Jilid-12 Depernas 24-Bab-100
BAB 100 KEADAAN JANG MENDJADI TUJUAN
§ 1161. Organisasi Negara Kesatuan
a.
Pembagian daerah dan djumlah angkatan/tingkatan.
Rentjana struktur organisasi negara kita pada hakekatnja harus
ditudjukan kepada pembangunan masjarakat penjelesaian revolusi na
sional dan perwudjudan masjarakat adil dan makmur, masjarakat so
sialis ala Indonesia dalam waktu jang singkat. Berhubung dengan itu
didalam memikirkan dan merentjanakan tingkattingkat mana jang di
perlukan, persoalan jang .kita hadapi ialah apakah tingkatantingkatan
itu menurut kedudukannja, bentuk dan susunannja sudah akan meme
nuhi harapan rakjat dalam mengadakan. pembangunan setjara besar
besaran mempertjepat revolusi nasional, dan merealisir sosialisme ala
Indonesia.
Pertanjaan jang timbul didalam penentuan tingkattingkat ini ia
lah sampai dimana rakjat Indonesia seluruhnja, tanpa ketjuali dapat
diikutsertakan dalam pembangunan semesta berentjana setjara efek
tif dan produktif, tanpa meninggalkan kepribadian bangsa Indonesia
sendiri.
Suatu pembangunan jang tepat dan dapat diharapkan mentjapai
hasil jajng sebesarbesarnja ialah djika pembangunan itu dimulai dari
bawah karena manfaatnja akan segera terasa oleh rakjat. Oleh karena
itu tidak mengherankan djika ada suarasuara jang menghendaki desa,
sebagai unit pemerintahan jang terendah didjadikan suatu tingkat oto
nom.
Akan tetapi oleh karena desadesa itu terutama jang di Djawa dan
Madura terlampau ketjil daerah/wilajah kekuasaannja dan terlampau
rendah pula potensi pembangunannja (dalam rangka pembangunan se
mesta), maka walaupun pemerintahan desa itu paling baik menggam
barkan kepribadian bangsa Indonesia, desa tidak akan efektif dan
produktif djika didjadikan suatu tingkat otonom. Oleh beberapa ka
langan sementara dikemukakan pendapat bahwa lebih efisien dan le
bih produktif kiranja djika diantara desadesa itu diadakan suatu ga
bungan, sehingga gabungan tersebut mempunjai daerah jang tjukup
luas serta potensi jang tjukup tinggi untuk didjadikan unit pemba
ngunan dan untuk memenuhi sjarat daerah otonom.
Seperti diketahui kordinasi daripada desadesa sekarang ini ialah
ketjamatan, kordinasi mana telah berdjalan puluhan tahun, (sedjak
zaman kolonial Belanda), sehingga diantara desadesa disuatu ketja
matan terutama di Djawa dan Madura dapat diharapkan kerdjasama
jang baik dilapangan pembangunan semesta jang akan datang. Maka
dari itu tidak meleset kiranja djika ketjamatan atau daerah jang kira
kira sebesar ketjamatan didjadikan tingkat otonom jang terendah.
Perlu ditambahkan bahwa dengan memilih ketjamatan sebagai
tingkatan jang terendah potensi masjarakat didaerah dapat digunakan
seefektifefektifnja karena djumlah penduduknja maupun luas daerah
nja tidak terlampau besar dan tidak pula terlampau ketjil.
2571
Lain halnja dengan daerah ketjamatan diluar Djawa, dimana pen
duduknja djauh lebih sedikit dan wilajahnja djauh lebih luas jang
seringsering menjamai wilajah kabupaten di Djawa. Daerahdaerah
diluar Djawa baru dapat dipersamakan dengan jang ada di Djawa djika
penduduknja dikemudian hari dengan djalan transmigrasi telah
bertambah banjak. Berhubung dengan itu maka pembentukan daerah
otonom jang terendah diluar Djawa hendaknja didasarkan pada ke
adaan setempat, dengan mengingat luas wilajah dan djumlah pendu
duk, sehingga besar kemungkinan marga dapat didjadikan daerah
otonom jang terendah.
Menurut kenjataan jang sekarang ini Kabupaten dan Kota Besar
merupakan tingkat II, ketjuali Djakarta jang kedudukannja setingkat
dengan propinsi karena fungsinja sebagai Ibu Kota dan karena djum
lah penduduknja jang sangat besar. Diakui atau tidak, kabupaten
kabupaten itu sebenarnja adalah kreasi djaman feodal, sehingga de
ngan masih tetap adanja kabupaten tetap melekat fikiran dan tin
dakan feodal jang sekarang ini semestinja sudah lenjap. Disamping itu
daerahkabupaten dihubungkan dengan pembangunan semesta beren.
tjana, djika misalnja akan didjadikan daerah industri berat, luas dae
rah serta potensinja terlampau ketjil. Lebih tepat kiranja djika daerah
jang akan didjadikan daerah otonom lebih atas adalah daerah jang
luasnja kirakira dapat dipersamakan dengan daerah keresidenan dulu.
Selandjutnja daerah otonom diatasnja dianggap kurang manfaat
nja sehingga tingkat I sekarang ini tjukup didjadikan daerah admi
mstratif dengan dipimpin oleh seorang wakil Pemerintah Pusat/Gu
bernur.
Jang masih perlu dipikirkan ialah kedudukan kotakota besar dan
Ibu Kota, sedangkan kotakota ketjil, dengan tidak mendjumpai ke
sukaran akan dapat dipersamakan dengan daerah otonom jang teren
dah. Sebaiknja ialah djika kepada kotakota besar ini diberikan ke
dudukan setingkat dengan „keresidenan” (otonom tingkat atas) dengan
pengertian bahwa is sekaligus berfungsi djuga sebagai otonom jang
terendah, karena dibawahnja tidak ada daerah otonom lagi (seperti
Djakarta sekarang jang berfungsi tingkat I dan II).
Daerah Ibu Kota hendaknja diatur setjara chusus, karena kedu
dukannja sebagai ibu kota menghendaki sjaratsjarat lain dan chas
dibandingkan dengan kotakota lain.
TJATATAN.
Desa hendaknja dipakai sebagai kesatuan jang mendjadi pen
dukung demokrasi fungsionil.
Desa tidak perlu didjadikan daerah swatantra tingkat III, de
ngan pertimbangan :
Undangundang Dasar tidak mengharuskan mengadakan daerah
tingkat III.
Tidak adanja perwakilan didesa tidak menjalahi sila keempat
Pantja Sila.
2572
Kerumah tanggaan desa didasarkan pada penghidupan asli pen
duduk.
Perumah tanggaan desa kompleks sekali, meliputi hampir segala
soal.
Susunan pemerintahan desa seluruh Indonesia beraneka warna
sifatnja dan sukar diseragamkan.
Susunan pemerintahan desa tidak zakelijk, tetapi berdasar
gotongrojong, gugur gunung dan lainlain.
Rakjat dipedalaman sukar sekali mentjari keuangah. Apa jang
akan dikerdjakan dipetjahkan bersama dengan mendapat sambut
an spontan.
Dengan demikian dualisms dapat dihindari.
b.
Desentralisasi (otonomi dan dekonsentrasi).
Didalam suatu pemerintahan jang modern jang bidang pekerdja
annja sangat luas, seperti Pemerintah R.I. sekarang, pemusatan urus
anurusan ada ditangan pusat sudah tidak pada tempatnja lagi karena
tidak mungkin akan dapat diselenggarakan dengan sebaikbaiknia.
Berhubung dengan itu maka dekonsentrasi dan desentralisasi, jaitu
penjerahan urusan kepada daerah. adalah djalan satusatunja untuk
mendjamin agar penjelenggaraannja berdjalan lebih lantjar.
Faktor kepentingan rakjat didaerah, sudah selajaknja lebih tepat
djika diurus oleh Daerah itu sendiri. karena disamping lebih dekat
djuga lebih memahami keinginan rakjat setempat. mendorong lebih
banjak urusanurusan jang hamru didekonsentrasikn dan didesentralisa
sikan. Dengan semakin banjaknja urusanurusan jang diberikan hak.
penjelenggaraannja kepada daerah, semakin luas otonami jang dimi
liki oleh Daerah.
Konsekwensi daripada pendesentralisasian ini ialah Daerah lebih
banjak. memerlukan tambahan .tenagatenaga tehnis dan pimpinan,
perbelandjaan, peralatan dan sebagainja. Menurut pengataman diwak
tu belakangan ini karena kerasnja tuntutantuntutan daerah penje
rahan urusanurusan itu dari Pusat kedaerah tidak seimbang dan se
djalan dengan kekuatan persiapan dan kemampuan Daerah. Oleh ka
rena itu maka akibatnja ialah banjak urusanurusan jang menurut
perundangundangannja sudah harus dilakukan oleh Daerah masih
tetap dipegang oleh Pusat, karena Daerah tidak sanggup menerima
nja dan jang sudah terlandjur diserahkan kepada Daerah terbengkalai,
karena kurangnja persiapan, perbelandjaan dan tenagatenaga tehnis.
Maka dari itu hendaknja desentralisasi dilakukan menurut ke
mampuan Daerah. akan tetapi sebaliknja agar tidak timbul kesan se
olaholah Pusat tidak bersedia mendjalankannja, baik oleh Pusat mau
pun oleh Daerah setjara aktif harus diadakan persiapanpersiapan jang
matang kearah pelaksanaannja, misalnja dengan mengadakan
pendidikan tenagatenaga tehnis, penggalian sumbersumber keuangan
baru dll.
2573
1.
Kordinasi.
Dengan mengadakan kordinasi dimaksudkan agar dapat ditjapai
efisiensi jang lebih tinggi. Kordinasi hanja dapat berdjalan dengan
sempurna, djika jang diatur tidak hanja tugasnja tetapi hendaknja
djuga wewenangnja. Tugas kordinasi tanpa pemberian wewenang ada
lah sematamata tergantung dari kebidjaksanaan orang jang harus
mendjalankan kordinasi itu.
Sedangkan djika wewenangnja telah diatur dalam peraturan/
Undangundang, maka ada keharusan jang mesti ditaati oleh jang di
kordinir terhadap kordinatornja. Salah satu kekurangan dari pada
Negara kita ialah djustru soal kordinasi ini, baik ditingkat Pemerin
tah Pusat maupun di Daerah.
Karena itu perlu sekali diperhatikan dengan sebaikbaiknja.
Untuk Pemerintah Pusat disarankan agar kordinasi didjalankan
oleh Menteri Pertama/Wakil Menteri Pertama dengan disertai pem
bentukan aparatur jang lengkap guna pelaksanaannja.
Untuk kordinasi ini sudah sewadjarnja djika dilakukan oleh Ke
pala Daerah dan djika perlu menambah aparaturnja jang telah ada.
2.
Efisiensi.
Salah satu.sebab daripada kurangnja efisiensi ialah adanja dja
watan/dinasdinas kembar atau penjelenggaraan beberapa urusan jang
dapat dilakukan oleh satu djawatan/dinas.
Doublures ini tidak sadja membingungkan rakjat, akan tetapi
djuga mengakibatkan pemborosan tenaga dan keuangan.
Oleh karena itu maka perlu sekali diadakan penindjauan kembali dari
pada tugastugas Departemen/djawatan/dinas agar efisiensi dapat ter
tjapai.
Kordinasi jang baik akan dapat membantu banjak penertiban dalam
doublures ini dan dalam usaha mentjari tjara bekerdja serta sebagian
tugas jang seefisienefisiennja.
Lain hal jang perlu dikemukakan dalam hubungan efisiensi ini
ialah pentingnja suatu rentjana bersama sehingga djawatan/dinasdi
nas dapat sating membantu didaiam pelaksanaannja.
Tersedianja tenagatenaga tehnis jang tjukup seperti jang diperlukan,
adanja penjederhanaan dan penjeragaman admimstrasi, ditjukupinja
pembelandjaan minimum serta peralatannja, adanja pengawasan jang
baik, laporanlaporan jang teratur, mengurangi tembusantembusan
surat jang tidak perlu dikirim, akan memberi sumbangan jang besar
bagi tertjapainja efisiensi.
Djuga menagement jang baik dan otorisasi tepat pada waktunja akan
mempertinggi efisiensi.
§ 1162. Pemerintah Pusat
a.
Tiga faktor utama untuk mentjapai masjarakat jang adil dan
makmur.
2574
Untuk menudju kearah tertjapainja masjarakat jang adil dan mak
mur, faktor utama ialah adanja Pemerintah jang bersifat :
1.
Stabil.
2.
Mentjerminkan kehendak rakjat dan mengabdi kepada rakjat.
3.
Revolusioner.
Ad 1. Pemerintahan jang stabil memberi iklim dan suasana politik
jang favourable untuk pembangunan.
Dengan Undangundang Dasar 1945 kita sekarang dapat bekerdja
sesuai dengan dasar dan tudjuan Revolusi. Landasan idiil dan landasan
strukturil untuk bekerdja sesuai dengan dasar dan tudjuan Revolusi
itu, terdapat dalam Undangundang Dasar 1945.
Landasan idiil jaitu Pantjasila dan landasan strukturil jaitu Pe
merintahan jang stabil. Keduaduanja terdapatlah setjara togas dalam
Undangundang Dasar 1945 itu (videManifesto Politik halaman 12).
Dewan Perwakilan Rakjat menurut semangat Undangundang Da
sar 1945 harus Bantu membantu dengan Pemerintah. D.P.R. tidak
dapat mendjatuhkan Pemerintah.
Dalam semangat kembali kepada Undangundang Dasar 1945, da
lam semangat Demokrasi Terpimpin, dalam semangat membina ma
sjarakat adil dan makmur, D.P.R. harus mendjadi tempat melahirkan
fikiranfikiran, ideide, konsepsikonsepsi jang berguna dan bersedja
rah bagi Rakjat.
ad 2. Pemerintah Pusat harus mentjerminkan kehendak rakjat.
Kedaulatan rakjat jang tertinggi dipegang oleh Madjelis Permu
sjawaratan Rakjat sebagai pendjelmaan seluruh Rakjat Indonesia (Ver
tretungsorgan des Willens des Staatsvolkes).
Madjelis Permusjawaratan Rakjat ini menetapkan garisgaris besar
hatuan Negara.
Untuk sementara berlaku garisgaris besar haluan Negara jang
ditentukan oleh Penetapan Presiden No. 1/1969, jakni Manifesto Po
litik, sampai Madjelis Permusjawaratan Rakjat menentukan lain di
kemudian hari.
Pemerintah Pusat harus mengabdi kepada rakjat. Apabila da
hulu dizaman koloniial Pemerintah adalah alat jang menguntungkan
imperialisme dan menguntungkan si investant dan importir luar
negeri serta menghisap rakjat, kini Pemerintah kita harus bersipat
nasional dan bertudjuan mengabdi kepada rakjat, agar keadilan dan
kemakmuran dapat segera dirasakan oleh segenap rakjat setjara merata.
Agar nasib rakjat terdjamin sebaikbaiknja, maka aparatur negara
harus mengarahkan dan menjalurkan tindakannja kearah kepenting
an rakjat dan negara jang sedjati. Alatalat Pemerintahan harus men
djauhkan diri dari tindakantindakan jang hanja mementingkan diri
sendiri, dan mereka harus mengingat sematamata pada kepentingan
rakjat, kepada kepentingan umum.
2575
ad. 3. Pemerintah Pusat harus bersifat revolusioner.
Pemerintah Pusat harus sanggup dan mampu menjelamatkan serta
menjelesaikan revolusi. Pemerintah Pusat harus bertindak dengan tegas
serta berani mengobah tradisitradisi terutama tjara berfikir dalam alam
kolonial, dan selekas mungkin merealisir ide Demokraal. Terpimpin.
Terhadap segala penjelewenganpenjelewengan dan penjalahgunaan
kekuasaan (abus de pouvoir) Pemerintah Pusat harus mengambil
tindakan jang tepat, tjepat dan tegas.
b.
Badanbadan Pemerintah Agung dan DewanDewan Pemerintah
Pusat.
Mengenai Badanbadan Pemerintah Agung dan Dewandewan
Pemerintah Pusat ada satu hal jang perlu diperhatikan, jakni bahwa
Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, Dewan Pertimbangan
Agung Sementara dan Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong, ke
tigatiganja merupakan Badan dan Dewan sementara. Djadi sebetul
nja kita masih berada dalam masa perali.han.
Perlu segera dibentuk Undangundang pelaksanaan pasa 12 ajat
(1) pasal 16 ajat (1) dan pasal 19 ajat (1) Undangundang Dasar jang
masingmasing mengatur susunan Madjelis Permusjawaratan Rakjat,
Dewan Pertimbangan Agung dan Dewan Perwakilan Rakjat.
Dewan Pertimbangan Agung :
Presiden merangkap Ketua Dewan Pertimbangan Agung tidak
sesuai dengan maksud Undangundang Dasar 1945 pasal 16 ;
bahwa Dewan Pertimbangan Agung berkewadjiban memberikan
djawaban atas pertanjaan Presiden.
Depernas :
Dalam rentjana pertama disediakan biaja Rp. 100.000.000,—, un
tuk membangun gedung Depernas dan membentuk lembagalem
baga Depernas di Bandung dan Djakarta. Rentjana ini dhnulai
tahun 1961 dan selesai pada achir rentjana pertama.
c. Kedudukan, tugas dan wewenang Menterimenteri.
Nama „Kabinet”
Nama Presiders Cabinet, Presidental Cabinet, Cabinet of the Pre
sident atau Kabinet Konstitusi 1945, semuanja itu dipandang dari
hukum tatapradja dapat memberikan rangka dan.isi jang berlain
an.
Sedjarahnja:
mulamula sama dengan Amerika, kepala Pemerintah : pre
siden dibantu menterimenteri.
menterimenteri dulu disebut dewan menteri.
2576
istilah kabinet baru masuk resmi dalam konstitusi R.I.S.,
kemudian eiterima oleh Undangundang Dasar Sementara
sampai sekarang.
istilah kabinet digunakan bagi kantor
Presiden.
Seharusnja:
menurut Undangundang Dasar sebutan kabinet tidak ada
pemerintah itu : Presiden dan menteri pembantu.
dalam bahasa asingnja disebut Presidental Government.
Perkabaan „kabinet kerdja” pada flap konsideran kami pan
dang sebagai gewoontelijke gedachten gang sadja dari sek
retariat.
Menurut pasal 4 Undangundang Dasar, pemerintah lebih tepat
disebut Presiden Republik Indonesia.
Keputusan Presiden No. 21/1960 hanja menetapkan susunan baru
dari Kabinet Kerdja, dan tidak mengatur lingkpngan pekerdjaan
tanggungdjawab serta hubungan dan kedudukan dari. Menterimen
teri. Djumlah dari Departemendepartemen dapat dilihat daripada
Keputusan Presiden tersebut.
Perlu setjara konkrit ditetapkan DepartemenDepartemen jang
termasuk bidang masingmasing Menteri Inti, dan perlu djuga ditetap
kan lingkungan pekerdjaan jang tidak merupakan Departemen, akan
tetapi ditugaskan kepad'a seorang Menteri Intl atau Menteri.
Lingkungan pekerdjaan masingmasing Departemen hendaknja di
tetapkan dengan lengkap, dan djanganlah.hanja ditetapkan tugastugas
pokok sadja. Penetapan dengan lengkap adalah perlu untuk mentje
gah keadaankeadaan jang tidak baik, seperti :
(1). simpang siurnja pekerdjaan,
(2). tidak adanja ketegasan mengenai wewenang dan kewadjiban,
(3). kurangnja dajaguna,
(4). timbulnja doublures.
Ketegasan mengenai wewenang dan kewadjiban DepartemenDe
partemen adalah djuga panting untuk chalajak ramai. Dalam suatu
Negara demokrasi rakjat berhak mengetahui dan mengikuti djalannja
Pemerintahan, dan Pemerintah adalah abdi. utama dari rakjat.
Agar tertjapai keseragarnan dalam susunan DepartemenDeparte
men, sejogjanja diatur agar supaja setiap Departemen terdiri dari:
a) Pusat Departemen,
b) DjawatanDjawatan dan/atau kesatuankesatuan organisasi lain
jang berdiri sendiri, misalnja Kantor, Balai, Badan dsb.
2577
d.
Susunan Departemen harus diatur sesederhanasederhananja de
ngan djumlah Bagian jang seketjilketjilnja.
Djumlah Departemen.
Menteri Perdagangan :
dinegaranegara lain sesudah perang ini lazimnja diadakan pemi
sahan antara:
1. Menteri Perdagangan jang mengurus kesedjahteraan dagang
dalam negeri.
2. Menteri Perdagangan internasional.
Kementerian P. P. K. :
diusulkan untuk dipetjah mendjadi
1. Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
2. Kementerian Kebudajaan.
3. Kementerian jang mengurus sekolah rakjat, sekolah landjut an
dan sekolahsekolah kedjuruan.
men.
Untuk efisiensi perlu ditetapkan djumlah maksimal dari Departe
Pusat Departemen hendaknja terbagi dalam Urusan Umum dan
Urusan chusus.
Urusan chusus mengurus halhal jang chusus mengenai Departe
men.
Menurut keperluan dibentuk Biro, Bagian, dan Seksi.
Perlu djuga ditetapkan, bahwa susunan vertikal dari suatu Dja
watan hanja boleh diadakan, apabila tugas jang akan diberikan kepada
susunan vertikal itu tidak dapat diserahkan kepada instansi jang telah
ada, misalnja kepada Kepala Daerah atau kepada susunan vertikal dari
Djawatan lain. Hal ini panting untuk mentjegah doublures.
Sejogjanja ditetapkan djuga, bahwa Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah mengatur namanama jang dipergunakan dalam susun
an Departemen misalnja „Djawatan”, tidak dipergunakan oleh Daerah
Otonomi.
Keseragaman dalam susunan .Departemen/Kepegawaian antara
lain djuga perlu untuk memungkinkan pemberian penghargaan de
ngan setepattepatnja terhadap pegawaipegawainja, jang diserahi me
mimpin Djawatandjawatan dan Bagianbagian. Satu djabatan jang
terdapat dalam masingmasing Departemen harus diatur sedemikian
rupa, sehingga pedjabat dan djabatan itu mempunjai tugas dan per
tanggungandjawab jang agak bersamaan, sehingga dapat diberi peng
hargaan sama dalam peraturan gadji. Dengan demikian dapat ditje
gah terlalu banjak mengalirnja pegawai terutama tenaga ahli kesalah
suatu Departemen jang „aantrekkelijk”, sedangkan Departemen lain
jang tertib sukar sekali menarik tenagatenaga ahli.
2578
e.
Hubungan satu dengan lain.
Kurang lantjarnja djalan aparatur Negara dalam zaman jang
lampau antara lain disebabkan karena kurang adanja kordinasi.
Untuk mentjapai efisiensi kerdja dalam Pemerintahan hendaknja
ditentukan bahwa kordinasi merupakan salah suatu tugas dari Men
teri Pertama. Menteri Pertama dapat menjerahkan tugas ini kepada
Wakil Menteri Pertama, jang untuk ini harus diberi aparatur tersen
diri.
f.
1.
Halhal lain jang dianggap perlu.
Soal Kepegawaian.
Tentang Kepegawaian pada umumnja, tenaga pegawai merupa
kan salah satu potensi jang menentukan pula untuk berhasil baik atau
tidaknja pelaksanaan rentjana pembangunan.
Berhubung dengan itu perlu seluruh pegawai diikut sertakan da
lam pembangunan.
Sifat mengabdi kepada rakjat perlu distimulir pada pegawai dan
pemimpin.
Untuk memperbaiki management, baik sekali apabila tidak ha
nja dalam sektorpartikelir, akan tetapi dalam sektor Pemerintahpun
para pemimpin mengikuti latihanlatihan.
Untuk meninggikan mutu dari pada petugaspetugas Pemerintah,
Lembaga Administrasi Negara, jang berdiri langsung dibawah Per
dana Menteri, menjelenggarakan berbagai latihan sebagai berikut:
a. Latihan Djabatan Orientasi Umum (bagi para akademisi dan semi
akademisi muda jang baru bekerdja pada Dinas Pemerintahan).
b
Latihan Djabatan Pimpinan Penjelenggaraan Pengangkutan.
c.
Latihan Djabatan Pimpinan Kearsipan Negara (bagi para pegawai
jang bekerdja dalam lapangan kearsipan).
d.
Kursus Lurah (bagi pars Lurah dalam daerah Kotapradja Dja
karta Raya).
e.
Latihan Djawatan Pengawasan Keuangan (bagi para petugas Ke
uangan Negara).
f.
Latihan Djabatan Hubungan Masjarakat (bagi para petugas Hu
bungan Masjarakat).
Latihanlatihan tersebut sebaiknja diperluas dan diperbanjak.
Untuk melaksanakan tugasnja Lembaga Administrasi Negara :me
meriukan biaja sekurangkurangnja Rp. 100.000.000,—.
Tjaratjara menghargai ketjakapan pegawai seperti diatur dalam
P.G.P.N. kurang memuaskan, antara lain disebabkan karena tidak ada
nja „job description” (penentuan tugas) dan tidak adanja ,,job eva
luation (penghargaan tugas).
2579
Hal lain, jang terasa masih kurang dalam kepegawaian, ialah
kurang terpeliharanja human relations, hubungan baik antara pemim
pin dan pegawai bawahannja. Sebagai salah satu faktor jang memupuk
kegembiraan kerdja, maka seal ini tidak boleh diabaikan.
Salah satu kelemahan kita dalam menghadapi pembangunan, ia
lah soal kekurangan tenaga ahli. Faktor ini harus mendapat perhatian
sepenuhnja dengan sungguhsungguh.
Inventarisasi dari semua tenaga ahli jang ada belum didjalankan
oleh Pemerintah, sehingga sukar diperoleh angkaangka. Maka dari
itu perlu sekali diadakan segera pendaftaran tenaga ahli, agar mereka
dapat ditempatkan setjara rasionil.
Djuga perlu segera diadakan peraturan mengenai wadjib kerdja
sardjana, agar. supaja setiap lulusan Perguruan Tinggi diberi kesem
patan/kewadjiban untuk mengamalkan ilmu mereka dengan berbakti
kepada Negara untuk sedikitsedikitnja selama 3 tahun.
2. Arsip Nasional:
Salah satu badan jang perlu diperhatikan lebih banjak dalam
rangka penjempurnaan administrasi Negara adalah Arsip Nasional.
Arsip Nasional mempunjai tugas dua matjam, jakni :
(a) Tugas administratif :
(1). menjelenggarakan organisasi kearsipan di Indonesia dengan Ar
sip Nasional sebagai pusat dan Arsiparsip Swatantra sebagai ba
hagian mutlak.
(2). Menampung, menjimpan, memelihara arsiparsip tua jang berasal
dari semua instansi Pemerintah Pusat/Daerah sedemikian, sehing
ga dapat dipertanggungdjawabkan serba arsipteknis.
(3). Menjediakan arsiparsip tua tersebut dalam sub (2) sedemikian
rupa sehingga arsiparsip tua itu berdasarkan peraturanperatur
an tertentu dapat dipergunakan oleh instansiinstansi Pemerintah
dan Swasta untuk keperluankeperluan administratif.
(b)
(1)
(2)
Tugas ilmiah:
melaksanakan tugas administratif dengan kesadaran, bahwa arsi
valia tersebut adalah bahandasar untuk penjelidikan ilmiah di
lapangan ilmuilmu (social sciences).
Kesukarankesukaran jang dialanii oleh arsip Nasional dalam
penunaian tugastugasnja ialah :
kedudukan jang terpentjil sebagai bahagian tidak organis dari
pada Departemen P.P. &. K.
berdasarkan kedudukan serbatidakorganis serta subordinasi da
lam susunan suatu Departemen, taraf (niveau) administratif tidak
memungkinkan adanja hubungan langsung dengan instansiinstan
si Pemerintah Pusat/Daerah diluar Departemen P.P.&.K., bahkan
sering pula didalam Departemen P.P.&.K. sendiri. Akibat dari
pada tidak mungkinnja hubungan langsung itu ialah : prosedur
jang sulit dan sering berlebihlebihan untuk dapat menampung
arsip tua suatu instansi dan kegagalan dalam usaha memindahkan
arsiparsip tua panting kearsip Nasional.
2580
(3) tidak adanja kader tenaga ahii kearsipan.
(4) tidak adanja suatu Undangundang Kearsipan (Arohiefwet).
(5). Dalam rentjana pertama untuk arsip nasional perlu disediakan
biaja Rp. 79.500.000,
§ 1163. Pemerintah Daerah
Pemerintahan/Daerah merupakan schakel/djembatan jang pen
ting antara Pemerintah Pusat dan rakjat; dalam pembangunan semesta
berentjana.
a.
Otonomi.
Sesuai dengan ketentuan pasal 18 Undangundang Dasar 1945,
urusanurusan jang kini termasuk wewenang pemerintah pusat, lam
bat laun harus beralih mendjadi wewenang Pemerintah Daerah. Pem
berian hakhak kepada Daerah untuk mengurus dan mengatur rumah
tangganja sendiri (seperti jang lazim disebut dekonsentrasi dan de
sentralisasi) bermaksud untuk mengisi otonomi dari pada daerahda
erah. Dengan penjerahan hakhak itu diharapkan agar djalannja urus
anurusan jang tadinja dipegang oleh Pemerintah Pusat akan berdjalan
lebih lantjar setelah diserahkan kepada Daerah, karena Daerah
dianggap lebih mengetahui dan lebih tepat mengurus kepentinganke
pentingan rakjat di Daerah itu sendiri daripada Pusat. Pengisian oto
nomi ini (dekonsentrasi dan desentralisasi) hendaknja didjalankan
setjara aktip oleh Pemerintah Pusat dengan mengingat kemampuan dan
kesanggupan Daerah. Ini berarti bahwa baik Pusat maupun daerah
setjara aktip harus mengadakan persiapanpersiapan lebih dahulu, baik
dibidang personil/tenagatenaga tehnispimpinan, maupun dibidang
perbelandjaan ataupun peralatan. Penjerahan hakhak setjara integral
dan masal pasta tidak akan mengunt'mgkan kedua belah fihak, karena
kurang efisien dan kurang produktip.
b.
Penjempurnaan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Oleh karena penghasilan Daerah sendiri tidak mentjukupi keper
luannja, maka sebelum adanja U.U..Perimbangan Keuangan, kekurang
an keuangan dari Daerah ditutup oleh Pusat dengan subsidi menurut
sistim "sluitpos".
Oleh karena sistim "sluitpos" ini ternjata tidak memuaskan Daerah
daerah dan menimbulkan peibagai kesulitan, keniudian diganti dengan
sistim perimbangan Keuangan. Sistim perimbangan keuangan ini, se
bagai sistim merupakan perbaikan dari pada sistim "sluitpos", karena
penjerahanpenjerahan urusan kepada Daerah akan. dapat seimbang
dengan penjerahanpenjerahan sumber pembiajaannja.
Kekurangannja ialah
1. hasil penerimaan jang diperoleh dari Perimbangan Keuangan be
lum menutup seluruhnja djumlah kekurangan dari anggaran ke
uangan Daerah.
2581
2.
3.
4.
penjerahan padjakpadjak negara kepada daerah tidak berdjalan
lantjar, karena Daerah belum mempunjai personil/tenaga teknis
dan peralatan termasuk kantor/ruangan, sehingga kebanjakan da
ri pada padjakpadjak itu masih tetap dipungut oleh Pusat dengan
menjerahkan 90% dari pada hasilnja kepada Daerah.
penerimaan uang bagian dari padjak Negara (menurut prosentase
jang telah ditetapkan) seringsering sangat terlambat, karena per
hitungan jang dilakukan oleh Inspeksi Keuangan Daerah (Dja
watan Pusat) kurang lantjar djalannja.
penetapan prosentase bagian Padjak Negara untuk daerah jang
kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Selain daripada itu keuangan Daerah akan dapat lebih baik dan
akan memberi kemampuan kepada Daerah jang lebih besar untuk mem
bangun djika
1. Pusat menstimulir/membantu berdirinja perusahaan di Daerah
dengan djalan memberikan bantuan teknis dan mempermudah
pindjamanpindjaman uang jang diperlukan untuk modal perusa
haanperusahaan itu.
2. Pusat menjeraakan anggaran devisen jang diperlukan Daerah un
tuk pembelian alatalat/bahanbahan jang harus didatangkan dari
luar negeri karena tidak ada didalam negeri.
3. Gandjaran, subsidi dan sumbangan (jang masih dimungkinkan di
dalam Undangundang Perimbangan Keuangan) diberikan oleh Pusat
kepada Daerah sesuai dengan kekurangankekurangan jang dialami
oleh Daerah dengan mengingat keadaan keuangan Negara.
c.
Organisasi Pemerintah Daerah.
Dalam rangka pelaksanaan Pembangunan Semesta Berentjana se
bagai hasil daripada Depernas, seperti halnja dengan Pusat djuga un
tuk daerah perlu dibangun suatu Pemerintahan jang stabil, menurut
bentuk, susunan serta tugas dan wewenangnja, jang dapat mendjamin
kelantjaran pembangunan itu.
Sifatsifat Pemeritah Daerah jang harus dimiliki dan sjaratsjarat
jang harus dipenuhi itu adalah sebagai berikut :
1. Harus stabil ; tidak terlalu mudah dapat ditumbangkan, agar da pat
memberi kesempatan bekerdja dengan tenang. Harus merupakan
kesatuan jang kompak, sehingga dapat diwudjudkan suatu team
kerdja jang terpimpin dan berdisiplin.
2. Harus mentjerminkan kehendak Rakjat. Segala perbuatan dan
langkahlangkahnja adalah sematamata untuk kepentingan rakjat.
Terdiri dari orangorang jang mewakili rakjat atau dapat mewa
kili rakjat.
3. Harus revolusioner, jaitu mampu menjelesaikan revolusi Nasional
serta sanggup bertindak dan berfikir dinamis, berani meninggal
kan tradisi jang lama dan jang usang dan menggantinja dengan
jang Baru.
2582
d:
Alatalat perlengkapan Daerah.
Menurut perundangundangan jang kini berlaku (Penpres No. 6
dan Undangundang No. 1 tahun 1957) alatalat perlengkapan Daerah
terdiri dari :
1.
Dewan Perwakilan Rakjat Daerah.
2.
Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah.
3.
Badan Pemerintah Harian.
Untuk dapat menjempurnakan ini semuanja, perlu diselesaikan
halhal seperti berikut :
(a) pelaksanaan Undangundang No. 6 tahun 1959 jang mengatur pe
njerahan pemerintahan umum kepada Daerah.
(b) susunan dan pemilihan D.P.R.D. disesuaikan dengan susunan dan
pemilihan D.P.R. Pusat jang akan datang, jang selain terdiri dari
golongangolongan partai, djuga dari golongangolongan karya.
(c) walaupun tugas Pemerintahan Umum telah diserahkan kepada Ke
pala Daerah, Sekertariat daerah dan sekertariat Pemenintahan
Umum/Pamong Pradja jang kini. masih merupakan dua biro jang
terpisah, harus segera disatukan ; pelaksanaan Undangundang
No. 6 akan mempermudah penjatuan ini.
e
Pengawasan atas Pemerintah Daerah.
Pengawasan jang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terhadap
Pemerintah Daerah bersifat meneliti dan menilai keputusankeputus
an dan peraturanperaturan jang dikeluarkan oleh Daerah. Penjem
purnaan tugas ini dapat dilakukan dengan djalan:
1.
menambah tenagatenaga baik didaerah maupun di Pusat jang
mempunjai pendidikan hokum, terutama hukum administratif dan
hukum pemerintahan dan jang berpengalaman serta paham da
lam bidang „perundangundangan daerah” dan „perundang
undangan Pusat”.
2.
penjeragaman undangundang pembentukan daerah,
3.
penjeragaman peraturanperaturan daerah mengenai mated jang
sama dilapangan pemerintah kedaerahan (jang bersifat sosial
ekonomis dan umum.)
4.
penjeragaman dalam bahasa perundangundangan (wetstaal) da
lam peraturan daerah (penggunaan istilahistilah resmi jang
seragam dalam penjusunan/perumusan peraturan,peraturan dae
rah).
f.
Halhal lain jang dianggap perlu :
Dengan mendjalankan pemilihan D.P.R.D. bersamaan dengan
D.P.R. akan dapat dilakukan penghematan jang tidak sedikit.
2583
§ 1164. Pemerintah Desa
a.
Aparatur Pemerintah Desa (Dewandewan, Pamong Desa).
Sistim pemerintah Desa sekarang ini jang telah berdjalan ber
abadabad dan jang merupakan manifestasi jang terbaik bagi kepri
badian bangsa Indonesia perlu dipertahankan, dipupuk dan di dina
misir, agar dapat menjesuaikan diri dengan tugas pelaksanaan pem
bangunan semesta berentjana. Penggabungan desadesa mendjadi suatu
unit pembangunan jang lebih besar, tidak hanja.al:an menambah
potensi desa untuk dapat mentbiajai rumah tangganja sendiri, tetapi
akan dapat djuga menambah efisiensi dalam bidang personil Peme
rintah Desa. Perlu dibentuk madjelis/dewan desa jang terdiri dari orang
orang jang berpengaruh sebagai penasehat kepala desa.
b.
Tenagatenaga/pegawaipegawai untuk pertaaian, perikanan, ke
chewanan, pendidikan, kesehatan dll.
Djika untuk tiaptiap desa diadakan pegawaipegawai chusus
maka pembajaran gadjinja sadja tidak akan dapat dipikul oleh desa itu
sendiri, djua tidak oleh Pemerintahan diatasnja. Oleh karena itu
dalam taraf pertama dianggap tjukup djika tenagatenaga jang dibu
tuhkan itu ditempatkan diketjamatan untuk melajani beberapa desa
sekaligus didalam lingkungan ketjamatan. Pemberian kursuskursus
terhadap tenagatenaga jang sudah ada baik diketjamatan, maupun
di desadesa tentang pertanian, kechewanan, kesehatan dll, jang di
sesuaikan dengan keperluan setempat, akan dapat mengurangi beban
pembeajaan gadjinja.
c.
Institutinstitut pembantu Pemerintah Desa (R.K./R.T.).
Pembentukan Rukun Kampung dan Rukun Tetangga jang tugas
nja harus diperintji lebih dahulu harus dilakukan dengan sangat ber
hatihati dan bidjaksana, sebab menurut pengalaman, sifat pembantu
an jang diharapkan dari R.K./R.T. terhadap Pemerintah Desa ini ka
dangkadang malahan berkembang mendjadi persaingan terhadap ke
dudukan para pegawai desa, jang tentunja tidak menguntungkan ma
sjarakat desa itu sendiri.
d.
Halhal lain jang dianggap perlu.
Perundangundangan mengenai pemilihan kepala Desa (Stbl.
1907 No. 212) jang telah diubah dengan UU No. 14 tahun 1946, jang
memperluas mata pilih untuk semua kepala desa (baik Iakilaki, mau
pun perempuan jang sudah .berumur 18 tahun atau jang sudah kawin)
perlu disempurnakan, agar pada kaum wanita diberi djuga kesempat
an untuk dipilih mendjadi Kepala Desa.
Selain daripada itu dirasa perlu bahwa perundangundangan desa
pada umumnja harus diperbaharui agar dapat mendjamin pemerintah
an desa jang lebih dinamis dan efisien dalam rangka penjelesaian
revolusi dan Pembangunan Semesta.
2584
Oleh karena telah diketahui bahwa pemerintahan desa jang sudah
berabadabad lamanja tidak mudah diubah begitu sadja, maka untuk
pembaruan ini dianggap perlu mengadakan research lebih dahulu agar
perobahan itu benarbenar mentjapai hasil jang dimaksudkan dan tidak
sebaliknja.
§ 1165. Pembangunan Masjarakat Desa
a. Penjempurnaan pembangunan masjarakat desa.
Maksud pembangunan masjarakat desa dalam rangka pembangun
an semesta berentjana, ialah :
Meninggikan taraf penghidupan dan kehidupan Rakjat Desa, agar
dengan demikian dapat dibangkitkan dan diperbesar swadaja Rakjat
Desa dan mempertinggi hidup kebudajaannja.
Untuk menjempurnakannja, pembangunan masjarakat desa dilak
sanakan setjara masal dan integral, ditudjukan kepada pembangunan
jang berdjumlah I.k. 50.000 buah diseluruh Indonesia dan harus men
tjakup semua segisegi kehidupan dan penghidupan masjarakat desa,
sehingga terdjamin perkembangan jang seiaras.
Dasar dari pembangunan masjarakat desa terletak dalam kekuat
an masjarakat desa itu sendiri jang harus dibangkitkan dan distimulir/
dirangsang oleh Pemerintah.
Pembangunan masjarakat desa dengan aparaturnja harus disusun
dan dimulai dari bawah (desa). Untuk permulaan dapatlah dimulai dari
beberapa desa digabungkan dan didjadikan satu daerah kerdja seting
kat ketjamatan. Di Indonesia dewasa ini ada 1.k. 2888 ketjamatan.
Untuk itu maka perlu disetiap daerah kerdja PMD seorang pega
wai/petugas PMD dengan stafnja jang ketjil jang mempunjai pendi
dikan menengah dan telah dilatih untuk tugas pekerdjaannja. Pega
wai/petugas PMD tersebut merupakan "spit" atau motor dari segala
kegiatan pembangunan masjarakat desa. Sangat diandjurkan untuk
memobilisasi pemuda lulusan Sekolah Landjutan Atas jang belum
mendapat kesempatan bekerdja (menganggur) untuk dipekerdjakan
dalam rangka PMD dengan terlebih dahulu dilatih setjukupnja agar
dapat menunaikan tugas kewadjibannja dengan baik dan sempurna.
Kepalakepala desa dalam daerah PMD harus merupakan pimpinan dan
koordinator dari segala pembangunan masjarakat desa.
Tugas dan kewadjiban PMD haruslah meliputi seluruh bidang ke
hidupan dan penghidupan masjarakat.
Perlu sekali adanja pimpinan dan kordinasi jang baik. Pimpinan
dan kordinasi ini paling tjepat diserahkan pada Kepalakepada desa
jang bersangkutan.
Dasardasar kerdja haruslah musjawarah dan gotongrojong. Pene
ranganpenerangan haruslah dilakukan dengan intensif sekali sehingga
menimbulkan suatu kejakinan dari Rakjat desa bahwa segala kegiatan
tersebut bukan sadja besar manfaatnja untuk desa tetapi djuga men
djadi kepentingan pribadinja.
2585
b.
Tjaratjara mempertinggi perekonomian desa.
Pemindahan penduduk (transmigrasi) setjara besarbesaran ada
lah salah satu djalan jang tepat.
Kegiatan PMD dalam segi ini haruslah membangkitkan perhatian
Rakjat untuk bertransmigrasi kedaerahdaerah jang masih kosong atau
jang tipis penduduknja.
Perlu pula ditanam semangat pelopor (pioniersgeest) pada rakjat
desa jang mau ditransmigrasikan agar tabah dan ulet menghadapi se
gala pekerdjaan dan kesulitan didaerahdaerah transmigrasi.
Penindjauan kembali hak milik atas tanah, harus. berdasarkan pa
da adanja batasbatas minimum dan maximum atas tanah sesuai dengan
keadaan daerah. Pikokpokok pikiran dari Depernas tentang land
reform dan landuse didjadikan pangkal penjelesaian dalam penertib
an hak milik atas tanah.
Tjara berpikir dan bekerdja Rakjat didesa haruslah dirobah dan
disesuaikan dengan perkembangan pembangunan dewasa ini. Rakjat
didesa harus dapat mengikuti perobahan dan perkembangan kemadju
an jang begitu pesat dewasa ini. Rakjat desa haruslah disiapkan setjara
mental untuk dapat menerima perobahan dan perkembangan masjara
kat, djadi Rakjat desa harus pula dapat digerakkan untuk menerima
tjaratjara baru dalam pertanian, pengolahan tanah, pemakaian pupuk,
penjaringan bibit (selectie), pemberantasan hama, penggunaan peng
airan setjara efisien dan lainlainnja. Dengan tjara demikian, maka te
kanan perekonomian pada Rakjat dapat dikurangi dan dengan itu akan
pula memperbesar penghasilan dan ini berarti memperbesar daja be
linja.
Adat kebiasaan jang bersifat memboroskan tenaga dan uang harus
ditjegah dan disalurkan kearah pekerdjaan jang kreatif dan ber
manfaat.
Penjakit dan wabah merupakan salah satu sebab jang menggang
gu Rakjat dalam usahausaha penghidupannja. Dalam usaha membe
rantas penjakit ini rakjat didesa haruslah diikut sertakan setjara aktif.
Oleh karenanja kesadaran rakjat harus ditimbulkan dalam pentjegahan
dan pemberantasan penjakit.
Perkoperasian adalah salah satu tjara jang baik dalam meninggi
kan perekonomian desa. Semangat berkoperasi perlu disebarkan selu
asluasnja kepada rakjat.
Pemerintah membimbing dan membantu rakjat terutama dengan
modal dan fasilitet kearah berkembangnja kegiatankegiatan tersebut.
c.
Pembangunan perlengkapanperlengkapan desa:
Seperti telah dikatakan pembangunan masjarakat desa terletak
pada kemampuan rakjat desa itu sendiri. Pembangunan perlengkapan
perlengkapan desa, haruslah dibangun oleh rakjat desa, dengan tjara
bergotongrojong. Pemerintah harus memberikan bantuannja baik be
rupa uang maupun bahanbahan (semen, kaju, bata dan lainlainnja)
dan tenagatenaga tehnis. Selebihnja oleh kekuatan dan kemampuan
desa itu sendiri. Adalah ideal sekali, djika semua kegiatan tersebut
dilakukan oleh kekuatan dan kemampuan desa itu sendiri.
2586
Agar segala kegiatan dari penduduk desa untuk membangun de
sanja, maupun perlengkapanperlengkapannja dapat diwudjudkan,
maka hendaknja kepada desa itu diberi pula sumbersumber keuang
an jang tertentu misalnja, padjak pasar, padjak, (urusan djalan), iuran
sekolah dan lainlainnja.
Pengerahan tenaga rakjat haruslah didahului dengan musjawa
rah seluruh rakjat setjara langsung, baik mengenal pilihan objeknja,
maupun pelaksanaan pekerdjaannja dan biajabiajanja.
Harus ditimbulkan semangat berkompetisi antara satu desa de
ngan jang lainnja didalam kegiatan pembangunan masjarakat desa.
Pimpinan dan kaderkader didesa setjara bergilir menindjau ke
adaan pembangunan sesuatu desa jang sudah madju, agar ditjontoh
didesanja sendiri.
Pembiajaan pembangunan masjarakat desa :
Untuk setiap desa diperlukan biaja ratarata sebesar Rp. 5.000.—
berupa bantuan(keuangan, bahan dan lainlainnja) setahun, untuk
50.000 desa diperlukan biaja 50.000 X Rp. 5000.— ialah Rp. 250.000.
000,— setahun. Untuk 8 tahun ialah 8 X Rp. 250.000.000,— ialah Rp.
2.000.000.000,— (dua miljard rupiah).
d.
Tjatatan :
Pembiajaan lebih landjut lihat bidang keuangan.
§1166. Landreform
a. 1. Dasardasar dan ketentuanketentuan pokok daripada Undang
undang pokok agraria Nasional.
(a). Agrarisehe Wet dan Agrarisch Besluit ditjabut kembali dan do
meinbeginsel dihapuskan sebagai dasar daripada hukum agraria.
Hukum Agraria Nasional akan memakai sebagai dasar : Pantja
sila dan pengchususannja dalam pasal 33 Undangundang Dasar
Berta Manifesto Politik Republik Indonesia, dan amanat Pemba
ngunan Presiden.
(b). Dualisme dalam hukumagraria dihapuskan. Hakhak Eigendom,
Erfpacht, Opstal dan hakhak barat atas tanah lainnja dihapuskan.
Dalam tatahukumagraria nasional tidak akan berlaku hakhak
atas tanah menurut hukum Eropah disamping hakhak atas tanah
menurut hukum adat,tetapi hanja akan ada satu matjam hakhak
atas tanah sadja (unifikasi), jang didasarkan pada ketentuanke
tentuan hukum adat sebagai hukum jang asli, jang disempur
§ 1161. Organisasi Negara Kesatuan
a.
Pembagian daerah dan djumlah angkatan/tingkatan.
Rentjana struktur organisasi negara kita pada hakekatnja harus
ditudjukan kepada pembangunan masjarakat penjelesaian revolusi na
sional dan perwudjudan masjarakat adil dan makmur, masjarakat so
sialis ala Indonesia dalam waktu jang singkat. Berhubung dengan itu
didalam memikirkan dan merentjanakan tingkattingkat mana jang di
perlukan, persoalan jang .kita hadapi ialah apakah tingkatantingkatan
itu menurut kedudukannja, bentuk dan susunannja sudah akan meme
nuhi harapan rakjat dalam mengadakan. pembangunan setjara besar
besaran mempertjepat revolusi nasional, dan merealisir sosialisme ala
Indonesia.
Pertanjaan jang timbul didalam penentuan tingkattingkat ini ia
lah sampai dimana rakjat Indonesia seluruhnja, tanpa ketjuali dapat
diikutsertakan dalam pembangunan semesta berentjana setjara efek
tif dan produktif, tanpa meninggalkan kepribadian bangsa Indonesia
sendiri.
Suatu pembangunan jang tepat dan dapat diharapkan mentjapai
hasil jajng sebesarbesarnja ialah djika pembangunan itu dimulai dari
bawah karena manfaatnja akan segera terasa oleh rakjat. Oleh karena
itu tidak mengherankan djika ada suarasuara jang menghendaki desa,
sebagai unit pemerintahan jang terendah didjadikan suatu tingkat oto
nom.
Akan tetapi oleh karena desadesa itu terutama jang di Djawa dan
Madura terlampau ketjil daerah/wilajah kekuasaannja dan terlampau
rendah pula potensi pembangunannja (dalam rangka pembangunan se
mesta), maka walaupun pemerintahan desa itu paling baik menggam
barkan kepribadian bangsa Indonesia, desa tidak akan efektif dan
produktif djika didjadikan suatu tingkat otonom. Oleh beberapa ka
langan sementara dikemukakan pendapat bahwa lebih efisien dan le
bih produktif kiranja djika diantara desadesa itu diadakan suatu ga
bungan, sehingga gabungan tersebut mempunjai daerah jang tjukup
luas serta potensi jang tjukup tinggi untuk didjadikan unit pemba
ngunan dan untuk memenuhi sjarat daerah otonom.
Seperti diketahui kordinasi daripada desadesa sekarang ini ialah
ketjamatan, kordinasi mana telah berdjalan puluhan tahun, (sedjak
zaman kolonial Belanda), sehingga diantara desadesa disuatu ketja
matan terutama di Djawa dan Madura dapat diharapkan kerdjasama
jang baik dilapangan pembangunan semesta jang akan datang. Maka
dari itu tidak meleset kiranja djika ketjamatan atau daerah jang kira
kira sebesar ketjamatan didjadikan tingkat otonom jang terendah.
Perlu ditambahkan bahwa dengan memilih ketjamatan sebagai
tingkatan jang terendah potensi masjarakat didaerah dapat digunakan
seefektifefektifnja karena djumlah penduduknja maupun luas daerah
nja tidak terlampau besar dan tidak pula terlampau ketjil.
2571
Lain halnja dengan daerah ketjamatan diluar Djawa, dimana pen
duduknja djauh lebih sedikit dan wilajahnja djauh lebih luas jang
seringsering menjamai wilajah kabupaten di Djawa. Daerahdaerah
diluar Djawa baru dapat dipersamakan dengan jang ada di Djawa djika
penduduknja dikemudian hari dengan djalan transmigrasi telah
bertambah banjak. Berhubung dengan itu maka pembentukan daerah
otonom jang terendah diluar Djawa hendaknja didasarkan pada ke
adaan setempat, dengan mengingat luas wilajah dan djumlah pendu
duk, sehingga besar kemungkinan marga dapat didjadikan daerah
otonom jang terendah.
Menurut kenjataan jang sekarang ini Kabupaten dan Kota Besar
merupakan tingkat II, ketjuali Djakarta jang kedudukannja setingkat
dengan propinsi karena fungsinja sebagai Ibu Kota dan karena djum
lah penduduknja jang sangat besar. Diakui atau tidak, kabupaten
kabupaten itu sebenarnja adalah kreasi djaman feodal, sehingga de
ngan masih tetap adanja kabupaten tetap melekat fikiran dan tin
dakan feodal jang sekarang ini semestinja sudah lenjap. Disamping itu
daerahkabupaten dihubungkan dengan pembangunan semesta beren.
tjana, djika misalnja akan didjadikan daerah industri berat, luas dae
rah serta potensinja terlampau ketjil. Lebih tepat kiranja djika daerah
jang akan didjadikan daerah otonom lebih atas adalah daerah jang
luasnja kirakira dapat dipersamakan dengan daerah keresidenan dulu.
Selandjutnja daerah otonom diatasnja dianggap kurang manfaat
nja sehingga tingkat I sekarang ini tjukup didjadikan daerah admi
mstratif dengan dipimpin oleh seorang wakil Pemerintah Pusat/Gu
bernur.
Jang masih perlu dipikirkan ialah kedudukan kotakota besar dan
Ibu Kota, sedangkan kotakota ketjil, dengan tidak mendjumpai ke
sukaran akan dapat dipersamakan dengan daerah otonom jang teren
dah. Sebaiknja ialah djika kepada kotakota besar ini diberikan ke
dudukan setingkat dengan „keresidenan” (otonom tingkat atas) dengan
pengertian bahwa is sekaligus berfungsi djuga sebagai otonom jang
terendah, karena dibawahnja tidak ada daerah otonom lagi (seperti
Djakarta sekarang jang berfungsi tingkat I dan II).
Daerah Ibu Kota hendaknja diatur setjara chusus, karena kedu
dukannja sebagai ibu kota menghendaki sjaratsjarat lain dan chas
dibandingkan dengan kotakota lain.
TJATATAN.
Desa hendaknja dipakai sebagai kesatuan jang mendjadi pen
dukung demokrasi fungsionil.
Desa tidak perlu didjadikan daerah swatantra tingkat III, de
ngan pertimbangan :
Undangundang Dasar tidak mengharuskan mengadakan daerah
tingkat III.
Tidak adanja perwakilan didesa tidak menjalahi sila keempat
Pantja Sila.
2572
Kerumah tanggaan desa didasarkan pada penghidupan asli pen
duduk.
Perumah tanggaan desa kompleks sekali, meliputi hampir segala
soal.
Susunan pemerintahan desa seluruh Indonesia beraneka warna
sifatnja dan sukar diseragamkan.
Susunan pemerintahan desa tidak zakelijk, tetapi berdasar
gotongrojong, gugur gunung dan lainlain.
Rakjat dipedalaman sukar sekali mentjari keuangah. Apa jang
akan dikerdjakan dipetjahkan bersama dengan mendapat sambut
an spontan.
Dengan demikian dualisms dapat dihindari.
b.
Desentralisasi (otonomi dan dekonsentrasi).
Didalam suatu pemerintahan jang modern jang bidang pekerdja
annja sangat luas, seperti Pemerintah R.I. sekarang, pemusatan urus
anurusan ada ditangan pusat sudah tidak pada tempatnja lagi karena
tidak mungkin akan dapat diselenggarakan dengan sebaikbaiknia.
Berhubung dengan itu maka dekonsentrasi dan desentralisasi, jaitu
penjerahan urusan kepada daerah. adalah djalan satusatunja untuk
mendjamin agar penjelenggaraannja berdjalan lebih lantjar.
Faktor kepentingan rakjat didaerah, sudah selajaknja lebih tepat
djika diurus oleh Daerah itu sendiri. karena disamping lebih dekat
djuga lebih memahami keinginan rakjat setempat. mendorong lebih
banjak urusanurusan jang hamru didekonsentrasikn dan didesentralisa
sikan. Dengan semakin banjaknja urusanurusan jang diberikan hak.
penjelenggaraannja kepada daerah, semakin luas otonami jang dimi
liki oleh Daerah.
Konsekwensi daripada pendesentralisasian ini ialah Daerah lebih
banjak. memerlukan tambahan .tenagatenaga tehnis dan pimpinan,
perbelandjaan, peralatan dan sebagainja. Menurut pengataman diwak
tu belakangan ini karena kerasnja tuntutantuntutan daerah penje
rahan urusanurusan itu dari Pusat kedaerah tidak seimbang dan se
djalan dengan kekuatan persiapan dan kemampuan Daerah. Oleh ka
rena itu maka akibatnja ialah banjak urusanurusan jang menurut
perundangundangannja sudah harus dilakukan oleh Daerah masih
tetap dipegang oleh Pusat, karena Daerah tidak sanggup menerima
nja dan jang sudah terlandjur diserahkan kepada Daerah terbengkalai,
karena kurangnja persiapan, perbelandjaan dan tenagatenaga tehnis.
Maka dari itu hendaknja desentralisasi dilakukan menurut ke
mampuan Daerah. akan tetapi sebaliknja agar tidak timbul kesan se
olaholah Pusat tidak bersedia mendjalankannja, baik oleh Pusat mau
pun oleh Daerah setjara aktif harus diadakan persiapanpersiapan jang
matang kearah pelaksanaannja, misalnja dengan mengadakan
pendidikan tenagatenaga tehnis, penggalian sumbersumber keuangan
baru dll.
2573
1.
Kordinasi.
Dengan mengadakan kordinasi dimaksudkan agar dapat ditjapai
efisiensi jang lebih tinggi. Kordinasi hanja dapat berdjalan dengan
sempurna, djika jang diatur tidak hanja tugasnja tetapi hendaknja
djuga wewenangnja. Tugas kordinasi tanpa pemberian wewenang ada
lah sematamata tergantung dari kebidjaksanaan orang jang harus
mendjalankan kordinasi itu.
Sedangkan djika wewenangnja telah diatur dalam peraturan/
Undangundang, maka ada keharusan jang mesti ditaati oleh jang di
kordinir terhadap kordinatornja. Salah satu kekurangan dari pada
Negara kita ialah djustru soal kordinasi ini, baik ditingkat Pemerin
tah Pusat maupun di Daerah.
Karena itu perlu sekali diperhatikan dengan sebaikbaiknja.
Untuk Pemerintah Pusat disarankan agar kordinasi didjalankan
oleh Menteri Pertama/Wakil Menteri Pertama dengan disertai pem
bentukan aparatur jang lengkap guna pelaksanaannja.
Untuk kordinasi ini sudah sewadjarnja djika dilakukan oleh Ke
pala Daerah dan djika perlu menambah aparaturnja jang telah ada.
2.
Efisiensi.
Salah satu.sebab daripada kurangnja efisiensi ialah adanja dja
watan/dinasdinas kembar atau penjelenggaraan beberapa urusan jang
dapat dilakukan oleh satu djawatan/dinas.
Doublures ini tidak sadja membingungkan rakjat, akan tetapi
djuga mengakibatkan pemborosan tenaga dan keuangan.
Oleh karena itu maka perlu sekali diadakan penindjauan kembali dari
pada tugastugas Departemen/djawatan/dinas agar efisiensi dapat ter
tjapai.
Kordinasi jang baik akan dapat membantu banjak penertiban dalam
doublures ini dan dalam usaha mentjari tjara bekerdja serta sebagian
tugas jang seefisienefisiennja.
Lain hal jang perlu dikemukakan dalam hubungan efisiensi ini
ialah pentingnja suatu rentjana bersama sehingga djawatan/dinasdi
nas dapat sating membantu didaiam pelaksanaannja.
Tersedianja tenagatenaga tehnis jang tjukup seperti jang diperlukan,
adanja penjederhanaan dan penjeragaman admimstrasi, ditjukupinja
pembelandjaan minimum serta peralatannja, adanja pengawasan jang
baik, laporanlaporan jang teratur, mengurangi tembusantembusan
surat jang tidak perlu dikirim, akan memberi sumbangan jang besar
bagi tertjapainja efisiensi.
Djuga menagement jang baik dan otorisasi tepat pada waktunja akan
mempertinggi efisiensi.
§ 1162. Pemerintah Pusat
a.
Tiga faktor utama untuk mentjapai masjarakat jang adil dan
makmur.
2574
Untuk menudju kearah tertjapainja masjarakat jang adil dan mak
mur, faktor utama ialah adanja Pemerintah jang bersifat :
1.
Stabil.
2.
Mentjerminkan kehendak rakjat dan mengabdi kepada rakjat.
3.
Revolusioner.
Ad 1. Pemerintahan jang stabil memberi iklim dan suasana politik
jang favourable untuk pembangunan.
Dengan Undangundang Dasar 1945 kita sekarang dapat bekerdja
sesuai dengan dasar dan tudjuan Revolusi. Landasan idiil dan landasan
strukturil untuk bekerdja sesuai dengan dasar dan tudjuan Revolusi
itu, terdapat dalam Undangundang Dasar 1945.
Landasan idiil jaitu Pantjasila dan landasan strukturil jaitu Pe
merintahan jang stabil. Keduaduanja terdapatlah setjara togas dalam
Undangundang Dasar 1945 itu (videManifesto Politik halaman 12).
Dewan Perwakilan Rakjat menurut semangat Undangundang Da
sar 1945 harus Bantu membantu dengan Pemerintah. D.P.R. tidak
dapat mendjatuhkan Pemerintah.
Dalam semangat kembali kepada Undangundang Dasar 1945, da
lam semangat Demokrasi Terpimpin, dalam semangat membina ma
sjarakat adil dan makmur, D.P.R. harus mendjadi tempat melahirkan
fikiranfikiran, ideide, konsepsikonsepsi jang berguna dan bersedja
rah bagi Rakjat.
ad 2. Pemerintah Pusat harus mentjerminkan kehendak rakjat.
Kedaulatan rakjat jang tertinggi dipegang oleh Madjelis Permu
sjawaratan Rakjat sebagai pendjelmaan seluruh Rakjat Indonesia (Ver
tretungsorgan des Willens des Staatsvolkes).
Madjelis Permusjawaratan Rakjat ini menetapkan garisgaris besar
hatuan Negara.
Untuk sementara berlaku garisgaris besar haluan Negara jang
ditentukan oleh Penetapan Presiden No. 1/1969, jakni Manifesto Po
litik, sampai Madjelis Permusjawaratan Rakjat menentukan lain di
kemudian hari.
Pemerintah Pusat harus mengabdi kepada rakjat. Apabila da
hulu dizaman koloniial Pemerintah adalah alat jang menguntungkan
imperialisme dan menguntungkan si investant dan importir luar
negeri serta menghisap rakjat, kini Pemerintah kita harus bersipat
nasional dan bertudjuan mengabdi kepada rakjat, agar keadilan dan
kemakmuran dapat segera dirasakan oleh segenap rakjat setjara merata.
Agar nasib rakjat terdjamin sebaikbaiknja, maka aparatur negara
harus mengarahkan dan menjalurkan tindakannja kearah kepenting
an rakjat dan negara jang sedjati. Alatalat Pemerintahan harus men
djauhkan diri dari tindakantindakan jang hanja mementingkan diri
sendiri, dan mereka harus mengingat sematamata pada kepentingan
rakjat, kepada kepentingan umum.
2575
ad. 3. Pemerintah Pusat harus bersifat revolusioner.
Pemerintah Pusat harus sanggup dan mampu menjelamatkan serta
menjelesaikan revolusi. Pemerintah Pusat harus bertindak dengan tegas
serta berani mengobah tradisitradisi terutama tjara berfikir dalam alam
kolonial, dan selekas mungkin merealisir ide Demokraal. Terpimpin.
Terhadap segala penjelewenganpenjelewengan dan penjalahgunaan
kekuasaan (abus de pouvoir) Pemerintah Pusat harus mengambil
tindakan jang tepat, tjepat dan tegas.
b.
Badanbadan Pemerintah Agung dan DewanDewan Pemerintah
Pusat.
Mengenai Badanbadan Pemerintah Agung dan Dewandewan
Pemerintah Pusat ada satu hal jang perlu diperhatikan, jakni bahwa
Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, Dewan Pertimbangan
Agung Sementara dan Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong, ke
tigatiganja merupakan Badan dan Dewan sementara. Djadi sebetul
nja kita masih berada dalam masa perali.han.
Perlu segera dibentuk Undangundang pelaksanaan pasa 12 ajat
(1) pasal 16 ajat (1) dan pasal 19 ajat (1) Undangundang Dasar jang
masingmasing mengatur susunan Madjelis Permusjawaratan Rakjat,
Dewan Pertimbangan Agung dan Dewan Perwakilan Rakjat.
Dewan Pertimbangan Agung :
Presiden merangkap Ketua Dewan Pertimbangan Agung tidak
sesuai dengan maksud Undangundang Dasar 1945 pasal 16 ;
bahwa Dewan Pertimbangan Agung berkewadjiban memberikan
djawaban atas pertanjaan Presiden.
Depernas :
Dalam rentjana pertama disediakan biaja Rp. 100.000.000,—, un
tuk membangun gedung Depernas dan membentuk lembagalem
baga Depernas di Bandung dan Djakarta. Rentjana ini dhnulai
tahun 1961 dan selesai pada achir rentjana pertama.
c. Kedudukan, tugas dan wewenang Menterimenteri.
Nama „Kabinet”
Nama Presiders Cabinet, Presidental Cabinet, Cabinet of the Pre
sident atau Kabinet Konstitusi 1945, semuanja itu dipandang dari
hukum tatapradja dapat memberikan rangka dan.isi jang berlain
an.
Sedjarahnja:
mulamula sama dengan Amerika, kepala Pemerintah : pre
siden dibantu menterimenteri.
menterimenteri dulu disebut dewan menteri.
2576
istilah kabinet baru masuk resmi dalam konstitusi R.I.S.,
kemudian eiterima oleh Undangundang Dasar Sementara
sampai sekarang.
istilah kabinet digunakan bagi kantor
Presiden.
Seharusnja:
menurut Undangundang Dasar sebutan kabinet tidak ada
pemerintah itu : Presiden dan menteri pembantu.
dalam bahasa asingnja disebut Presidental Government.
Perkabaan „kabinet kerdja” pada flap konsideran kami pan
dang sebagai gewoontelijke gedachten gang sadja dari sek
retariat.
Menurut pasal 4 Undangundang Dasar, pemerintah lebih tepat
disebut Presiden Republik Indonesia.
Keputusan Presiden No. 21/1960 hanja menetapkan susunan baru
dari Kabinet Kerdja, dan tidak mengatur lingkpngan pekerdjaan
tanggungdjawab serta hubungan dan kedudukan dari. Menterimen
teri. Djumlah dari Departemendepartemen dapat dilihat daripada
Keputusan Presiden tersebut.
Perlu setjara konkrit ditetapkan DepartemenDepartemen jang
termasuk bidang masingmasing Menteri Inti, dan perlu djuga ditetap
kan lingkungan pekerdjaan jang tidak merupakan Departemen, akan
tetapi ditugaskan kepad'a seorang Menteri Intl atau Menteri.
Lingkungan pekerdjaan masingmasing Departemen hendaknja di
tetapkan dengan lengkap, dan djanganlah.hanja ditetapkan tugastugas
pokok sadja. Penetapan dengan lengkap adalah perlu untuk mentje
gah keadaankeadaan jang tidak baik, seperti :
(1). simpang siurnja pekerdjaan,
(2). tidak adanja ketegasan mengenai wewenang dan kewadjiban,
(3). kurangnja dajaguna,
(4). timbulnja doublures.
Ketegasan mengenai wewenang dan kewadjiban DepartemenDe
partemen adalah djuga panting untuk chalajak ramai. Dalam suatu
Negara demokrasi rakjat berhak mengetahui dan mengikuti djalannja
Pemerintahan, dan Pemerintah adalah abdi. utama dari rakjat.
Agar tertjapai keseragarnan dalam susunan DepartemenDeparte
men, sejogjanja diatur agar supaja setiap Departemen terdiri dari:
a) Pusat Departemen,
b) DjawatanDjawatan dan/atau kesatuankesatuan organisasi lain
jang berdiri sendiri, misalnja Kantor, Balai, Badan dsb.
2577
d.
Susunan Departemen harus diatur sesederhanasederhananja de
ngan djumlah Bagian jang seketjilketjilnja.
Djumlah Departemen.
Menteri Perdagangan :
dinegaranegara lain sesudah perang ini lazimnja diadakan pemi
sahan antara:
1. Menteri Perdagangan jang mengurus kesedjahteraan dagang
dalam negeri.
2. Menteri Perdagangan internasional.
Kementerian P. P. K. :
diusulkan untuk dipetjah mendjadi
1. Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
2. Kementerian Kebudajaan.
3. Kementerian jang mengurus sekolah rakjat, sekolah landjut an
dan sekolahsekolah kedjuruan.
men.
Untuk efisiensi perlu ditetapkan djumlah maksimal dari Departe
Pusat Departemen hendaknja terbagi dalam Urusan Umum dan
Urusan chusus.
Urusan chusus mengurus halhal jang chusus mengenai Departe
men.
Menurut keperluan dibentuk Biro, Bagian, dan Seksi.
Perlu djuga ditetapkan, bahwa susunan vertikal dari suatu Dja
watan hanja boleh diadakan, apabila tugas jang akan diberikan kepada
susunan vertikal itu tidak dapat diserahkan kepada instansi jang telah
ada, misalnja kepada Kepala Daerah atau kepada susunan vertikal dari
Djawatan lain. Hal ini panting untuk mentjegah doublures.
Sejogjanja ditetapkan djuga, bahwa Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah mengatur namanama jang dipergunakan dalam susun
an Departemen misalnja „Djawatan”, tidak dipergunakan oleh Daerah
Otonomi.
Keseragaman dalam susunan .Departemen/Kepegawaian antara
lain djuga perlu untuk memungkinkan pemberian penghargaan de
ngan setepattepatnja terhadap pegawaipegawainja, jang diserahi me
mimpin Djawatandjawatan dan Bagianbagian. Satu djabatan jang
terdapat dalam masingmasing Departemen harus diatur sedemikian
rupa, sehingga pedjabat dan djabatan itu mempunjai tugas dan per
tanggungandjawab jang agak bersamaan, sehingga dapat diberi peng
hargaan sama dalam peraturan gadji. Dengan demikian dapat ditje
gah terlalu banjak mengalirnja pegawai terutama tenaga ahli kesalah
suatu Departemen jang „aantrekkelijk”, sedangkan Departemen lain
jang tertib sukar sekali menarik tenagatenaga ahli.
2578
e.
Hubungan satu dengan lain.
Kurang lantjarnja djalan aparatur Negara dalam zaman jang
lampau antara lain disebabkan karena kurang adanja kordinasi.
Untuk mentjapai efisiensi kerdja dalam Pemerintahan hendaknja
ditentukan bahwa kordinasi merupakan salah suatu tugas dari Men
teri Pertama. Menteri Pertama dapat menjerahkan tugas ini kepada
Wakil Menteri Pertama, jang untuk ini harus diberi aparatur tersen
diri.
f.
1.
Halhal lain jang dianggap perlu.
Soal Kepegawaian.
Tentang Kepegawaian pada umumnja, tenaga pegawai merupa
kan salah satu potensi jang menentukan pula untuk berhasil baik atau
tidaknja pelaksanaan rentjana pembangunan.
Berhubung dengan itu perlu seluruh pegawai diikut sertakan da
lam pembangunan.
Sifat mengabdi kepada rakjat perlu distimulir pada pegawai dan
pemimpin.
Untuk memperbaiki management, baik sekali apabila tidak ha
nja dalam sektorpartikelir, akan tetapi dalam sektor Pemerintahpun
para pemimpin mengikuti latihanlatihan.
Untuk meninggikan mutu dari pada petugaspetugas Pemerintah,
Lembaga Administrasi Negara, jang berdiri langsung dibawah Per
dana Menteri, menjelenggarakan berbagai latihan sebagai berikut:
a. Latihan Djabatan Orientasi Umum (bagi para akademisi dan semi
akademisi muda jang baru bekerdja pada Dinas Pemerintahan).
b
Latihan Djabatan Pimpinan Penjelenggaraan Pengangkutan.
c.
Latihan Djabatan Pimpinan Kearsipan Negara (bagi para pegawai
jang bekerdja dalam lapangan kearsipan).
d.
Kursus Lurah (bagi pars Lurah dalam daerah Kotapradja Dja
karta Raya).
e.
Latihan Djawatan Pengawasan Keuangan (bagi para petugas Ke
uangan Negara).
f.
Latihan Djabatan Hubungan Masjarakat (bagi para petugas Hu
bungan Masjarakat).
Latihanlatihan tersebut sebaiknja diperluas dan diperbanjak.
Untuk melaksanakan tugasnja Lembaga Administrasi Negara :me
meriukan biaja sekurangkurangnja Rp. 100.000.000,—.
Tjaratjara menghargai ketjakapan pegawai seperti diatur dalam
P.G.P.N. kurang memuaskan, antara lain disebabkan karena tidak ada
nja „job description” (penentuan tugas) dan tidak adanja ,,job eva
luation (penghargaan tugas).
2579
Hal lain, jang terasa masih kurang dalam kepegawaian, ialah
kurang terpeliharanja human relations, hubungan baik antara pemim
pin dan pegawai bawahannja. Sebagai salah satu faktor jang memupuk
kegembiraan kerdja, maka seal ini tidak boleh diabaikan.
Salah satu kelemahan kita dalam menghadapi pembangunan, ia
lah soal kekurangan tenaga ahli. Faktor ini harus mendapat perhatian
sepenuhnja dengan sungguhsungguh.
Inventarisasi dari semua tenaga ahli jang ada belum didjalankan
oleh Pemerintah, sehingga sukar diperoleh angkaangka. Maka dari
itu perlu sekali diadakan segera pendaftaran tenaga ahli, agar mereka
dapat ditempatkan setjara rasionil.
Djuga perlu segera diadakan peraturan mengenai wadjib kerdja
sardjana, agar. supaja setiap lulusan Perguruan Tinggi diberi kesem
patan/kewadjiban untuk mengamalkan ilmu mereka dengan berbakti
kepada Negara untuk sedikitsedikitnja selama 3 tahun.
2. Arsip Nasional:
Salah satu badan jang perlu diperhatikan lebih banjak dalam
rangka penjempurnaan administrasi Negara adalah Arsip Nasional.
Arsip Nasional mempunjai tugas dua matjam, jakni :
(a) Tugas administratif :
(1). menjelenggarakan organisasi kearsipan di Indonesia dengan Ar
sip Nasional sebagai pusat dan Arsiparsip Swatantra sebagai ba
hagian mutlak.
(2). Menampung, menjimpan, memelihara arsiparsip tua jang berasal
dari semua instansi Pemerintah Pusat/Daerah sedemikian, sehing
ga dapat dipertanggungdjawabkan serba arsipteknis.
(3). Menjediakan arsiparsip tua tersebut dalam sub (2) sedemikian
rupa sehingga arsiparsip tua itu berdasarkan peraturanperatur
an tertentu dapat dipergunakan oleh instansiinstansi Pemerintah
dan Swasta untuk keperluankeperluan administratif.
(b)
(1)
(2)
Tugas ilmiah:
melaksanakan tugas administratif dengan kesadaran, bahwa arsi
valia tersebut adalah bahandasar untuk penjelidikan ilmiah di
lapangan ilmuilmu (social sciences).
Kesukarankesukaran jang dialanii oleh arsip Nasional dalam
penunaian tugastugasnja ialah :
kedudukan jang terpentjil sebagai bahagian tidak organis dari
pada Departemen P.P. &. K.
berdasarkan kedudukan serbatidakorganis serta subordinasi da
lam susunan suatu Departemen, taraf (niveau) administratif tidak
memungkinkan adanja hubungan langsung dengan instansiinstan
si Pemerintah Pusat/Daerah diluar Departemen P.P.&.K., bahkan
sering pula didalam Departemen P.P.&.K. sendiri. Akibat dari
pada tidak mungkinnja hubungan langsung itu ialah : prosedur
jang sulit dan sering berlebihlebihan untuk dapat menampung
arsip tua suatu instansi dan kegagalan dalam usaha memindahkan
arsiparsip tua panting kearsip Nasional.
2580
(3) tidak adanja kader tenaga ahii kearsipan.
(4) tidak adanja suatu Undangundang Kearsipan (Arohiefwet).
(5). Dalam rentjana pertama untuk arsip nasional perlu disediakan
biaja Rp. 79.500.000,
§ 1163. Pemerintah Daerah
Pemerintahan/Daerah merupakan schakel/djembatan jang pen
ting antara Pemerintah Pusat dan rakjat; dalam pembangunan semesta
berentjana.
a.
Otonomi.
Sesuai dengan ketentuan pasal 18 Undangundang Dasar 1945,
urusanurusan jang kini termasuk wewenang pemerintah pusat, lam
bat laun harus beralih mendjadi wewenang Pemerintah Daerah. Pem
berian hakhak kepada Daerah untuk mengurus dan mengatur rumah
tangganja sendiri (seperti jang lazim disebut dekonsentrasi dan de
sentralisasi) bermaksud untuk mengisi otonomi dari pada daerahda
erah. Dengan penjerahan hakhak itu diharapkan agar djalannja urus
anurusan jang tadinja dipegang oleh Pemerintah Pusat akan berdjalan
lebih lantjar setelah diserahkan kepada Daerah, karena Daerah
dianggap lebih mengetahui dan lebih tepat mengurus kepentinganke
pentingan rakjat di Daerah itu sendiri daripada Pusat. Pengisian oto
nomi ini (dekonsentrasi dan desentralisasi) hendaknja didjalankan
setjara aktip oleh Pemerintah Pusat dengan mengingat kemampuan dan
kesanggupan Daerah. Ini berarti bahwa baik Pusat maupun daerah
setjara aktip harus mengadakan persiapanpersiapan lebih dahulu, baik
dibidang personil/tenagatenaga tehnispimpinan, maupun dibidang
perbelandjaan ataupun peralatan. Penjerahan hakhak setjara integral
dan masal pasta tidak akan mengunt'mgkan kedua belah fihak, karena
kurang efisien dan kurang produktip.
b.
Penjempurnaan Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Oleh karena penghasilan Daerah sendiri tidak mentjukupi keper
luannja, maka sebelum adanja U.U..Perimbangan Keuangan, kekurang
an keuangan dari Daerah ditutup oleh Pusat dengan subsidi menurut
sistim "sluitpos".
Oleh karena sistim "sluitpos" ini ternjata tidak memuaskan Daerah
daerah dan menimbulkan peibagai kesulitan, keniudian diganti dengan
sistim perimbangan Keuangan. Sistim perimbangan keuangan ini, se
bagai sistim merupakan perbaikan dari pada sistim "sluitpos", karena
penjerahanpenjerahan urusan kepada Daerah akan. dapat seimbang
dengan penjerahanpenjerahan sumber pembiajaannja.
Kekurangannja ialah
1. hasil penerimaan jang diperoleh dari Perimbangan Keuangan be
lum menutup seluruhnja djumlah kekurangan dari anggaran ke
uangan Daerah.
2581
2.
3.
4.
penjerahan padjakpadjak negara kepada daerah tidak berdjalan
lantjar, karena Daerah belum mempunjai personil/tenaga teknis
dan peralatan termasuk kantor/ruangan, sehingga kebanjakan da
ri pada padjakpadjak itu masih tetap dipungut oleh Pusat dengan
menjerahkan 90% dari pada hasilnja kepada Daerah.
penerimaan uang bagian dari padjak Negara (menurut prosentase
jang telah ditetapkan) seringsering sangat terlambat, karena per
hitungan jang dilakukan oleh Inspeksi Keuangan Daerah (Dja
watan Pusat) kurang lantjar djalannja.
penetapan prosentase bagian Padjak Negara untuk daerah jang
kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Selain daripada itu keuangan Daerah akan dapat lebih baik dan
akan memberi kemampuan kepada Daerah jang lebih besar untuk mem
bangun djika
1. Pusat menstimulir/membantu berdirinja perusahaan di Daerah
dengan djalan memberikan bantuan teknis dan mempermudah
pindjamanpindjaman uang jang diperlukan untuk modal perusa
haanperusahaan itu.
2. Pusat menjeraakan anggaran devisen jang diperlukan Daerah un
tuk pembelian alatalat/bahanbahan jang harus didatangkan dari
luar negeri karena tidak ada didalam negeri.
3. Gandjaran, subsidi dan sumbangan (jang masih dimungkinkan di
dalam Undangundang Perimbangan Keuangan) diberikan oleh Pusat
kepada Daerah sesuai dengan kekurangankekurangan jang dialami
oleh Daerah dengan mengingat keadaan keuangan Negara.
c.
Organisasi Pemerintah Daerah.
Dalam rangka pelaksanaan Pembangunan Semesta Berentjana se
bagai hasil daripada Depernas, seperti halnja dengan Pusat djuga un
tuk daerah perlu dibangun suatu Pemerintahan jang stabil, menurut
bentuk, susunan serta tugas dan wewenangnja, jang dapat mendjamin
kelantjaran pembangunan itu.
Sifatsifat Pemeritah Daerah jang harus dimiliki dan sjaratsjarat
jang harus dipenuhi itu adalah sebagai berikut :
1. Harus stabil ; tidak terlalu mudah dapat ditumbangkan, agar da pat
memberi kesempatan bekerdja dengan tenang. Harus merupakan
kesatuan jang kompak, sehingga dapat diwudjudkan suatu team
kerdja jang terpimpin dan berdisiplin.
2. Harus mentjerminkan kehendak Rakjat. Segala perbuatan dan
langkahlangkahnja adalah sematamata untuk kepentingan rakjat.
Terdiri dari orangorang jang mewakili rakjat atau dapat mewa
kili rakjat.
3. Harus revolusioner, jaitu mampu menjelesaikan revolusi Nasional
serta sanggup bertindak dan berfikir dinamis, berani meninggal
kan tradisi jang lama dan jang usang dan menggantinja dengan
jang Baru.
2582
d:
Alatalat perlengkapan Daerah.
Menurut perundangundangan jang kini berlaku (Penpres No. 6
dan Undangundang No. 1 tahun 1957) alatalat perlengkapan Daerah
terdiri dari :
1.
Dewan Perwakilan Rakjat Daerah.
2.
Kepala Daerah/wakil Kepala Daerah.
3.
Badan Pemerintah Harian.
Untuk dapat menjempurnakan ini semuanja, perlu diselesaikan
halhal seperti berikut :
(a) pelaksanaan Undangundang No. 6 tahun 1959 jang mengatur pe
njerahan pemerintahan umum kepada Daerah.
(b) susunan dan pemilihan D.P.R.D. disesuaikan dengan susunan dan
pemilihan D.P.R. Pusat jang akan datang, jang selain terdiri dari
golongangolongan partai, djuga dari golongangolongan karya.
(c) walaupun tugas Pemerintahan Umum telah diserahkan kepada Ke
pala Daerah, Sekertariat daerah dan sekertariat Pemenintahan
Umum/Pamong Pradja jang kini. masih merupakan dua biro jang
terpisah, harus segera disatukan ; pelaksanaan Undangundang
No. 6 akan mempermudah penjatuan ini.
e
Pengawasan atas Pemerintah Daerah.
Pengawasan jang dilakukan oleh Pemerintah Pusat terhadap
Pemerintah Daerah bersifat meneliti dan menilai keputusankeputus
an dan peraturanperaturan jang dikeluarkan oleh Daerah. Penjem
purnaan tugas ini dapat dilakukan dengan djalan:
1.
menambah tenagatenaga baik didaerah maupun di Pusat jang
mempunjai pendidikan hokum, terutama hukum administratif dan
hukum pemerintahan dan jang berpengalaman serta paham da
lam bidang „perundangundangan daerah” dan „perundang
undangan Pusat”.
2.
penjeragaman undangundang pembentukan daerah,
3.
penjeragaman peraturanperaturan daerah mengenai mated jang
sama dilapangan pemerintah kedaerahan (jang bersifat sosial
ekonomis dan umum.)
4.
penjeragaman dalam bahasa perundangundangan (wetstaal) da
lam peraturan daerah (penggunaan istilahistilah resmi jang
seragam dalam penjusunan/perumusan peraturan,peraturan dae
rah).
f.
Halhal lain jang dianggap perlu :
Dengan mendjalankan pemilihan D.P.R.D. bersamaan dengan
D.P.R. akan dapat dilakukan penghematan jang tidak sedikit.
2583
§ 1164. Pemerintah Desa
a.
Aparatur Pemerintah Desa (Dewandewan, Pamong Desa).
Sistim pemerintah Desa sekarang ini jang telah berdjalan ber
abadabad dan jang merupakan manifestasi jang terbaik bagi kepri
badian bangsa Indonesia perlu dipertahankan, dipupuk dan di dina
misir, agar dapat menjesuaikan diri dengan tugas pelaksanaan pem
bangunan semesta berentjana. Penggabungan desadesa mendjadi suatu
unit pembangunan jang lebih besar, tidak hanja.al:an menambah
potensi desa untuk dapat mentbiajai rumah tangganja sendiri, tetapi
akan dapat djuga menambah efisiensi dalam bidang personil Peme
rintah Desa. Perlu dibentuk madjelis/dewan desa jang terdiri dari orang
orang jang berpengaruh sebagai penasehat kepala desa.
b.
Tenagatenaga/pegawaipegawai untuk pertaaian, perikanan, ke
chewanan, pendidikan, kesehatan dll.
Djika untuk tiaptiap desa diadakan pegawaipegawai chusus
maka pembajaran gadjinja sadja tidak akan dapat dipikul oleh desa itu
sendiri, djua tidak oleh Pemerintahan diatasnja. Oleh karena itu
dalam taraf pertama dianggap tjukup djika tenagatenaga jang dibu
tuhkan itu ditempatkan diketjamatan untuk melajani beberapa desa
sekaligus didalam lingkungan ketjamatan. Pemberian kursuskursus
terhadap tenagatenaga jang sudah ada baik diketjamatan, maupun
di desadesa tentang pertanian, kechewanan, kesehatan dll, jang di
sesuaikan dengan keperluan setempat, akan dapat mengurangi beban
pembeajaan gadjinja.
c.
Institutinstitut pembantu Pemerintah Desa (R.K./R.T.).
Pembentukan Rukun Kampung dan Rukun Tetangga jang tugas
nja harus diperintji lebih dahulu harus dilakukan dengan sangat ber
hatihati dan bidjaksana, sebab menurut pengalaman, sifat pembantu
an jang diharapkan dari R.K./R.T. terhadap Pemerintah Desa ini ka
dangkadang malahan berkembang mendjadi persaingan terhadap ke
dudukan para pegawai desa, jang tentunja tidak menguntungkan ma
sjarakat desa itu sendiri.
d.
Halhal lain jang dianggap perlu.
Perundangundangan mengenai pemilihan kepala Desa (Stbl.
1907 No. 212) jang telah diubah dengan UU No. 14 tahun 1946, jang
memperluas mata pilih untuk semua kepala desa (baik Iakilaki, mau
pun perempuan jang sudah .berumur 18 tahun atau jang sudah kawin)
perlu disempurnakan, agar pada kaum wanita diberi djuga kesempat
an untuk dipilih mendjadi Kepala Desa.
Selain daripada itu dirasa perlu bahwa perundangundangan desa
pada umumnja harus diperbaharui agar dapat mendjamin pemerintah
an desa jang lebih dinamis dan efisien dalam rangka penjelesaian
revolusi dan Pembangunan Semesta.
2584
Oleh karena telah diketahui bahwa pemerintahan desa jang sudah
berabadabad lamanja tidak mudah diubah begitu sadja, maka untuk
pembaruan ini dianggap perlu mengadakan research lebih dahulu agar
perobahan itu benarbenar mentjapai hasil jang dimaksudkan dan tidak
sebaliknja.
§ 1165. Pembangunan Masjarakat Desa
a. Penjempurnaan pembangunan masjarakat desa.
Maksud pembangunan masjarakat desa dalam rangka pembangun
an semesta berentjana, ialah :
Meninggikan taraf penghidupan dan kehidupan Rakjat Desa, agar
dengan demikian dapat dibangkitkan dan diperbesar swadaja Rakjat
Desa dan mempertinggi hidup kebudajaannja.
Untuk menjempurnakannja, pembangunan masjarakat desa dilak
sanakan setjara masal dan integral, ditudjukan kepada pembangunan
jang berdjumlah I.k. 50.000 buah diseluruh Indonesia dan harus men
tjakup semua segisegi kehidupan dan penghidupan masjarakat desa,
sehingga terdjamin perkembangan jang seiaras.
Dasar dari pembangunan masjarakat desa terletak dalam kekuat
an masjarakat desa itu sendiri jang harus dibangkitkan dan distimulir/
dirangsang oleh Pemerintah.
Pembangunan masjarakat desa dengan aparaturnja harus disusun
dan dimulai dari bawah (desa). Untuk permulaan dapatlah dimulai dari
beberapa desa digabungkan dan didjadikan satu daerah kerdja seting
kat ketjamatan. Di Indonesia dewasa ini ada 1.k. 2888 ketjamatan.
Untuk itu maka perlu disetiap daerah kerdja PMD seorang pega
wai/petugas PMD dengan stafnja jang ketjil jang mempunjai pendi
dikan menengah dan telah dilatih untuk tugas pekerdjaannja. Pega
wai/petugas PMD tersebut merupakan "spit" atau motor dari segala
kegiatan pembangunan masjarakat desa. Sangat diandjurkan untuk
memobilisasi pemuda lulusan Sekolah Landjutan Atas jang belum
mendapat kesempatan bekerdja (menganggur) untuk dipekerdjakan
dalam rangka PMD dengan terlebih dahulu dilatih setjukupnja agar
dapat menunaikan tugas kewadjibannja dengan baik dan sempurna.
Kepalakepala desa dalam daerah PMD harus merupakan pimpinan dan
koordinator dari segala pembangunan masjarakat desa.
Tugas dan kewadjiban PMD haruslah meliputi seluruh bidang ke
hidupan dan penghidupan masjarakat.
Perlu sekali adanja pimpinan dan kordinasi jang baik. Pimpinan
dan kordinasi ini paling tjepat diserahkan pada Kepalakepada desa
jang bersangkutan.
Dasardasar kerdja haruslah musjawarah dan gotongrojong. Pene
ranganpenerangan haruslah dilakukan dengan intensif sekali sehingga
menimbulkan suatu kejakinan dari Rakjat desa bahwa segala kegiatan
tersebut bukan sadja besar manfaatnja untuk desa tetapi djuga men
djadi kepentingan pribadinja.
2585
b.
Tjaratjara mempertinggi perekonomian desa.
Pemindahan penduduk (transmigrasi) setjara besarbesaran ada
lah salah satu djalan jang tepat.
Kegiatan PMD dalam segi ini haruslah membangkitkan perhatian
Rakjat untuk bertransmigrasi kedaerahdaerah jang masih kosong atau
jang tipis penduduknja.
Perlu pula ditanam semangat pelopor (pioniersgeest) pada rakjat
desa jang mau ditransmigrasikan agar tabah dan ulet menghadapi se
gala pekerdjaan dan kesulitan didaerahdaerah transmigrasi.
Penindjauan kembali hak milik atas tanah, harus. berdasarkan pa
da adanja batasbatas minimum dan maximum atas tanah sesuai dengan
keadaan daerah. Pikokpokok pikiran dari Depernas tentang land
reform dan landuse didjadikan pangkal penjelesaian dalam penertib
an hak milik atas tanah.
Tjara berpikir dan bekerdja Rakjat didesa haruslah dirobah dan
disesuaikan dengan perkembangan pembangunan dewasa ini. Rakjat
didesa harus dapat mengikuti perobahan dan perkembangan kemadju
an jang begitu pesat dewasa ini. Rakjat desa haruslah disiapkan setjara
mental untuk dapat menerima perobahan dan perkembangan masjara
kat, djadi Rakjat desa harus pula dapat digerakkan untuk menerima
tjaratjara baru dalam pertanian, pengolahan tanah, pemakaian pupuk,
penjaringan bibit (selectie), pemberantasan hama, penggunaan peng
airan setjara efisien dan lainlainnja. Dengan tjara demikian, maka te
kanan perekonomian pada Rakjat dapat dikurangi dan dengan itu akan
pula memperbesar penghasilan dan ini berarti memperbesar daja be
linja.
Adat kebiasaan jang bersifat memboroskan tenaga dan uang harus
ditjegah dan disalurkan kearah pekerdjaan jang kreatif dan ber
manfaat.
Penjakit dan wabah merupakan salah satu sebab jang menggang
gu Rakjat dalam usahausaha penghidupannja. Dalam usaha membe
rantas penjakit ini rakjat didesa haruslah diikut sertakan setjara aktif.
Oleh karenanja kesadaran rakjat harus ditimbulkan dalam pentjegahan
dan pemberantasan penjakit.
Perkoperasian adalah salah satu tjara jang baik dalam meninggi
kan perekonomian desa. Semangat berkoperasi perlu disebarkan selu
asluasnja kepada rakjat.
Pemerintah membimbing dan membantu rakjat terutama dengan
modal dan fasilitet kearah berkembangnja kegiatankegiatan tersebut.
c.
Pembangunan perlengkapanperlengkapan desa:
Seperti telah dikatakan pembangunan masjarakat desa terletak
pada kemampuan rakjat desa itu sendiri. Pembangunan perlengkapan
perlengkapan desa, haruslah dibangun oleh rakjat desa, dengan tjara
bergotongrojong. Pemerintah harus memberikan bantuannja baik be
rupa uang maupun bahanbahan (semen, kaju, bata dan lainlainnja)
dan tenagatenaga tehnis. Selebihnja oleh kekuatan dan kemampuan
desa itu sendiri. Adalah ideal sekali, djika semua kegiatan tersebut
dilakukan oleh kekuatan dan kemampuan desa itu sendiri.
2586
Agar segala kegiatan dari penduduk desa untuk membangun de
sanja, maupun perlengkapanperlengkapannja dapat diwudjudkan,
maka hendaknja kepada desa itu diberi pula sumbersumber keuang
an jang tertentu misalnja, padjak pasar, padjak, (urusan djalan), iuran
sekolah dan lainlainnja.
Pengerahan tenaga rakjat haruslah didahului dengan musjawa
rah seluruh rakjat setjara langsung, baik mengenal pilihan objeknja,
maupun pelaksanaan pekerdjaannja dan biajabiajanja.
Harus ditimbulkan semangat berkompetisi antara satu desa de
ngan jang lainnja didalam kegiatan pembangunan masjarakat desa.
Pimpinan dan kaderkader didesa setjara bergilir menindjau ke
adaan pembangunan sesuatu desa jang sudah madju, agar ditjontoh
didesanja sendiri.
Pembiajaan pembangunan masjarakat desa :
Untuk setiap desa diperlukan biaja ratarata sebesar Rp. 5.000.—
berupa bantuan(keuangan, bahan dan lainlainnja) setahun, untuk
50.000 desa diperlukan biaja 50.000 X Rp. 5000.— ialah Rp. 250.000.
000,— setahun. Untuk 8 tahun ialah 8 X Rp. 250.000.000,— ialah Rp.
2.000.000.000,— (dua miljard rupiah).
d.
Tjatatan :
Pembiajaan lebih landjut lihat bidang keuangan.
§1166. Landreform
a. 1. Dasardasar dan ketentuanketentuan pokok daripada Undang
undang pokok agraria Nasional.
(a). Agrarisehe Wet dan Agrarisch Besluit ditjabut kembali dan do
meinbeginsel dihapuskan sebagai dasar daripada hukum agraria.
Hukum Agraria Nasional akan memakai sebagai dasar : Pantja
sila dan pengchususannja dalam pasal 33 Undangundang Dasar
Berta Manifesto Politik Republik Indonesia, dan amanat Pemba
ngunan Presiden.
(b). Dualisme dalam hukumagraria dihapuskan. Hakhak Eigendom,
Erfpacht, Opstal dan hakhak barat atas tanah lainnja dihapuskan.
Dalam tatahukumagraria nasional tidak akan berlaku hakhak
atas tanah menurut hukum Eropah disamping hakhak atas tanah
menurut hukum adat,tetapi hanja akan ada satu matjam hakhak
atas tanah sadja (unifikasi), jang didasarkan pada ketentuanke
tentuan hukum adat sebagai hukum jang asli, jang disempur