BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 1504075982Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

BAB 6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR Aspek teknis per sektor ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

  yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. Pengembangan Permukiman

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.

6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

  1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

  2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang berikut: A.

2. Pemerintah Provinsi

  f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten.

  d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

  h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

  e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota.

   Tugas 1. Pemerintah Pusat

  d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

  c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba & Lisiba lintas kota.

  a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

  e. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

  c. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang Kasiba dan Lisiba.

  a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

3. Pemerintah Kabupaten

  f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

  h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

B. Wewenang 1. Pemerintah Pusat

  a. Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

  b. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.

  c. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  d. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  e. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang- undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  f. Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

  g. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

  h. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan dan permukiman kumuh.

i. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  j. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

2. Pemerintah Provinsi

  a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  d. Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang- undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  e. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

  f. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi. g. Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi.

  h. Menetapkan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

3. Pemerintah Kabupaten

  a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten.

  e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR.

  f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten.

  g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

  h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten.

i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten.

6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan 1. Isu strategis

   Perumahan tidak layak huni

   Perumahan Kumuh.  Belum dipatuhinya kebijakan sumur resapan oleh pengembang yang membangun perumahan

   Kawasan kumuh di 23 Desa / kelurahan di 6 Kecamatan seluas 100,16 ha  Pembangunan permukiman tidak sesuai tata ruang (di daerah rawan bencana, tidak sesuai aturan sempadan bangunan).  Penanganan kawasan permukiman berada di daerah longsor ( desa

  Nglegok Kec. Ngargoyoso, desa Seloromo Kec. Jenawi, desa Tengklik Kec. Tawangmangu.  Pengembangan prasarana sarana dasar kawasan RSH Griya Lawu Asri di Jeruksawit Gondangrejo  Pengembangan prasarana sarana dasar kawasan RSH Perum Saraswati di Gaum Tasikmadu.

   Pembangunan PSD Rusunawa Brujul Kawasan Perkotaan Jaten

  2  Pengolahan sampah dengan ditimbun atau dibakar dapat mengakibatkan dampak pencemaran yang semakin besar  Baru sebagian kecil kawasan permukiman yang sudah terlayani oleh pelayanan sampah  Keterlayanan air minum  Kondisi jalan lingkungan dan

   Aplikasi masyarakat yang rendah dalam 3 R untuk mengolah sampah di sumber timbulan sampah.  Prasarana dan sarana yang ada belum mendukung upaya pemisahan sampah organik dan sampah non organik.

   Umur TPA Sukosari Jumantono di Kecamatan Jumapolo yang diprediksikan tinggal 7 tahun mengingat sistem pengolahan dengan Controlled Landfill seharusnya menerapkan Sanitary Landfill.

  

Tabel VI.1

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Karanganyar

No. Isu Strategis Keterangan

  Isu strategis permukiman yang terdapat di Kabupaten Karanganyar saat ini antara lain:

  1  Pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahun namun tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman.

  4 Sk Bupati no. 640 / 689 tahun 2015 Penetapan lokasi permukiman dan kawasan kumuh

  Rumah Susun 2011 Digunakan sebagai acuan untuk penyediaan dan pembangunan Rumah Susun

  Kondisi eksisting permukiman di Kabupaten Karanganyar di tiap-tiap kecamatan yang ada dapat digambarkan dalam mat:rik di bawah ini :

  Bangunan permanen 80,2% Semi permanen 12,3% Non permanen 7,5%

  Kawasan permukiman perkotaan tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 8821,49 Ha

  Backlog 11%, di KecamatanJatiyoso, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang, Kerjo, Jenawi

  

Tabel VI.3

Matriks Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman Perkotaan

  2015 Digunakan sebagai acuan didalam penataan permukiman dan kawasan kumuh

  No. Isu Strategis Keterangan

  Perumahan dan permukiman 2013 Digunakan sebagai acuan didalam penataan perumahan dan kawasan permukiman

  3 Perda No. 12 tahun 2013

  2 Undang- undang Nomor 20

  Perumahan dan Kawasan Permukiman 2011 Digunakan sebagai acuan didalam penataan perumahan dan kawasan permukiman

  1 Undang - undang Nomor 1

  Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/ peraturan lainnya Amanat kebijakan No. Peraturan Perihal Tahun

  

Tabel VI.2

Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/ Peraturan Lainnya

Terkait Pengembangan Permukiman

No

  Kondisi eksisting pengembangan permukiman di Kabupaten Karanganyar terkait dengan capaian suatu kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kabupaten (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

   Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar 2.

   Pencehanan bahaya kebakaran

  sanitasi

TINGKAT PELAYANAN SEBARAN KUALITAS

  

Tabel VI.4

Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman Perkotaan di Kabupaten Karanganyar

KECAMATAN KONDISI EKSITING

  Beberapa perkembangan permukiman yang ada di Kecamatan Karanganyar masih memiliki permukiman yang tidak teratur (unplanned) Colomadu Kondisi permukiman sebagian besar kondisi cukup baik karena rumah permanen.

  Namun masih terdapat pula rumah tidak ayak huni yang bersifat non permanen walaupun sekitar 60 unit telah dilakukan rehab dengan dana PNPM Gondangrejo Sebagian permukiman merupakan permukiman tidak layak huni atau non permanen.

  Hampir seluruh kawasan Gondangrejo terdapat perumahan baru terutama di Desa Wonorejo, bahkan di beberapa daerah banyak terdapat permukiman kosong yang tidak ditempati dan dalam kondisi rusak seperti di Jeruksawit

  Jaten Kondisi permukiman sudah cukup baik namun masih terdapat permukiman yang

  Karanganyar

  • Banyak permukiman tidak layak huni yang sifastnya non permanen menyebar di kota Karanganyar sehingga terdapat beberapa perkembangan kawasan kumuh di Kecamatan Karanganyar -

KECAMATAN KONDISI EKSITING

  bersifat semi permanen. Di daerah Brujul Jaten terdapat Rusunawa dengan kondisi cukup baik Kebakkramat Sebagian besar permukiman merupakan semi permanen dengan kondisi baik.

  Permintaan akan permukiman cukup tinggi sehingga banyak muncul permukiman- permukiman baru. Bahkan terdapat satu RT yang hanya terdiri kurang dari 50 unit rumah

  Tasikmadu Sebagian besar permukiman merupakan rumah non permanen dengan kondisi cukup memprihatinkan. Penyediaan perumahan di Kecamatan ini sebagian besar merupakan swadaya masyarakat sekitar

  Karangpandan Sebagian besar permukiman di Kecamatan Karangpandan masih berupa rumah semi permanen dengan kondisi cukup baik dan cukup layak untuk di tinggali Mojogedang Sebagian besar permukiman di kawasan ini dalam kondisi cukup baik hampir di seluruh kawasan namun masih terdapat rumah semi permanen yang juga memiliki persebaran yang cukup tinggi

  Tawangmangu Kondisi permukiman yang berada di Kecamatan Tawangmangu sebagian sudah tergolong baik, hal ini dapat terlihat dari kondisi fisik permukiman yang sudah permanen

  Jatipuro Kondisi permukiman di Kecamatan Jatipuro sudah cukup baik namun masih terdapat permukiman non permanen yang tidak layak huni Kerjo Kondisi permukiman di Kecamatan Kerjo sudah berbentuk bangunan permanen, akan tetapi ada beberapa permukiman yang dibangun di bantaran sungai sungai dengan bangunan yang juga sudah permanen

  Jenawi Kecamatan Jenawi mempunyai kondisi permukiman yang masih bersifat semi permanen. Hal ini dapat dilihat dari kondisi bangunan rumah yang masih sangat sederhana

  Jumantono Kondisi permukiman yang ada yaitu bangunan rumah masih bersifat semi permanen karena hanya terbuat dari papan atau batu bata yang masih sangat sederhana bahkan pekarangan rumah yang masih berbentuk tanah liat

  Ngargoyoso Di kecamatan Ngargoyoso terdapat dua jenis permukiman yaitu permukiman semi permanen dan permanen. Pada permukiman semi permanen bangunan rumah belum terbentuk dari batu bata sedangkan untuk permukiman permanen sudah terbuat dari beton

  Jumapolo Kondisi permukiman yang ada yaitu bangunan rumah masih bersifat semi permanen karena hanya terbuat dari papan atau dari batu bata yang masih sangat sederhana termasuk pekarangan beberapa masih berupa tanah liat

  Matesih Kondisi permukiman yang ada di Kecamatan Matesih sebagian besar masih bersifat semi permanen. Hal ini dibuktikan dengan kondisi perumahan yang masih terbuat dari papan yang disusun. Meskipun juga ada beberapa daerah yang kondisi perumahannya sudah permanen dengan aksesbiltas yang cukup baik

  Jatiyoso Kondisi permukiman yang ada di Kecamatan Jatiyoso sebagian besar masih bersifat semi permanen. Hal ini dibuktikan dengan kondisi perumahan yang masih terbuat dari papan yang disusun. Meskipun juga ada beberapa daerah yang kondisi perumahannya sudah permanen dengan aksesbiltas yang cukup baik

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar 3.

   Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

  Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Karanganyar antara lain:

   Pengembangan permukiman pada daerah rawan bencana,  Berkembangnya permukiman tak terencana pada daerah-daerah tertentu, sehingga menyebabkan permukiman tidak tertata  Pembangunan perumahan secara mandiri cenderung tidak memproses IMB,

   Pertambahan jumlah penduduk meningkatkan kebutuhan permukiman dan PSD permukiman

   Belum adanya kelembagaan yang berstatus dinas dalam penyediaan sarana dan prasarana dasar (PSD) permukiman.

   Penataan kawasan permukiman kumuh yang berdasarkan SK Bupati no. 640 / 689 tahun 2015 di Kabupaten Karanganyar terdapat seluas 100,16 ha di 23 kelurahan / desa di 6 kecamatan

  

Tabel VI.5

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Karanganyar

PELUANG TANTANGAN NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN

  1 Kawasan

  1. Ketersediaan

  1. Pengembangan

  1. Letak Kab Karanganyar

  1. Pertambahan jumlah Permukiman lahan untuk permukiman pada cukup strategis, penduduk pengembangan daerah rawan berbatasan dengan Kota meningkatkan permukiman baru bencana, Surakarta sehingga kebutuhan permukiman dapat menjadi dan PSD permukiman

2. Ketersediaan

  2. Berkembangnya jaringan jalan permukiman tak pendukung bagi

  2. Belum adanya yang baik terencana pada penyediaan lahan kelembagaan yang sehingga daerah-daerah perumahan berstatus dinas dalam mempermudah tertentu, sehingga penyediaan sarana dan

  2. Banyaknya akses antar menyebabkan pembangunan prasarana dasar (PSD) kawasan permukiman tidak perumahan oleh permukiman. permukiman tertata developer membantu menyediakan kebutuhan

  3. Pembangunan perumahan secara rumah bagi masyarakat mandiri cenderung

  3. Peluang pembangunan tidak memproses rusunawa

  IMB,

  4. Rendahnya keterjangkauan pembiayaan perumahan.

  5. Penataan kawasan permukiman kumuh dan pencegahannya

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar 6.1.3.

   Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan prioritas akan dirumuskan berdasakan pada aspek penanganan yaitu:

  Proyeksi penduduk ini dilakukan untuk mengetahui tren kenaikan jumlah penduduk di kawasan perkotaan prioritas yaitu kawasan perkotaan Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Jaten, Kecamatan Kebakkramat, Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan Colomadu. Untuk Kecamatan Tawangmangu kawasan perkotaan mencakup beberapa desa/kelurahan diantaranya Desa Blumbang, Gondosuli, Kalisoro, Nglebak dan Tawangmangu. Untuk kawasan perkotaan kecamatan Tasikmadu mencakup Desa Buran, Gaum, Karangmojo, Ngijo, Pandeyan, Pahpahan dan Suruh. Untuk kawasan perkotaan Kecamatan Jaten terdiri dari Desa Brujul, Dagen, Jetis, Ngringo, dan Sroyo. Untuk kawasan perkotaan Colomadu mencakup Desa Baturan, Bulukan, Bolon, Gajahan, Gawanan, Gedongan, Malangjiwan, Paulan dan Tohudan. Sedangkan untuk kawasan perkotaan Kecamatan Kebakkramat mencakup Desa Kebak, Kemiri, Nangsri, Pulosari dan Waru. Data rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang didapatkan menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk disetiap kawasan perkotaan prioritas pada tahun 2012.

  Berikut merupakan proyeksi penduduk kawasan perkotaan Prioritas Kabupaten Karanganyar selama 20 tahun atau sampai dengan Tahun 2034.

  

Tabel VI.6

Proyeksi Penduduk Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten Karanganyar

Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) R Proyeksi Penduduk (Jiwa) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2019 Tahun 2024 Tahun 2029 Tahun 2034 Kecamatan Tawangmangu 45182 45532 45663 42979 43687 0.0084 46314 48287 50343 52487

  Blumbang 3987 3992 4000 3698 3762 0.0144 4158 4467 4798 5154 Gondosuli 3450 3462 3475 3176 3241 0.0155 3609 3898 4210 4546 Kalisoro 4482 4514 4527 3964 4049 0.0251 4816 5451 6169 6983 Nglebak 5285 5317 5317 4739 4875 0.0200 5599 6182 6825 7534 Tawangmangu 8407 8483 8512 8643 8660 0.0074 9121 9466 9823 10194

  Kecamatan Tasikmadu 55842 56283 57326 56916 57875 0.0090 61612 64429 67374 70454

  Buran 4765 4823 4894 4864 4981 0.0111 5383 5690 6014 6356 Gaum 5146 52898 5485 5773 5812 0.0309 7192 8373 9749 11351 Karangmojo 5684 5674 5757 5820 5994 0.0134 6578 7029 7512 8027 Ngijo 5564 5626 5773 6914 6957 0.0574 10286 13600 17981 23775 Pandeyan 5503 5524 5652 4826 4949 0.0262 5930 6748 7679 8738 Papahan 6677 6690 6981 7111 7150 0.0173 8060 8780 9564 10418 Suruh 6691 6779 6773 6186 6354 0.0128 6947 7405 7893 8412

  

Kecamatan Jaten 70770 70993 71109 80726 80766 0.0336 101775 120051 141609 167038

  Brujul 5008 5174 5974 5952 0.0441 8052 9992 12400 15387 Dagen 4871 4923 5935 5999 0.0535 8637 11206 14539 18863 Jaten 13642 13503 15364 15305 0.0292 18718 21612 24954 28813 Jati 6117 6226 7053 6902 0.0306 8526 9915 11530 13408 Jetis 4977 5037 5517 5498 0.0252 6544 7412 8394 9506 Ngringo 23462 23360 26227 26228 0.0283 31876 36641 42118 48413 Sroyo 8090 8223 9701 9764 0.0481 13570 17166 21715 27470

  Kecamatan Colomadu 60828 61434 61843 72760 73332 0.0478 101713 128488 162312 205040

  Baturan 8864 8958 9031 10392 10426 0.0414 13851 16966 20782 25457 Bulukan 5084 5204 5277 7216 7270 0.0935 13594 21258 33242 51981 Bolon 6399 6428 6440 6592 6698 0.0115 7255 7681 8133 8610 Gajahan 1880 1901 1921 2134 2145 0.0335 2702 3186 3757 4430 Gawanan 4910 5016 5106 6095 6174 0.0589 9219 12275 16345 21764 Gedongan 6198 6340 6441 8635 8697 0.0884 15734 24028 36696 56043 Malangjiwan 10854 10851 10795 11644 11736 0.0197 13455 14836 16358 18036 Paulan 2617 2674 2722 3197 3216 0.0529 4613 5968 7722 9992 Tohudan 4667 4670 4713 5800 5866 0.0588 8752 11648 15502 20631

  Kecamatan Kebakkramat 58973 59447 59864 59178 60540 0.0066 63383 65495 67678 69933

  Kebak 4823 4880 4920 4812 4933 0.0057 5132 5278 5429 5584 Kemiri 8546 8537 8596 8963 9198 0.0186 10461 11468 12572 13782 Nangsri 5730 5780 5789 6153 6306 0.0242 7457 8405 9474 10679

  Jumlah Penduduk (Jiwa) Proyeksi Penduduk (Jiwa) Kecamatan R Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2019 2024 2029 2034

  Pulosari 5088 5121 5165 5016 5125 0.0018 5190 5238 5285 5333 Waru 5937 4880 6069 6005 6139 0.0084 6509 6787 7077 7379

  Sumber : Hasil Analisis, 2014 Pertumbuhan jumlah penduduk akan berpengaruh juga pada kebutuhan penduduk akan hunian.

  Untuk mengetahui kebutuhan permukiman di suatu daerah dapat diketahui dengan mengasumsikan 1 keluarga terdiri dari 4 anggota keluarga (berdasarkan standar jumlah anggota keluarga dalam keluarga kecil), maka dapat diketahui jumlah kebutuhan perumahan dengan membagi antara jumlah penduduk dengan standar tersebut. Kebutuhan hunian akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Banyaknya permintaan sering menjadi masalah apabila pemenuhan akan permintaan tersebut tidak dapat direalisasikan sepenuhnya sehingga sering terjadi backlog. Di tahun 2012 jumlah rumah di kawasan perkotaan prioritas Kabupaten Karanganyar adalah 57.755 unit rumah. Sedangkan kebutuhan akan hunian di tahun 2012 adalah 59.090, maka di kawasan perkotaan prioritas Kabupaten Karanganyar ini pada tahun 2012 terjadi kekurangan yang cukup besar mencapai 1335 unit rumah. Untuk lebih jelasnya merupakan angka backlog kebutuhan rumah kawasan perkotaan prioritas Kabupaten Karanganyar tahun 2012.

  

Tabel VI.7

Backlog Rumah di Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten Karanganyar Tahun 2012

Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Kebutuhan rumah (Unit) Backlog Kecamatan Tawangmangu

  Blumbang 1053 941 113 Gondosuli 839 810

  29 Kalisoro 1075 1012

  63 Nglebak 957 1219 -262 Tawangmangu 1800 2165 -365

  Kecamatan Tasikmadu

  Buran 940 1245 -305 Gaum 1450 1453 -3 Karangmojo 1251 1499 -248 Ngijo 2146 1739 407 Pandeyan 1114 1237 -123 Papahan 1784 1788 -4 Suruh 1490 1589 -99

  Kecamatan Jaten

  Brujul 1502 1488

  14 Dagen 1348 1500 -152 Jaten 3764 3826 -62 Jati 1776 1726

  51 Jetis 1444 1375

  70 Ngringo 6375 6557 -182 Sroyo 2286 2441 -155

  Kecamatan Colomadu

  Baturan 2260 2607 -347

  Kecamatan Jumlah Rumah (Unit) Kebutuhan rumah (Unit) Backlog

  2 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar

  Ketersediaan infrastruktur Ketersediaan infrastruktur untuk seluruh kawasan

  4 Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat

  Tidak ada perkim di rawan bencana dan sempadan sungai

  Perkim di rawan bencana, sempadan sungai

  Kesesuaian dengan tata ruang

  3 Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  Rumah layak huni 100%

  Jumlah rumah layak huni Bangunan permanen 80,2% Semi permanen 12,3% Non permanen 7,5%

  Backlog 11% 100% KK memiliki rumah

  Bulukan 1296 1818 -522 Bolon 2183 1675 509 Gajahan 626 536

  Setiap KK memiliki 1 rumah sehat

  1 Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  A Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  

Tabel VI.8

Target Pembangunan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Karanganyar

No Tujuan Kebijakan Indikator Eksisting 2014 Target 2034

  Sebagai dasar pertimbangan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman maka digunakan rumusan dari tujuan dan kebijakan yang ada dalam lingkup makro. Dari rumusan tujuan dan kebijakan maka diperlukan adanya target pembangunan permukiman di Kabupaten Karanganyar. Target pembangunan tersebut tetap mengacu pada dokumen kebijakan dan stategi yang berlaku yang dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada. Sehingga target pembangunan tersebut diharapkan dapat tercapai untuk 20 tahun kedepan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

   Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar 6.1.4.

  Kebak 1115 1233 -118 Kemiri 2094 2300 -206 Nangsri 1167 1577 -410 Pulosari 1232 1281 -49

  Kecamatan Kebakkramat

  90 Gawanan 1868 1544 325 Gedongan 2041 2174 -133 Malangjiwan 3478 2934 544 Paulan 1234 804 430 Tohudan 1331 1467 -136

  Adapun konsep dan strategi pengembangan sektor permukiman kawasan perkotaan Kabupaten Karanganyar dan kawasan prioritas dapat dilihat pada matrik di bawah ini :

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  6. Penguatan kelembagaan pembangunan perumahan

  Kawasan PermukimanSempadan Sungai Bengawan Solo di Ngringo Perkotaan Jaten

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  Kawasan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang 1.

  4. Peningkatan akses pendanaan permukiman untuk seluruh golongan masyarakat

  Rumah di sempadan sungai sudah permanen

  2. Orientasi bangunan yang tidak telatur

  3. Kepadatan bangunan sudah relatif tinggi dengan kondisi rumah sudah permanen 4. Rumah di sempadan sungai rawan terkena longsor dan banjir

  Bantaran sungai dikembalikan fungsinya sebagai kawasan lindung melalui relokasi penduduk di bantaran, penyiapan permukiman baru bagi penduduk yang direlokasi dan penghentian fasilitasi infrastruktur permukiman di bantaran sungai

  1. Relokasi kawasan permukiman di sepanjang sempadan sungai

  2. Penataan kembali bantaran sungai

  3. Mengendalikanperkembangan permukiman sekitar sempadan sungai.

  5. Peningkatan peran swadaya masyarakat dalam perbaikan kualitas hunian

  3. Penyediaan lahan permukiman baru.

  VI - 11

  1. Pemenuhan kebutuhan rumah yang layak huni, baik dari sisi kuantitas, kualitas, dan legalitas

  

Tabel VI.9

Konsep dan Strategi Pengembangan Sektor Permukiman Kawasan Perkotaan Kabupaten Karanganyar

Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Konsepsi Dan Kebutuhan Penanganan Strategi Pengembangan Skala Makro Kabupaten Karanganyar

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat

  2. Permukiman tidak sesuai dengan tata ruang, misal di sempadan sungai

  2. Relokasi kawasan permukiman yang tidak sesuai tata ruang

  1. Permukiman pada daerah rawan bencana,sempadan sungai

  2. Permukiman di sekitar industri

  3. Berkembangnya permukiman tak terencana pada daerah- daerah tertentu, sehingga menyebabkan permukiman tidak tertata

  4. Pembangunan perumahan secara mandiri cenderung tidak memproses IMB,

  5. Rendahnya keterjangkauan pembiayaan perumahan.

  Pembangunan perumahan yang layak huni dari segi kesehatan, keamanan, kenyamanan dan legalitas lahan dilengkapi dengan penyediaan infrastruktur

  1. Penataan lingkungan permukiman yang kurang layak huni

  Kawasan Permukiman Berkepadatan Tinggi di Sekitar Industri Sroyo Desa Sroyo Kecamatan Jaten

  Konsepsi Dan Kebutuhan

Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Strategi Pengembangan

Penanganan

  Terwujudnya Permukiman berkepadatan

  1. Penyediaan perumahan

  1. Permukiman berkepadatan

  1. Menata kawasan

  1. Penataan dan peremajaan permukiman yang yang layak huni bagi semua tinggi di sekitar aktivitas tinggi permukiman yang terpadu kawasan permukiman kurang layak dalam golongan. industri dengan kawasan industri. layak huni

  2. Tingginya kebutuhan hunian lingkungan sehat, untuk pekerja industry

2. Peningkatan kualitas

  2. Menyediakan kawasan

  2. Pembangunan perumahan baru aman, serasi, dan lingkungan permukiman hunian bagi pekerja yang layak huni dan terjangkau. teratur kumuh agar layak huni. industri.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  Kawasan Permukiman Pendukung Pariwisata Tawangmangu di Dusun Beji dan Banjarsari

  Terwujudnya Penataan kawasan Penataan dan peremajaan kawasan

  1. Penyediaan perumahan

  1. Kepadatan permukiman yang

  1. Pengembangan kawasan permukiman yang yang layak huni bagi semua permukiman pendukung relatif tinggi Tawangmangu sebagai permukiman layak dalam golongan. pariwisata sentra kawasan wisata.

  2. Pemanfaatan lahan antar lingkungan sehat, fungsi khususnya permukiman

2. Peningkatan kualitas

  2. Penataan kawasan aman, serasi, dan lingkungan permukiman yang tidak jelas permukiman pendukung teratur kumuh agar layak huni. pariwisata

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  Kawasan Permukiman Swadaya Berkepadatan Sedang Ngringo Kecamatan Jaten

  Terwujudnya Kawasan permukiman Menata kawasan permukiman Peningkatan kualitas permukiman

  1. Penyediaan perumahan

  1. Kepadatan bangunan yang permukiman yang yang layak huni bagi semua berkepadatan sedan g relatif tinggi mengakibatkan yang ditunjang infrastuktur swadaya agar layak huni layak dalam golongan. sehingga mengakibatkan pertumbuhan kawasan yang yang memadai lingkungan sehat, kondisi permukiman yang tidak teratur

  2. Peningkatan kualitas

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  VI - 12

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  1. Terdapat spot-spot rumah tidak layak huni.

  2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan yang sehat

  1. Meremajakan kawasan permukiman yang tergolong kumuh secara partisipatif

  2. Terdapat rumah tidak layak huni Kebutuhan menata lingkungan permukiman swadaya layak huni dan sehat.

  1. Kepadatan bangunan yang relatif tinggi mengakibatkan pertumbuhan kawasan yang tidak teratur.

  1. Fungsi kawasan perkotaan Colomadu sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan dan jasa.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan PermukimanSwadaya Berkepadatan Tinggi Bolon di Perkotaan Colomadu

  Peningkatan kualitas hunian dan lingkungan agar layak huni

  2. Kepadatan bangunan tinggi Meningkatkan kualitas permukiman yang sehat didukung dengan meningkatkan kualitas dan infrastruktur permukiman

  2. Merupakan sentra perekonomian skala kota maupun skala regional.

  VI - 13

  1. Kawasan padat yang tidak didukung dengan infrastruktur pendukung yang memadai

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan Permukiman Swadaya di Sekitar Pusat Kota Tawangmangu di Dusun Nano

  3. Permukiman yang sebagian besar memiliki kualitas lingkungan yang rendah

  2. Kondisi bangunan temporer 25-50%

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat. tidak teratur dan tidak ditunjang infrastuktur yang memadai

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  aman, serasi, dan teratur lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Konsepsi Dan Kebutuhan Penanganan Strategi Pengembangan

2. Keberadaan sejumlah

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  2. Lingkungan permukiman padat dengan pertumbuhan bangunan yang tidak teratur sehingga menciptakan jalan lingkungan yang tidak teratur

  1. Menata kawasan permukiman swadaya agar layak huni dan sehat

  2. Kebutuhan regulasi yang mengatur perijinan rumah baru.

  1. Kebutuhan menata lingkungan permukiman swadaya layak huni dan sehat.

  2. Keberadaan sejumlah rumah yang Pertumbuhan permukiman baru yang sporadis (< 50 unit) di sekitar permukiman swadaya mengakibatkan daya dukung jalan lingkungan berkurang.

  1. Fungsi kawasan perkotaan Colomadu sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan dan jasa.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan Permukiman Swadaya Berkepadatan Tinggi Gawanan di kawasan Perkotaan Colomadu

  Mengembangkan perumahan yang layak huni dan terjangkau oleh Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR).

  Kebutuhan menata lingkungan permukiman swadaya layak huni dan sehat.

  1. Terdapat sejumlah rumah yang dikategorikan sebagai rumah yang tidak layak huni.

  VI - 14

  3. Kawasan permukiman perkotaan yang mendorong alih fungsi pertanian produktif.

  2. Keberadaan sejumlah rumah yang dikategorikan sebagai rumah tidak layak huni.

  1. Fungsi kawasan perkotaan Colomadu sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan dan jasa.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan Permukiman Swadaya Berkepadatan Tinggi Malangjiwan

  3. Kawasan permukiman perkotaan yang mendorong alih fungsi pertanian produktif.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat. rumah yang dikategorikan sebagai rumah tidak layak huni.

  pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Konsepsi Dan Kebutuhan Penanganan Strategi Pengembangan

  2. Mengendalikan pertumbuhan perumahan baruagar memiliki batasan yang jelas

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  2. Menyediakan kawasan hunian bagi pekerja industri.

  Peningkatan kualitas lingkungan permukiman swadaya

  Permukiman yang berkembang perlu adanya penataan lingkungan melalui perbaikan jalan lingkungan, perbaikan drainase, perberdayaan masyarakat untuk pengolahan sampah secara mandiri dan penanganan permukiman yang berada di daerah

  1. Pertumbuhan perumahan dekat dengan tempat kerja berpeluang tumbuh kembangnya kawasan permukiman baru

  2. Peningkatan kebutuhan perumahan disebabkan karena adanya aktivitas perdagangan dan jasa

  1. Kawasan yang berada di sekitar pusat pemerintahan , perdagangan regional dan pendidikan

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan PermukimanSwadaya BerkepadatanTinggi Papahan Kecamatan Tasikmadu

  2. Pembangunan perumahan baru yang layak huni dan terjangkau.

  1. Penataan dan peremajaan kawasan permukiman kurang layak huni

  1. Menata kawasan permukiman yang terpadu dengan kawasan industri.

  VI - 15

  2. Tingginya kebutuhan hunian untuk pekerja industri

  1. Permukiman berkepadatan tinggi

  Permukiman swadaya di sekitar aktivitas industri

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat.

  3. Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada lahan yang sesuai untuk peruntukan kawasan permukiman.

  2. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh agar layak huni.

  1. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi semua golongan.

  Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  Kawasan Permukiman Swadaya di Sekitar Industri Kebak di Desa Kebak dan Nangsri Kecamatan Kebakkramat

  3. Kawasan permukiman perkotaan yang mendorong alih fungsi pertanian produktif.

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat. dikategorikan sebagai rumah tidak layak huni.

  peruntukan kawasan permukiman.

  Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Konsepsi Dan Kebutuhan Penanganan Strategi Pengembangan

2. Permukiman rawan banjir

   RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karanganyar Tahun 2015

  VI - 16

  Tujuan Kebijakan Isu Strategis Permasalahan Konsepsi Dan Kebutuhan Penanganan Strategi Pengembangan

  4. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman yang sehat. rawan banjir

  Sumber : Dokumen RP2KP Kabupaten Karanganyar

6.1.5. Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)

  Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

  1. Umum  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

  b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

  Cipta Karya meliputi sebagai berikut: