Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar pada Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalm memahami masalah yang
diteliti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan
proporsisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sintematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37). Kerangka teori
adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang halhal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah
yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2009:92).
Untuk memudahkan penulisan dalam rangka penyusuna penelitian ini,
maka dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berfikir penelitian dan
menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian, teori perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (Sugiono, 2005:55).
2.1.
Teori Kebijakan Bisnis
Keberhasilan dan kesinambungan bisnis diperlukan agar manfaatnya dapat
optimal bagi para stakeholder seperti pemilik, pekerja, konsumen, pemerintah
maupun masyarakat. Kebijakan berasal dari kata bijak, yang berarti punya
pandangan luas dan jauh ke depan. Sehinga dapat didefinisikan sebagai langkah
Universitas Sumatera Utara
dan tindakan untuk mencapai keinginan masa depan, yang dituangkan dalam
bentuk ketetapan atau keputusan sebagai pedoman dari kegiatan yang
dilaksanakan.
Kebijakan bisnis dapat didefinisikan dengan ketetapan atau keputusan
manajemen untuk mencapai tujuan masa depan perusahaan yang merupakan
pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis.
Istilah Kebijakan Bisnis sering dikaitkan dengan istilah Strategi Bisnis.
Suatu kebijakan memang menyangkut pemikiran yang bersifat strategis yang
membawa dampak secara menyeluruh bagi aktivitas organisasi. Di samping
bersifat menyeluruh, interval waktu dari dampak tersebut juga bersifat jangka
panjang.
2.1.1. Tujuan Kebijakan Bisnis
1. Melindungi usaha kecil dan menengah.
Kebijakan bisnis dibuat untuk melindungi usaha kecil dan menengah,
karena mayoritas bisnis di Negara kita ini didominasi oleh usaha-usaha menengah
ke atas. Kebijakan ini berguna untuk mencegah usaha kecil tersingkir dan tidak
mempunyai lahan atau wilayah berusaha. Padahal justru usaha kecil ini yang perlu
dikembangkan sehingga dapat menjadi lebih besar dan mempunyai daya saing.
2. Melindungi lingkungan hidup sekitarnya.
Melakukan bisnis atau usaha memiliki aturan, dan itu diharuskan. Aturan
tersebut antara lain adalah tujuannya untuk tidak merusak atau memberi dampak
negatif kepada lingkungan hidup sekitar wilayah tempat usaha tersebut. Tidak
dibenarkan jika membuang limbah ke tempat yang dimanfaatkan oleh penduduk
Universitas Sumatera Utara
sekitar, seperti sungai. Dengan adanya kebijakan ini, maka para pebisnis juga
akan meminimalisasikan dampak negatif yang nantinya akan berimbas kepada
penduduk dan lingkungan hidup sekitarnya.
3. Melindungi konsumen.
Bisnis yang baik adalah usaha bisnis yang mementingkan pelayanan
kepada konsumen. Konsumen adalah raja yang perlu dilindungi. Konsumen
jangan sampai dirugikan atau dikecewakan oleh karena mengkonsumsi jasa atau
barang yang diproduksi dari para pebisnis tersebut. Segala yang diberikan kepada
konsumen haruslah yang terbaik dan pelayananya pun harus prima. Jika
konsumen merasa dilindungi dan mendapatkan yang terbaik dari para pebisnis
tersebut, konsumen tidak segan-segan bekerja sama kembali.
4. Pendapatan pemerintah.
Banyaknya bisnis yang beroperasi disuatu negara tentunya juga
memberikan keuntungan bagi Negara tersebut. Bisnis yang beroperasi memiliki
kewajiban untuk membayar pajak ataupun retribusi kepada pemerintah. Semakin
banyak untung/laba yang diperoleh suatu usaha bisnis, semakin besar pula ia
harus membayar pajak, demikian sebaliknya. Pajak dan retribusi yang diperoleh
tersebut digunakan lagi oleh pemerintah untuk melakukan pembangunan pada
negara.
2.2.
Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal dari
kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dalam
konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan
Universitas Sumatera Utara
oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan menang
dalam perang (Purnomo 1999 : 8).
Richard Vancil (dalam Nisjar, 1997 : 95) merumuskan konsep strategi
sebagai sebuah organisasi, atau subunit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah
konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi
yang bersangkutan berupa :
1) Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut
2) Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan
sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya,
yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan
3) Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah
ditetapkan dengan ekspektasi dan diberikannya sumbangsih mereka dalam
hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.
Tujuan sesuatu strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai
suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing. Organisasi yang
bersangkutan masih meraih suatu keunggulan apabila dapat memanfaatkan
peluang-peluang di dalam lingkungan, yang memungkinkannya manarik
keuntungan-keuntungan dari bidang-bidang kekuatannya.
Strategi dapat dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan
mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancamanancaman lingkungan eksternal organisasi (Jatmiko, 2004:4).
Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu rencana permainan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis.
Universitas Sumatera Utara
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dan tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memengaruhi kemakmuran
organisasi dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke
masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi
serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
organisasi (David, 2006:17).
Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai
tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan
yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coutler dalam Kuncoro, 2005:12).
Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama yaitu :
1) Goal-directed actions, aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan
organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya
2) Mempertimbangkan
semua
kekuatan
internal
(sumber
daya
dan
kapabilitas) serta mempertimbangkan peluang dan tantangan.
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah segala aktivitas yang dilakukan
oleh sebuah organisasi atau seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan untuk memperoleh keunggulan dari para pesaingnya.
2.2.1. Tingkatan strategi
Secara sederhana, pengambilan keputusan dari suatu perusahaan terdiri
dari tiga tingkatan. Posisi puncak adalah tingkatan korporat (corporate level),
yang terdiri dari para direksi dan CEO. Tugas utama mereka adalh memikirkan
masa depan perusahaan secara kompetitif. Posisi menengah adalah tingkatan
Universitas Sumatera Utara
usaha (business level), yang terdiri dari manajer-maanjer tingkat divisi dari suatu
perusahaan yang harus menerjemahkan pernyataan-pernytaan dan maksud yang
diinginkan dalam tingkat korporat ke dalam tujuan-tujuan yang real di divisinya
masing-masing. Posisi paling bawah adalah tingkat fungsional (fungsional level)
yang mengembangkan tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada
berbagai fungsi perusahaan seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia, penjualan, penelitian dan pengembangan (Purnomo, 1999 : 19).
2.2.2. Manajemen Strategis
Pengertian manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen
memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku.
Manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi
manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara
strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut
Wahyudi (dalam Nisjar, 1997 : 85) manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu
dari pembuatan (formuliating), penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating)
keputusan-keputusan
strategis
antar
fungsi-fungsi
yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan masa mendatang.
Menurut Fred (2006:5) manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya.
Manajemen strategis (Kuncoro 2005:13) dapat dilihat sebagai suatu proses
yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Tahapan
Universitas Sumatera Utara
utama proses manajemen stategi umumnya mencakup analisis situasi, formulasi
strategi, implementasi strategi dan evaluasi kinerja.
Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan
strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam
praktek. Adapun fokus manajemen strategik adalah pada lingkungan eksternal dan
pada operasi-operasi pada masa mendatang.
2.2.3. Proses Manajemen Strategi
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manajemen strategi adalah sebuah
proses, maka tentu saja terikat atau terdiri dari rangkaian tahap-tahap sebagai
berikut (Purnomo : 1999 : 20) :
1. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan
untuk
memantau
lingkungan
perusahaan.
Lingkungan
perusahaan di sini menccakup semua faktor baik yang berada di dalam
maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaiaan tujuan
yang diinginkan.
Hasil analisis lingkungan ini setidaknya akan memberikan gambaran
tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan
memotret SWOT (strengths, weaknesses, oppurtunities and treats) yang
dimiliki. Analisis eksternal akan memberikan gambarab tentang peluang
dan ancaman (OT) sedangkan analisis lingkungan internal akan
memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menentukan dan menetapkan arah organisasi
Setelah melakukan analsis lingkungan dengan SWOT selanjutnya akan
ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan hendak di arahkan.
Ada dua indikator utama yang digunakan untuk menentukan arah
organisasi. Pertama adalah misi yang berfungsi menjelsakan mengapa
organisasi tersebut ada. Lalu menetapkan tujuan yang diinginkan
perusahaan, dimana tujuan ini merefleksikan target yang akan dicapai.
Sebelum sebuah misi dan tujuan ditentukan, perusahaan sebaiknya
memiliki visi yang berguna untuk mendorong misi dan tujuan perusahaan
agar mantap dan optimal.
3. Formulasi strategi
Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi
berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan
tujuan organisasi. Fokus utama dari strategi organisasi adalah bagaimana
menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih cepat bereaksi
dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.
4. Implementasi strategi
Strategi dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar
penerapan strategi dapat berhasil dengan baik, seorang manajer harus
memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana
cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur, budaya perusahaan
dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam.
5. Pengendalian strategi atau evaluasi strategi
Universitas Sumatera Utara
Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari
pengendalian
organisasi
yang
berfokus
pada
pemantauan
dan
pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk
memperbaiki
dan
memastikan
bahwa
sistem
tersebut
berfungsi
sebagaimana mestinya. Hasil dari tahap ini akan sangat bermanfaat dan
menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.
Dengan demikian perusahaan diharapkan akan tetap memiliki daya saing
yang berkelanjutan dalam persaingan.
2.3.
Pengelolaan
Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti
manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang
sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah
bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya
tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda
dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan
orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan
yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif. Berikut ini
adalah
pengertian
dan
definisi
pengelolaan
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengelolaan_info2163.html) :
Menurut Robert T. Kiyosaki & Sharon L, pengelolaan adalah sebuah kata
yang besar sekali, yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya,
dan terutama pengelolaan informasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut PGRI, pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk
memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menururt Murniati A. R, pengelolaan adalah proses mengkoordinasikan
dan mengintegrasikan semua sumber daya, baik manusia maupun teknikal, untuk
mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa
pengelolaan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi
pengelolaan agar dapat mengatasi perubahan dalam interaksi antar manusia.
2.4.
Pasar Tradisional
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai
kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlibat dalam
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Menurut Kotler
(1993:11) pada mulanya istilah pasar berarti tempat di mana pembeli dan penjual
berkumpul untuk saling menukar barang mereka, seperti lapangan di desa-desa.
Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada suatu kumpulan
pembeli dan penjual yang mentransaksikan produk dan kelas produk tertentu,
dengan demikian ada pasar perumahan, pasar gandum, dan seterusnya.
Pengertian pasar sebagaimana Peraturan Presiden Republik Indonesia
(Perpres RI) No. 112 Tahun 2007 adalah area tempat jual beli barang dengan
jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Lebih lanjut dalam perpres tersebut mendefinisikan pasar tradisional adalah pasar
Universitas Sumatera Utara
yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan
usaha milik negara dan badan usaha milik daerah termasuk kerjasama dengan
swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan usaha skla kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang
dengan melalui tawar menawar.
Pasar tradisional adalah tempat berjualan yang tradisonal (turun temurun),
tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjual
belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang
ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui suatu proses tawar-menawar,
pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit di atas harga standart. Pada
umumnya pasar tradisionalmerupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan
pokok (sembako). Biasanya pasar tradisioal beraktifitas dalam batas-batas waktu
tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar
tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang
tersedia biasanya merupakan bangsal-bangsal, loosd-loosd, gudang, toko-toko,
stand-stand/kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar
tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dankomunikasi dengan nilainilai kekeluargaan yang tinggi (http://id.wkipedia.org/wiki/Pasar).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20
Tahun 2012 pengelolaan pasar tradisional adalah penataan pasar tradisional yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar tradisional.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Kriteria Pasar Tradisional
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20
Tahun 2012, kriteria pasar tradisional antara lain:
a. dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah;
b. transaksi dilakukan secara tawar menawar;
c. tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama; dan
d. sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.
2.4.2. Fungsi Pasar
Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya :
1. Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pasar jika dikji secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang
tak tergantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi
ekonomi yang sejuah ini bisa diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:
a) Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai
lapisa memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga
yang relative terjangkau, karena memang seringkali relat ive lebih
murah dibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan
kata lain pasar tradisional merupakan pilar penyangga ekononomi
masyarakat kecil.
b) Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh
pelaku ekonomi lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi
jumlah. Pasar tradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar pedagang terutama yang bermodal kecil ketimbang pasar
modern.
c) Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat
pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan
pasar yang professional sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
pendapatan daerah yang diperoleh dari operasional pasar itu
sendiri.
d) Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat
menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta
kesempatan kerja
e) Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan faktor penting
dalam penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala
kecil, regional maupun nasional.
2. Fungsi sosial kemasyarakatan
Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar
diantaranya:
a) Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang
saling tergantung karena saling membutuhkan. Tawa, canda dan
nilai-nilai kultural yang ada dimasyarakat dapat dipotret dalam
keseharian pasar.
b) Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan
bawah, untuk melakukan interaksi sosial dan melakukan diskusi
informal atas segenap permasalahan yang mereka hadapi.
Universitas Sumatera Utara
3. Fungsi Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah, disebutkan tujuan pelaksanaan otonomi seluas-luasnya, adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah. Untuk mewujudkan tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan
urusan yang menjadi tanggung jawabnya diantaranya adalah penyediaan sarana
dan prasarana umum. Pasar merupakan salah satu sarana public, yang harus
disediakan oleh pemerintah daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat
dapat memperoleh barang-barang untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga
memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah, tempat terjadinya distribusi hasil
produksi masyarakat daerah.
2.5.
Retribusi Daerah
Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah
sebagi pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Retribusi Daerah terdiri dari 3 Golongan Retribusi yang meliputi Retribusi
Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001, Jasa
umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Universitas Sumatera Utara
Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa
umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Retribusi jasa usaha adalah retribusi yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan mengenut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang
disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial meliputi :
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal, dan
b. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum memadai disediakan
oleh pihak swasta
Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu
pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan. Objek retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan
tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi
Universitas Sumatera Utara
atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan
umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
2.5.1. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis dari retribusi jasa
umum. Retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/
sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan
khusus disediakan untuk pedagang. Objek retribusi pelayan pasar adalah
penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang
dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Dikecualikan
dari objek retribusi pelayanan pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola
oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah
orang pribadi atau badan yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik
pemerintah daerah. Retribusi pelayanan pasar termasuk golongan retribusi jasa
umum.
2.6.
Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat
menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya (Singarimbun, 2008:33).
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, untuk menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis
dapat menyederhanakan pemikiran atas penelitian yang sedang diteliti maka
peneliti mengemukakan konsep-konsep penelitian sebagai berikut :
1. Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional
Segala aktivitas yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
dengan menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/
sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah,
dan khusus disediakan untuk pedagang. Objek retribusi pelayan pasar
adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran,
los, kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk
pedagang. Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan pasar adalah
pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak
swasta. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik pemerintah daerah.
Retribusi pelayanan pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalm memahami masalah yang
diteliti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan
proporsisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sintematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37). Kerangka teori
adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang halhal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah
yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2009:92).
Untuk memudahkan penulisan dalam rangka penyusuna penelitian ini,
maka dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berfikir penelitian dan
menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian, teori perlu
ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (Sugiono, 2005:55).
2.1.
Teori Kebijakan Bisnis
Keberhasilan dan kesinambungan bisnis diperlukan agar manfaatnya dapat
optimal bagi para stakeholder seperti pemilik, pekerja, konsumen, pemerintah
maupun masyarakat. Kebijakan berasal dari kata bijak, yang berarti punya
pandangan luas dan jauh ke depan. Sehinga dapat didefinisikan sebagai langkah
Universitas Sumatera Utara
dan tindakan untuk mencapai keinginan masa depan, yang dituangkan dalam
bentuk ketetapan atau keputusan sebagai pedoman dari kegiatan yang
dilaksanakan.
Kebijakan bisnis dapat didefinisikan dengan ketetapan atau keputusan
manajemen untuk mencapai tujuan masa depan perusahaan yang merupakan
pedoman dalam melakukan aktivitas bisnis.
Istilah Kebijakan Bisnis sering dikaitkan dengan istilah Strategi Bisnis.
Suatu kebijakan memang menyangkut pemikiran yang bersifat strategis yang
membawa dampak secara menyeluruh bagi aktivitas organisasi. Di samping
bersifat menyeluruh, interval waktu dari dampak tersebut juga bersifat jangka
panjang.
2.1.1. Tujuan Kebijakan Bisnis
1. Melindungi usaha kecil dan menengah.
Kebijakan bisnis dibuat untuk melindungi usaha kecil dan menengah,
karena mayoritas bisnis di Negara kita ini didominasi oleh usaha-usaha menengah
ke atas. Kebijakan ini berguna untuk mencegah usaha kecil tersingkir dan tidak
mempunyai lahan atau wilayah berusaha. Padahal justru usaha kecil ini yang perlu
dikembangkan sehingga dapat menjadi lebih besar dan mempunyai daya saing.
2. Melindungi lingkungan hidup sekitarnya.
Melakukan bisnis atau usaha memiliki aturan, dan itu diharuskan. Aturan
tersebut antara lain adalah tujuannya untuk tidak merusak atau memberi dampak
negatif kepada lingkungan hidup sekitar wilayah tempat usaha tersebut. Tidak
dibenarkan jika membuang limbah ke tempat yang dimanfaatkan oleh penduduk
Universitas Sumatera Utara
sekitar, seperti sungai. Dengan adanya kebijakan ini, maka para pebisnis juga
akan meminimalisasikan dampak negatif yang nantinya akan berimbas kepada
penduduk dan lingkungan hidup sekitarnya.
3. Melindungi konsumen.
Bisnis yang baik adalah usaha bisnis yang mementingkan pelayanan
kepada konsumen. Konsumen adalah raja yang perlu dilindungi. Konsumen
jangan sampai dirugikan atau dikecewakan oleh karena mengkonsumsi jasa atau
barang yang diproduksi dari para pebisnis tersebut. Segala yang diberikan kepada
konsumen haruslah yang terbaik dan pelayananya pun harus prima. Jika
konsumen merasa dilindungi dan mendapatkan yang terbaik dari para pebisnis
tersebut, konsumen tidak segan-segan bekerja sama kembali.
4. Pendapatan pemerintah.
Banyaknya bisnis yang beroperasi disuatu negara tentunya juga
memberikan keuntungan bagi Negara tersebut. Bisnis yang beroperasi memiliki
kewajiban untuk membayar pajak ataupun retribusi kepada pemerintah. Semakin
banyak untung/laba yang diperoleh suatu usaha bisnis, semakin besar pula ia
harus membayar pajak, demikian sebaliknya. Pajak dan retribusi yang diperoleh
tersebut digunakan lagi oleh pemerintah untuk melakukan pembangunan pada
negara.
2.2.
Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal dari
kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dalam
konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan
Universitas Sumatera Utara
oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan menang
dalam perang (Purnomo 1999 : 8).
Richard Vancil (dalam Nisjar, 1997 : 95) merumuskan konsep strategi
sebagai sebuah organisasi, atau subunit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah
konseptualisasi yang dinyatakan atau yang diimplikasi oleh pemimpin organisasi
yang bersangkutan berupa :
1) Sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut
2) Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan
sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya,
yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan
3) Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah
ditetapkan dengan ekspektasi dan diberikannya sumbangsih mereka dalam
hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut.
Tujuan sesuatu strategi adalah untuk mempertahankan atau mencapai
suatu posisi keunggulan dibandingkan dengan pihak pesaing. Organisasi yang
bersangkutan masih meraih suatu keunggulan apabila dapat memanfaatkan
peluang-peluang di dalam lingkungan, yang memungkinkannya manarik
keuntungan-keuntungan dari bidang-bidang kekuatannya.
Strategi dapat dideskripsikan sebagai suatu cara dimana organisasi akan
mencapai tujuan-tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancamanancaman lingkungan eksternal organisasi (Jatmiko, 2004:4).
Menurut Kotler (2000:91) strategi adalah suatu rencana permainan untuk
mencapai sasaran yang diinginkan dari suatu unit bisnis.
Universitas Sumatera Utara
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dan tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya
perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memengaruhi kemakmuran
organisasi dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke
masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi
serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi
organisasi (David, 2006:17).
Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai
tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan
yang dihadapi dalam lingkungan industrinya (Coutler dalam Kuncoro, 2005:12).
Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama yaitu :
1) Goal-directed actions, aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan
organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya
2) Mempertimbangkan
semua
kekuatan
internal
(sumber
daya
dan
kapabilitas) serta mempertimbangkan peluang dan tantangan.
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah segala aktivitas yang dilakukan
oleh sebuah organisasi atau seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
diinginkan untuk memperoleh keunggulan dari para pesaingnya.
2.2.1. Tingkatan strategi
Secara sederhana, pengambilan keputusan dari suatu perusahaan terdiri
dari tiga tingkatan. Posisi puncak adalah tingkatan korporat (corporate level),
yang terdiri dari para direksi dan CEO. Tugas utama mereka adalh memikirkan
masa depan perusahaan secara kompetitif. Posisi menengah adalah tingkatan
Universitas Sumatera Utara
usaha (business level), yang terdiri dari manajer-maanjer tingkat divisi dari suatu
perusahaan yang harus menerjemahkan pernyataan-pernytaan dan maksud yang
diinginkan dalam tingkat korporat ke dalam tujuan-tujuan yang real di divisinya
masing-masing. Posisi paling bawah adalah tingkat fungsional (fungsional level)
yang mengembangkan tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada
berbagai fungsi perusahaan seperti pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia, penjualan, penelitian dan pengembangan (Purnomo, 1999 : 19).
2.2.2. Manajemen Strategis
Pengertian manajemen strategi dalam khasanah literatur ilmu manajemen
memiliki cakupan yang luas, dan tidak ada suatu pengertian yang dianggap baku.
Manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi
manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara
strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut
Wahyudi (dalam Nisjar, 1997 : 85) manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu
dari pembuatan (formuliating), penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating)
keputusan-keputusan
strategis
antar
fungsi-fungsi
yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan masa mendatang.
Menurut Fred (2006:5) manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya.
Manajemen strategis (Kuncoro 2005:13) dapat dilihat sebagai suatu proses
yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan. Tahapan
Universitas Sumatera Utara
utama proses manajemen stategi umumnya mencakup analisis situasi, formulasi
strategi, implementasi strategi dan evaluasi kinerja.
Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan
strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dalam
praktek. Adapun fokus manajemen strategik adalah pada lingkungan eksternal dan
pada operasi-operasi pada masa mendatang.
2.2.3. Proses Manajemen Strategi
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manajemen strategi adalah sebuah
proses, maka tentu saja terikat atau terdiri dari rangkaian tahap-tahap sebagai
berikut (Purnomo : 1999 : 20) :
1. Analisis lingkungan
Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang
bertujuan
untuk
memantau
lingkungan
perusahaan.
Lingkungan
perusahaan di sini menccakup semua faktor baik yang berada di dalam
maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaiaan tujuan
yang diinginkan.
Hasil analisis lingkungan ini setidaknya akan memberikan gambaran
tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan
memotret SWOT (strengths, weaknesses, oppurtunities and treats) yang
dimiliki. Analisis eksternal akan memberikan gambarab tentang peluang
dan ancaman (OT) sedangkan analisis lingkungan internal akan
memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menentukan dan menetapkan arah organisasi
Setelah melakukan analsis lingkungan dengan SWOT selanjutnya akan
ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan hendak di arahkan.
Ada dua indikator utama yang digunakan untuk menentukan arah
organisasi. Pertama adalah misi yang berfungsi menjelsakan mengapa
organisasi tersebut ada. Lalu menetapkan tujuan yang diinginkan
perusahaan, dimana tujuan ini merefleksikan target yang akan dicapai.
Sebelum sebuah misi dan tujuan ditentukan, perusahaan sebaiknya
memiliki visi yang berguna untuk mendorong misi dan tujuan perusahaan
agar mantap dan optimal.
3. Formulasi strategi
Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi
berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan
tujuan organisasi. Fokus utama dari strategi organisasi adalah bagaimana
menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan lebih cepat bereaksi
dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.
4. Implementasi strategi
Strategi dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Agar
penerapan strategi dapat berhasil dengan baik, seorang manajer harus
memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana
cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur, budaya perusahaan
dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam.
5. Pengendalian strategi atau evaluasi strategi
Universitas Sumatera Utara
Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari
pengendalian
organisasi
yang
berfokus
pada
pemantauan
dan
pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk
memperbaiki
dan
memastikan
bahwa
sistem
tersebut
berfungsi
sebagaimana mestinya. Hasil dari tahap ini akan sangat bermanfaat dan
menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.
Dengan demikian perusahaan diharapkan akan tetap memiliki daya saing
yang berkelanjutan dalam persaingan.
2.3.
Pengelolaan
Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti
manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang
sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah
bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya
tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda
dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan
orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan
yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif. Berikut ini
adalah
pengertian
dan
definisi
pengelolaan
(http://carapedia.com/pengertian_definisi_pengelolaan_info2163.html) :
Menurut Robert T. Kiyosaki & Sharon L, pengelolaan adalah sebuah kata
yang besar sekali, yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya,
dan terutama pengelolaan informasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut PGRI, pengelolaan adalah suatu keahlian yang diperlukan untuk
memimpin, mengatur, menggerakkan waktu, ruang, manusia, dan dana untuk
mencapai tujuan tertentu.
Menururt Murniati A. R, pengelolaan adalah proses mengkoordinasikan
dan mengintegrasikan semua sumber daya, baik manusia maupun teknikal, untuk
mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa
pengelolaan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi
pengelolaan agar dapat mengatasi perubahan dalam interaksi antar manusia.
2.4.
Pasar Tradisional
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai
kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlibat dalam
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Menurut Kotler
(1993:11) pada mulanya istilah pasar berarti tempat di mana pembeli dan penjual
berkumpul untuk saling menukar barang mereka, seperti lapangan di desa-desa.
Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada suatu kumpulan
pembeli dan penjual yang mentransaksikan produk dan kelas produk tertentu,
dengan demikian ada pasar perumahan, pasar gandum, dan seterusnya.
Pengertian pasar sebagaimana Peraturan Presiden Republik Indonesia
(Perpres RI) No. 112 Tahun 2007 adalah area tempat jual beli barang dengan
jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.
Lebih lanjut dalam perpres tersebut mendefinisikan pasar tradisional adalah pasar
Universitas Sumatera Utara
yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan
usaha milik negara dan badan usaha milik daerah termasuk kerjasama dengan
swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan usaha skla kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang
dengan melalui tawar menawar.
Pasar tradisional adalah tempat berjualan yang tradisonal (turun temurun),
tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjual
belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang
ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui suatu proses tawar-menawar,
pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit di atas harga standart. Pada
umumnya pasar tradisionalmerupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan
pokok (sembako). Biasanya pasar tradisioal beraktifitas dalam batas-batas waktu
tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar
tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang
tersedia biasanya merupakan bangsal-bangsal, loosd-loosd, gudang, toko-toko,
stand-stand/kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar
tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dankomunikasi dengan nilainilai kekeluargaan yang tinggi (http://id.wkipedia.org/wiki/Pasar).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20
Tahun 2012 pengelolaan pasar tradisional adalah penataan pasar tradisional yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar tradisional.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Kriteria Pasar Tradisional
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 20
Tahun 2012, kriteria pasar tradisional antara lain:
a. dimiliki, dibangun dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah;
b. transaksi dilakukan secara tawar menawar;
c. tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama; dan
d. sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan baku lokal.
2.4.2. Fungsi Pasar
Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya :
1. Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pasar jika dikji secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang
tak tergantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi
ekonomi yang sejuah ini bisa diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:
a) Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai
lapisa memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga
yang relative terjangkau, karena memang seringkali relat ive lebih
murah dibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan
kata lain pasar tradisional merupakan pilar penyangga ekononomi
masyarakat kecil.
b) Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh
pelaku ekonomi lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi
jumlah. Pasar tradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar pedagang terutama yang bermodal kecil ketimbang pasar
modern.
c) Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat
pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan
pasar yang professional sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
pendapatan daerah yang diperoleh dari operasional pasar itu
sendiri.
d) Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat
menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta
kesempatan kerja
e) Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan faktor penting
dalam penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala
kecil, regional maupun nasional.
2. Fungsi sosial kemasyarakatan
Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar
diantaranya:
a) Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang
saling tergantung karena saling membutuhkan. Tawa, canda dan
nilai-nilai kultural yang ada dimasyarakat dapat dipotret dalam
keseharian pasar.
b) Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan
bawah, untuk melakukan interaksi sosial dan melakukan diskusi
informal atas segenap permasalahan yang mereka hadapi.
Universitas Sumatera Utara
3. Fungsi Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah, disebutkan tujuan pelaksanaan otonomi seluas-luasnya, adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah. Untuk mewujudkan tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan
urusan yang menjadi tanggung jawabnya diantaranya adalah penyediaan sarana
dan prasarana umum. Pasar merupakan salah satu sarana public, yang harus
disediakan oleh pemerintah daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat
dapat memperoleh barang-barang untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga
memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah, tempat terjadinya distribusi hasil
produksi masyarakat daerah.
2.5.
Retribusi Daerah
Retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah
sebagi pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Retribusi Daerah terdiri dari 3 Golongan Retribusi yang meliputi Retribusi
Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001, Jasa
umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Universitas Sumatera Utara
Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang
menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati
oleh orang pribadi atau badan.
Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek retribusi jasa
umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Retribusi jasa usaha adalah retribusi yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan mengenut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang
disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial meliputi :
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal, dan
b. Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum memadai disediakan
oleh pihak swasta
Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu
pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan. Objek retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan
tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi
Universitas Sumatera Utara
atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan
umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
2.5.1. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis dari retribusi jasa
umum. Retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/
sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan
khusus disediakan untuk pedagang. Objek retribusi pelayan pasar adalah
penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang
dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang. Dikecualikan
dari objek retribusi pelayanan pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola
oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah
orang pribadi atau badan yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik
pemerintah daerah. Retribusi pelayanan pasar termasuk golongan retribusi jasa
umum.
2.6.
Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat
menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya (Singarimbun, 2008:33).
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, untuk menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis
dapat menyederhanakan pemikiran atas penelitian yang sedang diteliti maka
peneliti mengemukakan konsep-konsep penelitian sebagai berikut :
1. Strategi Pengelolaan Pasar Tradisional
Segala aktivitas yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
dengan menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Retribusi Pelayanan Pasar
Retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/
sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah,
dan khusus disediakan untuk pedagang. Objek retribusi pelayan pasar
adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran,
los, kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk
pedagang. Dikecualikan dari objek retribusi pelayanan pasar adalah
pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak
swasta. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik pemerintah daerah.
Retribusi pelayanan pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.
Universitas Sumatera Utara