PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh :

  Sisilia Novi Putriyana 081134073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh :

  Sisilia Novi Putriyana 081134073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Karya ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, Guru Yang Maha Bijaksana.

  2. Almamater Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak dan Ibu yang telah sabar merawat dan membesarkanku.

  4. Keluarga besar yang telah mendukung dengan doa dan tenaga.

  5. Pengajarku, yang sabar membimbingku.

  6. Adik-adikku yang kukasihi.

  7. Para sahabat yang telah memberi semangat dalam kasih dan doa.

  MOTTO

Kita lahir dengan jiwa dan waktu yang sama,

pendidikanlah yang menimbulkan perbedaan.

  

~Imam Barnadib~

“Mintalah, maka kalian akan diberi. Carilah, maka kalian akan

menemukan. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan. ”~Matius 7: 7~

  

ABSTRAK

  Putriyana, Sisilia Novi. (2012). Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap

Kemampuan Menerapkan dan Mencipta pada Pelajaran IPA di SDK Sengkan .

Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Kata kunci: metode mind map, kemampuan menerapkan, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap 1) kemampuan menerapkan dan 2) kemampuan mencipta peserta didik kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-

  

experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian

  ini adalah peserta didik kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan menerapkan dan satu soal essai untuk kemampuan mencipta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan

  

posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data yang dilakukan

  menggunakan program PASW SPSS 18 dengan tiga langkah yaitu dengan uji perbedaan skor pretest, uji perbandingan skor pretest ke posttest, dan uji perbedaan skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) tidak ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,622 (atau > 0,05). 2) ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan mencipta peserta didik yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (atau < 0,05) pada selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selain itu, rata-rata kenaikan skor meningkat sebesar 100% dan berbeda secara signifikansi dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

  

ABSTRACT

  Putriyana, Sisilia Novi. (2012). The Effect of Mind Map Use on the Apply and

Creative Ability in the Science in the Kanisius Sengkan Elementary School .

Skripsi: Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University

  Keywords: mind map method, apply ability, creation ability, science The research is aimed at identifying the effect of mind map use on 1) apply th

abilities and 2) creation abilities of the learners in 5 grade in the Kanisius

  in the academic year 2011/2012, in the subject of

  Sengkan Elementary School science related with subject material of rock decay.

  The type of research used in this study is quasi experimental type with non th

  • –equivalent control group design. The subjects of this research are learners in 5

    grade in the Kanisius Sengkan Elementary School grouped into experimental

    group, - consisting of 24 students from VA -, and control group consisting of 24

    students from VB. Instruments for this study are in the form of one essay question

    related to the ability of application and the other one related to that of creation.

    Data collection technique used in this study is in the form of the application of

    pretest and posttest both in control and experimental groups. PASW SPSS 18 was

    used to analyze the test, consisting of three steps- pretest score difference test,

    pretest posttest score difference test, and posttest score difference test between

    experimental group and control group.

  The results of research showed that 1) there were no influence of the use

of mind map method on the application ability of learners indicated by the

significance value of 0,622 ( or > 0,05). 2) there were influences of the use of

mind map method on the creation ability of learners indicated by significance

value of 0,000 ( or < 0,05) on the score differences of control group and

experimental group. Besides, the increase of score increase average of 100 % and

the significance differences with significance value of 0,000 < 0,05.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena bimbingan, kasih, dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA

  PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen Pembimbing I, yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

  3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen Pembimbing II, yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

  4. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., sebagai dosen penguji III yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini.

  5. Margaretha Sri Wartini, selaku kepala SDK Sengkan yang memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.

  6. Olivia Dewi Maharani, selaku guru kelas VA SDK Sengkan yang memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.

  7. Peserta didik kelas VA dan VB SDK Sengkan, yang bersedia sebagai subjek penelitian.

  8. Bapak dan Ibu terkasih, yang selalu memberi doa dan dukungan kepada penulis.

  9. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDK Sengkan (Monic dan Ratih), yang selalu berbagi pengetahuan dan semangat kepada penulis.

  10. Teman-teman PPL SDK Sengkan, yang memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian di sekolah.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  6 2.1.1.3 Metode Pembelajaran dengan Mind Map ...................................

  18 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................

  16 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................

  15 2.3 Hipotesis ...........................................................................................

  15 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................

  14 2.1.2.3 Literature Map ............................................................................

  13 2.1.2.2 Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif ............................

  13 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map ....................................

  11 2.1.2 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ..............................................

  9 2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar ........................................

  7 2.1.1.4 Proses Kognitif Menerapkan dan Mencipta ...............................

  4 2.1.1.2 Metode Pembelajaran .................................................................

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv HALAMAN MOTTO ................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii ABSTRAK .................................................................................................. viii

  4 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak .........................................................

  4 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung .........................................................

  4 2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................

  3 BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................

  2 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................

  2 1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................

  1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................

  1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................

  KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

  ABSTRACT .................................................................................................. ix

  18

  3.2 Populasi dan Sampel .........................................................................

  28

  45 LAMPIRAN .....................................................................................................

  43 DAFTAR REFERENSI ...................................................................................

  43 5.2 Saran .................................................................................................

  43 5.1 Kesimpulan .......................................................................................

  42 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................

  41 4.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................

  39 4.2 Pembahasan ......................................................................................

  33 4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian..........................................................

  4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mencipta .................................................................................................

  4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Menerapkan ............................................................................................

  19 3.3 Jadwal Pengambilan Data .................................................................

  28

  28 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................

  24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

  24 3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................

  22 3.8 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................

  21 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................

  20 3.6 Instrumen Penelitian .........................................................................

  20 3.5 Definisi Operasional .........................................................................

  19 3.4 Variabel Penelitian............................................................................

  47

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel Perkembangan Kognitif Piaget ................................................

  31 Tabel 12. Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Menerapkan ..........

  40 Tabel 19. Rangkuman Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Menerapkan dan Mencipta ....................................................................................................

  40 Tabel 18. Rangkuman Pretest ke Posttest........................................................

  38 Tabel 17. Rangkuman Pretest ..........................................................................

  37 Tabel 16. Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mencipta ...............

  36 Tabel 15. Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta .....................................................................................

  34 Tabel 14. Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ................

  33 Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ...................................

  30 Tabel 11. Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menerapkan ................................................................................

  5 Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data ..................................................................

  29 Tabel 10. Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menerapkan ...........

  24 Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan ................................

  24 Tabel 8. Teknik Pengumpulan Data .................................................................

  23 Tabel 7. Hasil Perhitungan Reliabilitas ............................................................

  23 Tabel 6. Hasil Uji Beda SDK Sorowajan dan SDN Adisucipto ......................

  23 Tabel 5. Hasil Perhitungan Validitas SDN Adisucipto ....................................

  22 Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas SDK Sorowajan ....................................

  19 Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen.....................................................

  40

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh Mind Map ..........................................................................

  9 Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu.....................

  15 Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis .........................................................

  17 Gambar 4. Desain Penelitian ............................................................................

  18 Gambar 5. Pemetaan Variabel Penelitian.........................................................

  20 Gambar 6. Grafik Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Menerapkan ..........................................

  33 Gambar 7. Grafik Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mencipta ...............................................

  39

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ....................................................................................

  78 Lampiran 13. Uji Perbandingan Pretest Kemampuan Mencipta .................

  88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................

  87 Lampiran 20. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian......................

  83 Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ....................................

  82 Lampiran 18. Foto-foto Penelitian ..............................................................

  81 Lampiran 17. Uji Skor Posttest Kemampuan Mencipta..............................

  80 Lampiran 16. Uji Skor Posttest Kemampuan Menerapkan .........................

  79 Lampiran 15. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta ......................................................................................................

  79 Lampiran 14. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Menerapkan .................................................................................................

  77 Lampiran 12. Uji Perbandingan Pretest Kemampuan Menerapkan ............

  47 Lampiran 2. RPP Kelompok Kontrol ..........................................................

  77 Lampiran 11. Uji Normalitas Data Kemampuan Mencipta ........................

  76 Lampiran 10. Uji Normalitas Data Kemampuan Menerapkan ...................

  72 Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai ...................................................................

  70 Lampiran 8. Tabulasi Pretest dan Posttest ..................................................

  67 Lampiran 7. Rubrik Peniliaian Postest dan Prettest ....................................

  62 Lampiran 6. Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban ...............................

  60 Lampiran 5. Uji Validitas, Daya Beda dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .....................................................................................................

  53 Lampiran 4. Contoh Mind Map yang Dibuat Peserta Didik .......................

  49 Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen ...................................................

  89

  

BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab I ini peneliti akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitan.

1.1 Latar Belakang

  Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik. Kegiatan belajar juga diharapkan bisa mengembangkan kemampuan berpikir yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berpikir yang dimiliki peserta didik seharusnya bisa dikembangkan pada level yang lebih tinggi, tidak hanya sekedar pada level mengingat dan memahami saja, tetapi juga pada level menerapkan dan mencipta.

  Pada kenyataan di sekolah yang peneliti temukan, peserta didik hanya belajar dengan menghafal materi atau teori yang mereka butuhkan saat ujian untuk menjawab pertanyaan. Pendidik belum mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Kemampuan berpikir peserta didik hanya berhenti pada kemampuan menghafal dan memahami saja.

  Berdasarkan uraian di atas peneliti menemukan adanya kesenjangan. Kemampuan peserta didik yang seharusnya dikembangkan pada level kognitif yang lebih tinggi, tidak dikembangkan sebagaimana mestinya.

  Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan metode pembelajaran yang diduga dapat membangkitkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yaitu dengan mind map. Mind map akan membantu peserta didik dengan mudah memetakan pengetahuan yang telah dimilikinya.

  Mind map juga membantu peserta didik belajar secara mandiri dengan

  mencari sendiri pengetahuannya. Peneliti berharap dengan penggunaan mind

  map dapat mengembangkan kemampuan kognitif menerapkan dan mencipta dan membuat materi yang dipelajari semakin bermakna.

  Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta peserta didik pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan peserta didik kelas V SDK Sengkan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Kemampuan menerapkan dan mencipta diukur dari hasil prettest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VA dengan jumlah peserta didik 24 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VB dengan jumlah peserta didik 24 orang sebagai kelas kontrol. Dari Standar Kompetensi dan beberapa Kompetensi Dasar yang ada, digunakan Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, sedangkan untuk Kompetensi Dasarnya yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan penelitian eksperimental tipe quasi-experimental design.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah, yaitu:

  1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun

  Pelajaran 2011/2012?

  1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk:

  1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

  1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

  1.4.1 Pendidik Menambah wawasan pendidik tentang mind map, sehingga dapat menerapkannya dalam mengajar di kelas, tidak hanya dalam pelajaran IPA saja tetapi pada berbagai mata pelajaran.

  1.4.2 Peserta didik Peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah dan lebih kreatif mengungkapkan apa yang ia ketahui dengan menggunakan mind map.

  Selain itu mereka juga dapat mengembangkan kemampuan mereka pada level kognitif yang lebih tinggi.

  1.4.3 Sekolah Laporan ini dapat menambah wawasan untuk warga sekolah terutama untuk para pendidik di sekolah dasar.

  1.4.4 Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman dalam menerapkan metode mind

  map dalam pelajaran IPA, sehingga bisa menerapkannya pada waktu mengajar kelak.

BAB II LANDASAN TEORI Bab II landasan teori berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan

  hipotesis. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

  2.1.1 Teori-teori yang Mendukung Dalam teori-teori yang relevan ini dibahas teori perkembangan anak, beberapa metode pembelajaran secara umum, metode pembelajaran dengan mind

  

map , proses kognitif menerapkan dan mencipta, dan mata pelajaran IPA di

Sekolah Dasar. Seluruhnya dibahas secara runtut sebagai berikut.

  2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Berikut ini akan dibahas teori perkembangan kognitif. Teori perkembangan ini akan diambil dari beberapa pendapat ahli.

  Piaget (dalam Husdarta dan Nurlan, 2010:166-167) menuliskan ada dua fungsi kognitif yaitu organisasi dan adaptasi. Proses organisasi atau pengorganisasian adalah pengaturan berbagai informasi yang diterima oleh seseorang ke dalam struktur kognitif menjadi lebih berarti.

  Fungsi yang selanjutnya adalah adaptasi. Adaptasi adalah suatu proses mencari keseimbangan (equilibrium) antara yang sekarang diketahui dan dipahami dengan sesuatu yang akan dihadapi. Misalnya peristiwa, pengalaman, atau masalah. Adaptasi ini memiliki dua proses, yakni asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian segala sesuatu yang diketahui dan dialami (pengetahuan atau pengalaman awal) ke dalam struktur kognitif yang telah ada. Dengan kata lain yang berubah dalam hal ini adalah objek yang ia tangkap. Sedangkan akomodasi adalah proses pengubahan struktur kognitif yang telah ada agar bisa menerima hal-hal baru. Ini berkebalikan dengan proses asimilasi. Jadi, dalam hal ini yang berubah adalah subjeknya.

  Pada anak terjadi peristiwa-peristiwa mengasimilasikan, mengakomodasi, mencapai keseimbangan untuk sementara waktu sampai ia menemukan hal atau pengetahuan yang baru di luar dirinya. Perkembangan kognitif ini terus berlangsung untuk mencapai kognitif yang lebih tinggi. Menurut Piaget (dalam Gunarsa, 1981:144) perkembangan kognitif dengan konsep di atas terjadi pada semua penahapan perkembangan kognitif.

  Suparno (2007:102) menjelaskan perkembangan kognitif anak yang pokok dalam empat tahap, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasioanl konkret, dan operasional formal. Setiap tahap perkembangan meneruskan tahap sebelumnya, membentuk tahap baru, dan mengembangkan tahap itu ke tahap yang lebih tinggi lagi.

  Secara garis besar, tahap-tahap perkembangan itu dapat dituliskan dengan ciri-cirinya yang khusus dalam tabel berikut. Tabel 1. Tabel Perkembangan Kognitif Piaget

  Tahap Sensorimotor Praoperasional Operasional Konkret Operasional Formal Umur

  2 7 11 tahun keatas

  • – 2 tahun – 7 tahun – 11 tahun Dasar Tindakan dan Simbolis/bahasa Transformasi reversible Deduktif hipotesis

    Pemikiran meniru dan intuitif dan kekekalan, masih dan induktif, abstrak

    imaginal konkret

    Saat Sekarang Masih terbatas Meninggalkan yang

    Mulai yang “tidak- Pemikiran kekonkretan sekarang dan

  sekarang” mendatang

Ciri-ciri Refleks, Egosentris Decentering, seriasi, Kombinasi, proporsi,

Lain kebiasaan, klasifikasi, konsep, referensi ganda, dua

pembedaan bilangan, waktu, reversibel, fleksibel sarana dan hasil probabilitas, kausalitas

  Dari keempat tahap tersebut penelitian ini akan difokuskan pada tahap operasional konkret. Adapun tahap ini adalah tahap yang tengah dialami oleh siswa kelas V Sekolah Dasar. Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat tentang tahap operasional konkret.

  Sudah dituliskan sebelumnya bahwa tahap ini terjadi pada saat anak berumur 7-11 tahun. Menurut Piaget (dalam Slameto, 2010:116) pada tahap ini pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah dan skema logis. Anak juga mulai dapat memikirkan lebih dulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan yang akan dilakukannya, Ia tidak lagi bertindak coba-coba tetapi salah atau istilahnya trial and error. Pada akhir periode atau tahap ini anak telah menguasai prinsip menyimpan.

  Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap anak akan mengalami proses kognitif secara bertahap dan berurutan. Setiap anak menerima informasi atau fakta baru yang kemudian akan diolah pada setiap tahap kognitif yang dialaminya. Untuk mempermudah menerima informasi atau fakta baru, dalam hal ini saat pembelajaran di kelas, anak atau siswa membutuhkan cara dalam pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. Cara ini dikenal dengan metode pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pembelajaran.

  2.1.1.2 Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran itu sangat penting. Surakhmad (dalam Suryobroto, 2009:140) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pembelajaran, atau tentang bagaimana cara suatu bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik di sekolah. Sedangkan menurut Yamin (2009:145) metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh metode antara lain metode ceramah dan metode diskusi.

  1. Metode ceramah Surakhmad (dalam Suryobroto, 2009:155) menjelaskan bahwa metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Kelemahan dari metode ini adalah pendidik sulit mengetahui sampai di mana peserta didik telah mengerti pembicaraannya dan peserta didik sering menangkap pemahaman lain dari hal yang dimaksudkan pendidik.

  2. Metode diskusi

  Menurut Suryobroto (2009:167) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana pendidik memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.

  Dari beberapa metode yang telah disebutkan peneliti memilih salah satu metode yang sesuai dengan tahap berpikir siswa kelas V SD yaitu metode pembelajaran dengan mind map yang akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut.

  2.1.1.3 Metode Pembelajaran dengan Mind Map Selain metode-metode di atas berikut ini juga akan membahas tentang

  

mind map (metode pembelajaran mind map) menurut Buzan. Menurut Buzan

  (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang efektif untuk meletakkan suatu konsep atau informasi ke dalam otak ataupun mengambil informasi keluar dari otak seseorang.

  1. Pengertian mind map Menurut Buzan (2008:4) mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.

  

Mind map adalah cara mencatat kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

“memetakan” pikiran-pikiran.

  Keuntungan membuat mind map menurut Buzan (2011:6) adalah sebagai berikut: a. Mind map dapat membantu mengaktifkan seluruh otak.

  b. Mind map dapat membuat orang berfokus pada pokok bahasan.

  c. Membantu mengelompokkan konsep yang ada.

  d. Mind map membantu untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasinya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

  e. Dapat memunculkan ide-ide baru yang kreatif.

  f. Memudahkan menyerap fakta serta informasi baru dengan mudah.

  2. Langkah-langkah membuat mind map.

  Berikut ini tujuh langkah cara membuat mind map (Buzan, 2008:15-16).

  a. Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah.

  b. Gunakan gambar atau foto untuk isu sentral. Sebuah gambar memiliki makna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.

  c. Gunakan warna. Warna sama menariknya dengan gambar.

  Menggunakan warna membuat mind map lebih hidup.

  d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang- cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua dan seterusnya.

  e. Membuat garis hubung yang melengkung. Garis lengkung akan memudahkan untuk mengarahkan cabang yang dibuat keberbagai arah.

  Selain itu jika menggunakan garis lurus pada mind map akan membosankan otak.

  f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci memudahkan untuk memahami hal yang akan dibahas selanjutnya. Misalnya sifat, cabang yang dibuat selanjutnya adalah sifat dari isu sentral yang ditulis; fungsi, cabang yang dibuat selanjutnya adalah tentang fungsi dari isu sentral yang telah dibuat.

  g. Gunakan gambar untuk kata kunci. Selain menggunakan satu kata, akan lebih baik kata kunci juga menggunakan gambar untuk lebih memperjelas kata kunci.

  3. Contoh mind map Berikut ini contoh mind map yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA.

  Gambar 1. Contoh Mind Map tentang Jenis-Jenis Benda.

  

(Sumber: http://pendidikanyangcerdas.blogspot.com/2010/08/kumpulan-mind-mapping-materi-

pelajaran.html)

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mind map mempermudah untuk menyerap informasi ke dalam otak seseorang. Gambar, warna, garis yang melengkung, kata kunci, dan unsur lain yang dibuat dalam mind map mempermudah anak khususnya siswa kelas V SD untuk belajar dan menerima materi pelajaran. Saat membuat mind map ketrampilan kognitif anak atau siswa berproses dan berkembang. Mind map juga dikatakan cocok untuk merangsang perkembangan kreativitas anak usia SD, karena sesuai dengan tingkat perkembangannya.

  2.1.1.4 Proses Kognitif Menerapkan dan Mencipta

  1. Proses Kognitif Bloom Menurut Anderson (2001) dari tingkat terendah sampai tertinggi enam level proses kognitif adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keenam level tersebut dalam taksonomi dapat diidentifikasi dari aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Berikut ini akan di uraikan dengan singkat pengertian enam level proses kognitf menurut Bloom.

  Menurut Anderson (2010:43), mengingat adalah mengambil atau memunculkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Memahami adalah proses belajar yang tidak hanya membaca suatu materi, melainkan juga menelaahnya sehingga memberikan pengertian yang lebih luas dari materi. Menerapkan adalah melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dengan maksud untuk mengetahui struktur dan tujuannya. Mengevaluasi yaitu memberi penilaian berdasarkan kriteria atau standar. Mencipta adalah memadukan beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu yang baru dan koheren.

  Dalam penelitian ini yang akan digunakan dan dibahas lebih lanjut adalah tahap menerapkan (apply) dan mencipta (create).

  2. Proses Kognitif Menerapkan Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:116), proses kognitif menerapkan adalah melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam keadaan tertentu. Kategori proses kognitif menerapkan terdiri dari dua proses kognitif, yaitu melaksanakan dan menggunakan.

  a. Melaksanakan Melaksanakan yaitu menerapkan prosedur tertentu sebagai latihan untuk mengerjakan suatu tugas yang sudah dikenali siswa sebelumnya.

  b. Menggunakan Menggunakan yaitu menerapkan prosedur tertentu untuk memecahkan masalah yang belum diketahui sebelumnya.

  3. Proses Kognitif Mencipta Anderson dan Krathwohl (2010:128), menjelaskan bahwa proses kognitif mencipta yaitu menyatukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren atau keseluruhan yang fungsional; menyusun kembali unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu pola atau struktur yang baru.

  Proses kreatif pada kognitif mencipta ini dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

  Menghasilkan yaitu menemukan permasalahan dan merumuskan hipotesis pemecahannya berdasarkan kriteria tertentu.

  b. Merencanakan (mendesain) Membuat rencana yaitu menemukan cara untuk memecahkan masalah atau menjalankan tugas dan membuat rencana langkah-langkahnya.

  c. Memproduksi (mengonstruksi) Memproduksi yaitu melaksanakan rencana pemecahan suatu masalah sesuai kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

  2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar

  1. Hakekat IPA di Sekolah Dasar Kepanjangan dari

  “IPA” adalah Ilmu Pengetahuan Alam (Iskandar, 2011:2). Secara harafiah IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang mempelajari alam secara sistematis.

  Pada dasarnya IPA dibangun atas dasar IPA sebagai suatu proses, sebagai suatu sikap, dan sebagai produk.

  a. IPA sebagai Suatu Proses

  IPA sebagai proses merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda makhluk- makhluk tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Ketrampilan proses IPA dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan berbagai macam masalah di alam.

  b. IPA sebagai Suatu Sikap

  IPA sebagai suatu sikap merupakan sikap yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus dipertahankan seorang ilmuwan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang ilmuwan sering mengambil sikap tertentu untuk mencapai hasil yang diharapkan. Misalnya rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap-sikap tersebut dikenal dengan nama sikap ilmiah.

  IPA sebagai produk merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang secara harafiah merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip- prinsip, dan teori-teori.

  2. Materi Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunakan sumber daya alam” pada kompetensi dasar 7.1 “mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan” (Depdikbud, 2007).

  Berikut ini akan diuraikan materi pelajaran kelas V SD tersebut tentang proses pembentukan tanah karena proses pelapukan. Menurut Hermana (2012:160-163), berdasarkan proses terbentuknya batuan digolongkan menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

  a. Batuan beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.

  Contohnya : batu apung, batu granit, batu obsidian, dan batu basalt.

  b. Batuan sedimen atau endapan Batuan sedimaen atau endapan merupakan batuan yang terjadi karena pelapukan dari batuan yang sudah ada. Batuan yang sudah ada dapat berubah akibat pengaruh perubahan suhu dan pelapukan. Contoh batuan sedimen adalah batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan batu kapur atau batu gamping.

  c. Batu metamorf atau malihan Batuan metamorf atau malihan adalah batu yang mengalami perubahan bentuk oleh berbagai faktor, antara lain suhu dan tekanan yang tinggi, air, dan perubahan kimia yang terjadi dalam kerak bumi. Contohnya: batu marmer dan batu kuarsa.

  Menurut Hermana (2012:163), tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis pelapukan, yaitu pelapukan fisika, pelapukan kimia dan pelapukan biologi (Sunardi, 2005:144).

  1. Pelapukan fisika Menurut Hermana (2012:163), Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin, dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam menyebabkan batuan mudah melapuk. Deburan ombak laut di pantai dapat menghancurkan batuan. Proses hancurnya batuan di tepi pantai akibat antaman ombak disebut abrasi. Sedangkan batuan yang melapuk karena terpaan angina dan gesekan air disebut erosi.

  2. Pelapukan kimia Hermana (2012:163) mengemukakan bahwa pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan yang ada pada benda tertentu.

  3. Pelapukan Biologi Menurut Hermana (2012:164), pelapukan biologi terjadi karena adanya aktivitas tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Akar dari suatu tumbuh- tumbuhan dapat menghancurkan batuan yang kemudian menjadi tanah. Selain itu, aktifitas manusia seperti penggalian barang tambang, pembuatan jalan, dan pendirian bangunan dapat mempercepat proses pelapukan batuan.

  2.1.2 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode mind map dan proses kognitif:

  2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind map Mujahidin (2011) meneliti penerapan model pembelajaran mind mapping dengan metode partisipatori untuk meningkatkan hasil belajar matematika sub pokok bahasan barisan dan deret aritmatika. Populasi dan sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI AP2 semester 1 SMK Teuku Umar Semarang.Hasil

  I-II. Pada siklus I ketuntasan belajar sebesar 64,706% dengan nilai rata-rata 71,91 menjadi 88,235% dengan nilai rata-rata 79,09 pada akhir siklus II.

  Maryudani (2010) meneliti penggunaan teknik mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta. Hasil dari penelitian tindakan ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 80,00 dengan KKM 6,1 pada akhir siklus 2.

  To ’i (2009) meneliti penggunaan mind map yang dapat meningkatkan daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan mind

  

map , peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali kata-kata dengan

lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat meningkat 32 %.

  2.1. 2.2 Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif Wahyuningsih (2009) meneliti perbedaan metode ceramah dengan metode simulasi komputer terhadap hasil belajar fisika yang menekankan aspek kognitif siswa kelas X SMA Negeri I Ngemplak pada pokok bahasan gerak lurus beraturan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ceramah maupun metode simulasi komputer meningkatkan hasil belajar siswa dan nada perbedaan antara metode simulasi komputer dengan metode ceramah yaitu metode simulasi komputer lebih meningkatkan hasil belajar dengan mean 28,6071 dibandingkan metode ceramah dengan mean 22,4286.

  Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata