Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014 - USD Repository

  

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

  Disusun Oleh :

  

Endar Retnowati

091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

  Disusun Oleh :

  

Endar Retnowati

091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

KUPERSEMBAHKAN KARYA KU INI UNTUK :

TUHAN YESUS KRISTUS YANG SELALU

MENYERTAI PERJALANAN HIDUP KU .

KEDUA ORANG TUA KU FX.SUPANGAT DAN

MM.SADINEM YANG TELAH MEMBESARKAN DAN

MENDIDIK KU SAMPAI SAAT INI.

KAKAK

  • KAKAK KU DAN ADEK KU ATAS

    SEGALA DUKUNGAN DAN DOA KALIAN.

DAN SEMUA SAHABAT

  • SAHABAT KU YANG

    MENEMANI PERJALANAN HIDUP KU.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan ssungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.

  Yogyakarta, 29 November 2013 Penulis, Endar Retnowati

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nma : Endar Retnowati NIM : 091414088 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014.

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbebas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 November 2013 Yang menyatakan, Endar Retnowati

  

ABSTRAK

Endar Retnowati. 2013. Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada

Materi Aljabar Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

  Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika SMP Tumbuh Yogyakarta dan (2) mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

  Subyek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, wawancara,dan dokumentasai.

  Hasil dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru telah mempersiapkan perangkat

  • – perangkat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berupa silabus, RPP, program semester dan program tahunan.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru membagi kegiatan pembelajaran dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan yang terdiri dari mempersiapkan peserta didik untuk belajar, pengkondisian kelas dan pemberian apersepsi, tahap inti terdiri dari penyampaian materi, pemberian soal dan diskusi kelas, sedangkan pada tahap penutupan terdiri dari pemberian tugas dan penarikan kesimpulan. latihan guru akan memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakan dengan siswa regular. Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi dengan bentuk ujian tertulis. Guru membuat dua macam soal yang berbeda untuk siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Pada siswa regular guru memberikan 10 soal yang disesuaikan dengan dua indikator yang ingin diukur. Sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus guru memberikan 5 soal dengan indikator operasi penambahan, perkalian, pembagian dan perpangkatan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

  Hasil belajar siswa setelah mengikuti evaluasi dari 10 siswa regular yang mengikuti ujian, 3 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 90, 72, 72 dan 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55, 63, 17, 61, 35, 42, 40 sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus hanya satu siswa yang mengikuti ujian dan nilainya telah mencapai batas minimum KKM yaitu 70. Rata

  • – rata nilai kelas terbilang rendah yaitu 56,09. Siswa lebih menguasai materi perpangkatan dari pada materi lainnya, hal ini terlihat dari hasil perolehan rata – rata skor soal pada tahap evaluasi.

  Kata Kunci : Tahap Perencanaan pembelajaran, Tahap Pelaksanaan pembelajaran,

  

ABSTRACT

Endar Retnowati. 2013.Mathematic learning process and students’ learning

reports in algebra of VIII B class in inclusive school of TUMBUH juniorhigh

school Yogyakarta in 2013/2014. Mathematics and Natural Sciences Education

Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma

University. Yogyakarta.

  This research aims to (1) know the learning process conducted by the mathematics teacher in TUMBUH junior high school Yogyakarta and (2) know the students‟ result on learning mathematics.

  These research subjects are the mathematics teacher and VIII B students of Tumbuh Junior High SchoolYogyakarta in 2013/2014. This research uses descriptive qualitative method. The data collections are gathered through the direct observation, interview, and documentation.

  The result of this research is the learning process conducted by the mathematics teacher which consists of 3 steps. Those are lesson plan, lesson plan application, and evaluation.In lesson plan step, teacher has prepared the learning instruments based on the achieving goals, such asthe syllabus, lesson plan, semester program, and yearly program. In the next step, teacher attempts to apply the lesson plan. Teacher divides the learning process into 3 parts. Those are pre-activity, whilst activity, and post-activity. Pre- activity includes preparing students‟ readiness to learn,controlling the class, and giving apperception. Whilst activity includes delivering materials, giving exercises, and class discussion. Meanwhile, the post- activity includes giving homework and drawing conclusion. In evaluation step, teacherassesses the students through the written assessment. Teacher provides two different exercisesfor the reguler studentsand the students with particular needs. For regular students, teacher gives 10 exercises which is adjusted to the indicators which is going to be measured. In other hand, for students with particular needs, teacher gives 5 exercises emphasizing on adding, times, dividing, and degrees that have been adjusted to the students‟ abilty.

  After having evaluated, the learning result of the regular students shows that 3 of 10 students get marks above the passing grade, which are 90, 72, and 72. The other 7 students get the marksbelow the passing grade, which are 55,63,17,61,35,42, and

40. Nevertheless,for the particular needs students, only 1 student who has participated on the test and passes it with score 70. The class score average is low, which is 56,09.

  Students are more comprehend about degree material than others. This is obviously figured out from the average score in the evaluation.

  

Key word :Lesson plan step, Lesson plan aplication step, Evaluation step, Learning

result.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014

  ” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Selama penyususnan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Tuahan Yesus Kristus atas segala berkat dan pertolongan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

  2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Drs. A. Atmadi., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

  5. Ibu Veronika Fitri R., S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas pimbingannya dan kesabarannya dalam membimbing peneliti selama peroses pembuatan skripsi.

  6. Ibu Sari Oktafiana, S. Sos selaku Kepala Sekolah SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

  7. Ibu Purwanti Retno Yuliastuti, S. Pd selaku Guru bidang studi matematika SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.

  8. Siswa – siswi kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

  9. Dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  10. Kedua orang tua saya F.X. Supangat dan M.M.Sadinem serta kakak dan adik dan semua keluarga yang telah memberi dukungan dan doa bagi penulis.

  11. Teman – teman yang telah membatu dalam pelaksanaan penelitian Yashinta Rizky Kusumastuti, Cornelius Raditya Agung Saputra, Yusup Wibisono, Dedy Lucky, FX.Made Setianto teman sekelompok bimbingan skripsi, teman

  • – teman Pendidikan Matematika angkatan 2009. Terimaksih untuk kebersamaannya selama ini, doa dan juga dukungan kalian selama ini.

  12. Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telahdiberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dalam ilmu pengetahuan pada umumnya.

  Yogyakarta, 29 November 2013 Penulis

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL

  TABEL IV.1 Waktu pelaksanaan penelitian ................................

  DAFTAR GAMBAR

  

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sumber

  daya alam dan sekaligus menjadi negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh negara kita tetapi pada kenyataannya Indonesia menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan negara kita menjadi salah satu negara yang kurang maju diantaranya adalah kualitas dari sumber daya manusia. Penduduk Indonesia dilihat dari segi kuantitascenderung lebih unggul tetapi dari segi kualitas sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

  Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia), salah satu peran pendidikan adalah mampu membentuk pola pikir seseorang menjadi lebih cerdas dan mampu meningkatkan potensi yang tersimpan didalam diri. Pendidikan sangat berperan dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka dari itu seluruh negara yang ada di dunia ini mewajibkan seseorang harus menempuh jenjang pendidikan sampai batas tertentu sebagai salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap

  • – individu.Jenjang pendidikan dimulai dari jenjang pra_sekolah, taman kanak kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan
sampai keperguruan tinggi. Menurut Undang

  • – Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  Melihat dari pentingnya pendidikan bagi setiap individu saya mencoba untuk lebih jauh melihat bagaimana sebenarnya proses pembelajaran yang berlangsung disebuah sekolah, oleh karna itu saya mencoba menemukan sebuah lembaga pendidikan yang resmi berdiri sebagai salah satu sekolah formal yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu SMP Tumbuh salah satu sekolah menengah pertama yang menghargaidan menghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya, ekonomi, dan anak berkebutuhan khusus.

  Sekolah menengah pertama Tumbuh (SMP Tumbuh) yang terletak di jalan Amri Yahya 1, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta merupakan sekolah inklusif yang menerapkan prinsip Education for All, menghargai danmenghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya dan ekonomi memiliki tujuan memfasilitasi siswa dengan mendorong anak untuk menjadi manusia pembelajar dan terus tertarik belajar secara antusias, Mind On : mendorong anak untuk terus berpikir, memiliki rasa ingin tau yang kuat, memecahkan persoalan, berpikir kritis dan tertantang untuk melakukan inovasi, dan Heart On : mendorong anak untuk menjadi reflektif dan memiliki kepekaan atas dunia yang terus berubah dan peduli lingkungan. Kurikulum yang digunakan sekolah ini adalah kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar kompetensi lulusan SMP sesuai dengan aturan Permendiknas Nomer 23 Tahun 2006 dengan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran Math (matematika), science(ilmu alam)and English(bahasa inggris).

  Sekolah ini merupakan sekolah yang berbeda dari sekolah lainnya, perbedaan ini terlihat dengan adanya penggunaan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran Mathematic, science and Englishdan merupakan salah satu sekolah inklusi dimana dalam proses pembelajaran di kelas terdapat dua macam siswa yang memiliki kebutuhan berbeda yaitu siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus.Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian khususnya pada proses pembelajaran matematika dan bagaimana dengan hasil belajar yang di peroleh siswa setelah mengikuti prosespembelajarantersebut.

  Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi.Matematika penyelesaiannya. Kata matematika berasal dari bahsa Yunani yaitu mathematika yang berarti studi besaran, ruang, struktur dan perubahan.

  Bagi siswa penguasaan matematika akan menjadi sarana yang ampuh sebagai penunjang mempelajari mata pelajaran yang lain karena matematika membentuk kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, serta dinamis, sehingga manusia mampu menemukan dan menentukan ide-ide baru yang berguna bagi kepentingan teknologi dalam peranan bagi manusia. Matematika adalah pelajaran wajib, matematika lebih mudah diingat apabila siswa belajar secara bermakna, yang dimaksud pembelajaran secara bermakna yaitu siswa dapat mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya.

  Sudah menjadi rahasia umum bahwa cabang ilmu pengetahuan matematika merupakan salah satu yang dianggap sulit. Bagi siswa matematika merupakan pelajaran tersulit yang mereka harus kuasai.

  Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengamati proses pembelajaran matematika yang berlangsung di SMP Tumbuh yang mengunakan dua kurikulum yaitu KTSP dan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada matapelajaran Mathematic(matematika), science(ilmu alam) dan English(bahasa inggris) dan merupakan salah satu sekolah inklusi.Peneliti juga ingin melihat bagaiman hasil belajar yang di peroleh siswa.

  B. Batasan Masalah

  Penelitian ini dibatasi pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi yang dilakukan dan hasil belajar siswa di sekolah inklusif SMP TumbuhYogyakarta pada materi aljabartahun ajaran 2013/2014.

  C. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimanakah proses pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pada pokok bahasan aljabar yang diterapkan di SMP Tumbuh? 2. Bagaimanakah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada pokok bahsan aljabar?

  D. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan adalah : 1.

  Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru SMP Tumbuh.

  2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilihat dari hasil pengamatan dan penelitian observer.

  E. Manfaat Penelitian

  Dengan melakukan penelitian ini saya berharap ada manfaat yang dapat dirasakan bagi siswa, pihak sekolah, dan bagi saya sendiri. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Bagi pihak Sekolah dan siswa : 1.

  Dengan mengetahui tingkat keefektifan proses pembelajaran, diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang membangun bagi perkembangan sekolah.

  2. Dengan mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa, diharapkan pihak

  • – sekolah bisa mendapat informasi yang terbaru mengenai kemajuan siswa siswanya.

  3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pendidik dapat melihat kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan sistem pembelajaran yang digunakan.

  Bagi peneliti : Peneliti dapat menambah wawasan mengenai sistem pembelajaran yangbaik diterapkan bagi siswa

  • – siswa sekolah menegah pertama. Bagi pembaca :

  Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan salah satu referensi bagi pembaca mengenai cara pembelajaran yang bisa diterapkan pada siswa sekolah menengah pertama.

F. Batasan Istilah 1.

  Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan seorang guru atau pembimbing dalam suatu kegiatan belajar yang yang melibatkan peserta didik melalui beberapa tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

  a.

  Tahap persiapan : tahap dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan yang akan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung b. Tahap pelaksanaan : tahap dimana guru mempraktekkan segala yang telah direncanakannya.

  c.

  Tahap evaluasi:suatu kegiatan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

  2. Hasil belajar siswa Hasil Belajar Siswa adalah seberapa jauh siswa dapat menangkap materi yangtelah disampaikan oleh guru dan tingkat pemahaman siswa yang dapat diukur dengan mengunakan tes, melalui tes ini dapat diketahui seberapa jauh siswa memahami materi dari nilai yang diperoleh.

  3. Materi Aljabar Materi aljabar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pada: Standar kompentensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

  Dengan mengambil kompetensi dasar yaitu :

  1.1 Melakukan operasi aljabar

  1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor

  • – faktornya

4. Sekolah Inklusi

  Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu system persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama

  • – sama mengembangkan potensi masing - masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

  perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, ketrampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek

  • – aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar(Trianto: 1989)

  Teori belajar menurut para ahli yang dikutip dari Trianto: 1989, dalam bukunya yang berjudul

  “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif adalah sebagai berikut : 1.

  Anthoni Robbins Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu : a.

  Penciptaan hubungan, b. Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami.

  c.

  Sesuatu (pengetahuan) yang baru Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar

  • – benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

  2. Jerome Brunner Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya.

  3. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

  4. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 Belajar adalah sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

  Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan yang sengaja dilakukan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan terjadi akibat adanya aktifitas atau latihan yang dilakukan dan memiliki keterkaitan antara dau hal yaitu mengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru.

B. Pembelajaran ,

  1. pembelajaran sebagai suatu proses Menurut M.Asrori Ardiansyah(2011) kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Berikut adalah penjelasan pada tiap tahapnya menurut M.Asrori Ardiansyah (2011).

  a.

  Tahap Perencanaan Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.

  Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

  Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.

  Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan di gunakan. Fungsi perencanaa sebagai berikut :

  1) Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.

  2) Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.

3) Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.

  4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.

  5) Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.

  6) Menetapkan tolak ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.

  b.

  Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas desain perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.

  Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:

  1) Aspek pendekatan dalam pembelajaran

  Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran akan bersifat multi pendekatan.

  2) Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran

  Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri.Strategi pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.Terkait dengan pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran.Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis untuk kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas yang dilakukan guru- murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari suatu tindakan guru dan siswa dalam pembelajaran aktual di kelas.

3) Aspek Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran

  Aktualisasi pembelajaran berbentuk serangkaian interaksi dinamis antara guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya dapat mengambil berbagai cara. Cara interaksi guru- murid atau murid dengan lingkungan belajarnya tersebut dinamakan metode.

  Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan berceramah, berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain- lain. teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap pelaksanaan metode pembelajaran.

4) Prosedur Pembelajaran

  Pembelajaran dari sisi proses keberlangsungannya, terjadi dalam bentuk serangkaian kegiatan yang berjalan secara bertahap.

  Kegiatan pembelajaran berlangsung dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten. Tahapan pembelajaran yang konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran tersebut merupakan prosedur pembelajaran.

  c.

  Tahap Evaluasi Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:

  1) Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;

  2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.

  Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.

  Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan sebagai berikut: “Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan”.

  Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus: a)

  Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);

  b) Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);

  c) Menunjukkan objektivitas (perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);

d) Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.

2. Menurut Daryanto dan Muljo (2012) dalam bukunya yang berjudul

  „Model Pembeajaran Inovatif‟, pembelajaran merupakan akumulasi dari

  konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktifitas subyek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu system, sehingga dalam system belajar ini terdapat komponen

  • – komponen siswa atau pesrta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas atau prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Daryanto dan Muljo mengungkapakan bahwa dalam pembelajaran terdapat empat unsur yaitu persiapan, penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil. Empat unsur yang dikemukakan Daryanto dan Muljo sebagai berikut :

  1) Persiapan

  Tahap pesiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Tujuan pada tahap ini yaitu untuk menimbulkan minat peserta belajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan dalam situasi optimal untuk belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan sugesti positif, memberikan pernyataan yang memberikan manfaat, memberikan tujuan yang jelas dan bermakna. Tahap ini bertujuan membangkitkan rasa ingin tahu, menciptakan lingkungan fisik, emosional, sosial yang positif.

  2) Penyampaian

  Tahap ini dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti pertemuan, dimana fasilitator dapat memimpin, tetapi peserta belajar yang harus menjalani pertemuan itu.

  Pembelajaran berasal dari keterlibatan aktif dan penuh seseorang peserta belajar dengan pelajaran dan bukan dari mendengarkan presentasi dari guru saja, belajar adalah menciptakan pengetahuan bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata

  • – mata untuk menggawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama. Tahap penyampain dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta belajar dalam menciptakan pengetahuan disetiap langkahnya. Sedangkan tujuan tahap penyampain adalah membantu peserta belajar nenemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar.

  3) Pelatihan

  Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Peranan instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan kata lain tugas instruktur atau pendidik adalah menyusun konteks tempat peserta belajar dapat menciptakan isi yang bermakna mengenai materi belajar yang sedang dibahas.

  Peranan instruktur adalah mengajak peserta belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka mmadukannya kedalam struktur pengetahuan makna dan ketrampilan internal yang tertanam didalam diri. Tujuan tahap ini adalah membantu peserta belajar mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara.

  4) Penampilan hasil

  Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Tahap ini membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Dari teori tentang pembelajaran yang telah disampaikan oleh Daryanto dan Muljo (2012) dan M.Asrori Ardiansyah (2011) , peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam pembelajaran, tiga tahap itu diantaranya adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

C. Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus

  (Deshler dan Lenz, 1989) The University of Kansas Center for telah mengembangkan pendekatan strategi

  Research on Learning

  pembelajaran dalam mengajar siswa berkebutuhan khusus, meliputi mencari dan memantapkan kekuatan siswa, menyediakan struktur dan petunjuk yang jelas serta memastikan bahwa siswa memahami harapan anda, bersikap flaksibel dengan prosedurdi ruang kelas (misalnya pemakaian recorderdan kalkulator), menggunakan materi yang dapat di korelasikan sendiri yang memungkinkan adanya umpan balik langsung, menggunakan computer dan teknologi lainnya, dan bersikap lebih sabar dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Pendekatan ini mengajarkan siswa cara

  • – cara dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran
  • – serta dapat memebantu guru mengetahui cara menggubah lingkungan lingkungan kelas dalam membantu siswa. Pendekatan yang lain meliputi pemberian tugas-tugas agar dapat dipelajari dengan memberikan langkah – langkah yang jelas, sederhana dan berurut.

  (Larrivee, 1985) Mengidentifikasi sifat

  • – sifat guru dan kondisi –
  • – kondisi kelas yang dapat membawa ke arah penyatuan efektif siswa siswa penyandang hambatanmeliputi :
a.

  Manajemen dan disiplin kelas

  • – Guru dan siswa menggunkan waktu secara efektif, siswa siswa tidak menunggu untuk meminta bantuan dan guru jarang melakukan hukuman.

  b.

  Umpan balik selama pengajaran Guru memberikan umpan balik positif bagi siswa untuk mendapatkan sikap dan prestasi yang layak, guru menghindari umpan balik yang negatif kepada siswa dan menghindari kritik kepada siswa dan tugas mereka.

  c.

  Pengembangan pengajaran yang tepat Guru memberikan tugas

  • –tugas dengan tingkat kesulitan yang layak bagi siswa dan guru berusaha menjalin interaksi yang positif yang berhubungan dengan tugas mereka.

  d.

  Suasana pengajaran yang kondusif Guru melakukan penanganaan yang mendukung dari pada menuduh, guru merespon dengan perhatian dan pemahaman kepada siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang lebih rendah dan guru lebih mendukung apabila siswa memiliki suatu masalah pembelajaran.

D. Sekolah Inklusi

  Menurut Parwoto (2007) hak setiap anak atas pendidikan dinyatakan dalam deklarasi universal tentang hak asasi manusia dan secara kuat dipertegas oleh deklarasi dunia tentang pendidikan untuk semua (Education for all), setiap penyandang cacat berhak menyatakan keinginananya sehubungan dengan pendidikannya sejauh hal tersebut dapay dipahami.

  David Smith (2006) juga mengtakan dengan adanya program inklusi kiranya dapat meminimalkan jumlah mereka yang tidak sekolah. Program ini bertujuan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajar. Inklusi ialah program pendidikan yang mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ideologi pendidikan inklusi diperkenalkan secara internasional dalam konfrensi dunia tahun 1994 oleh UNESCO do Salamanca Spanyol, dalam pernyataannya ditegaskan komitmen terhadap pendidikan untuk semua yaitu pentingnya memberikan pendidikan bagi anak, remaja dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam Sistem pendidikan regular dan menyetujui suatu kerangka aksi mengenai pendidikan kebutuhan khusus. Pada tahun 1975 ketertarikan dan komitmen kogres bagi pendidikan khusus menampakkan titik terang, sehingga mengeluarkan UU yang memberikan fondasi dasar bagi pendidikan ABK. UU tersebut adala h „Education of all handicapped children act‟ , bahwa layanan pendidikan yang layak diberikan bagi seluruh anak berkelainan dan akan disediakan dana khusus bagi penerapan layanan tersebut.

  Menurut Hapsari (2011) mengemukakan bahwa sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama

  • – sama mengembangkan potensi masing - masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.

  Setiap anak hakekatnya berbeda satu dengan yang lain, baik kemampuan di bidang akademik maupun di bidang non-akademik.

  Kenyataan ini mengharuskan pendidik perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan peserta didik ketika mengembangkan kurikulum dan merancang pembelajaran.

  Menurut Hapsari (2011) kurikulum regular hanya cocok untuk anak normal dan memiliki kemampuan homogen. Bagi ABK di sekolah inklusi seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK.Di sekolah inklusi terdapat kurikulum regular atau KTSP dan IEP (Individualized Educational

  Program) atau PPI (Program Pembelajaran Individual) yang dikembang-

  Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah suatu program pembelajaran yang disusun untuk membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya. Program ini terbagi atas dua hal yaitu Program jangka panjang dan program jangka pendek (Sunardi, 2003). Dalam program pembelajaran individual, mencakup kurikulum dan penempatan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, serta berbagai aspek yang terkait orang tua dan lembaga yang terkait (Amin,1995).

  PPI dikembangkan khusus untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, yang penyusunannya melibatkan guru, orang tua dan para ahli yang terkait. Di dalam PPI menyatakan di mana anak berada, ke mana tujuannya, bagaimana mencapai tujuan itu, dan bagaimana menyatakan pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian PPI dikembangkan dengan mencocokkan antara kemampuan dengan kebutuhan anak (Sunardi, 2003).Biasanya dalam satu tahun pelajaran pelaksanaan program pembelajaran individual dibagi dalam beberapa periode. Periode ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan, misalnya tiga bulan sekali. Periode ini sifatnya fleksibel sehingga apabila memungkinkan adanya perubahan terhadap pelaksanaan program pembelajaran individual, maka guru dapat melakukan perubahan sehingga dapat membantu peserta didik berkebutuhan khusus walaupun periode tersebut belum berakhir. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan PPI telah berhasil atau belum, maka perlu diadakan evaluasi.

E. Hasil belajar 1.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan baru.

  2. Gagne (1988) mengemukakan ada lima hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu diantaranya bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. MenurutGagne penampilan

  • – penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan, ada lima kemampuan sebagai hasil belajar dari sebuah pengajaran dan kemampuan itu perlu dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia dan juga karena kondisi
  • – kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda. Adapun kelima macam kemampuan itu menurut Gagne adalah : a.

  Ketrampilan intelektual Ketrampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan symbol

  • – symbol atau gagasan
  • – gagasan. Aktifitas belajar ketrampilan intelektual ini sudah dimulai sejak tingkat pertama sekolah dasar dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang. Banyak
sekali jumlah ketrampilan intelektual yang di pelajari oleh seseorang. Ketrampilan

  • – ketrampilan intelektual itu untuk bidang studi apapun dapat digolongkan berdasarkan kompleksitasnya. Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang, untuk
  • >– memecahkan masalah dalam belajar siswa perlu mempelajari aturan aturan atau konsep
  • – konsep tingkat tinggi yaitu aturan – aturan yang kompleks, untuk memperoleh at
  • – aturan ini siswa sudah harus
  • – belajar beberapa konsep konkret dan untuk mempelajari konsep konsep ini siswa harus menguasai diskriminasi. Diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respon yang berbeda terhadap stimulus
  • – stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik. Diskrit merupakan ketrampilan intelektual yang paling dasar.

  b.

Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran yang menggunakan teori Van Hiele ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa pada materi segitiga di kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 0 376

Pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada pokok bahasan operasi aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II tahun ajaran 2016/2017.

0 0 193

Pengaruh motivasi belajar dan sikap belajar siswa terhadap hasil belajar matematika dalam pokok bahasan aljabar pada siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 188

Peningkatan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran materi operasi aljabar dengan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri tahun ajaran 2014/2015.

0 0 222

Hubungan antara kemampuan keruangan dan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

0 0 109

Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014.

0 0 232

Peningkatan hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran materi operasi aljabar dengan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VIII SMP N 2 Imogiri tahun ajaran 2014 2015

0 0 220

Hubungan antara kecerdasan emosi dan akses belajar matematika di luar sekolah dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 154

Keefektifan penggunaan modul dalam pembelajaran matematika pada materi peluang terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 1 364

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul - USD Repository

0 0 142