Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014.

(1)

Endar Retnowati. 2013. Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika SMP Tumbuh Yogyakarta dan (2) mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

Subyek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, wawancara,dan dokumentasai.

Hasil dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru telah mempersiapkan perangkat – perangkat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berupa silabus, RPP, program semester dan program tahunan.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru membagi kegiatan pembelajaran dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan yang terdiri dari mempersiapkan peserta didik untuk belajar, pengkondisian kelas dan pemberian apersepsi, tahap inti terdiri dari penyampaian materi, pemberian soal dan diskusi kelas, sedangkan pada tahap penutupan terdiri dari pemberian tugas dan penarikan kesimpulan. latihan guru akan memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakan dengan siswa regular. Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi dengan bentuk ujian tertulis. Guru membuat dua macam soal yang berbeda untuk siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Pada siswa regular guru memberikan 10 soal yang disesuaikan dengan dua indikator yang ingin diukur. Sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus guru memberikan 5 soal dengan indikator operasi penambahan, perkalian, pembagian dan perpangkatan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Hasil belajar siswa setelah mengikuti evaluasi dari 10 siswa regular yang mengikuti ujian, 3 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 90, 72, 72 dan 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55, 63, 17, 61, 35, 42, 40 sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus hanya satu siswa yang mengikuti ujian dan nilainya telah mencapai batas minimum KKM yaitu 70. Rata – rata nilai kelas terbilang rendah yaitu 56,09. Siswa lebih menguasai materi perpangkatan dari pada materi lainnya, hal ini terlihat dari hasil perolehan rata – rata skor soal pada tahap evaluasi.

Kata Kunci : Tahap Perencanaan pembelajaran, Tahap Pelaksanaan pembelajaran, Tahap Evaluasipembelajaran, Hasil Belajar


(2)

ABSTRACT

Endar Retnowati. 2013.Mathematic learning process and students’ learning reports in

algebra of VIII B class in inclusive school of TUMBUH juniorhigh school Yogyakarta in 2013/2014. Mathematics and Natural Sciences Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This research aims to (1) know the learning process conducted by the mathematics teacher in TUMBUH junior high school Yogyakarta and (2) know the students’ result on learning mathematics.

These research subjects are the mathematics teacher and VIII B students of Tumbuh Junior High SchoolYogyakarta in 2013/2014. This research uses descriptive qualitative method. The data collections are gathered through the direct observation, interview, and documentation.

The result of this research is the learning process conducted by the mathematics teacher which consists of 3 steps. Those are lesson plan, lesson plan application, and evaluation.In lesson plan step, teacher has prepared the learning instruments based on the achieving goals, such asthe syllabus, lesson plan, semester program, and yearly program. In the next step, teacher attempts to apply the lesson plan. Teacher divides the learning process into 3 parts. Those are pre-activity, whilst activity, and post-activity. Pre-activity includes preparing students’ readiness to learn,controlling the class, and giving apperception. Whilst activity includes delivering materials, giving exercises, and class discussion. Meanwhile, the post-activity includes giving homework and drawing conclusion. In evaluation step, teacherassesses the students through the written assessment. Teacher provides two different exercisesfor the reguler studentsand the students with particular needs. For regular students, teacher gives 10 exercises which is adjusted to the indicators which is going to be measured. In other hand, for students with particular needs, teacher gives 5 exercises emphasizing on adding, times, dividing, and degrees that have been adjusted to the students’ abilty.

After having evaluated, the learning result of the regular students shows that 3 of 10 students get marks above the passing grade, which are 90, 72, and 72. The other 7 students get the marksbelow the passing grade, which are 55,63,17,61,35,42, and 40. Nevertheless,for the particular needs students, only 1 student who has participated on the test and passes it with score 70. The class score average is low, which is 56,09. Students are more comprehend about degree material than others. This is obviously figured out from the average score in the evaluation.


(3)

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Endar Retnowati 091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Endar Retnowati 091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

KUPERSEMBAHKAN KARYA KU INI UNTUK :

TUHAN YESUS KRISTUS YANG SELALU

MENYERTAI PERJALANAN HIDUP KU .

KEDUA ORANG TUA KU FX.SUPANGAT DAN

MM.SADINEM YANG TELAH MEMBESARKAN DAN

MENDIDIK KU SAMPAI SAAT INI.

KAKAK

KAKAK KU DAN ADEK KU ATAS

SEGALA DUKUNGAN DAN DOA KALIAN.

DAN SEMUA SAHABAT

SAHABAT KU YANG


(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan ssungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.

Yogyakarta, 29 November 2013 Penulis,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nma : Endar Retnowati

NIM : 091414088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbebas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 November 2013 Yang menyatakan,


(10)

vii

ABSTRAK

Endar Retnowati. 2013. Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika SMP Tumbuh Yogyakarta dan (2) mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

Subyek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, wawancara,dan dokumentasai.

Hasil dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru telah mempersiapkan perangkat – perangkat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berupa silabus, RPP, program semester dan program tahunan.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru membagi kegiatan pembelajaran dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan yang terdiri dari mempersiapkan peserta didik untuk belajar, pengkondisian kelas dan pemberian apersepsi, tahap inti terdiri dari penyampaian materi, pemberian soal dan diskusi kelas, sedangkan pada tahap penutupan terdiri dari pemberian tugas dan penarikan kesimpulan. latihan guru akan memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakan dengan siswa regular. Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi dengan bentuk ujian tertulis. Guru membuat dua macam soal yang berbeda untuk siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Pada siswa regular guru memberikan 10 soal yang disesuaikan dengan dua indikator yang ingin diukur. Sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus guru memberikan 5 soal dengan indikator operasi penambahan, perkalian, pembagian dan perpangkatan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Hasil belajar siswa setelah mengikuti evaluasi dari 10 siswa regular yang mengikuti ujian, 3 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 90, 72, 72 dan 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55, 63, 17, 61, 35, 42, 40 sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus hanya satu siswa yang mengikuti ujian dan nilainya telah mencapai batas minimum KKM yaitu 70. Rata – rata nilai kelas terbilang rendah yaitu 56,09. Siswa lebih menguasai materi perpangkatan dari pada materi lainnya, hal ini terlihat dari hasil perolehan rata – rata skor soal pada tahap evaluasi.

Kata Kunci : Tahap Perencanaan pembelajaran, Tahap Pelaksanaan pembelajaran, Tahap Evaluasipembelajaran, Hasil Belajar


(11)

viii

ABSTRACT

Endar Retnowati. 2013.Mathematic learning process and students’ learning reports in algebra of VIII B class in inclusive school of TUMBUH juniorhigh school Yogyakarta in 2013/2014. Mathematics and Natural Sciences Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This research aims to (1) know the learning process conducted by the mathematics teacher in TUMBUH junior high school Yogyakarta and (2) know the

students‟ result on learning mathematics.

These research subjects are the mathematics teacher and VIII B students of Tumbuh Junior High SchoolYogyakarta in 2013/2014. This research uses descriptive qualitative method. The data collections are gathered through the direct observation, interview, and documentation.

The result of this research is the learning process conducted by the mathematics teacher which consists of 3 steps. Those are lesson plan, lesson plan application, and evaluation.In lesson plan step, teacher has prepared the learning instruments based on the achieving goals, such asthe syllabus, lesson plan, semester program, and yearly program. In the next step, teacher attempts to apply the lesson plan. Teacher divides the learning process into 3 parts. Those are pre-activity, whilst activity, and post-activity. Pre-activity includes preparing students‟ readiness to learn,controlling the class, and giving apperception. Whilst activity includes delivering materials, giving exercises, and class discussion. Meanwhile, the post-activity includes giving homework and drawing conclusion. In evaluation step, teacherassesses the students through the written assessment. Teacher provides two different exercisesfor the reguler studentsand the students with particular needs. For regular students, teacher gives 10 exercises which is adjusted to the indicators which is going to be measured. In other hand, for students with particular needs, teacher gives 5 exercises emphasizing on adding, times, dividing, and degrees that have been

adjusted to the students‟ abilty.

After having evaluated, the learning result of the regular students shows that 3 of 10 students get marks above the passing grade, which are 90, 72, and 72. The other 7 students get the marksbelow the passing grade, which are 55,63,17,61,35,42, and 40. Nevertheless,for the particular needs students, only 1 student who has participated on the test and passes it with score 70. The class score average is low, which is 56,09. Students are more comprehend about degree material than others. This is obviously figured out from the average score in the evaluation.

Key word :Lesson plan step, Lesson plan aplication step, Evaluation step, Learning result.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunianya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyususnan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuahan Yesus Kristus atas segala berkat dan pertolongan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Atmadi., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Alam,

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

5. Ibu Veronika Fitri R., S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas pimbingannya dan kesabarannya dalam membimbing peneliti selama peroses pembuatan skripsi.

6. Ibu Sari Oktafiana, S. Sos selaku Kepala Sekolah SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Ibu Purwanti Retno Yuliastuti, S. Pd selaku Guru bidang studi matematika SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan


(13)

x

8. Siswa – siswi kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Kedua orang tua saya F.X. Supangat dan M.M.Sadinem serta kakak dan adik dan semua keluarga yang telah memberi dukungan dan doa bagi penulis.

11.Teman – teman yang telah membatu dalam pelaksanaan penelitian Yashinta Rizky Kusumastuti, Cornelius Raditya Agung Saputra, Yusup Wibisono, Dedy Lucky, FX.Made Setianto teman sekelompok bimbingan skripsi, teman – teman Pendidikan Matematika angkatan 2009. Terimaksih untuk kebersamaannya selama ini, doa dan juga dukungan kalian selama ini.

12.Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telahdiberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dalam ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 November 2013


(14)

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

BAB II ... 9

A. Belajar ... 9

B. Pembelajaran ... 11

C. Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus ... 20

D. Sekolah Inklusi ... 22

E. Hasil belajar ... 25


(15)

xii

G. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Subjek dan setting penelitian ... 40

C. Waktu Penelitian ... 40

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data ... 42

F. Langkah – langkah penelitian ... 44

BAB IV ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Analisis ... 116

C. Pembahasan ... 123

BAB V ... 134

A. Kesimpulan ... 134

B. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL IV.1 Waktu pelaksanaan penelitian ... 49

TABEL IV. 2 Lembar observasi pengamatan I ... 62

TABEL IV. 3 Lembar observasi pengamatan II ... 52

TABEL IV. 4 Lembar observasi pengamatan III ... 77

TABEL IV. 5 Lembar observasi pengamatan IV... 83

TABEL IV. 6 Operasi Perkalian Bentuk Aljabar ... 86

TABEL IV. 7 Lembar observasi pengamatan V ... 88

TABEL IV. 8 Lembar observasi pengamatan VI ... 93

TABEL IV. 9 Lembar observasi pengamatan VII ... 96

TABEL IV. 10 Lembar Observasi Pengamatan VIII ... 99


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 ... 123

Gambar. 2 ... 227

Gambar. 3 ... 227

Gambar. 4 ... 227

Gambar. 5 ... 227


(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelit ... 142

Lampiran 2. Surat Keterangan dari SMP Tumbuh Yogyakarta ... 143

Lampiran 3. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan I ... 144

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan II ... 147

Lampiran 5. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan III ... 150

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan IV ... 153

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan V ... 156

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan VI ... 159

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan VII ... 162

Lampiran 10. Lembar Observasi dalam Tahap Evaluasi pada Pengamatan VIII ... 165

Lampiran 11. Hasil Evaluasi Siswa 1 ... 167

Lampiran 12. Hasil Evaluasi Siswa 2 ... 169

Lampiran 13. Hasil Evaluasi Siswa 3 ... 171

Lampiran 14. Hasil Evaluasi Siswa 4 ... 173

Lampiran 15. Hasil Evaluasi Siswa 5 ... 175

Lampiran 16. Hasil Evaluasi Siswa 6 ... 177

Lampiran 17. Hasil Evaluasi Siswa 7 ... 179

Lampiran 18. Hasil Evaluasi Siswa 8 ... 181

Lampiran 19. Hasil Evaluasi Siswa 9 ... 183

Lampiran 20. Hasil Evaluasi Siswa 10 ... 185


(19)

xvi

Lampiran 22. Transkrip Video Pembelajran ... 189

Lampiran 23. Silabus SMP Tumbuh Yogyakarta ... 223

Lampiran 24. Rencana Proses Pembelajaran ... 224


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan sekaligus menjadi negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh negara kita tetapi pada kenyataannya Indonesia menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan negara kita menjadi salah satu negara yang kurang maju diantaranya adalah kualitas dari sumber daya manusia. Penduduk Indonesia dilihat dari segi kuantitascenderung lebih unggul tetapi dari segi kualitas sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia), salah satu peran pendidikan adalah mampu membentuk pola pikir seseorang menjadi lebih cerdas dan mampu meningkatkan potensi yang tersimpan didalam diri. Pendidikan sangat berperan dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka dari itu seluruh negara yang ada di dunia ini mewajibkan seseorang harus menempuh jenjang pendidikan sampai batas tertentu sebagai salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap individu.Jenjang pendidikan dimulai dari jenjang pra_sekolah, taman kanak – kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan


(21)

sampai keperguruan tinggi. Menurut Undang – Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Melihat dari pentingnya pendidikan bagi setiap individu saya mencoba untuk lebih jauh melihat bagaimana sebenarnya proses pembelajaran yang berlangsung disebuah sekolah, oleh karna itu saya mencoba menemukan sebuah lembaga pendidikan yang resmi berdiri sebagai salah satu sekolah formal yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu SMP Tumbuh salah satu sekolah menengah pertama yang menghargaidan menghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya, ekonomi, dan anak berkebutuhan khusus.

Sekolah menengah pertama Tumbuh (SMP Tumbuh) yang terletak di jalan Amri Yahya 1, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta merupakan sekolah inklusif yang menerapkan prinsip Education for All, menghargai danmenghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya dan ekonomi memiliki tujuan memfasilitasi siswa dengan pembelajaran untuk membentuk karakter Hands On : memfasilitasi dan


(22)

mendorong anak untuk menjadi manusia pembelajar dan terus tertarik belajar secara antusias, Mind On : mendorong anak untuk terus berpikir, memiliki rasa ingin tau yang kuat, memecahkan persoalan, berpikir kritis dan tertantang untuk melakukan inovasi, dan Heart On : mendorong anak untuk menjadi reflektif dan memiliki kepekaan atas dunia yang terus berubah dan peduli lingkungan. Kurikulum yang digunakan sekolah ini adalah kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar kompetensi lulusan SMP sesuai dengan aturan Permendiknas Nomer 23 Tahun 2006 dengan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran

Math(matematika), science(ilmu alam)and English(bahasa inggris).

Sekolah ini merupakan sekolah yang berbeda dari sekolah lainnya, perbedaan ini terlihat dengan adanya penggunaan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran Mathematic, science and Englishdan merupakan salah satu sekolah inklusi dimana dalam proses pembelajaran di kelas terdapat dua macam siswa yang memiliki kebutuhan berbeda yaitu siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus.Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian khususnya pada proses pembelajaran matematika dan bagaimana dengan hasil belajar yang di peroleh siswa setelah mengikuti prosespembelajarantersebut.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi.Matematika adalah suatu ilmu pasti atau eksak yang mempunyai rumus-rumus dalam


(23)

penyelesaiannya. Kata matematika berasal dari bahsa Yunani yaitu mathematika yang berarti studi besaran, ruang, struktur dan perubahan.

Bagi siswa penguasaan matematika akan menjadi sarana yang ampuh sebagai penunjang mempelajari mata pelajaran yang lain karena matematika membentuk kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, serta dinamis, sehingga manusia mampu menemukan dan menentukan ide-ide baru yang berguna bagi kepentingan teknologi dalam peranan bagi manusia. Matematika adalah pelajaran wajib, matematika lebih mudah diingat apabila siswa belajar secara bermakna, yang dimaksud pembelajaran secara bermakna yaitu siswa dapat mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa cabang ilmu pengetahuan matematika merupakan salah satu yang dianggap sulit. Bagi siswa matematika merupakan pelajaran tersulit yang mereka harus kuasai.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengamati proses pembelajaran matematika yang berlangsung di SMP Tumbuh yang mengunakan dua kurikulum yaitu KTSP dan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada matapelajaran Mathematic(matematika), science(ilmu alam) dan English(bahasa inggris) dan merupakan salah satu sekolah inklusi.Peneliti juga ingin melihat bagaiman hasil belajar yang di peroleh siswa.


(24)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi yang dilakukan dan hasil belajar siswa di sekolah inklusif SMP TumbuhYogyakarta pada materi aljabartahun ajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pada pokok bahasan aljabar yang diterapkan di SMP Tumbuh?

2. Bagaimanakah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada pokok bahsan aljabar?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan adalah :

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru SMP Tumbuh.

2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang dilihat dari hasil pengamatan dan penelitian observer.

E. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini saya berharap ada manfaat yang dapat dirasakan bagi siswa, pihak sekolah, dan bagi saya sendiri. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :


(25)

Bagi pihak Sekolah dan siswa :

1. Dengan mengetahui tingkat keefektifan proses pembelajaran, diharapkan dapat menjadi salah satu masukan yang membangun bagi perkembangan sekolah.

2. Dengan mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa, diharapkan pihak sekolah bisa mendapat informasi yang terbaru mengenai kemajuan siswa – siswanya.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pendidik dapat melihat kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan sistem pembelajaran yang digunakan.

Bagi peneliti :

Peneliti dapat menambah wawasan mengenai sistem pembelajaran yangbaik diterapkan bagi siswa – siswa sekolah menegah pertama.

Bagi pembaca :

Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan salah satu referensi bagi pembaca mengenai cara pembelajaran yang bisa diterapkan pada siswa sekolah menengah pertama.

F. Batasan Istilah

1. Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan seorang guru atau pembimbing dalam suatu kegiatan belajar yang yang melibatkan


(26)

peserta didik melalui beberapa tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

a. Tahap persiapan : tahap dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan yang akan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

b. Tahap pelaksanaan : tahap dimana guru mempraktekkan segala yang telah direncanakannya.

c. Tahap evaluasi:suatu kegiatan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa

Hasil Belajar Siswa adalah seberapa jauh siswa dapat menangkap materi yangtelah disampaikan oleh guru dan tingkat pemahaman siswa yang dapat diukur dengan mengunakan tes, melalui tes ini dapat diketahui seberapa jauh siswa memahami materi dari nilai yang diperoleh.

3. Materi Aljabar

Materi aljabar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pada: Standar kompentensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Dengan mengambil kompetensi dasar yaitu : 1.1 Melakukan operasi aljabar


(27)

4. Sekolah Inklusi

Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu system persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama – sama mengembangkan potensi masing - masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, ketrampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek – aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar(Trianto: 1989)

Teori belajar menurut para ahli yang dikutip dari Trianto: 1989, dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif” adalah sebagai berikut :

1. Anthoni Robbins

Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :

a. Penciptaan hubungan,

b. Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami. c. Sesuatu (pengetahuan) yang baru


(29)

Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar – benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

2. Jerome Brunner

Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya.

3. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

4. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977

Belajar adalah sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.


(30)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan yang sengaja dilakukan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan terjadi akibat adanya aktifitas atau latihan yang dilakukan dan memiliki keterkaitan antara dau hal yaitu mengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru.

B. Pembelajaran

1. Menurut M.Asrori Ardiansyah(2011), pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Berikut adalah penjelasan pada tiap tahapnya menurut M.Asrori Ardiansyah (2011).

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.


(31)

Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan di gunakan.

Fungsi perencanaa sebagai berikut :

1) Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.

2) Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.

3) Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program. 4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber

daya yang dimiliki organisasi.

5) Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi. 6) Menetapkan tolak ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program

setiap saat. b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas desain perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui


(32)

penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.

Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:

1) Aspek pendekatan dalam pembelajaran

Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran akan bersifat multi pendekatan.

2) Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri.Strategi pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.Terkait dengan pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran.Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis untuk menjalankan strategi.Untuk melaksanakan strategi diperlukan


(33)

kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas yang dilakukan guru-murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari suatu tindakan guru dan siswa dalam pembelajaran aktual di kelas.

3) Aspek Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran

Aktualisasi pembelajaran berbentuk serangkaian interaksi dinamis antara guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya dapat mengambil berbagai cara. Cara interaksi guru-murid atau guru-murid dengan lingkungan belajarnya tersebut dinamakan metode.

Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan berceramah, berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain-lain.


(34)

teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap pelaksanaan metode pembelajaran.

4) Prosedur Pembelajaran

Pembelajaran dari sisi proses keberlangsungannya, terjadi dalam bentuk serangkaian kegiatan yang berjalan secara bertahap. Kegiatan pembelajaran berlangsung dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten. Tahapan pembelajaran yang konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran tersebut merupakan prosedur pembelajaran.

c. Tahap Evaluasi

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:

1) Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;

2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.

Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk


(35)

mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat mengemukakan

teknik evaluasi belajar pengetahuan sebagai berikut: “Evaluasi belajar

pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian

pertanyaan”.

Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:

a) Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);

b) Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);

c) Menunjukkan objektivitas (perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);


(36)

2. Menurut Daryanto dan Muljo (2012) dalam bukunya yang berjudul

„Model Pembeajaran Inovatif‟, pembelajaran merupakan akumulasi dari

konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktifitas subyek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu system, sehingga dalam system belajar ini terdapat komponen – komponen siswa atau pesrta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas atau prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan. Daryanto dan Muljo mengungkapakan bahwa dalam pembelajaran terdapat empat unsur yaitu persiapan, penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil. Empat unsur yang dikemukakan Daryanto dan Muljo sebagai berikut :

1) Persiapan

Tahap pesiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Tujuan pada tahap ini yaitu untuk menimbulkan minat peserta belajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan dalam situasi optimal untuk belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan sugesti positif, memberikan pernyataan yang memberikan manfaat, memberikan tujuan yang jelas dan bermakna. Tahap ini bertujuan membangkitkan rasa ingin tahu, menciptakan lingkungan fisik, emosional, sosial yang positif.


(37)

2) Penyampaian

Tahap ini dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti pertemuan, dimana fasilitator dapat memimpin, tetapi peserta belajar yang harus menjalani pertemuan itu. Pembelajaran berasal dari keterlibatan aktif dan penuh seseorang peserta belajar dengan pelajaran dan bukan dari mendengarkan presentasi dari guru saja, belajar adalah menciptakan pengetahuan bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata – mata untuk menggawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama. Tahap penyampain dalam belajar bukan hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta belajar dalam menciptakan pengetahuan disetiap langkahnya. Sedangkan tujuan tahap penyampain adalah membantu peserta belajar nenemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar.

3) Pelatihan

Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Peranan instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan menciptakan suasana yang mendukung kelancaran pelatihan. Dengan


(38)

kata lain tugas instruktur atau pendidik adalah menyusun konteks tempat peserta belajar dapat menciptakan isi yang bermakna mengenai materi belajar yang sedang dibahas.

Peranan instruktur adalah mengajak peserta belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka mmadukannya kedalam struktur pengetahuan makna dan ketrampilan internal yang tertanam didalam diri. Tujuan tahap ini adalah membantu peserta belajar mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara.

4) Penampilan hasil

Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Tahap ini membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.

Dari teori tentang pembelajaran yang telah disampaikan oleh Daryanto dan Muljo (2012) dan M.Asrori Ardiansyah (2011) , peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam pembelajaran, tiga tahap itu diantaranya adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.


(39)

C. Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus

(Deshler dan Lenz, 1989) The University of Kansas Center for

Research on Learning telah mengembangkan pendekatan strategi

pembelajaran dalam mengajar siswa berkebutuhan khusus, meliputi mencari dan memantapkan kekuatan siswa, menyediakan struktur dan petunjuk yang jelas serta memastikan bahwa siswa memahami harapan anda, bersikap flaksibel dengan prosedurdi ruang kelas (misalnya pemakaian recorderdan kalkulator), menggunakan materi yang dapat di korelasikan sendiri yang memungkinkan adanya umpan balik langsung, menggunakan computer dan teknologi lainnya, dan bersikap lebih sabar dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Pendekatan ini mengajarkan siswa cara – cara dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran serta dapat memebantu guru mengetahui cara menggubah lingkungan – lingkungan kelas dalam membantu siswa. Pendekatan yang lain meliputi pemberian tugas-tugas agar dapat dipelajari dengan memberikan langkah

– langkah yang jelas, sederhana dan berurut.

(Larrivee, 1985) Mengidentifikasi sifat – sifat guru dan kondisi – kondisi kelas yang dapat membawa ke arah penyatuan efektif siswa – siswa penyandang hambatanmeliputi :


(40)

a. Manajemen dan disiplin kelas

Guru dan siswa menggunkan waktu secara efektif, siswa – siswa tidak menunggu untuk meminta bantuan dan guru jarang melakukan hukuman.

b. Umpan balik selama pengajaran

Guru memberikan umpan balik positif bagi siswa untuk mendapatkan sikap dan prestasi yang layak, guru menghindari umpan balik yang negatif kepada siswa dan menghindari kritik kepada siswa dan tugas mereka.

c. Pengembangan pengajaran yang tepat

Guru memberikan tugas –tugas dengan tingkat kesulitan yang layak bagi siswa dan guru berusaha menjalin interaksi yang positif yang berhubungan dengan tugas mereka.

d. Suasana pengajaran yang kondusif

Guru melakukan penanganaan yang mendukung dari pada menuduh, guru merespon dengan perhatian dan pemahaman kepada siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang lebih rendah dan guru lebih mendukung apabila siswa memiliki suatu masalah pembelajaran.


(41)

D. Sekolah Inklusi

Menurut Parwoto (2007) hak setiap anak atas pendidikan dinyatakan dalam deklarasi universal tentang hak asasi manusia dan secara kuat dipertegas oleh deklarasi dunia tentang pendidikan untuk semua (Education for all), setiap penyandang cacat berhak menyatakan keinginananya sehubungan dengan pendidikannya sejauh hal tersebut dapay dipahami.

David Smith (2006) juga mengtakan dengan adanya program inklusi kiranya dapat meminimalkan jumlah mereka yang tidak sekolah. Program ini bertujuan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajar. Inklusi ialah program pendidikan yang mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ideologi pendidikan inklusi diperkenalkan secara internasional dalam konfrensi dunia tahun 1994 oleh UNESCO do Salamanca Spanyol, dalam pernyataannya ditegaskan komitmen terhadap pendidikan untuk semua yaitu pentingnya memberikan pendidikan bagi anak, remaja dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam Sistem pendidikan regular dan menyetujui suatu kerangka aksi mengenai pendidikan kebutuhan khusus. Pada tahun 1975 ketertarikan dan komitmen kogres bagi pendidikan khusus menampakkan titik terang, sehingga mengeluarkan UU yang memberikan fondasi dasar bagi pendidikan ABK. UU tersebut


(42)

adalah „Education of all handicapped children act‟ , bahwa layanan

pendidikan yang layak diberikan bagi seluruh anak berkelainan dan akan disediakan dana khusus bagi penerapan layanan tersebut.

Menurut Hapsari (2011) mengemukakan bahwa sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama – sama mengembangkan potensi masing - masing dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.

Setiap anak hakekatnya berbeda satu dengan yang lain, baik kemampuan di bidang akademik maupun di bidang non-akademik. Kenyataan ini mengharuskan pendidik perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan peserta didik ketika mengembangkan kurikulum dan merancang pembelajaran.

Menurut Hapsari (2011) kurikulum regular hanya cocok untuk anak normal dan memiliki kemampuan homogen. Bagi ABK di sekolah inklusi seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK.Di sekolah inklusi terdapat kurikulum regular atau KTSP dan IEP (Individualized Educational

Program) atau PPI (Program Pembelajaran Individual) yang dikembang-kan berdasardikembang-kan ”Kurikulum Khusus” atau ”Kurikulum Modifikasi”.


(43)

Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah suatu program pembelajaran yang disusun untuk membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya. Program ini terbagi atas dua hal yaitu Program jangka panjang dan program jangka pendek (Sunardi, 2003). Dalam program pembelajaran individual, mencakup kurikulum dan penempatan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, serta berbagai aspek yang terkait orang tua dan lembaga yang terkait (Amin,1995).

PPI dikembangkan khusus untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, yang penyusunannya melibatkan guru, orang tua dan para ahli yang terkait. Di dalam PPI menyatakan di mana anak berada, ke mana tujuannya, bagaimana mencapai tujuan itu, dan bagaimana menyatakan pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian PPI dikembangkan dengan mencocokkan antara kemampuan dengan kebutuhan anak (Sunardi, 2003).Biasanya dalam satu tahun pelajaran pelaksanaan program pembelajaran individual dibagi dalam beberapa periode. Periode ini bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan, misalnya tiga bulan sekali. Periode ini sifatnya fleksibel sehingga apabila memungkinkan adanya perubahan terhadap pelaksanaan program pembelajaran individual, maka guru dapat melakukan perubahan sehingga dapat membantu peserta didik berkebutuhan khusus walaupun periode tersebut belum berakhir. Untuk


(44)

mengetahui apakah pelaksanaan PPI telah berhasil atau belum, maka perlu diadakan evaluasi.

E. Hasil belajar

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan baru.

2. Gagne (1988) mengemukakan ada lima hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu diantaranya bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. MenurutGagne penampilan – penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan, ada lima kemampuan sebagai hasil belajar dari sebuah pengajaran dan kemampuan itu perlu dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia dan juga karena kondisi – kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda. Adapun kelima macam kemampuan itu menurut Gagne adalah :

a. Ketrampilan intelektual

Ketrampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan symbol – symbol atau gagasan – gagasan. Aktifitas belajar ketrampilan intelektual ini sudah dimulai sejak tingkat pertama sekolah dasar dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang. Banyak


(45)

sekali jumlah ketrampilan intelektual yang di pelajari oleh seseorang. Ketrampilan – ketrampilan intelektual itu untuk bidang studi apapun dapat digolongkan berdasarkan kompleksitasnya. Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang, untuk memecahkan masalah dalam belajar siswa perlu mempelajari aturan – aturan atau konsep – konsep tingkat tinggi yaitu aturan – aturan yang kompleks, untuk memperoleh aturan – aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret dan untuk mempelajari konsep – konsep ini siswa harus menguasai diskriminasi. Diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respon yang berbeda terhadap stimulus – stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik. Diskrit merupakan ketrampilan intelektual yang paling dasar.

b. Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan suatu kemampuan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses control, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara – cara memberikan perhatian, belajar, mengigat dan berpikir.


(46)

Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar dis sekolah dan juga dari kata – katayang diucapkan orang, membaca, dari radio, televisi dan media lainnya.

d. Sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi prilaku sseorang terhadap benda, kejadian – kejadian, atau makluk hidup lainnya. Ada pula sikap – sikap yang bersifat umum yang biasanya disebut nilai. Sikap – sikap yang diharapkan muncul pada setiap indifidu seperti kejujuran, kedisiplinan, dermawan, dan memiliki moralitas yang baik.

e. Ketrampilan motorik.

Ketrampilan motorik tidak hanya mencangkup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dengan kemampuan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrument musik, dan lainnya.

3. Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada aspek kognitif, Blomm menyebutkan lima tingkatan yaitu pemahaman, aplikasi, analisa,sintesa dan evaluasi.

Dari pernyataan dan teori mengenai hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik


(47)

yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik, proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling komplek yang bersifat pemecahan masalah dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

F. Aljabar

MenurutHusein Tampomas (2006), bentuk aljabar adalah konstanta, variabel, atau bentuk yang melibatkan konstanta dan variabel yang disertai sejumlah berhingga operasi aljabar. Variable adalah suatu lambang yang digunakan untuk menyatakan suatu unsur dari suatu himpunan pengganti sedangakan konstanta adalah suatu lambang yang menggantikan suatu himpunan berunsur satu.Wono Setya Budhi (2007)mengatakan bahwa bentuk aljabar adalah formula atau rumus atau operasi hitung yang memuat varibel atau abjad yang dapat diganti dengan angka.

Sesuai dengan batasan istilah peneliti akan melakukan penelitian pada materi ajabar yaitu pada Standar kompentensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Dengan mengambil kompetensi dasar yaitu :1.1 Melakukan operasi aljabar dan 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam factor – faktornya.

Menurut Sukino (2006) pada bukunya yang berjudul “Matematika untuk SMP

Kelas VIII “, operasi bentuk aljabar dan penguraian bentuk aljabar ke dalam factor – faktornya di bagi dalam beberapa sus bab, yaitu:


(48)

1. Operasi bentuk aljabar a. Pengertian dasar aljabar

Dasar dari pembahasan dari bagian ini adalah aturan perkalian tanda dan sifat – sifat operasi aljabar.

1) Perkalian tanda

a) Hasil kali bilangan positif dengan bilangan positif adalah bilangan positif.

b) Hasil kali bilangan positif dengan bilangan negatif adalah bilangan negatif.

c) Hasil kali bilangan negatif dengan dengan bilangan positif adalah bilangan negatif.

d) Hasil kali bilangan negatif dengan bilangan negatif adalah bilangan positif.

2) Sifat – sifat operasi aljabar a) Sifat komutatif : b) Sifat asosoatif : c) Sifat distributuif :

Setelah memahami dasar dari bagian ini, kita akan membahas apa yang dimaksud dengan suku banyak dan suku – suku sejenis. Untuk membahas kedua hal diatas, kita uraikan bentuk suku banyak yang sangat sederhana, yaitu suku banyak


(49)

berderajat satu dan dua. Suku banyak atau polinom merupakan gabungan dari koefisien dan variabel yang ditulis dalam bentuk aljabar. Perhatikan bentuk – bentuk berikut :

i. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku satu atau suku tunggal berderajat satu dengan variabel dan koefisisen .

ii. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku dua atau binom berderajat satu dengan satu variabel. Dua buah suku yang berbeda masing – masing adalah .

iii. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku banyak atau polinom berderajat dua dengan satu variabel. Secara khusus disebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu variabel.

iv.

Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinom berderajat dua dengan dua variabel. Nama khusus bentuk ini adalah suku tiga atau trinom berderajat dua dengan dua variabel.


(50)

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa suku – suku sejenis adalah suku – suku yang mempunyai faktor huruf (variabel)yang sama dan pangkat pada setiap variabel yang bersesuaian juga sama.

b. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

Dalam operasi penjumlahan, hal yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan sifat – sifat penjumlahan berikut :

1) Sifat komutatif : 2) Sifat asosiatif : 3) Sifat distributive :

Dalam operasi pengurangan berlaku sifat distributif berikut ini : 1)

2) 3)

c. Perkalian dan pangkat pada bentuk aljabar

Perkalian dan pangkat pada bentuk aljabar meliputi perkalian suku satu, suku dua, dan suku banyak (polinom).

1) Perkalian dan pangkat suku Satu

Perkalian dan pangkat suku satu dapat dilakukan seperti pada tabel berikut ini.


(51)

Perkalian antar angka

Perkalian angka dengan variabel

Perpangkatan variabel

3 x 5 = 15 3 x a = 3a

-4 x 6 = -24 -2 x b = -2b

0 x 3 = 0 0 x p = 0

2 x 0 = 0 p x 0 = 0

Perkalian suku satu mengikuti aturan perklian tanda, perkalian variabel sejenis dilakukan dengan formula

2) Perkalian dan pangkat suku dua

Sifat – sifat operasi aljabar yang berlaku pada perkalian suku dua adalah aturan perkalian tanda, sifat distributif, sifat komutatif, dan sifat asosiatif.

a) Perkalian suatu bilangan dengan suku dua

Perkalian suatu bilangan dengan suku dua mempunyai bentuk umum seperti berikut :

i. ii.


(52)

Dengan suatu bilangan dan variabel suku dua.

b) Perkalian suku satu dengan suku dua

Perkalian suku satu dengan suku dua mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

i. ii. iii.

iv.

c) Perkalian antar suku dua

Perhatikan perkalian antar variabel berikut

Berdasarkan perkalian antar variabel, perkalian angka dengan variabel, dan perkalian antar angka kita dapat menentukan perkalian antar suku dua


(53)

dengan mengunakan cara distribusi dan cara diagram.

d) Pengkuadratan suku dua

Pengkuadratan suku dua merupakan bentuk khusus dari perkalian antar suku dua yang sejenis. Terdapat dua bentuk penguadratan yang istimewa, yaitu :

i.

i.

e) Perkalian khusus antar suku dua

Secara umum perkalian khusus antar suku dua sebagai berikut :


(54)

pada perkalian antar suku banyak dapat diselesaikan dengan mengunakan sifat distribusi.

g) Pengunaan perkalian dan penguadratan suku dua h) Identitas

merupakan kalimat terbuka, kalimat itu dapat menjadi benar jika diganti dengan 3 dan kalimat akan menjadi salah untuk nilai lainnya.

merupakan kalimat yang benar untuk semua niai real yang menggantikan , bentuk ini disebut sebuah identitas. Untuk membuktikan bahwa sebuah persamaan merupakan sebuah identitas harus ditunjukan bahwa ruas kiri akan sama (identik) dengan ruas kanan dan demikian juga sebaliknya. i) Pangkat tinggi dari suku dua

Pangkat tinggi dari suku dua meliputi perpangkatan yang lebih dari dua, penyelesainya dapat dilakukan dengan mengunakan perkalian atau menggunakan segitiga pascal.


(55)

Pembagian sederhana meliputi pembagian dengan suku sejenis dan tidak sejenis dari pembagian suku tunggal.

2. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam factor – faktornya a. Bentuk

Bentuk mengigatkan kita pada sifat distributif berikut

ini. untuk setiap . Sifat ini

menunjukan bahwa penjumlahan suku – suku dinyatakan sebagai bentuk perkalian. Faktor persekutuan itu adalah dan . Berdasarkan uraian tersebut kita dapat memfaktorkan bentuk

sebagai berikut:

b. Selisih dua kuadrat

Selisih dua kuadrat dari suatu variabel atau bilangan dapat diubah ke bentuk perkalian sebagai berikut, apabila


(56)

c. Bentuk kuadrat dan faktor – faktornya

Bentuk kuadrat dari polinom adalah dengan

dan . Bentuk kuadrat ini ada yang dapat difaktorkan dan ada pula yang tidak dapat difaktorkan. Pemfaktoran bentuk kuadrat tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1) Bentuk

Untuk memfaktorkan bentuk Bentuk , mula – mula kita misalkan

Dengan menguraikan ruas sebelah kanan, kita akan memperoleh hubungan

Hubungan yang diperoleh adalah Catatan :

a) jika

b) jika


(57)

Pada bentuk ini diterapkan hubungan seperti pada bentuk tetapi dengan

3) Bentuk

Bentuk , jika faktornya ada dan

mudah dikerjakan, dapat menganggap bentuk tersebut mempunyai faktor sebagai berikut :

Dari faktor diatas, kita mencari hubungan dan terhadap dan . Hubungan itu dapat dicari dengan cara berikut

Kedua ruas dikalikan dengan , hingga diperoleh :

Dengan menguraikan ruas kanan akan diperoleh :

Berdasarkan bentuk diatas diperoleh hubungan :

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan oleh peneliti mengenai pentingnya pendidikan bagi setiap individu, peneliti mencoba untuk lebih jauh melihat bagaimana sebenarnya proses pembelajaran yang


(58)

berlangsung disebuah lembaga pendidikan yang resmi berdiri sebagai salah satu sekolah formal yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Peneliti melakukan penelitian di SMP Tumbuh yaitu salah satu sekolah menengah pertama yang menghargai dan menghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya, ekonomi, dan anak berkebutuhan khusus.

Untuk menjawab rumusan masalah di atas peneliti akan melakukan pengamatan dengan bantuan lembar observasi danmelakukan wawancara pada guru dan tiga perwakilan dari siswa. Dalam pembuatan lembar observasi peneliti berpedoman pada dasar teori yang digunakan. Pengamatan akan dilakukan pada tiga tahap yaitu pada tahap perencanaan, tahap pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan peneliti akan melakukan wawancara guru dan dokumentasi sedangkan pada tahap pembelajaran dan tahap evaluasi peneliti menggunakan lembar observasi, merekam pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, dan melakukan wawancara pada guru serta tiga perwakilan dari siswa. Pada lembar observasi peneliti telah memepersiapkan 21 pernyataan yang telah disesuaikan dengan dasar teori yang digunakan.


(59)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan denagan tujuan untuk mendiskripsikan mengenai proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Maka penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kualitatif.

B. Subjek dan setting penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII B dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta. Setting dari penelitian ini adalah SMP Tumbuh yang terletak di jalan Amri Yahya 1, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta.

C. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan menyesuaikan waktu yang telah dijadwalkan oleh pihak sekolah yaitu pada bulan juli tahun 2013 sampai dengan bulan agustus tahun 2013.

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk data :

Bentuk data yang ada dalam penelitian ini berupa diskripsi, yaitu mengenai:


(60)

2) situasi pembelajaran yang terjadi didalam kelas. 3) Data hasil belajar.

Bentuk data ini diperoleh dari rekaman yang diambil dengan bantuan alat perekam (handycam)selama proses pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan proses pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru dan siswa.

2. Metode pengumpulan data:

Metodepengumpulan data yang dilakukan peneliti

1) melakukan pengamatan dengan bantuan alat perekam,peneliti merekam seluruh proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dengan mengunakan alat bantu rekam yaitu handycam, media tersebut digunakan dengan tujuan agar peneliti dapat mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam mengamati jalannya proses pembelajaran. Peneliti akan dibantu oleh satu orang rekan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dan kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti.

2) melakukan wawancara terhadap guru dan siswa yang bersangkutan, wawancara ini dilakukan degan tujuan agar peneliti memiliki lebih banyak informasi mengeani proses pembelajaran yang dilakukan disekolah ini.


(61)

3) melakukan dokumentasi dengan cara pengumpulan data - data yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa seperti mengumpulkan silabus yang dibuat oleh guru, RPP yang dibuat oleh guru, prota dan promes, pengambilan foto, menggumpulkan lembar pekerjaan siswadan sebagainya.

E. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar ini dirancang peneliti untuk mengamati proses pembelajaran yang terjadi dikelas. Proses pembelajaran yang akan diamati terdiri dari dua tahap yaitu pelaksanaan dan evaluasi, maka peneliti membuat dua lembar observasi sesuai dengan tahap yang sedang diteliti. Lembar observasi pada tahap pelaksanaan terdiri dari 21 pernyataan yang berisimengenai aspek pendekatan dalam pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 1,2,3,dan 4, aspek stategi dan taktik dalam pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 5,6,7,8,dan 9, aspek metode dan teknik dalam pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 10,11,12,13 dan 14, prosedur pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 15, 16,17,18,19,20 dan 21.


(62)

Lembar observasi pada tahap evaluasi terdiri dari sepuluh pernyataan yang berkaitan dengan persyaratan yang baku dalam pemberian evaluasi yaitu memiliki validitas yang terdapat pada pernyataan nomor 1,2 dan 3, mempunyai reliabilitas yang terdapat pada pernyataan nomor 4,5 dan 6, menunjukkan objektifitas yang terdapat pada pernyataan nomor 7 dan 8, dan yang terakhir adalah pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis yang terdapat pada pernyataan nomor 9 dan 10.

Dalam proses pembelajaran peneliti juga akan mengamati hambatan – hambatan yang mungkin muncul pada saat penelitian berlangsung. Peneliti akan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkanuntuk menggumpulkan informasi ketika pengamatan berlangsung dikelas.

2. Pedoman Wawancara dengan Guru

Wawancara dirancang oleh peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi serta untuk mengetahui hambatan – hambatan apa yang muncul dalam proses pembelajaran dan tindakan apa yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan yang muncul dalamproses pembelajaran yang terjadi disekolah tersebut. Wawancara akan dilakukan pada guru dan beberapa murid


(63)

yang di anggap dapat mewakili kelas tersebut untuk memberikan tambahan informasi.

3. Pedoman wawancara dengan siswa

Wawancara dirancang oleh peneliti untuk mengetahui apakah yang dirasakan siswa pada saat pembelajaran dilakukan, wawancara ini dilakukan pada saat siswa telah mengalami pembelajaran dikelas dan setelah siswa melakukan evaluasi terhadap materi pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti juga ingin mengetahui adakah hambatan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran.

F. Langkah – langkah penelitian

Langkah – langkah yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Peneliti melakukan kunjungan ke sekolah untuk mengetahui dan

mempelajari situasi sekolah seperti keadaan fisik sekolah, sosial dan lingkungan sekolah.

2. Peneliti melakukan diskusi bersama dengan guru matematika berkaitan dengan waktu penelitian, kelas yang akan diteliti sampai pada materi apa yang akan digunakan.

3. Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan waktu yang telah disepakati peneliti dengan pihak sekolah.


(64)

4. Pada saat melakukan penelitian, peneliti akan merekam proses pembelajaran yang terjadi dikelas dan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti.

5. Peneliti akan mewawancarai guru yang bersangkutan untuk menambah informasi mengenai proses pembelajaran yang dilakukan.

6. Peneliti akan mewawancarai siswa yang bersangkutan untuk menambah informasi mengenai proses pembelajaran yang dilakukan.

7. Peneliti akan mendokumentasikan semua informasi yang dirasa penting. 8. Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan dan mendapat informasi

yang cukup, peneliti segera melakukan analisis data.

G. Teknik analisis data

Analisi data yang digunakan adalah analisis model Miles dan Huberman. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2010), Miles dan Huberman

mengemukakan bahwa „analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban, bila jawaban yang diperoleh dirasa kurang memuaskan maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu sampai diperoleh data yang

dianggap kredibel‟.

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus


(65)

menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data menurut Miles dan Huberman terbagi menjadi tiga yaitu :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan penggumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejeneisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman

(1984) menyatakan „ yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.


(66)

3. Conclusion Drawing (Penarikan kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan bisa berubah setelah penelitian dilakukan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Data display yang telah dikemukakan bila


(67)

telah didukung oleh data – data yang mantap, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.


(68)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Peneliti mengadakan 8 kali pengamatan di dalam kelas dan melakukan wawancara pada guru dan tiga orang siswa. Kelas yang akan diamati adalah kelas VIII B yang terdiri dari 13 siswa. Selama penelitian ini materi pelajaran diajarkan guru bidang studi yang bersangkutan, peran peneliti disini hanya sebagai pengamat. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah berjalan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan yaitu pada :

Tabel IV.1

Waktu pelaksanaan penelitian

No Hari, tanggal penelitian Keterangan

1 Kamis, 25 Juli 2013 Pengamatan I

2 Senin, 29 Juli 2013 Pengamatan II

3 Selasa, 30 Juli 2013 Pengamatan III

4 Kamis, 1 Agustus 2013 Pengamatan IV

5 Selasa, 20 Agustus 2013 Pengamatan V

6 Kamis, 22 Agustus 2013 Pengamatan VI

7 Senin, 26 Agustus 2013 Pengamatan VII

8 Selasa, 27 Agustus 2013 Pengamatan VIII

9 Selasa, 4 September 2013 Wawancara siswa

10 Kamis, 12 September 2013 Wawancara guru

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan maka akan di sajikan data hasil penelitian sebagai berikut :


(1)

(IV.68)G : Konstantanya…?

(IV.69)S1 : 5…

(IV.70)G : S9, . Koefisien berapa…?

(IV.71)S9 : 8 bu…

(IV.72)G : Koefisien y…?

(IV.73)S9 : 1 bu…

(IV.74)G : Konstantanya…? (IV.75)S9 : -3 bu…

(IV.76)G : Sekarang S3, coba jawab pertanyaan bu Yuli... (IV.77)S3 : haa…!(siswa agak terkejut)

(IV.78)G : , koefisien berapa…?

(IV.79)S3 : 5 bu… (IV.80)G : koefisien y…?

(IV.81)S3 : 2…

(IV.82)G : konstantanya…?

(IV.83)S3 : 6…

(IV.84)G : S2…

(IV.85)S2 : Ya…

(IV.86)G : , koefisisen …?

(IV.87)S2 : 3…

(IV.88)G : koefisien y…?

(IV.89)S2 : 7…

(IV.90)G : Konstanta…? (IV.91)S2 : -1…

(IV.92)G : oke. Semua dah paham ya…

Selannjutnya silahkan maju nomor 7 sampai 10..!

(setelah semua soal di koreksi bersama – sama, guru kemudain melanjutkan materi)

(IV.93)G : Baik untuk penjumlahan sudah paham semua ya, sekarang ibu akan melanjutkan materi kita yaitu mengenai pengurangan suku –suku sejenis…

Silahkan dicatat dibuku kalian…!

(siswa mulai mencatat)

Sudah? Oke, contohnya apa suku –suku sejenis itu….?

(siswa diam tidak menjabaw, kemudian guru bertanya kembali)

(IV.94)G : berapa S6…?

(IV.95)S6 : kosong bu…

Eh….nol bu….

(IV.96)G : Ya, nol…

S7, …?

(IV.97)S7 : nol….

(guru diam sejenak dan mengulangi pertanyaan)

(IV.98)G :

(siswa terlihat berpikir kembali dah menghitung menggunakan jari) (IV.90)S7 : -10 bu…

(IV.91)G : -10 apa…? (IV.92)S7 : -10 x…

(IV.93)G : Gitu ya, di ingat –ingat ya…

Nah, sekarang bu Yuli mau menggunakan aljabar…Menggunakan variabel…

Kalau bu Yuli punya , nah bentuk ini sebenarnya mempunyai suku

apa yang sama…?


(2)

(IV.94)SS : …

(IV.95)G : Iya, variabelnya …

Jadai yang sama, huruf yang sama kita keluarkan menjadi bentuk seperti ini

Nah, sampai disini ada yang masih binggung…?

Oke, sekarang contoh soal dulu. …?

Yang sama variabelnya dikeluarkan, jadi tinggal … S1, berapa….?

(IV.96)S1 : ….

(IV.97)G : apa…?

(IV.98)S1 : ….

(IV.99)G : Iya, jadi

Jadi ini adalah bentuk yang pertama, ibu beri kotak ya, agar lebih mudah

dilihat…

Oke, yang kedua kalau ada , bentuk ini suku yang sejenis

menggunakan variabel apa…?

(IV.100)S4 : …

(IV.101)G : … (guru mempertegas jawaban siswa)

Berate kalau begitu …

Gitu ya, paham tidak…? Paham ya…. Bagus….

Oke, sekarang contoh lagi….

berati variabel yang sama apa ….?

(IV.102)S4 : ….

(IV.103)G : Jadi bisa di tulis, 12 ..

Yak, sekarang kalian sudah mulai bisa dan penggurangan harus lebih hati –

hati lagi mengerjakannya…

Oke, kalau missal bu Yuli tulis seperti ini

ini sama ya….

Satu lagi kalau ada bentuk seperti ini …. Kita bisa keluarkan atau …..

Kalau kita keluarkan maka menjadi dan kalau

yang dikeluarkan – maka menjadi ….

(IV.104)G : Oke, sudah paham semua. Baik silahkan dicatat dibuku kalian masing –

masing….

(semua siswa mencatat dan suasana kelas menjadi sangat tenang)

(guru mulai mendekati dua siswa yang memiliki kebutuhan khusus untuk melihat sampai sejauh

mana mereka memahami materi)

(IV.105)G : Oke, semuanya sudah selesi… Sekarang coba perhatikan kalau misalnya

bu Yuli bilang „Putri pergi kejakarta dari solo‟… Berati awalnya dia dari mana…?

(IV.106)SS : Solo….!

(IV.107)G : Iya, solo. Jadi dari solo dulu trus kejakarta…

Jadi kalau ada pertanayaan, penggurangan dari artinya adalah dikurangi …

(IV.108)G : Sekarang ibu akan memberikan soal latihan… (guru memberikan delapan soal untuk dikerjakan sebagai latihan)

(IV.109)G : Karna waktunya hanya tinggal 10 menit, kalian kerjakan soal ini, kalau tidak selesai dikerjakan di rumah sbagai PR…(guru menulis soal di papan tulis)


(3)

2. Sederhanakan .

3. Kurangkan dari .

4. oleh .

5. oleh .

6. dari .

7. .

8. .

(setelah 10 menit berlalu bell tanda pelajaran berakhir berbunyi)

(IV.110)G : Baik pelajaran kita akhiri sampai disini, delapan soal ini kita jadikan PR

saja…

(guru meninggalkan kelas)

f. Gambaran proses pembelajaran matematika pada pengamatan V

Hari : Selasa

Tanggal : 20 Agustus 2013

Jam ke : 7 dan 8

Mata Pelajaran : Matematika Pukul : 13.00 – 14.20

Bell tanda istirahat telah berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran selanjutnya akan segera di mulai. Seluruh siswa berlarian untuk kembali ke kelas masing – masing. Anak – anak kelas VIII B seluruhnya sudah kembali ke kelas mereka. Tak lama kemudian guru matematika menyusul masuk ke dalam kelas.

(V.1)G : Selamat siang anak –anak ….

Sudah kenyang semua….

(guru menyapa siswa dengan tersenyum)

Baik, apakah kalian sudah siap untuk belajar…?

(V.2)SS : Belum…..belum….belum bu….!

(para siswa menjawab sambil saling bersaut – sautan )

(V.3)G : Silahkan di persiapakan dulu…, bu Yuli kasih waktu 3 menit untuk minum

dan ke kamar kecil… Silahkan….!

(beberapa siswa keluar kelas untuk minum dank e kamar kecil, tetapi ada siswa yang tetap

tinggal di dalam kelas)

(V.4)G : Oke, siapa yang tidak masuk hari ini….? (V.5)S5 : S4 bu.., dia wawancara katanya…..

(V.6)G : Oo….iya ijin…

(setelah beberapa saat Nafika kembali masuk ke dalam kelas)

(V.7)S4 : Bu.., maaf tadi diminta tolong untuk wawancara…. (guru tersenyum dan menggangukkan kepala)

(3 menit sudah berlalu, seluruh siswa telah masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku mereka

masing - masimg)

(keadaan kelas berangsur – angsur mulai tenang dan kondusif)

(V.8)G : Iya., bu Yuli menunggu kalian dulu supaya siap belajar, silahkan dikeluarkan buku kalian masing –masing…

(guru mulai mempersiapkan materi pelajaran)

(V.9)G : Sudah siap semua ya….., berati hari ini masuk semua ya….

Oke, kemarin bu Yuli kasih PR,dan dikumpulkan hari senin di meja saya… Sekarang bu Yuli tanya siapa yang belum menggumpulkan PR nya…?

(banyak siswa yang mengangkat tanggan)


(4)

(siswa yang belum menggumpulkan langsung mengambil buku mereka dan memberikan pada

guru)

(V.11)G : Bu Yuli akan cek per anak, harapannya setelah buku saya kembalikan bisa

kalian pelajari lagi…

Kemarin yang sudah saya cek baru S6dan S8… Yang lainnya terlambat menggumpulkan semua....

Kemarin bu Yuli berharapa bisa di koreksi semua dan hari ini bisa kalian

bawa agar kalian tau salahnya dan bisa di perbaiki. Baik, tapi ndak ; papa….

(V.12)G : Siapa yang belum menggumpulkan lagi…? S4….?

(V.13)S4 : Belum bu…..

(V.14)G : Dikerjakan kalau belum, Ayo bu Yuli tunggu pekerjanmu…! Kalau kamu nggak mau mengerjakan kamu nggak akan bisa..!

(V.15)G : Kalau belum selesai pembelajaran hari ini kita tidak akan belajar

selanjutnya…Ayo S4…!

Kalau hari ini kalian belum menyelesaikan PR mu ya ndak papa, kalian berkutat di sini terus sampai satu semester nggak papa, yang harus maju kan

kalian bu Yuli hanya membantu dan memfasilitasi kalian….

(guru menasehati salah satu siswa dengan serius) (V.16)G : S4 silahkan dikerjakan…!

Sekarang bu Yuli akan melanjutkan, yang lain perhatikan..! Oke, silahkan disiapkan buku catatannya..!

Hari ini kalian akan banyak mencatat dan latihan soal….

Baik, untuk penjumlahan dan pengurangan siapa yang masih binggung…?

(guru memberikan beberapa pertanyaan pada siswa sambil memanggil nama berkaitan dengan

materi sebelumnya)

(V.17)G : S11, berapa …?

(V.18)S11 : 2 bu….( merupakan siswa berkebutuhan khusus)

(guru menggulangi pertanyaan)

(V.19)G : berapa …?

(siswa berpikir sejenak dan terlihat binggung) (V.20)S11 : Hhmmm….kosong bu…

guru menggulangi pertanyaan : Nol ya,…

Nah, kalau ada nya…?

(V.22)S11 : Hmmm…..

(guru menggulangi pertanyaan)

(V.23)G : berapa …?

(V.24)S11 : Nol bu…..

(V.25)G : 5 – 4 ? Konsentrasi S11…

(V.26)S11 : 1…

(V.27)G : Kalau bu Yuli bilang ..?

(V.28)S11 : ….

(V.29)G : Nah, bisa ya S11 ya….. Berikutnya S12… 7 – 2 ?

(V.30)S12 : Hmmm…..5.. (onik merupakan salah satu siswa berkebutuhan khusus)

(V.31)G : Kalau bu Yuli bilang …?

(V.32)S12 : Emmm….

(V.33)G : Nah,…dah tau ya. S3, kalau ?


(5)

(V.35)G : S4, – 4 + 3?

(V.36)S4 : Emmm…1..

(V.37)G : S5, ?

(V.38)S5 : …

(V.39)G : Oke, paham ya,….

Silahkan catatannya dibuka dan membuat table seperti ini…!

(guru membuat table dipapan tulis)

Perkalian antar angka

Perkalian dengan variabel

Perkalian variabel

(sambil menulis table guru menjelaskan pada siswa satu persatu operasi perkalian ) (V.40)G : S12, 3 x 5 berapa….? Ayo dihitung…! Bu Yuli kasih waktu… (V.41)S12 : 15 bu….

(V.42)G : S8, Dihitung (-4) x 7 ?

(V.43)S8 :–28…

(V.44)G : S9, 6 x (-8) (V.45)S9 :–48 …..

(V.46)S3 : Bu….,bu…,aku mau tanya…! (V.47)G : Iya, apa S3….?

(V.48)S3 : kalau perkalian beda tanda itu gimna bu…? aku lupa……

(V.49)G : Oke, kalau ada satu yang tanya bu Yuli akan menjelaskan untuk semua

ya…

Coba yang lain perhatikan ……!

Untuk positif di kali positif hasilnya adalah positif…… Kalau positif di kali negatif hasilnya adalah negatif..…. Kalau negatif dikali negatif hasilnya adalah positif……. Paham….?S3…..?

(V.50)S3 : Oo….,ya ….! Ya…..!

(V.51)G : Paham ya, silahkan di catat dulu ……..! (guru memberikan waktu siswa untuk mencatat, suasana kelas tenag)

(V.52)G : Sudah, dipahami dan bu Yuli akan memberikan soal 12 untuk kalian, nanti

kalian secara acak maju ke depan……!

(V.53)SS : Bu…..jagan panjamg –panjang ya soalnya……..!iya bu…..! (V.54)G : Oke, tulis aja dulu….!

Soal yang pertama khusus buat Onik ya, trus yang kedua untuk Zaki…

Soal yang seterusnya akan dikerjakan teman – teman yang lain dan maju

secara acak ya……! Jadi semua harus dikerjakan dulu…..!

(guru memberikan soal khusu untuk di kerjakan dua siswa yang memiliki kebutuhan khusus) 13.

14. 15. 16. 17. 18.


(6)

19. 20.


Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Pengaruh metode pembelajaran inkuiri-discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi termokimia

6 62 106

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (st

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16