PEMANFAATAN SAMPAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PEMANFAATAN SAMPAH PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU
TIPE WEBBED DAN SHARED UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES
Nita Novianti1*), Any Fitriani2
Prodi IPA SPs UPI, Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung 40154
*) Email: nitanovianti1302@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan sampah dengan pendekatan inkuri
terbimbing pada pembelajaran IPA tipe webbed dan shared terhadap peningkatan
keterampilan proses sains siswa. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuasi eksperimen The Matching Only Pretest-Posttest Control Group Design dengan
menggunakan dua kelas VII yang memiliki nilai rata-rata kelas yang hampir sama di salah
satu SMP Negeri di Sukabumi. Dua kelas tersebut terdiri dari kelas yang menerapkan
pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu
tipe shared. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis untuk keterampilan proses, lembar
observasi kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa sebagai pelengkap keterampilan proses
siswa, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) peningkatan keterampilan proses
pada kelas IPA terpadu tipe webbed ditunjukkan oleh rata-rata N-Gain yang diperoleh
sebesar 0,528 (sedang), sementara untuk kelas IPA terpadu shared 0,390 (sedang), (2)
pemanfaatan sampah pada pembelajaran IPA tipe webbed dan shared dengan pendekatan
inkuiri terbimbing berjalan sesuai dengan tahapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

(3) tanggapan siswa untuk pembelajaran IPA terpadu webbed adalah pada umumnya siswa
lebih mudah dalam memahami pembelajaran, dan kemampuan dalam keterampilan proses
lebih meningkat.
Kata Kunci: pendekatan inkuiri, pembelajaran IPA terpadu webbed dan shared,
keterampilan proses sains.
THE USE OF WASTE ON INTEGRATED SCIENCE TYPE OF WEBBED AND SHARED
FOR INCREASE SCIENCE PROCESS SKILLS.
ABSTRACT
The aims of this research was to analyze the implementation of waste utilization with guided
inquiry approach on integrated science type webbed and shared to increase science prosess
skills. The research design used a quasi experimental The Matching only Pretest-Posttest
Control Group Design with 2 groups subject of grade seven which had an average grade
achievement almost equal at some state Junior High School in Sukabumi. The two classes
used implementing integrated science type webbed and shared. The instrument used writing
test for science process skills, observation sheet for learning and student activities, and some
questionnaire. The result showed that (1) the increasing of science process skills on webbed

class shown on N-gain average percentage with total reached 0,528 (middle category) while
for shared class reached 0,390 (middle category), (2) the learning intergrated science type
webbed and shared suitable with steps of lesson plan, (3) the student’s response for learning

integrated science type webbed and shared were generally easier to understand learning, and
more increased in science process skills.
Key Word: inquiry approach, learning of intergared science type webbed and shared,
science process skills.

1. Pendahuluan

Integrated; 3) Terpadu dalam diri siswa yang

Masalah sampah terjadi dimana-mana

terbagi menjadi Immersed, dan Network [4].

baik di sungai, danau, atau perairan lainnya

Tipe

oleh limbah industri, limbah pertambangan

membahas


maupun limbah rumah tangga merupakan

webbed,

masalah yang sulit diatasi [1]. Masalah ini

mengambil tema pemanfaatan sampah untuk

diharapkan dapat disampaikan kepada siswa

dijadikan fokus pembelajaran.

secara terpadu dan tidak hanya membahas
pengetahuan

saja,

namun


terpadu

yang

digunakan

untuk

sampah

adalah

tipe

webbed

permasalah
karena

dalam


Dalam penelitian Nurlaelati (2014),

keterampilan

secara keseluruhan pembelajaran IPA terpadu

dalam penanggulangan masalah pencemaran

tipe webbed dapat meningkatkan hasil

dan sikap terhadap lingkungan. Keterampilan

belajar siswa pada aspek literasi sains

dalam penanggulangan masalah sampah ini

(konten, konteks, dan proses sains) pada

dapat diperoleh siswa melalui keterampilan


tema penjernihan air [5]. Selain itu juga pada

proses sains. Keterampilan proses sains

topik

(KPS) adalah kemampuan siswa untuk

membahas konsep pencemaran tanah dan

menerapkan

tanah,

kita

dapat

ilmiah


dalam

sifat bahan yang keduanya saling beririsan

mengembangkan

dan

dalam kegiatan pemanfaatan sampah. Tipe

[2].

pembelajaran seperti ini disebut dengan tipe

Keterampilan proses sains sangat penting

shared. Dalam tipe shared menggabungkan

bagi setiap siswa sebagai bekal untuk


bidang studi dalam satu disiplin yang saling

menggunakan

dalam

melengkapi dimana terdapat konsep yang

mengembangkan sains, dan mengembangkan

beririsan diantara keduanya. Untuk itu akan

pengetahuan

dilakukan

memahami,
menemukan


metode

pencemaran

ilmu

pengetahuan

metode
yang

ilmiah

telah

dimilikinya.

perbandingan

antara


tipe

Pembelajaran IPA (sains) dikembangkan

pembelajaran terpadu Webbed dan Shared

sebagai mata pelajaran intergrative science

mengingat keduanya merupakan satu level

bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu [3],

dalam jenis keterpaduan [4].

Keterpaduan ini tidak lepas dari tipe-tipe

Hasil penelitian lain menunjukkan

yang terdapat pada pembelajaran IPA yang


bahwa pendekatan yang berpusat pada siswa

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: 1) Terpadu

dalam

dalam 1 disiplin yang terbagi menjadi

pembelajaran

Fragmented, Connected, dan Nested; 2)

instruksi IPA (Asesmen KPS) telah secara

Terpadu antar disiplin yang terbagi menjadi

signifikan meningkatkan keterampilan proses

Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan

sains

praktikum

siswa

yang

berbasis

[6]. Dari

menggabungkan
inkuiri

paparan

kepada

diatas,

pemanfaatan sampah di sekolah dirasa tepat

untuk mendapatkan informasi penerapan

sebagai

pembiasan

pembelajaran IPA terpadu webbed dengan

sikap sesuai dengan tuntutan di kurikulum

pendekatan inkuiri terbimbing serta sebagai

2013, juga perlu dilakukan suatu penelitian

informasi pelengkap untuk data keterampilan

tentang penerapan pemanfaatan

proses sains siswa, dan angket untuk

wujud

implementasi

sampah

dengan pendekatan inkuiri terbimbing pada

mengetahui

pembelajaran IPA tipe webbed dengan

pembelajaran IPA terpadu webbed dan

harapan dapat meningkatkan keterampilan

shared. Adapun langkah-langkah penelitian

proses

sebagai berikut : 1) studi pendahuluan ; 2)

sains

permasalahan

siswa
sampah

untuk

menjawab

yang

ada

di

tanggapan

siswa

tentang

merumuskan masalah; 3) tahap perencanaan

lingkungannya.

instrumen dan perangkat pembelajaran ; 4)

2. Metode Penelitian

validasi,

Metode

yang

digunakan

dalam

uji

coba,

mengolah

data

Matching Only Pretest-Posttest Control

melakukan

analisis

Group Design. Pada desain ini dilakukan tes

kesimpulan.

pada kedua kelompok, dengan melihat rata-

revisi ;

5)

implementasi ; 6) pengumpulan data ; 7)

penelitian ini adalah kuasi eksperimen The

baik sebelum ataupun sesudah perlakuan

dan

secara

statistik ;

data ;

9)

8)

menarik

3. Hasil dan Pembahasan

rata pretes kelas yang hampir sama. Populasi

3.1 Perbedaan Keterampilan Proses
Data mengenai perbedaan keterampilan

dalam penelitian ini adalah siswa disalah

proses sains siswa sebelum dan sesudah

satu

penerapan

SMP di Kota Sukabumi kelas VII.

pemanfaatan

sampah

dengan

Penentuan sampel dengan teknik purposive

pendekatan inkuri terbimbing diperoleh dari

sampling dengan cara memilih dua kelas

hasil pretes dan postes untuk tes pilihan

yang memiliki nilai rata-rata mata pelajaran

ganda sebanyak dua puluh soal. Rekapitulasi

IPA semester 1 yang hampir sama, dengan

data hasil penelitian pada keterampilan

tujuan agar tidak menimbulkan data hasil

proses sains kelas pembelajaran IPA terpadu

penilaian yang bias dan kedua kelas tersebut

tipe webbed dan shared dapat dilihat pada

cukup representatif dari populasi kelas VII.
Instrumen pada penelitian ini berupa

gambar 1 dalam skala penilaian 0-100.

tes objektif untuk melihat keterampilan
proses

sains

siswa,

lembar

observasi

kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa

Analisis uji statistik untuk pengolahan data
pretes

terdiri

dari

uji

normalitas,

homogenitas, dan uji perbedaan rerata yang
disajikan pada tabel 1.

Gambar 1 Rata-Rata Hasil Pretes, Postes, dan %N-Gain Keterampilan Proses
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Analisis Statistik Data Pretes, Postes dan N-Gain Keterampilan
Proses
Parametrik statistik
Jumlah siswa
Rata-rata Pretes
Standar Deviasi
Uji normalitas pretes
Uji homogenitas postes
Uji hipotesis Mann- Whitney
pretes
Rata-rata postes
Standar Deviasi
Uji normalitas postes
Uji homogenitas postes
Uji hipotesis Mann-Whitney postes
Rata-rata N-Gain
Standar Deviasi
Uji Normalitas N-Gain
Uji Homogenitas N-Gain
Uji t hipotesis N-Gain

Kelas IPA Terpadu
Kelas IPA terpadu
Webbed
Shared
37
37
48,24
49,46
12,031
11,831
0,047 (tidak normal)
0,065 (normal)
0,737 (homogen)
0,691 (tidak terdapat perbedaan yang
signifikan)
73,11
65,81
12,712
11,874
0,07 (normal)
0,038 (tidak normal)
0,377 (homogen)
0,017 (terdapat perbedaan yang signifikan)
0,528
0,390
0,278
0,297
0,200 (normal)
0,308 (normal)
0,820 (homogen)
0,044 (terdapat perbedaan yang signifikan)

Dari kedua data tersebut dapat

metode

ilmiah

dalam

memahami,

disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

mengembangkan, dan menemukan ilmu

hasil belajar pada keterampilan proses

pengetahuan [2]. Ilmu pengetahuan yang

sains siswa di kelas yang menerapkan

dimaksud adalah ilmu tentang bagaimana

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

memanfaatkan sampah menjadi barang

terbimbing pada pembelajaran IPA terpadu

yang berguna yang bisa diterapkan siswa

webbed dan shared. Hal ini berarti bahwa

sebagai

telah terjadi proses belajar. Hal ini berarti

diaplikasikan di masyarakat.

bahwa siswa telah mampu menerapkan

bekal

pengetahuan

untuk

Pada

penelitian

indikator

mengomunikasikan. Skor rata-rata pretes,

keterampilan proses dibatasi pada lima

postes dan gain pada kelas IPA terpadu tipe

indikator

webbed dan kelas IPA terpadu tipe shared

yaitu

ini

mengobservasi,

mengklasifikasi, memprediksi, merancang,

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Rata-Rata Hasil Pretes dan Postes Keterampilan Proses pada Setiap Indikator

Kelas
IPA
terpadu
tipe
webbe
d

Jenis
% Pretes

Mengobservasi
59,59

Mengklasifikasi
43,92

Memprediksi
43,24

Merancang
45,95

Mengomunikasikan
50,49

Std Deviasi

23,894

17,084

14,540

27,331

22,720

% Postes

72,24

74,32

71,35

82,43

71,11

Std Deviasi

20,067

19,082

19,743

24,199

21,692

Gain

12,65

30,4

28,11

36,48

20,62

% Pretes

59,54

37,16

49,73

44,59

54,05

23,916

20,088

19,219

28,343

20,196

65,0

58,78

86,65

71,62

66,70

20,839

17,889

18,583

25,112

16,152

5,46

21,62

18,92

27,03

12,65

7,19

8,78

9,19

9,45

7,97

Std Deviasi
Kelas
% Postes
IPA
terpadu Std Deviasi
tipe
Gain
shared
Selisih Gain

Gambar 2 Perbandingan Gain Keterampilan Proses Sains Kelas IPA Terpadu Tipe Webbed
dan Shared pada Setiap Indikator
Perbandingan

nilai

rata-rata

IPA terpadu tipe shared dimana keduanya

peningkatan keterampilan proses sains

menerapkan

pada setiap indikator pada kelas IPA

Peningkatan keterampilan proses sains

terpadu tipe webbed dan shared dapat

pada hampir setiap indikator pada kelas

dilihat pada gambar 2. Pada Tabel 2 dan

IPA terpadu webbed lebih tinggi daripada

gambar 2 dapat dilihat bahwa terjadi

kelas IPA terpadu tipe shared. Hal ini dapat

peningkatan keterampilan proses sains

dilihat dari penjelasan berikut:
1) Indikator KPS Mengobservasi
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat

siswa pada setiap indikator baik di kelas
IPA terpadu tipe webbed maupun di kelas

pendekatan

inkuiri.

bahwa rata-rata kemampuan awal siswa

untuk

keterampilan

sains

penyelidikan. Peningkatan keterampilan

mengobservasi pada kelas IPA terpadu tipe

proses sains mengobservasi ditunjukkan

webbed (59,59) dan shared (59,54) adalah

oleh Gain pada kelas IPA terpadu webbed

sama. Setelah melalui proses kegiatan

sebesar 12,6 yang lebih besar dari kelas

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri

IPA terpadu tipe shared 5,4. Hal ini karena

terbimbing

peningkatan

pada pembelajaran dengan pendekatan

keterampilan proses sains pada indikator

inkuiri terbimbing di kelas IPA terpadu

mengobservasi di kelas pembelajaran IPA

webbed keterampilan mengobservasi yang

terpadu tipe webbed dan shared. Hal ini

dialami siswa lebih banyak menyimak

berarti bahwa kedua tipe pembelajaran IPA

(70,27%) sementara untuk kelas shared

terpadu

paling banyak berdiskusi dengan temannya

maka

proses

terjadi

mampu

keterampilan
indikator

proses

meningkatkan
sains

mengobservasi.

khususnya

(48,65%).

Mengamati

berarti

Keterampilan

mengggunakan sebanyak mungkin alat

mengobservasi diukur melalui tes objektif

indera dan mengumpulkan data/fakta yang

yaitu mengobservasi penyebab pencemaran

relevan [9]. Atas dasar definisi tersebut

tanah, dan mengobservasi perubahan fisika

maka kegiatan mengamati yang paling

dan

optimal adalah dengan cara menyimak.
2) Indikator KPS Mengklasifikasi
Mengklasifikasi merupakan proses

kimia

pada

proses

pemanfaatan

sampah. Menurut Nuryani (1995) dalam
materi

pelatihan

mengamati

kurikulum

merupakan

2013,
kegiatan

mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu
dengan

alat

inderanya

secara

teliti,

menggunakan fakta yang relevan dan
memadai

dari

hasil

pengamatan,

menggunakan alat atau bahan sebagai alat
untuk mengamati objek dalam rangka
pengumpulan data atau informasi [6].
Artinya proses mengamati (observasi) pada
kedua pembelajaran IPA webbed dan
shared telah berlangsung dengan baik.
Pada penelitian ini,
kegiatan
mengamati dilatihkan dan difasilitasi pada
kegiatan penyajian fenomena dan kegiatan
penyajian

masalah

untuk

kegiatan

memisahkan benda-benda atau kejadiankejadian berdasarkan bentuk-bentuk yang
umum [10]. Mengklasifikasi

diukur

melalui

dalam

soal

tes

objektif

mengklasifikasi pencemaran tanah, dan
mengkalsifikasi

perubahan

fisika

dan

kimia. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
bahwa rata-rata kemampuan awal siswa
untuk

keterampilan

proses

sains

mengklasifikasi pada kelas IPA terpadu
tipe webbed dan shared adalah berbeda.
Setelah

melalui

proses

kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
terbimbing

maka

terjadi

peningkatan

keterampilan proses sains pada indikator

mengklasifikasi di kelas pembelajaran IPA

memprediksi pada kelas IPA terpadu tipe

terpadu tipe webbed dan shared. Hal ini

webbed dan shared adalah berbeda. Setelah

berarti bahwa kedua tipe pembelajaran IPA

melalui

terpadu

meningkatkan

dengan pendekatan inkuiri terbimbing

keterampilan proses sains pada indikator

maka terjadi peningkatan keterampilan

mengklasifikasi.
Peningkatan

proses sains pada indikator memprediksi di

mampu

keterampilan

proses

sains mengklasifikasi ditunjukkan oleh
Gain pada kelas IPA terpadu webbed
sebesar 30,4 yang lebih besar dari kelas
IPA terpadu tipe shared 21,6. Hal ini
karena
banyak

kegiatan
dialami

mengklasifikasi
pada

lebih

kelas

proses

kegiatan

pembelajaran

pembelajaran

IPA terpadu

tipe

webbed dan shared. Hal ini berarti bahwa
kedua tipe pembelajaran IPA terpadu
mampu meningkatkan keterampilan proses
sains pada indikator memprediksi.
Peningkatan keterampilan

proses

kegiatan

sains memprediksi ditunjukkan oleh Gain

pembelajaran IPA terpadu webbed seperti

pada kelas IPA terpadu webbed sebesar

mengklasifikasi sampah berdasarkan sifat

28,2 yang lebih besar dari kelas IPA

bahannya dan adanya pertanyaan arahan di

terpadu tipe shared 18,9. Hal ini karena

LKS tentang klasifikasi pencemaran tanah.
3) Indikator KPS Memprediksi
Memprediksi
merupakan

pada kelas pembelajaran IPA terpadu tipe

keterampilan dalam mengajukan perkiraan
tentang

sesuatu

yang

belum

terjadi

berdasarkan suatu kecenderungan atau
menggunakan pola-pola hasil pengamatan
[11]. Memprediksi diukur melalui soal tes
objektif dalam memprediksi kendala pada
kegiatan pemanfaatan sampah secara daur
ulang (recycle), memprediksi proses yang
akan terjadi pada

kegiatan pemanfaatan

sampah, memprediksi produk dari kegiatan
pemanfaatan sampah secara daur ulang

webbed keterampilan memprediksi telah
dilatih pada saat kegiatan merancang dan
membuat

perencanaan

yang

matang

dengan memprediksi kendala yang akan
dihadapi, memprediksi produk lain dari
kegiatan pemanfaatan sampah. Hal yang
sama diungkapkan oleh Rahmadani (2012)
semakin sering seseorang berlatih maka ia
akan semakin terampil, demikian pula
dengan keterampilan memprediksi dalam
pembelajaran proyek siswa secara kontiniu
menghubungkan pola dan waktu, dan

dari kegiatan pemanfaatan sampah secara

melakukannya secara berulang [12].
4) Indikator KPS Merancang
Merancang
percobaan
adalah

daur ulang (recycle). Berdasarkan Tabel 2

kegiatan yang rinci untuk merancang suatu

dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan

kegiatan

awal siswa untuk keterampilan proses sains

menentukan alat, bahan, dan sumber yang

(recycle) dan memprediksi alat dan bahan

percobaan

yang terdiri

dari

akan digunakan [9]. Merancang diukur

kegiatan

melalui tes objektif dalam merancang

kreativitas siswa.
Peningkatan

langkah kerja pada kegiatan pemanfaatan
sampah dan merancang alat dan bahan
pada kegiatan pemanfaatan sampah. Pada
tahap merancang kegiatan pemanfaatan
sampah merupakan bagian dari kegiatan
keterampilan proses sains. Berdasarkan
Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata
kemampuan

awal

siswa

untuk

keterampilan proses sains merancang pada
kelas IPA terpadu tipe webbed dan shared
adalah berbeda. Setelah melalui proses
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri

terbimbing

maka

terjadi

peningkatan keterampilan proses sains
pada

indikator

merancang

di

kelas

pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan
shared. Hal ini berarti bahwa kedua tipe
pembelajaran

IPA

terpadu

mampu

meningkatkan keterampilan proses sains

merancang

yang

keterampilan

menuntut
proses

sains merancang ditunjukkan oleh Gain
pada kelas IPA terpadu webbed sebesar
36,5 yang lebih besar dari kelas IPA
terpadu tipe shared
karena

pada

sebesar 27. Hal ini

pembelajaran

dengan

pendekatan inkuiri terbimbing di kelas IPA
terpadu webbed memberikan kemudahan
bagi anak didik dalam melihat kegiatankegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait
[4]. Dalam hal ini siswa merasa senang
merancang kegiatan pemanfaatan sampah
yang berbeda dari teman-temannya. Hal ini
didukung oleh data tanggapan siswa dapat
menentukan kegiatan pemanfaatan sampah
yang tepat untuk mengatasi pencemaran
tanah untuk kelas IPA terpadu webbed
diperoleh rekapitulasi sebesar 89,19% dan
kelas IPA terpadu tipe shared sebesar

dengan hasil penelitian yang diungkapkan

83,78%.
5) Indikator KPS Mengomunikasikan
Mengomunikasikan
adalah

oleh Rahmadani (2012) bahwa penerapan

kemampuan untuk menyampaikan hasil

pembelajaran

dapat

penemuannya kepada orang lain [13].

meningkatkan keterampilan proses sains

Mengomunikasikan juga berarti membaca

siswa pada pemisahan campuran untuk

grafik, tabel atau diagram, menjelaskan

semua aspek keterampilan yang dikaji

hasil

dalam

[12].

laporan secara sistematis dan jelas [11].

Pembelajaran berbasis proyek merupakan

Mengomunikasikan diukur melalui tes

pembelajaran yang memberi kesempatan

objektif dalam mengomunikasikan hasil

pada

kegiatan

pada indikator merancang. Hal ini senada

berbasis

penelitian

siswa

untuk

proyek

tersebut

meningkatkan

kreativitas, hal ini juga terjadi pada

percobaan

dan

pemanfaatan

menyampaikan

sampah,

mengomunikasikan perubahan fisika dan
perubahan kimia pada produk pemanfaatan

sampah, mengomunikasikan hasil kegiatan

Secara

keseluruhan

percobaan pengujian pencemaran tanah,

proses

dan

mengobservasi,

mengomunikasikan

rancangan

sains

siswa

keterampilan

pada

indikator

mengklasifikasi,

kegiatan pemanfaatan sampah secara daur

memprediksi,

ulang (recycle) yang akan dilakukan.

mengomunikasikan

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa

pada pembelajaran IPA tipe webbed dan

rata-rata kemampuan awal siswa untuk

shared karena keduanya menggunakan

keterampilan

pendekatan inkuri yang menuntut adanya

proses

sains

merancang,

peningkatan

mengomunikasikan pada kelas IPA terpadu

kegiatan

tipe webbed (50,49) dan shared (54,05)

mengintegrasikan

adalah berbeda. Setelah melalui proses

pencemaran

kegiatan pembelajaran dengan pendekatan

materinya

inkuiri

melalui kegiatan daur ulang sebagai wujud

terbimbing

maka

terjadi

siswa

terjadi

dan

secara

juga

pembelajaran

tanah
yang

aktif

dengan
mereka

aplikasikan

peningkatan keterampilan proses sains

penanganan

pada indikator mengomunikasikan di kelas

penelitian Wartini (2014) juga menyatakan

pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan

bahwa adanya pertanyaan pengarah dalam

shared. Hal ini berarti bahwa kedua tipe

lembar kerja siswa, membuat siswa aktif

pembelajaran

mampu

berpikir untuk memecahkan masalah yang

meningkatkan keterampilan proses sains

diajukan dalam pertanyaan, sehingga siswa

pada indikator mengomunikasikan.
Peningkatan keterampilan proses

bisa menyusun hipotesis dan membuat

IPA

terpadu

sains mengomunikasikan ditunjukkan oleh
Gain pada kelas IPA terpadu webbed
sebesar 20,7 yang lebih besar dari kelas
IPA terpadu tipe shared 12,6.

Karena

berdasarkan data observasi pada kelas
pembelajaran IPA tipe shared siswa yang
berpartisipasi aktif dalam presentasi di
depan kelas hanya 89,19% sementara kelas
IPA tipe webbed 100%, selain itu juga
kejujuran dalam menuliskan data kelas
pembelajaran IPA terpadu webbed (97,3%)
dan kelas pembelajaran IPA terpadu shared
(91,89%).

sendiri

masalah

perubahan

rancangan

sampah.

Hasil

eksperimennya,

berusaha menyelidiki apa yang terjadi
untuk

menguji

hipotesisnya

dengan

bereksperimen, mencatat dan mengolah
data, menganalisis data sampai membuat
kesimpulan [14]. Selain itu juga hasil
penelitian lain menunjukkan bahwa jumlah
keterampilan proses dasar (menghitung,
merekam,

mengamati,

dan

mengomunikasi) secara signifikan lebih
tinggi dari pada keterampilan proses
terintegrasi dalam ujian sertifikat praktek
fisika sekolah menengah atas Afrika Barat
di Nigeria selama tahun 1998-2007 [15].

Selisih peningkatan antara kelas IPA
terpadu tipe webbed dengan kelas IPA

mengomunikasikan;

7)

tahap

menyimpulkan.

terpadu tipe shared yang tertinggi terjadi

Dari

hasil

observasi

kegiatan

pada indikator merancang, peningkatan

pembelajaran diketahui bahwa pelaksanaan

terbesar kedua terjadi pada indikator

pemanfaatan sampah dengan pendekatan

memprediksi. Sementara untuk selisih

inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA

peningkatan

kelas

terpadu tipe webbed berjalan sesuai dengan

pembelajaran IPA terpadu webbed dan

tahapan pada RPP (Rencana Pelaksanaan

shared

Pembelajaran). Hasil observasi diperoleh

terkecil
terjadi

antara
pada

indikator

mengobservasi.

data

rekapitulasi

kegiatan

siswa

diantaranya respon siswa terhadap tahap
3.2 Pelaksanaan Pemanfaatan Sampah

penyajian fenomena pencemaran tanah

pada Pembelajaran IPA Terpadu

paling banyak adalah menyimak (70,27%),

Tipe Webbed dan Shared

kegiatan siswa

Data
penerapan
webbed

mengenai
pembelajaran

terpadu

masalah respon siswa terhadap tayangan

pendekatan

inkuiri

video paling banyak adalah berdiskusi

hasil

dengan temannya (45,95%). Pada tahap

kegiatan pembelajaran dan

mengumpulkan data yaitu berpartisipasi

terbimbing
observasi

sebesar 83,78%. Pada tahap penyajian

IPA

dengan

observasi

keterlaksanaan

memberikan hipotesis

diperoleh
kegiatan

melalui

Observasi

aktif dalam diskusi (91,89%), menelaah

kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua

buku/ sumber lain (56,75%), mengusulkan

orang

menggunakan

ide dalam diskusi (72,97%), bertanya pada

lembar observasi. Sementara observasi

guru (32,43%), mendengarkan pendapat

kegiatan siswa dilakukan oleh lima orang

teman (94,59%). Pada tahap merancang

observer, dengan ketentuan satu orang

kegiatan pemanfaatan sampah kegiatan

observer

kelompok.

siswa diantaranya siswa berpartisipasi aktif

Tahapan kegiatan inkuiri terbimbing dalam

dalam diskusi (100%), mengusulkan ide

penelitian

dalam

observer

dengan

mengamati
ini

siswa.

terdiri

dua
dari:

1)

tahap

diskusi

(78,37%),

menelaah

penyajian fenomena; 2) tahap penyajian

buku/sumber lain (70,27%), mengambil

masalah untuk kegiatan penyelidikan; 3)

giliran

tahap

tahap

berpartisipasi aktif dalam presentasi di

merancang kegiatan pemanfaatan sampah;

depan kelas (62,16%). Tahap melakukan

5) tahap melakukan kegiatan pemanfaatan

kegiatan pemanfaatan sampah, kegiatan

sampah;

siswa diantaranya mengecek alat dan

mengumpulkan

6)

tahap

data;

4)

mengolah

dan

dan

berbagi

tugas

(89,19%),

bahan yang diperlukan (100%), berada

pencemaran

dalam kelompok (100%), bekerjasama

belajar dan menilai pembelajaran dengan

dalam

pendekatan

kegiatan

(89,19%),

daur

ulang

mendorong

(93,94%),

mengambil

sampah

berpartisipasi
giliran

dalam

tanah,

termotivasi

inkuiri

dalam

terbimbing

pada

pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan
shared

bersifat

aplikatif

banyak

kemampuan

dalam

berbagi tugas (91,89%), berdiskusi dengan

manfaatnya;

teman (89,19%), cermat dalam bekerja

keterampilan

(93,94%), terampil dalam kegiatan daur

pencemaran tanah, mengamati perubahan

ulang

fisika atau perubahan kimia pada proses

(81,08%),

bertanya

pada

guru

(24,32%). Kegiatan siswa pada saat tahap

pemanfaatan

mengolah

pencemaran

dan

mengomunikasikan

2)

dan

proses

sampah,
tanah

(mengamati

mengklasifikasi

berdasarkan

sifat

diantaranya adalah berpartisipasi aktif

bahannya,

memprediksi

dalam diskusi (81,08%) dan berpartisipasi

pemanfaatan

sampah,

aktif dalam presentasi di depan kelas

kendala yang akan dihadapi pada saat

(100%).

saat

melakukan kegiatan pemanfaatan sampah,

membuat kesimpulan diantaranya adalah

merancang kegiatan pemanfaatan sampah,

mengajukan

melakukan kegiatan pemanfaatan sampah,

Kegiatan
ide

siswa
secara

pada
aktif

tentang

produk
memprediksi

manfaat sampah (18,92%), berpartisipasi

mengomunikasikan

aktif

dan

pemanfaatan sampah di depan kelas,

pembelajaran,

membuat laporan hasil diskusi rancangan

mendengarkan penjelasan teman dan guru

kegiatan pemanfaatan sampah) menjadi

(89,19%).

lebih baik; 3) kemampuan siswa dalam

3.3 Tanggapan Siswa

penguasaan konsep pencemaran tanah

dalam

pengambilan

diskusi
intisari

(81,08%)

Pada penelitian ini diungkap juga

(menyebutkan

contoh

hasil

dan

kegiatan

ciri-ciri

tanggapan siswa terhadap pembelajaran

pencemaran tanah, menjelaskan pengertian

pemanfaatan sampah dengan pendekatan

pencemaran tanah, menafsirkan dampak

inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA

pencemaran tanah terhadap lingkungan dan

terpadu tipe webbed dan shared dengan

kesehatan,

cara memberikan lembar isian mengenai

pemanfaatan sampah yang tepat untuk

tanggapan siswa diakhir pembelajaran

mengatasi

setelah kegiatan postes. Setelah angket

mengungkapkan gagasan untuk mengatasi

tanggapan

diperoleh

masalah pencemaran tanah, menganalisis

bahwa 1) hampir seluruh siswa lebih

penyebab pencemaran tanah berdasarkan

mudah

sumbernya

siswa
dalam

dianalisis,
mempelajari

materi

menentukan
pencemaran

menganalisis

kegiatan
tanah,

dampak

pencemaran tanah melalui tayangan video,

pembelajaran

dan dapat mengevaluasi aktivitas manusia

mengalami peningkatan sedang (N-Gain =

yang mengakibatkan pencemaran tanah

0,390). Artinya kedua tipe pembelajaran

melalui tayangan video) menjadi lebih

IPA

baik.

keterampilan proses sains siswa pada
Selain itu juga dalam pembelajaran

IPA

terpadu

terpadu

dapat

shared

meningkatan

pembelajaran pemanfaatan sampah dengan

IPA terpadu webbed mengangkat tema

pendekatan

pemanfaatan

ini

peningkatan antara kelas IPA terpadu tipe

merupakan isu yang lagi ramai dibicarakan

webbed dengan kelas IPA terpadu tipe

di masyarakat yang dikaitkan dengan

shared yang tertinggi terjadi pada indikator

kompetensi

merancang

sampah

dasar

perubahan

(KD)

(perubahan

kimia),

pencemaran

saat

pencemaran,

materi

fisika/perubahan
dampak

yang

sifat

terbimbing.

Pemanfaatan
pendekatan

Selisih

sampah

inkuiri

dengan

terbimbing

pada

terhadap

pembelajaran IPA terpadu tipe webbed dan

kesehatan. Hal senada juga diungkapkan

shared berjalan sesuai dengan tahapan

dalam penelitian Nurlaelati (2008) bahwa

pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah

secara

dirancang

umum

siswa

tanah

bahan,

inkuri

merasa

senang

dalam

RPP

mempelajari tema penjernihan air dengan

Pelaksanaan

menggunakan pembelajaran IPA terpadu

observasi siswa menunjukkan bahwa siswa

model webbed, karena pembelajaran IPA

berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan

terpadu model webbed merupakan wahana

kegiatan pembelajaran inkuri terbimbing

ideal untuk mengangkat realita sehari-hari

dan dapat menghasilkan suatu produk

sebagai tema pengajaran yang dipadukan

pemanfaatan sampah secara daur ulang.

menjadi beberapa topik yang berhubungan
dengan pengalaman, dan dunia siswa [5].

dan termotivasi belajar pada pemanfaatan

yang menerapkan kegiatan
dengan

dengan

pendekatan

inkuiri

terbimbing pada kelas pembelajaran IPA

Keterampilan Proses sains siswa
sampah

Hasil

Secara umum siswa merasa senang
sampah

4. Kesimpulan

Pembelajaran).

(Rencana

pemanfaatan

pendekatan

inkuiri

terbimbing pada kelas pembelajaran IPA
terpadu webbed mengalami peningkatan
sedang (N-Gain = 0,528) dan untuk kelas

terpadu webbed maupun shared. Selain itu
juga siswa merasa keterampilan proses
sainsnya meningkat seperti mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, merancang,
dan mengomunikasikan.
Ucapan Terimakasih

Terakhir, penulis ingin mengucapkan
terima

kasih

dan

penghargaan

yang

[7]

setulus-tulusnya kepada yang terhormat
Prof. Dr. Sri Rejeki, M.Si dan Dr. Asep

[8]

Supriyatna, M.Si yang telah berkenan
meluangkan waktu dan pikirannya untuk
memvalidasi instrumen penelitian ini. Serta
penyelenggara Beasiswa P2TK Dikdas
Kemendikbud yang telah membantu proses
studi.
[9]

Daftar Acuan
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

Bustami, Yakobus (2009). Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM)
untuk meningkatkan penguasaan
konsep dan kemampuan berfikir kritis
siswa
SMA
pada
subtopik
pencemaran air. Bandung : Program
studi Pendidikan IPA konsentrasi
Pendidikan Biologi, Sekolah Pasca
Sarjana
Universitas
Pendidikan
Indonesia, tidak diterbitkan.
Dahar, W.R. (2006). Teori-Teori
Belajar. Bandung : PT. Gelora Aksara
Pratama.
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan
(2013).
Ilmu
Pengetahuan Alam: Buku Guru Kelas
VII. Jakarta: Penerbit Kementrian
Pendidikan dan kebudayaan.
Fogarty, Robin (1991). The Mindful
School How to Integrate The
Curricula. Palatine Illinois : Skylight
Publishing, Inc.
Nurlaelati
(2014).
Penerapan
Pembelajaran
IPA
Terpadu
Berdasarkan Model Webbed untuk
Meningkatkan Literasi Sains Siswa
pada Tema Penjernihan Air. Bandung:
Program Studi IPA Sekolah Pasca
Sarjana, UPI.
Balanay, S Anne Catherine (2013).
Assessment on Students’ Science
Process Skills: A Student- Centred

[10]

[11]

[12]

[13]

[14]

Approach.
[online] Tersedia
:
htpp://ijobed.com [13 Maret 2014].
Dahar, Willis R (2006). Teori-Teori
Belajar. Bandung : PT. Gelora Aksara
Pratama.
Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R.
(2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assesing; A Revision of
Blom’s Taxonomy of Education
Objectives. New York : Addison
Wesley
Lonman
Inc.
[online]
Tersedia:
htpp://respository.upi.edu/2025/9/S_FI
S_0605535_Bilioghraphy
[06
September 2014].
Kementrian
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
(2014).
Materi
Pelatihan
Guru
Implementasi
Kurikulum 2013 Tahun Ajaran
2014/2015 Mata Pelajaran IPA SMP.
Jakarta:
Penerbit
Kementrian
Pendidikan dan kebudayaan.
Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses
Sains.
Bandung:
Tinta
Emas
Publishing.
Rustaman, N, dkk. (2003). Strategi
Belajar Mengajar Biologi. Bandung:
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
UPI.
Rahmadani. (2012). Pembelajaran
Berbasis Proyek untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Siswa SMK pada
Pemisahan Campuran. Bandung: Tesis
Prodi Pendidikan IPA Konsentrasi
Kimia SL SPs UPI. Tidak diterbitkan.
Semiawan,
C,
dkk.
(1986).
Pendekatan Keterampilan Proses
Bagaimana
Mengaktifkan
Siswa
Dalam belajar. Jakarta: PT Gramedia.
Wartini.
(2014).
Penerapan
Pembelajaran Berbasis Praktikum
Melalui Inkuiri Terbimbing dan
Verifikasi pada Konsep Fotosintesis
Terhadap Penguasaan Konsep dan
Keterampilan Proses Sains Siswa
SMP.
Bandung:
Tesis
Prodi
Pendidikan Biologi, SPs UPI. Tidak
diterbitkan.

[15]

Akinbobola & Afolabi. (2010).
Analysis of Science Process Skills in
West African Senior Secondary
School Certificate Physics Practical

Examinations in Nigeria. AmericanEurasian Journal of Scientific
Research 5 (4): 234-240, 2010.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124