METODE DAN TEKNIK PENYUSUNAN STRATEGI

METODE DAN TEKNIK PENYUSUNAN STRATEGI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik yang
Diampu Oleh Joko Setyono, S. E, M. Si.
Disusun Oleh:
ANNISA USWATUN KHASANAH (13820141)
FARAH SAUFIKA P (

)

ARUM ADININGSIH (

)

FATIKHAH MEILAWATI (14820164)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai rencana strategi dalam berusaha.
Namun bisa terjadi seorang pemimpin perusahaan tidak menyadarinya. Rencana strategi
merupakan tindakan yang bersifat kontinyu dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Sehingga dibutuhkan kecepatan inovasi pasar yang baru dan masa depan.
sehingga dibutuhkan kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumsi
para konsumen yang didukung oleh kompetensi inti perusahaan tersebut.
Rencana ini yakni sebuah rencana yang strategis atau sebuah rencana yang akan bersifat
jangka panjang, komprehensif, integrasi secara baik, berskala luas dan memiliki daya
tahan tinggi. Selain mengetahui rencana tersebut, persoalanya adalah bagaimana agar
dapat memperoleh sebuah rancangan yang strategis yang sesuai dengan situasi, kondisi
serta keadaan lingkungan yang dihadapi pada diri sendiri maupun pada perusahaan dan
masyarakat serta bangsa kita sendiri.
Setiap perusahaan harus mempunyai pengetahuan serta strategi usaha yang sesuai
dengan jenis usaha yang dikelolanya agar perusahaan tersebut dapat dikendalikan. Dan
sebaliknya jika perusahaan tidak mempunyai pengetrahuan serta strategi yang tidak

sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugiaan.
Dan untuk mengatisipasi kerugiaan tersebut maka perusahaan harus melakukan
beberapa pendekatan yang akan dijabarkan satu persatu dalam makalah ini Diantaranya
ada empat pendekatan yaitu pendekatan perkembangan yang menguntungkan,
pendekatan SWOT (SWOT Approach), pendekatan system (System Approach),pendekatan
kesenajangan perencanaan (Planning Gap).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang perusahaan agar
mendapat keuntungan secara maksimal ?
2. Apa saja teknik-teknik dalam menganalisa pembuatan strategi ?
BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan Strategi
Tahap pembuatan strategi adalah suatu tahap yang paling menantang dan sekaligus
menarik dalam proses manajemen strategik. Inti pokok dari tahap ini adalah menghubungkan
organisasi dengan lingkungannya dan menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk
mencapai misi organisasi. Pembuatan strategi merupakan sesuatu hal penting yang harus
dikerjakan oleh para manajer puncak karena proses ini adalah yang menentukan bagaimana

organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Dalam proses ini perusahaan akan lebih memfokuskan
diri pada para pesaing.
Proses pembuatan strategi terdiri dari empat elemen yaitu:
1. Identifikasi masalah-masalah strategik yang dihadapi oleh organisasi
2. Pengambangkan alternatif-alternatif strategik yang ada denagn mempertimbangkan
strategik generik serta variasinya
3. Evaluasi dari tiap alternatif
4. Penentuan/pemilihan strategi terbaik dan berbagai alternatif yang tersedia (Wahyudi,
1996: 99).
Pada bab ini kita akan mencoba untuk memikirkan tentang bagaimana kita dapat
merumuskan sebuah rencana yang strategis atau sebuah rencana yang akan bersifat jangka
panjang, komprehensif, terintegrasi secara baik, berskala luas dan memiliki daya tahan
tinggi. Persoalan ini merupakan sebuah pertanyaan yaitu “How” atau “Bagaimana” kita harus
mengatur pikiran kita agar dapat memperoleh sebuah ranangan yang strategis yang sesuai
dengan situasi, kondisi serta keadaan lingkungan yang kita hadapi sendiri pada perusahaan
maupun masyarakat dan bangsa serta negara kia sendiri. Untuk keperluan tersebut maka kita
mengenal 4 macam cara berpikir atau yang sering disebut sebagai pendekatan pikir untuk
keperluan itu yaitu:

1. Pendekatan Perkembangan yang Menguntungkan (Profitable Growth Approach)


2

Pendekatan ini merupakan cara berpikir yang paling mendasar dan merupakan pandangan
yang paling tua dalam rangka upaya untuk membentuk suatu rencana strategis. Cara berpikir
ini bertumpu pada upaya untuk menyusun suatu program kerja yang akan mendatangkan laba
atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Yang dimaksud keuntungan atau laba dalam hal ini
tidaklah hanya bersifat mikro, akan tetapi keuntungan yang bersifat makro yaitu yang disebut
dengan “penghasilan” atau “income”. Manusia akan selalu berupaya untuk memperoleh
keuntungan makro yaitu penghasilan, begitu pula suatu negara atau daerah (Propinsi,
Kabupaten, dan sebagainya) juga ini memperoleh penghasilan negara atau penghasilan
daerah. Bagi suatu perusahaan yang bersifat mikro maka penghasilan atau income itu dikenal
sebagai laba, keuntungan atau profit. Oleh karena itu maka kita harus menyusun suatu
rencana kerja yang akan dapat memberikan penghasilan yang lebih besar kepada diri kita,
keluarga kita serta perusahaan kita.
Keuntungan atau penghasilan yang telah kita peroleh itu nanti haruslah kita usahakan
agar dapat menompang perkembangan kekayaan kita, sebab apabila kita tidak berhat-hati
keuntungan yang telah kita peroleh dapat hilang atau habis karena kita pergunakan untuk
keperluan yang bersifat konsumtif. Kita harus merancang kegiatan-kegiatan yang bersifat
menabung atau saving serta investasi yang berbentuktambahan aktiva baik aktiva kerja

maupun aktiva tetap.
Perkembangan yang menguntungkan akan dapat kita raih apabila kita dapat mewujudkan
adanya “Keseimbungan yang Menguntungkan”. Keseimbangan tersebut adalah merupakan
keseimbangan antara “sarana atau resources” yang kita miliki dengan “Lingkungan atau
Environment” yang kita hadapi. Hanya dengan membuat agar resources yang kita miliki
dapat mengimbangi lingkungan masyarakat yang pasti akan memiliki berbagai kebutuhan.
Apabila kita bisa membuat keseimbangan tersebut maka kita akan dapat meraih keuntungan
dan keuntungan tersebut harus kita pergunakan untuk menopang pertumbuhan usaha kita dan
jangan sampai justru kita pergunakan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif. Sebaliknya kita
tidak akan dapat meraih keuntungan apabila kita tidak mampu untuk menyeimbangkan
sarana ptoduksi kita untuk memenuhi kebutuhan lingkungan masyarakat yang akan
menimbulkan permintaan terhadap berbagai barang kebutuhan masyarakat itu.

3

Jadi rencana strategis yang harus kita susun merupakan program untuk menciptakan
keseimbangan antara segala sarana yang kita miliki baik yang berupa sarana katausumber
daya alam yaitu tanah, pekarangan, kebun, rumah atau gedung-gedung yang kita miliki ;
sumber daya kapital yang berupa uang atau modal, maupun kapital yang berbentuk fisik yaitu
mesin-mesin dan peralatan yang kita miliki di dalam perusahaan kita. Semua sumber daya

yang kita miliki itu harus dapat kita rancang agar kita dapat menghasilkan sesuatu produk,
baik yang berwujud yang biasa disebut barang maupun yang tidak berwujud yang biasa
disebut jasa, yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan lingkungan masyarakat-baik yang
berupa kebutuhan pokok sehari-hari, kebutuhan sekunder atau perlengkapan rumah tangga,
pendidikan anak, pendidikan anaknya sendiri dan perlengkapan kerja atau perlengkapan
pabrik, maupun kebutuhan tertier yang bersifat kemewahan seperti rekreasi, mobil mewah,
vila peristirahatan, dan sebagainya. Apabila hal itu dapat kita wujudkan maka keseimbangan
tersebut akan menimbulkan keuntungan dan selanjutnya menciptakan pertumbuhan atau
perkembangan usaha kita. Keseimbangan tersebut dapat kita tunjukkan dengan gambar
sebagai berikut.
Sarana

Lingkungan
PERKEMBANGAN YANG
MENGUNTUNGKAN

Untuk mewujudkan adanya keseimbangan tersebut di atas, kita harus melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
2.

3.
4.

Analisis Terhadap kondisi lingkungan masyarakat
Analisis terhadapat sarana atau sumberdaya yang kita miliki
Mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan
Menyusun rencana strategis untuk menseimbangkan (Gitosudarmo, Indriyo, 2001:
107-110).

2. Pendekatan SWOT (SWOT Approach)
4

Pendekatan SWOT merupakan suatu pendekatan yang paling terkenal selama ini, hampir
tidak ada satu manajer pun yang tidak mengenal metode SWOT ini. Kata SWOT merupakan
perpendekan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths, yang dapat
diterjemahkan menjadi: Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Dalam metode ini kita
harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita miliki, kelamahan apa saja yang
melekat pada diri atau perusahaan kita dan kemudian kita juga harus melihat kesempatan
atau opportunity yang terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui
ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang di depan kita.

Dari pengamatan kita tentang SWOT kita bahkan harus mampu pula untuk melihat
SWOTnya pesaing, agar kita dapat menyusun rencana kerja yang strategis untuk
memenangkan pertempuran bisnis yang kita lakukan.
Mengapa kita harus melakukan analisi SWOT ini, karena kita harus berusaha untuk
memenangkan pertandingan atau pesaingan bisnis itu. Kita harus berusaha agar dapat
mengalahkan lawan tanding atau pesaing bisnis kita, kalau kita tidak ingin terpuruk dan
terperosok ke dalam posisi bisnis yang lebih rendah. Kita harus dapat memenangkannya dan
kemudian dapat menguasai pasar.
B. Penyusunan Rencana Strategis
Menduduki posisi strategis. Oleh karena itu maka pendekatan SWOT ini sebagai jawaban
atas pertanyaan: How to win the game? How to win the competition?, How to bid the enemy?
How to bid the rival?.
Dengan melakukan analisa SWOT atau KEKEPAN maka kita dapat memperoleh
jawabannya. Aspek dalam analisa ini terbagi menjadi tiga aspek yang terdiri dari:
1. Aspek Global
2. Aspek Strategis
3. Aspek Operasional
Aspek Global merupakan aspek yang paling mendasar berjangka panjang yang biasanya
menyangkut sampai 25tahun. Aspek ini biasanya disebut sebagai Garis Besar Haluan
Organisasi. Kemudian aspek strategisnya adalah aspek yang berkaitan dengan SWOT yang

berdampak jangka menengah yang biasanya 5 tahunan atau biasa disebut Rencana
5

Pembangunan Lima Tahunan (REPELITA). Setelah itu dijabarkan ke rencana jangka pendek
atau tahunan yang biasa disebut RAPBN.
1. Aspek Global
Dalam aspek global ini kita harus mengetahu SWOT atau KEKEPAN kita yang berkaitan
dengan aspek yang bersifat garis besar, atau kadang bersifat internasional. Aspek Global ini
sangat berkaitan dengan Visi dan Misi yang harus dikembangkan oleh perusahaan. Aspek
global ini jika kita berpikir tentang perencanaan global dari suatu negarabiasanya disebut
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam perencanaan global tersebut harus dilihat
SWOT dari negara itu dan dihubungkan dengan Visi dan Misi yang diemban bangsa tersebut.
Rencana global harus dirancang dari SWOT yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga rencana
tersebut akan dapat berjalan dengan baik karena akan sesuai dengan akar masalah yang ada
pada organisasi kita. Oleh karena itu kita harus melakukan analisis terhadap faktor internal
maupun faktor eksternal. Analisis faktor internal ditujukan untuk dapat memperoleh kekuatan
dan kelemahan yang ada pada organisasi kita. Kemudian kita juga harus melakukan analisis
terhadap faktor eksternal untuk memperoleh gambaran mengenai kesempatan atau
opportunities yang terbuka beserta ancaman, gangguan, hambatan, serta tekanan yang akan
menghimpit organisasi kita.

2. Aspek Strategis
Aspek strategis ini merupakan penjabaran yang lebih rinci ke dalam rencana kerja yang
lebih bersifat jangka menengah guna merealisasikan apa yang sudah dirumuskan oleh
rencana global. Dalam tahap strategis ini kita harus mampu untuk memikirkan berbagai
alternatif strategi yang dapat kita lakukan untuk merealisasikan rancangan global, dengan
tetap memperhatikan SWOT yang ada pada organisasi kita. Semakin banyak alternatif yang
dapat kita pertimbangkan akan semakin baik mutu perencanaan kita. Oleh karena itu kita
harus meningkatkan kemampuan dengan segala kreativitas kita untuk mencari lebih banyak
alternatif strategi yang dapat kita lakukan untuk mengemudikan organisasi bisnis kita
tersebut.

6

Setiap strategi pasti akan memiliki kebaikan dan keburukan masing-masing, juga
mengandung resiko yang berbeda-beda. Maka seorang manajer harus berani mengambil
keputusan untuk memilih suatu strategi yang dipandang memiliki resiko tertentu dengan hasil
yang memuaskan. Dalam mengambil keputusan manajer terdapat beberapa tipe manajer
yaitu:
a. Manajer tipe Risk Averter
Manajer yang menolak rencana kerja yang akan menanggung resiko tinggi.

b. Manajer tipe Risk Prefferent
Manajer yang menyenangi program kerja beresiko tinggi.
c. Manajer tipe Risk Neutral
Manajer yang memandang resiko merupakan sesuatu yang wajar, sehingga mereka akan
selalu memikirkan, menganalisa besarnya resiko yang ditanggung dengan perhitungan
yang cermat terhadap kemungkinan hasil.
1. Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan ini adalah pendekatan yang menitikberatkan pada pengertian sistem
dan kemudian mengembangkannya untuk membentuk perencanaan strategis. Sistem
adalah segala sesuatu yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi
diantara komponen-komponen dan interaksi tersebut akan timbul suatu hasil atau
keluaran atau output.
Sistem yang memiliki berbagai input atau komponen dibagi menjadi 3 macam
yakni : input dasar, input perlengkapan, dan input lingkungan. Ketiga input ini
berinteraksi dalam suatu proses. Sistem terdiri dari dua macam :
a. Sistem yang tertutup.
Adalah sistem dimana dalam sistem itu proses interaksi antar komponen-komponen
hanya terjadi dalam sistem itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain luar.
b. Sistem yang terbuka
Adalah sistem dimana proses interaksi antar input-input tersebut akan selalu
dipengruhi oleh faktor lain dari luar dan sebagai akibat dari pengaruh dari luar maka
sistem itu akan memiliki sifat yang disebut “Self Regulation”. Kedua pemikiran
tersebut menghasilkan dua bentuk rencana strategis :
a) Input planning adalah sebuah rencana yang mendasarkan diri dan bertumpu pada
masalah penyediaan inputnya.
b) Output planning mendasarkan diri pada produk atau output yang akan dihasilkan.
Jadi output inilah yang disebut sebagai perencanaan strategis yang harus
dipergunakan dalam menyusun rencana strategis.
2. Pendekatan Kesenajangan Perencanaan (Planning Gap).
7

Ini merupakan pendekatan baru, banyak pihak yang mencoba mempelajarinya dan
mencoba untuk menerapkannya.
a. Perencanaan Generasi Pertama (Frist Generation Planning)
Cara berfikir tradisional dalam melakukan perencaan pada umumnya dilakukan
dengan cara membuat “proyeksi masa depan” yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan.
Cara berpikir tradisional yang seperti ini merupakan suatu cara dimana berpikir untuk
melihat apa yang akan terjadi dimasa depan terhadap perusahaan dan mempersiapkan diri
seraya menyusun perencanaan ataupun program kerja. maka pola pikir ini disebut sebagai
suatu bentuk “perencanaan generasi pertama” atau “first generation planning”.
b. Perencanaan Generasi Kedua (Second Generation Planing)
Perencanaan kedua ini menuntut adanya semangat serta mental kerja lebih dari
sekedar “pasrah pada nasib” seperti yang terdapat dalam pola pikir perencanaan gerenasi
pertama. Maksudnya semangat serta mental kerja yang lebih dinamis, lebih proaktif agar
masa depan dapat dibentuk, diperbaiki, dan ditingkatkan melalui berbagai upaya.
c.

Kesenjangan Perencanaan (Planning Gap)
Di antara garis proyeksi dengan garis potensi usaha terdapat kesenjangan yang

menyebabkan munculnya sebuah pendekatan yang disebut “Pendekatan Kesenjangan
Perencanaan”. Kesenjangan ini merupakan gap yang bersifat positif yang harus
diusahakan untuk diperoleh agar kita dapat memperbaiki posisi bisnis di masa yang akan
datang. Kita harus menciptakan program kerja yang strategis (Gitosudarmo, Indriyo,
2001: 137).
Cara mengisi kesenjangan tersebut adalah dengan tiga aspek:
1.

Hi Tech
Dengan menggunakan teknologi tinggi, tentunya program kita tidak akan mudah
ditiru oleh pesaing dan menggunakannya sebagai barrier to entry, atau pelindung

2.

bagi bisnis kita untuk tidak mudah dimasuki oleh pesaing-pesaing kita.
High Touch
Adalah upaya untuk membubuhkan adanya sentuhan halus, artistic, estetika tinggi.
Dengan memberikan sentuhan seni budaya yang tinggi akan menambah daya beda

3.

dibandingkan produk-produk pesaing kita.
Hi Thought

8

Adalah upaya untuk memberikan konsep yang tinggi terhadap produk kita sehingga
akan menciptakan image yang bagus dan bervisi-misi (Gitosudarmo, Indriyo, 2001:
138-139).
Segitiga Belajar dalam Perencanaan Strategis
1. IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
Tanpa IPTEK, tentunya kita akan ketinggalan zaman dan kalah dengan produk
pesaing kita yang jelas lebih canggih. Kandungan IPTEK yang dimiliki oleh seorang
manajer pada umumnya merupakan suatu Daya Intelegensia yang dimiliki seseorang.
2. Kreativitas
Merupakan hal yang sebenarnya lebih penting daripada IPTEK yang harus
diterapkan bagi rencana strategis kita. Tanpa kreativitas, produk tidak akan menjadi
wahana aplikatif yang sifatnya inovatif melebihi produk para pesaing. Kreativitas
merupakan suatu bentuk imajinasi yang dimiliki oleh seseorang yang dapat ditingkatkan
ketajamannya dengan berlatih, yaitu meningkatkan Daya Kreativitas sehingga mampu
menghasilkan karya yang lebih tajam, lebih menggigit, dan lebih strategis dibandingkan
mereka yang kurang kreatif.
3. IMTAQ (Iman dan Taqwa)
Merupakan bentuk gambaran mental bagi seorang manajer dalam menerapkan
IPTEK serta kreativitas yang telah dilaksanakannya dalam perencanaan strategisnya.
Landasan mental dan moral sangat diperlukan karena terkadang kekurangan aspek
tersebut justru dapat membahayakan umat manusia. Oleh karena itu, menerapkan
perwujudan Moral Quotient itu juga penting. (Gitosudarmo, Indriyo, 2001: 139-142)
Berbagai Bentuk Isi Bagi Kesenjangan Perencanaan
Adapun bentuk kegiatan yang dapat kita rancang untuk mengisi gap, dalam dunia
bisnis dibagi menjadi tiga macam kegiatan. Mulai dari yang paling rendah sampai paling
sulit dengan resiko yang semakin tinggi, yaitu:
1. Pasar Baru (New Market)
Dengan mencari pasar baru adalah upaya paling mudah karena hal ini hanyalah
merupakan upaya untuk memanfaatkan idle capacity yang masih menganggur. Biasanya
9

perusahaan akan memiliki kapasitas produksi yang belum digunakan secara maksimal.
Ini seharusnya dapat digunakan untuk menghasilkan produksi yang dapat digunakan
untuk memasuki pasar baru, baik daerah yang baru atau segmen pasar yang baru. Karena
upaya ini dilaksanakan dengan mengintensifkan penggunaan mesin yang dimilik, maka
disebut juga sebagai strategi Intensive Growth.
2. Produk Baru (New Product)
Tingkat kesulitan dan resiko lebih besar. Diperlukan penelitian R&B supaya dapat
mengidentifikasi produk baru tersebut apakah cocok dan diterima baik oleh konsumen
atau tidak. Karena sarana, sumber daya, dan sumber dana yang dikeluarkan untuk
menciptakan produk baru juga tidak sedikit. Fokus kegiatan ini adalah menciptakan
pertumbuhan bisnis yang terintegrasi. Oleh karena itu, upaya ini disebut pula sebagai
Integrative Growth.
3. Bisnis Baru (New Business)
Merupakan upaya dengan kesulitan serta resiko tertinggi. Penciptaan bisnis baru
tentunya lebih kompleks daripada pembuatan produk baru yang pada umumnya masih
familiar dengan produk lama. (Gitosudarmo, Indriyo, 2001: 144-145)
Dalam dunia Kekuatan Persaingan Bisnis yang dapat Dikembangkan
Bisnis, kita mengenal adanya 3 macam kekuatan yang dipertimbangkan untuk
dikembangkan sebagai senjata dalam merancang rencana strategisnya yaitu:
a. Kekuatan di bidang perongkosan produksi
Perusahaan dapat mengembangkan kekuatan dalam bidang perongkosan produksinya
sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh suatu kondisi yang membuat perongkosan
produksinya menjadi rendah. Produk yang dihasilkan dapat dikembangkan menjadi suatu
kekuatan strategis dengan cara menjaga serta selalu meningkatkan mutu produk yang kita
hasilkan. Selain itu melakukan penganekaragaman produk, dan juga mengembangkan dan
menciptakan produk-prouk yang memiliki keistimewaan tersendiri yang akan mampu untuk
membangkitkan image produk tersebut.
b. Kekuatan di bidang perdagangan
Kekuatan di bidang perdagangan merupakan kekuatan yang berbentuk cara pelayanan
kita kepada konsumen. Cara pelayanan dapat kita tingkatkan agar para konsumen menjadi
10

semakinmudah untuk memperoleh produk yang kita sajikan kepada mereka, maka kita dapat
memilih cara distribusi yang cocok bagi konsumen kita.
B. Teknik –teknik Analisa pembuatan strategi
Ada lima teknik analisa yang dikembangkan untuk membuat para perencana strategi
dalam proses pembuatan strategi.
1. Analisa Kesenjangan (Gap Analysis)
Analisa kesenjangan memberikan suatu mekanisme untuk menyatukan berbagai
variasi produk dan bisnis dalam suatu perusahaan yang memiliki lebih dari satu
produk atau bisnis., cotohnya adalah Indofood.
Jika terjadi kesenjangan/perbedaan (gap) antara hasil yang telah dicapai (titik C)
dengan hasil yang diproyeksikan (titik B) maka mucul yang dinamakan Kesenjangan
Strategik (Strategic Gap). Ada beberapa langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memperkecil kesenjangan ini :
a. Merubah strategi dari satu atau lebih SBU.
b. Merubah pengalokasian sumber-sumber daya diantara SBU.
c. Menambah bisnis baru untuk memperkuat bisnis yang ada.
d. Menghapuskan beberapa SBU yang ada.
e. Merubah tujuan dan sasaran perusahaan.
2. Matrik Startegi Umum (Grand Strategy Matrix)
Matrik Strategi Umum menjadi alat analisa yang terkenal dalam membuat
strtategi alternative. Prinsipnya adalah memposisikan SBU-SBU ke dalam salah satu
dari keempat kuadran yang dibentuk oleh garis horizontal dan vertical. Setelah posisi
SBU dapat diketahui maka pemimpin perusahaan dapat memilih beberapa stategi
alternatif yang cocok dengan posisi tersebut.
3. Grup Konsultan Boston (Boston Consulting Group)
Teknik ketiga yang dipakai dalam pembuatan strategi adalah BCG Matrix.
Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan membagi sebuah daerah dengan dua garis
yaitu garis vertikal dan horizontal menjadi empat daerah (kuadran). Keempat kuadran
tersebut yaitu (Wahyudi, Agustinus Sri, 1996: 101-103) :
a. Bintang (Star)
Adalah sebuah produk atau SBU yang berada pada tingkat pertumbuhan pangsa
b.

pasar yang tinggi dan menguasai pangsa pasar yang relatif besar.
Sapi Perah (Cash Cow)

11

Adalah SBU atau produk dengan tingkat pertumbuhan pasar yang rendah dan
menguasai pangsa pasar yang relatif tinggi. Posisi ini digunkan untuk membiayai
c.

unit bisnis lain yang sedang tumbuh.
Tanda Tanya (Question Mark)
Adalah SBU atau produk yang berada pada tingkat pertumbuhan tinggi dimana

d.

mereka hanya menguasai pangasa pasar yang rendah.
Anjing (Dog)
Adalah produk atau SBU yang berada pada tingkat pertumbuhan pasar yang
rendah dan relatif pangsa pasar yang kecil.

4.

Matrik SWOT

Teknik keempat adalah dengan menggabungkan SWOT menjadi suatu matrik dan
kemudian diidentifikasikan semua aspek dalam SWOT. Dari kuadran tempat bertemunya
SWOT tersebut kemudian dibuat strategi yang sesuai dengan aspek-aspek SWOT.
Strengths (S)

Weaknesses (W)

1.

1.

2. Identifikasi

2. Identifikasi

3. Kekuatan

3. Kelemahan

4.

4.

Opportunities (O)

5.
SO Strategies

5.
WO Strategies

1.

1.

1.

2.

2. menggunakan

2. mengatasi

3. Identifikasi

3. kekuatan untuk

3. kelemahan dengan

4. Kesempatan

4. menangkap

4. mengambil

5.
Threats (T)

5. kesempatan
ST Strategies

5. kesempatan
WT Strategies

1.

1.

1.

2.

2. menggunakan

2. meminimalkan

3. Identifikasi

3. kekuatan untuk

3. kelemahan &

4. ancaman

4. menghindarkan

4. menghindarkan

5.

5. ancaman

5. ancaman

12

5.

Analisa Daur Kehidupan Produk (Product Life Cycle)
Teknik terakhir analah analisa daur kehidupan produk yang biasanya digunakan
untuk membuat strategi pemasaran. Daur kehidupan produk ini menganalisa suatu

produk berdasarkan perubahan yang terjadi pada tingkat penjualannya. Prinsipnya
mengatakan bahwa suatu produk akan melalui siklus kehidupan seperti halnya manusia
yaitu kelahiran, pertumbuhan, dewasa, dan masa tua.
a) Tahap Perkenalan (Introduction)
Dalam masa perkenalan sebuah produk, penjualan mulai dari nol dan meningkat
secara perlahan. Pada tahap ini, keuntungan akan menunjukkan jumlah yang negatif
karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan promosi dan tidak dapat
diimbangi oleh tingkat penjualan yang masih rendah. Strategi yang cocok adalah fokusdiferensiasi.
b) Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap ini penjualan meningkat secara cepat dan kemudian diikuti dengan
peningkatan yang rendah. Persaingan belum begitu ketat sehingga margin yang
dikenakan pada produk masih tinggi. Strategi yang cocok adalah diferensiasi.
c) Tahap Dewasa (Maturnity)
Pada tahap ini penjualan mencapai titik paling maksimal dan kemudian menurun
sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi kecil. Hal ini munculnya banyak pesaing
yang menjual produk serupa. Di periode ini, perusahaan dapat menggunakan strategi
kepemimpinan biaya menyeluruh atau diferensiasi.
d) Tahap Menurun (Decline)
Selama tahap ini baik penjualan maupun keuntungan akan turun terus sampai
akhirnya produk tersebut ditarik dari pasar. Untuk tahap ini dapat digunakan strategi
kepemimpinan biaya menyeluruh atau fokus-kepemimpinan biaya menyeluruh.

13

Setelah melakukan analisa dengan menggunkan beberapa teknik analisa di atas
dan membuat beberapa strategi yang dianggap cocok maka semua strategi tersebut
digabungkan dalam suatu laporan yang sering disebut sebagai Rencana Bisnis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah rencana strategis yang akan bersifat jangka panjang, komprehensif, terintegrasi
secara baik, berskala luas dan memiliki daya tahan tinggi maka ada empat pendekatan yaitu
pendekatan perkembangan yang menguntungkan, pendekatan SWOT (SWOT Approach),
pendekatan system (System Approach),pendekatan kesenajangan perencanaan (Planning Gap).
Pendekatan perkembangan yang menguntungkan bisa dicapai apabila bisa mewujudkan
adanya “keseimbangan yang menguntungkan”. Keseimbangan ini adalah keseimbangan antara
“sarana atau source” yang dimiliki dengan “lingkungan atau environment” yang dihadapi.
Pendekatan analisis SWOT ini perlu dilakukan karena kita harus berusaha
memenangkan pertandingan atau persaingan bisnis tersebut. Berusaha agar dapat mengalahkan
lawan tanding atau pesaing bisnis jika tidak ingin berada pada posisi bisnis yang lebih rendah.
Dalam melakukan analisis SWOT atau KEKAPAN, terdapat tiga aspek yaitu aspek
global, aspek strategis,dan aspek operasional. Pendekatan sistem ini pendekatan menitikberatkan
pada pengertian sistem dan kemudian mengembangkannya untuk membentuk perencanaan
strategis. Sistem adalah segala sesuatu yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berinteraksi.
Pendekatan kesenjangan perencanaan dimulai dari cara berpikir yang tradisional di
dalam melakukan perencanaan dan kemudian dikembangkan dengan cara berpikir yang lebih
maju, lebih dinamis serta lebih proaktif.

14

Ada lima teknik analisa yang dikembangkan untuk membantu para perencana strategi
dalam proses pembuatan strategi yaitu, analisa kesenjangan, matrik, strategi umum, matrik
SWOT, analisa daur kehidupan produk.
Setelah melakukan analisa dengan menggunakan beberapa teknik analisa dan membuat
strategi yang dianggap cocok maka semua strategi tersebut digabungkan dalam suatu laporan
yang sering disebut dengan Rencana Bisnis (Business Plan). Saat ini organisasi telah mempunyai
suatu Rencana Bisnis yang terdiri dari kumpulan-kumpulan dokumen serta strategi-strategi untuk
mencapainya.
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo. 2008. Management Strategic .Yogyakarta: BPFE.
Wahyudi, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategic : Pengantar Proses Berpikir. Jakarta
Binarupa Aksara.

15