MAKALAH EKONOMI DALAM ISLAM (1)

MAKALAH
EKONOMI DALAM ISLAM

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah PAI
Dosen Pembimbing M. Taufik Hidayah Pabajjah, MA

Oleh
DIAN NOVIANI (316011078) B

D3 AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2016/2017

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dan petunjukNYA, penyusun tidak akan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memahami tentang Ekonomi Dalam
Islam. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang
sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kami
masih mengharap kritik dan saran dari para pembaca.
Terimakasih.

Yogyakarta, 04 Desember 2016
Penyusun

DIAN NOVIANI

BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
a. Dalam sistem Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang
kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak merupakan
gabungan dari keduanya. Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan
individu, sementara “untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat,
dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta

menjaga moralitas”.
b. Dalam ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh sekelompok orang
dihindarkan dan secara otomatis tindakan untuk memindahkan aliran kekayaan
kepada anggota masyarakat harus dilaksanakan. Sistem ekonomi Islam
merupakan sistem yang adil, berupaya menjamin kekayaan tidak terkumpul
hanya kepada satu kelompok saja, tetapi tersebar ke seluruh masyarakat.
c. Islam memperbolehkan seseorang mencari kekayaan sebanyak mungkin.
Islam menghendaki adanya persamaan, tetapi tidak menghendaki
penyamarataan. Kegiatan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak harta dikuasai pribadi. Di dalam bermuamalah, Islam
menganjurkan untuk mengatur muamalah di antara sesama manusia atas dasar
amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelasjelas bebas dari unsur riba. Islam melarang terjadinya pengingkaran dan
pelanggaran larangan-larangan dan menganjurkan untuk memenuhi janji serta
menunaikan amanat.
d. Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, menunjukkan adanya
masyarakat muslim yang dengan sadar memilih berintegrasi pada
perekonomian dalam perbankan shari‘ah sebagai implementasi ketaatan
beragama, sekaligus sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.

 Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Apa
Apa
Apa
Apa
Apa

pengertian ekonomi dalam islam?
hukum dan dalil Jual beli dalam islam?
rukun dan syarat jual beli?
tujuan ekonomi islam?
prinsip-prinsip ekonomi islam?

 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan utama penulisan pembuatan makalah ini ialah
sebagai berikut;
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PAI

2. Untuk memberikan penjelasan tentang ekonomi dalam islam.

 Manfaat Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.

Dapat menambah pengetahuan tentang ekonomi dalam islam
Dapat mengetahui tentang apasaja hukum dan dalil jual beli
Dapat mengetahui rukun dan syarat jual beli
Dapat mengetahui tujuan ekonomi dalam islam
Dapat mengetahui prinsip-prinsip ekonomi dalam islam

BAB II

PEMBAHASAN
EKONOMI DALAM ISLAM
A. Pengertian Ekonomi Dalam Islam
Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip
illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melain
kan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah

SWT untuk dipertanggungj awabkan. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan
aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam
rukun iman dan rukun Islam.Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah
SWT memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat
105:
“Dan katakanlah, bekerjalahkamu, karena Allah danRasul-Nyaserta orang-orang
yang berimanakanmelihat pekerjaanitu”.
Karena kerja membawa pada kempunan, sebagaimana sabada Rasulullah
Muhammad saw:
“Barang siapa diwaktu sore nya kelelahan karena kerja tangannya, maka di
waktu sore itu ia mendapat ampunan”.(HR.ThabranidanBaihaqi)

Jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual (yakni pihak yang
menawarkan/ menjual barang) dan pembeli (sebagai pihak yang membayar/
membeli barang yang dijual)

B. Hukum dan Dalil Jual Beli
Di dalam Islam terdapatdasarhukumdari Al – Qur’an danHadis. Al-Qur’an
yang menerangkan tentang jual belia ntara lain;
a. Al Baqarah : 198
Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasi l
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat,
berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan
menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang
sesat.”

b. Al Baqarah : 275
Artinya :“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyaki tgila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka bagi nya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; merek akekal di dalamnya.”
c. An Nisa : 29

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami salingmemakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Maka, bila mengacu pada ayat- ayat Al-Qur’an dan Hadis. Hukum jual beli adalah
mubāh (boleh). Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itu bisa berubah
menjadi sunnah, wajib, haram, dan makruh.

C. Rukun Dan Syarat Jual Beli
d. Orang yang melaksanakanakan djualbeli (penjual dan pembeli) :
1. Berakal
2. Baligh

3. Berhak menggunakan hartanya
e. Sigat atau ucapan ijab dankabul.
Kerelaan hati antara penjual dan pembeli yang diwujudkan melalui ucapan
ijab (dari pihak penjual) dan kabul (dari pihak pembeli)
f. Barang yang diperjual belikan
 Barang yang halal
 Barang tersebut ada manfaatnya
 Barangituadaditempat, atau tidak ada tetapi sudah tersedia di tempat
lain
 Barang itu merupakan milik sipenjual atau dibawah kekuasaannya
 Barang tersebut diketahui oleh pihak penjual dan pembeli dengan jelas
g. Nilai tukar barang yang dijual
 Harga jual disepakati penjual dan pembeli
 Nilai tukar barang dapat diserahkan pada waktu transaksi
 Apabila jual beli dengan cara barter, nilai tukar barang jangan sama
dengan barang haram misalnya Babi.

D.Macam-macam Bentuk Jual Beli
a. Bai’ al mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang atau jasa dengan uang. Uang
berperan sebagai alat tukar. semacam ini menjiwai semua produk-produk lembaga

keuangan yang didasarkan atas prinsip jual-beli.
b. Bai’ al muqayyadah, yaitu jual-beli di mana pertukaran terjadi antara barang
dengan barang (barter). Aplikasi jual-beli semacam ini dapat dilakukan sebagai
jalan keluar bagi transaksi ekspor yang tidak dapat menghasilkan valuta asing

(devisa). Karena itu dilakukan pertukaran barang dengan barang yang dinilai
dalam valuta asing. Transaksi semacam ini lazim disebut counter trade.
c. Bai’ al sharf; yaitu jual-beli atau pertukaran antara saw mata uang asing dengan
mata uang asing lain, seperti antara rupiah dengan dolar, dolar dengan yen dan
sebagainya. Mata uang asing yang diperjualbelikan itu dapat berupa uang kartal
(bank notes) ataupun dalam bentuk uang giral (telegrafic transfer atau mail
transfer).
d. Bai’ al murabahah adalah akad jual-beli barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli
tersebut penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan,
termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil.
e. Bai’ al musawamah adalah jual-beli biasa, di mana penjual tidak memberitahukan
harga pokok dan keuntungan yang didapatnya.
f. Bai’ al muwadha’ah yaitu jual-beli di mana penjual melakukan penjualan dengan
harga yang lebih rendah daripada harga pasar atau dengan potongan (discount).
Penjualan semacam ini biasanya hanya dilakukan untuk barang-barang atau aktiva

tetap yang nilai bukunya sudah sangat rendah.
g. Bai’ as salam adalah akad jual-beli di mana pembeli membayar uang (sebesar
harga) atas barang yang telah disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang yang
diperjualbelikan itu akan diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang
disepakati. Bai’ as salam biasanya dilakukan untuk produk-produk pertanian
jangka pendek.
h. Bai’ al istishna’ hampir sama dengan bai’ as salam, yaitu kontrak jual-beli di mana
harga atas barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan
jadwal dan syarat-syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli
diproduksi dan diserahkan kemudian.

i.
E. Tujuan Ekonomi Islam
Segala aturan yang diturunkan Allah SWTdalam system Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengsaraan, dankerugian pada seluruh ciptaan-Nya.Demikian pula dalam hal
ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di
akhirat.
Seorang fuqahaasal MesirbernamaProf.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi

seluruh umat manusia, yaitu;
a. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat
dan lingkungannya
b. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamalah.
c. Tercapainya maslaah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa
maslahah yang menjadi puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar:
1. Keselamatan keyakinan agama ( al din)

2.
3.
4.
5.

Kesalamata njiwa (al nafs)
Keselamatan akal (al aql)
Keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)
Keselamatan harta benda (al mal)

F. Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Islam
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumberdaya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah SWT
kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerjasama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulas ikekayaan yang dikuasai oleh segelintir
orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah SWT dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
8. Islam melarang riba dalamsegala bentuk

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama
yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta.
Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta
yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari
Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada
akhirnyas emua akan kembali kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatu berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

B. Saran
Ekonomi dalam islam mengajarkan, seorang muslim harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk
yang diharamkan. Rasulullah melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara yang
buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta
seseorang dengan cara yang bathil.Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahankesalahan takkan lepas dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan.
Maka teruslah berusaha untuk menjauhi segala yang menjadi laranganNya dan
melaksanakan segala perintahNya, meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.

DAFTAR PUSTAKA
http: //ib-bloggercompetition.kompasiana.com/2009/10/07/ekonomi-dalam-islam
http: //wordpress.com/2010/11/09/perekonomian-dalam-islam/
http://databaseartikel.com/ekonomi/keuangan-ekonomi/20118980-jual-beli-dalam-islamjenis-atau-macamnya.html