Evaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan obat tetes mata pada pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Juni-Juli 2010 - USD Repository
EVALUASI KETERSEDIAAN DAN PERILAKU PENGGUNAAN OBAT
TETES MATA PADA PENGUNJUNG APOTEK PELENGKAP KIMIA
FARMA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA
PERIODE JUNI – JULI 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi Oleh:
Sri Ayuningsih Sutanto NIM : 078114023
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
EVALUATION OF AVAIBILITY AND BEHAVIOR ADMINISTERED
EYE DROPS OF YOGYAKARTA Dr. SARDJITO HOSPITAL KIMIA
FARMA PHARMACY CUSTOMERS IN JUNE – JULY OF 2010 PERIOD
SKRIPSI
Presented as Partitial Fulfilment of the Requirement to Obtain Sarjana Farmasi (S.Farm) In Faculty of Pharmacy
By: Sri Ayuningsih Sutanto
NIM : 078114023
FACULTY OF PHARMACY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kehidupan yang berbuah tidak terjadi dalam sekejap.Diperlukan kesabaran, ketekunan, dan tekad yang kuat Diperlukan waktu yang cukup Terlebih lagi, diperlukan anugerah Tuhan untuk menjadikan segalanya…
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari
<..........(Matius 6:34)..........>
Karya kecilku Ini Kupersembahkan buat :Tuhan Yesus dan Bunda Maria Papa, Mama tersayang Kedua adik-adikku tercinta Yuli dan Vero Teman-temanku... dan Almamaterku…
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Sri Ayuningsih Sutanto Nomor Mahasiswa : 078114023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Obat Tetes Mata Pada
Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juni – Juli 2010
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tenpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta Pada tanggal : 29 November 201 Yang menyatakan
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Obat Tetes Mata
Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Juni – Juli 2010” ini dengan baik yang
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito yang telah membantu dalam memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Drs. Nurtjahjo Walujo Wibowo, Apt. selaku apoteker pengelola apotek yang telah memberikan ijin dalam menggunakan Rumah Sakit Dr.
Sardjito sebagai tempat untuk menjalankan penelitian.
4. Dian Shintari, S.Si., Apt, Gina Arifah, S.Farm., Apt, dan Sari Rahmawati, S.Farm., Apt selaku Apoteker Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.
Sardjito yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi saat
5. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing dalam penyelesaian skripsi. Bimbingan, waktu, nasihat, semangat, saran, dan ilmu yang telah diberikan dalam proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
6. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak saran dan kritik yang membangun kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Segenap karyawan Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito yang telah membantu doa dan memberikan semangat saat pengambilan data penelitian.
9. Segenap responden yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan di wawancarai guna kepentingan data pada penelitian ini
10. Papa dan mama atas kasih sayang, semangat, bantuan, dukungan, dan doa yang tiada henti selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
11. Feri Dian Sanubari, atas dukungannya dalam belajar dan menyelesaikan skripsi, cinta, kasih sayang, kesabaran, pertengkaran, canda tawa, dan buat semua nasehat-nasehatnya dalam menghadapi permasalahan hidup.
12. Diana, Linda, Indri, dan Aming atas kebersamaannya dalam suka dan duka selama penyelesaian skripsi ini
13. Vero, Titien, Tresa, Indri, dan Aming atas dukungan, semangat, dan kebersamaan selama perkuliahan.
14. Teman-teman di kost Difa: Putri, Oki, Kak Dini, Kak Galih, Kak Tiwi, Ina, Ita, Riza, Meland, Evina, Eka, Jesty, Yeny, Kak Ayu, Kak Grace, Sari untuk kebersamannya setiap hari.
15. Teman-teman di Pos Kesehatan Santo Antonius Kotabaru yang memberikan inspirasi untuk menjunjung tinggi kebersamaan dan kepedulian terhadap orang lain.
16. Teman-teman FKK A angkatan 2007 yang menjadi teman seperjuangan dalam menghadapi masalah-masalah perkuliahan.
17. Teman-teman FKK angkatan 2007, yang selalu mendukung dan memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung untuk terwujudnya skripsi ini.
Kesempurnaan adalah milik Bapa, penulis yang jauh dari sempurna mengucapkan kata maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan dunia kefarmasian pada khususnya serta berguna bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................vi
PRAKATA ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
INTISARI ..................................................................................................... xvi
ABSTRACT ..................................................................................................xvii
BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 11. Permasalahan ....................................................................................... 4
2. Keaslian penelitian ............................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ................................................................................ 5
B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1. Tujuan umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan khusus ...................................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 7
A. Mata........................................................................................................... 7B. Obat ........................................................................................................... 9
1. Definisi ............................................................................................... 9
2. Penggolongan obat .............................................................................. 9
3. Penyimpanan obat ............................................................................. 12
4. Aturan penyimpanan obat .................................................................. 12
5. Masa kadaluwarsa obat ...................................................................... 13
C. Obat Tetes Mata ....................................................................................... 14
1. Definisi ............................................................................................. 14
2. Pengelompokkan obat tetes mata ....................................................... 14
3. Penggunaan obat tetes mata ............................................................... 20
4. Penetesan .......................................................................................... 22
5. Bahan pengawet (preservation) ......................................................... 22
D. Perawatan Sendiri dan Swamedikasi ........................................................ 23
E. Apotek .................................................................................................... 24
F. Peran Apoteker ....................................................................................... 24
G. Pelayanan Informasi Obat ....................................................................... 25
H. Pharmaceutical Care ............................................................................... 26
2. Sikap (attitude) .........................................................................................27
3. Praktik atau Tindakan (practice) ..............................................................28 J. Komunikasi .......................................................................................... 28
K. Keterangan Empiris ........................................................................................29
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 30B. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 31
C. Definisi Operasional..................................................................................... 32
D. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 35
E. Subyek Penelitian ......................................................................................... 35
F. Bahan Penelitian .......................................................................................... 37
G. Instrumen Penelitian..................................................................................... 37
H. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... 38
1. Tahap pra-penelitian……………………………………………....... ....... 38
2. Pembuatan kuesioner dan wawancara terstruktur.............................. ....... 39
3. Uji bahasa kuesioner..................................................................................40
4. Tahap pengumpulan data...........................................................................42
5. Tahap pengolahan data...............................................................................44
I. Tata Cara Analisis Hasil ....................................................................... ....... 45
J. Kesulitan Penelitian.........................................................................................49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 51
A. Persentase Ketersediaan Obat Tetes Mata di Apotek KF................... ........... 521. Macam kemasan obat tetes mata................................................................52
2. Macam golongan obat tetes mata ............................................................ 54
3. Pengelompokkan obat tetes mata berdasarkan farmokologi .................... 56
B. Informasi yang Diberikan oleh Apoteker ............................................... ...... 59
1. Durasi pemberian informasi obat tetes mata kepada pasien......... ......... 60
2. Sumber informasi yang digunakan .......................................................... 62
3. Teknik pemberian informasi obat oleh apoteker ...................................... 63
4. Kendala yang terjadi dalam pemberian informasi obat ............................ 65
C. Penggunaan Obat Tetes Mata Berdasar Hasil Kuesioner dan Wawancara................................................................... .... ............................ 66
1. Usia responden ....................................................................................... 67
2. Jenis kelamin .......................................................................................... 68
3. Tingkat pendidikan akhir............................................................................69
4. Jenis pekerjaan responden.........................................................................70
5. Frekuensi penggunaan obat tetes mata............................................ .......... 71
6. Responden yang membeli obat di loket Apotek KF...................... ........... 72
7. Responden yang Pernah Berkonsultasi Obat di Loket Apotek KF
RSUP Dr. Sardjito...................................................... .............................. 73
8. Responden yang membeli obat tetes mata di Apotek KF RSUP Dr.
Sardjito ................................................................................................... 74
9. Aspek pengetahuan ................................................................................. 76
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96
A. Kesimpulan............................................................................................... 96 B. Saran ........................................................................................................ 97DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 98
LAMPIRAN .................................................................................................... 105
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 136
DAFTAR TABEL
Tabel I. Aturan penyimpanan obat menurut FI IV............................13 Tabel II. Obat tetes mata dekongestan...............................................
16 Tabel III. Kombinasi obat tetes mata dekongestan dan antihistamin......
16 Tabel IV. Antibiotik untuk pengobatan okular.......................................
18 Tabel V. Agen untuk pengobatan glaukoma......................................
19 Tabel VI. Distribusi pertanyaan favourable dan unfavourable pada
kuesioner penelitian ketersediaan dan penggunaan obat tetes mata....................................................................................
39 Tabel VII. Penggolongan obat tetes mata berdasarkan farmakologi......................................................................
56 Tabel VIII. Persentase usia responden...................................................
67 Tabel IX. Persentase pekerjaan responden...........................................
70 Tabel X. Pengetahuan responden terhadap penggunaan obat tetes mata.........................................................................................
76 Tabel XI. Sikap responden terhadap penggunaan obat tetes mata.................................................................................
82 Tabel XII. Tindakan responden terhadap penggunaan obat tetes mata..................................................................................
87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi mata manusia..................................................................52 Gambar 15. Contoh kemasan single dose.........................................................
87 Gambar 24. Tindakan responden terhadap penggunaan obat tetes mata...............................................................................................
81 Gambar 23. Sikap responden terhadap penggunaan obat tetes mata...............................................................................................
73 Gambar 22. Pengetahuan responden terhadap penggunaan obat tetes mata...............................................................................................
72 Gambar 21. Persentase responden yang pernah melakukan konsultasi obat................................................................................................
71 Gambar 20. Persentase responden yang pernah membeli obat di loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito......................................................
69 Gambar 19. Frekuensi penggunaan obat tetes mata oleh responden......................................................................................
68 Gambar 18. Rata-rata jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan.....................................................................................
54 Gambar 17. Rata-rata jumlah responden berdasarkan jenis kelamin..........................................................................................
Sardjito..........................................................................................
54 Gambar 16. Golongan obat tetes mata yang terdapat di apotek KF RSUP Dr.
42 Gambar 14. Ketersediaan kemasan obat tetes mata..........................................
7 Gambar 2. Anatomi sistem lakrimal...............................................................
41 Gambar 13. Bagan pengumpulan data penelitian.............................................
31 Gambar 12. Bagan tata cara penelitian.............................................................
28 Gambar 11. Bagan ruang lingkup penelitian....................................................
22 Gambar 10. Skema teori Weber........................................................................
22 Gambar 9. Langkah ketiga teknik NLO..........................................................
21 Gambar 8. Langkah kedua teknik NLO..........................................................
20 Gambar 7. Langkah pertama teknik NLO.......................................................
11 Gambar 6. Cara penetesan obat tetes mata.....................................................
10 Gambar 5. Logo obat keras.............................................................................
10 Gambar 4. Logo obat bebas terbatas...............................................................
8 Gambar 3. Logo obat bebas............................................................................
92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner untuk uji bahasa..................................................... 105 Lampiran 2. Kuesioner untuk pengambilan data......................................... 108 Lampiran 3. Panduan wawancara terstruktur.............................................. 112 Lampiran 4. Contoh kuesioner uji bahasa yang sudah diisi responden....... 113 Lampiran 5. Informed consent yang sudah diisi responden ...................... 115 Lampiran 6. Kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.......................... 116 Lampiran 7. Kuesioner yang pengisiannya dibantu peneliti....................... 118 Lampiran 8. Hasil wawancara dengan responden....................................... 120 Lampiran 9. Hasil wawancara apoteker....................................................... 121 Lampiran 10. Surat ijin penelitian dari apotek Kimia Farma........................ 124 Lampiran 11. Surat ijin penelitian dari apotek Pelengkap Kimia Farma
RSUP Dr. Sardjito................................................................... 125
Lampiran 12. Obat tetes mata yang tersedia di Apotek Pelengkap Kimia
Farma RSUP Dr. Sardjito........................................................ 126
Lampiran 13. Hasil kuesioner........................................................................ 129 Lampiran 14. Daftar tabel sesuai kunci jawaban kuesioner.......................... 132 Lampiran 15. Hasil wawancara terhadap responden yang membeli obat
tetes mata................................................................................ 135
INTISARI
Penggunaan obat tetes mata merupakan salah satu upaya masyarakat untuk mengatasi gangguan pada mata. Diperlukan peran serta farmasis dalam pemberian informasi obat. Peran tersebut diantaranya menjamin tersedianya obat-obatan yang berkualitas dan tersedianya pelayanan informasi obat di apotek. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui serta mengevaluasi ketersediaan dan perilaku penggunaan obat tetes mata pada pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang berbentuk survei. Pengambilan sampel dilakukan secara kuota non random dengan pengisian kuesioner oleh responden serta melakukan wawancara kepada responden dan apoteker. Data kuesioner dianalisis dengan perhitungan persentase dan data wawancara disajikan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan obat tetes mata di Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito adalah 77,0% dalam kemasan botol, 78,0% golongan obat keras, serta terbanyak merupakan golongan antiseptik dan antiinfeksi mata (28,4%). Informasi yang diberikan apoteker terkait penggunaan obat tetes mata meliputi aturan pemakaian, mata yang harus diteteskan, dan jumlah tetesan yang harus diberikan. Perilaku responden terhadap penggunaan obat tetes mata adalah baik. Perilaku responden dikatakan baik bila persentase jawaban yang diberikan adalah >75%. Hasil penelitian menunjukkan pada aspek pengetahuan 75,4% responden menjawab benar. Pada aspek sikap 86,7% responden menjawab benar, dan pada aspek sikap 87,2% responden menjawab benar.
Kata Kunci : penggunaan, obat tetes mata, farmasis, informasi obat
ABSTRACT
The use of eye drops is one of the public effort to prevent an eyes destruction. It needs the pharmacist roles in delivering. The drug information within guarantee the avaibility of quality drugs and handle the consultation services at pharmacy. The research aims to find out and evaluate the avaibility and the use of eyes drop in customers at Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito.
The research uses observational research with quota non-random-sampling through questionnaries and interviews to respondents. The questionnaries data are analyzed by percentage calculate the respondents answer and the interviews data present in descriptive forms.
This research result is eye drops available at Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr. Sardjito are 77,0% in bottle package, 78,0% hard drug type, and the other are antiseptic and eyes antiinfection (28,4%). The information provide by the pharmacist related to the direction use, ammount of drops should be given, and its only for an eyes use. Commonly, The respondent attitude are said good.
The respondent attitude are said good, if percentage the behavior of the answer is >75%. The result showed by the percentage of respondents right answers much more than the wrong answers which are knowledge aspects (75,4%), attitude aspects (86,7%), and actions aspects (87,2%).
Key Words : usage, eye drops, pharmacist, drug information
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Obat tetes mata merupakan sediaan steril yang berupa larutan atau suspensi,
digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979). Efek yang diharapkan adalah pengobatan lokal misalnya pada mata merah, gatal, dan iritasi. Obat tetes mata yang tersedia di pasaran terdapat dalam 3 golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras.
Gencarnya promosi obat bebas melalui iklan baik di media cetak maupun media elektronik, mendorong masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri (Keperawatan kita, 2009). Pengobatan sendiri menjadi salah satu cara untuk melakukan upaya kesehatan yang dilakukan oleh seseorang (Sartono, 1993).
Prevalensi pengobatan sendiri di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 24,1% dan di Provinsi DIY pada tahun 2005 sebesar 87,73% (Kristina, Prabandari, Sudjaswadi, 2008). Tindakan pengobatan sendiri dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional. Obat yang dipilih harus tepat dan benar cara penggunaannya seperti aturan pemakaian, cara pemberian, pengaturan dosis yang sesuai dengan pemakaiannya, dan waspada terhadap kemungkinan efek samping yang tidak diinginkan (Wulandari, 2008).
Terkadang masyarakat kita menggunakan obat yang baik dengan cara yang menyembuhkan. Oleh karena itu, agar berkhasiat obat harus digunakan dengan benar (Wibowo, 2010).
Penggunaan obat tetes mata di masyarakat sangat populer, di Amerika Serikat sendiri lebih dari 15 juta botol tetes mata terjual setiap tahunnya (Martin, 2010). Pemilihan obat tetes mata untuk mengatasi gangguan pada mata juga harus tepat dan sesuai dengan penyakit yang akan diobati karena obat tetes mata terdiri dari beberapa jenis dengan indikasi yang berbeda (Dodi, 2010).
Melakukan pengobatan sendiri pada penyakit mata tidak selalu aman dan perlu diwaspadai karena tidak semua kelainan dan penyakit mata sama obatnya.
Salah satu persepsi yang salah oleh masyarakat tentang penggunaan obat tetes mata adalah anggapan masyarakat bahwa semua obat tetes mata bisa untuk mengobati semua mata merah (Nurhida, 2009).
Di Indonesia ditemukan 15 pasien usia produktif menderita glaukoma, padahal glaukoma biasanya menyerang seseorang yang usianya diatas 40 tahun karena menggunakan obat tetes mata yang mengandung steroid secara terus- menerus tanpa resep dokter (Nisya, 2010). Glaukoma menyebabkan tekanan pada bola mata menjadi tinggi. Tekanan bola mata yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan yang terletak di dalam bola mata sehingga dapat menyebabkan kebutaan (Hyas, 2004).
Penelitian terkait obat tetes mata adalah terdapat 20 pasien katarak yang menggunakan obat tetes mata. Dari hasil evaluasi, jumlah tetesan selama 14 hari adalah 70 tetes tetapi dosis rata-rata yang diterima pasien hanya 33 tetes sehingga yang sering terjadi pada penggunaan obat tetes mata adalah ketidakmampuan pasien untuk meteteskan dari botol secara langsung menuju ke mata, sehingga menyebabkan banyaknya tetesan yang hilang (36%), kesulitan mengeluarkan tetesan dari botol (20%), dan ketidakmampuan membaca label di botol sebesar 14% (Sleath, Robin, Covert, Byrd, Tudor, Svarstad, 2006).
Penggunaan suatu obat merupakan bagian dari pemberian informasi obat. Apoteker berperan aktif dalam meningkatkan pengobatan yang rasional bagi pasien dengan ataupun tanpa resep dokter. Peran tersebut diantaranya adalah menjamin tersedianya obat-obatan yang berkualitas dan juga menjamin tersedianya pelayanan konsultasi obat di apotek (Handayani dan Satibi, 2006).
Apotek Kimia Farma merupakan apotek terkenal yang memiliki visi menjadi perusahaan dengan jaringan layanan farmasi yang terkemuka di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut, misi Apotek Kimia Farma salah satunya adalah memberikan solusi jasa layanan kefarmasian bagi konsumen. Di Yogyakarta, terdapat 9 Apotek Kimia Farma yang salah satunya berada di rumah sakit. Apotek Pelengkap Kimia Farma (Apotek KF) merupakan salah satu apotek penunjang pelayanan medik yang berada di RSUP Dr. Sardjito di bawah tanggung jawab PT. Kimia Farma Apotek. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengadakan survei penelitian mengenai penggunaan obat tetes mata dengan subjek penelitian pengunjung Apotek KF RSUP Dr. Sarjito di loket Instalasi Rawat Jalan (IRJ). Penelitian ini juga melihat ketersediaan obat tetes mata yang ada di seluruh loket Apotek KF RSUP Dr. Sardjito untuk mengetahui golongan
1. Permasalahan
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Berapakah persentase ketersediaan obat tetes mata di Apotek KF RSUP Dr.
Sardjito?
b. Informasi apa saja yang diberikan oleh apoteker terhadap responden di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito?
c. Bagaimana perilaku penggunaan obat tetes mata oleh responden Apotek KF RSUP Dr. Sardjito berdasarkan kuesioner dan wawancara yang diberikan saat penelitian berlangsung?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Ketersediaan dan Perilaku Penggunaan Obat Tetes Mata Pada Pengunjung Apotek Pelengkap Kimia Farma RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Juni – Juli 2010 belum pernah dilakukan dan belum ditemukan penelitian terkait di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa penelitian yang pernah peneliti telusuri terkait obat tetes mata antara lain:
a. Mass Treatment of Trachoma with Azithromycin 1,5% Eye Drops in the
Republic of Cameroon: Feasibility, Tolerance and Effectiveness (Huguet, Bella, Einterz, Goldschmidt, Bensaid, 2010).
b. Microbial Contamination of Preservative Free Eye Drops in Multiple Aplication Containers (Rahman, Tejwani, Wilson, Butcher, Ramaesh, 2006).
c. Evaluation of an Extended Period of Use for Preserved Eye Drops in Hospital Practice (Livingstone, Hanlon, Dyke, 1998).
Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah ada dalam hal metode. Metode yang digunakan peneliti adalah metode non-eksperimental, dengan rancangan penelitian deskriptif, dan jenis penelitian survei observasional.
Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner serta panduan wawancara. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi perilaku penggunaan obat tetes mata oleh responden dan melihat ketersediaan obat tetes mata di Apotek KF, serta informasi obat yang diberikan apoteker di Apotek KF.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi di bidang kesehatan, klinik, dan komunitas mengenai ketersediaan serta penggunaan obat tetes mata secara tepat di masyarakat.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk: 1) dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak apotek untuk melakukan evaluasi terhadap ketersediaan obat tetes mata di apotek.
2) diharapkan apoteker di apotek dapat meningkatkan pelayanan informasi obat kepada pengunjung apotek terkait penggunaan obat yang tepat sehingga dapat memotivasi pengunjung untuk menggunakan obat secara benar dan sesuai. 3) membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait perilaku penggunaan obat tetes mata secara tepat.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi ketersediaan dan penggunaan obat tetes mata terhadap responden Apotek KF RSUP Dr.
Sardjito.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui persentase ketersediaan obat tetes mata yang terdapat di Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.
b. Mengetahui informasi yang diberikan oleh apoteker kepada responden Apotek KF RSUP Dr. Sardjito.
c. Mengetahui perilaku penggunaan obat tetes mata oleh responden Apotek KF berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang diberikan saat penelitian berlangsung.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKAA. Mata
Gambar 1. Anatomi Mata Manusia (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia,
2009)
Mata merupakan organ penglihatan yang sangat kecil dan amat halus. Organ penglihatan tersebut terdiri atas:
1. Bola mata (bulbus oculi) dengan saraf optik (nervus opticus) Bola mata mempunyai selaput yang terdiri atas 3 lapisan, yaitu: lapisan luar yang sangat kenyal dan kuat yang disebut selaput putih (sklera); lapisan di bawahnya atau lapisan tengah yang mengandung banyak pembuluh darah yang disebut selaput hitam (koroid). Di bawah selaput hitam itu terdapat lapisan dalam yang mengandung jaringan saraf yang disebut sebagai selaput jala (retina). Bagian depan dari selaput bola mata terdapat lapisan luar yang sangat bening, yang disebut selaput bening (kornea). Selaput putih di belakang selaput bening itu ditutupi di atasnya oleh selaput mata (konjungtiva). Selaput mata yang sedangkan yang menutupi kelopak mata bagian dalam disebut konjungtiva palpebral (Oka, 1993).
2. Alat penunjang (Adnexa)
a. Kelopak mata (palpebra) Kelopak mata terdiri atas kelopak mata atas (palpebra superior) dan kelopak mata bawah (palpebra inferior). Di tepi kelopak mata terdapat bulu mata (Oka, 1993).
b. Kelenjar air mata (tear gland)
Gambar 2. Anatomi Sistem Lakrimal (Florence and Siepmann, 2009)
Air mata mengalir ke dalam pungta atas (superior lacrimal puncta) dan pungta bawah (inferior lacrimal puncta) dan kemudian ke dalam sakus
lakrimalis melalui kanalikuli atas dan bawah. Duktus nasolakrimalis berjalan
dari sakus ke hidung. Drainase air mata merupakan suatu proses aktif. Tiap kedipan kelopak mata membantu memompa air mata melalui sistem ini (James, Chew, Bron, 2006). c. Otot penggerak bola mata Otot penggerak bola mata banyaknya ada enam buah, yaitu empat buah otot lurus (otot rektus) dan dua buah otot miring (otot oblikus). Empat buah otot rektus yaitu: rektus superior, rektus inferior, rektus medial dan rektus
lateral. Dua buah otot miring yaitu: oblikus superior dan inferior (Oka, 1993).
3. Rongga orbita (cavum orbitae) Rongga orbita berbentuk piramid dengan puncaknya di belakang, basisnya di depan dan dinding samping. Dinding rongga orbita terdiri atas tulang orbita. Di antara bola mata dan dinding orbita di dalam rongga orbita terdapat jaringan lemak dan jaringan ikat yang melindungi bola mata dari bahaya benturan yang datangnya dari luar (Oka, 1993).
B. Obat
1. Definisi
Obat merupakan substansi yang dapat mempengaruhi fungsi dari sel-sel hidup, digunakan dalam dunia kesehatan untuk menyembuhkan, mencegah terjadinya penyakit dan ketidakstabilan tubuh, serta memperpanjang hidup seseorang atau pasien (Wibowo, 2010).
2. Penggolongan obat
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/MenKes/Per/VI/2000, penggolongan obat di Indonesia terdiri dari: obat bebas, obat bebas terbatas, obat a. Obat bebas Menurut KepMenKes RI No. 2380/A/SK/VI/1983 menyatakan bahwa
“obat bebas adalah obat yang dapat diserahkan kepada pasien tanpa resep, yang pada etiket wadah dan bungkus luar atau kemasan terkecil dicantumkan secara jelas tanda khusus yang mudah dikenali. Pasal 3 ayat 1 menyatakan tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam”.
Gambar 3. Logo obat bebas
b. Obat bebas terbatas Obat bebas terbatas merupakan obat yang dalam jumlah tertentu masih dapat dibeli di apotek, tanpa resep dokter, dan pada kemasannya terdapat logo lingkaran berwarna biru (Muchid, Umar, Chusun, Supardi, Sinaga, Azis, dkk., 2006).
Gambar 4. Logo obat bebas terbatas
c. Obat Wajib Apotek (OWA) Menurut KepMenKes RI No. 347 tahun 1990 menyatakan bahwa
“Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di apotek”. Menurut KepMenKes RI No. 1027 tahun 2004,
“Apoteker harus memberikan informasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri sesuai dengan kewenangannya. Kewajiban apoteker di apotek dalam melayani pasien yang memerlukan OWA adalah:
1) memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebutkan dalam OWA yang bersangkutan.
3) memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien”.
d. Obat keras Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter (Muchid, dkk., 2006). Menurut KepMenKes RI No. 2396/A/SK/VIII/86 tentang tanda khusus obat daftar G yang terkait dengan obat keras:
1) “pasal 3 ayat 1 menyatakan tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi”. (Menteri Kesehatan, 1986)
Gambar 5. Logo obat keras
2) “obat keras mudah menimbulkan keracunan, memiliki efek samping dan interaksi yang berbahaya. Dari segi keamanan, obat keras ini belum terjamin keamanannya dalam kehamilan dan bila cenderung disalahgunakan dapat menjadi pencetus kanker, mutasi gen dan kerusakan janin”. (Menteri Kesehatan, 1986)
e. Narkotika Menurut Undang-undang No. 35 tahun 2009, menyatakan bahwa
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan”.
f. Psikotropika Menurut PerMenKes No. 688/MenKes/Per/VII/1997, menyatakan bahwa
“Psikotropika didefinisikan sebagai zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”.
3. Penyimpanan obat
Masa penyimpanan dari semua jenis obat adalah terbatas karena semakin lama disimpan, obat akan terurai secara kimiawi karena adanya pengaruh cahaya, udara, dan suhu, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya khasiat obat. Kerusakan obat terkadang tidak ditandai dengan tanda-tanda yang jelas.
Proses perubahan ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk dan bau obat mungkin tidak berubah, tetapi kadar zat aktifnya sudah banyak berkurang atau jika lebih buruk lagi zat aktifnya dapat terurai membentuk zat-zat beracun. Pengurangan kadar zat aktif dapat diketahui dengan analisis laboratorium (Tan dan Raharja, 2010).
Pada penggunaan obat tetes mata, diharapkan membuang botol tetes mata pada waktu yang direkomendasikan. Kecuali ada keterangan lain, biasanya 4 minggu setelah pertama kali botol dibuka. Oleh karena itu, sebaiknya mencatat tanggal waktu pada saat pertama kali membuka botol sehingga dapat dengan mudah mengingat kapan obat tetes mata tidak dapat digunakan lagi (Widayanti, 2007).
4. Aturan penyimpanan obat
Untuk memperlambat terjadinya penguraian, maka penyimpanan obat sebaiknya dilakukan pada tempat sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari cahaya, lembab, dan panas (Tan dan Raharja, 2010). Farmakope Indonesia (FI)
IV menyatakan bahwa wadah tertutup rapat harus dapat melindungi isi dari masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan, distribusi dan harus dapat ditutup rapat kembali.
Penyimpanan di tempat terlindung cahaya yang dimaksud dalam FI IV adalah wadah tidak tembus cahaya. Wadah tidak tembus cahaya yaitu wadah yang harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dan dibuat dari bahan khusus yang dapat menahan cahaya.
Tabel I. Aturan Penyimpanan Obat Menurut FI IV (Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995)
Aturan penyimpanan Suhu penyimpanan
Dingin tidak lebih dari 8° C
Lemari pendingin antara 2° dan 8° C Lemari pembeku antara -20° dan -10° Csuhu antara 8° dan 15° bila perlu disimpan
Sejuk dalam lemari pendingin. Suhu kamar antara 15° dan 30°
Hangat antara 30° dan 40°
Panas berlebih Di atas 40°