b. Manager
Pada hakikatnya pustakawan adalah ”manager informasi”yang
mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi
pada sisi lain;
c. Administrator
Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun,
melaksanakan, dan mengevaluasi program perpustakaan, serta
dapat melakukan analisis atas hasil yang dicapai, kemudian
melakukan upaya – upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang
lebih baik;
d. Supervisor
Sebagai supervisor pustakawan harus; (a) dapat melaksanakan
pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan
dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat
menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja, dan
kebersamaan; (b) dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan

20

keterampilan, baik rekan – rekan sejawat maupun masyarakat
pengguna yang dilayani; (c) mempunyai wawasan yang luas,
pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan –
hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam
melaksanakan tugasnya; dan (d). mampu berkoordinasi, baik
dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya
dalam menyelesaikan kinerja unit organisasinya.
Sedangkan Abbas dalam Kusumah (2001 : 1) mengemukakan peran
pustakawan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu;
Pustakawan sebagai pengajar;
Pustakawan sebagai manajer knowledge;
Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber
informasi;
Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan
informasi;
Pustakawan sebagai komunitas partner;
Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi;
Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber
teknologi;
Pustakawan sebagai teknisi;
Pustakawan sebagai konsultan informasi.

Uraian di atas mengemukkan bahwa pustakawan berperan sebagai
pendidik manager, administrator, supervisor dalam melaksanakan pembinaan dan
meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan kinerja perpustakaan.
2.4.2

Tugas Pokok Pustakawan
Pustakawan merupakan salah satu sumber daya yang menggerakkan

sumber-sumber lain dalam organisasi perpustakaan yang menungkinkan
perpustakaan dapat berperan secara optimal di dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya. Oleh karena itu tuntutan kualitas dan profesionalisme pustakawan
mutlak diperlukan. Di samping itu untuk memperlancar mekanisme pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi perpustakaan dengan memadai, perlu didukung oleh tata
laksana dan struktur organisasi dengan format yang tepat sesuai dengan ciri dan
lingkup subyek yang dilayani oleh perpustakaan yang bersangkutan.

21

Menurut Ahmad, (2011) tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang
pustakawan di perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan bahan pustaka;
b. Pengolahan dan pengelolaan sumber informasi;
c. Pendayagunaan dan pemasyarakatan informasi (karya cetak,
karya rekam, dan multi media);
d. Pengkajian untuk pengembangan perpustakaan, dokumentasi,
dan informasi;
e. Pengembangan profesi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas pustakawan tidak hanya duduk
diam di perpustakaan saja, pustakawan dapat mengerjakan tugas-tugas
kepustakawanan seperti menulis buku, membuat terjemahan, membuat atau
menyampaikan makalah, melakukan penyuluhan, menyusun abstrak, dan
sebagainya. Tugas-tugas tersebut dapat dilakukan pustakawan baik secara mandiri
maupun kelompok.
2.4.3

Penampilan Pustakawan
Dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan dan

informasi, pustakawan harus memperhatikan penampilan pribadinya. Dengan
penampilan pribadi yang anggun, pelayanan akan berlangsung dengan baik dalam
suasana yang menyenangkan.
Menurut Soetimah (1992) penampilan pustakawan dalam memberikan
pelayanan yaitu :
1. Wajar
Pustakawan harus mampu tampil atau bersahaja, sehingga dapat
diterima oleh siapapun, baik atasan, rekan sejawat maupun
masyarakat pada umumnya. Pustakawan tidak boleh tinggi hati.
Tampil wajar, artinya tampil bersahaja, tidak over ekting, tidak
lebih atau tidak kurang. Wajar harus terlihat dalam tingkah laku,
berpakaian, berucap dan bertutur kata sesuai dengan normanorma dan nilai-nilai yang berlaku dalam lingkungannya;
2. Jujur
Kejujuran adalah sikap mental yang positif yang perlu
dikembangkan untuk menjaga kredibilitas seseorang. Kejujuran
merupakan sendi utama dalam pergaulan manusia. Kejujuran

22

akan menumbuhkan kepercayaan dari orang lain, baik dari
atasan, rekan maupun pengguna, kejujuran dapat menjaga citra
diri seseorang. Kejujuran mengakui kelebihan dan kelemahan
diri sendiri dan orang lain adalah sikap profesional;
3. Berpakaian Sopan
Pustakawan harus tahu etika berpakaian, pustakawan dalam
melaksanakan tugasnya harus berpakaian sopan. Berpakaian
sopan artinya bagi wanita pakaianya bersih, rapi tidak boleh
terlihat auratnya;
4. Tampil Tenang
Pustakawan harus bisa tampil tenang, tidak gugup, ketika
melihat banyak pengunjung perpustakaan yang harus dilayani.
Jangan terburu-buru agar pelayanan tidak menjadi berantakan
dan tidak memuaskan;
5. Murah Senyum
Pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus tampil ceria
dan senyum, sehingga menunjukkan pribadi yang optimis dan
profesional;
6. Bertutur Kata Baik
Pustakawan harus bisa bertutur kata baik. Keterampilan bertutur
kata baik tidak datang dengan sendirinya, tetapin perlu belajar,
latihan, dan perlu pengalaman. Semakin sering dilatih akan
semakin pandai bertutur kata baik. Bertutur kata yang baik harus
dilakukan kepada siapa saja. Pustakawan yang mampu bertutur
kata yang baik menunjukkan bahwa ia adalah pustakawan
profesional;
7. Pandai Bergaul
Pustakawan harus pandai bergaul, baik dengan rekan, atasan
maupun pengguna. Karena pustakawan dalam menjalankan
tugasnya selalu berhubungan dan berinteraksi dengan manusia.
Pergaulan mempunyai etika, oleh karena itu pustakawan alam
pergaulannya harus berpegang pada etika pergaulan.
2.5 Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal sebagai kemampuan seseorang secara efektif
untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti
pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu
tim. Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain,
kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non
verbal.

23

Menurut Rakhmat (2001,37) keterampilan interpersonal dapat mencakup
beberapa hal seperti: (a) kemampuan, kesanggupan, kepandaian seseorang dalam
mengerjakan sesuatu terutama berkomunikasi; (b) memiliki konsep diri dan
kepribadian yang kuat; (c) meningkatkan potensi diri di bidangnya; (d) mengasah
diri dan mengubah kemampuan berkomunikasi; (e) berpenampilan menarik dan
menyenangkan; (f) meningkatkan human relation dalam kehidupan bermasyarakat
dan organisasi; (g) meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat
bekerjasama dalam team.
Menurut Agustini (2005, 26) Good interpersonal skill merupakan kunci
sukses dalam pekerjaan apapun. Pada situasi pekerjaan di mana melibatkan
banyak kontak dengan orang lain, seperti yang telah terjadi di perpustakaan maka
kemampuan berkomunikasi dengan baik akan berpengaruh pada hasil pekerjaan
mereka. Kemampuan ini tidak saja menuntut keterampilan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi secara efektif tapi juga keterampilan membangun hubungan yang
baik dengan individu lain. Dengan keterampilan ini seseorang pustakawan
diharapkan dapat membangun dan menanamkan image positif seperti yang
diinginkan karena dia tahu bagaimana memberikan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan, keinginan dan karakter pengguna. Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan: (a)customer care; (b) penampilan staf; (c) penggunaan tata
cara yang tepat; (d) menciptakan hubungan baik dengan pengguna.
Menurut Robins (2013) “keterampilan interpersonal adalah sebagai
kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun
dengan rekan kerja, untuk mengenali dan merspon secara layak perasaaan, sikap
dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain”. Bagaimana seseorang mampu

24

membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia
atau orang lain.
Menurut Islahulben (2013,2) Adapun beberapa keterampilan dalam
keterampilan interpersonal yaitu:
1. Keterampilan mendengarkan (listening)
Salah satu dari komponen proses komunikasi adalah bagian
menerima pesan salah satunya ialah mendengarkan,
mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat
pendengaran (telinga), tetapi memiliki artiyang lebih luas dengan
penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ada empat
alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan:
a. Untuk memahami dan memperoleh informasi
Orang yang menguasai informasi memiliki kesempatan besar
untuk sukses, baik secara pribadi maupun konteks
profesional, sebab di era sekarang mengusai informasi berarti
menguasai sumber daya.Memahami perintah, memahami
pesan dan memahami kebutuhan orang lain, menggali lebih
banyak informasi sangat dibutuhkan sebagai modal agar
dapat berkomunikasi serta menjadi kemampuan utama untuk
dapat berhasil dalam setiap pekerjaan.
b. Analisis terhadap kualitas informasi
Kemampuan seseorang untuk dapat menganalisis informasi
sangat dibutuhkan agar bertindak dengan tepat.
Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak
akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima,
kelengkapan data dan kemampuan mengolah informasi,
sehingga simpulan atau analisis terhadap suatu kondisi atau
keadaan dapat diambil.
c. Membangun dan memelihara hubungan
Alasan untuk mendengar adalah alasan untuk melakukan
komunikasi secara efektif. Banyak survey telah
membuktikan bahwa orang yang memiliki kemampuan untuk
mendengar dengan efektif memiliki hubungan yang lebih
baik dengan sesamanya, sebaliknya mereka yang kurang
mampu untuk mendengarkan akan memperburuk hubungan
atau tidak dapat membangun hubungan yang lebih baik
dengan sesamanya.
d. Menolong orang lain
Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat
memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong
orang lain. Pada saat seseorang mau mendengarkan dan
memberikan perhatian yang tulus serta serius kepada
permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar
masalah kita telah dapat ditolong atau minimal dapat

25

memberikan pola atau persfektif yang baru tentang
permasalahan yang kita hadapi;
2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik)
Umpan balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan
kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui
dampak perilakunya terhadap anda dan orang lain;
3. Keterampilan persuading (membujuk)
Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang
dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar
pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang;
4. Keterampilan resolving conflict adalah kemampuan untuk
mengatasi konflik dengan orang lain.
Resolving Conflict (kemampuan untuk mengatasi konflik dengan
orang lain) adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang
dengan tujuan menjadi penengah atau pemberi nasehat agar
masalah yang sedang terjadi bisa dapat terselesaikan.
Dalam skema hidup bersama ini muncul kebutuhan untuk memahami
kebutuhan manusia lain, maka ada banyak hal yang harus kita kuasai dalam
keterampilan interpersonal yang dikutip oleh Lifakura (2013) antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Bagaimana kita mengenali diri kita sendiri;
Bagaimana kita mengenal dan memahami orang lain;
Bagaimana kita dapat mengekspresikandiri kita terhadap orang lain;
Bagaimana kita memberikan dan menerima masukan;
Bagaimana kita mendengarkan pembicaraan dengan orang lain;
Bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain;
Bagaimana menjadi anggota sebuah tim, kelompok/ grup.

Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pekerjaan
menuntut pustakawan banyak berinteraksi, berkomunikasi dan membangun
hubungan baik dengan pengguna. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki
interpersonal skill yang baik agar dapat diterima oleh penggunanya. Seseorang
tidak saja dilihat dari apa yang disampaikan tapi juga bagaimana cara
menyampaikan serta keadaan ketika proses penyampaian terjadi.

26

2.5.1 Manfaat Keterampilan Interpersonal
Interpersonal skill merupakan sebuah proses dimulai dari berkomunikasi
dengan diri sendiri, mengenali pola pikir masing-masing, dan menyadari kekuatan
perubahan. Interpersonal skill mutlak dimiliki oleh seorang manajer jika ingin
sukses melakukan hubungan interpersonal. Untuk membangun interpersonal skill
kita harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri. Sekilas memang tampak mudah,
tapi kenyataan tidak demikian. Kita harus waspada atas kecenderungan karena
kecenderungan dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Kita juga harus
mengenali kekuatan dan kelemahan diri.
Menurut Lifakura (2013) Adapun manfaat keterampilan interpersonal
antara lain:
a. Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat
dan organisasi;
b. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerja
sama dalam team;
c. Keterampilan Interpersonal bukan merupakan bagian dari
karakter kepribadian yang bersifat bawaan, merupakan
keterampilan yang bisa dipelajari;
d. Keterampilan Interpersonal yang baik dapat dibangun dari
kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang
asertif dan efektif.

Untuk melakukan penilaian tentang kemampuan interpersonal, kita dapat
melakukannya sendiri (self assessment) atau dapat meminta ornag lain untuk
menilai kita berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan interpersonal kita.
Penilaian ini sangat subjektif karena sangat beragantung pada persepsi orang
terhadap kita, atau juga persepsi kita sendiri terhadap kita. Dapat terjadi, pendapat
teman kita akan berbeda dengan kita. Namun demikian, apapun penilaian orang

27

atau diri kita terhadap diri kita, kita dapat menggunakan bahan ini untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan interpersonal kita.
Adapun manfaat keterampilan interpersonal dalam dunia kerja menurut
Meyovy (2013) antara lain:
a. Beberapa ciri utama yakni orang yang mudah merebut peluang;
b. Punya ketajaman intuisi karena seiring melihat ke dalam dirinya
(intuitif);
c. Punya skill berkomunikasi dengan orang lain untuk memperluas
jaringan kerja (komunikatif);
d. Punya motivasi dan gairah untuk yang kuat untuk maju;
e. Punya kecakapan menggunakan dalam bakat yang dimiliki
(talented);
f. Bisa mengolah apa yang lama menjadi baru atau menemukan
sesuatu yang baru, different and differently’(creative);
g. Inisiatif, kaya prakasa tentang kemajuan;
h. Punya kesadaran bertanggung jawab yang lebih besar untuk
memperbaiki dirinya (sense of responsibility).

2.5.2

Peningkatan Keterampilan Interpersonal
Penting sekali untuk kita mengembangkan interpersonal skill karena

interpersonal skill dapat terlihat dari bagaimana kita berkomunikasi, memotivasi,
memimpin, bernegosiasi, dan berprestasi dan juga interpersonal skill dalam diri
mempengaruhi kinerja.
Menurut Santrianti (2013) Ada beberapa cara dalam mengembangkan
keterampilan interpersonal seseorang antara lain:
a. Smile. Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang
selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi
seseorang yang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja
anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan
mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang
anda pancarkan akan menarik yang lain kepada anda;

28

b. Jadilah apresiatif. Carilah satu hal positif tentang setiap orang
yang anda bekerja sama dan biarlah mereka mendengarnya.
Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang
mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang
menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika
mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika anda
membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai,
mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda;
c. Perhatikanlah orang lain. Cermatilah apa yang sedang terjadi
dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia
mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasisituasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye
contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan
yang lain akan opini-opini mereka;
d. Latihlah mendengarkan dengan aktif. Untuk mendengarkan
dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda
memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan
orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda
sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda
mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan
dan mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service.
Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa
anda benar-benar mendengarkan dengan apa yang telah mereka
katakan;
e. Bawalah kebersamaan. Ciptakanlah lingkungan yang mengajak
orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang
dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari
berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak
lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda
membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda
telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai
seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda;
f. Tangani konflik-konflik. Ambillah sebuah langkah mudah untuk
membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang menangani
konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi
mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang bercekcok mengenai permasalahan personal atau professional,
aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi
perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda
akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar
anda;

29

g. Berkomunikasi dengan jelas. Perhatikanlah apa yang anda
katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang
komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian
dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat
anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan
intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda.
Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran
anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan katakata ataupun opini anda;
h. Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun
pandai. Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang
yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor
anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan
menghimpun perhatian orang;
i. Lihatlah dari sisi mereka. Empati berarti menjadi mampu untuk
menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa
yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan responrespon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap
berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri; orang-orang
yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi
sulit untuk ber-empati dengan orang lain;
j. Janganlah mengeluh. Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan
seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus
mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku
harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata
keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda
dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada
semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan
mendapatkan reputasi buruk.
Sedangkan menurut Ronald (2013) dalam mengembangkan keterampilan
interpersonal seseorang antara lain sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi
Melihat kembali pada kehidupan Anda, mungkin ada saat-saat
ketika konflik menyebabkan perpisahan hubungan atau
miskomunikasi yang menyebabkan hilangnya kesempatan.
Mengidentifikasi pengalaman ini membantu dalam penentuan
tujuan interpersonal. Anda mungkin dapat memutuskan untuk
menjadi pendengar yang lebih baik, atau anda dapat belajar
mengekspresikanperasaan anda dengan lebih jelas dan
jujur.Fokus pada membangun hubungan yang harmonis. Jika

30

b.

c.

d.

e.

f.

g.

hubungan pribadi Anda berumur pendek atau hubungan kerja
yang dingin dan jauh, berkonsentrasi pada kualitas yang
diperlukan untuk hubunganyangsehat kepada sesama manusia;
Praktek empati
Menempatkan diri pada posisi orang lain memungkinkan Anda
untuk melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Ketika orang
merasa dipahami, mereka cenderung kurang agresif,
menyebabkan
pemahaman
yang
lebih
besar
dan
persatuan.Bersifat inklusif. Di rumah, tempat kerja, pertemuan
masyarakat atau kegiatan sosial, praktek membantu orang untuk
merasa dilibatkan. Hindari perilaku yang mengecualikan orang
lain atau membuat mereka merasa seperti orang luar;
Praktek keadilan
Jika anda cenderung untuk mengambil lebih dari yang Anda
berikan dalam hubungan, cobalah untuk menjadi lebih murah
hati. Sebagai contoh, jika seorang teman atau pasangan selalu
menemani anda ke acara yang Anda nikmati, membalas dengan
melakukanhal yang sama untuk mereka;
Berkomunikasi dengan jelas dan hati-hati
Keterampilan komunikasi yang kuat melibatkan mendengarkan
dengan seksama dan mengekspresikan diri dengan jelas secara
pribadi, melalui telepon dan komunikasi tertulis. Dengarkan
baik-baik,
Banyak
konflik
timbul
darikesalahpahaman.Mendengarkan orang lain membantu untuk
menjernihkan miskomunikasi. Sebagai orang yang berbicara,
fokus pada kata-kata mereka, nada suara dan bahasa tubuh untuk
mengumpulkan pesan sejati;
Periksa etikapribadi
Orang-orang cenderung percaya mereka yang sadar diri dan yang
tidak menyalahgunakan kekuasaan mereka. Praktek integritas
dalam hubungan Anda dengan memeriksa dampak dari perilaku
dan keputusan pada orang lain;
Menjadi pemain tim
Ketika bekerja dengan orang lain, terlibat dalam memberi dan
menerima yang melibatkan kolaborasi dan kompromi. Periksa
kecenderungan untuk mendominasi situasi atau mengkritik orang
lain. Pujilah orang lain untuk pekerjaan dilakukan dengan baik
dan terbuka untuk menerima pujian;
Menyelesaikan konflik
Konflik adalah bagian alami dan tak terhindarkan dari
kehidupan. Perbedaan pendapat, perspektif dan ide-ide dapat
memperkaya. Ketika pendapat bentrokan, mencoba untuk
memahami sudut pandang orang dan menghindari pemikiran
hitam dan putih. Dalam kebanyakan kasus, menyelesaikan
konflik melibatkan ekspresijujur dan menghormati perasaan.
Dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk melepaskan
keterikatan terhadap isu-isu penting.

31

Keterampilan interpersonal akan mendorong peningkatan kinerja seorang
profesional, di bagian apapun tempatnya atau posisi apapun yang dipegangnya.
Kemampuan dalam membina hubungan interpersonal akan memudahkan
penyelesaian tugas sehari-hari mau