SISTEM PENDIDIKAN DALAM ISLAM docx

D.

Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam memiliki keistemewaan dibanding sistem pendidikan lain,
yaitu:[20]
1.

Adanya korelasi antara bahan-bahan pelajaran dengan agama

2.

Mewujudkan prinsip dan sistem desentralisasi dalam belajar

3.

Asas persamaan dalam pengajaran dan demokratisasi dalam pendidikan Islam

4.

Mengkaitkan ajaran agama dengan kehidupan manusia


5.

Asas kewajiban mengajar

B.

Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam

Islam adalah agama paripurna. Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul dan
tidak ada yang dapat mengunggulinya. Siapapun yang menelaah sistem
pendidikan didalam Islam akan melihat banyak keistimewaan.

Keistimewaan – keistimewaan tersebut antara lain:
1.

Dasarnya adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah).

2.
Islam menjadikan akidah sebagai landasan didalam pendidikan. Sejak awal,

kaum Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain
dasarnya adalah keimanan kepada Allah.
3.
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan
memberikan keterampilan dalam ilmu kehidupan.
4.
Tolak ukur bukan sekedar berupa nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas,
penilaian bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah
SWT.
5.
Pendidikan terpadu. Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya
memadukan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Padahal, aspek-aspek
tersebut hanya menyelesaikan persoalan individual. Karenanya, perlu dipadukan
juga aspek yang terkait materi. Dilihat dari materi yang diberikan, keterpaduan
berarti memadukan antara kepribadian Islam, ilmu keislaman dan ilmu kehidupan.
[4]

Prinsip Metode PendidikaIslam
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode(termasuk
juga strategi dan teknik) dalam pendidikan islam dengan metode dalam pendidikan

lain. Jika diperhatikan, perbedaanya hanya terletak pada nilai spiritual dan mental
yang menyertainya pada saat metode tersebut dilaksanakan dan dipraktikan.
Prinsip metode pendidikan islam yang mengandung unsur-unsur pembeda adalah:
Prinsip metode pendidikan islam;
1.
Niat dan orientasi dalam pendidikan agama islam, yakni untuk mendekatkan
hubungan antara manusia dan tAllah dan sesama makhluk.
2.
Keterpaduan(integrative, tauhid), dalam pendidikan islam ada kesatuan
antara iman-ilmu-amal, iman-islam-ihsan.
3.
Bertumpu pada kebenaramateri yang disampaikan harus benar, disampaikan
dengan cara yang benar, dan dengan dasar niat yang benar.
4.
Kejujuran dan amanahbrbagai metode yang dipakai dalam pendidikan islam
harus memegang teguh prinsip kejujuran(akademik) kebohongan dan dusta dalam
bentuk apaun tidak bisa dibenarkan.
5.
Keteladanan, dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-ilmu-amal
pendidik dituntuk menjadi teladan bagi peserta didiknya.

6.

Berdasar pada nilai, metode pendidikan islam teap pada nilai etika-moral.

7.
Sesuai dengan usia dan kemampuan akal, pendidikan hendaknya diberikan
kepada peserta didik setelah mereka berusia minimal tujuh tahun[26]
8.
Sesuai dengan kebutuhan peserta didik, bukan hanya untuk memenuhi
keinginan pendidik, apalagi untuk proyek semata.
9.
Mengambil pelajaran pada setiap kasusu atau kejadian, yang menyenagkan
atau menyedihkan. Mengambil pelajaran dimulai dengan pikiran positif dan
menerima perjalanan hidup dengan tidak berlebihan dalam menyikapinya.
Proorsional dalam memberikan janji, yang menggembirakan dan ancaman untuk
mendidik kedisiplinan, proporsional karena harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik.

G.


Fungsi Pendidikan Islam

Pembahasan tentang pendidikan agama memang bisa jadi sangat luas, akan tetapi
bisa diperinci menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek-aspek yang ada..
Dalam membahas fungsi pendidikan agama Islam, kita patut mengungkapkan

uraian-uraian yang terkandung dalam kurikulum pendidikan agama Islam, karena
pada dasarnya, disanalah tertuang fungsi-fungsi pendidikan tersebut.
Fungsi tersebut adalah garis-garis besar penjabaran dari fungsi pendidikan agama
Islam. Adapun fungsi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a.
Fungsi Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama – tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran
dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.kitab-kitab adalah salah satu
pendukung dalam penjabaran fungsi pendidikan agama

b.
Fungsi Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c.
Fungsi Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d.
Fungsi Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Fungsi Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia seutuhnya.
f.
Fungsi Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g.
Fungsi Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara

optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
dikemukakan oleh Yusuf Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama
dengan tujuan diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang
bertakwa (muttaqîn)
Selanjutnya Faisal merinci manusia yang bertakwa itu adalah yang:
1)Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghair mahdah,
2)Membentuk warga Negara yang bertanggungjawab kepada masyarakatnya,
bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3)Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil
untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.

4) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu agama Islam

Kesimpulan
Pendidikan dalam Islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang
dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan
Islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan assunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara
khusus, kelebihan dalam al-qur’an terletak pada metode yang menakjubkan dan

unik sehingga dalam konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an
mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah,
serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah
SWT, pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang
diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits
sebagai dasar Islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi
as-sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang
masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari
komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang
telah ditetapkan.
Metode menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu: a. Metode Pendidikan
melalui Teladan b. Metode Pendidikan melalui Nasihat c. Metode Pendidikan melalui
Cerita d. Metode Pendidikan melalui Kebiasaan e. Metode Pendidikan melalui
Peristiwa-Peristiwa Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya antara
materi, metode, dan tujuan pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan
sehingga benar-benar efektif (tepat guna) dan efesien (berhasil guna).Sehingga
konsisten dan relevan dengan tujuan akhir pendidikan islam yang hendak dicapai.


B.

PENDIDIKAN ISLAM DI MALAYSIA

Malaysia, sebagai sebuah Negara yang menerima islam sebagai agama resmi
Negara juga menjalankan pendidikan agama islam. Pendidikan agama islama di
Malaysia menggunakan bahasa arab sebagai pengantar pembelajaran oleh
mubaligh. Masjid, surau. Dan rumah menjadi tempat untuk melaksanakan
penddikan.
a.

System pendidikan di Malaysia terbagi menjadi 4 tahap :

1)

System belajar dirumah guru.

Kehadiran islam telah merubah system kehidupan masyarakt. Oleh sebab itu, islam
dijadikan sebagai perubahan sosiologi kanak-kanak dalam keluarga melayu. Cara
belajar mereka adalah dengan mendatangi rumah guru.

2)

System pondok

Dikarenakan pelajar yang berminat semakin bertambah, timbullah ide baru dengan
membangun surau yang berdekatan dengan rumah guru. Setelah itu, pelajar yang
datangpun semakin bertambah dan akhirnya dibangunlah pondok-pondok kecil
untuk memudahkan pembelajaran bagi pelajar-pelajar yang dating dari luar
daerah.
3)

System madrasah

Dikarenakan pendidikan semakin berkembang, jadi system madrasahpun dibentuk
agar pembelajaran bukan sekedar pada tauhid dan ibadah, akan tetapi juga
menyangkut ilmu hisab, geografi, bahasa arab dan lain-lain.
b.

Kurikulum pendidikan islam di Malaysia


Kurikulum pendidikan islam di Malaysia terbagi menjadi dua bagian diperingkat
sekolah, yaitu Kurikulum bersepadu sekolah rendah (KBSR) dan Kurikulum
bersepadu sekolah menengah (KBSM). Setiap kurikulum memiliki cirri pembelajaran
tertentu.
1)

Kurikulum bersepadu sekolah rendah

Mata pelajaran pendidikan islam teras KBSR diperkenalkan pada tahun 1983.
Kurikulum pendidikan islam KBSR ini telah disemak pada tahun 2000 dengan diberi
tumpuan paa kandungan kurikulum dan kaedah pengajaran.
Setelah mengikuti kkurikulum pendidikan islm sekolh rendh, murid seharusnya
dapat mencapai objektifita KBSR dengan:
a.
Membaca surah pilihan dari juz ‘ama dengan fasih dan betul untuk memupuk
minat membaca al-qur’an dan menjadi amalan.
b.
Menghafal ayat-ayat lazim yang terpilih untuk bacaan dalam sholat dan
ibadah harian.
c.
Memahami maksud beberapa surah yang dipelajari dan menghayati
pengajaran kearah meyakini al-Qur’an sebagai rujukan petunjuk Allah SWT.
d.
Memahami dan meyakini asas-asas keimanan sebagai pegangan akidah dan
benteng keagamaan.
e.
Mengamalkan ibadah fardu ‘ain serta memahami fardu kifayah sebagai
tuntutan kewajiban umat islam.
f.
Memahami dan mengambil iktibar dengan siroh rasulullah sebagai asas
perkembangan tamadun manusia.
g.
Megamalkan adab dan menghayati nilai-nilai akhlak dalam kehidupan seharihari.
h.
Membaca dan menulis jawi serta mencintainya sebagai warisan budaya
bangsa.
Kandungan kurikulum pendidikan islam sekolah rendah terbagi dalam empat
asuhan bidang yaitu :
1.

Tilawah al-Qur’an

a)

Membaca ayat-ayat al-qur’an dengan betul dan fasih.

b)

Menghafal ayat-ayat al-qur’an

c)

Memahami pengertian surah-surah tertentu.

2.

Bidang asa ‘ulum syari’yyah

a)
Pemantapan akidah, pembentukan sikap dan tanggung jawab kepada allah
swt.
b)

Pengetahuan tentang peraturan ibadat dan pelaksanaannya.

c)

Pengambilan contoh dan iktibar dari rasulullah saw.

3.

Bidang assa akhlak islamiyah

a)
Kepatuhan terhadap eraturan dan cara hidup muslim dalam hubungannya
dengan allah dan rasulullah.

b)
Kepatuhan terhasap peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan diri
sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitar.
4.

Bidang pelajaran jawi

a)

Menulis jawi dengan baik.

b)

Membaca tulisan jawi dengan lancer.

c)

Mempelajri asa seni tulisan jawi.

2)

Kurikulum bersepadu sekolah menengah

Kurikulum berbsis sekolah menengah adalah satu insentif kesinambungan
pembelajaran dari peringkat rendah, isi kandungan dan cara belajar merupakan
keterpaduan dari unsure Jasmani, Emosi, Rohani, dan Intelek yang mengembangkan
potesi secara menyeluruh dan seimbang.
Setelah mempelajari pendidikan islam bersepadu sekolah menengah, murid
seharusnya dapat mencapai objektif yang telah disarankan oleh Kurikulum berbasis
sekolah menengah, dengan harapan, siswa dapat :
a.

Membaca ayat-ayat terpilih dari al-qur’an

b.

Menghafal ayat – ayat al-qur’an

c.

Memahami ayat-ayat al-qur’an

d.

Memantapkan keyakinan pada akidah, dan menghidupkan konsep tauhid.

e.

Memperkukuh dan meningkatkan amal ibadah.

f.

Memahami dan mengambil iktibar dari siroh nabawiyah.

g.

Berakhlak mulia.

h.

Memahami dan menulis jawi.

Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum pendidikan islam sekolah
menengah diantaranya adalah :
1.

Bidang pembelajaran tilawah Al-Qur’an.

a)

Membaca ayat al-qur’an dengan hukum tajwid.

b)

Menghafal ayat al-qur’an dengan pemahaman tajwid

c)

Memahami hikmah dari ayat al-qur’an

d)

Memahami dan menghayati isi al-qur’an.

2.

Bidang pembelajarn ‘ulum syari’yyah

a)
Pemantapan akidah dan iman, memupuk sikap sebagai manusia yang sadar
dan insyaf akan tanggung jawab terhadap allah, diri sendiri, masyarakat dan alam
sekitar.

b)
Pengamalan ibadah serta memahami pengetahuan tentang peraturan ibadah
yang telah ditentukan allah swt.
c)
Memahami peran fardu ‘ain dan kifayah, sebagai ibadh yang diperlukan untuk
membangun kesejah teraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d)

Meneladani sirah nabawiyah.

3.

Bidang pembelajaran adab

a)

Pengamalan adab yang telah diperoleh dari sekolah.

b)
Adab diperoleh dari cara hidup dalam hubungannya dengan manusa, tuhan
dan alam sekitar.

Faktor-faktor Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan pendidikan agama, perlu diperhatikan adanya faktor-faktor pendidikan yang ikut
menentukan keberhasilan pendidikan agama tersebut.
Faktor-Faktor Pendidikan itu ada 5 macam, dimana faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya
mempunyai hubungan yang erat. Kelima faktor tersebut adalah :
1. Faktor Tujuan
Faktor tujuan adalah pendidikan dalam prosesnya haruslah mengurai kepada pendekatan diri kepada
Allah dan kesempurnaan insani, mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya bagi bahagia
dunia dan akhirat.[1]
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan
yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak
akan mempunyai arti apa-apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat menentukan.
Menurut Dr.Zakiah Daradjat,dkk. Tujuan pendidikan ialah sesuatu yang hendak dicapai dengan
kegiatan atau usaha pendidikan. Bila Pendidikan itu berbentuk pendidikan formal, tujuan pendidikan
itu harus tergambar dalam suatu kurikulum.
Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan bernudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah
kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
2. Faktor Pendidik
Faktor pendidik, yaitu guru mempunyai kedudukan yang mulia dan sangat penting. Guru juga memiliki
syarat dan sifat yang harus dipenuhi antara lain: guru itu orang tua kedua di depan murid, guru
sebagai pewaris nabi, guru sebagai penunjuk jalan dan figur pembimbing keagamaan, guru sebagai
sentral figur atau teladan bagi murid, guru sebagai motivator dan guru sebagai seorang yang
memahami tingkat perkembangan intelektual murid.
Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, dipundaknya terletak
tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang
dicitakan. Secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka
adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan.[2]
Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Hal tersebut karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya,
maka ia mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis
yang luar biasa. Hal itu mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal saleh.[3]
Selain mendidik pendidik/guru mempunyai 4 empat tugas, yaitu ;
a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama islam
b. Menanamkan Keilmuan dalam jiwa anak.
c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
d. mendidik anak agar berbudi pekerti baik
Toto Suharto Mengutip dari pendapat Muraini dan Abdul Majid dalam bukunya mengemukakan tiga
fungsi pendidik. Yaitu ;
a. Fungsi Instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran .
b. Fungsi Edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan.
c. Fungsi Managerial yang bertugas memimpin dan mengelola pendidikan.[4]
3. Faktor Anak Didik

Faktor anak didik, yaitu belajar mempunyai peran yang penting dalam kehidupan. Dengan belajar
orang jadi pandai, ia akan mengetahui terhadap segala sesuatu yang dipelajarinya. Tanpa belajar,
orang tidak akan mengetahui sesuatupun.
Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidikan yang paling penting karena tanpa
adanya factor tersebut, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Oleh karena itu factor anak didik
tidak dapat digantikan oleh faktor yang lain.
Dalam paradigma pendidikan islam, peserta didik merupakan sesuatu yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah
makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang belum mencapai kematangan, baik
fisik, mental, intelektual, maupun psikologisnya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bimbingan
arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan.
Peserta didik sebagai subjek pendidikan, menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib Jika menginginkan
keberhasilan meraih ilmu harus memenuhi enam syarat sebagaimana dalam syair ;
‫اللتانال العلم إل بستة * سأنبيك عن مجموعها ببيان‬
‫دكاء وحرص واصطبار وبلغة * وإرشاد أستاذ وطول زمان‬
Yaitu : 1) Cerdas, 2) bersunguh-sunguh, 3) sabar, 4)mempunyai bekal, 5) mengikuti petunjuk guru, dan
6) Lama Waktunya
4. Faktor Alat Pendidikan
Faktor alat dan metode adalah meliputi materi pendidikan, metode pendidikan dan alat pendidikan
langsung.[5]
.
Faktor isi atau materi pendidikan
Yang termasuk dalam arti atau materi pendidikan ialah segala sesuatu oleh pendidik langsung
diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan
yang diselengarakan dikeluarga, disekolah dan dimasyarakat, ada syarat utama dalam pemilihan
beban ataum materi pendidikan, yaitu:
1)

Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;

2)

Materi harus dengan peserta didik.

Faktor metode pendidikan
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar interaksi ini dapat berlangsung
secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan atau
materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah suatu metode dapat

disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa faktor. Faktor utama yang
menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.[6]
Metodologi dalam pendidikan mempunyai tugas dan fungsi memberi cara yang baik untuk
pelaksanaan operasional pendidikan Islam. Metodologi harus sejalan dengan substansi dan tujuan ilmu
pengetahuan induknya. Dan dalam penerapannya bersumber pada al-Qur’an dan Hadits yang
meliputi:
1.

2.

3.

Al-Qur’an menunjukkan fenomena bahwa firman Alloh sesuai dengan sasaran dan tempat yang
dihadapi. Alloh memberikan metode pengajaran alternatif yaitu pilihan dan setiap individu berbeda
kemampuannya.
Allah mendidik manusia disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Bersifat multi approach, yaitu melalui pendekatan religiuss, filosofis, sosiokultural dan
scientific.[7]
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu
tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan merupakan factor pendidikan yang sengaja dibuat
dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.[8]
5. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama dan terutama bagi perkembangan
anak, bahkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Sedangkan lingkungan pergaulan juga mempunyai pengaruh yang sangat dominan terhadap
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan yang berujud kesusastraan yang meliputi buku yang
bermanfaat dan buku yang merugikan serta merusak juga mempunyai peran yang besar terhadap
pembentukan pribadi anakLingkungan merupakan sesuatu yang mempenmgaruhi pada pertumbuhan
dan perkembangan jiwa anak. Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu positif
dan negatif, adapun uraiannya sebagai berikut;
a. Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bila mana lingkungan itu dapat memberikan dorongan
atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal yang baik.
b. Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan Negatif bila mana keadaan sekitarnya anak itu
tidak memberikan pengaruh baik.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi
lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu menjadi
pembatasKarena itu berhasil atau tidaknya pendidikan agama di sekolah juga banyak ditentukan oleh
keadaan lingkungan daripada anak didik.[9]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor Pendidikan Agama adalah sesuatu
yang ikut menentuksn keberhasilan Pendidikan Agama yang memiliki beberapa bagian yang saling
mendukung satu sama lainnya. Faktor-faktor Pendidikan Agama selanjutnya juga disebut dengan
komponen-komponen pendidikan.

Menurut Toto Suharto dalam bukunya filsafat pendidikan Islam dengan memodifikasi konsepsi noeng
muhadjir,… mengungkapkan secara filosofis komponen-komponen pokok pendidikan islam kedalam
lima komponen, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum pendidikan, metode
pendidikan, dan konteks pendidikan. Kelima komponen ini adalah merupakan sebuah sistem, artinya
kelima komponen itu merupakan satu kesatuan pendidikan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi
berkaitan satu sama lainnya, sehingga terbentuk satu kebulatan yang utuh dalam mencapai tujuan
yang diinginka

Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 4 komponen, yaitu 1) tujuan pendidikan,
2) peserta didik, 3) pendidik, 4) isi pendidikan dan 5) konteks yang mempengaruhi suasana
pendidikan. Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-komponen tersebut. 1. Tujuan
Pendidikan Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun
guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan
kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik dalam
suatu masyarakat . Adapun tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan tujuan Islam
sendiri. Tujuan pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang berpribadi muslim
kamil serta berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah QS. Ali Imran
ayat 102. Mengenai tujuan pendidikan, menurut Klaus Mollenhaver yang memunculkan
“Teori Interaksi” menyatakan bahwa “di dalam pendidikan itu selalu ada (dijumpai)
mengenai masalah tujuan pendidikan”. 2. Peserta Didik Sehubungan dengan persoalan
anak didik disekolah Amstrong 1981 mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang
harus dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar
belakang budaya masyarakat peserta didik ? bagaimanakah tingkat kemampuan anak didik
? hambatan-hambatan apakah yang dirasakan oleh anak didik disekolah ? dan
bagaimanakah penguasaan bahasa anak di sekolah ? Berdasarkan persoalan tersebut
perlu diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus
pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak
didik. 3. Pendidik Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik.
Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan,
yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja.. Guru sebagai pendidik dalam lembaga
sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat
baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan
dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan
sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk kategori pendidik adalah 1) orang dewasa, 2)
orang tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan.
Orang Dewasa Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian
orang dewasa , yakni: (1) manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang pasti
dan tetap, (2) manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu,
termasuk cita-cita untuk mendidik, (3) manusia yang cakap mengambil keputusan batin

sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4)
manusia yang telah cakap menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh
inisiatif, (5) manusia yang telah mencapai umur kronologs paling rendah 18 th, (6) manusia
berbudi luhur dan berbadan sehat, (7) manusia yang berani dan cakap hidup berkeluarga,
dan (8) manusia yang berkepribadian yang utuh dan bulat. Orang Tua Kedudukan orang
tua sebgai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya
orang tua sebagai pedidik utama dan yang pertama dan berlandaskan pada hubungan
cinta-kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
Guru/Pendidik di Sekolah Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun
tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan
pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut memenuhi persyaratanpersyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi
didasrkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut,
kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan
pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yangingin disampaikan
maupun cara penyampainannya, dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan Selain orang
dewasa, orang uta dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan merupakan
pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas
pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin.
Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan atau
pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan. 4.
Isi Pendidikan Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Isi pendidikan berkaitan dengan
tujuan pendidikan, dan berkaitan dengan manusia ideal yang dicita-citakan. Untuk
mencapai manusia yang ideal yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu
sebagai hakikat manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan. Macam-macam isi
pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan estetis,
pendidikan sosial, pendidikan civic, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan
peindidikan jasmani. 5. Konteks yang Memepengaruhi Suasana Pendidikan Lingkungan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi
pendidikan pada sekolah saja. Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan
lingkungan kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial
politis, lingkungan sosial. Sarana Sarana atau media pendidikan berguna untuk membantu
dalam proses pendidikan sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode Metode
dimaksudkan sebagai jalan dalam sebuah transfer nilai pendidikan oleh pendidik kepada
peserta didik. Oleh karena itu pemakaian metode dalam pendidikan Islam mutlak
dibutuhkan. Sistem/Kurikulum Sistem pembelajaran yang baik akan semakin menambah
peluang untuk berhasilnya sebuah pendidikan. Keseluruhan komponen-komponen tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan.

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have
$524,215: https://goo.gl/efW8Ef