Jilid-03-Depernas 24-Bab-30
BAB 30. KEAMANAN DAN PERTAHANAN
GARIS BESAR PEIVIBANGUNAN BIDANG KEAMANAN DAN
PERTAHANAN
403. Penilaian Angkatan Perang oleh Dewan Keamanan atau De
wan Pertahanan Nasional
Pembangunan Angkatan Perang tidak dapat dilakukan berda
sarkan penilaian strategis satu kali sadja, tetapi harus dilaku
kan berdasarkan penilaian strategis jang terusmenerus (kon
tinu) sehingga perentjanaan itu selandjutnja harus dilakukan
pada tingkat Dewan Keamanan atau Dewan Pertahanan Na
sional beserta Gabungan Kepala Staf Angkatan. Dasarpokok
dan faktor jang perlu diperhatikan serta usaha jang dapat
dilakukan dirumuskan dibawah ini
404. Perundangundangan
a. Pelbagai Undang2, Peraturan Pemerintah serta peraturan hu
kum lainnja dibidang keamanan dan pertahanan, didasarkan
atas Undang2 Dasar Sementara. Dengan berlakunja kembali
Undang2 Dasar 1945, dan ditetapkannja Manifesto Politik
1959 sebagai Haitian Negara, undang2 serta :peraturan2 itu
perlu ditindjau kembali guna disesuaikan dengan perkem
bangan keadaan maupun keperluan untuk djangka waktu
jang agak pandjang dengan memperhatikan urutan persoalan
jang harus diatur sehingga selandjutnja akan merupa
kan serangkaian perundang2an jang selaras dan menurut
sistim dan perentjanaan tertentu.
b. Untuk itu perlu disusun sebuah Undang 2. Pokok Pertahanan
jang memberikan ketentuan dasar bagi koiisep pertahanan,
jang meliputi baik politik maupun organisasi pertahanan dan
jang mengandung dasar bagi peraturan selandjutnja menge
nai, tugas, wewenang dan organisasi, Angkatan Perang ser
ta Kepolisian Negara R.I.
c. Undang2 Pokok Pertahanan harus memuat:
1. Tudjuan nasional, jang diambil dari U.U.D. 1945 dan
Manifesto Politik 1959.
2. Dasar filsafah Negara Pantjasila, sebagai landasan spiri
tuil Pertahanan Negara.
3. Tudjuan pertahanan, jang disesuaikan dengan tingkat
dan tudjuan perdjuangan nasional kita.
4. Paham bangsa Indonesia tentang perang.
5. Dasar politik pertahanan dan sifat pertahanan.
499
d.
e.
f.
g.
6. Ketentuan pokok mengenai alat perlengkapan pelaksana.
an keamanan Nasional, matjamnja dan tugasnja masing2
Angkatan Perang,
7. Pengerahan dan pengambilan tenaga manusia (militer
sukarela, wadjib militer, wadjib bela umum, wadjib latih
Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat (P3 R),
demobilisasi, veteran, penderita tjatjad dan pahlawan).
8. Persiapan dan penggunaan kekajaan potensi nasional
(bukan manusia) untuk keperluan pertahanan negara,
9. Tugas dan wewenang dalam keadaan damai dan perang
dari alat perlengkapan keamanan nasional.
Peradilan militer perlu diatur dalam undang2 jang sesuai de
ngan keadaan.
Segi2 pertahanan sipil sebagai komponen dalam pertahanan
negara perlu diatur dalam undang2, berupa undang2 Pen
didikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat, wadjib latih dan
wadjib bela umum.
Dalam Undang2 Pokok Pertahanan mengenai Kepolisian Ne
gara supaja dimasukkan kalimat: „Tugas wewenang dan
kewadjiban, pimpinan serta susunan, kepegawaian dan per
alatan, serta hubungan kerdja dengan instansi 2 lain, diatur
dalam Undang2 Pokok Kepolisian Negara”,
Supaja diatur dengan undang2 atau Peraturan2 Pemerintah
atau disesuaikan dengan undang2 jang telah adz', mengenai:
1. Susunan dan tugas Dewan Keamanan Nasional.
2. Susunan dan tugas Departemen Angkatan Udara, Ang
katan Darat, Angkatan Laut.
3. Susunan Angkatan.
4. Militer sukarela,
5. Wadjib militer,
6. Wadjib bela umum.
7. Wadjib latih.
8. Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat (P3 R),
9. Demobilisasi,
10. Veteran.
11. Penderita tjatjad.
12. Pahlawan.
13. Gadji dan pensiun. militer.
14. Hake lain dari anggota Angkatan Perang.
15. Keadaan bahaja dan susunan serta tugas Penguasa Pe
rang Tertinggi,
16. Peraturan Penguasaan Perlengkapan (Regeling Matereel
Beheer) jang berhubungan dengan I.C.W. dan I.B.W.
500
17. Peraturan sipil : organisasi, tugas serta tata kerdja.
18. Peradilan,
19. Undang2 serta Peraturah Pemerintah lain jang perlu un
tuk mengatur persoalan2 akibat dari Undang2 Pokok
Pertahanan.
§ 405. Dasar pembangunan Angkatan Perang dan Kepolisian
Negara.
Fakta2 jang mempengaruhi persoalan :
a. Pertentangan jang berdasar ideologi antara blot Timur dan
blok Barat.
b. Dalam pertentangan itu Indonesia merupakan objek, maka
dasar ideologi semakin panting artinja bagi Indonesia,
c. Politik bebas dan aktif Negara Rd. serta faktor2 jang mem
pengaruhi, jaitu:
1. Sifat bangsa Indonesia jang suka damai dan jang
tersimpul dalam Pantjasila.
2. Keipginan bangsa Indonesia untuk membangun
negaranja.
3. Letak geografis dan faktor geopolitik Indonesia menje
babkan bahwa penarikan Indonesia kesalah satu blok
akan merupakan tantangan terhadap pihak lain dan da
pat berwudjud dalam bentuk perang,
4. Keadaan politik dalam negeri.
d. Dalam hubungan dengan Indonesia, perang itu dapat ter
djadi dalam bentuk :
1. Perang dingin,,
2. Serangan terbatas,
3. Perang terbatas, dan atau Perang umum,
e. Keterangan politik dan labilitet ekonomis didalam negeri
karena pelbagai sebab.
f. Pengaruh bekas pendjadjahan terhadap kehidupan politik,
ekonomi dan kebudajaan.
g. Keamanan dalam negeri dan pertahanan mempunjai antar
hubungan jang erat dan Indonesia harus mempersiapkan
diri menghadapi kedua2nja sekaligus.
h. Faktor2 tsb, dalam c dan d, memaksa Indonesia mendjalan
kan politik pertahanan jang bersifat defensif, disamping po
litik luar negeri jang bebas dan aktif,
i. Dalam mendjalankan politik bebas dan aktif Indonesia tu
rut aktif dalam usaha mentjapai dan memelihara perdamaian
dunia.
501
§ 406. Konsep pertahanan
a. Kita mempunjai politik jang defensip, artinja tidak agresip
dan tidak memulai menjerang.
b. Kalau ada sesuatu negara menjerang kita, maka sebaiknja
kalau kita menghindari dia masuk kenegara kita. Lebih
baik lagi, kalau kita dapat mendatanginja dinegaranja sendiri
dan menghantamnja bahkan mengalahkannja dinegaranja
sendiri pula, jang untuk sementara belum mungkin dilakukan.
c. Kalau musuh sudah bergerak menudju kenegara kita, maka
sebaiknja kalau lawan ditengah djalan kita hantjurkan, hing
ga tidak sampai mendarat di Tanah Air kita. Mungkin inipun
belum mungkin dilakukan.
d. Djadi kalau musuh dapat mendarat djuga di Tanah Air kita,
maka melihat luasnja Tanah Air kita ini, maka mustahil da
pat mempertahankan setiap tempat diseluruh Indonesia, se
telah musuh dapat masuk disalahsatu bagian, kemudian
kita dengan tjepat mengerahkan sesuatu kekuatan laut, udara
dan darat kedaerah itu dan menghantjurkan lawan disitu.
Untuk dapat melakukan gerakan sematfam itu kita harus
mendjamin, bahwa kita menguasai lautan dan udara jang
menudju kedaerah tadi,
e. Kalau jang tersebut dalam ajat d pun tidak berhasil. dila
kukan, maka kita harus menurun kepada jang telah kita
praktekkan, jaitu perang wilajah.
§ 407. Penjusunan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara
a. Kekuatan militer negara Indonesia harus disusun
1. Untuk mentjegah dan menindas kegiatan subversip da
lam rangka perang dingin.
2. Untuk menghadapi serangan terbuka.
b. Dalam penjusunan kekuatan militer itu perlu diperhatikan :
1. Politik babas dan aktip,
2. Politik pertahanan jang defensip.
3. Pertahanan atas dasar kekuatan sendiri.
4. Indonesia tidak merupakan musuh utama antara kedua
blok didunia.
5. Indonesia masih terbelakang dalam tingkat kemadjuan
ekonomi, terutama industri, ,
6. Susunan jang berarti untuk sendjataa thermonuclear
strategis belum terdapat di Indonesia, karena urbanisasi
masih dalam tingkat permulaan,
7. Pertahanan harus bersifat pertahanan rakjat.
502.
8. Letak geografis Indonesia,
9. Terdapatnja objek strategis jang panting diluar Djawa
dimana penduduknja djarang (sedikit).
c. Karena faktor tersebut diatas Indonesia memerlukan Angka
tan Perang jang dalam rangka politik pertahanan jang defen
sip hares diperhitungkan benar2 oleh tiap agressor, bukan
karena kekuatan menangkisnja, tetapi karena kekuatan me
ngikatnja,
d. Meskipun demikian, ini tidak mengurangi tugas, chususnja
bagi A.L.R.I, dan A.U.R.I., untuk menjusun kekuatan of
fensip, karena sistim pertahanan jang tepat bagi wilajah laut
an dan udara kits adalah sistim penjerangan.
§ 408. Sarat untuk melaksanakan politik pertahanan negara R.I.
a Keperluan berdasarkan penilaian tjiri2 geografis :
1. Penjempurnaan sistim dan organisasi transpor didarat,
laut dan udara untuk memperketjil isolasi dimasa damai
dan mempertahankan selama mungkin hubungan dimasa
darurat dan masa perang.
2. Usaha kearah selfsufficiency daerah sedjauh mungkin.
3. Penjebaran pendudttk setjara merata.
b. Usaha untuk memperkuat kedudukan Indonesia dalam hal
bahan makanan dan bahan2 vitalstrategis lainnja :
1. Mentjapai tingkatan selfsufficiency nasional dan selfsuf
ficiency wilajah dalam produksi bahan makanan, untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan selebihnja untuk
stockpiling menghadapi masa darurat dan masa perang.
2. Penelitian untuk penjempurnaan teknik dan sistim
penimbunan (stockpiling) dan pengawetan bahan
makanan jang berkelebihan.
3. Penemuan dan eksploitasi sumber2 bahan mineral baru
dan perluasan, modernisasi dan rehabilisasi sumber a jang
telah ada.
4. Pemberian pasilitet untuk pengolahan bahan mentah
vital untuk industri seperti timah, bauxit dan bensin
didalam negeri.
5. Penindjauan jang seksama mengenai kedudukan perusa
haan asing jang mengeksploitasi sumber mineral dan
mengusahakan perkebunan jang menghasilkan bahan vi
tal, agar dimasa darurat dan masa perang kita tidak di
hadapkan pada kasulitan setjara mendariak.
6. Penjempurnaan sistim distibusi dan penguasaan. trans
por vital seperti transpor minjak, jang king sebagian
besar masih ditangan perusahaan asing (tankervloot),
oleh negara.
503
c. Usaha jang diperlukan dibidang industri :
1. Usaha kearah selfsufficiency nasional dibidang indus
tri, jaitu :
(a) alat otomatis,
(b) alat angkatan darat, laut dan udara.
(c) fasilitet untuk pemeliharaan dan pembetulan alat
ter sebut diatas,
(d) alat persendjataan,
(e) alat perhubungan,
(f)
obat2an dan bahan2 kimia, dll..
2. Sedjalan dengan usaha kearah selfsufficiency nasional
itu, sektor fang perlu diperhatikan untuk membantu pro
jekprojek tersebut diatas, ialah pembangunan :
(a). projek untuk menambah tenaga listrik, sebagai tena
ga penggerak jang ekonomis,
(b). projek pengolahan hidjih besi, bauxit, timah dan ba
hanbahan lain jang panting,
d. Usaha dibidang transpor dan perhubungan :
1. Rehabilitasi, modernisasi dan perluasan fasilitet pelabuh
an bengkel, dok, lapangan terbang perlu diusahakan un
tuk menampung keperluan jang tents bertambah.
2. Pembuatan lapangan terbang barn, pel'abuhan baru, dja
ringan djalan, terutama diluar Djawa.
3.
Dalam menentukan djenis alat transpor dan
perhubungan didarat, laut maupun diudara wadjib
diutamakan type dan sifat kemampuannja jang sedjauh
mungkin memudahkan pemusatan (konversi) kearah
penggunaannja bagi kepentingan pertahanan.
4.
Demikian pula dalam membangun fasilitet tehnis, pembu
kaan djaringan djalan dll., faktor kepentingan pertahanan
wadjib turut diperhatikan.
Bahwa adakalanja. perlu dibuka hubungan baru dengan
daerah tertentu, jang sekalipun dipandang dart sudut
ekonomis tidak akan membawa laba, tetapi dipandang
dart' sudut kepentingan pertahanan mempunjai anti
vital,
5.
Usaha membimbing pelajaran niaga ketjil
mempergunakan kapal2 basil produksi rakjat dibagian
tertentu di Indonesia seperti Madura, Makasar,
Bandjarmasin, akan sangat membantu fungsi pelajaran
pantai dan antar~ pulau,
Hal ini akan lebih dirasakan, apabila kebebasan perhu
bungan laut tidak lagi dapat dipertahankan, karena kapal
itu jang tidak memerlukan formalitet banjak dan dapat
digunakan penjusunan2.
504
6. Untuk menjederhanakan pemeliliaraan, perawatan dan
perbaikan alat perhubungan ini, azas standardisasi jang
sedjauh mungkin adalah faktor jang penting pula dimasa
keadaan perang dan keadaan darurat.
e. Usaha dibidang telekomunikasi
1. Modernisasi peralatan dan keperluan sistim perhubungan
telekomunikasi perlu tents diusahakan untuk mentjapai
suatu keadaan jang sepenuhnja dapat melajani, baik ke '.
pentingan dimasa damai, maupun kepentingan dimasa da
rurat dan masa perang,
2. Daerah jang terpentjil dan jang mempunjai arti penting
sebagai „outpost” pertahanan negara, perlu dimasuk
kan dalam djaringan sistim telekomunikasi sekalipun di
pandang dari sudut kepentingan ekonomis tidak banjak
artinja.
3. Peraturan lama tentang izin penggunaan alat telekomuni
kasi oleh pihak partikelir perlu ditindjau kembali, agar
pengawasan security dapat lebih terdjamin. (saluran, dje
nis dan taraf frekwensi).
4. Dalam rangka pengawasan ini, sistim penggunaan ter
minal, merupakan suatu usaha untuk memaksakan peng
gunaan perhubungan itu setjara saluran terpusat,
5. Penambahan pos pendengar (luisterposten) jang sifat
nja mobil serta penggunaan alat jang modern untuk me
ngimbangi ,pemakaian djenis pesawat jang berfrekwensi
sangat tinggi dan ultra tinggi akan memudahkan pula
pengawasan keamanan pemberitaan,
6. Usaha pembangttnan industri jang dapat menghasilkan
alat telekomunikasi untuk kebutuhan sendiri akan me
lepaskan kita dari keadaan „tergantung ” dari pihak luar.
Sedjauh mungkin dalam produksi alat ini, harus diichtiar
kan standardisasi.
f. Usaha dibidang mental dan physik :.
1. Diadakan usaha untuk mempertinggi kemakmuran dan
kesedjahteraan sebagai dimaksud dengan program "San
dang Pangan".
2. Diadakan usaha jang luas untuk mempertinggi tarap ke
tjerdasan dan pendidikan, agar masjarakat lebih mudah
dapat mengikuti dan mengerti kebidjaksanaan nasional
jang membutuhkan hubungan.
3. Diadakan usaha pemberantasan penjakit setjara intensip
untuk menambah kondisi physik,
4. Diadakan usaha bimbingan dan penerangan untuk mem
pertinggi kesehatan rakjat.
5. Disempurnakan usaha transmigrasi jang akan memberi
505
kan lapangan hidup jang lebih baik, sambil mengisi ke
kurangan tenaga manusia didaerah jang penduduknja
masih sangat kurang,
§ 409. Penjusunan Angkatan Darat
a. Pokok susunan :
1. Tentara milisi jang berinti :
tentara sukarela, (tentara djabatan), dibantu oleh pasu
kan perlawanan rakjat.
2. Tugas: menghadapi serangan terbuka maupun perang
dingin dalam segi militernja.
3. Komando jang didesentralisasikan,
4. Organisasi, latihan dan perlengkapan pasukan inti jang
modern (ready strength, mobile).
b. Strategi militer (ketentuan umum).
1. Menghadapi perang dingin, tugas strategis Angkatan
Darat adalah :
(a). Menghadapi kegiatan nonmiliter:
Bantuan kepada alat negara lain.
(b). Menghadapi kegiatan gerilja :
Menjelenggarakan perang anti gerilja, apabila alat
negara lainnja tidak mampu lagi mengatasinja.
(c). Menghadapi pemberontakan bersendjata:
menjelenggarakan ekspedisi untuk menindasnja,
2. Menghadapi serangan terbuka, tugas strategis Angkatan
Darat adalah :
Terhadap serangan terbatas:
(a). Menjelenggarakan perlindungan terhadap penje
rangan stategis,
(b). Menghantjurkan atau mengikat Pasukan musuh jang
berhasil mendarat.
3. Terhadap perang terbatas dan perang umum :
(a). Menjelenggarakan perlindungan penjerangan stra
tegis.
(b). Dengan tetap memelihara kekuatan sendiri, mein
bawa musuh kepada titik kelemahan, hingga me
mungkinkan serangan pembalasan umum untuk
membebaskan kembali wilajah,
4. Pelaksanaan dalam 3 Fase :
(a). Frontal (pertempuran, penghabisan untuk melin
dungi dan menjediakan waktu dan ruang untuk
peralihan kefase perang wilajah,
(b). Perang wilajah,
(c). Serangan pembalasan umum.
506
c.
Operasi dan organisasi :
1. Operasi regular atau konvensionil.
(a). Ekspedisi terhadap pemberontakan bersendjata.
(b). Pertahanan terhadap penjerangan strategic.
(c).Serangan terhadap musuh jang melakukan serang an
terbatas.
(d). Operasi penghambat dalam fase pertama perang
terbatas
(e).Serangan taktis dalam rangka perang wilajah,
(f). Serangan atau pertahanan dalam rangka pemba
lasan umum.
2. Operasi chusus :
(a). Anti Gerilja
(b). Pengendalian huruhara
(c). Pengerahan tenaga untuk tugas non militer.
3. Organisasi
(a). Organisasi komando; desentralisasi komando ber
dasarkan keadaan geografi Negara didalam mana
Laut merupakan faktor utama,
(b). Organisasi pasukan :
Disusun organisasi induk, jang disesuaikan dengan
kebutuhan; dalam hal ini sifat "mobility" dengan
administrative tail" jang seketjil2nja perlu diuta
makan.
§ 410. Penjusunan Angkatan Laut
a. Segi geografis :
1. Indonesia adalah negara kepulauan jang terdiri dari be ,
riburibu pulau,
2. Lautnja merupakan laut jang tersukar didunia.
3. Faktor militer jang mengelilingi Indonesia.
b. These serangan dari luar :
1. Untuk pengintaian musuh jang akan datang dari laut.
2. Serangan permulaan akan datang dari udara.
3. Untuk serangan induk angkatan perang akan melalui
laut.
4. Mereka akan berusaha menudju objek militer tertentu dan
merebut pantai dan tempat demarkasi tertentu.
507
5.
Selandjutnja perang darat, dengan bantuan logistik jang
didatangkan oleh musuh sebagian besar melalui laut dan
untuk hal jang urgen melalui udara,
6. Pemerintah harus melalui taut untuk melaksanakan
kontak antarpulau,
c. These tangkisan :
1. Menghantjurkan sumber pembangunan alat perang mu
suh dengan Angkatan Udara dan Angkatan Laut,
2. Mematahkan/mengurangi potensi musuh dalam per
djalanan,
3. Serangan balasan terhadap lawan dinegara lawan de
ngan satuan2 laut dan udara,
4. Mengadakan pendaratan pembalasan atau raids
dipantai,
5. Operasi militer A.L.R.I, dalam keadaan darurat
(a) Serangan balasan dari pangkalan negara sahabat.
(b) Berusaha mendjamin hubungan Pemerintah pusat de
ngan pulau lain dalam Nusantara.
(c) Gerilja dilaut („Q" ships, mino warfare, querre
de cource),
d. Bidang2 pembangunan:
1. Armada niaga/pelajaran ekonomi,
2. Armada mendjamin keamanan pelajaran ekonomi.
3. Armada perang dan satuan2 pendarat (A.L. beserta
KKOAL.nja,
e. Mengadakan pimpinan dan pembinaan jang doktriner dari
semua djawatan dan dinas negara jang bersifat maritim
(doktrin maritim)
f. Rentjana 5 tahun;
1. Restaurasi pangkalan dan penataran A.L.R.I,
2. Memperbanjak ahli bagi A.L.R.I,
3. Menambah kekuatan satuan2 dan menjempurnakan
ke mampuankemampuan.
4. Memperbaiki djaminan2 sosial, chususnja perumahan
anggota A.L.R.I.
g. Mengusahakan selfsupporting mengenai kebutu
hankebutuhan materiil jang tidak terlalu berat,
h. Memperhebat bagian "research and development",
i. Rentjana Pertahanan wilajah maritim dan susunan
kekuatan A.L.R.I,
1. Pertahanan wilajah lautan didasarkan atas "these" bah
wa sistim pertahanan jang sempurna adalah penjerangan.
Untuk hal ini dibangun armada tempur utama.
508
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk tugas utama ;
(a) Armada utama (main striking force) jang terdiri dari
satuan strategisoffensif.
(b) Armada „domestic” untuk keadaan dalam negeri dan
kewibawaan pemerintah atas seluruh perairan
Nusantara.
Armada ini adalah Armada taktis dan terdiri atas
kapal patroli medium jang sanggup mendjeladjah
seluruh perairan Nusantara,
(c) Satuan KKOAL jang tjukup kuat.
Selanidjutnja untuk menguasai wilajah maritim Indone
sia jang sangat sulit dan luas perlu dibangun dua satuan
Armada ialah Armada Barat dan Armada Timor, De
ngan demikian diharapkan bahwa wilajah laut untuk tiap
armada tidak terlalu luas, sehingga dapat dikuasai lebih
baik.
Untuk hal ini dibangun dua pangkalan utama A.L.R.I.
sate untuk Armada Barat dan satu untuk Armada Timur.
Untuk daerah sempit, dangkal dan sulitperlu dibangun
Armada njamuk jang terdiri dari satuan Armada ketjil,
tjepat dan berbahaja (kapal motor terpedo, Armada pan
tai dan pelabuhan jang tjukup effektip),
Untuk togas logistik ;
(a) Armada logistik terdiri dari kapal minjak, kapal ang
kut dan kapal pembantu lainnja.
(b) Fasilitet tempat penimbunan barang tertentu,
Untuk tugas pemeliharaan dan pembangunan :
(a) Penataran A.L.R.I. dipangkalan jang ditentukan.
(b) Galangan untuk pembangunan kapal A.L.R.I.
(c) Satuan konstruksi (Construction Battalions) dipang
kalan jang ditentukan,
Untuk tugas tambahan :
(a) Komando Patroli Pantai (KOPPNAT) untuk membantu
pekerdjaan polisionil, mendjamin berlakunja
peraturan dibidang keuangan dan perdagangan.
(b) Satuan penolongan ketielakaan dilaut:
(c) Armada hydrografi A.L.R.I.
(d) Harus lekas dibangun Industri maritim Nasional un
tuk kepentingan : (1) Pertahanan. Negara,
(2) Kesatuan Bangsa,
(3) Kedaulatan Pemerintah atas .
seluruh wilajah lautan Nu
santara,
509
411. Penjusunan Angkatan Udara
a. Rentjana penjusunan kekuatan A.U.R.I. harus didasarkan
atas suatu "defence policy" jang ditentukan oleh putjuk
pimpinan pertahanan,
b. Dalam rentjana ini belum diperhitungkan serangan lawan de
ngan Intermediate Range Ballistic Missiles (I,R.B,M,), In
tercontinental Ballistic Missiles (I,C.B.M) dan Short Range
Ballistic Missiles.
c. Kekuatan Angkatan Udara Nasional (Nasional Air Power) harus
diwudjudkan dengan penjusunan Angkatan Udara dan
dukungan serta bantuan penuh oleh :
1. Penerbangan sipil, jang dikoordinir mendjadi Angkat
an Udara Sipil Tjadangan (Civil Air Reserve Fleet),
2. Rakjatjaug berkesadaran udara dan merupakan sumber
tenaga manusia fang berguna bagi penerbangan.
3. Industri penerbangan,
4. Industri pertambangan (minjak, aluminium, pipa wadja,
dsb).
d. Organisasi.
Ada 4 tingkatan tanggung djawab dan kekuasaan.
1. Departemen Angkatan Udara; kekuasaan dan tanggung
gung djawab politis.
2. StaF Angkatan Udara; Pengawasan dan pengendalian
AURI, sebagai suatu Angkatan bersendjata.
3. Komando Angkatan Udara, penjelenggaraan policy.
4. Kesatuan Angkatan Udara.
e. Susunan kekuatan,
1. Untuk dapat mempertahankan "Air Superiority" A.U.R.I.
harus mempunjai kesatuan udara untuk tugas2.
(a) Pertahanan udara (air defence),
(b) strategis.
(c) taktis,
(d) logistik dan transpor.
2. Djiuga diperlukan kesatuan untuk tugas2
(a) pendidikan (menjiapkan materiil),
(b) teknik (menjiapkan materieeli),
(c) pertahanan pangkalan udara.
510
3. Komando pertahanan udara :
(a) tugas menghalang2ngi menjergap, atau membinasa
kan tiap2 usaha penjerangan musuh, sebelum musuh
sampai pada sasaran jang ditudju,
(b) susunan komando pertahanan terdiri dari :
(1) djaringan memberitahu (early warning system).
(2) squadron penjergap (interepten squadrons).
(3) kesatuan penangkis serangan udara.
(4) masjarakat harus diikut sertakan guna per
siapan menghadapi musuh dalam organisasi su
atu badan „Civil Air Defence”.
4. Kesatuan Udara .Strategis :
(a). tugas : melumpuhkan kemampuan perang dengan pe
njerangan strategis diwilajah musuh,
(b). diperlukan kesatuan udara strategis terdiri dari:
(1) squadron pengintaian dan pembom strategis.
(2) squadron pesawat tangkis udara (air refuelling
squadron)
(3) squadron pemburu pengiring strategis (long range
escort fighters).
5. Komando Armada Udara taktis :
(a) tugas : memberi bantuan taktis kepada angkatan da
rat dan taut didaerah pertempuran.
(b) Untuk itu susunan komando armada udara taktis
terdiri dari :
(1) squadron penempur pembom pengintai.
(2) squadron pembom pengintai. taktis.
(3) squadron liaison/autility.
(4) squadron maritim dan search and rescue.
6. Komando Angkatan Udara.
(a) tugas : menjelenggarakan transpor udara, guna ke
perluan logistik dan memperbesar mobilitet ang
katan perang.
Djika perlu dapat membantu melantjarkan perhu
bungan udara, terutama kedaerah fang sukar di
tjapai dan fang tidak termasuk djaringan udara sipil,
(b) komando angkatan udara terdiri dari:
(1) squadron transpor berat.
511
(2)
(3)
(4)
(5)
7.
squadron transpor sedang,
squadron transpor ringan.
squadron kelikopter,
squadron perhubungan udara kilat (chusus
untuk anggota Pemerintah Agung dan putjuk
pimpinan Angkatan Perang).
Squadron pemotret udara dan aerial survey (untuk ke
perluan militer dan pembangunan negara).
8. Komando Pendidikan,
(a) tugas : menjelenggarakan pendidikan personil Ang
katan Udara ("air personnel" dan "ground per
sonnel")
(b) Terdiri dari:
(1) kesatuan pendidikan udara,
(2) kesatuan pendidikan teknis.
(3) kesatuan pendidikan administratif,
9. Pembentukan kader pimpinan A.U.R.I, oleh Akademi
A.U.R.I. staffcollege A.U.R,I, dan kursusa chusus lain nja.
10. Komando telcnik dan meteriil.
(a) tugas: mengusahakan, memelihara, menjimpan dan
menjiapkan materiil A.U.
(b) komando tehnik dan materiil terdiri dari:
(1) depot penguasahan meteriil,
(2) depot pemeliharaan materiil.
(3) depot'penjimpanan materiil,
(4) depot penelitian dan perkembangan (research
and development),
11. Kesatuan Pertahanan Pangkalan Udara :
(a) tugas : Mempertahankan pangkalan.
(b) terdiri dari :
(1) pasukan pertahanau pangkalan.
(2) pasukan anti serangan udara:
(3) pasukan anti atomic, biological and chemical warfare.
(4) pasukan gerak tjepat.
12. Koordinasi.
(a) Rentjana penjusunan angkatan perang harus disjah
kan dan dikoordinir oleh Pemerintah.
512
(b) Perlu dibentuk Dewan Pertahanan Nasional.
(c) Koordinasi antara ketiga angkatan melalui gabung
an kepala staf,
13. Djaminan sosial :
Djaminan sosial para anggota, chususnja para tantama
dan bintara A.U.R.I. harus diperhatikan (Perumahan,
asrama, kesehatan, pensiun),
§ 412. Penjusunan Kepolisian Negara
a. Organisasi
1 Segi ketatanegaraan:
(a) meletakkan status kepolisian diantara sipil dan mili
ter,
(b) memberikan tempat pada Kepolisian Negara diantara
Djawatan lain jang seimbang dengan sifat tugasnja
dan dharma baktinja.
2 segi tata usaha ngara.
Status hukum dalam lingkungan kepegawaian dan segala
sesuatu jang bersangkutan dengan itu jang terletak dian
tara sipil dan militer.
3 Tehnis operatif :
Umum menjempurnakan taraf aktivitet kesatuan operatif.
chusus:
(a) Penjempurnaan susunan, dialokasi dan peralatan ke
satuan operatif.
(b) Penjempurnaan pendidikan (kedjuruan, kemahiran dan
ahlak).
(c) Penguasaan daerah perbatasan untuk mentjegah pe
njelundupan.
(d) Penjempurnaan, dibidang kriminilistik,
(e) Penjempurnaan laboratorium.
(f) Followup keamanan didaerah jang kini dikuasai militer.
b. Peralatan 1 Umum
Berusaha kearah pengisian pos panting dengan tenaga jang
mampu, berbakat, valid dan progressip sesuai dengan
kebutuhan revolusi dewasa sehingga perubahan djiwa
dikalangan kepolisian dapat lebih dirasakan oleh masja
rakat,
513
2 Chusus :
(a) Penentuan formasi organik (i.c. diolokasi, rangvan
deling) sesuai dengan kebutuhan sekarang,
(b) Mentjapai imbangan antara penduduk dan
kekuatan polisi 700: 1.
(c) Menjesuaikan ketentuan kepegawaian selaras
dengan kebutuhan revolusi,
(d) Usaha penjaluran tenaga jang tidak mampu menje
suaikan diri dengan wadjah baru Kepolisian
Negara dengan tiara jang sesuai dengan azas
perikemanusiaan.
(e) Mempertinggi
kegembiraan
bekerdja;
penjempurnaan "uiterlijk vertoon" daripada warga
korps.
d. Pendidikan.
1. Umum :
Usaha mengisi kekurangan tenaga chusus dewasa ini, de
ngan tenaga jang baik tentang kemahirannja maupun ten
tang achlaknja sesuai dengan usaha pembangunan dewa
sa ini.
2. Chusus :
(a) Menjesuaikan usaha pendidikan dengan keperluan
jang dirasakan oleh Urusan Pegawai Markas Besar
P'olisi Negara,
(b) Usaha kearah penjempurnaan daripada alat pendidi
kan disegala tingkatan (dari.pendidikan rendah sam
pai ke P.T.I.K,), baik tentang peralatan maupun te
naga pendidikannja.
(c) Didalam pendidikan, selain peladjaran jang bersifat
tehnis, akan lebih diperhatikan pula pendidikan dila
pangan moral serta kesadaran bernegara dengan se
gala seginja.
e. Kesedjahteraan :
1. Usaha sedjauh mungkin mentjukupi kebutuhan sehari 2
dari anak buah,
2. Penjempurnaan usaha jang kini telah berdjalan.
3. Usaha kearah adanja sebttah poliklinik ditiap ressort, di
bawah mantri verpleger sandhi,
4. Pendidikan tenaga polisi untuk mendjadi djururawat.
5. Pembentukan sebuah Balai Kesehatan Ibu dan Anak ditiap
Ressort,
6. Mentjukupi serta memudahkan;tjara memperoleh obat 2 an
untuk daerah.
514
7. Penjediaan peralatan untuk rekreasi, olahraga dan seba
g.ainja untuk anggauta korps, chususnja jang diasrama
kan.
f. Mental.
1. penanaman.
2. penanaman Manifesto Politik 1959.
3. demokrasi terpimpin dan Sosialisme Indonesia.
4. arti kembali ke Undanga Dasar 1945.
Tjatatan : Projelt pembangunan Kepolisian dimasukkan dalam
pola projek bidang Pemerintahan.
§ 413 Mengikut sertakan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara
dalam proses produksi_
Pada umumnja usaha produktif telah dilakukan oleh Angkatan
Perang dan Kepolisian Negara.
Peranan darn kegiatan Angkatan Perang dan Kepolisian Nega
ra dibidang produksi, mendekatkannja dengan rakjat setjara le
bih intensip.
Walaupun demikian harus didjaga, agar tugas jang dipikulkan
pada Angkatan Perang dan Kepolisian Negara dalam sektor
produksi hendaknja djangan sampai melampaui kapasitet Ang
katan Perang dan Kepolisian Negara. mengingat bahwa penu
naian tugas Angkatan ini sendiri dalam bidang pertahanan dan
keamanan harus dapat diselenggarakan sebaik anja dan diuta
makan lebih dahulu sebelum berusaha mengadakan bantuan da
lam lapangan produksi.
Dengan demikian sumbangan Angkatan Perang dan Kepolisian
Negara dalam sektor produksi harus terutama ditundjukkan
untuk mentjapai "selfsupporting" dalam keperluan sendiri dan
berupa bantuan kepada masjarakat apabila dapat disediakan
tenaga dari Angkatan Perang darn Kepolisian Negara dengan tidak
merugikan tugas Angkatan itu sendiri.
Bantuan tersebut diatas sebaiknja diberikan dalam bidang pe
kerdjaan jang tidak memerlukan ketjakapan chusus dari anggota
Angkatan Perang dan Kepolisian Negara jang bersangkutan,
ataupun jang mempergunakan alat chusus jang memerlukan ke
mahiran tertentu,
§ 414. Kemungkinan produktivitet Angkatan Udara
a. dalam soal perhubungan dan transpor udara (terutama dae
rah dan trajek jang belum termasuk djaringan perhubungan
udara sipil).
b. pemotretan udara dan aerial survey untuk projek pemba
ngunan,
c. pemberantasan malaria dan hams tumbuhtumbuhan,
d. bantuan waktu bentjana alam (squadron search and
515
e. mempertinggi produksi perikanan darat dan laut,
§ 415 Kemungkinan produktivitet Angkatan Laut
a. Dibidang sprirituil angkatan laut dapat membantu dalam:
1. tertjiptanja ideologi Pantjasila diseluruh peloksok kepu
lauan,
2. mengembalikan djiwa maritim nenek mojang jang telah
kabur,
3. merealisir bahwa "Jalesveva Jayemahe" bukan hanja
sembojan untuk A,L.R.I., tetapi sembojan nasional, se
bah hanja dengan menguasai lautan, negara dan
hangsa dapat djaja".
b. Dibidang ekonomi Angkatan Laut dapat membantu dalam :
1. mengawasi agar segala peraturan perekonomian dilaut
dan dipelabuhan dihormati dan ditaati,
2. djika keadaan memaksa, armada logistik Angkatan Laut
dapat dikerahkan untuk melantjarkan distribusi,
1. Pemeliharaan kapal negara dan kapal niaga djika ke
mampuan penatalan Angkatan Laut dipertinggi sede
mikian rupa sehingga dapat mengatasi kesukaran
pemeliharaan materiil angkatan laut clan armada
negara serta armada niaga.
2. memberikan saran dan petundjuk tentang penerimaan
dan penggunaan materiil maritim.
3. membangun kapal untuk pelabuhan djika kemampuan
penataran dipertinggi.
d. Dibidang penelitian dan perkembangan Angkatan Laut da
pat membantu dalam
1. segala penelitian alam dilautan dan samudera.
2. segala penelitian etnologis dipulau fang terpentjil.
e. Dibidang kegiatan kemasjarakatan Angkatan Laut dapat
membantu dalam :
1. pertumbuhan perikanan.
2.
mendjamin keamanan perikanan, pelajaran
niaga, penjapuan randjau, dan lain',
3. mengawasi bahwa semua tanda, suar dan lain' beker
dja dengan baik, bahwa perairan wilajah Indonesia be
narbenar aman untuk dilajari,
4.
penjelenggaraan pemilihan umum dipulau
terpentjil dan djauh,
5. membantu kepala daerah mengawasi wilajahnja dipulau
pulau.
516
f.
Keluar negeri armada Angkatan Laut dapat dikirim sebagai
duta negara ("grey ambassadors"),
g. Kedaerahan, armada Angkatan Laut adalah lambang kewi
baivaan Pemerintah Pusat.
h. Angkatan Laut, dengan tidak perlu mengadakan aksi ter
adalah barometer kekuatan strategis negara bagi luar negeri.
i. Angkatan Laut dapat membantu menjelenggarakan penolo
ngan ketjelakaan dilaut dan dipelabuhan, djika
diperlengkapi dengan alat untuk hal tersebut (S.A.R. = Sea
Air Roocne). Djika ada kebakaran dipelabuhan atau dikapal,
penjemburan air dari kapal chusus dapat dikerahkan untuk
memadamkan.
517
GARIS BESAR PEIVIBANGUNAN BIDANG KEAMANAN DAN
PERTAHANAN
403. Penilaian Angkatan Perang oleh Dewan Keamanan atau De
wan Pertahanan Nasional
Pembangunan Angkatan Perang tidak dapat dilakukan berda
sarkan penilaian strategis satu kali sadja, tetapi harus dilaku
kan berdasarkan penilaian strategis jang terusmenerus (kon
tinu) sehingga perentjanaan itu selandjutnja harus dilakukan
pada tingkat Dewan Keamanan atau Dewan Pertahanan Na
sional beserta Gabungan Kepala Staf Angkatan. Dasarpokok
dan faktor jang perlu diperhatikan serta usaha jang dapat
dilakukan dirumuskan dibawah ini
404. Perundangundangan
a. Pelbagai Undang2, Peraturan Pemerintah serta peraturan hu
kum lainnja dibidang keamanan dan pertahanan, didasarkan
atas Undang2 Dasar Sementara. Dengan berlakunja kembali
Undang2 Dasar 1945, dan ditetapkannja Manifesto Politik
1959 sebagai Haitian Negara, undang2 serta :peraturan2 itu
perlu ditindjau kembali guna disesuaikan dengan perkem
bangan keadaan maupun keperluan untuk djangka waktu
jang agak pandjang dengan memperhatikan urutan persoalan
jang harus diatur sehingga selandjutnja akan merupa
kan serangkaian perundang2an jang selaras dan menurut
sistim dan perentjanaan tertentu.
b. Untuk itu perlu disusun sebuah Undang 2. Pokok Pertahanan
jang memberikan ketentuan dasar bagi koiisep pertahanan,
jang meliputi baik politik maupun organisasi pertahanan dan
jang mengandung dasar bagi peraturan selandjutnja menge
nai, tugas, wewenang dan organisasi, Angkatan Perang ser
ta Kepolisian Negara R.I.
c. Undang2 Pokok Pertahanan harus memuat:
1. Tudjuan nasional, jang diambil dari U.U.D. 1945 dan
Manifesto Politik 1959.
2. Dasar filsafah Negara Pantjasila, sebagai landasan spiri
tuil Pertahanan Negara.
3. Tudjuan pertahanan, jang disesuaikan dengan tingkat
dan tudjuan perdjuangan nasional kita.
4. Paham bangsa Indonesia tentang perang.
5. Dasar politik pertahanan dan sifat pertahanan.
499
d.
e.
f.
g.
6. Ketentuan pokok mengenai alat perlengkapan pelaksana.
an keamanan Nasional, matjamnja dan tugasnja masing2
Angkatan Perang,
7. Pengerahan dan pengambilan tenaga manusia (militer
sukarela, wadjib militer, wadjib bela umum, wadjib latih
Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat (P3 R),
demobilisasi, veteran, penderita tjatjad dan pahlawan).
8. Persiapan dan penggunaan kekajaan potensi nasional
(bukan manusia) untuk keperluan pertahanan negara,
9. Tugas dan wewenang dalam keadaan damai dan perang
dari alat perlengkapan keamanan nasional.
Peradilan militer perlu diatur dalam undang2 jang sesuai de
ngan keadaan.
Segi2 pertahanan sipil sebagai komponen dalam pertahanan
negara perlu diatur dalam undang2, berupa undang2 Pen
didikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat, wadjib latih dan
wadjib bela umum.
Dalam Undang2 Pokok Pertahanan mengenai Kepolisian Ne
gara supaja dimasukkan kalimat: „Tugas wewenang dan
kewadjiban, pimpinan serta susunan, kepegawaian dan per
alatan, serta hubungan kerdja dengan instansi 2 lain, diatur
dalam Undang2 Pokok Kepolisian Negara”,
Supaja diatur dengan undang2 atau Peraturan2 Pemerintah
atau disesuaikan dengan undang2 jang telah adz', mengenai:
1. Susunan dan tugas Dewan Keamanan Nasional.
2. Susunan dan tugas Departemen Angkatan Udara, Ang
katan Darat, Angkatan Laut.
3. Susunan Angkatan.
4. Militer sukarela,
5. Wadjib militer,
6. Wadjib bela umum.
7. Wadjib latih.
8. Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat (P3 R),
9. Demobilisasi,
10. Veteran.
11. Penderita tjatjad.
12. Pahlawan.
13. Gadji dan pensiun. militer.
14. Hake lain dari anggota Angkatan Perang.
15. Keadaan bahaja dan susunan serta tugas Penguasa Pe
rang Tertinggi,
16. Peraturan Penguasaan Perlengkapan (Regeling Matereel
Beheer) jang berhubungan dengan I.C.W. dan I.B.W.
500
17. Peraturan sipil : organisasi, tugas serta tata kerdja.
18. Peradilan,
19. Undang2 serta Peraturah Pemerintah lain jang perlu un
tuk mengatur persoalan2 akibat dari Undang2 Pokok
Pertahanan.
§ 405. Dasar pembangunan Angkatan Perang dan Kepolisian
Negara.
Fakta2 jang mempengaruhi persoalan :
a. Pertentangan jang berdasar ideologi antara blot Timur dan
blok Barat.
b. Dalam pertentangan itu Indonesia merupakan objek, maka
dasar ideologi semakin panting artinja bagi Indonesia,
c. Politik bebas dan aktif Negara Rd. serta faktor2 jang mem
pengaruhi, jaitu:
1. Sifat bangsa Indonesia jang suka damai dan jang
tersimpul dalam Pantjasila.
2. Keipginan bangsa Indonesia untuk membangun
negaranja.
3. Letak geografis dan faktor geopolitik Indonesia menje
babkan bahwa penarikan Indonesia kesalah satu blok
akan merupakan tantangan terhadap pihak lain dan da
pat berwudjud dalam bentuk perang,
4. Keadaan politik dalam negeri.
d. Dalam hubungan dengan Indonesia, perang itu dapat ter
djadi dalam bentuk :
1. Perang dingin,,
2. Serangan terbatas,
3. Perang terbatas, dan atau Perang umum,
e. Keterangan politik dan labilitet ekonomis didalam negeri
karena pelbagai sebab.
f. Pengaruh bekas pendjadjahan terhadap kehidupan politik,
ekonomi dan kebudajaan.
g. Keamanan dalam negeri dan pertahanan mempunjai antar
hubungan jang erat dan Indonesia harus mempersiapkan
diri menghadapi kedua2nja sekaligus.
h. Faktor2 tsb, dalam c dan d, memaksa Indonesia mendjalan
kan politik pertahanan jang bersifat defensif, disamping po
litik luar negeri jang bebas dan aktif,
i. Dalam mendjalankan politik bebas dan aktif Indonesia tu
rut aktif dalam usaha mentjapai dan memelihara perdamaian
dunia.
501
§ 406. Konsep pertahanan
a. Kita mempunjai politik jang defensip, artinja tidak agresip
dan tidak memulai menjerang.
b. Kalau ada sesuatu negara menjerang kita, maka sebaiknja
kalau kita menghindari dia masuk kenegara kita. Lebih
baik lagi, kalau kita dapat mendatanginja dinegaranja sendiri
dan menghantamnja bahkan mengalahkannja dinegaranja
sendiri pula, jang untuk sementara belum mungkin dilakukan.
c. Kalau musuh sudah bergerak menudju kenegara kita, maka
sebaiknja kalau lawan ditengah djalan kita hantjurkan, hing
ga tidak sampai mendarat di Tanah Air kita. Mungkin inipun
belum mungkin dilakukan.
d. Djadi kalau musuh dapat mendarat djuga di Tanah Air kita,
maka melihat luasnja Tanah Air kita ini, maka mustahil da
pat mempertahankan setiap tempat diseluruh Indonesia, se
telah musuh dapat masuk disalahsatu bagian, kemudian
kita dengan tjepat mengerahkan sesuatu kekuatan laut, udara
dan darat kedaerah itu dan menghantjurkan lawan disitu.
Untuk dapat melakukan gerakan sematfam itu kita harus
mendjamin, bahwa kita menguasai lautan dan udara jang
menudju kedaerah tadi,
e. Kalau jang tersebut dalam ajat d pun tidak berhasil. dila
kukan, maka kita harus menurun kepada jang telah kita
praktekkan, jaitu perang wilajah.
§ 407. Penjusunan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara
a. Kekuatan militer negara Indonesia harus disusun
1. Untuk mentjegah dan menindas kegiatan subversip da
lam rangka perang dingin.
2. Untuk menghadapi serangan terbuka.
b. Dalam penjusunan kekuatan militer itu perlu diperhatikan :
1. Politik babas dan aktip,
2. Politik pertahanan jang defensip.
3. Pertahanan atas dasar kekuatan sendiri.
4. Indonesia tidak merupakan musuh utama antara kedua
blok didunia.
5. Indonesia masih terbelakang dalam tingkat kemadjuan
ekonomi, terutama industri, ,
6. Susunan jang berarti untuk sendjataa thermonuclear
strategis belum terdapat di Indonesia, karena urbanisasi
masih dalam tingkat permulaan,
7. Pertahanan harus bersifat pertahanan rakjat.
502.
8. Letak geografis Indonesia,
9. Terdapatnja objek strategis jang panting diluar Djawa
dimana penduduknja djarang (sedikit).
c. Karena faktor tersebut diatas Indonesia memerlukan Angka
tan Perang jang dalam rangka politik pertahanan jang defen
sip hares diperhitungkan benar2 oleh tiap agressor, bukan
karena kekuatan menangkisnja, tetapi karena kekuatan me
ngikatnja,
d. Meskipun demikian, ini tidak mengurangi tugas, chususnja
bagi A.L.R.I, dan A.U.R.I., untuk menjusun kekuatan of
fensip, karena sistim pertahanan jang tepat bagi wilajah laut
an dan udara kits adalah sistim penjerangan.
§ 408. Sarat untuk melaksanakan politik pertahanan negara R.I.
a Keperluan berdasarkan penilaian tjiri2 geografis :
1. Penjempurnaan sistim dan organisasi transpor didarat,
laut dan udara untuk memperketjil isolasi dimasa damai
dan mempertahankan selama mungkin hubungan dimasa
darurat dan masa perang.
2. Usaha kearah selfsufficiency daerah sedjauh mungkin.
3. Penjebaran pendudttk setjara merata.
b. Usaha untuk memperkuat kedudukan Indonesia dalam hal
bahan makanan dan bahan2 vitalstrategis lainnja :
1. Mentjapai tingkatan selfsufficiency nasional dan selfsuf
ficiency wilajah dalam produksi bahan makanan, untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan selebihnja untuk
stockpiling menghadapi masa darurat dan masa perang.
2. Penelitian untuk penjempurnaan teknik dan sistim
penimbunan (stockpiling) dan pengawetan bahan
makanan jang berkelebihan.
3. Penemuan dan eksploitasi sumber2 bahan mineral baru
dan perluasan, modernisasi dan rehabilisasi sumber a jang
telah ada.
4. Pemberian pasilitet untuk pengolahan bahan mentah
vital untuk industri seperti timah, bauxit dan bensin
didalam negeri.
5. Penindjauan jang seksama mengenai kedudukan perusa
haan asing jang mengeksploitasi sumber mineral dan
mengusahakan perkebunan jang menghasilkan bahan vi
tal, agar dimasa darurat dan masa perang kita tidak di
hadapkan pada kasulitan setjara mendariak.
6. Penjempurnaan sistim distibusi dan penguasaan. trans
por vital seperti transpor minjak, jang king sebagian
besar masih ditangan perusahaan asing (tankervloot),
oleh negara.
503
c. Usaha jang diperlukan dibidang industri :
1. Usaha kearah selfsufficiency nasional dibidang indus
tri, jaitu :
(a) alat otomatis,
(b) alat angkatan darat, laut dan udara.
(c) fasilitet untuk pemeliharaan dan pembetulan alat
ter sebut diatas,
(d) alat persendjataan,
(e) alat perhubungan,
(f)
obat2an dan bahan2 kimia, dll..
2. Sedjalan dengan usaha kearah selfsufficiency nasional
itu, sektor fang perlu diperhatikan untuk membantu pro
jekprojek tersebut diatas, ialah pembangunan :
(a). projek untuk menambah tenaga listrik, sebagai tena
ga penggerak jang ekonomis,
(b). projek pengolahan hidjih besi, bauxit, timah dan ba
hanbahan lain jang panting,
d. Usaha dibidang transpor dan perhubungan :
1. Rehabilitasi, modernisasi dan perluasan fasilitet pelabuh
an bengkel, dok, lapangan terbang perlu diusahakan un
tuk menampung keperluan jang tents bertambah.
2. Pembuatan lapangan terbang barn, pel'abuhan baru, dja
ringan djalan, terutama diluar Djawa.
3.
Dalam menentukan djenis alat transpor dan
perhubungan didarat, laut maupun diudara wadjib
diutamakan type dan sifat kemampuannja jang sedjauh
mungkin memudahkan pemusatan (konversi) kearah
penggunaannja bagi kepentingan pertahanan.
4.
Demikian pula dalam membangun fasilitet tehnis, pembu
kaan djaringan djalan dll., faktor kepentingan pertahanan
wadjib turut diperhatikan.
Bahwa adakalanja. perlu dibuka hubungan baru dengan
daerah tertentu, jang sekalipun dipandang dart sudut
ekonomis tidak akan membawa laba, tetapi dipandang
dart' sudut kepentingan pertahanan mempunjai anti
vital,
5.
Usaha membimbing pelajaran niaga ketjil
mempergunakan kapal2 basil produksi rakjat dibagian
tertentu di Indonesia seperti Madura, Makasar,
Bandjarmasin, akan sangat membantu fungsi pelajaran
pantai dan antar~ pulau,
Hal ini akan lebih dirasakan, apabila kebebasan perhu
bungan laut tidak lagi dapat dipertahankan, karena kapal
itu jang tidak memerlukan formalitet banjak dan dapat
digunakan penjusunan2.
504
6. Untuk menjederhanakan pemeliliaraan, perawatan dan
perbaikan alat perhubungan ini, azas standardisasi jang
sedjauh mungkin adalah faktor jang penting pula dimasa
keadaan perang dan keadaan darurat.
e. Usaha dibidang telekomunikasi
1. Modernisasi peralatan dan keperluan sistim perhubungan
telekomunikasi perlu tents diusahakan untuk mentjapai
suatu keadaan jang sepenuhnja dapat melajani, baik ke '.
pentingan dimasa damai, maupun kepentingan dimasa da
rurat dan masa perang,
2. Daerah jang terpentjil dan jang mempunjai arti penting
sebagai „outpost” pertahanan negara, perlu dimasuk
kan dalam djaringan sistim telekomunikasi sekalipun di
pandang dari sudut kepentingan ekonomis tidak banjak
artinja.
3. Peraturan lama tentang izin penggunaan alat telekomuni
kasi oleh pihak partikelir perlu ditindjau kembali, agar
pengawasan security dapat lebih terdjamin. (saluran, dje
nis dan taraf frekwensi).
4. Dalam rangka pengawasan ini, sistim penggunaan ter
minal, merupakan suatu usaha untuk memaksakan peng
gunaan perhubungan itu setjara saluran terpusat,
5. Penambahan pos pendengar (luisterposten) jang sifat
nja mobil serta penggunaan alat jang modern untuk me
ngimbangi ,pemakaian djenis pesawat jang berfrekwensi
sangat tinggi dan ultra tinggi akan memudahkan pula
pengawasan keamanan pemberitaan,
6. Usaha pembangttnan industri jang dapat menghasilkan
alat telekomunikasi untuk kebutuhan sendiri akan me
lepaskan kita dari keadaan „tergantung ” dari pihak luar.
Sedjauh mungkin dalam produksi alat ini, harus diichtiar
kan standardisasi.
f. Usaha dibidang mental dan physik :.
1. Diadakan usaha untuk mempertinggi kemakmuran dan
kesedjahteraan sebagai dimaksud dengan program "San
dang Pangan".
2. Diadakan usaha jang luas untuk mempertinggi tarap ke
tjerdasan dan pendidikan, agar masjarakat lebih mudah
dapat mengikuti dan mengerti kebidjaksanaan nasional
jang membutuhkan hubungan.
3. Diadakan usaha pemberantasan penjakit setjara intensip
untuk menambah kondisi physik,
4. Diadakan usaha bimbingan dan penerangan untuk mem
pertinggi kesehatan rakjat.
5. Disempurnakan usaha transmigrasi jang akan memberi
505
kan lapangan hidup jang lebih baik, sambil mengisi ke
kurangan tenaga manusia didaerah jang penduduknja
masih sangat kurang,
§ 409. Penjusunan Angkatan Darat
a. Pokok susunan :
1. Tentara milisi jang berinti :
tentara sukarela, (tentara djabatan), dibantu oleh pasu
kan perlawanan rakjat.
2. Tugas: menghadapi serangan terbuka maupun perang
dingin dalam segi militernja.
3. Komando jang didesentralisasikan,
4. Organisasi, latihan dan perlengkapan pasukan inti jang
modern (ready strength, mobile).
b. Strategi militer (ketentuan umum).
1. Menghadapi perang dingin, tugas strategis Angkatan
Darat adalah :
(a). Menghadapi kegiatan nonmiliter:
Bantuan kepada alat negara lain.
(b). Menghadapi kegiatan gerilja :
Menjelenggarakan perang anti gerilja, apabila alat
negara lainnja tidak mampu lagi mengatasinja.
(c). Menghadapi pemberontakan bersendjata:
menjelenggarakan ekspedisi untuk menindasnja,
2. Menghadapi serangan terbuka, tugas strategis Angkatan
Darat adalah :
Terhadap serangan terbatas:
(a). Menjelenggarakan perlindungan terhadap penje
rangan stategis,
(b). Menghantjurkan atau mengikat Pasukan musuh jang
berhasil mendarat.
3. Terhadap perang terbatas dan perang umum :
(a). Menjelenggarakan perlindungan penjerangan stra
tegis.
(b). Dengan tetap memelihara kekuatan sendiri, mein
bawa musuh kepada titik kelemahan, hingga me
mungkinkan serangan pembalasan umum untuk
membebaskan kembali wilajah,
4. Pelaksanaan dalam 3 Fase :
(a). Frontal (pertempuran, penghabisan untuk melin
dungi dan menjediakan waktu dan ruang untuk
peralihan kefase perang wilajah,
(b). Perang wilajah,
(c). Serangan pembalasan umum.
506
c.
Operasi dan organisasi :
1. Operasi regular atau konvensionil.
(a). Ekspedisi terhadap pemberontakan bersendjata.
(b). Pertahanan terhadap penjerangan strategic.
(c).Serangan terhadap musuh jang melakukan serang an
terbatas.
(d). Operasi penghambat dalam fase pertama perang
terbatas
(e).Serangan taktis dalam rangka perang wilajah,
(f). Serangan atau pertahanan dalam rangka pemba
lasan umum.
2. Operasi chusus :
(a). Anti Gerilja
(b). Pengendalian huruhara
(c). Pengerahan tenaga untuk tugas non militer.
3. Organisasi
(a). Organisasi komando; desentralisasi komando ber
dasarkan keadaan geografi Negara didalam mana
Laut merupakan faktor utama,
(b). Organisasi pasukan :
Disusun organisasi induk, jang disesuaikan dengan
kebutuhan; dalam hal ini sifat "mobility" dengan
administrative tail" jang seketjil2nja perlu diuta
makan.
§ 410. Penjusunan Angkatan Laut
a. Segi geografis :
1. Indonesia adalah negara kepulauan jang terdiri dari be ,
riburibu pulau,
2. Lautnja merupakan laut jang tersukar didunia.
3. Faktor militer jang mengelilingi Indonesia.
b. These serangan dari luar :
1. Untuk pengintaian musuh jang akan datang dari laut.
2. Serangan permulaan akan datang dari udara.
3. Untuk serangan induk angkatan perang akan melalui
laut.
4. Mereka akan berusaha menudju objek militer tertentu dan
merebut pantai dan tempat demarkasi tertentu.
507
5.
Selandjutnja perang darat, dengan bantuan logistik jang
didatangkan oleh musuh sebagian besar melalui laut dan
untuk hal jang urgen melalui udara,
6. Pemerintah harus melalui taut untuk melaksanakan
kontak antarpulau,
c. These tangkisan :
1. Menghantjurkan sumber pembangunan alat perang mu
suh dengan Angkatan Udara dan Angkatan Laut,
2. Mematahkan/mengurangi potensi musuh dalam per
djalanan,
3. Serangan balasan terhadap lawan dinegara lawan de
ngan satuan2 laut dan udara,
4. Mengadakan pendaratan pembalasan atau raids
dipantai,
5. Operasi militer A.L.R.I, dalam keadaan darurat
(a) Serangan balasan dari pangkalan negara sahabat.
(b) Berusaha mendjamin hubungan Pemerintah pusat de
ngan pulau lain dalam Nusantara.
(c) Gerilja dilaut („Q" ships, mino warfare, querre
de cource),
d. Bidang2 pembangunan:
1. Armada niaga/pelajaran ekonomi,
2. Armada mendjamin keamanan pelajaran ekonomi.
3. Armada perang dan satuan2 pendarat (A.L. beserta
KKOAL.nja,
e. Mengadakan pimpinan dan pembinaan jang doktriner dari
semua djawatan dan dinas negara jang bersifat maritim
(doktrin maritim)
f. Rentjana 5 tahun;
1. Restaurasi pangkalan dan penataran A.L.R.I,
2. Memperbanjak ahli bagi A.L.R.I,
3. Menambah kekuatan satuan2 dan menjempurnakan
ke mampuankemampuan.
4. Memperbaiki djaminan2 sosial, chususnja perumahan
anggota A.L.R.I.
g. Mengusahakan selfsupporting mengenai kebutu
hankebutuhan materiil jang tidak terlalu berat,
h. Memperhebat bagian "research and development",
i. Rentjana Pertahanan wilajah maritim dan susunan
kekuatan A.L.R.I,
1. Pertahanan wilajah lautan didasarkan atas "these" bah
wa sistim pertahanan jang sempurna adalah penjerangan.
Untuk hal ini dibangun armada tempur utama.
508
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk tugas utama ;
(a) Armada utama (main striking force) jang terdiri dari
satuan strategisoffensif.
(b) Armada „domestic” untuk keadaan dalam negeri dan
kewibawaan pemerintah atas seluruh perairan
Nusantara.
Armada ini adalah Armada taktis dan terdiri atas
kapal patroli medium jang sanggup mendjeladjah
seluruh perairan Nusantara,
(c) Satuan KKOAL jang tjukup kuat.
Selanidjutnja untuk menguasai wilajah maritim Indone
sia jang sangat sulit dan luas perlu dibangun dua satuan
Armada ialah Armada Barat dan Armada Timor, De
ngan demikian diharapkan bahwa wilajah laut untuk tiap
armada tidak terlalu luas, sehingga dapat dikuasai lebih
baik.
Untuk hal ini dibangun dua pangkalan utama A.L.R.I.
sate untuk Armada Barat dan satu untuk Armada Timur.
Untuk daerah sempit, dangkal dan sulitperlu dibangun
Armada njamuk jang terdiri dari satuan Armada ketjil,
tjepat dan berbahaja (kapal motor terpedo, Armada pan
tai dan pelabuhan jang tjukup effektip),
Untuk togas logistik ;
(a) Armada logistik terdiri dari kapal minjak, kapal ang
kut dan kapal pembantu lainnja.
(b) Fasilitet tempat penimbunan barang tertentu,
Untuk tugas pemeliharaan dan pembangunan :
(a) Penataran A.L.R.I. dipangkalan jang ditentukan.
(b) Galangan untuk pembangunan kapal A.L.R.I.
(c) Satuan konstruksi (Construction Battalions) dipang
kalan jang ditentukan,
Untuk tugas tambahan :
(a) Komando Patroli Pantai (KOPPNAT) untuk membantu
pekerdjaan polisionil, mendjamin berlakunja
peraturan dibidang keuangan dan perdagangan.
(b) Satuan penolongan ketielakaan dilaut:
(c) Armada hydrografi A.L.R.I.
(d) Harus lekas dibangun Industri maritim Nasional un
tuk kepentingan : (1) Pertahanan. Negara,
(2) Kesatuan Bangsa,
(3) Kedaulatan Pemerintah atas .
seluruh wilajah lautan Nu
santara,
509
411. Penjusunan Angkatan Udara
a. Rentjana penjusunan kekuatan A.U.R.I. harus didasarkan
atas suatu "defence policy" jang ditentukan oleh putjuk
pimpinan pertahanan,
b. Dalam rentjana ini belum diperhitungkan serangan lawan de
ngan Intermediate Range Ballistic Missiles (I,R.B,M,), In
tercontinental Ballistic Missiles (I,C.B.M) dan Short Range
Ballistic Missiles.
c. Kekuatan Angkatan Udara Nasional (Nasional Air Power) harus
diwudjudkan dengan penjusunan Angkatan Udara dan
dukungan serta bantuan penuh oleh :
1. Penerbangan sipil, jang dikoordinir mendjadi Angkat
an Udara Sipil Tjadangan (Civil Air Reserve Fleet),
2. Rakjatjaug berkesadaran udara dan merupakan sumber
tenaga manusia fang berguna bagi penerbangan.
3. Industri penerbangan,
4. Industri pertambangan (minjak, aluminium, pipa wadja,
dsb).
d. Organisasi.
Ada 4 tingkatan tanggung djawab dan kekuasaan.
1. Departemen Angkatan Udara; kekuasaan dan tanggung
gung djawab politis.
2. StaF Angkatan Udara; Pengawasan dan pengendalian
AURI, sebagai suatu Angkatan bersendjata.
3. Komando Angkatan Udara, penjelenggaraan policy.
4. Kesatuan Angkatan Udara.
e. Susunan kekuatan,
1. Untuk dapat mempertahankan "Air Superiority" A.U.R.I.
harus mempunjai kesatuan udara untuk tugas2.
(a) Pertahanan udara (air defence),
(b) strategis.
(c) taktis,
(d) logistik dan transpor.
2. Djiuga diperlukan kesatuan untuk tugas2
(a) pendidikan (menjiapkan materiil),
(b) teknik (menjiapkan materieeli),
(c) pertahanan pangkalan udara.
510
3. Komando pertahanan udara :
(a) tugas menghalang2ngi menjergap, atau membinasa
kan tiap2 usaha penjerangan musuh, sebelum musuh
sampai pada sasaran jang ditudju,
(b) susunan komando pertahanan terdiri dari :
(1) djaringan memberitahu (early warning system).
(2) squadron penjergap (interepten squadrons).
(3) kesatuan penangkis serangan udara.
(4) masjarakat harus diikut sertakan guna per
siapan menghadapi musuh dalam organisasi su
atu badan „Civil Air Defence”.
4. Kesatuan Udara .Strategis :
(a). tugas : melumpuhkan kemampuan perang dengan pe
njerangan strategis diwilajah musuh,
(b). diperlukan kesatuan udara strategis terdiri dari:
(1) squadron pengintaian dan pembom strategis.
(2) squadron pesawat tangkis udara (air refuelling
squadron)
(3) squadron pemburu pengiring strategis (long range
escort fighters).
5. Komando Armada Udara taktis :
(a) tugas : memberi bantuan taktis kepada angkatan da
rat dan taut didaerah pertempuran.
(b) Untuk itu susunan komando armada udara taktis
terdiri dari :
(1) squadron penempur pembom pengintai.
(2) squadron pembom pengintai. taktis.
(3) squadron liaison/autility.
(4) squadron maritim dan search and rescue.
6. Komando Angkatan Udara.
(a) tugas : menjelenggarakan transpor udara, guna ke
perluan logistik dan memperbesar mobilitet ang
katan perang.
Djika perlu dapat membantu melantjarkan perhu
bungan udara, terutama kedaerah fang sukar di
tjapai dan fang tidak termasuk djaringan udara sipil,
(b) komando angkatan udara terdiri dari:
(1) squadron transpor berat.
511
(2)
(3)
(4)
(5)
7.
squadron transpor sedang,
squadron transpor ringan.
squadron kelikopter,
squadron perhubungan udara kilat (chusus
untuk anggota Pemerintah Agung dan putjuk
pimpinan Angkatan Perang).
Squadron pemotret udara dan aerial survey (untuk ke
perluan militer dan pembangunan negara).
8. Komando Pendidikan,
(a) tugas : menjelenggarakan pendidikan personil Ang
katan Udara ("air personnel" dan "ground per
sonnel")
(b) Terdiri dari:
(1) kesatuan pendidikan udara,
(2) kesatuan pendidikan teknis.
(3) kesatuan pendidikan administratif,
9. Pembentukan kader pimpinan A.U.R.I, oleh Akademi
A.U.R.I. staffcollege A.U.R,I, dan kursusa chusus lain nja.
10. Komando telcnik dan meteriil.
(a) tugas: mengusahakan, memelihara, menjimpan dan
menjiapkan materiil A.U.
(b) komando tehnik dan materiil terdiri dari:
(1) depot penguasahan meteriil,
(2) depot pemeliharaan materiil.
(3) depot'penjimpanan materiil,
(4) depot penelitian dan perkembangan (research
and development),
11. Kesatuan Pertahanan Pangkalan Udara :
(a) tugas : Mempertahankan pangkalan.
(b) terdiri dari :
(1) pasukan pertahanau pangkalan.
(2) pasukan anti serangan udara:
(3) pasukan anti atomic, biological and chemical warfare.
(4) pasukan gerak tjepat.
12. Koordinasi.
(a) Rentjana penjusunan angkatan perang harus disjah
kan dan dikoordinir oleh Pemerintah.
512
(b) Perlu dibentuk Dewan Pertahanan Nasional.
(c) Koordinasi antara ketiga angkatan melalui gabung
an kepala staf,
13. Djaminan sosial :
Djaminan sosial para anggota, chususnja para tantama
dan bintara A.U.R.I. harus diperhatikan (Perumahan,
asrama, kesehatan, pensiun),
§ 412. Penjusunan Kepolisian Negara
a. Organisasi
1 Segi ketatanegaraan:
(a) meletakkan status kepolisian diantara sipil dan mili
ter,
(b) memberikan tempat pada Kepolisian Negara diantara
Djawatan lain jang seimbang dengan sifat tugasnja
dan dharma baktinja.
2 segi tata usaha ngara.
Status hukum dalam lingkungan kepegawaian dan segala
sesuatu jang bersangkutan dengan itu jang terletak dian
tara sipil dan militer.
3 Tehnis operatif :
Umum menjempurnakan taraf aktivitet kesatuan operatif.
chusus:
(a) Penjempurnaan susunan, dialokasi dan peralatan ke
satuan operatif.
(b) Penjempurnaan pendidikan (kedjuruan, kemahiran dan
ahlak).
(c) Penguasaan daerah perbatasan untuk mentjegah pe
njelundupan.
(d) Penjempurnaan, dibidang kriminilistik,
(e) Penjempurnaan laboratorium.
(f) Followup keamanan didaerah jang kini dikuasai militer.
b. Peralatan 1 Umum
Berusaha kearah pengisian pos panting dengan tenaga jang
mampu, berbakat, valid dan progressip sesuai dengan
kebutuhan revolusi dewasa sehingga perubahan djiwa
dikalangan kepolisian dapat lebih dirasakan oleh masja
rakat,
513
2 Chusus :
(a) Penentuan formasi organik (i.c. diolokasi, rangvan
deling) sesuai dengan kebutuhan sekarang,
(b) Mentjapai imbangan antara penduduk dan
kekuatan polisi 700: 1.
(c) Menjesuaikan ketentuan kepegawaian selaras
dengan kebutuhan revolusi,
(d) Usaha penjaluran tenaga jang tidak mampu menje
suaikan diri dengan wadjah baru Kepolisian
Negara dengan tiara jang sesuai dengan azas
perikemanusiaan.
(e) Mempertinggi
kegembiraan
bekerdja;
penjempurnaan "uiterlijk vertoon" daripada warga
korps.
d. Pendidikan.
1. Umum :
Usaha mengisi kekurangan tenaga chusus dewasa ini, de
ngan tenaga jang baik tentang kemahirannja maupun ten
tang achlaknja sesuai dengan usaha pembangunan dewa
sa ini.
2. Chusus :
(a) Menjesuaikan usaha pendidikan dengan keperluan
jang dirasakan oleh Urusan Pegawai Markas Besar
P'olisi Negara,
(b) Usaha kearah penjempurnaan daripada alat pendidi
kan disegala tingkatan (dari.pendidikan rendah sam
pai ke P.T.I.K,), baik tentang peralatan maupun te
naga pendidikannja.
(c) Didalam pendidikan, selain peladjaran jang bersifat
tehnis, akan lebih diperhatikan pula pendidikan dila
pangan moral serta kesadaran bernegara dengan se
gala seginja.
e. Kesedjahteraan :
1. Usaha sedjauh mungkin mentjukupi kebutuhan sehari 2
dari anak buah,
2. Penjempurnaan usaha jang kini telah berdjalan.
3. Usaha kearah adanja sebttah poliklinik ditiap ressort, di
bawah mantri verpleger sandhi,
4. Pendidikan tenaga polisi untuk mendjadi djururawat.
5. Pembentukan sebuah Balai Kesehatan Ibu dan Anak ditiap
Ressort,
6. Mentjukupi serta memudahkan;tjara memperoleh obat 2 an
untuk daerah.
514
7. Penjediaan peralatan untuk rekreasi, olahraga dan seba
g.ainja untuk anggauta korps, chususnja jang diasrama
kan.
f. Mental.
1. penanaman.
2. penanaman Manifesto Politik 1959.
3. demokrasi terpimpin dan Sosialisme Indonesia.
4. arti kembali ke Undanga Dasar 1945.
Tjatatan : Projelt pembangunan Kepolisian dimasukkan dalam
pola projek bidang Pemerintahan.
§ 413 Mengikut sertakan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara
dalam proses produksi_
Pada umumnja usaha produktif telah dilakukan oleh Angkatan
Perang dan Kepolisian Negara.
Peranan darn kegiatan Angkatan Perang dan Kepolisian Nega
ra dibidang produksi, mendekatkannja dengan rakjat setjara le
bih intensip.
Walaupun demikian harus didjaga, agar tugas jang dipikulkan
pada Angkatan Perang dan Kepolisian Negara dalam sektor
produksi hendaknja djangan sampai melampaui kapasitet Ang
katan Perang dan Kepolisian Negara. mengingat bahwa penu
naian tugas Angkatan ini sendiri dalam bidang pertahanan dan
keamanan harus dapat diselenggarakan sebaik anja dan diuta
makan lebih dahulu sebelum berusaha mengadakan bantuan da
lam lapangan produksi.
Dengan demikian sumbangan Angkatan Perang dan Kepolisian
Negara dalam sektor produksi harus terutama ditundjukkan
untuk mentjapai "selfsupporting" dalam keperluan sendiri dan
berupa bantuan kepada masjarakat apabila dapat disediakan
tenaga dari Angkatan Perang darn Kepolisian Negara dengan tidak
merugikan tugas Angkatan itu sendiri.
Bantuan tersebut diatas sebaiknja diberikan dalam bidang pe
kerdjaan jang tidak memerlukan ketjakapan chusus dari anggota
Angkatan Perang dan Kepolisian Negara jang bersangkutan,
ataupun jang mempergunakan alat chusus jang memerlukan ke
mahiran tertentu,
§ 414. Kemungkinan produktivitet Angkatan Udara
a. dalam soal perhubungan dan transpor udara (terutama dae
rah dan trajek jang belum termasuk djaringan perhubungan
udara sipil).
b. pemotretan udara dan aerial survey untuk projek pemba
ngunan,
c. pemberantasan malaria dan hams tumbuhtumbuhan,
d. bantuan waktu bentjana alam (squadron search and
515
e. mempertinggi produksi perikanan darat dan laut,
§ 415 Kemungkinan produktivitet Angkatan Laut
a. Dibidang sprirituil angkatan laut dapat membantu dalam:
1. tertjiptanja ideologi Pantjasila diseluruh peloksok kepu
lauan,
2. mengembalikan djiwa maritim nenek mojang jang telah
kabur,
3. merealisir bahwa "Jalesveva Jayemahe" bukan hanja
sembojan untuk A,L.R.I., tetapi sembojan nasional, se
bah hanja dengan menguasai lautan, negara dan
hangsa dapat djaja".
b. Dibidang ekonomi Angkatan Laut dapat membantu dalam :
1. mengawasi agar segala peraturan perekonomian dilaut
dan dipelabuhan dihormati dan ditaati,
2. djika keadaan memaksa, armada logistik Angkatan Laut
dapat dikerahkan untuk melantjarkan distribusi,
1. Pemeliharaan kapal negara dan kapal niaga djika ke
mampuan penatalan Angkatan Laut dipertinggi sede
mikian rupa sehingga dapat mengatasi kesukaran
pemeliharaan materiil angkatan laut clan armada
negara serta armada niaga.
2. memberikan saran dan petundjuk tentang penerimaan
dan penggunaan materiil maritim.
3. membangun kapal untuk pelabuhan djika kemampuan
penataran dipertinggi.
d. Dibidang penelitian dan perkembangan Angkatan Laut da
pat membantu dalam
1. segala penelitian alam dilautan dan samudera.
2. segala penelitian etnologis dipulau fang terpentjil.
e. Dibidang kegiatan kemasjarakatan Angkatan Laut dapat
membantu dalam :
1. pertumbuhan perikanan.
2.
mendjamin keamanan perikanan, pelajaran
niaga, penjapuan randjau, dan lain',
3. mengawasi bahwa semua tanda, suar dan lain' beker
dja dengan baik, bahwa perairan wilajah Indonesia be
narbenar aman untuk dilajari,
4.
penjelenggaraan pemilihan umum dipulau
terpentjil dan djauh,
5. membantu kepala daerah mengawasi wilajahnja dipulau
pulau.
516
f.
Keluar negeri armada Angkatan Laut dapat dikirim sebagai
duta negara ("grey ambassadors"),
g. Kedaerahan, armada Angkatan Laut adalah lambang kewi
baivaan Pemerintah Pusat.
h. Angkatan Laut, dengan tidak perlu mengadakan aksi ter
adalah barometer kekuatan strategis negara bagi luar negeri.
i. Angkatan Laut dapat membantu menjelenggarakan penolo
ngan ketjelakaan dilaut dan dipelabuhan, djika
diperlengkapi dengan alat untuk hal tersebut (S.A.R. = Sea
Air Roocne). Djika ada kebakaran dipelabuhan atau dikapal,
penjemburan air dari kapal chusus dapat dikerahkan untuk
memadamkan.
517